Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI

DI

RSUD DR. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO

BOJONEGORO

Disusun oleh:

Nama: Natasya Rahma Olivia

Kelas: XI-Oryzae

No.absen: 13

NIS: 907/29.074

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS

SMK FARMASI DAN DENTAL ASISTEN


BOJONEGORO
Tahun Pelajaran 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan
kegiatan PRAKERIN/PKL SMK FARMASI DAN DENTAL ASISTEN Bojonegoro di
RSUD Dr.R. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO.
Nama: Natasya Rahma Olivia
NIS: 907/29.074
Kelas: XI-Oryzae
Bojonegoro, 18 Februari 2022
Telah disetujui dan disahkan oleh:
Kepala Instalasi Farmasi
RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO
Bojonegoro

Zainul Arifin, S.Si.Apt.


NIP: 1974207 200012 1002

Koordinator Prakerin Pembimbing Prakerin

Muhammad Ridwan, S.Pd. Muhammad Ridwan, S.Pd.


NUPTK. 9946 7716 72130142 NUPTK. 9946 7716 72130142

Mengetahui
Kepala SMK Farmasi dan Dental Asisten Bojonegoro

Frestina Bhakti H., ST.,M.M.


NRKS: 19023LI220505242143719

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di RSUD Dr. R
Sosodoro Djtikoesoemo Bojonegoro dapat dilaksanakan dengan lancar.

Dalam penyusunan laporan tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk itu
tidak salah pada kesempatan ini, saya sebagai penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada :

1. Ibu Frestina Bhakti H. ST., M.M selaku kepala SMK FARMASI DAN DENTAL
ASISTEN BOJONEGORO
2. Bapak Zainul Arifin, S.Si., Apt selaku kepala instalasi farmasi di RSUD Dr. R
Sosodoro Djtikoesoemo Bojonegoro yang telah memberikan kesempatan untuk
menjalankan praktek kerja industri dengan baik.
3. Bapak Muhammad Ridwan, S.Pd selaku koordinator dalam pelaksanaan prakerin
dan selaku pembibing prakerin.
4. Seluruh pihak yang telah membantu sehingga dapat diselesaikannya laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun terhadap penyempurna laporan ini
agar lebih baik kedepannya. Semoga laporan ini berguna bagi semua pembaca.

Bojonegoro, 24 Januari 2022


Penyusun

Natasya Rahma Olivia.

ii
DAFTAR ISI
 Lembar pengesahan .........................................................................................................i
 Kata pengantar ..................................................................................................................ii
 Daftar isi.............................................................................................................................iii
 Bab I PENDAHULUAN
a) Latar belakang .............................................................................................................1
b) Ruang lingkup .............................................................................................................3
 Bab II TINJAUAN PUSTAKA
a) Sejarah Rsud Dr.R Sososdoro Djatikoesoemo ............................................................6
b) Visi dan Misi Rumah Sakit..........................................................................................8
c) Falsafah........................................................................................................................8
d) Tujuan, Sasaran dan Prasarana.....................................................................................8
e) Gambaran dan Kondisi Rumah Sakit...........................................................................8
f) Denah Ruangan............................................................................................................9
g) Standar Fasilitas...........................................................................................................10
h) Peralatan .....................................................................................................................10
 Bab III PEMBAHASAN
a) Pengelolaan Perbekalan Farmasi ...............................................................................11
b) Pelayanan Kefarmasian ..............................................................................................13
c) Tujuan .........................................................................................................................13
d) Evaluasi .......................................................................................................................14
e) Pengendalian Mutu .....................................................................................................14
 Bab V PENUTUP
a) Kesimpulan..................................................................................................................15
b) Kesan dan Pesan..........................................................................................................15
 Bab VI DOKUMENTASI
a) Instalasi Rawat Inap.....................................................................................................16
b) Instalasi Rawat Jalan ..................................................................................................18
c) Contoh Resep Dokter, etiket .......................................................................................19
d) Contoh faktur...............................................................................................................19
 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan Farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang
menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau
bagi semua lapisan masyarakat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan
farmasi, mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (orientasi
obat/produk) ke paradigma baru (orientasi pasien) dengan filosofi Pharmaceutical Care
(asuhan kefarmasian). Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu
dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan
masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Saat ini kenyataannya sebagian besar rumah
sakit di Indonesia belum melakukan kegiatan pelayanan farmasi seperti yang diharapkan,
mengingat beberapa kendala antara lain kemampuan tenaga farmasi, terbatasnya
pengetahuan manajemen rumah sakit akan fungsi farmasi rumah sakit, kebijakan manajemen
rumah sakit, terbatasnya pengetahuan pihak-pihak terkait tentang pelayanan farmasi rumah
sakit. Akibat kondisi ini maka pelayanan farmasi rumah sakit masih bersifat konvensional
yang hanya berorientasi pada produk yaitu sebatas penyediaan dan pendistribusian.
Mengingat Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Standar
Pelayanan Rumah Sakit masih bersifat umum, maka untuk membantu pihak rumah sakit
dalam mengimplementasikan Standar Pelayanan Rumah Sakit tersebut perlu dibuat Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit sehubungan dengan berbagai kendala sebagaimana
disebut di atas, maka sudah saatnya pula farmasi rumah sakit menginventarisasi semua
kegiatan farmasi yang harus dijalankan dan berusaha mengimplementasikan secara prioritas
dan simultan sesuai kondisi rumah sakit. Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
termasuk pelayanan farmasi klinik. Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait Obat.
Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian,
mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug
oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan
filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care). Peraturan Menteri Kesehatan (PMK)
nomor 58 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit menjelaskan
bahwa pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
1. Tujuan Pelayanan Kefarmasian

