SKRIPSI
IVA ZAHRIA
H34066067
Susu sapi merupakan bahan pangan hewani yang bisa dikatakan memiliki
kandungan gizi yang hampir sempurna kelengkapannya. Mineral utama yang
terkandung di dalam susu sapi adalah fosfor dan kalsium susu. Kedua mineral ini
sangat berperan dalam keseimbangan metabolisme tubuh. Kalsium tidak hanya
dibutuhkan oleh anak-anak dan remaja, tetapi juga oleh orang dewasa terutama ibu-
ibu. Kurangnya konsumsi kalsium dari bahan makanan untuk ibu-ibu khususnya saat
hamil dan menyusui, akan mengakibatkan proses resorpsi yaitu pengambilan kalsium
dari tulang ibu untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Dikemudian hari kondisi tersebut
bisa menjurus pada terjadinya osteoporosis.
Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
tulang telah memberikan pe luang bisnis yang sangat potensial utamanya pada industri
susu berkalsium tinggi.Konsumen adalah yang menentukan kehidupan dan masa depan
suatu produk dan atau jasa. Kepuasan konsumen menjadi hal mutlak yang harus
diprioritaskan oleh perusahaan-perusahaan, guna mencapai terbentuknya loyalitas
konsumen yang merupakan asset penting jangka panjang perusahaan. Dilihat dari
pentingnya kepuasan dan loyalitas konsumen, Anlene sebagai pelopor susu berkalsium
tinggi di Indonesia, harus mampu merumuskan dan mengimplementasikan berbagai
program pemasaran dan layanan dengan sasaran khusus pada peningkatan kualitas,
kepuasan dan loyalitas konsumen. Tujuannya, adalah untuk memastikan bahwa kinerja
pencapaian kepuasan dan loyalitas akan produknya berada pada jalur yang benar.
Dengan demikian, Anlene sebagai produsen yang ingin tetap bertahan dan
melangkah lebih maju untuk memenangi persaingan diantara produk-produk susu
berkalsium tinggi yang beredar, sangat perlu mengetahui kondisi kepuasan
konsumennya melalui riset terhadap variabel-variabel bauran pemasaran Anlene yang
berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen.
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk, Mengkaji
karakteristik konsumen susu berkalsium tinggi merek Anlene di Kota Bogor,
Menganalisis variabel-variabel apa saja dari bauran pemasaran Anlene yang
berpengaruh nyata terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen Anlene di Kota Bogor,
Menganalisis implikasi dari karakteristik, perilaku serta kepuasan dan loyalitas
konsumen Anlene terhadap bauran pemasaran perusahaan.
Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilaksanakan pada bulan
Desember 2008 – Februari 2009, yang mengambil di dua tempat yaitu di Giant Botani
Square Bogor, dan RS PMI Bogor.Jenis data yang digunakan untuk menunjang
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data atas
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik convinence
sampling.Responden yang dipilih dalam penelitian ini mempunyai criteria pernah
menggunakan atau mengkonsumsi susu berkalsium tinggi merek Anlene dan
berdomisili di Kota Bogor. Jumlah responden yang akan mendukung penelitian ini
ditetapkan adalah 100 orang responden. Pengolahan dan analisis data diolah dengan
menggunakan analisis persamaan structural (SEM), yang menggunakan program
software excel 2003 dan program Linear Structural Relationship (LISREL) 8. 30.
Selain analisis SEM, pengolahan data untuk uji validitas dan reliabilitas menggunakan
software SPSS 13. Data yang tidak dianalisis menggunakan instrument tersebut akan
dianalisis secara deskriptif dengan cara menabulasikan data yang diperoleh.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa, Karakteristik konsumen
Anlene di Kota Bogor dalam penelitian ini yang diwakili oleh 100 orang responden
Anlene, 80 persen berjenis kelamin wanita, 36 persen berusia 50 tahun ke atas, 39
persen berpendidikan terakhir SMU/sederajat, mayoritas berprofesi sebagai ibu rumah
tangga yaitu sebanyak 37 persen dari total responden, berpendapatan rata-rata per
bulan berkisar antara Rp 1.000.000 - 2.000.000 dan di bawah Rp 1.000.000 yaitu
masing-msing sebanyak 24 peren, dan berpengeluaran rata-rata per bulan untuk
membeli Anlene sebesar kurang lebih Rp 100.000 yaitu sebanyak 40 persen
responden.
Berdasarkan hasil analisis SEM, menunjukkan bahwa semua varia bel indikator
pembentuk/pembangun bauran pemasaran Anlene berpengaruh nyata pada
terbentuknya kepuasan konsumen. Dari keempat variabel bauran pemasaran Anlene,
hanya dua variabel yang berpengaruh nyata pada terbentuknya/terbangunnya kepuasan
konsumen terhadap Anlene, yaitu variabel produk dan variabel harga. Variabel produk
berpengaruh nyata pada terbentuknya/terbangunnya kepuasan konsumen, terutama
terbentuk dari variabel indikator (aroma dan rasa Anlene) dengan nilai pengaruhnya
sebesar 0,73 persen. Dari variabel indikator produk, variabel yang pengaruhnya paling
kecil dalam membentuk kepuasan konsumen adalah variable merek , dengan nilai
pengaruh sebesar 0,15 persen. Pada hubungan antara kepuasan konsumen dengan
variabel indikatornya menunjukkan bahwa, kepuasan berpengaruh nyata pada
penilaian/persepsi kepuasan konsumen terhadap Anlene secara keseluruhan. Kepuasan
konsumen terhadap Anlene 100 persen berpengaruh nyata pada
terbentuknya/terbangunya loyalitas konsumen, hasil tersebut membuktika bahwa teori
dari Griffin (2003) terbukti kebenarannya.
Alternatif strategi bauran pemasaran yang dapat dilakukan pada variabel
produk adalah, dengan menambah varians rasa Anlene. Selain itu merek Anlene juga
harus dikuatkan citranya Strategi penguatan citra merek Anlene di mata
konsumennya sebaiknya dilakukan dengan lebih fokus pada upaya menjaga
kesehatan tulang sejak dini (sebelum usia 25-30 tahun) yaitu usia sebelum
tercapainya kepadatan tulang maksimal. Alternatif strategi harga yang dapat
dilaksanakan Anlene bukan merupakan startegi baru yaitu dengan tetap
menjaga harga jual produknya agar tidak terlalu jauh dengan harga merek
pesaing. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah keseragaman harga pada
outlet-outlet yang berbeda, sehingga diharapkan konsumen yang
berpindah merek karena faktor harga dapat dikurangi. Pada Alternatif strategi
untuk variabel tempat/distribusi adalah juga bukan merupakan bentuk terobosan
strategi baru yaitu dengan menjaga kelancaran distribusi. Sedangkan untuk promosi,
alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas promosi Anlene.
ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN
SUSU BERKALSIUM TINGGI MEREK ANLENE
(Studi Kasus di Kota Bogor, Jawa Barat)
IVA ZAHRIA
H34066067
Disetujui,
Pembimbing
Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yag berjudul “Analisis
Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Susu Berkalsium Tinggi Merek Anlene
(Studi Kasus di Kota Bogor, Jawa Barat)” adalah karya saya sendiri dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Iva Zahria
H34066067
RIWAYAT HIDUP
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Susu Berkalsium Tinggi Merek
Anlene (Studi Kasus di Kota Bogor, Jawa Barat)”.
Penelitian ini bertujuan menganalisis variabel-variabel apa saja dari
bauran pemasaran Anlene yang berpengaruh nyata terhadap kepuasan dan
loyalitas konsumen Anlene di Kota Bogor.
Namun Demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan ka rena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada :
1. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen pembimbing, arahan, waktu, dan
kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi
ini.
2. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen evaluator pada kolokium proposal
penelitian, yang telah membantu penulis dengan memberikan saran dan
masukan untuk perbaikan proposal penelitian sehingga dapat dijadikan
bahan penulisan skripsi yang lebih baik.
3. Febriantina Dewi, SE, MSc selaku dosen penguji utama pada ujian sidang
yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi
perbaikan skripsi ini.
4. Arif Karyadi, SP selaku dosen penguji komdik pada ujian sidang yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan kritik, dan saran terutama pada
format penulisan skripsi.
5. Ibu tercinta, fauzi, dan kak Iwan untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa
yang diberikan. Semoga ini bias menjadi persembahan yang terbaik.
6. Retno, yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi pembahas.
7. Teman-teman ekstensi Manajemen Agribisnis angkatan I atas semangat dan
sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas bantuannya.
Halaman
xi
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 89
LAMPIRAN ......................................................................................... 91
xii
DAFTAR TABEL
Nomo r Halaman
xiii
21. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kepuasan dan
Loyalitas Responden Anlene .................................................. 62
22. Sebaran Responden Berdasarkan Penilaian Kepuasan
terhadap Variabel Produk ........................................................... 64
23. Sebaran Responden Berdasarkan Penilaian Kepuasan
terhadap Variabel Harga ........................................................... 65
24. Sebaran Responden Berdasarkan Penilaian Kepuasan
terhadap Variabel Tempat/Distribusi ......................................... 67
25. Sebaran Responden Berdasarkan Penilaian Kepuasan
terhadap Variabel Promosi ...................................................... 68
26. Sebaran Responden Berdasarkan Penilaian Loyalitas
terhadap Anlene .................................................................... 70
27. Variabel- variabel Laten yang Digunakan Beserta
Variabel Indikatornya ........................................................... 72
28. Ukuran Kebaikan Kesesuaian Model Awal Kepuasan
dan Loyalitas Konsumen Anlene ........................................... 74
29. Ukuran Kebaikan Kesesuaian Model Rekomendasi
Kepuasan dan Loyalitas Konsumen ...................................... 76
30. Nilai Loading Variabel Indikator Produk Terhadap
Variabel Laten Produk Anlene ................................................. 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomo r Halaman
1. Tahapan Proses Pembelian Barang dan atau Jasa ...................... 21
2. Empat Variabel P beserta Variabel Indikatornya
dalam Bauran Pemasaran ........................................................... 25
3. Tahapan Alur Kerangka Pemikiran Operasional ....................... 34
4. Model Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Susu
Berkalsium Tinggi Merek Anlene yang dihipotesis .................. 45
5. Diagram Path Model Awal Kepuasan dan Loyalitas
Konsumen terhadap Anlene ....................................................... 73
6. Diagram Path Model Rekomendasi Kepuasan dan
Loyalitas Konsumen terhadap Anlene ...................................... 76
7. Diagram Path Model Rekomendasi Kepuasan dan
Loyalitas Konsumen Berdasarkan Nilai t-hitung ........................ 77
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomer Halaman
1. Contoh Kuisioner Penelitian ........................................................ 91
2. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ....................................... 94
3. Hasil Analisis SEM ....................................................................... 96
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Rahman, A. I., dan Setiyohadi, B. 2007. Tentang Osteoporosis.
http://www.medicastore.com/osteoporosis/ [5 November 2008]
2
Tabel 2. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Susu Sapi (ton) Tahun 2003-
2007 di Indonesia
Tahun Jumlah Susu Sapi (ton)
Produksi Konsumsi
2003 553.400 1.517.400
2004 549.900 1.560.300
2005 536.000 3.030.200
2006 616.500 3.071.800
2007 636.900 -
Sumber : www.weesnugroho.staff.ugm.ac.id
www.kompas.com
(-) menunjukkan data belum tersedia
Melihat potensi pasar atas perkembangan konsumsi susu sapi dari tahun ke
tahun dan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi kalsium dalam jumlah
yang mencukupi, industri susu terinspirasi untuk memanfaatkan peluang tersebut
dengan memproduksi susu berkalsium tinggi. Berbeda dengan susu biasa, susu
berkalsium tinggi memiliki kandungan kalsium yang lebih banyak sekitar 100
persen. Perusahaan-perusahaan yang telah memproduksi susu berkalsium tinggi
kini semakin banyak.
Menurut data Depperindag tahun 2008, tercatat ada delapan produsen susu
berkalsium tinggi. Dominasi yang paling kuat merebut pangsa pasar adalah PT
New Zealand Milk yang memproduksi susu Anlene dan Prolene, dengan
penguasaan pangsa pasar sebesar 60 persen. Kemudian diurutan kedua 18 persen
pangsa pasar susu berkalsium tinggi dikuasai oleh Tropicana Slim Hi-Lo, 5 persen
oleh Calcimex, dan sisanya 17 persen untuk produk merek lain. Persaingan antar
produsen susu berkalsium tinggi cukup ketat. Hal tersebut terlihat dari banyaknya
merek susu berkalsium tinggi yang beredar di pasaran. Berikut nama-nama
produsen yang memproduksi susu berkalsium tinggi di Indonesia, beserta merek
dagang dan perkiraan penguasaan pangsa pasarnya, dapat dilihat pada Tabel 3.
3
Tabel 3. Nama Produsen Susu Berkalsium Tinggi, Merek Dagang, dan Perkiraan
Penguasaan Pangsa Pasarnya
Nama Perusahaan Merek Dagang Pangsa Pasar (%)
PT New Zealand Milk Anlene 60
PT Nutrifood Indonesia Tropicana Slim 18
Hi-L o
PT Frisian Flag Indonesia Calcimex 5
PT Indomilk Calciskim 17
PT New Zeland Milk Prolene
PT Tiga Raksa Satria Produgen
PT Nestle Indonesia Omega
PT Netania Kasih Stefit
PT Sanghiang Perkasa Entrasol Gold
Sumber : Depperindag (2005), Jakarta
www.swa.co.id (diolah)
4
produk-produk susu berkalsium tinggi yang relatif memiliki kualifikasi yang
serupa.
Dalam upaya mempertahankan dan memenangkan persaingan, Anlene
harus memiliki strategi pemasaran yang mampu memenuhi kebutuhan dan
harapan konsumen terhadap Anlene. Strategi pemasaran tersebut dapat
dirumuskan melalui bauran pemasara nnya, yaitu melalui variabel produk, harga,
tempat/distribusi, dan promosi. Keseluruhan proses pemasaran yang dijalankan
Anlene tersebut pada intinya bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan
konsumennya (Swastha, 1995). Kunci utama untuk mencapai sasaran tersebut
adalah dengan mengenali, dan berusaha mewujudkan keinginan dan kebutuhan
dari pasar sasarannya secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan para
pesaingnya.
Menurut teori Griffin (2003), menyatakan bahwa kepuasan konsumen
diyakini berhubungan erat dengan loyalitas. Konsumen yang puas akan cenderung
mengulangi transaksinya, dan jika hal itu terus dilakukan akan menumbuhkan
loyalitas. Loyalitas menjadi faktor kunci dalam mempertahankan bahkan
meningkatkan penjualan produk. Konsumen yang puas juga akan menghasilkan
suatu customer retention (konsumen yang melakukan pembelian berulang), serta
menunjukkan loyalitas pada waktu yang lama. Mereka bahkan dengan suka rela
bersedia merekomendasikan produk dan atau jasa yang dinikmati kepada saudara
atau relasinya, yang tidak mudah tertarik tawaran produk lain, serta yang tidak
sensitif terhadap kenaikan harga ataupun sekedar iklan atau promosi produk baru
yang dikemas sedemikian apik dan menarik.
Mengingat pentingnya pencapaian kepuasan dan loyalitas konsumen
dalam menghadapi persaingan, maka Anlene perlu melakukan sebuah riset untuk
mengetahui kepuasan dan loyalitas konsumennya. Riset sejenis ini sebaiknya
dilakukan secara berkala agar produsen bisa mengalokasikan sumber daya dengan
tepat sesuai dengan pr ioritas perbaikan yang diperlukan. Serta dapat menyusun
strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien berdasarkan tanggapan dan
harapan konsumen terhadap Anlene. Oleh sebab itu, konsistensi top management
mutlak diperlukan dalam upaya tersebut, agar keseluruhan kinerja dapat
memfungsikan diri seefektif dan seefisien mungkin
5
1.2. Rumusan Masalah
Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
tulang telah memberikan peluang bisnis yang sangat potensial utamanya pa da
industri susu berkalsium tinggi. Di Indonesia sendiri berdasarkan hasil analisis
data dan resiko osteoporosis akibat kurangnya konsumsi kalsium, yang
dipublikasikan oleh Departemen Kesehatan RI bersama Fonterra Brands pada
tahun 2006, dua dari lima penduduk Indonesia beresiko terkena osteoporosis. Hal
ini lebih tinggi dari pravelen dunia yang hanya satu dari tiga beresiko
osteoporosis. 2
Saat ini seperti terlihat pada Tabel 3, terdapat delapan perusahaan yang
memproduksi susu berkalsium tinggi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan
tersebut saling bersaing menonjolkan kelebihan masing-masing untuk menarik
minat konsumen. Produk-produk yang dihasilkan oleh masing-masing perusahaan
tersebut, berusaha mendapat tempat tersendiri di pasar susu berkalsium tinggi
tentunya didukung oleh serangkaian variabel produk yang dapat memenuhi,
memuaskan bahkan sampai membuat konsumen loyal untuk tetap mengkonsumsi
satu produk saja.
