SKRIPSI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Analisis Ekuitas Merek
Susu Cair UHT (Ultra High Temperature) di Foodmart Plaza Ekalokasari Bogor”
adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
iv
RINGKASAN
Susu merupakan bahan pangan dan salah satu sumber protein hewani yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia karena mengandung nilai gizi cukup tinggi.
Perkembangan teknologi yang semakin maju pada saat ini menyebabkan adanya
perubahan pola konsumsi masyarakat dari susu bubuk ke susu cair. Peluang pasar
susu cair yang cukup besar di dalam negeri menjadi daya tarik bagi kelompok
perusahaan besar untuk masuk dan bersaing di dalamnya. dapat dilihat dari
banyaknya merek susu yang beredar, diantaranya adalah merek susu Ultra,
Indomilk dan Frisian Flag.
Persaingan antar produsen pengolahan susu ini tidak terlepas dari adanya
bermacam-macam merek dengan produk yang sama di pasar, maka peran dari
merek pun semakin penting sebagai atribut pembeda dari produk sejenis lainnya.
Peran dari merek ini sangat terkait dengan kepercayaan masyarakat selaku
konsumen terhadap suatu produk. Dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari,
seringkali ditemukan jenis konsumen yang keputusan membelinya lebih didorong
oleh merek yang akan dibelinya, hal ini disebabkan persepsi suatu produk dengan
produk lainnya dibenak konsumen tidak sama.
Oleh karena itu membangun persepsi konsumen harus dilakukan dengan
memiliki suatu ekuitas merek yang kuat. Semakin kuat ekuitas suatu produk,
maka semakin kuat pula daya tariknya dalam menarik minat konsumen agar
mengkonsumsi produk tersebut, dan adanya pemahaman mengenai ekuitas merek
ini sangat diperlukan untuk menyusun langkah-langkah strategis dalam
meningkatkan eksistensi merek dan dapat memberikan keunggulan bersaing bagi
suatu perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik umum
konsumen susu cair UHT dan menganalisis ekuitas merek susu cair UHT yang
terdapat di Foodmart Ekalokasari Plaza. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
secara sengaja yaitu di Foodmart Ekalokasari Plaza dikarenakan beberapa produk
susu cair UHT dijual di tempat tersebut. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
November 2009 sampai dengan Januari 2010.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
sekunder. Data primer meliputi data demografi responden dan pertanyaan-
pertanyaan mengenai elemen-elemen ekuitas merek. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu uji Reliabilitas (hoyt), uji Cochran, Importance
Performance Analysis (IPA) dan Brand Switching Patern Matrix. Pengisian
kuesioner dilakukan dengan mewawancarai langsung 100 responden yang
membeli susu cair UHT di Foodmart Ekalokasari Plaza tersebut, dengan asumsi
beberapa responden tersebut dapat mewakili penilaian secara objektif terhadap
suatu produk.
Sebagian besar responden berusia antara 18 – 29 tahun. Jenis kelamin
responden didominasi oleh wanita dan menurut jenis pekerjaannya adalah
pegawai swasta yang memiliki persentase terbesar. Lebih dari separuh responden
viii
yang sudah menikah. Menurut tingkat pendidikannya, paling banyak adalah
lulusan S1/Sarjana serta menurut rata-rata pengeluaran sebulan susu cair,
persentase terbesar adalah Rp 10.000 – Rp 100.000,-.
Pada elemen kesadaran merek (brand awareness) merek Ultra Milk secara
umum mendapat tempat yang lebih baik dibandingkan merek lainnya. Pada
elemen asosiasi merek (brand association) merek Indomilk dan merek Frisian
Flag memiliki 10 asosiasi pembentuk brand image. Pada elemen persepsi kualitas
(perceived quality) merek Ultra Milk memperlihatkan persepsi kualitas yang lebih
bagus dibandingkan merek Indomilk, karena terdapat tiga atribut dengan nilai
rata-rata tertinggi yaitu ‘rasanya enak’, ‘kualitas baik’ dan ‘kandungan gizi
lengkap’. Merek Frisian Flag juga memperlihatkan persepsi kualitas yang lebih
bagus dibandingkan merek Indomilk karena terdapat tiga atribut dengan nilai rata-
rata tertinggi yaitu ‘rasanya enak’, ‘kandungan gizi lengkap’ dan ‘mudah
didapatkan’. Pada elemen loyalitas merek (brand royalty) merek Indomilk
memiliki pelanggan yang lebih loyal dibandingkan merek lainnya.
Hasil dari perbandingan elemen-elemen pada ekuitas merek produk susu
cair UHT menunjukan bahwa merek dengan ekuitas merek terkuat oleh merek
Ultra Milk, karena lebih unggul pada elemen kesadaran merek dan jumlah
pengguna (user) yang lebih banyak. Untuk elemen persepsi kualitas merek Ultra
Milk dan Frisian Flag lebih unggul dibandingkan merek Indomilk dan pada
elemen asosiasi merek, merek Indomilk dan merek Frisian Flag karena semua
asosiasi dapat membentuk brand image.
ix
ANALISIS EKUITAS MEREK SUSU CAIR UHT (Ultra High
Temperature) DI FOODMART PLAZA EKALOKASARI,
KOTA BOGOR, JAWA BARAT
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
ii
Judul Skripsi : Analisi Ekuitas Merek Susu Cair UHT (Ultra High
Temperature) di Foodmart Plaza Ekalokasari, Kota Bogor,
Jawa Barat
Nama : Deuche Purwanty Kosasih
NRP : H34076044
Disetujui,
Pembimbing
Diketahui,
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Tanggal Kelulusan :
iii
RIWAYAT HIDUP
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmatNYA sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikann. Skripsi yang
berjudul “Analisis Ekuitas Merek Susu Cair UHT (Ultra High Temperature) di
Foodmart Plaza Ekalokasari Bogor”. Skripsi ini disusun sebagai syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakterisitik umum
konsumen susu cair UHT di Foodmart Ekalokasari Plaza, (2) menganalisis ekuitas
merek susu cair UHT yang terdapat di Foodmart Ekalokasari Plaza.
Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang dapat membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini
sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
vii
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 5
x
5.2 Supermarket Foodmart ............................................................... 34
5.3 Struktur Organisasi ..................................................................... 35
5.4 Karakteristik Ultra Milk............................................................. 35
5.5 Karakteristik Indomilk .............................................................. 36
5.6 Karakteristik Frisian Flag .......................................................... 37
5.7 Karakteristik Responden ............................................................ 37
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
xiv
I. PENDAHULUAN
2
Ekuitas merek dapat menciptakan nilai bagi konsumen dan perusahaan.
Ekuitas merek dapat mempengaruhi proses informasi konsumen, meningkatkan
rasa percaya diri konsumen dalam keputusan pembelian dan pencapaian kepuasan
konsumen. Selain itu, ekuitas merek juga dapat meningkatkan peluang pemilihan
merek, keinginan untuk membayar harga premium, keefektifan komunikasi
pemasaran, kesempatan lisensi merek dan menurunkan kerapuhan terhadap
tindakan-tindakan pemasaran pesaing. Dari sudut pandang manajerial, ekuitas
merek memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan (Aaker, 1997).
Selain pentingnya ekuitas merek tersebut, adanya perkembangan
pengetahuan masyarakat akan pentingnya keamanan dan kualitas dari suatu
produk dapat mempengaruhi pola pembelian masyarakat saat ini. Semakin
banyaknya masyarakat perkotaan saat ini termasuk di Kota Bogor yang memilih
pusat perbelanjaan modern sebagai tempat mereka membeli produk dengan alasan
adanya jaminan kualitas dan kenyamanan dalam berbelanja. Salah satu pusat
perbelanjaan di Kota Bogor yang memberikan jaminan produk dan kenyamanan
dalam berbelanja adalah Foodmart Ekalokasari Plaza.
Foodmart Ekalokasari Plaza ini menawarkan beberapa produk makanan
dan minuman dari berbagai jenis merek. Salah satu produk minuman yang dijual
di Foodmat Ekalokasari Plaza ini adalah susu cair dengan beragam merek seperti
Ultra Milk, Indomilk dan Frisian Flag. Ketiga merek tersebut merupakan Top
Brand susu cair yang sudah menguasai pangsa pasar ditandai dengan adanya
tingkat persaingan yang ketat diantara ketiga merek tersebut yang selama ini
terjadi. Oleh karena itu suatu perusahaan dengan merek yang kuat akan mudah
dalam melakukan peningkatan penjualan produknya. Untuk itu diperlukan suatu
penelitian akan pentingnya analisis ekuitas merek dari ketiga merek susu cair
UHT ini yang dilakukan oleh peneliti di Foodmart Ekalokasari Plaza.
