Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Brand Association

2.1.1 Pengertian Brand Association


Individu melihat suatu barang terhubung dengan produk tertentu, kesan brand
association terkait dengan ingatannya. Objek yang dipermasalahkan bisa berupa nama merek,
logo produk, atau bahkan perasaan yang akan dimiliki pelanggan saat terlibat dengan item
tersebut. Bekerja bolak-balik adalah filosofi panduan Brand association. Secara sederhana,
pembeli akan sangat cepat mengidentifikasi merek Anda dengan hal-hal yang sebanding jika
suatu produk sudah memiliki merek yang kuat. Sebaliknya, jika pelanggan ini
mempertimbangkan suatu produk, ada kemungkinan merek Anda akan menjadi salah satu
pilihan utama mereka.

Para ahli telah memberikan beberapa arti istilah "brand association" dalam buku dan
majalah, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: Rangkuti (2002:43) mengatakan Semua
aspek yang berkaitan dengan memori merek disebut sebagai brand association. Asosiasi
memiliki kemampuan untuk mengekspresikan merek perusahaan dan relevan dengannya
berdasarkan pengalaman.

Antara lain, brand association menambah nilai bagi bisnis dan pelanggan dengan
memberikan informasi tentang merek, membedakan satu merek dari yang lain, mempengaruhi
bagaimana fakta tentang merek ditafsirkan oleh konsumen, memfasilitasi proses pembelian
kembali suatu produk, mendorong perasaan positif terhadap produk subjek , dan berfungsi
sebagai dasar untuk perluasan merek. Aspek pikiran, perasaan, persepsi, gambaran,
pengalaman, ide, dan sikap semuanya memiliki peran dalam brand association.

Aset yang dapat menambah nilai tersendiri dalam perspektif konsumen adalah brand
association. Sumber daya yang mereka sediakan dapat membantu pelanggan mengevaluasi,
menganalisis, dan menyimpan data tentang barang dan merek ini. Brand association dapat
mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam mengambil keputusan berdasarkan pengalaman
masa lalu dalam penggunaan atau hubungan erat dengan berbagai karakteristik merek.
(Durianto, 2001: 6)

2.1.2 Indikator Brand association

7
Konotasi merek yang paling kuat (Durianto et al., 2001) sering dikaitkan dengan hal-
hal berikut:

1. Product Attributes (atribut produk)

Atribut produk akan menyoroti ciri-ciri tertentu dari produk, meningkatkan persepsi produk
sebagai merek dengan serangkaian ciri-ciri tertentu. Karakteristik ini meliputi reputasi produk,
kemasan, keunggulan, harga, dan rasa. Pengemasan beberapa item berfungsi sebagai pengingat
kepada konsumen akan produk sekaligus menjaga produk sasaran. Pelanggan akan lebih
mudah membedakan barang-barang tersebut dengan lebih cepat berkat pilihan warna, bentuk,
dan model kemasan, seperti warna standar minuman energi tambahan joss (kuning), gudang
garam merah, bentoel biru, jarum coklat, dan biru. air minum dalam kemasan transparan, antara
lain. Konsumen akan mengkonsumsi dan menikmati keunggulan suatu produk sesuai dengan
tuntutannya; sering kali, orang mengantisipasi manfaat yang lebih besar dari suatu produk,
seperti rasa dan kualitas yang mereka inginkan melebihi harga yang mereka bayar. Untuk
mempertahankan reputasi produk, kapasitas produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
akan memberikan nilai pada produk dengan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap
produk.

2. Customer’s Benefit (manfaat bagi pelanggan)

Produk bermerek, akan lebih mudah bagi pelanggan untuk menemukannya ketika mereka
membutuhkannya berdasarkan fitur dan keunggulan yang mereka inginkan. Konsumen yang
akrab dengan suatu produk akan langsung memahami kegunaannya (nilai guna) dengan
deskripsi singkat yang tertera pada kemasan.