Konsumen adalah yang menentukan kehidupan dan masa depan suatu
produk dan atau jasa. Kepuasan konsumen menjadi hal mutlak yang harus
diprioritaskan oleh perusahaan-perusahaan, guna mencapai terbentuknya loyalitas
pelanggan yang merupakan asset penting jangka panjang perusahaan. Dilihat dari
pentingnya kepuasan dan loyalitas konsumen, Anlene sebagai pelopor susu
berkalsium tinggi di Indonesia, harus mampu merumuskan dan
mengimplementasikan berbagai program pemasaran dan layanan dengan sasaran
khusus pada peningkatan kualitas, kepuasan dan loyalitas konsumen. Agar dapat
dipastikan bahwa kinerja pencapaian kepuasan dan loyalitas akan produknya
berada pada jalur yang benar. Persaingan dalam industri susu berkalsium tinggi
terjadi pada berbagai hal, misalnya persaingan dalam hal inovasi produk, strategi
promosi, dan lain-lain. Berikut ini pada Tabel 4 dapat dilihat contoh persaingan
2
Anonim. 2008. Cegah Osteoporosis Sejak Dini. Harian Umum, Edisi 30 Oktober 2008
http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/30/16284944/cegah.osteoporosis.sejak.dini [5
November 2008]
6
dari segi inovasi produk dan strategi promosi.
Tabel 4. Contoh Persaingan dari Susu Berkalsium Tinggi Merek Anlene dan
Tropicana Slim Hi-L o
Produk Jenis Persaingan
Inovasi Produk Strategi Promosi
Varian Produk Varian Kegiatan Promo Pengeluaran Iklan (Rp)
Rasa Penjualan 2006 2007
Anlene - Anlene Actifit - Plain - Program Bone 44 Milyar 33 Milyar
- Anlene Gold - Coklat Scan dan
- Anlene Plus - Vanila Konsultasi Gizi
- Anlene Cair Gratis
Coklat dan - Program Rutin
Vanila Tahunan Anlene
- Anlene Cair Movement 10.000
One a Day Langkah
Tropicana - Hi-Lo Actif - Coklat - Lomba Karya 36 Milyar 29 Milyar
Slim Hi-Lo - Hi-Lo Gold - Vanila Ilmiah untuk
- Hi-Lo Soleha - Green Remaja dengan
- Hi-Lo Joint+ Tea Tema Kesehatan
- Hi-Lo Teen - Kacang Tulang
Hijau
Sumber : www.wikipedia.org
www.primeaccesscard.com (diolah)
7
untuk dewasa menunjukkan bahwa Anlene menempati peringkat pertama diantara
produk susu berkalsium tinggi, kemudian diperingkat kedua adalah susu merek
Calcimex, peringkat ketiga Produgen dan diperingkat terakhir adalah susu
Tropicana Slim Hi-L o. Produk susu bubuk dewasa yang mendapat peringkat
dalam ICSA dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 . Kepuasan Konsumen Kategori Food and Beverage Produk Susu Bubuk
Dewasa Tahun 2005
Ranking Merek Produk QSS VSS PBS TSS
1 Dancow 4,217 3,873 4,238 4,417
2 Bendera 4,232 3,881 4,170 4,122
3 Anlene 4,127 3,871 4,124 4,066
4 Milo 4,071 3,941 4,084 4,047
5 Indomilk 4,011 3,892 3,975 3,967
6 Ovaltine 3,900 3,939 3,971 3,941
7 Calcimex 3,906 3,849 3,810 3,860
8 Produgen 3,773 3,744 3,898 3,823
9 Tropicana Slim Hi- 3,346 3,827 3,413 3,353
Lo
Sumber : Majalah SWA No. 19/XXI/15-28 September 2005. Jakarta dalam Susila
Dengan demikian, Anlene sebagai produse n yang ingin tetap bertahan dan
melangkah lebih maju untuk memenangi persaingan diantara produk-produk susu
berkalsium tinggi yang beredar, maka Anlene sangat perlu mengetahui kondisi
kepuasan konsumennya melalui riset terhadap variabel- variabel bauran
pemasarannya yang berpengaruh dalam membentuk/membangun kepuasan dan
loyalitas konsumen. Variabel-variabel mana saja yang sudah dapat memenuhi
kepuasan bahkan loyalitas konsumen perlu dipertahankan dan ditingkatkan
keberadaannya dan juga sebaliknya yang kurang atau tidak memuaskan harus
segera diperbaiki. Dengan mengetahui kepuasan dan loyalitas konsumen, akan
dapat diperoleh gambaran tentang keberhasilan suatu perusahaan dalam
mengembangkan, memperkuat, mempertahankan, dan mengelola kelangsungan
hidup suatu perusahaan.
8
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan-
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana karakteristik para konsumen susu berkalsium tinggi merek Anlene
di Kota Bogor ?
2. Bagaimana variabel-variabel dar i bauran pemasaran Anlene berpengaruh
terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen susu Anlene di Kota Bogor ?
3. Bagaimana implikasi karakteristik, perilaku, serta kepuasan dan loyalitas
knsumen susu Anlene terhadap bauran pemasaran perusahaan?
9
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada mempelajari dan
mengkaji kepuasan dan loyalitas konsumen susu berkalsium tinggi merek Anlene.
Pemilihan merek Anlene dalam penelitian ini dengan pertimbangan bahwa, merek
ini mempunyai pangsa pasar yang besar, aktif melakukan kegiatan promosi, dan
merek ini juga merupakan merek pertama dalam industri susu berkalsium tinggi di
Indonesia. Analisis kepuasan dan loyalitas konsumen susu Anlene menggunakan
model persamaam struktural (SEM). Penelitian ini dilakukan pada konsumen susu
Anlene di Kota Bogor, yakni dengan pengajuan pengisian kuisioner pada
konsumen yang sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan modern besar di
Kota Bogor yaitu di Botani Square, dan di Rumah Sakit Umum Daerah Bogor (RS
PMI Bogor) dengan pertimbangan akan keterbatasan waktu, izin, dan biaya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Wahid, N. 2007. Susu Bagi Kaum Manula.
http://www.sasak.net/modules/newbb/viewtopic.php?topic_id=1201 [5 November 2008]
11
Tabel 6. Perbandingan Nilai Kandungan Gizi pada S usu Biasa dengan Susu
Berkalsium Tinggi per 100 gram
Zat Gizi Satuan Jumlah
Susu Susu Berkalsium Tinggi
Biasa Anlene Hi-Lo Entrasol
Gold
Energi Kalori 59,00 - - -
Air Gram 88,50 - - -
Protein Gram 3,20 3,20 2,40 2,70
Lemak Gram 3,50 1,40 1,20 1,89
Karbohidrat Gram 4,50 10,27 8,00 9,60
Kalsium Mili Gram 100,00 204,00 200,00 270,7
Fosfor Mili Gram 90,00 140,54 124,00 64,00
Besi Mili Gram 0,10 - - -
Vit B1 Mili Gram 0,40 0,32 - 0,32
Vit B2 Mili Gram 0,15 0,24 - 0,35
Niacin Mili Gram 0,20 - 0,20 0,43
Kolestrol Mili Gram 9,24-9,90 0 0 0
Asam Mili Gram 60,00- - 40,00 97,30
Lemak 70,00
Sumber : Intisari, 2000
www.ronaldsipahutar.wordpress.com (diolah)
(-) data tidak tersedia
Dampak dari kekurangan kalsium ini salah satunya yang sering dialami
adalah kurangnya kepadatan tulang yang akan mengakibatkan penyakit
kerapuhan tulang yang biasa disebut dengan osteoporosis. Penyakit osteoporosis
sendiri adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa masa
tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas
jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan tulang.
Dengan mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup akan sangat
efekt if, terutama sebelum dicapainya kepadatan tulang maksimal yaitu pada usia
sekitar 30 tahun. Minum dua gelas susu berkalsium tinggi setiap harinya bisa
meningkatkan kepadatan tulang pada mereka yang sudah berumur setengah baya
12
yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Selain mengkonsumsi susu
berkalsium tinggi secara teratur dengan disertai olah raga beban (misalnya
berjalan dan menaiki tanggan), akan membantu meningkatkan kepadatan tulang
sehingga mencegah osteoporosis.
13
tahun 1996. Sebelum periode ini, pasar susu cuma didominasi susu yang ditujukan
untuk anak-anak. Anlene datang dengan propaganda bahwa susu juga sangat
penting bagi kalangan dewasa, terutama wanita karena mereka rentan terhadap
osteoporosis. Kepeloporan ini diteruskan dengan memilih dua kategori usia yaitu
19 – 50 tahun (Anlene Actifit) dan Anlene untuk mereka yang berusia 50 tahun
keatas (Anlene Gold) dengan kalsium lebih banyak dibanding Anlene Actifit.
Selain itu juga diproduksi Anlene Plus yang baik untuk jantung. Baru-baru ini
juga, produsen susu Anlene meluncurkan formulasi total kesehatan tulang, yaitu
Anlene Nano Kalsium pada Januari 2008. Anlene Nano Kalsium ini mempunyai
inovasi terkini bahan kalsium yaitu nano kalsium yang merupakan kalsium
mikroskopis berukuran 100 kali lebih kecil dari kalsium biasa. Anlene Nano
Kalsium juga bekerja dengan ingredient aktif lainnya ya ng secara sinergis
memberikan motivasi optimal bagi kesehatan tulang.
Pada tahun 1997, PT Frissian Flag Indonesia juga memproduksi susu
berkalsium tinggi dengan menggunakan merek dagang Calcimex. Tidak mau
ketinggalan momentum, pada 2001 PT Tigaraksa juga meluncurkan Produgen. Di
tahun 2004 PT Nutrifood pun turut meramaikan persaingan dengan meluncurkan
Tropicana Slim Hi-Lo. PT Nutrifood melakukan diferensiasi dengan
memposisikan produknya sebagai susu berkalsium tinggi rendah lemak. Dengan
positioning baru, Tropicana Slim Hi-Lo terbukti mendapat respons pasar yang
sangat bagus dan sudah duduk di posisi kedua di bawah Anlene. Guna berusaha
merebut pangsa pasar, Hi-Lo melakukan promosi besar-besaran dan melakukan
inovasi produk lebih beragam dibanding dengan produk susu berkalsium tinggi
lainnya. Varian produk Hi-Lo antara lain,4
1. Hi-Lo Actif, yang merupakan bentuk pertama. Jenis ini adalah susu yang
ditingkatkan kosentrasi kalsiumnya bagi usia 19 – 50 tahun, yang tersedia
dalam rasa coklat dan vanilla.
2. Hi-Lo Gold, bentuk susu Hi-Lo dengan kandungan kalsium lebih tinggi dari
pada Hi-Lo Actif. Jenis ini khusus diperuntukkan bagi mereka yang berusia 51
tahun ke atas, yang tersedia dalam rasa coklat, vanilla, dan plain.
4
Wikipedia. 2004. Hilo. http://www.id.wikipedia.org/wiki/hilo [5 November 2008]
14
3. Hi-Lo Soleha, susu Hi-Lo yang diperuntukkan bagi wanita berbusana muslim
dengan kandungan vitamin D yang lebih tinggi, jenis ini baru diproduksi pada
tahun 2007.
4. Hi-Lo Teen, produk Hi-Lo yang diperuntukkan bagi remaja dengan
kandungan kalsium 600 mg per saji. Produk ini juga ditingkatkan kandungan
vitamin B1 dan B2 nya.
15
memiliki freezer yang berkapasitas isi lebih dari 500 liter. Metode pengolahan
data dilakukan dengan tabulasi silang, analisis chi square, dan SEM.
Hasil penelitian Miharsa (2006), memperlihatkan bahwa karakteristik para
pengecer es krim Campina sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, mempunyai
pendidikan terakhir SMU, tingkat pengeluaran rata-rata 4 -6 juta rupiah per bulan.
Variabel omzet penjualan, tingkat pendapatan, pengalaman berjualan, masalah
dan alasan berjualan produk Campina berpengaruh nyata terhadap peubah laten
endogen kepuasan. Sedangkan untuk peubah laten endogen loyalitas, hanya omzet
penjualan produk Campina dan pengalaman berjualan produk Campina saja yang
berpengaruh nyata.
Penilaian responden terhadap peubah laten eksogen pada umumnya
menyatakan kepuasan, kecuali untuk peubah jaminan ketersediaan barang dan
program promo. Hasil estimasi awal analisis SEM diperoleh nilai chi square
adalah 14468,60, pada nilai derajat bebas 3,15, sedangkan nilai p-valuenya adalah
0,000, dan nilai indeks untuk mengkompensasi chi square dalam jumlah besar
(RMSEA) adalah 0,431. Terlihat bahwa model tersebut belum sesuai dengan data
empiris atau belum fit, karena nilai p-value < 0,05. Selanjutnya upaya pe rmodelan
diarahkan untuk mendapatkan model yang sesuai dengan data empiris atau fit.
Untuk itu perlu dilakukan suatu modifikasi model dengan cara mereduksi path-
path yang mempunyai nilai koefisien korelasi yang tidak signifikan terhadap
model.
Dapat dilihat untuk model terbaik yang dapat diperoleh setelah dilakukan
modifikasi, nilai chi square menjadi 97,44, pada nilai derajat bebas (df) 119
sedangkan nilai p-valuenya berubah menjadi 0,92623, dan indeks untuk
mengkompensasi chi square (RMSEA) berada pada nilai 0,000 yang
menunjukkan model yang digunakan telah sesuai.
Prasetio (2008) menganalisis tentang kepuasan dan loyalitas konsumen
restoran Papa Ron’s Pizza Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
karakteristik konsumen restoran Papa Ron’s Pizza Bogor, dan menganalisis
hubungan dan faktor -faktor yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas
konsumen restoran Papa Ron’s Pizza Bogor. Metode penelitian untu penarikan
sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kaidah judgment
16
sampling, yang mengambil responden dengn kriteria responden yang sedang
mengunjungi restoran. Metode pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
alat analisis SEM.
Dari hasil penelitian Prasetio (2008) dapat diketahui bahwa pengaruh
peubah manifes sama besar terhadap peubah laten, sehingga untuk meningkatkan
nilai bagi pelanggan diperlukan peningkatan terhadap produk, pelayanan,
karyawan, dan citra. Pada peubah laten produk, untuk pengukurannya diwakili
oleh empat variabel yang berdasarkan nilai loading diperoleh nilai sebesar 0,59
dimana nilai tersebut menunjukkan bahwa dari keempat variabel produk, variabel
keragaman produk pizza memberikan kontribusi yang paling besar yaitu 0,59.
Namun variabel-variabel produk tersebut tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan karena memiliki nilai t- value yang lebih kecil dari
1,96 yaitu sebesar 0,46.
Sedang pada peubah laten pelayanan diukur menggunakan tiga variabel
indikator yang menunjukkan bahwa variabel keramahan serta pelayanan karyawan
dalam melayani konsumen memberikan kontribusi yang paling besar yaitu 0,70
terhadap peubah laten pelayanan. Pelayanan ini berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan karena memiliki nilai t-value yang lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar
1,97. Dalam mengukur peubah laten karyawan digunakan dua variabel indikator,
yang menunjukkan bahwa variabel pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam
menjelasakan produk memberikan kontribusi yang paling besar terhadap peubah
laten karyawan dibandingkan faktor lain. Karyawan berpengaruh terhadap
kepuasan karena memiliki nilai t-value lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar 2,00.
