MODUL
MODUL
10
10
3 SKS
Dosen: A. Judhie Setiawan, M.Si
Tujuan instruksional: Setelah selesai pembahasan materi ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami
konsep hubungan (relationship) yang dikembangkan melalui merek.
Brand (Merek)?
Nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal
tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari
seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk
pesaing – American Marketing Association (Philip Kotler, Edisi
Milenium,2000).
Merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimilikinya di pasar.
Pada satu sisi ada merek yang tidak dikenal oleh sebagian besar pembeli di
pasar. Kemudian, ada merek yang terhadapnya pembeli memiliki tingkat
kesadaran merek (brand awareness) yang tinggi. Di atas itu terdapat merek
yang memiliki tingkat penerimaan merek (brand acceptability) yang tinggi.
Kemudian, ada merek yang menikmati preferensi merek (brand preference)
yang tinggi. Akhirnya, ada merek yang memiliki tingkat kesetiaan merek
(brand loyalty) yang tinggi.
Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tak
ternilai. Merek mempunyai peran strategis yang penting dengan menjadi
pembeda antara produk yang ditawarkan suatu perusahaan dengan merek-
merek saingannya.
Citra merek yang kuat memungkinkan pabrikan meraih kepercayaan
langsung dari para pengecer dan pedagang perantara di pasar. Dari perspektif
4. Brand Relationship
Brand relationship terkait dengan seberapa jauh perusahaan dapat
memberikan rangsangan kepada para pelanggan agar lebih aktif
melakukan kontak atau berinteraksi dengan sebuah merek. Contohnya
adalah program frequent flyer yang diselenggarakan oleh perusahaan
penerbangan, atau loyalty card yang dikembangkan oleh perusahaan
ritel.
Jika perusahaan mampu menciptakan pengalaman positif ketika
pelanggan berinteraksi (berhubungan) dengan sebuah merek, hal ini
dapat memberikan rangsangan kepada pelanggan untuk melakukan
pembelian ulang dan akhirnya akan meningkatkan brand loyalty.
Banyaknya pembelian ulang akan menyebabkan semakin
banyak orang melihat bahwa merek tersebut dikonsumsi atau
digunakan. Akibatnya, semakin banyak konsumen mencari merek
5. Brand Community
Brand community didefinisikan sebagai hubungan atau keterikatan di
antara para pelanggan terhadap suatu merek. Titik kritis dari program
ini adalah seberapa jauh perusahaan dapat mengelola kontak yang
terjadi antara pelanggan dengan mereknya, pelanggan dengan
perusahaan, pelanggan dengan produk/layanan ketika digunakan, dan
diantara para pelanggan sendiri.
Salah satu cara yang sering dilakukan adalah mengundang para
pelanggan untuk menghadiri suatu acara yang disponsori oleh
perusahaan. Sebagai contoh, jaringan toko buku QB World Book
mengundang para anggotanya untuk hadir dalam diskusi buku-buku
baru atau diskusi dengan topik-topik khusus dan menghadiri pemutaran
film yang dilanjutkan dengan diskusi mengenai film tersebut.
Program semacam ini berpengaruh kuat terhadap penciptaan
ikatan emosi pelanggan dengan merek. Penelitian yang dilakukan oleh
McAlexander dan kawan-kawan (2002) terhadap pemilik Jeep
menunjukkan, bahwa keberhasilan Jeep bukan semata-mata karena
kualitas produk yang dimilikinya melainkan juga karena pengalaman
positif pelanggan ketika membeli dan menggunakan mobil tersebut,
ataupun menghadiri acara yang diselenggarakan oleh perusahaan.
Kesadaran Merek
Karakteristik Merek
Kepribadian Merek
Hubungan Merek
Daftar Pustaka