3. Relative Price (harga relatif)

Konsumen akan menilai suatu produk lebih dari sekedar kegunaannya; mereka juga akan
mengevaluasi harga tinggi dan rendah suatu produk dalam kaitannya dengan apakah produk
tersebut bermerek atau tidak. Semakin mahal nilai harga produk yang ditetapkan, semakin
eksklusif produk tersebut. Contohnya mobil Mercedez Benz, seri Lamborghini terbaru, seri
jam tangan Rolex, Hugo's Clothing, Palolo, dan lain-lain, semakin mahal semakin banyak
dicari. Untuk produk lain yang telah dicitrakan dengan cara ini, berapapun harga yang
ditetapkan akan dipersepsikan secara positif oleh konsumen.

4. User Customer (pengguna atau pelanggan)

8
Pelanggan terkadang mengasosiasikan produk merek tertentu dengan fungsi yang
sama/identik, misalnya pompa air identik dengan Sanyo, sepeda motor identik dengan Honda,
mie instan identik dengan Indomie, dan mobil angkut identik dengan Daihatsu. Pelanggan
memiliki kebiasaan tertentu dalam memilih karakter produk yang sesuai dengan kebutuhannya
berdasarkan citra merek yang mereka miliki.

5. Celebrity person (orang terkenal)

Penempatan suatu produk sebagai pembeda dari barang-barang sebanding lainnya yang terkait
dengan orang dan kelas tertentu, seperti selebriti dan orang terkenal lainnya, akan ditentukan
oleh citra mereknya. Sebagai hasil dari penggunaan tokoh masyarakat terkenal sebagai Brand
Ambassador, merek semakin dikenal. Contohnya termasuk barang fashion tertentu yang
menggunakan David Beckham dan Cristiano Ronaldo, minuman energi yang menampilkan
Ade Rai, dan merek ponsel yang menampilkan Dedy Corbuzer. - nama.

6. Life style Personality (gaya hidup / kepribadian)

Produk yang dipilih berdasarkan koneksi merek mengungkapkan pelanggan yang


menunjukkan kepribadian tertentu sesuai dengan gaya hidup mereka. Gaya hidup berkorelasi
erat dengan preferensi konsumen, yang mewakili gaya hidup yang dirasakan jika konsumen
menggunakan produk tertentu untuk menjadi lebih sehat atau jika mereka menggunakan
produk tertentu yang mereka kaitkan dengan peningkatan kepercayaan diri. Misalnya, minum
Aqua membuat seseorang merasa segar dan sehat, mengendarai BMW membuat seseorang
merasa lebih percaya diri, dan mengenakan dasi Versace membuat seseorang merasa lebih
necis. Sepertinya semua orang kagum dengan penampilannya

2.2 Brand Ambassador

2.2.1 Pengertian Brand Ambassador


Para ahli telah menerbitkan definisi Brand Ambassador berikut dalam publikasi dan
buku ilmiah:

Menurut Shimp dalam Rennyta Yusiana dan Rifaatul Maulida (2015:2), endorser biasa
adalah orang yang mempromosikan perusahaan yang bukan anggota komunitas selebriti. Brand
ambassador memiliki kualitas terkenal, berpengetahuan, menarik, dan berpengaruh (kekuatan).

Menggunakan definisi yang diberikan oleh Soehadi, sebagaimana dikutip oleh Prawira
(2012), brand ambassador adalah seseorang yang menciptakan persepsi publik yang positif
terhadap suatu produk. Ini sering menjadi selebriti terkenal atau tokoh terkenal lainnya.

9
Perusahaan menggunakan Brand Ambassador sebagai sarana untuk mempengaruhi opini
konsumen dan menarik pelanggan baru. Memasukkan wajah terkenal ke dalam strategi
pemasaran produk dimaksudkan untuk memancing rasa ingin tahu konsumen dalam mencoba
barang tersebut.

Untuk lebih memperkuat gagasan ini, dijelaskan bahwa Brand Ambassador adalah
advokat yang kredibel untuk barang atau jasa perusahaan. Pada dasarnya, seorang brand
ambassador adalah figur publik terkenal yang mewakili perusahaan di benak konsumen.
Mereka adalah taktik periklanan yang dimaksudkan untuk melambangkan komersialisasi dan
komodifikasi suatu produk dan realisasi aspirasi individu dalam kemegahan manusia (Gita &
Setyorini, 2016)

2.2.2 Karakteristik Brand Ambassador

Menurut Rossiter dan Percy (Royan, 2004:15), brand ambassador memiliki


karakteristik yang dikenal sebagai VisCAP, atau visibility (popularitas), kredibilitas
(credibility), keahlian dan kepercayaan yang diberikan oleh sang bintang, atraksi (power), yang
memiliki tiga komponen, kesamaan (similarity), keakraban (familiarity), dan kesukaan
(liking), dan kekuatan terakhir, yaitu tingkat kekuatan selebriti untuk mempengaruhi.

