Anda di halaman 1dari 63

EVALUASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PADA ALUR PELAYANAN RESEP DI APOTEK


MORO SEHAT CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR
PERIODE BULAN JULI – AGUSTUS 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh
DONY TEGAP WIBOWO
NIM 14K30004

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 (D3) FARMASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
2017
EVALUASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PADA ALUR PELAYANAN RESEP DI APOTEK
MORO SEHAT CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR
PERIODE BULAN JULI – AGUSTUS 2017

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi
Program Studi Diploma 3 (D3) Farmasi Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan
Farmasi Bogor

Oleh
DONY TEGAP WIBOWO
NIM 14K30004

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 (D3) FARMASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
2017
EVALUASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PADA ALUR PELAYANAN RESEP DI APOTEK
MORO SEHAT CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR
PERIODE BULAN JULI – AGUSTUS 2017

Oleh
DONY TEAP WIBOWO
NIM 14K30003

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui,


Bogor, September 2017

Menyetujui,

Tim Pembimbing : 1. Siti Mariam, M.Farm., Apt.. ( ……………………. )

2. Mumuy Mulhimah., S.Farm., Apt ( ……………………. )

Tim Penguji : 1. Triyani Sumiati, M.Si., Apt ( ……………………. )

2. Antonius Padua Ratu, M.Fram., Apt ( ……………………. )

Mengetahui,

Ketua Program Studi D3 Farmasi Ketua STTIF Bogor

Muhammad Afqary, S.Si., MM., Apt. Siti Mariam, M.Fram., Apt.


DONY TEGAP WIBOWO 14K30004. Evaluasi Standar Operasional Prosedur
Pada Alur Pelayanan Resep di Apotek Moro Sehat Cibungbulang. Pembimbing :
Siti Mariam, M.Farm, Apt dan Mumuy Mulhimah, S.Farm, Apt

ABSTRAK

Standar Operasional Prosedur (SOP) di Apotek adalah suatu acuan atau


pedoman dalam melaksanakan pekerjan kefarmasian yang harus dipatuhi dan
dijalankan oleh tenaga kefarmasian. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter
atau dokter gigi kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang
berlaku. Kegiatan evaluasi ini dilakukan selama bulan Juli - Agustus 2017 di
Apotek Moro Sehat Cibungbulang Bogor. Dari 316 resep yang masuk yang terdiri
dari 187 resep racik dan 129 resep non racik, petugas apotek melaksanakan 8 SOP
dan 3 SOP baru dilaksanakan 65,24%, 75,40%, dan 74,33%. Standar Opersional
Prosedur (SOP) di Apotek Moro Sehat Cibungbulang Kabupaten Bogor yang telah
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016 adalah Pelayanan Administratif, Dispensing, dan Pelayanan Informasi Obat
(PIO). Sedangkan untuk pelayanan Konseling, Pemantauan Terapi Obat (PTO),
Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home pharmacy Care), dan Monitoring Efek
Samping Obat (MESO) belum dapat dimasukkan ke dalam SOP. Dari hasil
pengamatan yang telah dilakukan selama penelitian, Apotek Moro Sehat
Cibungbulang Kabupaten Bogor mempunyai SOP yang sesuai dengan peraturan
pemerintah yaitu PerMenKes RI No. 73 Tahun 2016.

Kata Kunci : SOP, Resep, PerMenKes RI No. 73 Tahun 2016

i
WIDHI NUGRAHA 14R30013 Evaluation of Prescription Drugs National
Formulary In Patients BPJS Outpatient at Karya Bhakti Pratiwi Hospital Bogor
Regency Period January - March 2017. Supervisi by: Binar Nursanti S.Si, Apt,
MARS. and Yesi Mariyana S.Si, Apt.

ABSTRACT

Standard Operational Procedures (SOP) in a Pharmacy is a reference or


guidance in a performing pharmaceutical work that must be obeyed an run by
pharmaceutical personnel. Recipe is a Written request from a doctor or dentist to
a pharmacist, either in paper or in electronic from to provide and deliver medicine
to the patient in accordance with applicable regulations. This evalution activity
conducted during July to August 2017 at Pharmacy Moro Sehat Cibungbulang
Bogor. The subject observed was the recurring travel path from the start of the
prescription to the delivery of the drug to the patient. Of 316 incoming recipes
consisting of 187 recipe racik and 129 non racik, pharmacy officers carry out 8
SOP and 3 SOP newly implemented 65,24%, 75,40%, 74,33%. Standard
Operational Procedures in pharmacies that have been in accordance that have
been in accordance with PerMenKes RI No. 73 year 2016 are administrative
service, dispensing, and drug information service, while for counseling servive,
home pharmacy care, and monitoring of drug side effects can not be entered in
SOP. From the observations that have been done during the research, Pharmacy
Moro Sehat Cibungbulang Bogor has been implementing SOP well and partly in
accordance with government regulations PerMenKes RI No. 73 year 2016.

Keywords : SOP, Prescription, PerMenKes RI No. 73 year 2016

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan


kepada Allah SWT. Karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir Karya Tulis Ilmiah (KTI) di Apotek Moro Sehat
Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda nabi


Muhammad SAW, dan semoga kita semua termasuk umatnya yang mendapatkan
syafa’at Beliau di yaumil akhir kelak aamiin.

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi (A.Md, Farm) di Sekolah
Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor Program Studi D3 Farmasi.

Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga tersusunnya Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini perkenankan penulis untuk mengucapkan rasa terima kasih
kepada :

1. Ibunda Haryati dan Ayahanda Alsanas, selaku orang tua yang tiada
pernah henti mencurahkan segala doa, semangat, dan dukungan baik
moril maupun materil untuk keberhasilan anak-anaknya.
2. Adik tercinta Abdullah Hafash Salam dan Aras Budiman Caniago
Serta semua keluarga yang selalu memberikan semangat serta
dukungan.
3. Ibu Siti Mariam M.Farm.,Apt selaku pembimbing internal dan Ketua
Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor.
4. Ibu Mumuy Mulhimah S.Farm.,Apt selaku pembimbing eksternal
penulis di Apotek Moro Sehat Cibungbulang, Kabupaten Bogor
5. Seluruh pegawai di Apotek Moro Sehat Cibungbulang, Kabupaten
Bogor yang telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada penulis
selama melaksanakan penelitian.
6. Seluruh pegawai di Laboratorium STTIF Bogor yang sudah menjadi
teman, saudara, dan orang tua selama penulis bekerja.

iii
7. Sahabat-sahabat seperjuangan ‘’Budi Fikriansyah, Abdul Hakim,
Budiman, Dian Oktiana, Fitri Kholipah, Muhammad Hisbiq, Siti
Setiawati, Denia W.M, Egy Satriawan, Lasmini, Riska Ulfianti, Vicha
N.S, Adella R, Isma Nurmala, dan Widhi Nugraha’’ yang selalu
memberikan semangat selama kuliah di STTIF.
8. Alumni, teman-teman dan adik-adik Prodi Diploma 3 Farmasi dan
Sarjana Strata 1 Farmasi angkatan 16, 17, 18 dan 19 di Sekolah Tinggi
Teknologi Industri dan Farmasi Bogor.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena ini, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Penulis sangat berharap agar
laporan ini dapat bermanfaat untuk orang lain khususnya untuk diri sendiri.