3
tersebut juga terjadi dalam pola konsumsi susu. Semakin meningkatnya kesadaran
konsumen akan kebutuhan gizi maka semakin memperketatpersaingan produk
susu olahan. Sehingga, mengharuskan produsen untuk berorientasi pada
kepentingan konsumen dengan memproduksi susu yang sesuai dengan permintaan
dan keinginan konsumen. Untuk mempermudah mengkonsumsi maka produsen
susu memproduksi produk olahan susu dalam kemasan siap minum, seperti susu
UHT (Ultra High Temperature). Agar produsen agar lebih mudahmengetahui apa
yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen maka tugas utama produsen
adalah memahami perilaku konsumen dan factor yang mempengaruhinya (Kotler,
2000).
Dari data market share beberapa perusahaan penghasil susu cair UHT
seperti yang tercantum pada Tabel 1 di atas, memperlihatkan persaingan yang
sangat ketat antar tiga merek susu cair UHT yaitu Ultra Milk, Frisian dan
Indomilk. Sebagai pionir dari usaha ini PT. Ultrajaya dengan merek produk Ultra
Milk tidak terlepas dari persaingan ini.
Menghadapi kondisi pasar yang semakin kompetitif beberapa perusahaan
pengolahan susu cair UHT sudah selayaknya perlu lebih memperhatikan kekuatan
mereknya. Suatu pemahaman akan pentingnya preferensi dan loyalitas pelanggan
adalah suatu kunci kesuksesan bagi keunggulan bersaing dari perusahaan tersebut.
Loyalitas pelanggan dapat diketahui dengan adanya ikatan emosional yang
tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek.
Usaha untuk menciptakan ikatan emosional berupa ekuitas merek yang
kuat, perusahaan harus bisa membangun merek yang sesuai dengan karakteristik
produknya. Selain itu, pemilihan pembuatan merek pun harus disesuaikan dengan
karakteristik konsumennya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang elemen-elemen
ekuitas merek yang meliputi kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas
dan loyalitas merek serta karakteristik umum konsumen susu cair, sangat
diperlukan untuk menyusun langkah strategis dalam meningkatkan eksistensi
merek, yang akhirnya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Foodmart Plaza Ekalokasari Bogor menjual susu cair UHT dari beragam
marek kapada konsumen, oleh karena itu karakteristik dari konsumen ini sangat
4
diperlukan bagi suatu perusahaan dalam memasarkan produk susu cair UHT
khususnya di Foodmart Ekalokasari.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah
dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana karakteristik umum konsumen susu cair UHT di Foodmart
Ekalokasari Plaza?
2. Bagaimana ekuitas merek susu cair UHT yang terdapat di Foodmart
Ekalokasari Plaza?
5
3. Merek susu cair UHT yang diteliti dalam penelitian ini ada tiga merek
yaitu Ultra Milk, Frisian Flag dan Indomilk.
4. Ekuitas merek pada penelitian ini dikaji dengan menganalisis empat
elemen utama ekuitas merek dan konsekuensinya untuk memutuskan
ekuitas merek terkuat hanya berdasarkan pertimbangan perbandingan
relatif dari masing-masing elemen utama tersebut.
5. Elemen yang diteliti hanya terbatas pada empat elemen saja. Elemen-
elemen tersebut antara lain : kesadaran merek, asosiasi merek, kesan
kualitas dan kesetiaan merek. Aset lainnya tidak diteliti karena tidak
berhubungan langsung dengan konsumen.
6. Alat analisis yang digunakan terbatas pada Analisis Deskriptif, Uji
Reliabilitas (Hoyt), Analisis Cochran Test, Importance Performance
Analysis (IPA), serta Brand Switching Pattern Matrix.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
7
Engel, et al. (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan-
tindakan yang secara langsung mempengaruhi seseorang dalam usaha
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk
proses keputusan sebelum dan sesudah tindakan itu dilakukan. Perilaku
konsumen dipengaruhi beberapa faktor berikut :
a) Pengaruh lingkungan, yang meliputi lingkungan budaya, kelas
sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.
b) Perbedaan individu, yang meliputi sumberdaya konsumsi,
motivasi, keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup
dan demografi.
c) Proses psikologis yang meliputi pembelajaran, perubahan sikap
dan perilaku.
8
5. Hasil
Konsumen mengevaluasi apakah alernatif yang dipilih memenuhi
kebutuhan dan harapan segera sesudah dikenakan (Engel et al, 1994).
9
pesan yang dapat dipercaya, rasional, atraktif dan konsisiten sepanjang waktu,
sehingga konsumen membentuk pola asosiasi yang bermakna (Simamora, 2002).
10
b) Susu UHT (Ultra High Temperatur), yaitu susu yang di pasteurisasi
dengan menggunakan UHT, 143oC dalam 5 detik. Susu UHT dapat
bertahan selama 2 tahun tanpa disimpan dalam lemari pendingin.
11
pertama kali diingat, 24 responden mengingat merek Cimory, dan 29 responden
mengingat merek lainnya.
Juliantina (2007) melakukan penelitian mengenai analisis atribut dan
rentang susu kedelai bubuk merek Maureen pada PD alam lestari Tasikmalaya.
Menggunakan alat analisis deskriptif, model atribut fishbein dan analisis
seneitivitas harga. Analisis deskriptif digunakan untuk menjabarkan data-data
dalam bentuk tabel dan persentase. Model multi atribut fishbein diukur
menggunakan skala likert.
Hasil penelitian atribut produk dengan menggunakan model analisis
multiatribut fishbein diketahui merek susu kedelai bubuk merek Maureen
memiliki keunggulan dalam atribut harga dan rasa kedelai. Keunggulan susu
bubuk merek Alamina yaitu pada atribut ketersediaan, daya tahan produk dan
pilihan rasa, sedangkan susu kedelai merek MDL 525 unggul dalam atribut
promosi dan merek. Atribut lainnya seperti kehalusan serbuk, warna, tingkat
kelanguan dan kemasan merupakan unggulan dari susu kedelai bubuk merek
Melilea. Perbandingan skor rata-rata sikap responden terhadap susu kedelai bubuk
merek Maureen lebih baik dari pada merek susu bubuk lainnya.
Susila (2006) melakukan penelitian mengenai analisis ekuitas merek
produk susu berkalsium tinggi di Kota Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis posisi suatu merek produk susu berkalsium tinggi, mengetahui kesan
seseorang yang terkait dengan produk susu berkalsium tinggi, menganalisis kesan
kualitas produk susu berkalsium dan menganalisis tingkat kesetian merek serta
mengetahui ekuiatas merek secara keseluruhan. Pengambilan sampel dilakukan
terhadap ibu rumah tangga atau wanita yang sudah berkeluarga yang berbeda di
Kota Depok.
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif
dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan antara lain
metode Reliabilitas, cocharn test, Importance Performance Analiysis, brand
switching pattern matrix. Dari metode tersebut diperoleh 100 orang responden
dengan menggunakan rumus slovin. Hasil yang diperoleh dari rumus tersebut
yaitu 64 responden menyebutkan merek Anlene sebagai merek yang pertama kali
12
diingat, 20 responden mengingat merek Tropikana slim hi-lo, 12 responen
mengingat merek Calcimex dan empat responden mengingat merek Produgen.
13
produk olahan dan menggunakan alat analisis yang sama. Perbedaannya adalah
perbedaan komoditi yang dianalisis, untuk komoditi yang sama perbedaan dari
jenis dan daerah penelitian. Kontribusi yang diberikan dari penelitian ini adalah
memberikan saran dan masukan yang terkait dengan ekuitas merek untuk
melengkapi hasil dari penelitian terdahulu dengan produk yang sama.
14
III. KERANGKA PEMIKIRAN
15
5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh
konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah
membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan
dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat
pada merek tersebut.
6. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.
16
Elemen-elemen tersebut akan membentuk ekuitas merek suatu produk
yang selanjutnya dapat dijadikan salah satu modal untuk menentukan keunggulan
kompetitif perusahaan. Selanjutnya penjelasan dari masing-masing elemen
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
Top of Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Unaware of Brand
17
d) Top of Mind (puncak pikiran)
Adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang
pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain merek
tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam
benak konsumen.