2.2.3 Indikator Brand Ambassador

Menggunakan model VisCap, Rossiter dalam Kertamukti (2015, hlm. 70) menguraikan
karakteristik brand ambassador. VisCAP terdiri dari empat komponen: Visibilitas, Kredibilitas,
Daya Tarik, dan Daya.

1. Visibility (Popularitas) adalah ketenaran seorang selebriti di kalangan masyarakat umum


yang mewakili sebuah merek. Lebih banyak iklan untuk barang merek akan menjangkau lebih
banyak pelanggan karena lebih banyak duta besar yang dikenal masyarakat umum. Duta
populer juga seharusnya menunjukkan popularitas bisnis karena mereka berfungsi sebagai juru
bicara merek.

2. Kredibilitas adalah bakat selebriti dalam memenangkan pelanggan. Pesan yang


mempromosikan produk dikomunikasikan kepada publik yang lebih luas secara lebih efektif,
semakin banyak pengetahuan selebritas tersebut. Namun, selain masalah pengetahuan, citra
publik tentang pelanggan sebagai komunikator juga berperan dalam pengembangan
kredibilitas selebriti di mata masyarakat umum.

10
3. Daya tarik terdiri dari dua komponen: likability (pesona atau suka) dan kemiripan
(similarity). Sebagai pembawa iklan produk merek, Brand Ambassador harus memiliki
preferensi estetika yang sama dengan pelanggan di departemen keserupaan. Tujuannya adalah
untuk menarik perhatian pelanggan dan menciptakan hubungan emosional antara mereka dan
merek. Sedangkan kepribadian dan penampilan luar merupakan bagian dari likeability.
Pelanggan menciptakan persepsi yang baik tentang merek ke tingkat yang lebih besar ketika
mereka menyukai Brand Ambassador.

4. Power adalah kemampuan orang terkenal untuk membuat penasaran dan meyakinkan
pelanggan untuk membeli barang yang dijual. Meski produknya tetap sama, diharapkan
keberadaan brand ambassador akan meningkatkan minat konsumen terhadap barang-barang
perusahaan.

2.3 Penggemar Kpop

Penggemar Kpop digambarkan menyukai segala sesuatu yang ada di Korea Selatan,
termasuk boyband, girl band, musisi dari negara itu, masakan dari negara itu, tren mode, dan
produk perawatan kulit yang digunakan oleh pahlawan mereka. Mereka juga menyukai aspek
lain dari budaya Korea Selatan. Mereka dengan senang hati akan berpisah dengan uang mereka
untuk membeli barang-barang untuk menghormati pahlawan mereka.

Remaja dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, meniru budaya pop Korea Selatan
dalam berbagai cara, termasuk potongan rambut, fashion, aksesoris, dan interaksi sosial.
Korean Wave (Hallyu), sering dikenal sebagai budaya K-Pop, telah berhasil mempengaruhi
orang-orang di seluruh dunia. Remaja khususnya menyukai dan menyukai pakaian ala Korea
Selatan akhir-akhir ini karena terlihat menarik, ceria, bergaya, dan segala sesuatu mulai dari
kusam.

Keinginan memiliki kulit kaca seperti orang Korea Selatan adalah salah satu hal yang
ditiru oleh orang Indonesia, khususnya para wanita pujaan mereka yang berasal dari Korea
Selatan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa artis Korea Selatan semuanya dicirikan memiliki
kulit yang jernih dan kenyal sehalus kaca. Glass skin kini menjadi tren perawatan kulit yang
sangat populer bagi wanita. Demi mendapatkan kulit mulus para bintang K-Pop, mereka
berebut memanfaatkan produk perawatan kulit dari Negeri Ginseng itu. Misalnya, perusahaan
perawatan kulit Korea Selatan "nature public" mengalami pertumbuhan yang luar biasa,
khususnya di Indonesia. Selain berbasis di negara tersebut, "Nature Public" juga menampilkan
Exo, salah satu boy band paling terkenal di negara tersebut. Orang Indonesia buru-buru

11
membelinya untuk mengikuti perkembangan fashion dan karena senang bisa mendapatkan item
skincare yang digunakan oleh jagoan mereka.