Bogor, September 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3

1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 4

1.4 Tujuan Masalah ................................................................................. 4

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

2.1 Evaluasi .............................................................................................. 6

2.2 Definisi Apotek .................................................................................. 7

2.1 Pekerjaan Kefamasian ....................................................................... 8

2.2 Pekerjaan Kefarmasian di Apotek ..................................................... 8

2.3 Resep .................................................................................................. 9

2.3.1 Definisi Resep ...................................................................................... 9

2.3.2 Jenis – Jenis Resep ............................................................................... 9

2.4 Pelayanan Resep ................................................................................ 10

2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) ................................................ 17

2.5.1 Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) ................................ 17

2.5.2 Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) ...................................... 18

2.5.3 Fungsi dan manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP) ................. 19

v
2.5.4 Prinsip-prinsip Standar Operasional Prosedur (SOP) ......................... 20

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 22

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...................................................... 22

3.2 Objek Penelitian ............................................................................... 22

3.3 Cara Kerja ........................................................................................ 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 23

4.1 Data Hasil Pengamatan di Apotek Moro Sehat Cibungbulang Bogor .23

4.1.1 SOP Pelayanan Resep di Apotek Moro Sehat Cibungbulang Bogor . 23

4.1.2 Tata Tertib Apotek Moro Sehat Cibungbulang Bogor ........................ 25

4.2 Hasil Evaluasi SOP Meracik di Apotek Moro Sehat ........................ 25

4.3 Hasil Evaluasi SOP Pelayanan Resep dengan PerMenKes RI Nomor


73 Tahun 2016 .................................................................................. 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 29

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 29

5.2 Saran .................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 30

LAMPIRAN ...................................................................................................... 32

vi
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Lembar evaluasi SOP Meracik di Apotek Moro Sehat Cibungbulang .. 33


2 Evaluasi SOP denan Permenkes RI No. 73 Tahun 2016 ..................... 39

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia, setiap orang


mempunyai hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan masing-masing
individu maupun keluarganya, termasuk didalamnya mendapatkan kesehatan
yang baik.
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang di selenggarakan secara
individual atau bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting
karena di perlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik upaya
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Pesatnya perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga berpengaruh terhadap peningkatan
penelitian di bidang farmasi.
Pasien dengan masalah kesehatan tertentu melakukan pemeriksaan ke
dokter, biasanya diberi pilihan terapi yang akan di jalankan. Terapi obat
sejauh ini merupakan yang paling sering dipilih. Pada banyak kasus, terapi
obat sering melibatkan penulisan resep. Resep merupakan hal terpenting
sebelum pasien menerima obat.
Dalam alur pelayanan resep, apoteker wajib melakukan skrining resep
yang meliputi skrining admninstratif, kesesuaian farmasetis, dan kesesuian
klinis untuk menjamin legalitas suatu resep dan meminimalkan kesalahan
pengobatan.
Resep harus ditulis dengan jelas untuk menghindari salah persepsi
antara penulis dengan pembaca resep, kegagalan komunikasi dan salah
interpretasi antara dokter dengan apoteker merupakan salah satu faktor
kesalahan medikasi (medication error) yang berakibat fatal bagi pasien.

1
2

Resep yang baik harus memuat cukup informasi yang memungkinkan


ahli farmasi yang bersangkutan mengerti obat apa yang akan diberikan
kepada pasien. Namun pada kenyataannya, masih banyak permasalahan
yang ditemui dalam peresepan. Aspek admnistratif resep dipilih karena
merupakan skrining awal pada saat resep di layani di apotek, skrining
administratif perlu dilakukan karena mencakup seluruh informasi di dalam
resep yang berkaitan dengan kejelasaan tulisan obat, keabsahan resep, dan
kejelasan informasi di dalam resep.
Dalam penulisan resep kelengkapan admnistratif sudah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan kesehatan yang
mempunyai peran penting dalam mewujudkan kesehatan bermutu. Layanan
kefarmasian selain menjadi tuntutan profesionalisme juga dapat dilihat
sebagai faktor yang menarik minat konsumen terhadap pembelian obat di
apotek.
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam
membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Dahulu ketika pasien berkunjung ke apotek, pasien akan bertemu
dengan petugas apotek yang akan menerima resep, memvalidasi resep,
menyerahkan resep ke bagianperacikan, kemudian akan masuk daftar antrian
untuk selanjutnya di proses oleh farmasis baik Apoteker maupun Tenaga
Teknis Kefarmasian (TTK)
Setiap apotek diharapkan dapat memenuhi standar yang telah diatur
dalam Permenkes tersebut. Untuk mengetahui tingkat pelaksanaan pelayanan
farmasi klinik, maka di perlukan suatu evaluasi tentang pelaksanaan
pelayanan farmasi klinik. Pada umumnya, kegiatan pelayanan Apotek adalah
rutinitas yang berulang, sehingga rentan akan kejenuhan, untuk itu harus ada
hal yang dapat meningkatkan inovasi, kreatifitas dan motivasi. Untuk
menunjang dan meningkatkan kualitas pelayanan apotek yang baik maka
3

Standar Operasional Prosedur (SOP) perlu dilaksanakan atau diterapkan di


apotek.
Konsep pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care) merupakan
pelayanan yang dibutuhkan dan diterima pasien untuk menjamin keamanan
dan penggunaan obat yang rasional, baik sebelum, selama, maupun sesudah
penggunaan obat yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang berlaku di apotek. Hal inilah yang menjadi latar belakang pembuatan
Karya Tulis Ilmiah ini, penulis berharap dengan adanya kegiatan ini dapat
memberikan manfaat baik bagi apotek, maupun bagi penulis sebagai seorang
mahasiswa.
Sebagai salah satu institusi penyelenggara pendidikan nasional dengan
kekhususan di bidang Ilmu kesehatan, Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan
Farmasi Bogor juga turut mengambil bagian dalam peran dan tanggung jawab
dalam mempersiapkan tenaga kesehatan di bidang Farmasi yang handal dan
berkualitas. Untuk itu di lakukan penyelenggaraan proses belajar di kelas
maupun Dalam rangka peningkatan keterampilan, kualitas, dan
profesionalisme mahasiswa di lapangan (Apotek), maka wajib melaksanakan
kegiatan Karya Tulis Ilmiah.
Selain itu Karya Tulis Ilmiah merupakan salah satu wujud Tri Dharma
perguruan tinggi khususnya bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi
Industri dan Farmasi Bogor, kegiatan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini di
laksanakan di Apotek Moro Sehat, Jl. Kapten Dasuki Bakri RT 004 RW 004
Desa Cibatok 1 Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah karya tulis ilmiah


ini adalah :
1. Apakah Standar Operasional Prosedur (SOP) pada alur pelayanan
resep yang ada di Apotek Moro Sehat Cibungbulang, Kabupaten
Bogor sesuai dengan PerMenKes RI Nomor 73 Tahun 2016 ?
4

2. Bagaimana cara penerapan Standar Operasional Prosedur di


Apotek Moro Sehat Cibungbulang, Kabupaten Bogor?

1.3 Batasan Masalah

Bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah Standar


Operasional Prosedur (SOP) yang ada di Apotek Moro Sehat, Jl. Kapten
Dasuki Bakri RT 004 RW 004 Desa Cibatok 1 Kecamatan Cibungbulang
Kabupaten Bogor sudah berjalan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yaitu PerMenKes RI Nomor 73 tahun 2016 dan
apakah sudah sesuai dengan Satandar Operasional Prosedur (SOP) yang telah
ditetapkan.