18
persepsi kualitas tinggi, kemungkinan besar periklanan dan promosi yang
dilancarkan akan efektif.
b. Diferensiasi/ posisi
Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam dimensi
persepsi kualitas, yaitu apakah merek tersebut super optimum, bernilai atau
ekonomis. Berkenaan dengan persepsi kualitas, apakah merek tersebut terbaik
atau sekedar kompetitif terhadap merek lain.
c. Harga Optimum
Harga optimum bisa meningkatkan laba dan atau memberikan sumber
daya untuk reinvestasi pada merek tersebut. Harga optimum juga dapat
menguatkan persepsi kualitas yaitu ”anda mendapatkan yang anda bayar”.
d. Minat saluran distribusi
Persepsi kualitas juga mempunyai arti penting bagi para pengecer,
distributor dan berbagai pos saluran lainnya. Pos saluran distribusi dimotivasi
untuk menyalurkan merek-merek yang diminati oleh konsumen.
e. Perluasan Merek
Sebuah merek yang kuat dalam hal persepsi kualitas dapat
dieksploitasi untuk meluaskan diri lebih jauh, dan akan mempunyai peluang
sukses yang lebih besar dibandingkan merek dengan persepsi kualitas yang lemah
Diferensiasi/ posisi
Persepsi Kualitas
Harga optimum
Perluasan merek
19
3.1.5 Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Loyalitas merek merupakan suatu ukuran kesetiaan konsumen terhadap
suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari ekuitas merek yang menjadi
gagasan sentral dalam pemasaran karena hal ini merupakan satu ukuran
keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek
meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat
dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari ekuitas merek yang berkaitan
dengan perolehan laba di masa yang akan datang karena loyalitas merek secara
langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan (Rangkuti 2004).
a. Switcher/Price Buyer (pembeli yang berpindah-pindah)
Switcher/price buyer adalah tingkat loyalitas yang paling dasar. Semakin
sering membeli konsumen berpindah dari suatu merek ke merek yang lain
mengindikasikan bahwa mereka tidak loyal, semua merek dianggap memadai.
b. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Habitual Buyer adalah pembeli yang tidak mengalami ketidakpuasan dalam
mengkonsumsi suatu merek produk. Tidak ada alasan yang kuat baginya untuk
membeli merek produk lain atau berpindah merek, terutama jika peralihan itu
membutuhkan usaha, biaya, pengorbanan lain. Jadi, ia membeli suatu merek
karena alasan kebiasaan.
c. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Statisfied buyer adalah kategori pembeli yang puas dengan merek yang
mereka konsumsi. Namun mereka dapat saja berpindah merek dengan
menanggung biaya peralihan seperti waktu, biaya atau resiko yang timbul akibat
tindakan peralihan merek tersebut,
d. Liking the Brand (menyukai merek)
Liking the brand adalah kategori pembeli yang bersungguh-sungguh menyukai
merek tersebut. Rasa suka didasari oleh asosiasi yang berkaitan dengan symbol,
rangkaian pengalaman menggunakan merek itu sebelumnya atau persepsi kualitas
yang tinggi.
20
e. Committed Buyer (pembeli yang berkomitmen)
Committed buyer adalah kategori yang setia. Mereka memiliki kebanggaan
dalam menggunakan suatu merek. Merek tersebut bahkan menjadi sangat penting
baik dari segi fungsi maupun sebagai ekspresi siapa sebenarnya penggunanya.
Commited Buyer
Satisfied Buyer
Habitual Buyer
Swihcer/Price
Buyer
21
3.1.7 Peranan Ekuitas Merek
Ekuitas merek merupakan aset yang dapat memberikan nilai tersendiri di
mata konsumen (Aaker, 1997). Aset-aset ini bisa membantu mereka menafsirkan,
berproses dan menyimpan informasi dalam jumlah besar mengenai produk dan
merek. Sedangkan nilai ekuitas merek bagi perusahaan menurut Aaker ada enam
cara, yaitu:
1. Ekuitas merek bisa menguatkan program memikat para konsumen baru
atau merangkul kembali konsumen lama.
2. Empat dimensi ekuitas merek yang terakhir bisa menguatkan loyalitas
merek. Kesan kualitas, asosiasi dan nama yang terkenal bisa memberikan
alasan untuk membeli dan bisa mempengaruhi kepuasan penggunaan.
3. Ekuitas merek biasanya akan memungkinkan margin yang lebih tinggi
dengan memungkinkan harga optimum dan mengurangi ketergantungan
pada promosi.
4. Ekuitas merek dapat memberikan landasan untuk pertumbuhan lewat
perluasan merek.
5. Ekuitas merek bisa memberi dorongan dalam saluran distribusi.
6. Aset-aset ekuitas merek memberikan keuntungan kompetitif yang
seringkali menghadirkan rintangan nyata terhadap para kompetitor.
22
kandungan gizi serta manfaat bagi kesehatan. Saat ini perlahan terjadi perubahan
pola konsumsi masyarakat dari susu bubuk ke susu cair UHT dan diperkirakan
trend masa depan konsumsi susu cair UHT akan menjadi lebih besar dibandingkan
dengan susu jenis lainnya.
Melihat peluang pasar yang besar ini para produsen susu mulai memasuki
pasaran susu cair. Produk-produk susu cair olahan yang beredar di pasaran
didominasi oleh produk dari Industri Pengolahan Susu (IPS). Produk susu cair
olahan tersebut menggunakan beragam teknologi pengolahan antara lain Ultra
High Temperature (UHT) dan metode pasteurisasi. Susu UHT memiliki
keunggulan dibandingkan susu pasteurisasi yaitu umur simpannya yang lebih
lama dan dapat disimpan tanpa menggunakan lemari pendingin.
Persaingan yang cukup tinggi antar produsen susu cair UHT
mengharuskan setiap perusahaan untuk dapat meraih dan mempertahankan
keunggulan bersaing dengan menciptakan ekuitas merek yang kuat. Sebagai
pioneer susu cair, Ultra Milk harus tetap mempertahankan dan mengelola
mereknya, sedangkan Frisian flag dan Indomilk sebagai pengikut pasar
(followers) memiliki kekuatan untuk menjadi pemimpin pasar dan tidak menutup
kemungkinan produsen susu cair lainya seperti produsen susu cair dalam
kemasan baru (susu bantal). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang
mengkaji elemen-elemen ekuitas merek susu cair, agar loyalitas konsumen terjaga
dan terus meningkat. Pengukuran ekuitas merek susu cair UHT menggunakan
pendekatan empat elemen penunjang. Elemen-elemen yang dianalisis adalah
kesadaran merek (brand awarness) seperti : puncak pikiran, pengingatan kembali
merek, tidak menyadari merek; asosiasi merek (brand association) seperti : rasa
yang enak, kandungan gizi lengkap, kualitas produk baik, keawetan, kemasan
menarik, variasi rasa banyak, harga terjangkau, volume pas, kemudahan
mendapatkannya ; persepsi kualitas (perceived quality) seperti : rasa, kualitas,
kandungan gizi, kemasan menarik, variasi rasa, volume pas, mudah didapatkan;
dan loyalitas merek (brand loyality) seperti : pengukuran perilaku, pengukuran
switching cost, pengukuran kepuasan merek, pengukuran kesukaan merek,
pengukuran komitmen.
23
Keempat elemen tersebut akan dianalisis dengan alat analisis yang
berbeda. Alat analsisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji reliabilitas
untuk mengetahui kereabelan dari asosiasi yang diajukan pada responden dalam
kuisioner, Cochran Test untuk menguji analisis asosiasi merek, Importance
Performance Analysis (IPA) untuk menguji analisis persepsi kualitas, dan Brand
Switching Pattern Matrix untuk mengetahui kemungkinan konsumen berpindah
merek . Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bagaimana ekuitas merek susu
cair UHT di mata konsumen dan elemen-elemen yang telah disebutkan
sebelumnya, di Foodmart Plaza Ekalokasari Bogor. Dari hasil ulasan tersebut
dapat dijadikan sebagai rujukan bagi perusahaan merek-merek tersebut untuk
menyusun strategi yang tepat. Untuk lebih memperjelas gambaran penelitian,
maka dapat dilihat pada Gambar 4.