a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun
dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang
tersedia.

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian


dan etik profesi.

c. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat.

d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan.

f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan.

g. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metode.

2. Fungsi Pelayanan Farmasi

a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

1) Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.

2) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.

3) Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat


sesuai ketentuan yang berlaku.

4) Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di


rumah sakit.

5) Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.

6) Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.

7) Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.

a. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan

1) Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.

2
2) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat
kesehatan.

3) Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan.

4) Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan.

5) Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.

6) Memberi pelayanan informasi obat kepada pasien/keluarga.

7) Melaporkan setiap kegiatan.

B. RUANG LINGKUP

1. Administrasi dan Pengelolaan

Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan farmasi yang efisien
dan bermutu. Adanya struktur organisasi yang menggambarkan uraian tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar
pelayanan farmasi yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.

2. Pimpinan dan Staf

a.Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap aspek hukum dan peraturan-peraturan
farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang farmasi serta
bertanggungjawab dan mengawasi pelayanan farmasi dan ada pendelegasian wewenang dan
tanggungjawab bila kepala instalasi farmasi berhalangan kepada kepala ruangan.

b. Adanya uraian tugas (job description) bagi staf dan pimpinan farmasi.

c. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan.

d. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait dengan pekerjaan
fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja yang dihasilkan dalam
meningkatkan mutu pelayanan.

3. Fasilitas dan Peralatan

Harus tersedia ruangan, peralatan dan fasilitas yang dapat mendukung administrasi,
profesionalisme dan fungsi teknis pelayanan farmasi, sehingga menjamin terselenggaranya
pelayanan farmasi yang fungsional, profesional dan etis.
a. Tersedianya fasilitas penyimpanan barang farmasi yang menjamin semua
barang farmasi tetap dalam kondisi yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan spesifikasi masing-masing barang farmasi dan sesuai
dengan peraturan.
b. Tersedianya fasilitas untuk pendistribusian obat.

3
c. Tersedianya fasilitas pemberian informasi dan edukasi.
d. Tersedianya fasilitas untuk penyimpanan arsip resep.
e. Ruangan perawatan harus memiliki tempat penyimpanan obat yang baik
sesuai dengan peraturan dan tata cara penyimpanan yang baik.
f. Obat yang bersifat adiksi disimpan sedemikian rupa demi menjamin keamanan
setiap staf.

4. Kebijakan dan Prosedur

Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus tertulis dan dicantumkan tanggal
dikeluarkannya peraturan tersebut. Peraturan dan prosedur yang ada harus mencerminkan
standar pelayanan farmasi mutakhir yang sesuai dengan peraturan dan tujuan dari pada
pelayanan farmasi itu sendiri yaitu:

a. Kriteria kebijakan dan prosedur.

b. Obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan apoteker
menganalisa secara kefarmasian.

c. Kebijakan dan prosedur yang tertulis harus mencantumkan beberapa hal berikut.