1.4 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) pada alur


pelayanan resep di Apotek Moro Sehat Cibungbulang, Kabupaten
Bogor.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP)
pada alur pelayanan resep di Apotek Moro Sehat Cibungbulang,
Kabupaten Bogor.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari Penelitian ini adalah:

1. Bagi institusi pendidikan, sebagai bahan bacaan dan wawasan bagi


mahasiswa dalam hal pemahaman, pengembangan, dan pengetahuan
tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) di Apotek.
2. Bagi pengelola apotek, untuk memperoleh gambaran secara umum
mengenai Standar Operasinal Prosedur yang dapat digunakan di
apotek, sehingga di upayakan peningkatan sistem pelayanan melalui
penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) tersebut.
5

3. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dengan


meninjau langsung ke lokasi penelitian mengenai gambaran Standar
Operasional Prosedur (SOP) di apotek .
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,


organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka
tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam
rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa
kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari
bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran
(Echols dan Shadily, 2000). Sedangkan menurut pengertian istilah “evaluasi
merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek
dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak
ukur untuk memperoleh kesimpulan” (Yunanda : 2009).
Evaluasi meliputi mengukur dan menilai yang digunakan dalam
rangka pengambilan keputusan. Hubungan antara pengukuran dan penilaian
saling berkaitan. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan
sesuatu dengan atau atas dasar ukuran atau kriteria tertentu (meter,
kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian
berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti, mengambil
keputusan terhadap sesuatu yang berdasarkan pada ukuran baik atau buruk,
sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Dan penilaian
bersifat kualitatif. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Arikunto (2009) bahwa mengukur adalah, membandingkan sesuatu dengan
satu ukuran (bersifat kuantitatif), menilai adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (bersifat kualitatif), dan evaluasi
meliputi kedua langkah tersebut di atas.
Menurut Uzer (2003), mengatakan bahwa: Evaluasi adalah suatu
proses yang ditempuh seseorang untuk memperoleh informasi yang
berguna untuk menentukan mana dari dua hal atau lebih yang merupakan

6
7

alternatif yang diinginkan, karena penentuan atau keputusan semacam ini


tidak diambil secara acak, maka alternatif-alternatif itu harus diberi nilai
relatif, karenanya pemberian nilai itu harus memerlukan pertimbangan
yang rasional berdasarkan informasi untuk proses pengambilan keputusan
Sedangkan Ahmad (2007), mengatakan bahwa Evaluasi diartikan
sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan,
kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek,dll.) berdasarkan
kriteria tertentu melalui penilaian.
Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan
beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang evaluasi yakni evaluasi
merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat
sejauh mana keberhasilan sebuah program. keberhasilan program itu sendiri
dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut.
Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya
yaitu efektifitas dan efisiensi. “Efektifitas merupakan perbandingan antara
output dan inputnya sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input
untuk menghasilkan output lewat suatu proses” (Sudharsono dalam Lababa,
2008).

2.2 Definisi Apotek

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


35 tahun 2014 tentang apotek, yang dimaksud dengan Apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh
apoteker. Adapun Surat Izin Apotek (SIA) adalah bukti tertulis yang di
berikan oleh pemerintah daerah kabupaten / kota kepada apoteker sebagai
izin untuk menyelenggarakan apotek.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek bertujuan
untuk :
a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian, dan
8

c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang


tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

2.1 Pekerjaan Kefamasian

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


9 tahun 2017 tentang apotek, yang dimaksud standar pelayanan kefarmasian
adalah tolak ukur yang di pergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam meyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Sedangkan
pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

2.2 Pekerjaan Kefarmasian di Apotek

Pelayanan Farmasi klinik yang di sebutkan dalam PerMenKes RI


Nomor 35 Tahun 2014, Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,
meliputi pengkajian resep, dispensing, Pelayanan Informasi Obat (PIO),
konseling, pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care),
Pemantauan Terapi Obat (PTO), dan Monitoring Efek Samping Obat
(MESO).
Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari pelayanan
kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Tujuan utama pelayanan farmasi klinik adalah meningkatkan keuntungan
terapi obat dan mengoreksi kekurangan yang terdeteksi dalam proses
penggunaan obat. Oleh karena itu sasaran farmasi klinik adalah meningkatkan
dan memastikan kerasionalan, kemanfaatan, dan keamanan terapi obat.
Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan Pharmaceutical Care
di Apotek.
9

2.3 Resep

2.3.1 Definisi Resep


Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi,
dokter yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku kepada apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan
atau membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien
(Syamsuni, 2006).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 9 tahun 2017 tentang Apotek, Resep adalah permintaan tertulis
dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan kepada apoteker, baik dalam
bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan
sediaan farmasi dan / atau alat kesehatan bagi pasien.

2.3.2 Jenis – Jenis Resep


Jenis jenis resep secara umum adalah sebaggai berikut :

a. Resep standar (R/ Officinalis), yaitu resep yang komposisinya


telah di bakukan dan dituangkan kedalam buku farmakope atau
buku standar lainnya. Penulisan resep sesuai dengan buku
standar.
b. Resep magistrales (R/. Polifarmasi), yaitu resep yang sudah di
modifikasi atau di format oleh dokter, bisa berupa campuran atau
tunggal yang di encerkan dalam pelayanannya harus diracik
terlebih dahulu.
c. Resep medicinal yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten,
merek dagang maupun generik, dalam pelayanannya tidak
mangalami peracikan. Buku referensi Organisasi Internasional
untuk Standarisasi (ISO), Indonesia Index Medical Specialities
(IIMS), Daftar Obat di Indonesia (DOI), dan lain-lain.
10

d. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama


generik dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu. Dalam
pelayanannya bisa atau tidak mengalami peracikan (Jas, 2009).

2.4 Pelayanan Resep

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73


Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pelayanan
farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Sediaan
Farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Tujuan utama pelayanan farmasi klinik adalah meningkatkan keuntungan
terapi obat dan mengoreksi kekurangan yang terdeteksi dalam proses
penggunaan obat. Oleh karena itu sasaran farmasi klinik adalah meningkatkan
dan memastikan kerasionalan kemanfaatan dan keamanan terapi obat.
Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan Pharmaceutical Care
di Apotek. Pelayanan farmasi klinik menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.
73 Tahun 2016 meliputi :
1) Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian resep meliputi :
a) Kajian administratif meliputi :
a. Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan.
b. Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor
telepon, paraf; dan Tanggal penulisan resep.
b) Kajian kesesuaian farmasetik meliputi :
a. Bentuk dan kekuatan sediaan.
b. Stabilitas, dan
c. Kompatibilitas (ketercampuran obat).
c) Pertimbangan klinis meliputi :
a. Ketepatan indikasi dan dosis obat.
11

b. Aturan, cara dan lama penggunaan obat.


c. Duplikasi dan / atau polifarmasi.
d. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat,
manifestasi klinis lain).
e. Kontra indikasi, dan
f. Interaksi obat.
Jika di temukan adanya ketidak sesuaian dari hasil pengkajian maka
Apoteker harus menghubungi dokter penulis resep.

2) Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian
informasi obat. Setelah melakukan pengkajian resep dilakukan hal sebagai
berikut :
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep:
a. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep
b. Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik
obat.
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan.
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi :
a. Warna putih untuk obat dalam / oral;
b. Warna biru untuk obat luar dan suntik;
c. Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk
suspensi atau emulsi.
4. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan
yang salah.
5. Setelah penyiapan obat di lakukan hal sebagai berikut :
a. Sebelum obat di serahkan kepada pasien harus dilakukan
pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket,
12

cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat kesesuaian antara


penulisan etiket dengan resep;
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat;
e. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang
terkait dengan obat antara lain manfaat obat, makanan dan
minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat dan lain-lain;
f. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara
yang baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin
emosinya tidak stabil;
g. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau
keluarganya
h. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
Apoteker (apabila diperlukan)
i. Menyimpan resep pada tempatnya
j. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien.

3) Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak
memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam
segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien
atau masyarakat. Informasi mengenai obat termasuk obat resep, obat
bebas dan herbal. Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi
khusus, rute dan metode pemberian, farmakokinetik, farmakologi,
terapeutik dan alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil
dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga,
sifat fisika atau kimia dari obat dan lain-lain.
13

A. Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Apotek meliputi :


1. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan.
2. Membuat dan menyebarkan buletin / brosur / leaflet, pemberdayaan
masyarakat (penyuluhan).
3. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien.
4. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa
farmasi yang sedang praktik profesi.
5. Melakukan penelitian penggunaan obat.
6. Membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah;
7. Melakukan program jaminan mutu.

Pelayanan informasi obat harus di dokumentasikan untuk membantu


penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat.

B. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dokumentasi pelayanan informasi


obat :
1. Topik pertanyaan
2. Tanggal dan waktu Pelayanan Informasi Obat diberikan
3. Metode Pelayanan Informasi Obat (lisan, tertulis, lewat telepon)
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
riwayat alergi, apakah pasien sedang hamil / menyusui, data
laboratorium)
5. Uraian pertanyaan
6. Jawaban pertanyaan
7. Referensi
8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, telepon) dan data
Apoteker yang memberikan Pelayanan Informasi Obat.

4) Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien / keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam
14

penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.


Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga
pasien sudah memahami obat yang digunakan.

C. Kriteria pasien / keluarga pasien yang perlu diberi konseling :


1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan /
atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).
2. Pasien dengan terapi jangka panjang / penyakit kronis (misalnya : TB,
DM, AIDS, epilepsi).
3. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (penggunaan
kortikosteroid dengan tappering down / off).
4. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit
(digoksin, fenitoin, teofilin).
5. Pasien dengan polifarmasi, pasien menerima beberapa obat untuk
indikasi penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk
pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat di
sembuhkan dengan satu jenis obat.
6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.

D. Tahap kegiatan konseling :


1. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien.
2. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada
pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat.
3. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
penggunaan obat.
4. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien.
5. Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda
tangan pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang
diberikan dalam konseling.
5) Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan proses yang
memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat yang
15

efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan


meminimalkan efek samping.
A. Kriteria pasien :
a. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
b. Menerima obat lebih dari 5 (lima) jenis.
c. Adanya multidiagnosis.
d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
e. Menerima obat dengan indeks terapi sempit.
B. Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi
obat yang merugikan. Kegiatan :
a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
b. Mengambil data yang dibutuhkan yaitu riwayat
pengobatan pasien yang terdiri dari riwayat penyakit,
riwayat penggunaan obat dan riwayat alergi; melalui
wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau
tenaga kesehatan lain
c. Melakukan identifikasi masalah terkait obat. Masalah
terkait obat antara lain adalah adanya indikasi tetapi
tidak diterapi, pemberian obat tanpa indikasi, pemilihan
obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu
rendah, terjadinya reaksi obat yang tidak diinginkan atau
terjadinya interaksi obat
d. Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi
pasien dan menentukan apakah masalah tersebut sudah
atau berpotensi akan terjadi
e. Memberikan rekomendasi atau rencana tindak lanjut
yang berisi rencana pemantauan dengan tujuan
memastikan pencapaian efek terapi dan meminimalkan
efek yang tidak di kehendaki
f. Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi
yang telah dibuat oleh Apoteker harus di komunikasikan
16

dengan tenaga kesehatan terkait untuk mengoptimalkan


tujuan terapi.
g. Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi
obat.

6) Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)


Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat melakukan
Pelayanan Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk
kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Jenis
Pelayanan Kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh Apoteker,
meliputi :
1. Penilaian / pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan
pengobatan
2. Identifikasi kepatuhan pasien
3. Pendampingan pengelolaan obat dan / atau alat kesehatan di rumah,
misalnya cara pemakaian obat asma, penyimpanan insulin
4. Konsultasi masalah obat atau kesehatan secara umum
5. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan obat
berdasarkan catatan pengobatan pasien

7) Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon tubuh terhadap obat
yang merugikan atau tidak di harapkan, yang terjadi pada dosis normal yang
di gunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
memodifikasi fungsi fisiologis.
A. Kegiatan tersebut meliputi :
1. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping Obat.
2. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
3. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional
B. Faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kerjasama dengan tim kesehatan lain.
17

2. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP)


2.5.1 Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan dokumen yang
berkaitan dengan standar prosedur yang dilakukan dengan tahapan atau
secara kronologis untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang
bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang lebih efektif dan efisien.
Standar Operasional Prosedur adalah penetapan tertulis mengenai
apa yang harus di kerjakan, kapan, dimana, oleh siapa, dan dibuat untuk
menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja.
Menurut Sailendra, Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah
perpaduan yang di gunakan untuk memastikan kegiatan operasional
organisasi atau sebuah perusahaan berjalan dengan lancar.
Menurut Moekijat (2008), Standar Operasional Prosedur (SOP)
adalah urutan langkah-langkah atau pelaksanaan pekerjaan, dimana
pekerjaan tersebut dapat di lakukan dengan baik, berhubungan dengan
apa yang di lakukan, bagaimana melakukannya, dimana melakukannya,
bilamana melakukannya, dan siapa yang melakukannya.
Menurut Tjipto Atmoko (2001), Standar Operasional Prosedur
(SOP) adalah suatu pedoman atau acuan untuk dapat melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kerja instansi
pemerintah dengan berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif,
dan prosedur sesuai tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja pada unit
kerja yang bersangkutan.
Menurut Insani (2010), Standar Operasional Prosedur (SOP)
adalah sebuah dokumen yang berisi serangkaian instruksi atau perintah
yang tertulis yang dibakukan tentang berbagai proses penyelenggaraan
administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan, tempat
18

penyelenggaraan, waktu pelaksanaan, dan aktor yang berperan dalam


pekerjaan tersebut.

2.5.2 Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)


Tujuan dari pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP)
adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang telah di tetapkan
mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang dilaksanakan
dalam sebuah organisasi atau perusahaan. SOP yang baik adalah SOP
yang bisa menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi pedoman untuk
karyawan yang baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan,
serta mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang
berlainan dalam sebuah perusahaan.
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kerja atau
kondisi tertentu dan petugas dan lingkungan dalam
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan tertentu
bagi sesama pekerja
3. Untuk menghindari kesalahan dan kegagalan. Dengan
demikian akan mengurangi konflik, keraguan, pemborosan,
duplikasi dalam proses melaksanakan pekerjaan.
4. Merupakan paramater atau tolak ukur untuk menilai mutu
pelayanan.
5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya
manusia secara efektif dan efisien.
6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang, dan tanggung jawab
dari petugas
7. Sebagai dokumen yang menjelaskan dan menilai pelaksanaan
proses kerja bilamana terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal
praktek dan kesalahan administrasi lainnya, sehingga bersifat
melindungi apotek dan petugas.
19

8. Sebagai dokumen yang dipakai untuk pelatihan.


9. Sebagai dokumen sejarah bilamana telah dibuat revisi SOP yang
baru.

2.5.3 Fungsi dan manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP)


A. Fungsi Standar Operasional Prosedur (SOP)
SOP mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Mempermudah pekerjaan perugas / pegawai atau tim / unit
kerja.
2. Sebagai dasar hukum bilamana terjadi penyimpangan.
3. Untuk mengetahui dengan jelas hambatan-hambatan yang
dialami.
4. Mengarahkan petugas atau pegawai untuk sama-sama lebih
disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan
pekerjaan.

B. Manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP)


1. Sebagai standarisasi cara yang di lakukan oleh pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan tujuan untuk
mengurangi terjadinya kesalah an atau kelalaian.
2. SOP membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak
bergantung kepada intervensi manajemen, sehingga akan
mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan
pekerjaan setiap harinya.
3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan
tanggung jawab khusus dalam menjalankan tugas atau
pekerjaan.
4. Menciptakan ukuran standar kerja kepada pegawai. cara
konkret untuk memperbaiki kinerja dan lebih membantu
mengevaluasi usaha yang telah di jalankan.
20

5. Menciptakan materi training yang bisa membantu pegawai


baru untuk cepat beradaptasi dan biasa untuk melakukan
pekerjaannya.
6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola
dengan baik dan profesional.
7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan
dalam melaksanakan pelayanan setiap harinya.
8. Menghindari terjadinya tumpang tindih pelaksanaan tugas
dalam memberikan pelayanan.
9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan
prosedural dalam memberikan sebuah pelayanan. Menjamin
proses pelayanan agar tetap berjalan dalam berbagai situasi
dan kondisi.

2.5.4 Prinsip-prinsip Standar Operasional Prosedur (SOP)


Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) harus
memenuhi prinsip-prinsip antara lain :
1. Konsisten
Standar Operasional Prosedur (SOP) harus dilakukan secara
konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapapun, dan dalam
situasi apapun oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi /
perusahaan.
2. Komitmen
Standar Operasional Prosedur (SOP) harus dilakukan dengan
komitmen penuh dari seluruh jajaran suatu organisasi /
perusahaan, dari mulai pegawai level yang paling rendah
hingga level pegawai yang tertinggi.
3. Perbaikan Berkelanjutan
Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) harus
terbuka terhadap penyempurnaan untuk memperoleh
prosedur yang benar-benar efektif dan efisien.
21

4. Mengikat
Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) sifatnya
harus mengikat pelaksana dalam menjalankan tugasnya
sesuai dengan prosedur yang telah berlaku atau yang telah
ditetapkan oleh suatu organisasi / perusahaan.
5. Seluruh Unsur Memiliki Peran Penting
Seluruh pegawai memiliki peran dalam setiap prosedur yang
telah di standarkan. Jika pegawai tersebut tidak
melaksanakan peranannya dengan baik, maka proses
produktiviats dalam suatu organisasi atau sebuah perusahaan
akan terganggu.
6. Terdokumentasikan dengan Baik
Seluruh prosedur yang telah di standarkan harus di
dokumentasikan dengan baik, sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan referensi bagi setiap orang maupun organisasi
/ perusahaan yang membutuhkan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu kegiatan pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah (KTI) di mulai dari


bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2017. Tempat pelaksanaan kegiatan
evaluasi dilakukan di Apotek Moro Sehat Cibungbulang, Jl. Kapten Dasuki
Bakri RT 004 RW 004 desa Cibatok 1 Kecamatan Cibungbulang Kabupaten
Bogor.

3.2 Objek Penelitian


Sebagai objek pengamatan dalam penelitian ini Penulis menggunakan
SOP, resep yang masuk, serta ikut melaksanakan pelayanan kefarmasian di
Apotek Moro Sehat Cibungbulang Kabupaten Bogor.

3.3 Cara Kerja

1. Mencari SOP Apotek Moro Sehat Cibungbulang, Kab. Bogor


2. Mempelajari SOP tersebut
3. Melakukan evaluasi dengan membandingkan antara PerMenKes RI
Nomor 73 Tahun 2016 dan SOP di Apotek Moro Sehat.
4. Melakukan evaluasi dengan cara mengamati secara langsung dan ikut
serta dalam melakukan pelayanan resep
5. Menyamakan SOP dan proses pelayanan resep di Apotek Moro Sehat
Cibungbulang Bogor dibandingkan dengan PerMenKes RI Nomor 73
tahun 2016.
6. Memasukan data pengamatan ke dalam tabel pengamatan

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan di Apotek Moro Sehat Cibungbulang Bogor


Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Juli – Agustus 2017 di
Apotek Moro Sehat Cibungbulang Bogor, dengan mengamati dan ikut
melaksanakan pelayanan resep langsung. Hasil pengamatan yang diperoleh
berupa SOP, tata tertib dan mengamati pelaksanaan SOP pada 316 resep yang
terdiri dari 187 resep racik dan 129 resep non racik yang dilayani oleh Apotek
Moro Sehat.
Sebagai acuan penulis menggunakan PerMenKes RI Nomor 73 Tahun
2016 Tentang ‘’Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yaitu Pelayanan
Farmasi Klinik’’yang meliputi : Pengkajian Resep, Dispensing, Pelayanan
Informasi Obat (PIO), Konseling, Pelayanan kefarmasian di rumah (Home
Pharmacy Care), Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping
Obat ( MESO ).

4.1.1 SOP Pelayanan Resep di Apotek Moro Sehat Cibungbulang Bogor


Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan resep di Apotek
Moro Sehat Cibungbulang Bogor adalah sebagai berikut :
1. Menerima resep pasien
2. Siapkan obat sesuai dengan resep
3. Dilihat nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien,
nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor
telepon, paraf; dan Tanggal penulisan resep.
4. Perhatikan nama obat, dosis, bentuk sediaan, dan cara
pemakaiannya
5. Kemudian disiapkan obat dan alat kesehatan sesuai dengan
permintaan dokter
6. Jika obat atau alat kesehatan ada maka langsung disiapkan,
jika tidak ada maka akan dibuatkan copy resep.

23
24

7. Jika obat racikan, maka patuhi SOP meracik sebagai berikut :


a) Siapkan alat yang akan di gunakan dan bersihkan meja untuk
meracik
b) Siapkan obat yang akan di racik
c) Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersama obat dan
instruksinya untuk di racik.
d) Cucilah tangan dan bila perlu gunakan sarung tangan dan
masker.
e) Jika ada bahan yang harus di timbang maka persiapkan lebih
dahulu.
f) Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah
dengan hati-hati, pastikan hasil racikan sesuai dengan
instruksinya (resep).
g) Masukkan kedalam wadah yang disediakan, beri etiket,
kemudian serahkan kepada petugas lain untuk diperiksa
kembali sebelum diserahkan kepada pasien.
h) Serahkan obat yang telah jadi kepada pasien disertai dengan
informasi obatnya
i) Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai
j) Cucilah tangn sampai bersih.
k) Teliti kembali resep sebelum diserahkan kepada pasien
termasuk salinan resep (copy resep) jika diminta oleh pasien.
l) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang
obat yang meliputi dosis, frekuensi pemakaian dalam sehari,
waktu penggunaan obat, cara menggunakan obat dan efek
samping obat yang mungkin ditimbulkan setelah penggunaan
obat dan jika perlu penanganan pertama terhadap efek samping
yang ditimbulkan.
25

4.1.2 Tata Tertib Apotek Moro Sehat Cibungbulang Bogor


Adapun tata tertib yang diterapkan oleh Apotek Moro Sehat
Cibungbulang Bogor adalah sebagai berikut :

1. Petugas datang ke apotek


2. Membersihkan tempat / ruang administrasi dan merekap
resep
3. Petugas apotek harus bertanggung jawab terhadap setiap
yang berkaitan dengan hal kefarmasian.
4. Petugas harap melaporkan kejadian yang berhubungan
dengan hal kefarmasian kepada apoteker penanggung jawab
apotek.
5. Petugas harus mengkonfirmasikan jika ada resep yang
kurang dimengerti kepada dokter yang bersangkutan.