24
Merek berkualitas dan diminati konsumen
Ekuitas Merek
Terkuat
Rekomendasi
Perusahaan
25
VI. METODE PENELITIAN
26
keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang intuisi sosial, ekonomi atau
politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 1983). Pemilihan
responden dilakukan berdasarkan teknik non probability. Pada metode ini,
responden yang dipilih adalah konsumen yang berkunjung ke Foodmart Plaza
Ekalokasari Bogor untuk membeli produk susu cair UHT merek Ultra Milk,
Indomilk dan Frisian Flag serta berusia diatas 17 tahun. Hal ini bertujuan agar
responden dapat memberikan pendapat serta penilaian secara objektif terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner. Pusat perbelanjaan yang
dipilih adalah Foodmart Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan tersebut dilakukan
karena konsumen yang pernah mengkonsumsi dan membeli produk yang diteliti,
akan dapat mendeskripsikan elemen-elemen ekuitas merek.
Penentuan jumlah responden berdasarkan hasil perhitungan menggunakan
rumus slovin dalam Umar (2002) yaitu :
N
n=
1 = Ne2
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan (persen kelonggaran
penelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi)
27
dan deskriptif kualitatif. Data secara kuantitatif diolah dengan menggunakan Uji
Reliabilitas, analisis Cochran Test, Importance Performance Analysis (IPA), serta
Brand Switching Pattern Matrix. Semua uji tersebut menggunakan program
software excel 2003 dan SPSS 11.00. Data yang tidak dianalisis menggunakan
alat tersebut, dioalah dengan menggunakan analisis deskriptif dengan cara
memproses data yang diperoleh.
28
k kN
Keterangan :
JKr = jumlah kuadrat responden
k = banyaknya butir pertanyaan∑
N = banyaknya responden
Xr = skor total setiap responden
2. Mencari jumlah kuadrat butir (JKb) dengan rumus :
JKb = ∑ B2 (∑ Xt)2
N kN
Keterangan :
JKr = jumlah kuadrat butir
∑B2 = jumlah kuadrat benar (ya) seluruh butir
(∑ Xt)2 = kuadrat dari jumlah skor
3. Mencari jumlah kuadrat total (JKt) dengan rumus :
JKt = (∑ B) x (∑ S)
(∑ B) + (∑ S)
Keterangan :
JKt = jumlah kuadrat total
∑B = jumlah kuadrat benar (ya) seluruh butir
∑S = jumlah jawaban salah (tidak) seluruh butir
4. Mencari jumlah kuadrat sisa (JKs) dengan rumus :
JKs = JKt – JKr – Jka
5. Vr = JKr Va = JKa Vs = JKs
dbr dba dbs
Keterangan :
Vr = varians responden dbr = derajat bebas responden
Va = varians asosiasi dba = derajat bebas asosiasi
Vs = varians sisa dbs = derajat bebas sisa
6. Memasukan nilai varians yang diperoleh ke dalam rumus :
r11 = 1 – Vs
Vr
29
Nilai Reabilitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai dari
tabel r product moment. Jika │r11│< r product moment dapat disimpulkan
bahwa instrumem yang digunakan tidak andal. Sebaliknya jika │r11│> r
product moment dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan andal
dan penelitian dengan menggunakan instrumen yang sama dapat dilanjutkan.
30
4.4.4 Importance Performance Analysis (IPA)
Untuk menganalisis prceived quality, digunakan perbandingan
performance (yang menunjukan kinerja suatu merek produk) dengan importance
(yang menunjukkan harapan responden yang terkait dengan variabel yang diteliti).
Perbandingan performance dan importance dirangkum dalam suatu diagram
cartecius, yang terbagi atas empat kuadran (Gambar 5). Sumbu mendatar adalah
tingkat performance, sedangkan sumbu vertikal adalah tingkat importance.
Kuadran pertama bercirikan, performance rendah tetapi importance tinggi, maka
disebut underance. Dalam kuadran kedua, performance tinggi diikuti oleh
importance yang tinggi pula sehingga keadaan ini harus terus dipelihara
(maintain). Dalam kuadaran ke tiga tingkat performance rendah dan tingkat
importance juga rendah sehingga disebut daerah low priority. Dalam kuadran
keempat, tingkat performance tinggi tapi tingkat importance rendah maka disebut
overact.
31
4.4.5 Brand Switching Pattern Matrix
Untuk menghitung kemungkinan perpindahan merek yaitu dengan analisis
ini. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
ProT = - 1 Ln Alx x 100% x t
t ATx
keterangan :
Alx = konsumen yang tetap setia/loyal terhadap merek x yang bersangkutan
Atx = total konsumen yang diteliti dari merek x yang bersangkutan
t = banyaknya jumlah penelitian
hasil dari nilai rata-rata tersebut kemudian dipetakan ke rentang skala di
bawah ini :
Interval = nilai tertinggi – nilai terendah = 5 – 1 = 0,8
banyaknya kelas 5
nilai interval tersebut kemudian dibuat rentang skala, maka akan diketahui
letak rata-rata penelitian responden setiap unsur diferensiasinya dan sejauh mana
variasinya. Rentang skala tersebut adalah :
1,00 – 1,80 = sangat jelek (SJ)
1,80 – 2,60 = jelek (J)
2,60 – 3,40 = cukup (C)
3,40 – 4,20 = baik (B)
4,20 – 5,00 = sangat baik (SB)
Skala tersebut digunakan dalam kuesioner yang diberikan kepada
responden. Responden akan memberikan jawabannya dengan memilih kolom
yang sesuai dengan pilihannya.
32
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN
BEBERAPA PRODUSEN SUSU CAIR
Gambaran umum lokasi penelitian dilihat dari tiga faktor. Ketiga faktor
yang dilihat ini adalah faktor sejarah, visi, misi dan tujuan perusahaan serta
struktur organisasi perusahaan. Lokasi penelitian adalah di Foodmart Ekalokasari
Plaza, Bogor. Karena Foodmart merupakan bagian dari PT Matahari, maka
gambaran umum foodmart didahului oleh sejarah singkat dari Matahari itu sendiri.
Pada bagian berikutnya dibahas gambaran umum mengenai ketiga produsen susu
cair UHT yang diteliti.
33
dari blue print (produk jangkauan kemajuan, operasi toko, HRD dan lain-lain).
Nama toko Galeria dan Mega M diubah kembali ke Matahari, pembukaan kembali
dari toko Lippo Karawaci (setelah dibakar pada kerusuhan bulan Mei 1998).
Pada tahun 2002, perusahaan melakukan pemisahan inti bisnis ”Matahari
Departement Store” dengan Matahari Supermarket yang diterapkan di Cilandak
Town Square, Jakarta. Lalu pada tahun 2003, PT. Matahari Putra Prima, Tbk telah
memiliki empat pilar bisnis yaitu Matahari Departement Store, Matahari
Supermarket, Properly and Distribution Centre dan Matahari Market Place. Di
tahun 2004, PT. Matahari Putra Prima, Tbk membuka unit Hypermarket dengan
nama ”Hypermarket”. Pada tanggal 31 Januari 2008 Matahari melakukan
re-branding nama untuk kategori Supermarket menjadi satu yaitu Foodmart. Kini
Holding Company yaitu Matahari Group terdiri atas Hypermarket, Foodmart
Express, Timezone dan Matahari Departement Store.
Foodmart merupakan ”Matahari Market Place” yang mengalami
perubahan konsep. Konsep yang ditawarkan yaitu kenyamanan dalam berbelanja
dengan desain interior yang lebih modern dan lighting lebih terang dan juga
kelengkapan produk serta peningkatan service terhadap konsumen.
34
3) Kepercayaan (confidence) adalah jaminan kepercayaan yang diberikan
oleh Fodmart meliputi cakupan produk yang uas, layanan yang ramah,
ketersedian produk selama promosi.
35
merupakan perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia yang menghasilkan
produk-produk susu, minuman dan makanan dalam kemasan aseptic yang tahan
lama dengan merek-merek terkenal seperti Ultra Milk untuk produk susu, Buavita
untuk jus buah segar dan Teh Kotak untuk minuman teh segar. Lokasi pabriknya
terletak sangat strategis di pusat daerah pedalaman pertanian Bandung yang
menyediakan sumberaya alam yang melimpah, segar dan berkualitas, mulai dari
susu segar, daun teh hingga buah-buahan tropis.