1) Macam obat yang dapat diberikan oleh perawat atas perintah dokter.

2) Label obat yang memadai.

3) Daftar obat yang tersedia.

4) Gabungan obat parenteral dan labelnya.

5) Pencatatan dalam rekam farmasi pasien beserta dosis obat yang diberikan.

6) Pengadaan dan penggunaan obat di rumah sakit.

7) Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap, rawat jalan

8) Pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan


pembuatan/produksi, penyimpanan, pendistribusian dan penyerahan.

9) Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian obat dan efek samping
obat bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta pencatatan penggunaan obat yang
salah dan atau dikeluhkan pasien.

10) Pengawasan mutu pelayanan dan pengendalian perbekalan farmasi.

11) Pemberian informasi kepada pasien maupun keluarga pasien dalam hal
penggunaan dan penyimpanan obat serta berbagai aspek pengetahuan tentang obat
demi meningkatkan derajat kepatuhan dalam penggunaan obat.

12) Apabila ada sumber daya farmasi lain disamping instalasi maka secara organisasi
dibawah koordinasi instalasi farmasi.

4
13) Prosedur penarikan/penghapusan obat.

14) Pengaturan persediaan dan pesanan.

15) Penyebaran informasi mengenai obat yang bermanfaat kepada staf.

16) Masalah penyimpanan obat yang sesuai dengan peraturan/undang-undang.

17) Pengamanan pelayanan farmasi dan penyimpanan obat harus terjamin.

18) Prosedur yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi terhadap staf.

d. Harus ada sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang salah dan atau
mengatasi masalah obat.

e. Kebijakan dan prosedur harus konsisten terhadap sistem pelayanan rumah sakit lainnya.

5. Evaluasi dan Pengendalian Mutu

Pelayanan farmasi harus mencerminkan kualitas pelayanan kefarmasian yang bermutu

tinggi, melalui cara pelayanan farmasi rumah sakit yang baik.

a) Pelayanan farmasi dilibatkan dalam program pengendalian mutu pelayanan rumah sakit.
b) Mutu pelayanan farmasi harus dievaluasi secara periodik terhadap konsep, kebutuhan,
proses, dan hasil yang diharapkan demi menunjang peningkatan mutu pelayanan
c) Apoteker dilibatkan dalam merencanakan program pengendalian mutu.
d) Kegiatan pengendalian mutu mencakup hal-hal berikut.
i. Pemantauan: pengumpulan semua informasi penting yang berhubungan dengan
pelayanan farmasi.
ii. Penilaian: penilaian secara berkala untuk menentukan masalah-masalah
pelayanan dan berupaya untuk memperbaiki.
iii. Tindakan: bila masalah-masalah sudah dapat ditentukan maka harus diambil
tindakan untuk memperbaikinya dan didokumentasi.
iv. Evaluasi: efektivitas tindakan harus dievaluasi agar dapat diterapkan dalam
program jangka panjang.
v. Umpan balik: hasil tindakan harus secara teratur diinformasikan kepada staf.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. SEJARAH BERDIRINYA RSUD Dr.R.SOSODORO DJATIKOESOEMO


ZAMAN SEBELUM KEMERDEKAAN

Sejak tahun 1924 Zending mendirikan poliklinik yang berlokasi di Jl.Teuku Umar
dekat gereja Zending, Kemudian pihak zending memohon izin mendirikan rumah sakit
tetapi di tolak, pihak Zending hanya di berikan izin memberikan rumah sakit mengelola
rumah untuk orang miskin (armenhuis) yang lokasinya di RSUD Dr. R Sosodoro
Djatikoesoemo Bojonegoro, Jl. Dr. Wahidin Mulai tahun 1928.

Pada saat pendudukan Jepang tahun 1942, terjadi kekacauan yang mengakibatkan
seluruh pegawai RS melarikan diri dan semua barang rumah sakit di rusak dan di bakar.
Kemudian pemerintah Jepang mengangkat Direktur seorang warga jerman dan
memanggil semua pegawai RS yang melarikan diri, sejak saat itu mulailah dilakukan
perbaikan dan pengembangan fasilitas pelayanan.