4.2 Hasil Evaluasi SOP Meracik di Apotek Moro Sehat


Sebanyak 316 resep yang terdiri dari 187 resep racik dan 129 resep
non racik diamati pelayanannya dan dievaluasi kesesuaian pelayanan
dengan SOPnya. Berdasarkan hasil pengamatan kesesuaian pelaksanaan
Standar Operasional Prosedur (SOP) Meracik di Apotek Moro sehat
Cibungbulang ditampilkan pada tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2 : Evaluasi SOP Meracik Apotek Moro Sehat Cibungbulang

NO SOP Meracik di Apotek Moro Sehat Presentase

1. Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan 100 %


meja untuk meracik
2. Siapkan obat yang akan diracik 100 %
3. Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersama 100 %
obat dan instruksinya untuk diracik

4. Cucilah tangan dan bila perlu gunakan sarung 65, 24 %


tangan dan masker
26

5. Jika ada bahan yang harus ditimbang maka 100 %


persiapkan terlebih dahulu

6. Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan 100 %


lakukanlah dengan hati-hati

7. Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya 100 %


(resep)

8. Masukkan kedalam wadah yang disediakan, 100 %


beri etiket, kemudian serahkan kepada petugas
lain untuk diperiksa kembali sebelum diserahkan
kepada pasien
9. Serahkan obat yang telah jadi kepada pasien 100 %
disertai dengan informasi obatnya
10. Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah 75, 40 %
Selesai

11. Cucilah tangn sampai bersih. 74, 33 %

Dari hasil evaluasi yang tercantum pada tabel diatas menunjukan bahwa
Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan resep di Apotek Moro Sehat
Cibungbulang Bogor, terdapat beberapa poin SOP yang telah dilaksanakan dengan
presentase 100% yaitu pada poin di bawah ini :
1. Poin 1 siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk
meracik
2. Poin 2 siapkan obat yang akan diracik
3. Poin 3 siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersama obat dan
intruksinya untuk di racik
4. Poin 5 jika ada bahan yang di timbang maka persiapkan terlebih dahulu
5. Poin 6 bacalah intruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah dengan
hati-hati
6. Poin 7 pastikan hasil racikan sesuai dengan intruksinya (resep)
7. Poin 8 masukan ke dalam wadah yang di sediakan, beri etiket, kemudian
serahkan kepada petugas lain untuk di periksa kembali sebelum di
serahkan kepada pasien
27

8. Poin 9 serahkan obat yang telah jadi kepada pasien di sertai dengan
informasi obat

Sedangkan untuk poin yang nilai presentasenya kurang dari 100 % yaitu :

1. Poin 4 cucilah tangan dan bila perlu gunakan sarung tangan dan masker
(65,24 %)
2. Poin 9 bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai (75,40 %)
3. Poin 10 Cucilah tangan sampai bersih dengan nilai presentase (74,33 %)

Hal ini terjadi ketika apotek dalam keadaan ramai pengunjung / pasien untuk
menebus obat sehingga petugas apotek tidak dapat melakukan SOP pada poin
tersebut secara penuh (terkadang dilakukan dan tidak dilakukan), dan diharapkan
dapt mempersingkat waktu baik bagi petugas dalam melayani resep maupun pasien
dalam menunggu obat.

4.3 Hasil Evaluasi SOP Pelayanan Resep dengan PerMenKes RI Nomor 73


Tahun 2016
Hasil evaluasi pelayanan resep di Apotek Moro Sehat Cibungbulang,
kabupaten Bogor dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2016 dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1 : Evaluasi pelayanan resep dan PerMenKes RI No 73 Tahun 2016

N Pelayanan PerMenKes RI No. SOP Apotek Moro Hasil


O 73 Th. 2016 Sehat Evalu
asi
1. Administratif Identitas Pasien Identitas Pasien 100 %
(nama,umur,jenis (nama,umur,jenis
kelamin,dan berat kelamin,berat badan)
badan)
Identitas Dokter Dentitas Dokter 100 %
(nama,no. (nama,no.
SIP,alamat,no. SIP,alamat,no. Tlp,
Tlp,paraf) paraf)
Tanggal penulisan resep Tanggal penulisan resep 100 %
2. Kesesuaian Bentuk sediaan Bentuk sediaan 100 %
Farmasetik Stabilitaas sediaan - -
Kompatibilitas - -
28

3. Pertimbangan Ketepatan indikasi dan Dosis obat 100 %


Klinis dosis obat

Aturan, cara dan lama Cara Pemakaian 100 %


penggunaan obat
Duplikasi / polifarmasi - -
4. Dispensing Menyiapkan obat sesuai Menyiapkan obat / 100 %
Resep alkes sesuai resep
Meakukan peracikan Meakukan peracikan 100 %
bila diperlukan bila diperlukan dan
patuhi SOP meracik
Memberi etiket Memberi etiket 100 %
Masukan obat kedalam Masukan kedalam 100 %
wadah yang tepat wadah yang tepat
5. P.I.O PIO (cara penggunaan PIO (dosis,frekuensi 100 %
obat,dan hal terkait pemakaian dalam
dengan obat) sehari,waktu
penggunaan obat,cara
penggunaan obat dan
hal yang terkait dengan
obat)

Dari data pengamatan yang tersaji pada tabel di atas menunjukkan bahwa
Apotek Moro Sehat Cibungbulang Bogor, untuk pelayanan administratif yang
meliputi identitas pasien, identitas dokter dan tanggal peresepan telah dilaksanakan
dengan baik.
Untuk kesesuaian farmasetik yang meliputi bentuk sediaan, stabilitas sediaan,
dan kompatibilitas / ketercampuran obat, hanya bentuk sediaan yang masuk dalam
SOP, sedangkan untuk stabilitas sediaan dan kompatibilitas belum dimasukkan ke
dalam SOP dan belum bisa dilaksanakan karena keterbatasan petugas dan dokumen.
Untuk pertimbangan klinis yang meliputi ketepatan indikasi dan dosis obat,
aturan, cara dan lama penggunaan sudah sesuai dan sudah tercantum di SOP Apotek
Moro Sehat Cibungbulang Bogor, sedangkan untuk duplikasi / poli farmasi belum
dimasukkan ke dalam SOP dikarenakan keterbatasan petugas dan dokumen terkait.
Untuk pelayanan dispensing dan Pelayanan Informasi Obat, Apotek Moro Sehat
Cibungbulang Bogor telah melaksanakan pelayanan resep sesuai dengan
PerMenKes RI Nomor 73 Tahun 2016 dan telah tercantum dalam SOP di Apotek
tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Apotek Moro Sehat Cibungbulang Bogor memiliki SOP yang


sebagian telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016 tentang Standar Kefarmasian di Apotek yaitu Pelayanan Farmasi Klinik.
Dari 316 resep yang masuk yang terdiri dari 187 resep racik dan 129 resep
non racik, petugas apotek telah melaksanakan 8 SOP dan 3 SOP baru
dilaksanakan 65,24 %, 75,40 %, dan 74,33 %. Standar Opersional Prosedur
(SOP) Apotek Moro Sehat Cibungbulang Kabupaten Bogor yang telah sesuai
dengan PerMenKes RI Nomor 73 Tahun 2016 yaitu : Pelayanan
Administratif, Dispensing, dan Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Adapun untuk pelayanan Konseling, Pemantauan Terapi Obat (PTO),
Pelayanan Kefarmasian di Rumah(Home pharmacy Care), dan Monitoring
Efek Samping Obat (MESO) belum dapat dimasukkan ke dalam SOP.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil evaluasi pelayanan resep di Apotek Moro Sehat


Cibungbulang Kabupaten Bogor, Penulis ingin memberikan saran yang
mungkin dapat membangun demi kemajuan dan peningkatan mutu pelayanan
apotek, adapun saran tersebut adalah :
1. Perlunya ruangan khusus apoteker agar kegiatan konseling kepada
pasien dapat dijalankan dengan baik.
2. Meningkatkan kembali mutu pelayanan dalam pemberian informasi obat
(PIO) terhadap pasien / pengunjunng apotek, sehingga pasien dapat
menggunakan obat dengan tepat dan sesuai anjuran dokter.