2.3.1 Karakteristik Penggemar Kpop

Penggemar Kpop berbagi ciri-ciri berikut, antara lain:

1. Ingin selalu mencari tahu tentang idola

Seorang bintang Kpop akan mencari informasi tentang idolanya dengan segala cara, termasuk
melalui portal berita, akun media sosial resmi idolanya, dan beberapa metode lain yang
mengganggu privasi idolanya.

2. Akan membeli barang-barang yang digunakan oleh idola mereka / ketika idola mereka
menjadi Brand Ambassador.

Seseorang yang menyukai K-pop akan membeli barang-barang yang digunakan selebriti
mereka atau yang digunakan bisnis sebagai Brand Ambassador. Ini mungkin membuat
penggemar K-pop senang karena mereka bisa berpakaian seperti idola mereka.

2.4 Purchase Intention

2.4.1 Pengertian Purchase Intention


Konsumen sering menilai tahapan informasi yang diterima pada tahapan Purchase
Intent. Selain itu, mungkin dilihat sebagai kemungkinan bahwa pelanggan akan membeli
barang-barang tertentu. Para ahli telah menawarkan sejumlah definisi niat beli dalam jurnal
dan buku, termasuk:

Seorang individu akan melakukan pembelian setelah mengalami isyarat dan dorongan
dari luar, seperti yang diberikan oleh pemasaran, lingkungan sekitar, dan sebagainya
(Ambarwati, Sunarti, & Mawardi, 2015, hlm. 4). Sekali lagi, isyarat-isyarat ini akan membantu
pembeli menentukan apakah produk itu konsisten dengan kualitas pribadinya atau tidak.
Menurut sudut pandang yang berlawanan, Niat Pembelian adalah tindakan yang dilakukan
pelanggan sebelum melakukan pembelian. Pertimbangan tentang nilai produk dibuat setiap kali
seseorang mempertimbangkan untuk membeli barang itu. Semakin besar keuntungan di atas
biaya, semakin besar motivasi untuk membeli. Namun, jika keuntungannya tidak sebanding
dengan biayanya, orang cenderung tidak membuat komitmen untuk membeli. Telah
ditunjukkan bahwa

2.4.2 Indikator Purchase Intention

12
Menurut Ferdinand (2002) dalam Hidayat, Elita, dan Setiaman (2012, h. 6), indikator
Niat Beli dapat ditemukan dengan penilaian variabel sebagai berikut:

a. Minat Transaksional

Menurut Ferdinand (2002) dalam Hidayat, Elita, dan Setiaman (2012, h. 6), indikator Niat Beli
dapat ditemukan dengan penilaian variabel sebagai berikut:

b. Minat Rujukan

Keinginan untuk produk atau jasa.

b. Minat Referensial

Kecenderungan seseorang yang percaya suatu produk atau layanan berkualitas tinggi untuk
menjadikannya pilihan utama mereka.

c. Minat Preferensial

Disposisi seseorang yang sudah tertarik pada suatu produk atau jasa dan berusaha untuk
memperoleh semua informasi yang tersedia tentangnya.

2.5 Instagram Sebagai alat Pemasaran

2.5.1 Pengertian Instagram

Instagram merupakan platform jejaring sosial yang populer di berbagai belahan dunia,
termasuk Indonesia, di mana hampir setiap warga negara memiliki akun pribadi.

Para ahli telah mengajukan berbagai teori tentang Instagram dalam jurnal dan buku
ilmiah, antara lain:

Menurut Atmoko (2012), Instagram adalah aplikasi untuk berbagi gambar. Instagram
adalah bentuk media sosial yang dapat digunakan untuk memasarkan barang atau jasa, karena
mengharuskan pengguna untuk mengambil gambar, menerapkan filter digital, dan berbagi
dengan platform media sosial lainnya (termasuk Instagram itu sendiri).