Peubah laten terakhir yang dianalisis adalah peubah laten citra, dimana variabel
indikator suasana restoran memberikan kontribusi yang paling besar yaitu 0,61.
Namun peubah late n citra ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan. Dari keempat peubah laten tersebut hanya dua variabel yang
membentuk kepuasan yaitu peubah laten pelayanan dan karyawan. Sedangkan
terhadap analisis loyalitas variabel kesediaan untuk datang lagi ke restoran yang
memberikan kontribusi yang paling besar.
Persamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu yaitu
pada topik penelitian (analisis kepuasan dan loyalitas konsumen) dan alat analisis
17
yang digunakan Structural Equation Models (SEM). P erbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu yaitu pada komoditas yang diteliti dan variabel yang
digunakan dalam mengukur/mengetahui kepuasan dan loyalitas konsumen. Pada
ketiga penelitian terdahulu, variabel yang digunakan untuk mengukur/mengetahui
kepuasan dan loyalitas konsumen adalah variabel dari nilai yang diterima oleh
konsumen (produk, pelayanan, karyawan, dan citra). Sedangakn variabel yang
digunakan untuk mengukur/mengetahui kepuasan dan loyalitas konsumen
terhadap susu berkalsium tingi merek Anlene di kota Bogor ini adalah variabel
bauran pemasaran Anlene.
18
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
19
Rangkuti (2002), membedakan perilaku konsumen berdasarkan tiga jenis
definisi, yaitu :
a. Perilaku konsumen adalah dinamis, menekankan bahwa seorang konsumen,
kelompok konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak
sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis
perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap pada
satu strategi pemasaran yang sama, dapat memberikan hasil yang sama pula
sepanjang waktu, dan di pasar serta industri yang sama.
b. Perilaku konsumen melibatkan interaksi, menekankan bahwa untuk
mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, kita harus memahami yang
dipikirkan (kognisi), dirasakan (pengaruh), dan dilakukan (perilaku) oleh
konsumen. Selain itu, kita juga harus memahami apa dan dimana peristiwa
(kejadian sekitar) yang dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan tindakan
konsumen.
c. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, menekankan bahwa konsumen
tetap konsisten dengan definisi pemasaran sejauh ini juga berkaitan dengan
pertukaran.
Dalam merancang sutu pemasaran yang efektif, perlu dimengerti konsep
pembelian yang dilakukan konsumen terlebih dahulu, yaitu dengan
memperhatikan faktor-faktor yang mendasari perilaku konsumen. Melalui
pemasaran yang efektif, diharapkan akan dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen yang ditujunya.
20
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Membeli
21
2. Pencarian Informasi
Proses membeli dimulai dengan adanya kebutuhan. Langkah pertama
yang dilakukan dalam proses membeli ini adalah pencarian informasi yang
berhubungan dengan produk dan atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan
tersebut. Informasi yang diterima dapat diterima dari berbagai sumber.
Dengan mengumpulkan informasi, konsumen akan dapat membentuk
kesadaran dan pertimbangan mengenai produk apa yang diinginkan beserta
fitur yang ditawarkan oleh setiap merek. Pencarian informasi dapat
didefinisikan sebagai aktifitas dari pengetahuan yang tersimpan di dalam
ingatan dan pemerolehan informasi dari lingkungan. Pencarian ini dapat
bersifat internal maupun eksternal. Pencarian internal adalah pencarian
informasi dengan melihat kembali pengetahuan yang relevan dengan
kebutuhan, yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Jika inf ormasi yang
didapat dari pencarian internal ini telah memadai untuk memberikan arah
tindakan yang memuaskan, maka pencarian eksternal tidak diperlukan.
Sebaliknya, jika informasi yang dibutuhkan belum memadai atau bahkan tidak
tersedia sama sekali, maka pe rlu diadakan pencarian eksternal.
3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif yang dilakukan konsumen adalah setelah konsumen
memiliki informasi tentang produk yang dibutuhkan untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhannya. Dalam tahap ini, konsumen mengevaluasi
alternatif produk dengan mempertimbangkan keuntungan-keuntungan yang
ditawarkan setiap alterntif dan menentukan kriteria pemilihan. Dalam memilih
alternatif, konsumen kemungkinan akan menggunakan beberapa kriteria
evaluasi yang berbeda, misalnya harga, merek, dan sebagainya. Kriteria ini
biasanya akan bervariasi sesuai dengan kepentingan relatif mereka. Setelah
menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif,
maka konsumen memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan.
Tahap ini terdiri dari menentukan alternatif pilihan, menilai alternatif pilihan,
dan kemudian menyeleksi kaidah keputusan. Penentuan alternatif sering kali
bergantung pada kemampuan konsumen untuk mengingat informasi-informasi
yang bertahan dalam ingatannya. Jika dengan pengetahuan yang dimilikinya
22
belum cukup baik untuk menilai alternatif pilihan tersebut, maka pencarian
internal diperlukan untuk membentuk suatu penilaian .
4. Keputusan Membeli
Ada dua faktor yang mempengaruhi konsumen yang berada dalam
keadaan bermaksud untuk membeli dan keputusan membeli. Faktor pertama
adalah sikap orang lain terhadap perilaku pembelian yang dilakukan, akan
memberikan motivasi positif atau motivasi negatif terhadap konsumen.
Motivasi positif akan mendorong terjadinya ke putusan membeli, sedangkan
motivasi negatif akan menyebabkan konsumen mengabaikan preferensi yang
telah diberikan terhadap produk dan atau jasa yang diakhiri dengan tidak
terjadinya keputusan membeli. Faktor yang kedua adalah situasi yang tidak
terantisipasi, seperti adanya kebutuhan lain yang lebih mendesak, kehilangan,
dan sebagainya. Niat pembelian konsumen biasanya dapat digolongkan
menjadi dua kategori, yaitu 1) produk dan merek, dan 2) kelas produk. Niat
pembelian mencakup produk dan merek umumnya disebut sebagai pembelian
terencana penuh dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil dari
keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Niat pembelian
yang hanya memperlihatkan kelas produk dapat disebut juga pembelian
terencana jika pilihan merek dibuat di tempat pembelian.
5. Perilaku Setelah Pembelian
Tugas pemasaran tidak berhenti begitu saja setelah penjualan terjadi,
karena pembe li akan mengevaluasi alternatif sesudah pembelian seperti halnya
sebelum pembelian. Jika nilai konsumen yang didapatkan dari produk dan
atau jasa sesuai dengan yang diharapkan konsumen, maka terjadi tingkat
kepuasan tertentu terhadap produk dan atau jasa yang dikonsumsi. Kepuasan
konsumen akan berakibat pada perilaku terbantuknya loyalitas konsumen.
23
penjualan dilakukan. Perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen jika mengharapkan usahanya dapat berjalan terus, atau konsumen
mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan. Kepuasan bagi konsumen
lebih dirasakan setelah mereka mengkonsumsi, menggunakan, atau menghabiskan
suatu barang dan atau jasa.
Dalam usaha mencapai tujuan pemasaran, perusahaan harus membuat
keputusan-keputusan dalam pemasaran yang dapat dikelompokkan ke dalam
empat strategi, yaitu strategi produk, straetgi harga, strategi promosi, strategi
distribusi/tempat. Kombinasi dari keempat strategi tersebut akan membentuk
bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau
kegiatan yag merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu, produk,
struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi/tempat (Swastha, 1995).
Selain dari teori Swastha (1995), teori yang serupa juga dikemukakan oleh
Simamora (2001) yang menyatakan bahwa pada abad millenium seperti sekarang
perusahaan dituntut untuk bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan
kepuasan konsumen terutama pasca pembelian yang pada akhir nya akan
membentuk loyalitas terhadap suatu produk atau secara spesifik disebut
pelanggan, salah satunya adalah dengan perang antar produk melalui penerapan
strategi bauran pemasaran yang gencar, yang terdiri dari variabel produk, harga,
tempat/distribusi, dan promosi.
Hal ini dipertegas pula oleh Kotler (2000), bahwa bauran pemasaran
adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-
menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Mc Carthy
mengklasifikasikan alat-alat itu me njadi empat kelompok yag luas yang disebut
empat P dalam pemasaran : produk (product), harga (price), tempat (place), dan
promosi (promotion). Variabel pemasaran tertentu dari masing-masing P
ditunjukkan dalam Gambar 2.
24
Bauran Pemasaran
Produk
• Keragaman
Produk Tempat/Distribusi
• Kualitas Promosi • Saluran
• Design • Promo Pemasaran
• Ciri Harga Penjualan • Cakupan Pasar
• Nama Merek • Daft. Harga • Periklanan • Pengelompokan
• Kemasan • Rabat/Diskon • Tenaga Lokasi
• Ukuran • Potongan Penjualan • Persediaan
• Pelayanan HargaKhusus • Kehumasan/Pub • Transportasi
• Garansi • Periode lic Relation
• Imbalan Pembayaran • Pemasaran
• Syarat Kredit Langsung
25
berorientasi pada konsumen. Kotler (2000), kepuasan konsumen adalah sebagai
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) pada suatu produk dan
harapan-harapannya.
Banyak perusahaan yang memfokuskan usahanya pada kepuasan tinggi
konsumen, karena para konsumen yang kepuasannya hanya pas akan mudah
untuk berubah pikiran bila mendapat tawaran produk dan atau jasa lain yang lebih
baik. Kepuasan tinggi atau kesenangan yang tinggi yang dirasakan konsumen atas
suatu produk dan atau jasa akan menciptakan kelekatan emosional terhadap merek
tertentu, bukan hanya kesukaan/preferensi rasional. Hasilnya adalah kesetiaan
konsumen yang tinggi. Pada perusahaan-perusahaan yang berfokus pada
konsumen, kepuasan konsumen adalah sasaran sekaligus alat pemasaran.
Menurut Kotler (2000), didefinisikan bahwa terdapat empat perangkat
yang dapat digunakan untuk melacak dan mengukur kepuasan konsumen.
Keempat perangkat tersebut adalah sebagai berikut :
a) Sistem Keluhan dan Saran
Sebuah perusahaan yang berfokus pada konsumen mempermudah
konsumennya untuk memberikan saran dan keluhan. Saran dan Keluhan
tersebut dapat diperoleh perusahaan, misalnya melalui penyediaan formulir
bagi konsumen untuk melaporkan hal- hal yang mereka sukai atau sebaliknya,
menyediakan kotak saran, kartu komentar, atau dapat juga dengan
mempekerjakan staff khusus untuk menampung keluhan konsumen mengenai
produk dan atau jasa yang te lah digunakan, serta menyediakan web pages dan
e-mail untuk melaksanakan komunikasi dua arah antara perusahaan dengan
konsumennya. Informasi yang didapat dari konsumen tersebut merupakan
sumber gagasan yang baik yang meyakinkan perusahaan untuk bertindak
secara cepat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b) Survei Kepuasan Konsumen
Bila perusahaan-perusahaan tidak dapat menggunakan banyaknya keluhan
sebagai ukuran kepuasan konsumen, perusahaan yang responsif dapat
mengukur kepuasan konsumen secara langsung dengan melakukan survei
secara berkala. Survei dapat dilakukan dengan mengirimkan daftar pertanyaan
26
atau menelepon konsumen-konsumen terakhir mereka secara acak dan
menanyakan apakah mereka amat puas, puas, biasa saja, kurang puas, atau
amat tidak puas terhadap berbagai aspek kinerja perusahaan. Perusahaan juga
dapat meminta pendapat konsumen tentang kinerja para pesaing mereka.
Selain untuk mengumpulkan informasi tentang kepuasan konsumen, survei
juga dapat digunakan untuk mengukur keinginan konsumen untuk membeli
ulang, mengukur kemungkinan atau kesediaan konsumen untuk
merekomendasikan perusahaan dan merek pada orang lain.
c) Belanja Siluman
Perusahaan-perusahaan dapat membayar orang-orang untuk bertindak sebagai
pembeli potensial guna melaporkan hasil temuan mereka tentang kekuatan dan
kelemahan yang mereka alami ketika membeli produk perusahaan dan produk
pesaing. Para pembelanja siluman bahkan dapat menyampaikan masalah
tertentu untuk menguji apakah staf penjualan perusahaan menangani situasi
tersebut dengan baik.
d) Analisis Pelanggan yang Hilang
Perusahaan-perusahaan dapat melakukan analisis dengan menghubungi para
pelanggan yang berhenti membeli atau berganti pemasok untuk mempelajari
penyebabnya. Angka kehilangan pelanggan ini jika terus meningkat akan jelas
menunjukkan bahwa perusahaan gagal memuaskan pelanggannya.
Terdapat beberapa upaya untuk mempertahankan pelanggan menurut
Angel, Blackwell, dan Miniard (1994) yaitu :
a) Membangun Harapan yang Realistis
Kepuasan didasarkan kepada suatu penilaian bahw a harapan sebelum
pembelian terpenuhi. Perusahaan sebaikya menghindari tindakan melebih-
lebihkan, karena konsumen mungkin akan sangat percaya dengan apa yang
dikatakan perusahaan dan menuntut tanggung jawab dari perusahaan tersebut.
b) Memberikan Garansi ya ng Realistis
Perusahaan hendaknya memberikan jaminan dan garansi yang benar-benar
dapat dipertanggungjawabkan. Bila jaminan tersebut tidak dapat
dipertanggungjawabkan, maka konsumen akan merasa sangat kecewa.
27
c) Memastikan Kualitas Produk dan atau Jasa dalam upaya Memenuhi Harapan
Pelanggan
Suara layanan konsumen menjadi alat yang penting untuk mengetahui apakah
produk dan atau jasa yang diberikan telah sesuai dengan yang
diharapkan konsumen.
d) Memberikan Informasi tentang Pemakaian Produk
Perusahaan harus menyadari apakah konsumen dapat menggunakan suatu
produk dengan benar. Produk harus dirancang dan dipromosikan sedemikian
rupa hingga kinerja akan memadai dalam kondisi yang benar-benar dialami di
rumah.
e) Mengukuhkan Loyalitas Pelanggan
Salah satu cara untuk mengukuhkan loyalitas pelanggan adalah dengan
meyakinkan konsumen bahwa perusahaan sangat membutuhkan konsumen
dan ingin tetap menjalin hubungan baik dengan konsumen.
f) Menanggapi Keluhan secara Serius dan Bertanggung jawab
Perusahaan hendaknya menanggapi setiap keluhan konsumen secara serius
dan melaksanakan tindakan yang bertanggung jawab untuk memulihkan
kepercayaan konsumen.
28
(supplier) dengan pelanggan. Terbentuknya loyalitas konsumen merupakan faktor
penentu masa depan perusahaan.
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan jika loyalitas
konsumen ini dapat terbentuk, manfaat-manfaat tersebut antara lain menurut
Griffin (2003) :
1. Mengurangi biaya pemasaran, karena biaya untuk menarik pelanggan baru
lebih mahal.
2. Mengurangi biaya transaksi, seperti biaya negoisasi kontrak, dan pemrosesan
pesanan.
3. Mengurangi biaya turn over pelanggan, karena pergantian pelanggan dapat
lebih sedikit.
4. Meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa pasar
perusahaan.
5. World of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang
loyal berarti mereka juga merasa puas.
6. Mengurangi biaya kegagalan, seperti biaya pergantian.
Konsumen yang loyal merupakan asset tak ternilai bagi perusahaan, karakteristik
dari konsumen yang loyal menurut Griffin (2003), antara lain :
1. Melakukan pembelian secara teratur pada merek produk yang sama.
2. Membeli di luar lini produk dan atau jasa.
3. Mereferensikan produk dan atau jasa ke orang lain.
4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.