Kesegaran bahan baku ini dan kualitas gizi alaminya dapat dipertahankan
melalui teknologi proses UHT (Ultra High Temperature) dan pengemasan aseptik
tanpa menggunakan bahan pengawet apapun. Pasar utama PT. UMI adalah
Indonesia dengan populasi 200 juta orang yang memiliki tingkat daya beli yang
meningkat. Namun sejak 1988, perusahaan ini mulai aktif memasuki pasar ekspor
ke Negara-negara di Asia, Eropa Timur Tengah, Australia dan Amerika Serikat.
Baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor, produk-produk yang dijual adalah
produk yang sejenis. PT. UMI saat ini merupakan salah satu produsen terbesar
produk-produk UHT di Asia Pasifik dengan total kapasitas produksi mencapai
lebih dari 100 juta liter setiap tahun.1
Kisaran harga yang ditawarkan oleh produsen untuk ukuran 250 mililiter
Rp 3390 (semua jenis rasa) kecuali susu Ultra Milk rendah kalori Rp 3690 , untuk
ukuran 200 mililiter Rp 2790 (semua jenis rasa), untuk ukuran 125 mililiter Rp
1790 dan untuk ukuran 1 liter Rp 11890 kecuali susu Ultra Milk yang rendah
kalori menawarkan harga yang lebih tinggi yaitu Rp 12990.
1
www.ultrajaya.co.id/Produksi Susu Cair/05 Agustus 2009
36
menambah jenis produknya yaitu susu pasteurisasi dan penambahan jenis produk
lainnya berkembang pada tahun-tahun berikutnya.
Susu UHT Indomilk ini terdiri dari beberapa rasa yaitu coklat, strawberi,
vanilla dan terdapat juga susu dengan rendah lemak. Indomilk dikemas dengan
menggunakan karton yang kedap cahaya dan memiliki tiga ukuran yaitu 200
mililiter, 500 mililiter dan 950 mililiter. Kandungan pada setiap kemasannya yaitu
lemak total 19 gram, lemak jenuh 4,5 gram, kolesterol 10 miligram, protein enam
gram,serat pangan tiga gram, gula 14 gram, dan natrium 105 miligram. Susu
Indomilk dapat dijumpai di tempat pusat-pusat perbelanjaan yang cukup besar.
Merek produk Indomilk kisaran harga yang ditawarkan oleh produsen untuk
ukuran 200 mililiter rasa coklat Rp 2590, untuk rasa strawberry dan vanilla Rp
2690, untuk ukuran 125 mililiter Rp 1690 dan untuk ukuran 1 liter Rp 10890.
37
Critical Control Point) dan sistem ISO 9001; 2000 dan sistem ISO 14000.2 PT.
Frisian Flag dengan merek Produk Frisian, serta tidak menutup kemungkinan
pesaing dari merek-merek lainnya, kisaran harga yang ditawarkan oleh produsen
untuk ukuran 250 mililiter Rp 3390, untuk ukuran 190 mililiter Rp2690, untuk
ukuran 115 mililiter Rp 1990 dan untuk ukuran 1 liter Rp 10990.
38
dari pasangannya atau anggota keluarga yang lain. Konsumen yang sudah
menikah relatif lebih berhati-hati dan terencana dalam melakukan pembelian
terhadap suatu produk.
Sebagian besar konsumen dalam penelitian ini memiliki status sudah
menikah. Hal ini mempengaruhi pengambilan keputusan karena pada umumnya
perempuan lebih dominan dalam mengambil keputusan untuk konsumsi keluarga.
Tabel 4 menyajikan data konsumen berdasarkan status pernikahan.
Tabel 4. Distribusi Konsumen Menurut Status Pernikahan
Jumlah
Status Perikahan
Orang (%)
Sudah Menikah 58 58
Belum Menikah 42 42
Total 100 100
39
orang saja, hal tersebut dikarenakan konsumen pada usia itu mempunyai
kebutuhan akan kalsium yang berbeda dan pemilihan produk susu yang
dikonsumsi berdasarkan kandungan kalsium yang diperlukan.
Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling
berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang konsumen. Dimana pendidikan dan profesi seseorang akan
mempengaruhi penghasilan yang akan diterimanya sekaligus juga mempengaruhi
proses keputusan dan pola konsumsi seseorang. Tingkat pendidikan yang dimiliki
seseorang akan menunjukan tingkat pengetahuan, wawasan, pola pikir, cara
pandang bahkan persepsinya terhadap suatu masalah.
Tabel 6. Distribusi Konsumen Menurut Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan
Jumlah
Karakteristik Konsumen
Orang (%)
Pendidikan Terakhir
SMA 17 17
Diploma 34 34
Sarjana 47 47
Pascasarjana 2 2
Total 100 100
Pekerjaan
Pelajar 2 2
Mahasiswa 17 17
Pegawai Negeri 16 16
Pegawai Swasta 30 30
Wirausaha 18 18
Ibu Rumah Tangga 17 17
Total 100 100
40
keluarganya. Penerimaan konsumen perlu diketahui oleh pemasar karena
penghasilan konsumen merupakan indikator penting akan besarnya jumlah produk
yang bisa dibeli konsumen.
Tabel 7. Distribusi Konsumen Menurut Penerimaan dan Pengeluaran Konsumsi
Susu cair UHT per Bulan
Jumlah
Karakteristik Konsumen
Orang (%)
Penerimaan
<Rp 1.000.000 2 2
Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 38 38
Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 32 32
Rp 3.000.000 - Rp 5.000.000 24 24
>Rp 5.000.000 4 4
Total 100 100
41
VI. ANALISIS EKUITAS MEREK
42
6.1.2 Pengingatan Kembali Terhadap Merek (Brand Recall)
Tingkatan kedua kesadaran merek adalah pengingatan kembali merek
(brand recall) yang merupakan pengingatan kembali merek suatu kategori produk
yang dilakukan tanpa menggunakan bantuan, pertanyaan berikut diajukan kepada
responden Merek susu cair UHT apa yang anda ketahui?. Brand recall
mencerminkan merek yang diingat responden setelah menyebutkan merek yang
pertama kali disebut sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 8 yaitu merek Ultra
Milk, hal ini berarti responden langsung mengingat produk susu cair UHT dengan
merek Ultra Milk ketika diberikan pertanyaan tentang top of mind.
Tabel 9. Pengingatan Kembali Terhadap Merek
No Merek Jumlah
1 Frisian Flag 41
2 Ultra Milk 29
3 Indomilk 19
4 Lainnya 11
43
6.1.3 Pengenalan Merek (Brand Recognition)
Pengenalan merek atau brand recognition merupakan pengukuran brand
awareness responden dimana tingkat kesadarannya diukur dengan diberikan
bantuan. Pertanyaan diajukan untuk mengetahui seberapa banyak responden yang
perlu diingatkan akan keberadaan merek tersebut. Pertanyaan yang diajukan
kepada responden “(1) Apakah anda mengenal merek Ultra Milk?, (2) Apakah
anda mengenal merek Indomilk?, (3) Apakah anda mengenal merek Frisian Flag?
(4) Selain dari ketiga merek tersebut merek apa lagi yang anda ingat?”. Apabila
responden menjawab YA, tetapi belum mencantumkan merek tersebut pada
jawaban pertanyaan sebelumnya, maka merek tersebut termasuk pengenalan
merek.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah orang yang harus diingatkan
akan keberadaan merek Frisian Flag adalah sebanyak lima orang responden, untuk
merek Indomilk adalah tiga orang sedangkan untuk merek yang lainnya adalah 11
orang. Hal ini juga membuktikan bahwa ingatan responden akan keberadaan
merek Ultra Milk sudah sangat baik. Sedangkan merek Frisian Flag masih tetap
lebih baik dari pada merek Indomilk, karena lebih sedikit yang harus diingatkan.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Pengenalan Merek (Brand Recognition) Susu Cair
No Merek Jumlah
1 Ultra Milk 0
2 Frisian Flag 5
3 Indomilk 3
4 Lainnya 11
44
6.1.4 Tidak Menyadari Merek (Unware of Brand)
Responden yang tidak menyadari adanya merek Frisian Flag berjumlah
enam orang responden, hal ini dikarenakan responden lebih mengenal merek
Frisian Flag sebagai susu bubuk, untuk merek Indomilk berjumlah dua orang
responden, hal ini dikarenakan responden lebih mengenal merek Indomilk sebagai
susu kental manis dan untuk merek Ultra Milk semua responden sudah
mengenalnya. Responden yang tidak menyadari merek dapat dilihat pada Tabel
11.