Popularitas Instagram sebagai aplikasi berbagi foto, banyak pengguna yang telah
berinvestasi di bisnis online juga mempromosikan produknya melalui Instagram. Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa Instagram dapat dimanfaatkan untuk pemasaran
langsung.

2.5.2 Fitur Instagram

13
Miles (2019, hlm.16) mengidentifikasi fitur Instagram berikut yang umum digunakan
oleh penggunanya:

a. Keterangan

Dimungkinkan untuk menggunakan teks agar foto atau video yang kami unggah ke profil kami
dipahami oleh pengikut kami.

b. cerita

Instagram Story adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk membuat konten berupa
video atau foto yang akan dipublikasikan dalam bentuk “story” di profil pengguna Instagram
dan dapat dilihat oleh mereka yang mengikuti akun yang bersangkutan. Fitur ini dapat
digunakan untuk membuat konten yang akan dipublikasikan di Instagram.

c. IGTV

Fitur baru Instagram Tv memungkinkan pengguna untuk menonton video vertikal dan
memiliki durasi minimum 15 detik dan durasi maksimum 10 menit untuk akun reguler. Akun
terverifikasi, di sisi lain, dapat mengunggah video dengan durasi hingga satu jam.

2.5.3 Instagram sebagai Media Promosi

Pengguna akun bisnis di Instagram juga memiliki akses ke fitur yang disebut Profil
Bisnis, yang dapat membantu mereka mencapai tujuan pemasaran mereka. Menurut Miles
(2019, halaman 13), profil bisnis Instagram dapat memanfaatkan sejumlah fitur bermanfaat,
antara lain sebagai berikut:

a. Membuat Iklan

Orang-orang di dunia bisnis memanfaatkan fungsi ini sehingga mereka dapat mempromosikan
barang atau jasa dengan mendistribusikan konten menarik dalam bentuk gambar atau video.

b. Atur fungsi pos yang dapat dibeli

Ketika calon pembeli mengetuk tombol toko di layar, harga produk ditampilkan, dan mereka
diarahkan ke barang yang ingin mereka beli. Fitur ini digunakan oleh penjual atau pemilik akun
bisnis untuk menawarkan produk atau layanannya melalui unggahan foto dengan
menambahkan tombol toko.

14
c. Mengelola Konten Bermerek

Fitur ini meminta bantuan influencer Instagram untuk memberikan ulasan produk dan layanan
dengan mempostingnya dalam cerita Instagram mereka sendiri.

d. Menambahkan ajakan bertindak ke Profil Instagram Anda

Karena fitur ini, pelanggan dapat lebih mudah berkomunikasi dengan perusahaan dengan
mengirimkan pesan teks ke alamat email perusahaan yang disertakan dalam profil Instagram
mereka. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Instagram mampu memberikan dukungan bagi
pengguna akun bisnis yang bergerak dalam kegiatan pemasaran berdasarkan berbagai fitur dan
manfaat yang ditawarkan oleh Instagram. Selain itu, bisnis perlu mengetahui proses yang
terlibat dalam pemasaran produk di Instagram melalui kegiatan pemasaran media sosial.

2.6 Basis Teori Yang Digunakan

2.6.1 Teori AIDDA ( untuk variable Y)


AIDDA berisi huruf A, I, D, D, dan A, yang merupakan singkatan dari Attention, Interest,
Desire, Decision, dan Action. Dengan kata lain, AIDDA dapat diringkas sebagai berikut:

Agar konsumen dan calon konsumen brand kita terbuka untuk mempelajari atau ingin
memperhatikan apa yang kita tawarkan, agar mereka tertarik dengan penawaran yang kita buat,
dan agar mereka kemudian memiliki keinginan untuk menggunakan atau membeli produk dari
merek kami.

Menurut Effendy (2005:25), perhatian adalah suatu usaha yang harus diperoleh
komunikator kepada komunikan. Upaya ini dapat diperoleh komunikator melalui gaya bicara,
penampilan menarik, dan dengan kata-kata yang dapat merangsang rasa ingin tahu dan minat.
Teori AIDDA memberikan dasar untuk ide ini. Dapat dijelaskan secara lebih mendalam
berkenaan dengan aspek-aspek teori AIDDA berikut ini:

1. ATTENTION (Perhatian): keinginan seseorang untuk mencari dan mengamati sesuatu

2. INTEREST (Minat): keinginan akan informasi tambahan tentang sesuatu yang menarik
pelanggan.

3. DESIER (Desire): kerinduan batin yang bermanifestasi untuk sesuatu yang menarik
perhatian.

15
4. KEPUTUSAN (Decision): suatu tindakan untuk menunjukkan minat dan keyakinan
seseorang terhadap sesuatu.