Loyalitas konsumen tidak terbentuk secara instant tetapi melalui beberapa
tahapan proses. Oleh karena it u perusahaan harus jeli agar dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen yang berbeda -beda, dari setiap tahap tersebut
agar terbentuk loyalitas konsumen. Berikut ini tahapan terbentuknya loyalitas
pada konsumen menurut Griffin (2003) :
1. Suspect (tersangka), yaitu semua orang yang mungkin akan membeli barang
dan atau jasa dari sebuah perusahaan. Dikatakan suspect karena mereka
memiliki kayakinan akan membeli, tapi belum mengetahui apapun mengenai
barang dan atau jasa yang ditawarkan perusahaan.
29
2. Prospect (yang diharapkan), adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan
akan barang dan atau jasa tertentu dan mempunyai keyakinan untuk
membelinya. Para prospect meskipun mereka belum melakukan pembelian,
mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan yang menawarkan barang
dan atau jasa. Hal ini terjadi, karena seseorang telah merekomendasikan
barang dan atau jasa tersebut kepadanya.
3. Disquilified prospect (yang tidak berkemampuan), yaitu prospect yang telah
mengetahui barang dan atau jasa tertentu, tetapi tidak mempunyai kemampuan
untuk membelinya.
4. First time customer (pembeli baru), yaitu konsumen yang membeli suatu
produk dan atau jasa untuk pertama kalinya.
5. Repeat customer (pembeli berulang-ulang), yaitu konsumen yang telah
melakukan pembelian suatu produk dan atau jasa sebanyak dua kali atau lebih.
6. Clients (pelanggan tetap), konsumen yang membeli secara teratur. Hubungan
perusahaan dengan jenis konsumen tersebut sudah kuat dan berlangsung lama
yang membuat mereka tidak terpengaruh produk dan atau jasa perusahaan
la in.
7. Advocats (pelanggan tetap dan pendukung), seperti clients, akan tetapi jenis
konsumen ini juga mengajak relasi untuk membeli barang dan atau jasa dari
perusahaan yang bersangkutan.
30
lebih akurat dari pada analisis regresi linear. 5 Penyusunan model SEM lebih
banyak bersifat teoritis sesuai dengan bidang tera pan dan dievaluasi dengan data
yang diperoleh. Strategi penyusunan model tersebut dinamakan dengan
confirmatory modeling strategy. Adapun istilah LISREL sebagai nama lain
analisis SEM merupakan salah satu perangkat lunak yang paling sering dipakai
dalam mengestimasi model SEM.
Persyaratan utama dalam menerapkan analisis ini adalah harus ada dasar
teori yang kuat untuk membangun model strukturalnya. Selain itu jika
menggunakan data primer, jumlah responden harus relatif besar, misalnya antara
100 sampai 200. Dengan menggunakan data dari responden yang jumlahnya
relatif besar tersebut, hasil pengukuran diharapkan dapat menunjukkan kondisi
yang sebenarnya (Firdaus dan Farid, 2008). Namun alat analisis ini memiliki
kelemahan dimana permodelan tersebut bisa menutupi adanya model lain yang
memiliki kesesuaian dengan data yang paling tidak sama bagusnya dengan model
awal yang telah disusun, apabila model tersebut sudah cukup bagus kesesuaiannya
dengan data. Kelemahan ini coba ditutupi oleh strategi permodelan lain yang
dinamakan dengan competiting models strategy yang intinya adalah terdapat
beberapa model yang disusun yang akan dibandingkan kesesuaiannya dengan
data. Model alternatif dapat disusun berdasarkan teori.
5
Kriswanto, J. 2008. Structuran Equation Models (SEM).
http://www.janikriswanto.blogspot.com/2008/09/structural-equation-modeling.html [17 Januari
2009]
31
harus mengetahui secara mendalam mengenai perilaku konsumen yang menjadi
sasarannya.
Kepuasan dan loyalitas konsumen dipengaruhi oleh beberapa variabel
yang menyertai suatu produk. Dalam penelitian ini beberapa variabel tersebut
disusun berdasarkan bauran pemasaran Anlene, disesuaikan dengan karakteristik
produk Anlene sendiri. Dimana untuk variabel produk terdiri dari beberapa
variable indicator produk yaitu kandungan gizi, pilihan rasa, desain kemasan,
merek, layanan konsumen, kebersihan produk, ukuran/isi produk, aroma dan rasa
produk, manfaat produk, kepraktisan, jaminan halal, keterangan tanggal
kedaluwarsa, jaminan izin BPOM, dan informasi pemakaian produk. Pada
variabel harga terdiri dari satu variable indikator saja yaitu sub variabel harga.
Sedangkan pada variabel promosi terdiri atas variable indikator promo penjualan,
dan iklan. Variabel tempat/distribusi disusun atas variabel indikator ketersediaan
produk. Masing-masing variabel tersebut akan dinilai oleh konsumen Anlene
(responden) berdasarkan pengalaman mereka selama mengkonsumsi Anlene.
Guna mengetahui seberapa besar pengaruh bauran pemasaran Anlene
terhadap kepuasan serta loyalitas konsumen, hasil penilaian konsumen akan
dianalisis dengan menggunakan alat analisis persamaan structural atau yang lebih
dikenal dengan Structural Equation Models (SEM) atau Linear Structural
Relationship (LISREL). SEM bertujuan untuk menguraikan koragam atau
variabel dan data untuk menguji model persamaan struktural yang melibatkan
variabel observasi (manifest/indikator) dan variabel yang tidak dapat diobservasi
(laten). Syarat penyusunan struktur modelnya harus berdasarka n landasan teori
yang kuat. Dalam penelitian ini penyusunan struktur modelnya bedasarkan teori
Swastha (1995) yang menyatakan bahwa tujuan dari pemasaran adalah kepuasan
konsumen, dan kepuasan konsumen dipengaruhi oleh bauran pemasaran yang
terdiri dari 4 variabel penyususn 4P. Agar penlaian kepuasan konsumen lebih
mudah dilakukan, masing-masing variabel disusun oleh beberapa variabel
indikator sebagai penjelas, hal ini berdasarkan teori Kotler (2000) yang dapat
dilihat pada Gambar 2. Sedangankan teori yang menyatakan bahwa loyalitas
dipengaruhi oleh kepuasan konsumen dan juga indikator lain didasarkan atas teori
dari Griffin (2003). Melalui analisis tersebut akan diketahui bagaimana pengaruh
32
masing-masing variabel bauran pemasaran Anlene terhadap kepuasan dan
loyalitas konsumennya.
Berdasarkan hasil penelitian dari kepuasan dan loyalitas konsumen ini,
produsen Anlene dapat menggunakannya untuk memberikan masukan pada
strategi bauran pemasaran yang lebih baik dan relevan bagi perusahaan.
Pertimbangannya adala h bahwa dengan pendekatan ini, strategi yang dirumuskan
akan lebih terarah langsung pada setiap aspek yang dianggap penting dalam
pemasaran. Untuk memperjelas tahapan riset dari penelitian analisis tingkat
kepuasan dan loyalitas konsumen susu berkalsium tinggi, maka pada Gambar 3,
dapat dilihat gambaran alur kerangka pemikiran untuk penelitian yang akan
dilakukan.
33
- Konsumen Susu Berkalsium Tinggi Merek Anlene
- Adanya Persaingan dalam Industri Susu
Berkalsium Tinggi
34
BAB IV
METODE PENELITIAN
6
BPS. 2005. Data Penduduk, Sumber Survey Sosial Ekonomi Daerah. Bogor
http://www.bakorwilbgr.jabarprov.go.id/index.php?mod=manageMenu&idMenuKiri=340&idMen
u=432 [ 19 Mei 2009]
35
4.2 . Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Pada prinsipnya pengumpulan data bertujuan
untuk memperoleh informasi, gambaran, dan keterangan-keterangan tentang hal-
hal yang berhubungan dengan penelitian. Sehingga data tersebut diharapkan dapat
digunakan untuk mengetahui hasil dari analisis kepuasan dan loyalitas konsumen
susu berkalsium tinggi merek Anlene di wilayah Kota Bogor.
Data primer bersifat kualitatif berupa kuisioner bagi konsumen susu
berkalsium tinggi merek Anlene yang disebut sebagai responden. Kuisioner yang
diberikan kepada responden berisi pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan
tertutup berupa pertanyaan yang alternatif jawabannnya telah disediakan,
sehingga responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang menurutnya
paling ses uai. Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan
kebebasan kepada responden untuk menjawab. Data sekunder diperoleh dari
beberapa instansi dan lembaga terkait serta berbagai bahan pustaka yang berupa
literature dari buku-buku, internet, dan majalah yang berhubungan dengan topik
penelitian ini.
36
minimum atas alat analisis yang digunakan (analisis SEM). Menurut Firdaus dan
Farid (2008), persyaratan jumlah responden yang digunakan untuk analisis SEM
sebaiknya antara 100 - 200 responden, hal ini bertujuan agar hasil analisis yang
diinginkan dapat mendekati bahkan menggambaran kondisi kepuasan dan
loyalitas konsumen Anlene yang sebenarnya.
37
berupa skala pengukuran ordinal, oleh karena itu terhadap hasilnya dapat dibuat
ranking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan
dengan tanggapan yang lain (Sitinjak, 2004).
Jumlah skala likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima yaitu
sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas, sangat puas. Skala likert yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan skala penilaian dengan bobot penilaian
1 – 5, untuk mewakili/mengartikan pe rnyataan tingkat kepuasan responden
Anlene. Skala 1 berarti tingkat kepuasan sangat rendah (sangat tidak puas), tidak
puas bernilai 2, cukup puas bernilai 3, 4 berarti puas, dan bobot 5 berarti sangat
puas. Pada skala 3 (cukup puas) berarti bahwa kinerja produk sudah sesuai dengan
harapan konsumen. Sedangkan pada penilaian loyalitas konsumen terhadap
beberapa variabel indikatornya, dilakukan melalui tingkat loyalitas responden
yaitu pada tingkat “sangat loyal” berbobot 5, “loyal” berbobot 4, “cukup loyal”
berbobot 3, “tidak loyal” berbobot 2, dan pada penilaian tingkat loyalitas “sangat
tidak loyal” memiliki bobot 1.
n(∑ XY ) − (∑ X)(∑ Y)
r=
(n ∑ X 2
)(
− (∑ X )2 n ∑ Y 2 − (∑ Y)2 )
Keterangan :
r = koefisien korelasi(validitas)
X = skor pada subyek item n
38
Y = skor total subyek
XY = skor pada subyek item n dikalikan skor total
n = Banyaknya Subjek
syarat minimum untuk dianggap valid adalah r = 0,3. Jadi kalau kolerasi antara
butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan melihat kolerasi antara skor
masing-masing item pertanyaaan dengan skor total.
k Σab
2
r=
k − 1 σt
2
Keterangan :
r = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
s t² = varian total
? sb² = jumlah varian butir
hitung lebih besar dari nilai r , maka dapat dinyatakan kuisioner tersebut reliabel.
tabel
Setelah dilakukan uji reliabilitas, maka dapat dinyatakan bahwa kuisioner yang
digunakan dalam penelitian ini reliabel.
39
4.4.5. Analisis Persamaan Struktural (SEM)
Model persamaan structural terdiri atas persamaan pengukuran dan
persamaan struktural. Model yang menggambarkan hubungan antara peubah laten
(peubah yang tidak dapat diukur) dengan peubah-peubah manifesnya (peubah-
peubah indikator peubah laten) dinamakan model pengukuran. Bila di dalam
model terdapat hubungan antara peubah-peubah laten dinamakan model atau
analisis persamaan structural (SEM). Analisis SEM disebut juga sebagai
confirmatory factor analysis, covariance structure analysis, laten variable
analysis, atau analysis linear structural relationship (LISREL).
Secara umum, model SEM dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan tiga
buah matriks sebagai berikut :
?(mx1) = ß(mxm)*?(mx1)+?(mxn)*?(nx1)+?(mx1)
X(qx1) = ?x(qxn)*?(nx1)+d(qx1)
Keterangan :
? = Peubah laten endogen
? = Peubah laten eksogen
ß = Besarnya pengaruh dari peubah endogen ke peubah endogen lainnya
? = Besarnya pengaruh dari peubah eksogen ke peubah endogen
? = Model hubungan antar peubah laten yang melibatkan komponen acak
? = Peubah manifest yang berkaitan dengan peubah laten endogen
X = Peubah manifest yang berkaitan dengan peubah laten eksogen
? = Besarnya loading antara peubah laten dengan peubah manifesnya
e = Kesalahan pengukuran yang berkaitan dengan peubah endogen
d = Kesalahan pengukuran yang berkaitan dengan peubah eksogen
Hanya saja, model SEM sering dinyatakan dalam bentuk diagram lintas
(path diagram). Keuntungan digunakannya diagram lintas di dalam model SEM
antara lain mempermudah dalam memahami hubungan antar peubah, baik dalam
model pengukuran maupun model struktural.
Dalam mengidentifikasi model struktural, suatu model tergolong
underidentified apabila model tersebut tidak dapat diperoleh dugaan bagi
parameter-parameternya. Untuk mengetahui suatu model underidentified atau
tidak underidentified dapat didasarkan pada perhitungan derajat bebasnya (df).
Derajat bebas di dalam analisis SEM merupakan selisih antar banyaknya koragam
40
atau korelasi data dengan banyaknya koefisien yang akan diduga, dengan formula
sebagai berikut :
df = ½ [(p+q)(p+q+1)]-t
Terdapat tujuh langkah dalam permodelan SEM yaitu : (Firdaus dan Farid, 2008)
1. Pengembangan model teoritis, yang pada prinsipnya merupakan pengujian
kausalitas secara empiris dari teori yang sudah ada dan digunakan untuk
mengkonfirmasi model teoritis tersebut.
2. Mengembangkan diagram path atau diagram alur, yang didasarka n pada
konstruk untuk menunjukkan hubungan kausalitas.
3. Mengkonversi diagram path ke dalam persamaan struktural untuk menyatakan
hubungan kausalitas.
4. Menentukan matriks input dan estimasi model.
5. Pendugaan koefisian model.
6. Evaluasi kriteria goodness on fit. SEM tidak mempunyai alat uji statistik
tunggal untuk menguji antara model dengan data yang disajikan. Beberapa
indeks kesesuaian dan cut – off – value yang umumnya digunakan adalah
sebagai berikut :
a. Degree of freedom (df), harus positif yang menandakan model tidak
underidentified. CMIN/df umumnya berkisar antara = 2,0 – 3,0 sebagai
salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesesuaian model.
b. Root Means Square Error of Approximation (RMSEA), adalah indeks
untuk mengkompensasi chi- square dalam contoh besar, menunjukkan
kesesuaian yang dapat diharapkan jika model diestimasi. RMSEA =
0,08 adalah syarat agar model menunjukkan close fit dari model
tersebut.
c. Goodness of Fit = R² dalam regresi (GFI) dan Adjusted R² (AGFI)
adalah rentang ukuran antara 0 (poor fit) sampai dengan 1 (prefec fit)
yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varian dalam sebuah
matriks kovarian contoh. Nilai GFI dan AGFI = 0,90 menunjukkan
41
good fit (baik), jika antara 0,80 = GFI dan AGFI = 0,90 menunjukkan
marjinal fit (sedang).
d. Comparative Fit Index (CFI), me rupakan indeks yang besarannya
tidak dipengaruhi oleh ukuran contoh sehingga sangat baik untuk
mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Nilai yang diharapkan
adalah = 0,95.
7. Interpestasi dan modifikasi model. Setelah model diterima, interprestasi
dilakukan mengikuti teori yang mendasarinya. Modifikasi hanya boleh
dilakukan dengan kehati-hatian dan modifikasi dilakukan jika terdapat
perubahan yang signifikan dengan dukungan data empirik.