Tabel 11. Tidak Menyadari Merek (Unware of Brand) Susu Cair
No Merek Jumlah
1 Ultra Milk 0
2 Frisian Flag 6
3 Indomilk 2
4 Lainnya -
45
diandalkan, sehingga penelitian lanjutan dapat dilanjutkan dengan menggunakan
asosiasi-asosiasi yang telah diujicobakan.
46
6.2.2 Analisis Asosiasi Merek Frisian Flag
Hasil yang diperoleh dari 23 orang responden pengguna merek Frisian
Flag dengan jawaban ’Ya’ pada setiap asosiasi merek Frisian Flag ditunjukan
pada Tabel 13.
Tabel 13. Nilai Asosiasi Merek Frisian Flag Berdasarkan Jawaban ’Ya’
No Asosiasi Jawaban’Ya’ Persentase (%)
1 Rasanya enak 23 100,00
2 Kandungan gizi lengkap 20 86,95
3 Kualitas produk baik 21 91,30
4 Keawetan 19 82,60
5 Kemasan menarik 21 91,30
6 Variasi rasa banyak 16 69,56
7 Harga terjangkau 18 78,26
8 Volume pas 19 82,60
9 Kemudahan mendapatkanya 22 95,65
10 Promosi/iklan 18 78,26
47
Tabel 14. Nilai Asosiasi Merek Indomilk Berdasarkan Jawaban ’Ya’
No Asosiasi Jawaban’Ya’ Persentase (%)
1 Rasanya enak 16 100,00
2 Kandungan gizi lengkap 16 100,00
3 Kualitas produk baik 14 87,50
4 Keawetan 13 81,25
5 Kemasan menarik 12 75,00
6 Variasi rasa banyak 11 68,75
7 Harga terjangkau 14 87,50
8 Volume pas 13 81,25
9 Kemudahan mendapatkanya 16 100,00
10 Promosi/iklan 14 87,50
48
Brand perceived quality (persepsi kualitas merek) yang dimaksud dalam
pembahasan berikut ini adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu produk.
Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat
menentukan nilai dari produk tersebut dan berpengaruh secaa langsung kepada
keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek. Persepsi
kualitas yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan
loyalitas terhadap produk tersebut.
Untuk menganalisis persepsi kualitas digunakan perbandingan
Performance dan Importante. Performance yang dimaksud disini berhubungan
dengan kinerja dari produk susu cair UHT sedangkan yang dimaksud dengan
importante adalah harapan konsumen yang terkait dengan atribut yang diteliti.
Atribut-atribut yang diteliti adalah rasanya enak, kualitas baik, kandungan Gizi
lengkap, kemasan menarik, variasi rasa banyak, volume pas dan mudah
didapatkan. Setiap atribut tersebut, responden diminta memberi penilaian satu
sampai lima, dengan interprestasi performance : 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak
setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = Sangat setuju, dan interpretasi importante : 1 =
Sangay tidak penting, 2 = tidak penting, 3 = netral, 4 = penting, 5 = Sangat
penting. Hasil yang diperoleh dari jawaban responden ditampilkan dalam diagram
performance importante.
49
Hasil analisis persepsi kualitas merek Ultra Milk secara keseluruhan
menunjukan bahwa merek Ultra Milk memiliki nilai importance yang lebih tinggi
dari pada performance-nya. Hal ini menunjukan bahwa persepsi kualitas
responden terhadap merek Ultra Milk lebih melebihi kinerja atribut produk itu
sendiri. Selanjutnya tingkat performance dan importance merek Ultra Milk dapat
digambarkan dalam bentuk diagram cartesius sebagai berikut :
5
4.8 C
A
Importance
4.6 B
4.4
4.2 G
F E
4
3.8
3.6 D
3.4
3.2
3
3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4
Performance
Gambar 6. Diagram Performance dan Importance Merek Ultra Milk
Keterangan :
A : Rasanya enak
B : Kualitas baik
C : Kandungan gizi lengkap
D : Kemasan menarik
E : Variasi rasa banyak
F : Volume pas
G : Mudah didapatkan
50
Ultra Milk harus terus dijaga dan dipertahankan, karena menurut persepsi
konsumen atribut-atribut tersebut sudah baik.
Pada kuadran ketiga (low priority), menurut persepsi konsumen terhadap
atribut ‘kamasan menarik’ dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada
kenyataannya kinerja tidak terlalu istimewa. Konsumen mengabaikan atribut-
atribut ini sehingga merek Ultra Milk tidak perlu melakukan perbaikan. Untuk
kuadran keempat (overact) menurut persepsi konsumen terhadap atribut ‘variasi
rasa banyak’, ‘volume pas’ dan ‘mudah didapatkan’ jika dilihat dari kepentingan
konsumen berada pada tingkat kepentingan yang rendah, tetapi jika melihat
kinerja yang dilakukan merek Ultra Milk konsumen menilai bahwa kinarja atribut
tersebut berada pada tingkat yang tinggi, jadi atribut ini perlu dipertimbangkan
kembali karena terlalu berlebihan.
51
5
4.8
4.6
Importance
4.4 A
4.2 E
GC
4 F B
3.8 D
3.6
3.4
3.2
3
3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4
Performance
52
keempat (overact), atribut ‘kualitas baik’ dan ‘kemasan menarik’ jika dilihat dari
kepentingan konsumen berada pada tingkat kepentingan yang rendah, tetapi jika
melihat kinerja yang dilakukan merek Frisian Flag konsumen menilai bahwa
kinerja atribut tersebut berada pada tingkat yang tinggi, jadi atribut ini perlu
dipertimbangkan kembali karena terlalu berlebihan.
4.9
4.7
4.5 A
Importance
4.3
B
C
4.1 F
D
3.9 G
E
3.7
3.5
3.3
3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4
Performance
53
Keterangan :
A : Rasanya enak
B : Kualitas baik
C : Kandungan gizi lengkap
D : Kemasan menarik
E : Variasi rasa banyak
F : Volume pas
G : Mudah didapatkan
54
6.4.1 Committed Buyer
Pengukuran committed buyer merek Ultra Milk, Frisian Flag dan Indomilk
adalah melalui pertanyaan “Apakah anda setuju untuk
mempromosikan/menyarankan kepada orang lain untuk membeli susu yang anda
konsumsi?”.responden yang menjawab setuju atau sangat setuju merupakan
committed buyer, yaitu mempromosikan merek yang digunakan kepada orang
lain. Perhitungan committed buyer dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Perhitungan Committed Buyer
Keterangan Bobot Ultra Milk Frisian Flag Indomilk
STS 1 0 0 0
TS 2 3 0 0
N 3 22 10 6
S 4 25 12 10
SS 5 0 1 0
Total 50 23 16
Total Bobot 172 83 58
Rata-rata 3,44 3,60 3,62
Committed buyer 14,58 63,85 68,97
55
Tabel 19. Perhitungan Liking The Brand
Keterangan Bobot Ultra Milk Frisian Flag Indomilk
STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 12 3 2
S 4 38 18 14
SS 5 0 2 0
Total 50 23 16
Total Bobot 188 91 62
Rata-rata 3,76 3,95 3,87
Liking the brand 80,85 90,11 90,32
Liking the brand untuk Indomilk lebih tinggi dari Frisian Flag dan Ultra
Milk. Nilai untuk Indomilk yaitu 90,32 persen, untuk Frisian Flag sebesar 90,11
persen sedangkan untuk Ultra Milk sebesar 80,85 persen. Ini membuktikan bahwa
sebagian besar responden membeli Indomilk karena benar-benar menyukai merek
tersebut. Nilai rata-rata responden liking the brand Ultra Milk, Frisian Flag dan
Indomilk yaitu 3,96; 3,95 dan 3,87, termasuk dalam kategori baik yaitu pada
rentang skala 3,40 – 4,20. Hal tersebut menunjukan bahwa ketiga merek termasuk
kategori baik.