5. TINDAKAN (Action): keputusan apakah akan membeli produk dibuat.

GAMBAR 2.6.1

PERHATIAN

INTEREST (MINAT)

DESIER (Keinginan)

KEPUTUSAN (Keputusan)

TINDAKAN

(Sumber: Effendy 2003)

AIDDA adalah proses psikologis yang terjadi di dalam diri seseorang. Sesuai dengan model
AIDDA, agar seseorang dapat melakukan tindakan, pertama-tama kita harus menarik perhatian
(attention) sebagai prasyarat terjadinya komunikasi yang efektif. Jika perhatian komunikasi
telah dikumpulkan secara efektif, upaya harus dilakukan untuk membangkitkan minat, yang
merupakan satu langkah di luar perhatian. Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang
merupakan titik awal terciptanya keinginan (desire) untuk melakukan suatu tindakan yang
diantisipasi oleh komunikator. Bagi komunikator, keinginan tidak ada artinya karena harus
diikuti dengan pilihan, yaitu keputusan untuk melakukan tindakan (aktivitas) seperti yang
diminta oleh komunikator. Bagi komunikator, keinginan tidak ada artinya karena harus diikuti
dengan pilihan, yaitu keputusan untuk melakukan tindakan yang diminta oleh komunikator.

16
2.6.2 Keunikan Brand association (untuk variabel X)

Karena berkaitan dengan pemahaman dan pengoperasian brand association itu sendiri,
saya menggunakan salah satu dimensi citra merek, yang berjudul Keunikan brand association,
untuk menganalisis variabel X. Tiga dimensi citra merek memungkinkan diferensiasi citra
merek di antara merek berbeda yang dievaluasi konsumen, meningkatkan kemungkinan merek
akan dibeli. Ketiga dimensi citra merek ini memungkinkan pengamatan hubungan antara
asosiasi yang dimiliki konsumen dengan merek dan citranya:

1. Favorability of brand association : Pelanggan berpikir bahwa merek suatu produk dapat
membantu mereka dengan menghasilkan produk yang sangat baik untuk jangka waktu yang
lama.

2. Strenght of brand association : adalah kekuatan yang dimiliki oleh hubungan merek produk
dengan ingatan konsumen. Itu semua bergantung pada bagaimana konsumen memproses
informasi. Semakin merek akan tertanam dalam pikiran dan hati pelanggan, semakin sering
mereka mempertimbangkan dan mengambil informasi produk yang mencerminkan hal itu.

3. Uniqueness of brand association : adalah keunikan suatu merek yang membedakannya


dengan merek lain dan memiliki citra yang berbeda dengan pesaing lainnya. Asosiasi ini juga
memberikan alasan kuat kepada konsumennya bahwa merek tersebut memiliki keunggulan
dibandingkan merek lain .

2.7 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual didalam penelitian in bergunak untuk gambaran visual mengenai


dasar pemikiran dalam penelitian yang sedang dilakukan. Berdasarkan hipotesisi yang akan
diteliti, adapun kerangka konseptual dari penelitian ini, seperti dibawah ini :

BRAND PURCHASE
ASSOCIATION INTENTION

(X) (Y)

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis studi mungkin dianggap sebagai solusi sementara untuk spesifikasi asli dari
topik penelitian. Menurut peneliti, hipotesis asosiatif digunakan dalam penelitian ini karena

17
peneliti masih mengandalkan solusi sementara dari rumusan masalah untuk menentukan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan hal tersebut, berikut adalah model
hipotesis penelitian :

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0: Dalam hipotesis ini dapat diartikan bahwa tidak ada pengaruh brand association terhadap
niat beli produk perawatan kulit Scarlet

H1 : Ada pengaruh brand association terhadap niat beli produk perawatan kulit Scarlett.

18

Anda mungkin juga menyukai