42
Variabel indikator yang akan digunakan untuk mengetahui kepuasan dan
loyalitas konsumen susu Anlene adalah, kandungan gizi, pilihan rasa, desain
kemasan, merek, layanan konsumen, kebersihan produk, ukuran/isi kemasan,
aroma dan rasa produk, manfaat produk, kepraktisan, jaminan halal, keterangan
tanggal kedaluwarsa, izin BPOM, informasi pemakaian, harga, promo penjualan,
iklan, dan ketersediaan produk. Pada var iabel harga, indikator
pembentuk/pembangun kepuasan konsumen terhadap variabel harga hanya terdiri
dari satu variabel yaitu variabel daftar harga. Hal tersebut karena variabel
indikator harga lainnya seperti diskon, potongan harga khusus, periode
pembayaran dan lain-lain jarang/bahkan tidak pernah ditemui oleh konsumen
akhir dari produk Anlene yang merupakan responden penelitian ini. Demikian
juga dengan penilaian kepuasan konsumen terhadap variabel tempat/distribusi,
hanya dilakukan pada satu variabel indikator distribusi/tempat yaitu variabel
kemudahan konsumen mendapatkan Anlene di pasaran. Variabel indikator
tersebut merupakan satu-satunya variabel indikator tempat/distribusi yang dapat
mewakili penilaian kepuasan konsumen akhir terhadap variabel tempat/distribusi.
Hipotesis yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,
1. Variabel produk, harga, distribusi/tempat, dan promosi berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen susu berkalsium tinggi merek Anlene. Hipotesis ini
dibuat berdasarkan teori Swastha (1995).
2. Variabel Indikator kandungan gizi termasuk didalamnya kandungan kalsium
produk, varians rasa, desain kemasan, kebanggaan konsumen terhadap merek,
layanan konsumen, warna produk, varians ukuran/isi kemasan, aroma dan rasa
produk, manfaat produk, kepraktisan yaitu kemudahan pengkonsumsian
produk, jaminan halal, keterangan tanggal kedaluwarsa, izin BPOM, informasi
pemakaia n, berpengaruh terhadap variabel produk. Sedangkan pada variabel
harga dipengaruhi oleh variabel daftar harga. Kemudahan mendapa tkan
produk di pasaran berpengaruh pada variabel dist ribusi/tempat, dan pada
variabel promosi dipengaruhi oleh promo penjualan dan iklan produk.
Hipotesis ke dua ini disusun berdasarkan teori Kotler (2000).
3. Kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Pernyataan ini
didasarkan atas teori dari Griffin (2003).
43
4. Kebijakan produsen jika menaikkan harga produk lebih mahal dari harga
sekarang, adanya penawaran dari produk lain dengan harga yang lebih murah,
keinginan pelanggan untuk membeli kembali, dan ketersediaan untuk
merekomendasikan kepada orang lain untuk turut membeli, berpengaruh
terhadap loyalitas konsumen. Hipotesis ini juga didasarkan atas teori dari
Griffin (2003).
Hubungan kausalitas model SEM ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat
melalui diagram path. Diagram path ini digunakan untuk mempermudah di dalam
memahami hubungan antar peubah, baik di dalam model pengukuran maupun
model struktural. Diagram path mengenai nilai yang dipersepsikan pada kepuasan
konsumen, loyalitas, dan retensi dapat dilihat pada Gambar 4.
44
X1
?
X2
?1
Y1
X3 Produk
? ?
?1
X4
? Y2
?2 Kepuasan
X5
Y3
X6
? Harga ?
ß Y4
X7 ? Y5
X8 Loyalitas
?3
X9 ?2
Distribusi
X10
?
X11 ?
?4
X12
Promosi
X13
X14 ?
X15
X16
X17
X18
45
Variabel produk (?1) terdiri dari indikator (?) :
X1 : Kandungan gizi (termasuk didalamnya kandungan kalsium produk)
X2 : Varians rasa
X3 : Desain kemasan
X4 : Merek (kebanggaan konsumen terhadap merek)
X5 : Layanan konsumen
X6 : Kebersihan produk
X7 : Varians Ukuran berat/Volume produk
X8 : Aroma dan rasa produk
X9 : Warna produk
X10 : Kepraktisan (kemudahan pengkonsumsian produk)
X11 : Label jaminan halal
X12 : Keterangan tanggal kedaluwarsa
X13 : Keterangan izin BPOM
X14 : Informasi pemakaian
Variabel harga (?2) terdiri dari indikator (?):
X15 : Harga produk (daftar harga produk)
Variabel distribusi/tempat (?3) terdiri dari indikator (?):
X16 : Ketersediaan produk (kemudahan konsumen mendapatkan produk di
pasaran)
Variabel Promosi (?4) terdiri dari indikator (?):
X17 : Promo penjualan
X18 : Iklan
Dikorelasikan dengan variabe l kepuasan konsumen (?1) secara umum
dengan indikator sebagai berikut :
Y1: Kepuasan yang dipersepsikan konsumen secara keseluruhan/umum
terhadap produk
Dikorelasikan dengan variabe l loyalitas konsumen (? 2) secara
keseluruhan dengan indikator sebagai berikut :
Y2 : Kebijakan menaikkan harga produk lebih mahal dari harga sekarang
Y3 : Penawaran dari produk lain dengan harga yang lebih murah
Y4 : Keinginan pelanggan untuk membeli kembali
46
Y5 : Kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan kepada orang lain untuk
turut membeli
Analisis data masing-masing variabel akan diproses dengan menggunakan
softwere Linear Structural Relationship (LISREL) 8.30
47
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Facts and Statistcs about Osteoporosis and its Impacs. International Osteoporosis
Fondation http://www.iofbonehealth.org/facts-and-statistics.html [8 April 2009]
48
Tabel7. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%)
Laki-laki 20 20
Perempuan 80 80
Total 100 100
Target pasar Anlene adalah konsumen yang sudah berusia di atas 19 tahun.
Anlene diproduksi untuk dua kategori kelompok usia yaitu usia 19 – 50 (Anlene
actifit) dan untuk usia 50 tahun ke atas (Anlene gold) dengan kandungan kalsiu m
yang berbeda. Strategi pemasaran tersebut secara khusus diharapkan dapat
49
membantu masyarakat agar dapat mengindari terjadinya osteoporosis sejak dini.
Dari pengamatan di lapangan terlihat bahwa konsumen Anlene didominasi oleh
konsumen yang berusia di bawah 50 tahun, yaitu dengan presentase sebanyak 64
persen dan 36 persen untuk responden yang berusia di atas 50 tahun. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa target pasar yang ingin dicapai oleh Anlene dengan
prioritas konsumen yang berusia di bawah 50 tahun telah tercapai. 8
Berdasarkan data dari Internasional Osteoporosis Fondation (IOF)
menyatakan bahwa mereka yang terserang osteoporosis umumnya berusia di atas
50 tahun. 9 Sesuai dengan pernyataan IOF tersebut menyebabkan konsumen yang
usianya semakin mendekati us ia 50 tahun, akan semakin peduli pada pemenuhan
kebutuhan kalsium untuk menghindari osteoporosis. Hal tersebut sesuai dengan
data sebaran responden Anlene di Kota Bogor yang menunjukkan bahwa,
presentase jumlah responden semakin meningkat seiring dengan semakin
bertambahnya usia.
8
Hidayat, T. 2008. Vini, Vidi, Vici Anlene. Artikel. SWA Edisi 9 Januari 2008.
http://www.swa.co.id/swamajalah/praktik/details.php?cid=1&id=6974 [5 November 2008]
9
Facts and Statistcs about Osteoporosis and its Impacs. International Osteoporosis
Fondation http://www.iofbonehealth.org/facts-and-statistics.html [8 April 2009]
50
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa mayoritas responden Anlene di Kota
Bogor memiliki tingkat pendidikan terakhir SMU yaitu sebanyak 37 persen,
Sarjana 29 persen, tingkat Diploma/Akademi 24 persen, SD 6 persen, dan
terendah masing-masing 2 persen adalah responden yang memiliki tingkat
pendidikan terakhir SMP dan Pascasarjana. Presentase terendah yaitu responden
yang memiliki pendidikan terakhir Pascasarjana dapat juga dikelompokkan pada
tingkat pendidikan Sarjana. Tingkat pendidikan responden berpengaruh kepada
kemampuan penyerapan informasi yang dapat menumbahkan pengetahuan dan
kesadaran responden tentang gizi. Asupan gizi yang cukup termasuk didalamnya
asupan kalsium, yang bisa diperoleh dari mengkonsumsi Anlene, disadari oleh
responden dapat membantu menjaga kesehatan tulangnya.
51
Tabe 10 . Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Presentase (%)
Mahasiswa/i 12 12
Pegawai Negeri/BUMN 16 16
Pegawai Swasta 14 14
Ibu Rumah Tangga 39 39
Guru/Dosen 3 3
Wiraswasta 10 10
Lainnya 6 6
Total 100 100
52
Dari hasil wawancara dengan beberapa responden yang memiliki
pendapatan rata-rata per bulan dibawah Rp 1.000.000 dan antara Rp 1.000.000 –
Rp 2.000.000, responden mengatakan bahwa pendapatan tersebut diperoleh dari
pensiunan atau pemberian dari anak-anaknya. Hal ini dikarenakan mayoritas
responden sudah tidak berada pada usia produktif, sehingga pendapatannya per
bulan relatif kecil.
53
mengkonsumsi Anlene setiap har inya. Pengeluaran rata-rata Rp 100.000 per bulan
untuk kebutuhan membeli Anlene tersebut jika disetarakan dengan harga Anlene
saat ini, setara dengan empat kotak Anlene kemasan 250 gram atau setara juga
dengan dua kotak Anlene kemasan 600 gram.
54
2. Cara Responden Memperoleh Informasi tentang Anlene
Informasi mengenai suatu produk dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Dalam penelitian ini, mayoritas responden memperoleh informasi dari iklan di
televisi, yaitu sebanyak 75 persen responden. Selain dari iklan di televisi, 21
persen responden memperoleh informasi dari relasinya (teman, saudara, dll)
sebagai sumber informasi yang bisa lebih dipercaya, 2 persen dari internet, dan
masing-masing 1 persen dari materi promosi (reklame/billboard) dan dari
hypermarket/supermarket/minimarket. Data sebaran responden Anlene dalam
memperoleh informasi tentang Anlene dapat dilihat pada Tabel 14.
55
dengan konsumennya dengan menempuh jarak 10.000 langkah untuk menjaga
kesehatan tulang, dan lain-lain.
Dari data sebaran responden berdasarkan jenis promosi yang disukai, 50
persen responden menyatakan lebih menyukai promosi dalam bentuk pemberian
bonus/hadiah langsung. Mayoritas responden lebih tertarik pada jenis promosi
tersebut dengan alasan bahwa jenis promosinya lebih nyata dan dapat langsung
didapatkan konsumen tanpa melalui undian atau persyaratan lain yang rumit,
selain itu bonusnya juga bermanfaat. Berdasarkan data sebaran responden, bukan
berarti Anlene lebih baik melakukan satu jenis promosi yang paling disukai
responden saja, tetapi sebaiknya bentuk promosi pemberian bonus dapat
dipertahankan dan untuk bentuk promosi lain dapat ditingkatkan kualitasnya.
Sebaran responden dalam memilih jenis promosi yang disukai dapat dilihat pada
Tabel 15.
56
Anlene dapat dilihat pada Tabel 16.
57
membeli dari teman. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat bagi
semua anggota keluarga. Keluarga memiliki fungsi utama untuk mengembangkan
kualitas sumber daya manusia bagi semua anggotanya. Keluarga/saudara adalah
orang-orang yang sudah dipercaya oleh responden, sehingga responden lebih
mudah terpengaruh/termotivasi untuk melakukan pembelian. Berdasarkan
besarnya pengaruh dari keluarga tersebut, sebaiknya Anlene memfokuskan target
pasarnya pada konsumen rumah tangga. Berikut ini pada Tabel 17 dapat dilihat
data sebaran responden berdasarkan sumber pengaruh untuk memutuskan
pembelian.
58
Tabel 18. Sebaran Responden Berdasarkan Niat Pembelian Anlene
Niat Pembelian Anlene Jumlah (orang) Presentase (%)
Terencana 65 65
Tergantung Situasi 19 19
Mendadak 9 9
Tidak Pernah merencanakan 8 8
Total 100 100
59
Tabel 19. Sebaran Responden Berdasarkan Varians Rasa dan Ukuran/Volume
Anlene yang Biasa Dibeli
Varians Rasa Jumlah (orang) Presentase (%)
Tawar - -
Vanilla 61 61
Coklat 39 39
Ukuran/Volume
250 gram 42 52
600 gram 52 42
900 gram - -
250 mili liter 6 6
125 mili liter - -
Ukuran kemasan yang banyak dibeli responden adalah Anlene ukuran 600
gram yaitu sebanyak 52 persen responden, 42 persen responden biasa membeli
ukuran 250 gram, dan presentase paling sedikit adalah pembelian kemasan cair
250 mili liter l yaitu sebanyak 6 persen. Responden lebih banyak membeli Anlene
ukuran kemasan 600 gram, karena jika rutin diminum dua kali sehari ukuran
kemasan inilah yang paling sesuai memenuhi kebutuhan Anlene untuk satu
bulannya.
8. Frekuensi Responden Mengkonsumsi Anlene
Data sebaran responden berdasarkan frekuensi mengkonsumsi Anlene
berkaitan dengan data kepentingan mengkonsumsi susu berkalsium tinggi.
Mayoritas responden menyatakan bahwa mengkonsumsi susu berkalsium tinggi
penting untuk dilakukan, berdasarkan hal tersebut mengakibatkan frekuensi
mayoritas responden mengkonsumsi susu Anlene dilakukan setiap hari.Data
sebaran responden berdasarkan frekuensi mengkonsumsi Anlene dapat dilihat
pada Tabel 20.
60
Tabel 20. Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Pengkonsumsian Anlene
Frekuensi Konsumsi Jumlah (orang) Presentase (%)
Setiap Hari 58 58
2 – 3 Kali Seminggu 27 27
1 Kali Seminggu 8 8
2 – 3 Kali Sebulan 2 2
1 Kali Sebulan 5 5
Total 100 100
61
Tabel 21. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kepuasan dan Loyalitas
Responden Anlene
No Variabel Indikator Keter Hasi Uji Validitas Hasil Uji Reliabilitas
anga Nilai Ketera Nilai Keterang
n Korelasi ngan Cronbach an
’s Alpha
1 Kandungan Gizi X1 0,395 Valid 0,763 Reliabel
2 Varians Rasa X2 0,396 Valid 0,770 Reliabel
3 Desain Kemasan X3 0,531 Valid 0,760 Reliabel
4 Merek X4 0,589 Valid 0,793 Reliabel
5 Layanan Konsumen X5 0,405 Valid 0,778 Reliabel
6 Kebersihan Produk X6 0,593 Valid 0,779 Reliabel
7 Ukuran/Volume X7 0,544 Valid 0,785 Reliabel
Produk
8 Aroma dan Rasa X8 0,477 Valid 0,745 Reliabel
9 Manfaat Produk X9 0,449 Valid 0,755 Reliabel
10 Kepraktisan X10 0,613 Valid 0,782 Reliabel
11 Label Jaminan Halal X11 0,405 Valid 0,762 Reliabel
12 Ket. Tanggal X12 0,412 Valid 0,759 Reliabel
Kedaluwarsa
13 Label Izin BPOM X13 0,610 Valid 0,766 Reliabel
14 Informasi Pemakaian X14 0,674 Valid 0,758 Reliabel
15 Harga X15 0,594 Valid 0,757 Reliabel
16 Ketersediaan Produk X16 0,535 Valid 0,758 Reliabel
17 Promo Penjualan X17 0,639 Valid 0,764 Reliabel
18 Iklan X18 0,626 Valid 0,780 Reliabel
19 Nilai Kepuasan yang Y1 0,581 Valid 0,785 Reliabel
Dipresepsikan
Konsumen Secara
Keselruhan
20 Kebijakan Y2 0,765 Valid 0,753 Reliabel
Menaikkan Harga
Lebih Mahal dari
Harga Sekarang
21 Penawaran dari Y3 0,849 Valid 0,756 Reliabel
Produk Merek Lain
yang Lebih Murah
22 Keinginan Konsumen Y4 0,762 Valid 0,778 Reliabel
untuk Membeli
Kembali
23 Kesediaan Y5 0,694 Valid 0,777 Reliabel
Merekomendasikan
Produk kepada Orang
Lain untuk Turut
Membeli
62
5.4. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Anlene
63
Tabel 22. Sebaran Responden Berdasarkan Penilaian Kepuasan Terhadap
Variabel Produk Anlene
Variabel Keterangan Jumlah Responden yang Menilai Tingkat
indikator Kepuasan (orang)
Produk Sangat Tidak Cukup Puas Sangat
Tidak Puas Puas (4) Puas
Puas (2) (3) (5)
(1)
Kandungan X1 1 42 54 3
Gizi
Varians Rasa X2 13 33 42 12
Desain X3 6 57 37
Kemasan
Merek X4 1 13 66 20
Layanan X5 4 41 54 1
Konsumen
Warna Produk X6 8 78 14
Varians X7 1 3 33 52 11
Ukuran
Berat/Volume
Aroma dan X8 4 11 35 50
Rasa
Manfaat X9 9 39 48 4
Produk
Kepraktisan X10 31 54 15
Produk
Label X11 1 39 58 2
Jaminan Halal
Ket. Tanggal X12 1 35 62 2
Kedaluwarsa
Label izin X13 5 35 58 2
BPOM
Ket./Informas X14 38 59 3
i Pemakaian
Produk
Total 18 75 488 742 77
Jumlah Rata-rata Kepuasan 1,3 5,4 34,8 53 5,5
Presentase Jumlah Rata-rata 1,3 5,4 34,8 53 5,5
Kepuasan Responden(%)
64
Anlene rasa coklat. Warna produk yang dapat menggugah selera dapat
menimbulkan kepuasan bagi responden. Penilaian responden pada tingkat
kepuasan “cukup puas”, menunjukkan bahwa penilaian paling banyak yaitu pada
variabel kemasan. Responden yang menyatakan cukup puas dengan kemasan
Anlene adalah sebanyak 57 responden. Penilaian cukup puas diberikan responden
jika responden merasa kinerja kemasan Anlene sudah sesuai dengan kebutuhan
dan harapan responden terkait dengan kemasan produk. Kinerja variabel produk
yang paling banyak dinilai belum sesuai dengan kebutuhan dan harapan
responden adalah variabel varians rasa Anlene. Pada penilaian variabel varians
rasa, responden yang memberikan penilaian tidak puas adalah sebanyak 33
responden dan yang menyatakan sangat tidak puas adalah sebanyak 13 responden.