ZAMAN KEMERDEKAAN

Dalam kurun waktu 1946-1947 terjadi beberapa kali pergantian Direktur. Pada
Tahun 1948 suasana perjuangan Bojonegoro dan sekitarnya mempengaruhi semangat
dan perjuangan tenaga medis dan paramedis, termasuk dr. R Sosodoro Djatikoesoemo
berangkat berjuang dan mendirikan RS Pembantu dan poliklinik di daerah perjuangan.

Pada bulan april tahun 1949 Direktur RS Bojonegoro dr.Gardjito digantikan oleh
Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo. Pada saat beliau menjabat sebagai direktur banyak
sekali kemajuan regulasi dan fasilitas di RS.Tahun 1964 terjadi banyak perkembangan
pelayanan, diantaranya adalah pelayanan paviliun dan Rontgen. Pada tahun 1986 nama
rumah sakit ditetapkan menjadi RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo (SK Bupati No
203 Tahun 1990).

6
PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT
1. RS Type C
Tahun 1993, terdapat penambahan pelayanan spesialistik medik dan RSUD
dikukuhkan sebagai RS kelas C serta telah terakreditasi 5 pelayanan. Pada tahun 2002
dilakukan perbaikan manajemen dan pengorganisasian yang mendasar serta perubahan
penampilan fisik RS. Disamping itu di tetapkan pula Tempat Tidur menjadi 202 TT.
2. RS Type B Non Pendidikan
Pada tahun 2004-2006, RSUD Dr.R Sosodoro Djatikoesoemo berhasil meraih
prestasi sebagai RSSIB ( Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi) Terakreditasi 12
pelayanan dan di tetapkan oleh Menkes sebagai RS kelas B Non Pendidikan
( Kepmenkes Ri No: 330/Menkes/SK/V/2006).
Pada tahun 2007-2008, RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo telah mendapatkan
sertifikasi ISO 9001:2000 serta mejadi PPK-BLUD penuh (Keputusan Bupati
Bojonegoro No 188/413/KEP/412.12/2008). Pada tahun 2010-2011, RSUD Dr. R
Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 serta
telah terakreditasi Paripurna pada tahun 2017.

RSUD Dr.R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro merupakan pusat pelayanan


kesehatan rujukan dari beberapa rumah sakit di daerah Bojonegoro dan sekitarnya.
Selain itu juga sebagai sarana praktek mahasiswa DIII Keperawatan, Kebidanan dan
berbagai disiplin ilmu lainnya serta tempat Praktek Klinik Mahasiswa Fakultas
Kedokteran.

Nama-Nama Direktur RSUD dari Waktu ke waktu.

DIREKTUR RUMAH SAKIT


1. 1928-1938 Dr.H.F Siegel ( Jerman)
2. 1938-1942 Dr.H.C William De Vos
3. 1942-1942 Dr.Otto O.P Michailis
4. 1943-1946 Dr. Abdul Dadi Tjokrodipo
5. 1946-1947 Dr. Ahmad Sastrotenoyo
6. 1947-1949 Dr. Gardjito
7. 1949-1951 Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo
8. 1951-1962 Dr. Abdoel Moerad Hoesin
9. 1962-1964 Dr. Hwan Te Sing
10. 1964-1973 Dr Herman Suseno
11. 1973-1986 Dr. Adi Handoyo
12. 1986-1993 Dr. Hadi Purwanto
13. 1993-2002 Dr. Soepadjar, M.Si
14. 2002-2004 Dr. Syaiful Rahmad, M.Si
15. 2004-2006 Dr. Sudat Hadi Utomo
16. 2006-2014 Dr. Sunhadi, M.Kes
17. 2014-2020 Dr. H. Hariyono, M.Si

7
18. 2020- Dr. Ahmad Hernowo Wahyu Utomo, M.Kes
sekarang

B. VISI DAN MISI RUMAH SAKIT

Visi:

“Menjadikan bojonegoro sebagai sumber ekonomi kerakyatan dan sosial budaya lokal
untuk terwujudnya masyarakat yang beriman, sejahtera, dan berdaya saing”.

Misi:

“mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan dan


bertanggungjawab”

C. FALSAFAH

1. Pelayanan jasa rumah sakit berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menjunjung tinggi nilai kehidupan dan nilai luhur kemanusiaan.
3. Pengelolaan secara profesional dan mandiri.