29
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abdul Karim H. (2007). Media Pembelajaran. Makasar : Badan Penerbit


Universitas Negeri Makasar.

Arikunto, S. 2009. Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik. Edisi revisi 3.


Jakarta : Rineka Cipta

Atmoko, Tjipto. (2001). Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas


Kinerja Instansi Pemerintah. e-dokumen.kemenag.go.id

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Undang–Undang Nomor 3


Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia

Echols, John and Shadily. (2000). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama.

Insani, Istyadi. 2010. Standar Operasional Prosedur (SOP) Sebagai Pedoman


Pelaksanaan Administrasi Perkantoran Dalam Rangka Peningkatan
Pelayanan Dan Kinerja Organisasi Pemerintah. jurnal Standar Operasional
Prosedur. Bandung : Galeri Ciubuleut Hotel.

Lababa, Djunaidi, Sudharsono. (2008). Evaluasi Program : Sebuah Pengantar.


http://evaluasipendidikan.blogspot.com/2008/03/evaluasi-program-sebuah-
pengantar.html.

Moekijat (2008). Manajemen Personalia dan sumber Daya Manusia. Yogyakarta :


BFFFE

30
31

Permenkes. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun


2017 tentang Apotek. Jakarta : Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.

Permenkes. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73


tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Permenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35


Tahun 2014 ‘’Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek’’.
Jakarta : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta. 29 – 31.

Tim Penyusun. 2017. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Program Studi
D3 Farmasi. Bogor : Tim Penyusun Program Studi D3 Farmasi STTIF Bogor.

Uzer, Usman. 2003. Menjadi guru profesional. Bandung Remaja Rosdakarya.

Yuanda, Marta. (2009). Metode Inquary dalam Pembelajaran. Artikel Social –


Science. http://id.shvoong.com
LAMPIRAN

32
33

Lampiran 1 Lembar evaluasi SOP Meracik di Apotek Moro Sehat Cibungbulang


Nomor S.O.P Meracik di Apotek Moro Sehat Cibungbulang
Resep A B C D E F G H I J K
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
4 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
7 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
8 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
12 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
13 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
14 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
16 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
19 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
22 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ ᵡ
23 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ ᵡ
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
28 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
29 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
30 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
31 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
32 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
33 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
34 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
35 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
36 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
37 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
34

38 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
39 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
40 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
41 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
42 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
43 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
44 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
45 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
46 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
47 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
48 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
49 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
50 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
51 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
52 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
53 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
54 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
55 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
56 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ ᵡ
57 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
58 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
59 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
60 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
61 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
62 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
63 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
64 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
65 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
66 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
67 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
68 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
69 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ ᵡ
70 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
71 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
72 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
73 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
74 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
75 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
76 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
77 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
78 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
35

79 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
80 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
81 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ ᵡ
82 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
83 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
84 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
85 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
86 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
87 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
88 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
89 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
90 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
91 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
92 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
93 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
94 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
95 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
96 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
97 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
98 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
99 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
100 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
101 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
102 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
103 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
104 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
105 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
106 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
107 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
108 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
109 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
110 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
111 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
112 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
113 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
114 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
115 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
116 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
117 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
118 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
119 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
36

120 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
121 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
122 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
123 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
124 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
125 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
126 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
127 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
128 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
129 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
130 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
131 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
132 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
133 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
134 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
135 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
136 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
137 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
138 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
139 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
140 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
141 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
142 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
143 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
144 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
145 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
146 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
147 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
148 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
149 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
150 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
151 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
152 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
153 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
154 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
155 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
156 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
157 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
158 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
159 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
160 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
37

161 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
162 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
163 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
164 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
165 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
166 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
167 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
168 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
169 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
170 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
171 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
172 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ ᵡ
173 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
174 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
175 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
176 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
177 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
178 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ ᵡ
179 √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ √
180 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
181 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
182 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
183 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ √
184 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ᵡ
185 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ ᵡ
186 √ √ √ √ √ √ √ √ √ V √
187 √ √ √ ᵡ √ √ √ √ √ √ √
38

Keterangan lembar evaluasi SOP meracik :

1. A (Siapkan alat yang akan di gunakan dan bersihkan meja untuk meracik)
2. B (Siapkan obat yang akan di racik)
3. C (Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersama obat dan instruksinya
untuk di racik).
4. D (Cucilah tangan dan bila perlu gunakan sarung tangan dan masker).
5. E (Jika ada bahan yang harus di timbang maka persiapkan lebih dahulu).
6. F (Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah dengan hati-
hati, pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya).
7. G (Masukkan kedalam wadah yang disediakan, beri etiket, kemudian
serahkan kepada petugas lain untuk diperiksa kembali sebelum diserahkan
kepada pasien).
8. H (Serahkan obat yang telah jadi kepada pasien disertai dengan informasi
obatnya)
9. I (Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai).
10. J (Cucilah tangn sampai bersih).
11. K (Teliti kembali resep sebelum diserahkan kepada pasien termasuk salinan
resep (copy resep) jika diminta oleh pasien).
12. L (Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat yang
meliputi dosis, frekuensi pemakaian dalam sehari, waktu penggunaan obat,
cara menggunakan obat dan efek samping obat yang mungkin ditimbulkan
setelah penggunaan obat dan jika perlu penanganan pertama terhadap efek
samping yang ditimbulkan).
Lampiran 2 Evaluasi SOP denan Permenkes RI No. 73 Tahun 2016

No. Administrarif Pertimbangan Klinis Kesesuaian Farmasetik Dispensing Konseling


Resep
Tgl. Id. Id. P.I.O P.T.O
Resep Dokter Pasien Indikasi Aturan Duplikasi Bentuk Stabilitas Kompatibilitas Siapkan Lakukan Beri Masukan H.P.C
M.E.S.O
1 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
2 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
3 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
4 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
5 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
6 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
7 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
8 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
9 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
10 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
11 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
12 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
13 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
14 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
15 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
16 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
17 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
18 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
19 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
20 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
21 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
22 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
23 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
24 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
25 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
26 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ

39
27 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
28 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
29 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
30 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
31 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
32 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
33 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
34 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
35 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
36 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
37 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
38 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
39 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
40 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
41 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
42 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
43 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
44 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
45 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
46 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
47 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
48 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
49 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
50 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
51 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
52 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
53 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
54 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
55 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ

40
56 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
57 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
58 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
59 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
60 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
61 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
62 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
63 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
64 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
65 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
66 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
67 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
68 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
69 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
70 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
71 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
72 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
73 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
74 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
75 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
76 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
77 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
78 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
79 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
80 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
81 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
82 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
83 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
84 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ

41
85 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
86 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
87 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
88 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
89 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
90 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
91 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
92 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
93 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
94 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
95 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
96 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
97 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
98 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
99 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
100 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
101 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
102 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
103 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
104 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
105 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
106 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
107 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
108 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
109 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
110 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
111 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
112 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
113 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ

42
114 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
115 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
116 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
117 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
118 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
119 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
120 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
121 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
122 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
123 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
124 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
125 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
126 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
127 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
128 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
129 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
130 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
131 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
132 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
133 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
134 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
135 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
136 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
137 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
138 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
139 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
140 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
141 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
142 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ

43
143 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
144 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
145 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
146 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
147 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
148 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
149 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
150 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
151 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
152 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
153 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
154 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
155 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
156 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
157 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
158 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
159 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
160 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
161 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
162 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
163 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
164 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
165 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
166 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
167 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
168 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
169 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
170 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
171 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ

44
172 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
173 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
174 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
175 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
176 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
177 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
178 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
179 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
180 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
181 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
182 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
183 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
184 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
185 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
186 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
187 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
188 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
189 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
190 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
191 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
192 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
193 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
194 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
195 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
196 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
197 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
198 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
199 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
200 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ

45
201 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
202 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
203 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
204 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
205 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
206 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
207 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
208 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
209 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
210 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
211 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
212 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
213 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
214 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
215 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
216 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
217 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
218 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
219 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
220 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
221 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
222 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
223 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
224 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
225 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
226 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
227 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
228 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
229 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ

46
230 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
231 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
232 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
233 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
234 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
235 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
236 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
237 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
238 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
239 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
240 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
241 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
242 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
243 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
244 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
245 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
246 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
247 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
248 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
249 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
250 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
251 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
252 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
253 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
254 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
255 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
256 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
257 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
258 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ

47
259 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
260 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
261 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
262 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
263 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
264 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
265 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
266 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
267 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
268 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
269 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
270 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
271 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
272 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
273 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
274 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
275 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
276 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
277 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
278 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
279 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
280 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
281 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
282 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
283 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
284 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
285 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
286 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
287 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ

48
288 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
289 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
290 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
291 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
292 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
293 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
294 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
295 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
296 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
297 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
298 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
299 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
300 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
301 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
302 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
303 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
304 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
305 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
306 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
307 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
308 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
309 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
310 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
311 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
312 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
313 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
314 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ
315 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ ᵡ √ √ √ ᵡ
316 √ √ √ √ √ ᵡ √ ᵡ ᵡ √ √ √ √ √ ᵡ

49
Keterangan Perhitungan / Rumus

Jumlah Yang Dilakukan


Total Resep
X 100 %

316
1. Administratif : a. Tanggal Resep = 316
X 100 % = 100 %

316
b. Identitas Dokter = 316 X 100 % = 100 %

316
c. Identitas Pasien = 316 X 100 % = 100 %

316
2. Pertimbangan Klinis : a. Aturan Pakai = 316 X 100 % = 100 %

0
b. Duplikasi = 316
X 100 % = 0 %

316
3. Kesesuaian Farmasetik : a. Bentuk Sediaan = 316
X 100 % = 100 %

0
b. Stabilitas Sediaan = 316 X 100 % = 0 %

0
c. Kompatibilitas = 316 X 100 % = 0%

316
4. Dispensing : a. Menyiapkan Obat sesuai Resep = 316
X 100 % = 100 %

187
b. Melakukan Peracikan bila Perlu = 316 X 100 % = 59, 17 %

316
c. Memberi Etiket = 316 X 100 % = 100 %

316
d. Masukan Obat Kedalam Wadah = 316 X 100 % = 100 %

316
5. Pelayanan Informasi obat : 316
X 100 % = 100 %
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Dony Tegap Wibowo,


lahir di Brebes Jawa Tengah pada tanggal 06 Januari
1992. Penulis adalah putra dari pasangan Bapak
Alsanas dan Ibu Haryati. Penulis terlahir sebagai putra
pertama dari tiga bersaudara. Adik pertama bernama
Abdullah Haffash Salam dan Adik kedua bernama
Aras Budiman Caniago. Penulis merupakan warga
negara indonesia dan beragama islam. Penulis
menempuh pendidikan di bangku Sekolah Dasar Negeri Pandansari, lulus tahun
2004. Kemudian melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Brebes,
lulus tahun 2007. Selanjutnya menempuh pendidikan dengan mengikuti program
kesetaraan paket C di PKBM Tunas Bangsa, lulus tahun 2014. Pada tahun yang
sama, penulis diterima di Program Studi D3 Farmasi Sekolah Tinggi Teknologi
Industri dan Farmasi Bogor.
Selama di perguruan tinggi, penulis pernah tergabung dalam beberapa
organisasi kemahasiswaan. Dimulai dari tahun 2015 sebagai Anggota panitia Studi
Pengenalan Kampus (SPK) mahasiswa baru STTIF Bogor. Tahun 2017 tergabung
dalam panitia Seminar Nasional Kefarmasian himpunan mahasiswa progran studi
S1 Farmasi XV Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor dengan tema
‘’Mengupas Peran Praktisi Farmasis Dalam Memberikan Edukasi dan Pelayanan
Informasi Obat’’.

Penulis menjalani Program Prtaktek Kerja Lapangan (PKL) di Instalasi


Farmasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada tahun 2017. Kemudian
dilanjutkan dengan Program Karya Tulis Ilmiah di Apotek Moro Sehat
Cibungbulang Bogor dan berhasil menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan
gelar AMd.Farm di STTIF Bogor setelah melewati proses KTI dengan judul
“Evaluai Standar Operasional Prosedur Pada Alur Pelayanan Resep di Apotek
Cibungbulang Periode Bulan Juli – Agustus 2017” di bawah bimbingan Ibu Siti
Mariam, M.Farm, Apt dan Ibu Mumuy Mulhimah, S.Farm, Apt.
LEMBAR PERNYATAAN

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Dony Tegap Wibowo

NIM : 14K30004

Topik Karya Tulis Ilmiah : Evaluasi Standar Oprasional Prosedur Pada


Alur Pelayanan Resep di Apotek Moro Sehat
Cibungbulang Kabupaten Bogor Periode
Bulan Juli – Agustus 2017

Bogor, September 2017

Materai
6K

Widhi Nugraha
Bismillahirrohmaanirrohiim
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan
Tuhanmulah yang maha mulia Yang mengajar manusia dengan pena,Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS : Al-
Mujadilah 11)
Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku,
sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberikan sejuta pengalaman
bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan
Mu, Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai di penghujung awal
perjuanganku.
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu Tuhan yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, atas takdirMu telah Kau jadikan aku manusia yang senantiasa
berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga
keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Akhirnya aku sampai ke titik ini, sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan
padaku ya Rabb. Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW,
Keluarga dan para sahabat yang mulia.
Semoga sebuah karya kecil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi
kebanggaan bagi keluargaku tercinta, aamiin...
Ku persembahkan karya kecil ini…
untuk belahan jiwa ku bidadari surgaku yang tanpamu aku bukanlah siapa-siapa
di dunia fana ini Ibundaku tersayang (HARYATI)
serta orang yang menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi dan kasih
sayang berlimpah dengan wajah datar menyimpan kegelisahan ataukah
perjuangan yang tidak pernah ku ketahui, namun tenang temaram dengan penuh
kesabaran dan pengertian luar biasa Ayahandaku tercinta (ALSANAS) yang telah
memberikan segalanya untukku.Kepada Adik-Adikku (ABDULLAH HAFFASH
SALAM), dan (ARAS BUDIMAN CANIAGO) terima kasih tiada tara atas segala
support yang telah diberikan selama ini dan
semoga Adik-adikku tercinta dapat menggapai keberhasilan juga di kemudian
hari.
Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan kepada kalian semua,, Terimakasih beribu terimakasih
kuucapkan..
Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku, kurendahkan hati serta diri
menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat.
Jika hidup bisa kuceritakan di atas kertas, entah berapa banyak yang
dibutuhkan hanya untuk kuucapkan terima kasih... :)

by: Dony Tegap Wibowo, A.Md. Farm

Anda mungkin juga menyukai