Dari keseluruhan variabel indikator produk, kinerja varians rasa adalah
variabel yang paling banyak dinilai tidak sesuai dan sangat tidak sesuai dengan
kebutuhan dan harapan responden. Saat ini varians rasa yang disediakan Anlene
hanya ada tiga, yaitu vanila, coklat, dan rasa tawar. Ketiga rasa ini merupakan
varians rasa yang sangat standar untuk produk susu.
65
Harga Anlene bervariasi disesuaikan dengan ukuran kemasan dan jenis
Anlene (Anlene Actifit dan Anlene Gold). Saat ini untuk Anlene kemasan 250 gr,
harga Anlene Actifit adalah Rp 21.990, ukuran 600 gr seharga Rp 46.490, ukuran
900 gr seharga Rp 66.990, sedangkan untuk harga Anlene cair 250 ml yaitu Rp
4.300, dan untuk harga produk terbaru Anlene (Anlene cair one a day) 1 kotak
kemasan isi 4 pak yang bervolume masing-masing 125 ml adalah Rp 15.990.
Sedangkan untuk harga Anlene Gold (untuk usia > 50 tahun) rata -rata lebih mahal
Rp 4.166, dibandingkan dengan Anlene Actifit (untuk usia 19-50 tahun). Data
harga Anlene tersebut merupakan harga Anlene pada bulan maret 2009, di Giant
supermarket Pangrango Plaza, Bogor.
Berdasarkan hasil penilaian responden menunjukkan bahwa 50 persen
responden menyatakan cukup puas dengan harga Anlene. Menurut 50 persen
responden tersebut, harga Anlene dinilai sudah cukup murah untuk produk susu
berkalsium tinggi yang sudah bertaraf internasional. Namun masih terdapat 27
persen responden yang menyatakan tidak puas dengan harga Anlene, karena
menurut mereka harga Anlene dinilai masih lebih mahal dibandingkan dengan
produk susu berkalsium tinggi merek lain. Presentase responden yang menyatakan
puas adalah sebanyak 22 persen, dan 1 persen responden menyatakan sangat tidak
Tidak puas dengan harga yang ditetapkan oleh Anlene.
66
mendapatkan Anlene di pasaran.
67
Tabel 25. Sebaran Responden Berdasarkan Penialaian Kepuasan Terhadap
Variabel Promosi Anlene
Variabel Keterangan Jumlah Responden yang Menilai Tingkat
Indikator Promosi Kepuasan (orang)
Sangat Tidak Cukup Puas Sangat
Tidak Puas Puas (4) Puas
Puas (2) (3) (5)
(1)
Promo Penjualan X17 1 22 62 15
Iklan X18 16 60 24
Total 1 38 122 39
Jumlah Rata-rata Kepuasan 0,5 19 61 19,5
Presentase Jumlah Rata-rata 0,5 19 61 19,5
Kepuasan Responden(%)
68
Promosi pemasaran melalui bentuk iklan memang sangat efektif untuk
dilakukan. Media televisi merupakan salah satu media iklan yang mudah
diketahui/dijangkau oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. 75 persen responden
Anlene dalam penelitian ini, menyatakan bahwa mereka memperoleh informasi
tentang Anlene dari iklan di televisi. Penilain kepuasan responden terhadap iklan
Anlene menunjukkan bahwa 60 persen responden memberi penilaian puas karena
iklannya menarik, 24 persen responden menyatakan sangat puas, dan sisanya 16
persen responden menyatakan cukup puas.
69
Tabel26. Sebaran Responden Berdasarkan Penilaian Loyalitas terhadap Anlene
Variabel Indikator Keterangan Jumlah Responden yang Menilai Tingkat
Loyalitas Loyalitas (orang)
Sangat Tidak Cukup Loyal Sangat
Tidak Loyal Loyal (4) Loyal
Loyal (2) (3) (5)
(1)
Jika Harga Anlene Y2 22 29 26 20 3
Dinaikkan Lebih
Mahal dari Harga
Sekarang
Tawaran dari Y3 1 26 28 36 9
Produk Merek Lain
yang Lebih Murah
Keinginan untuk Y4 9 29 56 6
Melakukan
Pembelian Anlene
Kembali
Kesediaan Y5 2 8 14 69 7
Merekomendasikan
Anlene kepada
Orang Lain untuk
Ikut Membeli
Total 25 72 97 181 25
Jumlah Rata-rata Loyalitas 6,25 18 24,25 42,25 6,25
Presentase Jumlah Rata-rata 6,25 18 24,25 42,25 6,25
Loyalitas Responden (%)
70
loyalitas “tidak loyal” dan “sangat tidak loyal”, responden paling banyak
memberikan penilaian pada variabel bagaimana jika harga Anlene dinaikkan lebih
mahal dari harga Anlene sekarang, 29 responden menyatakan keberatan, dan 22
responden menyatakan sangat keberatan jika kebijakan menaikkan harga Anlene
diberlakukan.
71
kepuasan dan loyalitas konsumen Anlene. Kedua variable laten endogen tersebut
mempengaruhi penilaian responden pada lima variabel indikator reflektif yaitu
indikator yang dianggap merefleksikan/mempresentasikan konstruk laten endogen
(terikat).
72
membeli kembali, dan kesediaan merekomendasikan Anlene yang dikonsumsi
kepada orang lain untuk turut membeli, merupakan variabel indikator yang
nilainya dipengaruhi oleh variabel laten loyalitas konsumen Anlene. Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh antar variabel di atas, variabel-variabel
tersebut diolah/dioperasikan dengan bantuan program lisrel 8.30. Dari hasil
pengolahan/pengoperasian konstruk model tersebut akan diperoleh diagram path
model awal kepuasan dan loyalitas konsumen Anlene di Kota Bogor. Gambar
diagram path model sebagai hasil estimasi awal dapat dilihat pada Gambar 5
Berikut ini.
0.78 X 1
0.79 X 2
0.66 X 3 0.47
0.46
0.97 X 4 0.58
0.17 Y1 0.60
0.30
Produk
0.91 X 5
0.26 0.64
0.48
0.93 X 6 0.16
0.67 Kepuasan Y2 0.68
0.97 X 7 0.60
0.23
0.34 Harga
0.54 X 8 0.53
0.56 0.05 1.10 0.56
0.58
Y3 0.42
0.64 X 9
0.62 0.76
0.89 X10 -0.05
Distribu Loyalita
0.73
0.72 X11 Y4 0.47
1.03
0.70
0.69 X12
0.62 X14
0.23 X17
0.41 X18
73
ukuran kebaikan kesesuaian model. Jika hasil estimasi tersebut belum sesuai
dengan nilai yang disarankan (distandardkan), berarti hasil estimasi belum dapat
menjelaskan data empiris guna mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-
variabel indikator terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen Anlene di Kota
Bogor. Berikut ini pada Tabel 28 dapat dilihat lebih jelas ukuran kebaikan
kesuaian model awal kepuasan dan loyalitas konsumen Anlene di Kota Bogor.
Tabel 28. Ukuran Kebaikan Kesesuaian Model Awal Kepuasan dan Loyalitas
Konsumen Anlene di Kota Bogor
No Kriteria Hasil Estimasi Nilai yang Disarankan
1 Df 219 Positif
2 RMSEA 0,11 = 0,08
3 GFI 0,85 = 0,90 (baik)
0,80 = GFI = 0,90 (sedang)
4 AGFI 0,82 = 0,90 (baik)
0,80 = GFI = 0,90 (sedang)
5 CFI 0,86 = 0,95
74
yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varian dalam sebuah matriks
kovarian contoh, nilai GFI dan AGFI menunjukkan nilainya sudah baik (close fit),
karena nilainya sesuai dengan nilai yang disarankan yaitu nilainya sebaiknya
kurang dari 0,90. Jika hasil estimasi awal belum menunjukkan model close fit
maka model ini harus dimodifikasi untuk mendapatkan nilai baru yang dapat
menjelaskan data empiris.
75
0.74 X 1
Y1 0.66
0.78 X 2
0.67 X 3 0.51
0.47
0.98 X 4 0.58
0.58
0.15
0.32
Produk
0.90 X 5
0.28
0.70 Y2 0.70
0.17
0.29 0.92 X 6 0.17
0.73 Kepuasan
X 7 0.66 0.15
0.97 0.18 0.18
0.32 Harga
0.47 X 8 0.30 0.55 Y3 0.43
0.30 0.05 1.00
0.56 X 9 0.33
0.75
0.41
0.32 0.89 X10 -0.10
Distribu Loyalita 0.70 Y4 0.51
0.32 0.91 X11
1.00
0.64 0.68
0.59 0.91 X12
0.470.71
0.53 0.89 X13
1.00 Promosi Y5 0.54
0.52
0.83 X14
0.15 X17
0.47 X18
76
kepuasan dan loyalitas konsumen Anlene di Kota Bogor berdasarkan nilai t-
hitung. Jika nilai t-hitung pada diagram lebih besar dari nilai t-tabel, berarti
menunjukkan bahwa suatu variabel berpengaruh nyata pada variabel lainnya.
Sedangkan jika nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel berarti suatu variabel tidak
berpengaruh nyata pada variabel lainnya. Nilai -t tabel yang dijadikan ukuran
pengaruh antar variabel adalah nilai 1,96. Jika nilai t-hitung lebih besar dari 1,96,
hal ini menunjukkan bahwa suatu variable memiliki hubungan yang nyata
(signifikan) pada taraf signifikansi (α) = 5 %.
4.86 X1
Y1 4.09
5.09 X2
4.23 X3 9.53
8.76
6.85 X4 10.61 12.40
2.90
X5 6.18 Produk
6.19
5.40
10.61 Y2 4.34
2.85 6.39 X6 3.28 1.44
12.72 Kepuasan
X7 11.86 1.27
6.81 2.75
6.36 Harga 1.48
2.87 X8 5.44 Y3 2.48
5.47 0.70 6.13
3.49 X9 6.15 4.32
7.59
3.13 6.12 X10 -1.81
Distribu Loyalita 3.73 Y4 2.95
3.20 6.22 X11
6.19 13.97
3.76
5.64 6.23 X12
4.486.84
5.06 6.02 X13
14.09 Promosi Y5 3.22
4.96
5.54 X14
0.58 X17
2.13 X18
77
pengaruhnya juga semakin besar dalam membentuk/membangun kepuasan
konsumen terhadap produk Anlene. Dari 14 variabel indikator produk, variabel
aroma dan rasa (x8) memiliki nilai ? paling tinggi yaitu 0,73. Hal tersebut berarti
bahwa variabel indikator aroma dan rasa memiliki kontribusi terbesar dalam
membentuk/membangun kepuasan konsumen terhadap produk.
Anlene merupakan produk minuman kesehatan yang disarankan untuk
dikonsumsi rutin setiap hari, hal tersebut menyebabkan aroma dan rasa Anlene
berpengaruh besar pada penilaian konsumen terhadap produk Anlene. Besarnya
pengaruh dari masing-masing variabel indikator produk terhadap variabel laten
produk dapat dilihat pada Tabel 30 yang diurutkan berdasarkan pengaruh
tertinggi sampai pengaruh terendah dalam membentuk/membangun kepuasan
konsumen terhadap variabel produk Anlene.
Tabel 30. Nilai Loading (?) Variabel Indikator Produk terha dap Variabel Laten
Produk Anlene
No. Variabel Indikator Produk Keterangan Nilai Loading
(?)
1 Aroma dan Rasa X8 0,73
2 Manfaat Produk X9 0,66
3 Desain Kemasan X3 0,58
4 Kandungan Gizi X1 0,51
5 Varians Rasa X2 0,47
6 Informasi/Keterangan Pemakaian X14 0,41
7 Label Izin BPOM X13 0,33
8 Kepraktisan Produk X10 0,32
9 Layanan Konsumen X5 0,32
10 Keterangan Tanggal Kedaluwarsa X12 0,30
11 Label Jaminan Halal X11 0,30
12 Warna Produk X6 0,28
13 Varians Ukuran Berat/Volume X7 0,17
Produk
14 Merek X4 0,15
78
Berdasarkan Tabel 29, variabel indikator manfaat produk memiliki
kontribusi terbesar kedua dalam membentuk/membangun kepuasan konsumen
terhadap variabel laten produk Anlene, yaitu dengan nilai ? sebesar 0,66.
Sedangkan variabel indikator yang memiliki nilai ? terendah adalah variabel
merek yaitu 0,15. Hal tersebut berarti bahwa, variabel merek memiliki kontribusi
terkecil dalam membentuk/membangun k epuasan konsumen terhadap produk
Anlene.
79
menyebar hampir di seluruh pelosok nusantara baik di outlet modern maupun
outlet tradisional, membuat konsumen Anlene mudah mendapatkan Anlene di
pasaran
80
Berdasarkan Gambar 6 menunjukkan nilai loading (?) varibel laten bebas
terhadap kepuasan yang paling besar adalah nilai ? variabel laten produk yaitu
sebesar 0,70. Hal ini berarti bahwa variabel produk berpengaruh paling besar
dalam membentuk/membangun kepuasan konsumen Anlene, karena variabel
produk me rupakan hal inti dan utama yang diperhatikan dan dipertimbangkan
konsumen dalam mengkonsumsi produk susu berkalsium tinggi. Selain variabel
laten produk, variabel laten harga juga berpengaruh nyata dalam
membentuk/membangun kepuasan konsumen terhadap Anlene yaitu dengan nilai
? sebesar 0,18. Sedangkan dua variabel bauran pemasaran Anlene lainnya yaitu
variabel distribusi/tempat dan variabel promosi, tidak berpengaruh secara nyata
pada terbentuknya/terbangunnya kepuasan konsumen Anlene yaitu dengan nilai ?
0,05 dan -0,10. Hal ini karena nilai yang diterima konsumen dari kedua variabel
tersebut tidak dirasakan secara nyata/langsung oleh konsumen.
81
Berdasarkan Gambar 6, menunjukkan bahwa nilai loading (ß) kepuasan
terhadap loyalitas adalah sebesar 1,00. Hal ini berarti bahwa kepuasan 100 persen
berpengaruh nyata terhadap terbentuknya/terbangunnya loyalitas. Hasil analisis
data tersebut sesuai dengan hipotesis yang dibuat sebelumnya dengan berdasar
pada teori dari Griffin (2003).