56
Tabel 20. Perhitungan Satisfied Buyer
Keterangan Bobot Ultra Milk Frisian Flag Indomilk
STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 10 3 0
S 4 40 18 16
SS 5 0 2 0
Total 50 23 16
Total Bobot 190 91 64
Rata-rata 3,80 3,95 4,00
Satisfied buyer 84,21 90,11 100
Kepuasan responden pengguna Indomilk lebih tinggi dari pada Ultra Milk
dan Frisian Flag. Nilai Satisfied buyer untuk Indomilk adalah 100,00 persen,
sedangkan Ultra Milk 84,21 persen dan Frisian Flag 90,11 persen. Hal tersebut
membuktikan bahwa sebagian besar responden membeli Indomilk karena
menemukan kepuasan dalam mengkonsumsinya. Nilai rata-rata responden
Satisfied buyer Ultra Milk, Frisian Flag dan Indomilk adalah3,80 ; 3,95 dan 4,00.
Nilai tersebut termasuk kedalam kategori baik, yaitu rentang skala antara 3,40 –
4,20.
6.4.4 Habitual Buyer
Habitual buyer didapat dari pertanyaan “Apakah anda setuju bahwa anda
mengkonsumsi susu cair UHT tersebut karena kebiasaan?”. Responden yang
menjawab setuju atau sangat setuju adalah termasuk habitual buyer, yaitu
membeli sebuah merek karena faktor kebiasaan. Hasil perhitungan habitual buyer
dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Perhitungan Habitual Buyer
Keterangan Bobot Ultra Milk Frisian Flag Indomilk
STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 7 2 3
S 4 43 21 13
SS 5 0 0 0
Total 50 23 16
Total Bobot 193 90 61
Rata-rata 3,86 3,91 3,81
Habitual buyer 89,11 93,33 85,25
57
Responden yang membeli Ultra Milk karena faktor kebiasaan adalah
sebanyak 89,11 persen, sementara yang membeli Frisian Flag sebesar 93,33
persen dan yang membeli Indomilk sebesar 85,25 persen. Nilai rata-rata habitual
buyer merek Ultra Milk sebesar 3,86, merek Frisian Flag sebesar 3,91 dan merek
Indomilk sebesar 3,81. Ketiga merek tersebut masuk pada rentang skala 3,40 –
4,20 kategori baik.
58
Frisian Flag dan Indomilk cukup baik karena berbentuk segitiga piramida yang
semakin ke atas semakin mengecil.
Committed Buyer
58,14 %
Satisfied Buyer
84,21 %
Habitual Buyer
89,11 %
Switcher/Price Buyer
81,32 %
Pada Gambar 9 menunjukan bahwa kondisi merek Ultra Milk cukup baik
walaupun terjadi penurunan persentase pada committed buyer. Pada tingkatan
loyalitas merek, responden yang merupakan switcher sebesar 81,32 persen,
responden yang merupakan habitual buyer sebesar 89,11 persen, responden yang
merupakan satisfied buyer sebesar 84,21 persen, responden yang merupakan
liking the brand sebesar 80,85 persen, dan responden yang merupakan committed
buyer sebesar 58,14 persen.
59
Committed Buyer
68,97 %
Satisfied Buyer
100 %
Habitual Buyer
85,25 %
Switcher/Price Buyer
68,97 %
60
Committed Buyer
63,85 %
Satisfied Buyer
90,11 %
Habitual Buyer
93,33 %
Switcher/Price Buyer
80 %
61
Pada tabel dapat dijelaskan bahwa dari 89 responden, untuk merek Ultra
Milk 24 orang akan tetap mengkonsumsi Ultra Milk, 10 orang akan berpindah ke
merek Indomilk, dan 16 orang akan berpindah ke merek Frisian Flag. Pada merek
Indomilk, tidak ada orang yang tetap mengkonsumsi Indomilk, 13 orang akan
berpindah ke Ultra Milk, dan tiga orang yang berpindah ke Frisian Flag. Pada
merek Frisian Flag empat orang akan tetap mengkonsumsi Frisian Flag, 13 orang
berpindah ke Ultra Milk dan enam orang yang berpindah ke Indomilk.
Setelah metriks perpindahan merek, maka dapat dihitung kemingkinan
perpindahan merek dari satu merek ke merek lain atau ProT (Probability Rate of
Transition) dari merek-merek yang doteliti, seperti pada Tabel 24.
Tabel 24. Kemungkinan Perpindahan Merek
Merek ProT Precentage of Switcher
(%) Unloyal (%) (%)
Ultra Milk 82,46 52 81,32
Indomilk 0 100 68,97
Frisian Flag 196,53 82,60 80,00
62
perusahaan karena merek Frisian Flag memiliki konsumen yang loyal untuk
membeli merek ini karena suatu kebiasaan dengan jumlah besar.
Pada tingkatan satisfied buyer, merek Indomilk memiliki konsumen yang
merasa puas paling banyak yaitu sebesar 100 persen. Hal ini menunjukan bahwa
konsumen merek Indomilk merasa puas mengkonsumsi Indomilk, dan dari
informasi ini memberikan dorongan yang baik bagi Indomilk untuk
mempertahankan dan terus memperoleh konsumen yang loyal terhadap mereknya.
Pada tingkatan liking the brand, merek Indomilk memiliki konsumen yang
suka terahadap merek ini paling tinggi yaitu sebesar 90,32 persen. Hal ini berarti
konsumen Indomilk sebagian besar suka dan akrab dengan merek tersebut.
Informasi ini merupakan gambaran yang sangat baik bagi perusahaan. Sedangkan
pada tingkatan committed buyer, merek Indomilk memiliki persentase konsumen
yang setia paling tinggi dibandingkan merek lainnya yaitu sebesar 68,97 persen.
63
banyak, harga terjangkau, volume pas, kemudahan mendatkanya dan
promosi/iklan. Ini berarti brand image Indomilk dan Frisian Flag lebih baik
dari merek Ultra Milk.
c) Jumlah atribut dengan nilai rata-rata tertinggi pada elemen persepsi kualitas
dapat menggambarkan kekuatan ekuitas merek suatu merek. Semkin banyak
jumlah atribut yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi pada suatu merek,
maka semakin kuat ekuitas merek dari merek tersebut. Persepsi kualitas yang
memiliki nilai tinggi pada merek Ultra Milk adalah rasanya enak, kualitas
baik, kandungan gizi lengkap dan variasi rasa banyak. Untuk merek Frisisian
Flag memiliki persepsi rasanya enak dan kemasan menarik. Sedangkan untuk
merek Indomilk memiliki persepsi rasanya enak, kualitas baik dan kemasan
menarik.
d) Pada tingkat loyalitas merek, merek yang memiliki ekuitas yang kuat adalah
yang membentuk segitiga piramida, yang artinya semakin keatas semakin
kecil jumlah konsumen yang tidak loyal terhadap merek tersebut. Selain itu,
merek dengan tingkat proT paling rendah juga memperkuat ekuitas merek
suatu merek. Dalam hal ini, Ultra Milk, Indomilk dan Frisian Flag memiliki
bentuk segitiga piramida tetapi nilai ProT Indomilk lebih kecil dari Ultra Milk
dan Frisian Flag. Artinya, konsmen merek Indomilk lebih loyal dari merek
Ultra Milk dan Frisian Flag.
Berdasarkan parameter-parameter di atas dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan merek Ultra Milk lebih unggul dari pada Frisian Flag dan Indomilk.
Hal tersebut dikarenakan merek Ultra Milk termasuk produk lama di pasar dan
merupakan perusahaan pertama susu cair UHT.
64
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Sebagian besar responden berusia antara 18 – 29 tahun. Jenis kelamin
responden didominasi oleh wanita dan menurut jenis pekerjaannya adalah
pegawai swasta yang memiliki persentase terbesar. Lebih dari separuh responden
yang sudah menikah. Menurut tingkat pendidikannya, paling banyak adalah
lulusan S1/Sarjana serta menurut rata-rata pengeluaran sebulan susu cair,
persentase terbesar adalah Rp 10.000 – Rp 100.000,-.
Pada elemen kesadaran merek (brand awareness) merek Ultra Milk secara
umum mendapat tempat yang lebih baik dibandingkan merek lainnya. Pada
elemen asosiasi merek (brand association) merek Indomilk dan merek Frisian
Flag memiliki 10 asosiasi pembentuk brand image. Pada elemen persepsi kualitas
(perceived quality) merek Ultra Milk memperlihatkan persepsi kualitas yang lebih
bagus dibandingkan merek Indomilk, karena terdapat tiga atribut dengan nilai
rata-rata tertinggi yaitu ‘rasanya enak’, ‘kualitas baik’ dan ‘kandungan gizi
lengkap’. Merek Frisian Flag juga memperlihatkan persepsi kualitas yang lebih
bagus dibandingkan merek Indomilk karena terdapat tiga atribut dengan nilai rata-
rata tertinggi yaitu ‘rasanya enak’, ‘kandungan gizi lengkap’ dan ‘mudah
didapatkan’. Pada elemen loyalitas merek (brand royalty) merek Indomilk
memiliki pelanggan yang lebih loyal dibandingkan merek lainnya.