D . TUJUAN, SASARAN DAN PRASARANA

TUJUAN:

Tercapainya pemilihan kesehatan yang optimal melalui pelayanan jasa rumah sakit
paripurna

SASARAN PRASARANA:

a) Peralatan medis dan penunjang medis yang dikalibrasi secara berskala


b) Bank daerah bekerjasama dengab PMI
c) Uji coba SIM-RS (komputer/LAN)
d) Ambulan angkut dan jenis 118 (tindakan) dan mobil jenazah
e) Gedung-gedung pelayanan dan administrasi
f) Perpustakaan
g) Fasilitas CSSD
h) Fasilitas IPAL dan incinerator
i) Fasilitas genset

E. GAMBARAN KONDISI RUMAH SAKIT

1) Nomor Kode RS : 35 22 014


2) Tanggal Registrasi : 11 mei 2006
3) Nama Rumah Sakit : RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
4) Jenis Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum
5) Kelas Rumah Sakit : B Non Pendidikan
6) Nama Direktur Rumah Sakit : Dr. Ahmad Hernowo Wahyu Utomo,M.Kes

8
7) Nama Penyelenggara Rumah Sakit : Direktur
8) Status Penyelenggara Rumah Sakit : Rumah Sakit Publik
9) Alamat/Lokasi Rumah Sakit : Jl. Veteran No 36 Bojonegoro
9.1 Kabupten/Kota : Bojonegoro
9.2 Kode Pos : 62111
9.3 Telepon : (0353) 3412133
9.4 Fax : (0353) 3412133
9.5 Email : rsudsosodoro@yahoo.co.id
9.6 Website : www.rssosodoro.com

F. DENAH RUANG

Fasilitas bangunan, ruangan dan peralatan harus memenuhi ketentuan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan kefarmasian yang berlaku, yaitu:

1. Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan rumah sakit


2. Terpenuhinya ruang yang cukup untuk penyelenggaraan asuhan kefarmasian
rumah sakit
3. Dipisahkan antara fasilitas untuk penyelenggaraan manajemen, pelayanan
langsung padapasien, dispensing serta adanya penanganan limbah
4. Dipisahkan juga antara jalur steril, bersih, dan daerah abu-abu, bebas kontaminasi
5. Persyaratan ruang tentang suhu, pencahayaan, kelembaban, tekanan dan keamanan
baik dari pencuri maupun binatang pengerat
6. Fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang ditetapkan terutama untuk
perlengkapan
7. Dispensing baik untuk sediaan steril, non steril maupun cair untuk obat luar atau
dalam

G. STANDAR FASILITAS

1. Ruang kantor/administrasi
a. ruang pimpinan
b. ruang staf
c. ruang kerja/administrasi
d. ruang pertemuan

2. Ruang penyimpanan
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,
sinar/cahaya, kelembapan, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk
dan keamanan petugas yang terdiri dari:
 Kondisi umum untuk ruang penyimpanan
a. Obat jadi
b. Bahan baku oabt
c. Alat kesehatan, dan lain-lain

9
 Kondisi khusus untuk ruang penyimpanan
a. Obat termolabil
b. Alat kesehatan dengan suhu rendah
c. Obat mudah terbakar
d. Obat/bahan obat berbahaya

3. Ruang distribusi/pelayanan
Ruang distribusi yang cukup untuk seluruh kegiatan farmasi rumah sakit:
a. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan, ada ruang
khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan persiapan obat
b. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat inap

4. Ruang konsultasi
Sebaiknya ada ruang khusus untuk apoteker memberikan konsultasi pada
pasien dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien
a. Ruang konsultasi untuk pelayanan rawat jalan
b. Ruang konsultasi untuk pelayanan rawat jalan

5. Ruang arsip dokumen


Harus ada ruangan khusus yang memadai dan aman untuk memelihara
dan menyimpan dokumen dalam rangka menajmin agar penyimpanan sesuai
hukum, aturan, persyaratan dan teknik manajemen yang baik

H. PERALATAN

Fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang diteteapkan terutama untuk


perlengkapan dispensing yang baik untuk sediaan steril, non steril maupun cair untuk obat
luar ataupun dalam, fasilitas peralatan harus dijamin sensitif pada pengukuran dan memenuhi
persyaratan peneraan kalibrasi untuk peralatan tertentu setiap tahun.