82
berpengaruh paling besar pada tindakan responden jika mereka mendapa tkan
tawaran dari produk merek lain yang lebih murah dari harga Anlene.
5.7.1. Produk
Dari keempat variabel bauran pemasaran, alat pemasaran yang paling
mendasar adalah produk yang merupakan penawaran nyata suatu perusahaan pada
pasar sasarannya. Pada penelitian ini, kepuasan terhadap variabel produk
terbentuk/terbangun atas 14 variabel indikator produk. yang dinilai untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan konsumen terhadap variabel produk.
Berdasarkan penilaian kepuasan responden terhadap variabel produk, penilaian
tidak puas dan sangat tidak puas paling banyak dinyatakan responden yaitu pada
variabel indikator varians rasa Anlene. Responden yang memberikan penilaian
demikian mayoritas adalah responden yang usianya di bawah 50 tahun.
Saat ini Varians rasa Anlene hanya terdapat tiga rasa saja yaitu tawar,
coklat dan vanilla. Menurut mereka varians rasa yang tersedia saat ini kurang
bervariasi. Alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk variabel varians rasa
adalah dengan menambah varians rasa baru pada Anlene actifit (untuk usia 19-50
tahun). Varians rasa baru yang bisa ditawarkan ke konsumen contohnya adalah
rasa strawbery, mocca, dan lain -lain. Namun sebelum Anlene varians rasa baru
diproduksi, harus dilakukan survey pasar terlebih dhulu sebelum produk
diproduksi untuk mengetahui respon konsumen terhadap varians rasa baru
Anlene.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan SEM, menunjukkan
bahwa variabel merek memiliki pengaruh terendah dalam
membentuk/membangun kepuasan konsumen terhadap variabel produk. Untuk
83
meningkatkan citra merek Anlene di mata konsumennya, alternatif strategi yang
dapat dilakukan Anlene misalnya yaitu dengan menguatkan citra merek Anlene
sebagai merek produk susu berkalsium tinggi yang terfokus untuk menjaga
kesehatan tulang sejak dini dengan kandungan lemak yang rendah, sehingga
konsumennya tidah perlu khawatir berat badan dan kadar kolesterolnya bertambah
dengan mengkonsumsi susu.
5.7.2. Harga
Penetapan harga merupakan keputusan bauran pemasaran yang sangat
penting karena berkaitan erat dengan hasil penjualan dan tingkat keuntungan
perusahaan. Secara umum mayoritas responden menyatakan harga yang
ditawarkan oleh Anlene sudah sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil
analisis data, menunjukkan bahwa loyalitas berpengaruh nyata terhadap
tanggapan/sikap konsumen yang tidak tertarik jika mendapatkan tawaran harga
yang lebih murah dari produk merek lain. Walaupun mayoritas responden tidak
terpengaruh dengan tawaran produk me rek lain yang lebih murah tetapi mereka
keberatan jika terjadi kenaikan harga Anlene.
Alternatif strategi harga yang dapat dilaksanakan Anlene bukan
merupakan startegi baru yaitu dengan tetap menjaga harga jual produknya agar
tidak terlalu jauh dengan harga merek pesaing. Selain itu yang perlu diperhatikan
adalah keseragaman harga pada outlet-outlet yang berbeda, sehingga diharapkan
konsumen yang berpindah merek dapat dikurangi.
5.7.3. Distribusi/Tempat
Variabel indikator yang dinilai pada variabel distribusi/tempat adalah
kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk Anlene di pasaran.
Ketersediaan produk menjadi sangat penting, karena konsumen mengharapkan
kemudahan untuk mendapatkan Anlene di pasaran baik di oulet modern maupun
outlet tradisional. Hal tersebut untuk menghindari kemungkinan konsumen
mengalihkan pembeliannya pada merek lain jika produk Anlene tidak tersedia.
Kelancaran distribusi harus menjadi perhatian penting perusahaan supaya
produk Anlene bisa tersedia lebih banyak/mendominasi dipasaran sehingga
Anlene lebih banyak dikenal dan dikonsumsi konsumen. Pemasaran Anlene di
kota-kota besar seperti salah satunya di kota Bogor sebaiknya lebih difokuskan
84
pada outlet modern. Hal tersebut karena mayoritas konsumen Anlene yang berada
di kota lebih suka berbelanja di outlet modern dengan pertimbangan produk yang
dijual lebih terjamin kualitasnya dibandingkan dengan produk yang dijual di
outlet tradisional. Display produk Anlene terutama di outlet modern sebaiknya
juga diperhatikan, yaitu dengan pengaturan penempatan produk yang mudah
dijangkau baik oleh pandangan maupun oleh jangkauan tangan. Startegi tersebut
diharapkan dapat lebih menarik perhatian dan membantu memudahkan konsumen
dalam mendapatkan Anlene.
5.7.4. Promosi
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan keunggulan produknya, sehingga mereka tertarik untuk
membeli. Jenis promosi yang banyak dikenal dan diketahui oleh konsumen
Anlene adalah promo penjualan dan iklan terutama melalui media televisi.
Berdasarkan hasil analisis data, variabel laten promosi tidak berpengaruh nyata
pada terbentuknya/terbangunnya kepuasan, untuk itu alternatif strategi promosi
yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas
promosi. Guna meningkatkan penjualan, sasaran pemasaran sebaiknya tidak
ditujukan hanya pada wanita dewasa saja, tetapi untuk keluarga yang bisa terdiri
dari ayah, ibu, dan anak-anaknya yang sudah dewasa baik laki-laki maupun
perempuan (yang termasuk kategori dewasa adalah yang berumur di atas 19
tahun).
Dalam mengkomunikasikan sasaran pemasaran yang lebih luas
(sasarannya pada konsumen keluarga) Anlene dapat menggunakan ikon produk
yang terdiri dari keluarga artis/ tokoh masyarakat yang sudah dikenal oleh
masyarakat. Walaupun sasaran pemasaran Anlene yang lebih luas ditujukan untuk
konsumen keluarga, tetapi sebaiknya fokus pemasaran tetap ditujukan untuk
golongan wanita dewasa, agar Anlene mempunyai segmen pasar tersendiri yang
diharapkan menjadi konsumen ya ng loyal terhadap Anlene.
Selain iklan pada media televise, sebaiknya Anlene juga memanfaatkan
media radio untuk beriklan, karena sangat efektif diterima pendengarnya lewat
pendengaran (suara) sehingga mempengaruhi kesadaran merek konsumen. Salah
satu strateginya adalah dengan menciptakan jingle (lagu iklan) yang menarik dan
85
unik yang akan selalu diingat pendengar sehingga mereka tertarik untuk membeli
Anlene.
Promo penjualan melalui program rutin tahunan Anlene movement 10.000
langkah, harus lebih dipublikasikan dan sebaiknya Anlene secara khusus
memfasilitasi konsumennya yang loyal yang berada di daerah untuk turut serta
dalam program tersebut. Selain itu promosi dalam bentuk pemberian bonus,
potongan harga, memajang iklan di billboard dapat rutin dilakukan secara berkala.
Menjadi sponsor pada suatu kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan tulang
juga dapat dilakukan agar konsumen menyadari bahwa Anlene benar-benar peduli
pada kesehatan tulang konsumennya.
86
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut,
1. Karakteristik konsumen Anlene di Kota Bogor dalam penelitian ini yang
diwakili oleh 100 orang responden Anlene, berjenis kelamin wanita, berusia
50 tahun ke atas, berpendidikan terakhir SMU/sederajat, berprofesi sebagai
ibu rumah tangga, berpendapatan rata-rata per bulan berkisar antara Rp
1.000.000 - 2.000.000 dan di bawah Rp 1.000.000, serta berpengeluaran rata-
rata per bulan untuk membeli Anle ne sebesar kurang lebih Rp 100.000.
2. Berdasarkan hasil analisis SEM, menunjukkan bahwa semua variabel
indikator bauran pemasaran Anlene berpengaruh nyata pada terbentuknya
kepuasan konsumen. Dari keempat variabel bauran pemasaran Anlene, hanya
dua variabel yang berpengaruh nyata pada terbentuknya/terbangunnya
kepuasan konsumen terhadap Anlene, yaitu variabel produk dan variabel
harga. Variabel bauran pemasaran yang paling tinggi pengaruhnya pada
terbentuknya/terbangunnya kepuasan konsumen adalah variabel produk. Pada
hubungan antara kepuasan konsumen dengan variabel indikatornya
menunjukkan bahwa, kepuasan yang terbentuk dari bauran pemasaran
berpengaruh nyata pada kepuasan konsumen terhadap Anlene secara
umum/keseluruhan. Kepuasan konsumen terhadap Anlene berpengaruh nyata
pada terbentuknya/terbangunya loyalitas konsumen, hal tersebut terlihat
terutama pada loyalitas konsumen yang tidak tertarik jika mendapat tawaran
dari produk merek lain dengan haraga yang lebih murah dibandingkan dengan
harga Anlene.
3. Alternatif strategi bauran pemasaran yang dapat dilakukan pada variabel
produk adalah, dengan menambah varians rasa Anlene. Selain itu merek
Anlene juga harus dikuatkan citranya. Pada variabel harga, alternatif strategi
yang dapat dilakukan bukan merupakan strategi baru yaitu dengan tetap
menjaga harga jual Anlene. Selain itu, keseragaman harga pada semua outlet
Anlene juga perlu diperhatikan. Alternatif strategi pada variabel
87
tempat/distribusi adalah dengan menjaga kelancaran distribusi, dan
memperluas distribusi Anlene. Selain itu pengaturan display Anlene terutama
di outlet modern harus lebih diperhatikan. Sedangkan untuk promosi,
alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas promosi Anlene.
6.2. Saran
1. Anlene sebaiknya menambahkan varians rasa Anlene yang tersedia saat ini.
Penambahan varians rasa yaitu terutama pada Anlene Actifit (Anlene untuk
usia 19-50 tahun), hal tersebut dilakukan untuk memenuhi keinginan dan
harapan konsumen Anlene yang relatif masih muda yang mempunyai
kecenderungan suka mencoba hal-hal baru termasuk varians rasa dari produk
berkalsium tinggi. Penambahan varians rasa misalnya seperti Anlene rasa
strawbery, mocca, dan lain-lain. Namun sebelum varians rasa baru diproduksi
sebaiknya dilakukan survey pasar terlebih dahulu untuk mengetahui keinginan
dan harapan konsumen.
2. Strategi penguatan citra merek Anlene di mata konsumennya sebaiknya
dilakukan dengan lebih fokus pada upaya menjaga kesehatan tulang sejak dini
(sebelum usia 25-30 tahun) yaitu usia sebelum tercapainya kepadatan tulang
maksimal.
3. Promo penjualan Anlene sebaiknya lebih dipublikasikan yaitu pada program
Anlene movement 10.000 langkah, selain itu Anlene juga bisa memfasilitasi
konsumen loyal yang berada di daerah tidak digelarnya program tersebut
untuk turut berpartisipasi di program Anlene movement 10.000 langkah.
Promosi dalam bentuk pemberian bonus, potongan harga untuk pembelian
Anlene dalam jumlah tertentu, dan iklan billboard harus rutin dilakukan
secara berkala. Menjadi sponsor pada suatu kegiatan yang berhubungan
dengan kesehatan tulang juga dapat dilakukan agar konsumen menyadari
bahwa Anlene benar-benar peduli pada kesehatan tulang konsmennya.
88
DAFTAR PUSTAKA
Engel, J.F., Blackw ell, R.D., dan Miniard, P.W. 1994. Perilaku Konsumen.
Terjemahan. Jilid I -II. Edisi Keenam. Binarupa Aksara, Jakarta.
Firdaus, M., dan M. A.,Farid. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih untuk
Manajemen dan Bisnis. IPB Press, Bogor.
Hidayat, T. 2008. Vini, Vidi, Vici Anlene. Artikel. SWA Edisi 9 Januari 2008.
http://www.swa.co.id/swamajalah/praktik/details.php?cid=1&id=6974
[5 November 2008]
Intisari on the Net. 2000. Mengkonsumsi Susu. Artikel. Intisari Edisi November
2000. http://www.intisari.com [26 Juni 2005]
Muharastri, Y. 2008. Analisis Kepuasan Susu UHT Merek Real Good di Kota
Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Prasetio, F. 2008. Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran Papa Ron’s Pizza
Bogor. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sijabat, H.I.B. 2007. Analisis Proses Keputusan Pembelian Konsumen Susu Cair
dalam Kemasan untuk Anak-anak. Skripsi. Program Studi Ekstensi
Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Sitinjak, T. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar melalui Riset Ekuitas dan Perilaku
Merek. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
91
LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN
Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden yang secara sukarela mengisi
kuisioner ini. Kuisioner ini merupakan salah satu instrument penelitian yang dilakukan oleh :
Peneliti : Iva Zahria
NRP : H34066067
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Ekonomi Dan Manajemen
Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor (IPB)
Untuk memenuhi tugas penyeleseian Skripsi Program Sarjana. Saya sangat hargai kejujuran Anda
dalam mengisi kuisioner ini dan menjamin kerahasiaan Anda. Atas kerjasama dan bantuan Anda, saya
ucapkan terima kasih.
No. Tanggal .
SCREENING RESPONDEN
Apakah sebelumnya Anda pernah mengkonsumsi susu berkalsium tinggi Anlene :
[ ] Belum pernah (Stop), terima kasih atas partisipasinya
[ ] Pernah ( Lanjutkan ke pertanyaan berikutnya)
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ……………………………………………………………………...
2. Alamat : ……………………………………………………………………...
8. Berapa pengeluaran Anda per bulan untuk mengkonsumsi susu Anlene : Rp. ……………………..
II. STUDI PERILAKU KONSUMEN SUSU ANLENE
1. Dari mana Anda mendapatkan informasi tentang susu Anlene :
[ ] Iklan di TV [ ] Iklan di surat kabar (majalah/tabloid/Koran)
[ ] Iklan di radio [ ] Materi promosi (reklame, billboard, dll)
[ ] Internet [ ] Relasi (teman, keluarga, dll)
[ ] Hypermarket/supermarket/minimarket [ ] Toko kelontong/warung/pasar
2. Seberapa penting mengkonsumsi susu berkalsium tinggi bagi Anda :
[ ] Sangat penting [ ] Penting [ ] Cukup penting
[ ] Tidak penting [ ] Sangat tidak penting
3. Seberapa sering Anda mengkonsumsi susu Anlene :
[ ] Setiap hari [ ] 1 kali seminggu [ ] 2 – 3 kali seminggu
[ ] 1 kali sebulan [ ] 2 – 3 kali sebulan
4. Dimanakah biasanya Anda membeli susu Anlene :
[ ] Hypermarket/supermarket/minimarket [ ] Toko kelontong/warung/pasar
5. Pertimbangan apa yang Anda gunakan dalam memilih tempat pembelian :
[ ] Dekat dengan rumah [ ] Nyaman dan praktis [ ] Sekalian belanja
[ ] Kualitas terjamin [ ] Pelayanan memuaskan
6. Promosi susu Anlene seperti apa yang Anda sukai :
[ ] Adanya diskon [ ] Bonus (mug,notes,dll) [ ] Iklan yang menarik
[ ] Program kesehatan gratis [ ] Undian berhadiah
7. Bagaimana cara Anda memutuskan pembelian susu Anlene :
[ ] Terencana [ ] Mendadak
[ ] Tergantung situasi [ ] Tidak pernah merencanakan
8. Siapa yang mempengaruhi Anda dalam pembelian susu Anlene :
[ ] Inisiatif sendiri [ ] Keluarga/saudara [ ] Teman
[ ] Dokter/ahli kesehatan [ ] Pedagang [ ] SPG
9. Susu Anlene rasa apa yang biasa Anda beli :
[ ] Coklat [ ] Vanila [ ] Plain
10. Susu Anlene ukuran berapa yang biasa Anda beli :
[ ] 250 gram [ ] 600 gram
[ ] 900 gram [ ] Kemasan cair 250 ml
92
V. PENILAIAN KEPUASAN KONSUMEN SUSU ANLENE
Untuk pertanyaan dibawah ini berilah tanda √ pada salah satu jawaban pilihan Anda.