Hasil dari perbandingan elemen-elemen pada ekuitas merek produk susu
cair UHT menunjukan bahwa merek dengan ekuitas merek terkuat adalah merek
Ultra Milk, karena lebih unggul pada elemen kesadaran merek dan jumlah
pengguna (user) yang lebih banyak. Untuk elemen persepsi kualitas merek Ultra
Milk dan Frisian Flag lebih unggul dibandingkan merek Indomilk dan pada
elemen asosiasi merek, merek Indomilk dan merek Frisian Flag lebih unggul
karena semua asosiasi dapat membentuk brand image.
7.2 Saran
Untuk membangun kesadaran merek khususnya merek Frisian Flag dan
Indomilk harus melakukan promosi/iklan yang efektif, akurat dan berulang-ulang,
sebaiknya pesan yang disampaikan mudah diingat, menampilkan slogan, logo,
65
jingle dan bintang iklan yang Banyak digemari masyarakat sehingga membantu
konsumen untuk bisa mengingat dan dapat mengajak konsumen untuk membeli
merek tersebut.
Merek Frisian Flag dan Indomilk harus lebih membangun elemen-elemen
ekuitas merek dengan cara perusahaan harus lebih memperkenalkan mereknya
terutama pada kesadaran merek dan loyalitas merek sehingga memperoleh
pelanggan yang sadar akan keberadaan sutatu merek, dengan kualitas tinggi yang
terdapat dalam merek tersebut.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan persepsi kualitas dan loyalitas
merek dibenak konsumen khususnya merek Ultra Milk, perusahaan disarankan
bersedia menerima masukan dan kritik dari konsumen tentang produknya. Untuk
itu program customer care dan kotak saran konsumer perlu dibangun dan
dikembangkan jika belum ada.
Untuk penelitian-penelitian selanjutnya, semoga penelitian ini dapat
menjadi bahan masukan dan rujukan dari sisi ekuitas merek khususnya produk
susu cair. Sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat menganalisis strategi
bersaing produk susu cair khususnya susu cair UHT dalam kemasan kotak
sebagai bentuk real implementasi dari temuan penelitian ini.
66
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2006. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta.
Dewi, 2008. Analisis Ekuitas Merek Produk Susu Cimory (Kasus di Giant
Hypermarket Botano Square Bogor). [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak. 2001. Strategi Melakukan Pasar
Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Gramedia Pusaka Utama.
Jakarta.
Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak. 2004. Brand Equity Ten. PT
Gramedia Pusaka Utama.
Irrawati, Y. 2007. Analisis Ekuitas Merek susu High Calcium Anlene (kasus di
Kota Bogor). [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Juliantina, T. D. 2007. Analisis Atribut dan Rentang Harga Susu Kedelai Bubuk
Merek Maureen (Studi Kasus PD Alam Lastari, Tasikmalaya). [Skripsi],
Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
67
Muchtadi. 2003. Healty Life Jenis-Jenis Susu. Edisi 10-11. Jakarta.
Schiffman, L.G and L.L Kanuk. 1994. Consumer Behavior. 5th Edition. Prentice
Hall International, Inc. New Jersey.
Singgih Santoso. 2004. Aplikasi Excel Pada Marketing dan Riset Konsumen.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Umar, H. 2002. Metode Riset Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
68
LAMPIRAN
69
Management Store
Manager
Dwi Juliawan
Asistant Manager Asistant Manager
Agus Tri R. Tri Andri N.
JKt = 86 x 14 = 12,04
86 + 14
71
Lampiran 3. Pengujian Asosiasi Merek Ultra Milk
Tahap 1 Tahap 2
C 10 9
N 414 382
∑Rj2 3477 2393
2
∑Cj 17344 16320
Q 27,74 7,31
Db 9 8
Α 0,05 0,05
Xtabel 16,91 15,50
Hasil Tolak Ho Terima Ho
Alasan Q>X2 Q<X2
72
C = 10 Q = (10 x 9 x 3921) – (9 x 1972) = 352890 – 349281 = 14,49
N = 197 10 x 197 – 1721 249
∑Ri2 = 1721 derajat bebas = 10 – 1 = 9
∑Cj2 = 3921 α = 0.05
X2 (0,05 , 9) = 16,91
Q < X2 tabel Tarima Ho
14,49 < 16,91
73
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Comited Buyer
1. Merek Ultra Milk
Jawaban responden X f f.x Persentase
STS 1 0 0 0
TS 2 3 2 0,90
N 3 22 60 27,03
S 4 25 160 72,07
SS 5 0 0 0
Total 50 222 100
Rata-rata 3,44
% Comited buyer 58,14
3. Merek Indomilk
Jawaban responden x f f.x Persentase
STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 6 18 31,03
S 4 10 40 68,97
SS 5 0 0 0
Total 16 58 100
Rata-rata 3,62
% Comited buyer 68,97
74
Lampiran 7. Hasil Perhitungan Linking The Brand
1. Merek Ultra Milk
Jawaban responden x f f.x Persentase
STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 12 6 2,48
S 4 38 236 97,52
SS 5 0 0 0
Total 50 242 100
Rata-rata 3,76
% Linking the brand 80,85
3. Merek Indomilk
Jawaban responden x f f.x Persentase
STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 2 6 9,68
S 4 14 56 90,32
SS 5 0 0 0
Total 16 62 100
Rata-rata 3,87
% Linking the brand 90,32
75
Lampiran 8. Hasil Perhitungan Statisfed Buyer
1. Merek Ultra Milk
Jawaban responden x f f.x Persentase
STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 10 3 1,23
S 4 40 240 98,77
SS 5 0 0 0
Total 50 243 100
Rata-rata 3,80
% Statisfed buyer 84,21
3. Merek Indomilk
Jawaban responden x f f.x Persentase
STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0
S 4 16 64 100
SS 5 0 0 0
Total 16 64 100
Rata-rata 4,00
% Statisfed buyer 100
76
Lampiran 9. Hasil Perhitungan Habitual Buyer
1. Merek Ultra Milk
Jawaban responden x f f.x Persentase
STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 7 18 7,56
S 4 43 220 92,44
SS 5 0 0 0
Total 50 238 100
Rata-rata 3,86
% Habitual buyer 89,11
3. Merek Indomilk
Jawaban responden x f f.x Persentase
STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 3 9 14,75
S 4 13 52 85,25
SS 5 0 0 0
Total 16 61 100
Rata-rata 3,81
% Habitual buyer 85,25
77
Lampiran 10. Hasil Perhitungan Switcher/Price Buyer
1. Merek Ultra Milk
Jawaban responden x f f.x Persentase
STS 1 0 0 0
TS 2 5 30 15,63
N 3 8 66 34,37
S 4 37 96 50,00
SS 5 0 0 0
Total 50 192 100
Rata-rata 3,64
% Switcher/price buyer 81,32
3. Merek Indomilk
Jawaban responden x f f.x Persentase
STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 6 18 31,03
S 4 10 40 68,97
SS 5 0 0 0
Total 16 58 100
Rata-rata 3,63
% Switcher/price buyer 68,97
78
Lampiran 11. Tingkat Performance Merek Ultra Milk
Performance
Interpretasi Variasi Mudah
Rasa Kualitas Gizi Kemasan Volume
rasa mendapatkan
STS 0 0 0 0 0 0 0
TS 0 0 0 0 0 0 0
N 0 0 0 3 0 0 1
S 42 48 47 53 47 49 49
SS 19 13 14 5 14 12 11
Total 61 61 61 61 61 61 61
79
Lampiran 15. Tingkat Performance Merek Indomilk
Performance
Interpretasi Variasi Mudah
Rasa Kualitas Gizi Kemasan Volume
rasa mendapatkan
STS 0 0 0 0 0 0 0
TS 0 0 0 0 1 0 0
N 0 0 0 0 0 0 1
S 9 14 14 16 15 15 15
SS 7 2 2 0 0 1 0
Total 16 16 16 16 16 16 16
80