10
BAB III

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PENGERTIAN PERBEKALAN FARMASI

Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari


pemilihan, perencanaan, pengadaan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan administrasi
dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan. Tujuannya sebagai
berikut:

1) Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien


2) Menerapkan farmakoekonomian dalam pelayanan
3) Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi
4) Mewujudkan pengendalian mutu pelayanan
5) Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan

a) Pemilihan/Seleksi Perbekalan Farmasi


Proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah
sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk, dan dosis, menetukan kriteria pemilihan
dengan memperioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan
memperbarui standar obat.

b) Perencanaan Perbekalan Farmasi


Proses kegiatan dalam pemilihann jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi
yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat
dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar
perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi
metode konsumsi dan epidemiologi, disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

c) Pengendalian Perbekalan Farmasi


Kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui
melalui:

1) Pembelian
 Secara online melalui e-catalog LKPP
 Secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar farmasi oleh
penjabat penggadaian obat dan badan habis pakai bila tidak terdapat e-
catalog.

d) Pengemasan Perbekalan Farmasi


Kegiatan membuat, mengubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi
steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di RS.

11
e) Penerimaan Perbekalan Farmasi
Kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yan telah diadakan sesuai dengan
aturan kefarmasian, melalui pembelian secara online, pembelian langsung, tender,
konsinasi atau donasi dan progam pemerintah.

f) Penyimpanan Perbekalan Farmasi


Kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan:
• Dibedakan menurut bentuk sediaan atau farmakologis dan diatur secara
alfabetis
• Dibedakan menurut suhu penyimpanan
• Dengan memperhatikan FIRST IN FIRST OUT (FIFO) dan FIRST
EXPIRED FIRST OUT (FEFO)
• Mudah tidaknya meledak/terbakar
• Ketahanan terhadap cahaya disertai dengan sistem informasi yang selalu
menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan

g) Sisitem Kegiatan Perbekalan Farmasi


Kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan
individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta menunjang
pelayanan medis.

h) Penghapusan Perbekalan Farmasi


Penghapusan perbekalan farmasi dilakukan terhadap obat yang sudah tidak
memenuhi standar, antara lain:
a. Obat kadaluarsa
b. Obat yang sudah ditarik izin edarnya oleh BPOM
c. Obat yang sudah rusak

Metode yang digunakan dalam penghapusan obat adalah dengan penghapusan


obat dilakukan oleh tim pemusnahan obat di rumah sakit dan membuat berita acara
yang isinya memuat keterangan:

 Hari, tanggal dan lokasi pemusnahan


 Petugas yang melakukan pemusnahan
 Saksi-saksi
 Nama obat
 Bentuk sediaan
 Julah obat
 Nomor batch obat
 Cara pemusnahan
 Nama dan tanda tangan dari pihak yang memusnahkan dan saksi-saksi

12
B. Pelayanan kefarmasian

Suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien dan juga pendekatan profesional yang bertanggung jawab dalam menjamin
penggunaaan obat dan alat kesehatan sesuai imdikasi, efektif, aman, dan terjangkau oleh
pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan perilaku apoteker serta
bekerja sama dengan pasien dan profesi kesehatan lainnya.

Tujuan:

 Meningatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan farmasi di rumah sakit


 Memberikan pelayanan farmasi yang dapat menjamin efektifitas, keamanan, dan
efisiensi penggunaan obat
 Meningkatkan kerjasama dengan pasien dan profesi kesehatan lain yang terkait dalam
pelayanan farmasi
 Melaksanakan kebijakan obat dirumah sakit dalam rangka meningkatkan penggunaan
obat secara rasional.

