Anda di halaman 1dari 4

Empat dimensi brand equity ;

1. Kesadaran Merek (Brand Awareness) yaitu kemampuan pelanggan untuk mengenali


atau mengingat kembali sebuah merek dan mengaitkannya dengan satu kategori produk
tertentu.
Pada kasus Toyota Kesadaran Merek dapat dilihat pada paragraph 1 yang menyatakan
bahwa Toyota telah berhasil mempertahankan gelarnya sebagai merek mobil paling
berharga di dunia dalam peringkat BrandZ™ Top 100 Most Valuable Global Brands 2017,
sebuah laporan komprehensif yang menganalisis puluhan ribu merek di seluruh dunia.
Studi ini dirilis oleh peneliti pasar Kantar Millward Brown

2. Persepsi Kualitas (Perceived Quality) yaitu menggambarkan respons keseluruhan


pelanggan terhadap kualitas dan keunggulan yang ditawarkan merek.
Pada artikel persepsi kualitas (Perceived Quality) pada Toyota yaitu pada paragraph ke 3
yaitu Toyota dipandang sebagai merek yang dapat diandalkan dan bernilai kualitas.

3. Asosiasi Merek (Brand Associations) yaitu berkenaan dengan segala sesuatu yang terkait
dalam memori pelanggan terhadap sebuah merek.
Asosiasi Merek (Brand Associations) pada Toyota dalam artikel diketahui pada
paragraph pertama dan ketiga yang menjelaskan tentang Top brand Index Toyota yang
tinggi serta persepsi customer tentang kualitas produk dari toyota.

4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty) yaitu komitmen kuat dalam berlangganan atau membeli
kembali suatu merek secara konsisten di masa mendatang.
Loyalitas merek (Brand Loyalty) dalam artikel tersebut terdapat pada peragraf ke 3 yaitu
Bahkan ketika sedang mengalami masalah penarikan kembali, pengguna berkata, "Apa
yang diributkan, mobil saya baik-baik saja" Toyota telah memberikan nilai yang luar
biasa selama bertahun-tahun.
Manfaat Brand Equity dan 5 Tahapan Membangunnya

Manfaat :

1. Membangun loyalitas konsumen

Ekuitas merek yang positif dan mencapai tingkatan yang tinggi bisa membuat pelanggan
setia dan tidak mau beralih ke merek lain, meskipun sebenarnya merek lain ada yang
lebih berkualitas.

2. Membuat konsumen lebih toleran

Seperti halnya membangun hubungan dengan pasangan, ketika pasangan sudah sangat
jatuh cinta, kesalahan yang dilakukan oleh pasangan bisa dengan mudah dimaafkan.
Demikian pula dengan ekuitas merek yang sudah dibangun dengan baik. Sedikit
kesalahan pada produk yang disediakan oleh perusahaan biasanya tidak akan
dipermasalahkan oleh pelanggan yang setia. Tapi jika kepuasan pelanggan menurun
secara terus menerus, ekuitas merek yang sudah dibangun juga bisa menurun.

3. Harga premium

Ada pelanggan setia yang rela membayar dengan harga yang lebih mahal, hal ini karena
pelanggan sudah mempercayai produk tersebut. Perusahaan pun bisa menaikkan harga
dan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

4. Meningkatkan penjualan produk lain

Saat seorang konsumen sudah menyukai salah satu produk dan merasakan kualitasnya,
konsumen tersebut bisa jadi akan menggunakan produk lain yang disediakan oleh
perusahaan yang sama. Misalnya, para pengguna iPhone yang mempercayai brand
Apple tertarik untuk membeli iPod, Mac, dan produk lain dari perusahaan yang sama
karena sudah mempercayai keamanan dan privasi yang diberikan perusahaan tersebut.

5. Brand equity menarik karyawan yang berkualitas

Bukan hanya konsumen saja yang tertarik untuk menggunakan produk dari suatu
perusahaan. Bahkan banyak orang akan tertarik untuk bekerja di perusahaan tersebut
karena reputasi merek yang sudah terkenal. Karena minat para pelamar kerja
meningkat, perusahaan bisa lebih leluasa dalam memilih. Perusahaan bisa menjaring
SDM yang benar-benar berkualitas dari sekian banyak orang yang melamar pekerjaan.

6. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan

Manfaat lain yang bisa dirasakan oleh perusahaan dengan adanya ekuitas merek adalah
meningkatnya revenue. Kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung pada ekuitas
merek yang disertai dengan pembaruan sehingga para pelanggan tidak akan bosan
menggunakan produk yang disediakan.

5 Tahapan Membangunnya:

1. Brand awareness untuk membangun identitas merek

Tahapan pertama ini adalah memperkenalkan konsumen pada brand yang disediakan.
Hal ini sangat berhubungan dengan seberapa terkenal dan familiar produk tersebut
dalam ingatan konsumen.
Ketika konsumen ditanya tentang suatu produk dengan merek tertentu, konsumen
harus mengingat merek dari perusahaan tersebut. Brand awareness bisa dilakukan
dengan menempatkan produk di banyak tempat sehingga konsumen akan selalu
melihatnya.

2. Mengkomunikasikan nilai suatu merek

Identitas dari suatu merek juga harus mempertimbangangkan nilai yang diusung oleh
konsumen. Biasanya, konsumen akan lebih mudah dalam membangun ikatan dengan
suatu merek jika nilai yang dimiliki oleh merek tersebut sama dengan nilai yang
dipegang oleh konsumen.
Contohnya, seorang konsumen yang mencintai lingkungan akan tertarik untuk
menggunakan produk dari perusahaan yang juga mengusung nilai ramah lingkungan.

3. Membangun persepsi yang positif


Tahapan selanjutnya dalam membangun brand equity adalah membangun persepsi
yang positif terkait dengan kualitas dari suatu produk. Identitas yang kuat tanpa disertai
produk yang berkualitas tidak akan membuat konsumen merasa puas.
Produk dengan kualitas yang lebih tinggi akan mempertahankan ekuitas merek untuk
jangka waktu yang lebih lama.

4. Menerapkan strategi marketing terbaik

Cara membangun ekuitas merek yang berikutnya adalah menerapkan pendekatan


marketing yang paling jitu. Hal ini berhubungan erat dengan kriteria atau karakteristik
konsumen, terutama konsumen yang ditargetkan.
Pemasaran merek harus dilakukan dengan menggunakan strategi terbaik. Memilih
media yang paling efektif, membuat iklan yang paling sesuai, menghadirkan promo yang
paling pas, dan berbagai cara lain bisa dilakukan untuk menarik perhatian konsumen.

5. Membangun ikatan yang kuat dengan konsumen

Selalu libatkan konsumen setiap kali perusahaan harus membuat suatu keputusan.
Misalnya, ketika perusahaan akan membuat produk baru, perusahaan perlu
mempertimbangkan review yang diberikan oleh konsumen serta apa saja yang
dibutuhkan oleh konsumen.
Perusahaan memang tidak bisa memenuhi semua kebutuhan konsumen, tapi paling
tidak perusahaan mau mendengarkan konsumen dalam mengembangkan produk dan
perusahaan. Hal yang sulit dilakukan ini akan menghasilkan ikatan yang kuat dengan
konsumen jika bisa tercapai.

Anda mungkin juga menyukai