No Komponen yang Dinilai Penilaian Anda Terhadap Susu Anlene yang Anda Konsumsi Saat Ini
1 Kandungan gizi susu Anlene [ ] Sangat tidak [ ] Tidak [ ] Cukup [ ] Memenuhi [ ] Sangat memenuhi kebutuhan
memenuhi memenuhi memenuhi kebutuhan
kebutuhan kebutuhan
2 Pilihan rasa susu Anlene [ ] Sangat tidak [ ] Tidak banyak [ ] Cukup [ ] Banyak [ ] Sangat banyak
banyak banyak
3 Desain kemasan susu Anlene [ ] Sangat tidak [ ] Tidak [ ] Cukup [ ] Menarik [ ] Sangat menarik
menarik menarik menarik
4 Kebanggaan terhadap Merek [ ] Sangat tidak [ ] Tidak [ ] Cukup [ ] Bangga [ ] Sangat bangga
bangga bangga bangga
5 Ketersediaan layanan konsumen [ ] Sangat tidak [ ] Tidak [ ] Cukup [ ] Memuaskan [ ] Sangat memuaskan
memuaskan memuaskan memuaskan
6 Warna susu Anlene [ ] Sangat tidak [ ] Tidak [ ] Cukup [ ] menarik [ ] Sangat menarik
menarik menarik menarik
7 VariansUkuran berat susu [ ] Sangat tidak [ ] Tidak banyak [ ] Cukup [ ] Banyak [ ] Sangat banyak
Anlene banyak banyak
8 Aroma dan rasa susu Anlene [ ] Sangat tidak [ ] Tidak suka [ ] Cukup suka [ ] Suka [ ] Sangat suka
suka
9 Manfaat yang dirasakan setelah [ ] Sangat tidak [ ] Tidak [ ] Cukup [ ] Bermanfaat [ ] Sangat bermanfaat
mengkonsumsi Anlene bermanfaat bermanfaat bermanfaat
10 Kemudahan pengkonsumsian [ ] Sangat tidak [ ] Tidak mudah [ ] Cukup mudah [ ] Mudah [ ] Sangat Mudah
susu Anlene mudah
11 Label jaminan halal [ ] Sangat tidak [ ] Tidak jelas [ ] Cukup jelas [ ] Jelas [ ] Sangat jelas
jelas
12 Ketersediaan keterangan tanggal [ ] Sangat tidak [ ] Tidak jelas [ ] Cukup jelas [ ] Jelas [ ] Sangat jelas
kedaluwarsa jelas
13 Keterangan izin BPOM [ ] Sangat tidak [ ] Tidak jelas [ ] Cukup jelas [ ] Jelas [ ] Sangat jelas
jelas
14 Keterangan/informasi pemakaian [ ] Sangat tidak [ ] Tidak jelas [ ] Cukup jelas [ ] Jelas [ ] Sangat jelas
susu Anlene jelas
15 Harga susu Anlene [ ] Sangat tidak [ ] Tidak murah [ ] Cukup murah [ ] Murah [ ] Sangat murah
murah
16 Kemudahan mendapatkan susu [ ] Sangat tidak [ ] Tidak mudah [ ] Cukup mudah [ ] Mudah [ ] Sangat mudah didapatkan
Anlene di pasaran mudah didapatkan didapatkan
didapatkan
17 Promo Penjualan Anlene [ ] Sangat tidak [ ] Tidak [ ] Cukup [ ] Menarik [ ] Sangat menarik
menarik menarik menarik
18 Iklan susu Anlene [ ] Sangat tidak [ ] Tidak [ ] Cukup [ ] Menarik [ ] Sangat menarik
menarik menarik menarik
93
Uji Validitas Loyalitas
Correlations
y1 y2 y3 y4 y5 loyalitas
y1 Pearson Correlation 1 ,234 ,408* ,339 ,314 ,581**
Sig. (2-tailed) ,213 ,025 ,067 ,091 ,001
N 30 30 30 30 30 30
y2 Pearson Correlation ,234 1 ,622** ,379* ,300 ,765**
Sig. (2-tailed) ,213 ,000 ,039 ,108 ,000
N 30 30 30 30 30 30
y3 Pearson Correlation ,408* ,622** 1 ,559** ,435* ,849**
Sig. (2-tailed) ,025 ,000 ,001 ,016 ,000
N 30 30 30 30 30 30
y4 Pearson Correlation ,339 ,379* ,559** 1 ,678** ,762**
Sig. (2-tailed) ,067 ,039 ,001 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
y5 Pearson Correlation ,314 ,300 ,435* ,678** 1 ,694**
Sig. (2-tailed) ,091 ,108 ,016 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
loyalitas Pearson Correlation ,581** ,765** ,849** ,762** ,694** 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,776 ,782 23
Item-Total Statistics
Scale Cronbach's
Scale Mean if Variance if Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Deleted
x1 77,83 42,282 ,763
x2 79,17 41,040 ,770
x3 78,13 41,568 ,760
x4 77,27 46,892 ,793
x5 77,70 44,700 ,778
x6 77,40 45,283 ,779
x7 77,43 45,289 ,785
x8 78,13 39,016 ,745
x9 78,17 39,661 ,755
x10 77,57 44,116 ,782
x11 77,77 41,840 ,762
x12 77,77 41,771 ,759
x13 77,90 40,990 ,760
x14 77,83 41,592 ,758
x15 78,43 40,944 ,757
x16 77,40 40,386 ,758
x17 77,27 42,202 ,764
x18 77,03 44,378 ,780
y1 77,93 44,409 ,785
y2 79,10 35,817 ,753
y3 78,23 38,116 ,756
y4 77,60 43,283 ,778
y5 77,73 42,892 ,777
95
DATE: 02/23/2009
TIME: 22:30
P R E L I S 2.30
BY
Website: www.ssicentral.com
MODEL SATU
DA NI=23 NO=100
RA FI=C:\IVA\DATA.TXT
LABELS
OU MA=KM SM=C:\IVA\DATA.COR
Variable Mean St. Dev. T-Value Skewness Kurtosis Minimum Freq. Maximum Freq.
-------- ---- -------- ------- -------- -------- ------- ----- ------- -----
97
Test of Univariate Normality for Continuous Variables
98
Test of Multivariate Normality for Continuous Variables
X1
1 1.0 2.000
0 0.0 2.300
0 0.0 2.600
0 0.0 3.200
0 0.0 3.500
0 0.0 4.100
0 0.0 4.400
3 3.0 4.700
X2
0 0.0 1.300
0 0.0 1.600
0 0.0 2.200
0 0.0 2.500
0 0.0 3.100
0 0.0 3.400
99
X3
0 0.0 2.200
0 0.0 2.400
0 0.0 2.600
0 0.0 3.000
0 0.0 3.200
0 0.0 3.400
0 0.0 3.600
X4
1 1.0 2.000
0 0.0 2.300
0 0.0 2.600
0 0.0 3.200
0 0.0 3.500
0 0.0 4.100
0 0.0 4.400
X5
4 4.0 2.000 ••
0 0.0 2.300
0 0.0 2.600
100
0 0.0 3.200
0 0.0 3.500
0 0.0 4.100
0 0.0 4.400
1 1.0 4.700
X6
0 0.0 3.200
0 0.0 3.400
0 0.0 3.600
0 0.0 4.000
0 0.0 4.200
0 0.0 4.400
0 0.0 4.600
X7
1 1.0 1.000
0 0.0 1.400
3 3.0 1.800 ••
0 0.0 2.200
0 0.0 2.600
0 0.0 3.400
0 0.0 4.200
101
X8
0 0.0 1.300
0 0.0 1.600
0 0.0 2.200
0 0.0 2.500
0 0.0 3.100
0 0.0 3.400
X9
0 0.0 2.300
0 0.0 2.600
0 0.0 3.200
0 0.0 3.500
0 0.0 4.100
0 0.0 4.400
X10
0 0.0 3.200
0 0.0 3.400
0 0.0 3.600
102
54 54.0 3.800 •••••••••••••••••••••••••••••••••••••
0 0.0 4.000
0 0.0 4.200
0 0.0 4.400
0 0.0 4.600
X11
1 1.0 2.000
0 0.0 2.300
0 0.0 2.600
0 0.0 3.200
0 0.0 3.500
0 0.0 4.100
0 0.0 4.400
2 2.0 4.700 •
X12
1 1.0 2.000
0 0.0 2.300
0 0.0 2.600
0 0.0 3.200
0 0.0 3.500
0 0.0 4.100
0 0.0 4.400
2 2.0 4.700 •
103
X13
0 0.0 2.300
0 0.0 2.600
0 0.0 3.200
0 0.0 3.500
0 0.0 4.100
0 0.0 4.400
2 2.0 4.700 •
X14
0 0.0 3.200
0 0.0 3.400
0 0.0 3.600
0 0.0 4.000
0 0.0 4.200
0 0.0 4.400
0 0.0 4.600
3 3.0 4.800 •
X15
1 1.0 1.000
0 0.0 1.300
0 0.0 1.600
104
0 0.0 2.200
0 0.0 2.500
0 0.0 3.100
0 0.0 3.400
X16
0 0.0 3.200
0 0.0 3.400
0 0.0 3.600
0 0.0 4.000
0 0.0 4.200
0 0.0 4.400
0 0.0 4.600
X17
1 1.0 2.000
0 0.0 2.300
0 0.0 2.600
0 0.0 3.200
0 0.0 3.500
0 0.0 4.100
0 0.0 4.400
105
X18
0 0.0 3.200
0 0.0 3.400
0 0.0 3.600
0 0.0 3.800
0 0.0 4.200
0 0.0 4.400
0 0.0 4.600
Y1
1 1.0 1.000
0 0.0 1.400
0 0.0 2.200
0 0.0 3.000
0 0.0 3.400
0 0.0 4.200
Y2
0 0.0 1.400
0 0.0 2.200
106
26 26.0 2.600 ••••••••••••••••••••••••••
0 0.0 3.000
0 0.0 3.400
0 0.0 4.200
Y3
1 1.0 1.000 •
0 0.0 1.400
0 0.0 2.200
0 0.0 3.000
0 0.0 3.400
0 0.0 4.200
Y4
0 0.0 2.300
0 0.0 2.600
0 0.0 3.200
0 0.0 3.500
0 0.0 4.100
0 0.0 4.400
107
Y5
2 2.0 1.000 •
0 0.0 1.400
0 0.0 2.200
0 0.0 2.600
0 0.0 3.400
0 0.0 4.200
Correlation Matrix
X1 X2 X3 X4 X5 X6
X1 1.000
X2 0.381 1.000
108
X16 0.180 - 0.062 0.198 0.371 0.096 0.216
Correlation Matrix
X7 1.000
X8 0.174 1.000
109
Correlation Matrix
X13 1.000
Correlation Matrix
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
Y1 1.000
Y2 0.252 1.000
Means
X1 X2 X3 X4 X5 X6
110
Means
Means
Means
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
Standard Deviations
X1 X2 X3 X4 X5 X6
Standard Deviations
Standard Deviations
Standard Deviations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
111
DATE: 2/23/2009
TIME: 22:32
L I S R E L 8.30
BY
Website: www.ssicentral.com
OBSERVED VARIABLES
LATENT VARIABLES
RELATIONSHIPS
X15 = Harga
X16 = Distribusi
Y1 = Kepuasan
Y2 Y3 Y4 Y5 = Loyalitas
Loyalitas = Kepuasan
112
OPTIONS ME = UL AD=OFF IT=500
PATH DIAGRAM
END OF PROBLEM
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 X1
Y1 1.00
Y2 0.25 1.00
113
Correlation Matrix to be Analyzed
X2 X3 X4 X5 X6 X7
X2 1.00
X3 0.45 1.00
X8 1.00
X9 0.59 1.00
114
X14 0.22 0.19 0.35 0.59 0.65 0.66
X14 1.00
Number of Iterations = 53
(0.050) (0.15)
12.64 3.98
(0.078) (0.14)
7.24 4.81
(0.16) (0.16)
4.74 2.61
(0.17) (0.13)
4.39 3.67
115
Y5 = 0.70*Loyalita, Errorvar.= 0.52 , R² = 0.48
(0.15) (0.13)
4.58 4.10
(0.048) (0.11)
9.71 7.20
(0.049) (0.11)
9.51 7.36
(0.049) (0.11)
12.01 6.20
(0.049) (0.11)
3.39 8.73
(0.049) (0.11)
6.08 8.34
(0.048) (0.11)
5.36 8.54
(0.048) (0.11)
3.30 8.76
(0.050) (0.12)
13.49 4.50
(0.050) (0.12)
12.16 5.31
116
X10 = 0.34*Produk, Errorvar.= 0.89 , R² = 0.11
(0.048) (0.11)
7.00 8.27
(0.050) (0.11)
10.63 6.75
(0.050) (0.11)
11.04 6.40
(0.050) (0.11)
11.57 6.17
(0.050) (0.11)
12.37 5.57
(0.068) (0.096)
15.06 -0.61
(0.069) (0.097)
14.69 - 0.27
(0.13) (0.26)
6.93 0.89
(0.11) (0.22)
6.97 1.88
117
Kepuasan = 0.48*Produk + 0.23*Harga + 0.053*Distribu - 0.050*Promosi, Errorvar.= 0.63,
R² = 0.37
(0.18)
6.22
Produk 1.00
(0.06)
6.18
(0.06) (0.10)
5.58 3.00
Kepuasan 1.00
118
Goodness of Fit Statistics
119
Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.84
Y3 Y2 8.9 0.65
X7 X5 8.9 0.30
120
Time used: 1.797 Seconds
DATE: 2/23/2009
TIME: 22:46
L I S R E L 8.30
BY
Website: www.ssicentral.com
OBSERVED VARIABLES
LATENT VARIABLES
RELATIONSHIPS
X15 = Harga
X16 = Distribusi
Y1 = Kepuasan
Y2 Y3 Y4 Y5 = Loyalitas
121
Loyalitas = Kepuasan
PATH DIAGRAM
END OF PROBLEM
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 X1
Y1 1.00
Y2 0.25 1.00
122
X2 0.16 0.25 0.32 0.25 0.28 0.38
X2 X3 X4 X5 X6 X7
X2 1.00
X3 0.45 1.00
123
X12 0.16 0.35 - 0.04 0.04 0.12 -0.10
X8 1.00
X9 0.59 1.00
X14 1.00
124
Number of Iterations = 16
(0.047) (0.16)
12.40 4.09
(0.16)
4.34
(0.17) (0.18)
4.32 2.48
(0.19) (0.17)
3.73 2.95
(0.18) (0.17)
3.76 3.22
(0.053) (0.15)
9.53 4.86
(0.054) (0.15)
8.76 5.09
(0.054) (0.16)
10.61 4.23
125
(0.052) (0.14)
2.90 6.85
(0.051) (0.15)
6.18 6.19
(0.051) (0.14)
5.40 6.39
(0.051) (0.14)
3.28 6.81
(0.057) (0.16)
12.72 2.87
(0.056) (0.16)
11.86 3.49
(0.051) (0.15)
6.36 6.12
(0.055) (0.15)
5.44 6.22
126
X12 = 0.30*Produk, Errorvar.= 0.91 , R² = 0.088
(0.054) (0.15)
5.47 6.23
(0.054) (0.15)
6.15 6.02
(0.055) (0.15)
7.59 5.54
(0.072)
13.97
(0.071)
14.09
(0.13) (0.26)
7.22 0.58
(0.11) (0.22)
6.65 2.13
127
(0.12)
1.27
(0.12)
1.44
(0.12)
1.48
(0.10)
2.85
(0.10)
6.19
(0.10)
5.64
(0.10)
6.84
(0.10)
4.48
(0.10)
5.06
(0.11)
4.96
128
(0.10)
3.13
(0.10)
3.20
(0.16)
6.13
Produk 1.00
(0.07)
6.06
(0.06) (0.11)
5.27 2.85
129
(0.06) (0.09) (0.10)
Kepuasan 1.00
130
Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 4.85
131
Path to from Decrease in Chi -Square New Estimate
132