C. TUJUAN

I. Tujuan Umum
Agar setiap pelayanan farmasi memenuhi standar pelayanan yang ditetapkan
dan dapat memuaskan konsumen.
II. Tujuan Khusus
 Menghilangkan kinerja pelayanan dan substandar
 Terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin efektifitas obat dan
keamanan pasien
 Meningkatkan efisiensi pelayanan
 Meningkatkan mutu obat yang diproduksi di rumah sakit sesuai CPOB
(Cara Pembuatan Obat yang Baik)
 Meningkatkan kepuasan konsumen
 Menurunkan keluhan konsumen atau unit kerja terkait

D. Evaluasi

1. Jenis Evaluasi
Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi, dibagi menjadi 3 jenis progam evaluasi
yaitu:
 Prospektif : progam dijalankan sebelum pelayanan dilaksanakan
 Konkuren : progam dijalankan bersamaan dengan pelayanan dilaksanakan
 Retrospektif : progam pengendalian yang dijalankan setelah pelayanan
dilaksanakan

13
2. Metode Evaluasi
a. Audit(pengawasan), dilakukan terhadap proses hasil kegiatan apakah sudah
sesuai dengan standar.
b. Review (penilaian), terhadap pelayanan yang telah diberikan, penggunaan
sumber daya, penulisan resep.
c. Survei, untuk mengukur kepuasan pasien, dilakukan dengan koisioner atau
wawancara langsung
d. Observasi, terhadap kecepatan pelayanan antrian, ketepatan penyerahan
obat

E. Pengendalian Mutu

Kegiatan pengawasan, pemeliharaan dan audit terhadao perbekalan farmasi untuk


menjamin mutu, mencegah kehilangan, kadaluarsa, rusak dan mencegah ditarik dari
peredaran serta keamanannya sesuai dengan kesehatan dan kerja rumah sakit (K3RS) yang
meliputi:

 Melaksanakan prosedur yang menjamin keselamatan kerja dan lingkungan


 Melaksanakan prosedur yang menjamin yang mendukung kerja tim pencegahan dan
pengendalian infeksi

 Unsur-unsur yang memperngaruhi mutu pelayanan


a. Unsur masukan (input): sumber daya manusia, sarana dan prasarana ketersediaan
dana
b. Unsur proses: tindakan yang dilakukan oleh seluruh staf farmasi
c. Unsur lingkungan: kebijakan-kebijakan, organisasi manajemen
d. Standar-standar yangdilakukan

14
BAB V

PENUTUP

i. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan praktek kerja industri yang telah dilakukan di RSUD


Dr. R.Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro dapat disampaikan:
a. RSUD Dr. R.Sosodoro Djatikoesoemo melayani resep dokter, BPJS,
obat terbatas dan obat bebas terbatas.
b. Penyimpanan obat di instalasi farmasi RSUD Dr. R.Sosodoro
Djatikoesoemo Bojonegoro menggunakan sistem First In First Out
(FIFO) dan First Expired First Out (FEFO)
c. Obat di instalasi farmasi RSUD Dr. R.Sosodoro Djatikoesoemo
didistribusikan dari gudang farmasi, ke pelayanan rawat jalan dan
rawat inap yang kemudian baru diserahkan kepada pasien.
d. Obat di instalasi farmasi RSUD Dr. R.Sosodoro Djatikoesoemo
diletakan sesuai dengan indikasi atau keguanaan obat agar
memudahkan dalam pelayanan resep kepada pasien.

ii. Saran

Semoga setelah terlaksanakan kegiatan prakter kerja industri siswa dapat


memanfaatkan ilmu yang didapat dari prakerin tersebut dan dapat menerapkan
ilmu yang didapat dengan baik tentunya.

15
BAB VI

DOKUMENTASI

 Instalasi Rawat Inap

Tempat Penyimpanan Obat Injeksi, Alkes, Infus, Antibiotik, Jantung, Hipertensi Dll

16
17
Rawat jalan

Tempat penyimpanan obat high alert, psikotropik&narkotik, antibiotik, jantung, hipertensi,


sirup

18
Contoh resep dokter asli dan print, etiket

Daftar pustaka

19
a. https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/kmk11972004.pdf
b. https://rsudsosodoro.bojonegorokab.go.id/
c. https://farmalkes.kemkes.go.id/2020/01/petunjuk-teknis-standar-pelayanan-
kefarmasian-di-rumah-sakit/
d. https://www.academia.edu/34137087/
LAPORAN_KEGIATAN_PRAKTEK_KERJA_LAPANGAN_RUMAH_SAKIT_B
HAYANGKARA

20

Anda mungkin juga menyukai