Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN PRAKERIN

RUMAH SAKIT AISYIYAH

Disusun Oleh:
NAMA:OKTAVIA DEWI RAHMAWATI
KELAS:XI-ORYZAE
NO.ABSEN:14
NIS:31.074

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS

SMK FARMASI DAN DENTAL ASISTEN BOJONEGORO


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan
kegiatan PRAKERIN / PKL SMK SENTOSA DHARMA (Kompetensi Keahlian Farmasi)
Bojonegoro Tahun Ajaran 2021/2022.
Nama:Oktavia Dewi Rahmawati
NIS:31.074
Kelas:XI-Oryzae
Telah disetujui dan disahkan oleh:
Bojonegoro, 18 April 2022
Kepala Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Aisyiyah

Apt. Anna Nurlaili Hidayah, M.Farm., Klin

Koordinator Prakerin. Pembimbing Prakerin

Muhammad Ridwan, S.pd.


NUPTK. 9946771672130142

Muhammad Ridwan
NUPTK. 9946771672130142

Mengetahui
Kepala SMK Farmasi Dan Dental Asisten Bojonegoro
FRESTINA BHAKTI H,S.T.,MM
NRKS. 19023L12205050242143719

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Puskesmas
Bojonegoro dapat dilaksanakan dengan lancar.
Dalam penyusunan laporan tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk
itu tidak salah pada kesempatan ini, saya sebagai penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Ibu Fristina Bhakti H,S. T.,MM selaku Kepala Smk Sentosa Dharma Bojonegoro.
2. Ibu Apt. Anna Nurlaili Hidayah., M.Farm., Klin., selaku pembimbing di Rumah Sakit
Aisyiyah Bojonegoro.
3. Bapak Muhammad Ridwan,S.Pd selaku koordinator dan pembimbing prakerin SMK
Sentosa Dharma Bojonegoro.
4. Bapak dan ibu guru SMK Sentosa Dharma Bojonegoro.
5. Semua pihak yang bersangkutan dan yang telah membantu dalam penyusunan laporan
ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun terhadap penyempurna laporan
ini agar lebih baik kedepannya. Semoga laporan ini berguna bagi semua pembaca.

Bojonegoro, 21 Maret 2022

Oktavia Dewi Rahmawati


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu sarana kesehatan yang dapat menunjang tercapainya tujuan


pembangunan kesehatan adalah sarana rumah sakit Rumah sakit merupakan sarana
upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan untuk
kepentingan masyarakat serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan atau penelitian.
Oleh karena itu, dalam rangka merealisasikan program pendidikan yang telah
digariskan pada kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), maka setiap siswa
SMK diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di suatu
perusahaan farmasi, baik swasta, pemerintah atau instansi-instansi lainnya. Program
praktik kerja industri merupakan salah satu kegiatan dan pelatihan untuk siswa-siswi
SMK Program ini memadukan antara teori teori di sekolah dengan dunia kerja secara
nyata di lapangan, juga mempersiapkan siswa-siswi lulusan SMK supaya lebih
kompeten dan ahli dalam bidang kefarmasian.

Program praktik kerja industri juga dilaksanakan untuk memperkenalkan kepada


siswa-siswi tentang dunia kefarmasian secara nyata di lapangan, sehingga
menghasilkan lulusan yang profesional untuk bekerja di dunia kerja.

B. TUJUAN
Diadakannya Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini secara umum bertujuan untuk:
a. Mengetahui klasifikasi Rumah Sakit Aisyiyah dilihat dari fasilitas.
b. Mengetahui pengelolaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Aisyiyah.
c. Melihat secara langsung pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Aisyiyah.
d. Agar dapat merasakan dunia kerja di lapangan.

C. MANFAAT
1. Agar memperoleh gambaran mengenai peran Farmasi didunia kerja,khususnya
di Rumah Sakit.
2. Memberikan pengetahuan mengenai kegiatan kefarmasian di Rumah Sakit.
3. Mengetahui perbandingan antara teori yang diperoleh selama pendidikan
dengan kenyataan yang diperoleh di lapangan.
4. Menambah pengalaman dan wawasan kepada siswa mengenai kinerja profesi
farmasi di Rumah Sakit.
5. Menjadikan lulusan yang siap bekerja dan kompeten di bidang kefarmasian.
6. Meningkatkan mutu kompetensi di bidang kefarmasian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI RUMAH SAKIT

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral
dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi
tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,


yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Secara singkat rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan untuk melakukan
pelayanan kesehatan. Rumah Sakit dapat dipandang sebagai suatu struktur
terorganisasi yang menggabungkan berbagai profesi kesehatan dengan tugasnya
masing-masing.

B. TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT


1. Tugas Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tugas rumah sakit adalah
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Paripurna adalah
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2. Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 fungsi rumah sakit adalah sebagai
berikut:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan.

C. DEFINISI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT


Instalasi farmasi rumah sakit atau IFRS adalah bagian dari fasilitas yang
disediakan rumah sakit untuk menyelenggarakan kegiatan kefarmasian yang ditujukan
untuk keperluan rumah sakit itu sendiri. Instalasi farmasi rumah sakit dikepalai oleh
seorang Rumah Sakiter dan dibantu asisten Rumah Sakiter yang memenuhi
persyaratan perundang undangan yang berlaku serta kompeten dan profesional.

D. TUGAS DAN FUNGSI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT


1. Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Berdasarkan Kemenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, tugas pokok instalasi farmasi rumah sakit
adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan farmasi yang optimal.


b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi.
c. Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi atau KIE.
d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan farmasi.
e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
f. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
g. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
formularium rumah sakit.

2. Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit


Berdasarkan Kemenkes No. 1197/ Menkes/ SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, fungsi instalasi farmasi rumah sakit adalah
sebagai berikut:
a. Pengelolaan perbekalan farmasi.
b. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan.

E. PENGGOLONGAN OBAT
Penggolongan obat dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan ketetapan
penggunaan serta pengamanan distribusi. Penggolongan obat ini terdiri dari obat
bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropika, obat narkotika dan obat
wajib Rumah Sakit (OWA). Penggolongan obat ini tercantum dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 917/Menkes/Per/1993 yang kini diubah menjadi Permenkes
No. 949/Menkes/Per/2000. Penggolongan obat itu terdiri dari:
1. Obat Bebas
Obat bebas yaitu obat yang bisa dibeli bebas di Rumah Sakit, toko
obat bahkan di warung. Obat bebas ditandai dengan lingkaran hijau
bergaris tepi hitam. Contoh obat bebas adalah paracetamol, antasida dan
obat batuk hitam.
Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor
2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas
terbatas.

2. Obat Bebas Terbatas


Obat bebas terbatas atau yang masuk dalam daftar “W”, Menurut bahasa
Belanda “W” singkatan dari “Waarschuwing” artinya peringatan. Jadi,
maksudnya obat yang pada penjualannya disertai dengan peringatan tertentu
yang ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contoh obat bebas
terbatas adalah paratusin, proris dan CTM.

3. Obat Keras
Obat keras disebut juga obat daftar”G” dalam bahasa Belanda “G”
singkatan dari “Gevaaelijk” yang berarti berbahaya. Maksudnya, obat keras
adalah obat yang ada di Rumah Sakit dan hanya dapat diberikan dengan resep
dokter. Penandaannya adalah lingkaran berwarna merah dengan garis tepi
berwarna hitam dan terdapat huruf K yang menyentuh garis tepi. Contoh obat
keras adalah dexametason, amoxicillin dan ambroxol.
4. Obat Narkotika
Menurut UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Penandaan obat narkotika
yaitu palang medali merah.
Obat narkotika dibagi menjadi tiga golongan :
a. Narkotika Golongan I
Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh obat narkotika golongan I yaitu opium dan kokain.
b. Narkotika Golongan II
Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
untuk terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh obat narkotika golongan
II adalah petidin.
c. Narkotika Golongan III
Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau pengembangan
ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan menimbulkan
ketergantungan. Contoh obat narkotika golongan III adalah kodein.
5. Obat Psikotropika
Menurut UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika, yang dimaksud
psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Penandaan obat psikotropika hampir sama dengan penandaan obat
keras yaitu lingkaran merah dengan garis tepi berwarna merah dengan huruf K
yang menyentuh garis tepi.
Obat Psikotropika dibagi menjadi empat golongan:
a) Psikotropika Golongan I
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh obat psikotropika golongan I yaitu lisergida da
meskalina.

b) Psikotropika Golongan II
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan digunakan dalam terapi atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika
golongan II yaitu amfetamin.
c) Psikotropika Golongan III
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika
golongan III yaitu amobarbital dan pentobarbital.
d) Psikotropika Golongan IV
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh psikotropika
golongan IV yaitu, alprazolam dan diazepam.
6. Obat Wajib Rumah Sakit
Obat wajib Rumah Sakit adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
Rumah Sakiter kepada pasien di Rumah Sakit tanpa resep dokter, tetapi harus
diserahkan langsung oleh seorang Rumah Sakiter kepada pasien disertai
informasi lengkap tentang penggunaan obat. Contoh obat wajib Rumah Sakit
yaitu asam mefenamat, lidokain HCl dan Omeprazole.
BAB III
PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PRAKERIN DI RUMAH SAKIT AISYIYAH


Pelaksanaan Prakerin di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro
dibagi menjadi 2 shift yaitu:
a. Shift pagi dimulai dari pukul 07.00-14.00 WIB.
b. Shift sore dimulai dari pukul 14.00-21.00 WIB.
Jam kerja kami dibagi menjadi 4 shift yaitu :
a. Minggu 1 Rawat Jalan
Pagi: 1. Junda mubaroq
2. Martha ivanda putri
Sore: 1. Intan maulidia Kamelia P
2. Oktavia Dewi Rahmawati
b. Minggu 2 Rawat Jalan
Pagi: 1. Intan maulidia Kamelia P
2. Oktavia Dewi Rahmawati
Sore: 1. Junda mubaroq
2. Martha ivanda putri
c. Minggu 3 Rawat Inap
Pagi: 1. Junda mubaroq
2. Martha ivanda putri
Sore: 1. Intan maulidia Kamelia P
2. Oktavia Dewi Rahmawati
d. Minggu 4 Rawat Inap
Pagi: 1. Intan maulidia Kamelia P
2. Oktavia Dewi Rahmawati
Sore: 1. Junda mubaroq
2. Martha ivanda putri

B. KEGIATAN YANG DILAKUKAN Di RUMAH SAKIT AISYIYAH


1. Menghafal Letak Obat
Sebelum saya membantu melayani resep saya diwajibkan untukmenghafal
obat dan letak obat. Untuk memudahkan melayani resepdan akan lebih cepat
melayani pasien.
2.Membawa Resep
Sebagai seorang calon asisten apoteker saya harus memahami terlebih dahulu
obat yang ada di Rumah Sakit Aisyiyah kegiatan ini sangat bermanfaat bagi
saya, karena dengan kegiatan ini saya bisa berlatih membaca resep yang ditulis
oleh dokter yang berbeda-beda.Saya juga bisa mengetahui jenis-jenis resep
yang ada di Rumah Sakit Aisyiyah
3. Stelling
Adalah kegiatan mencatat dan menyesuaikan data di kartu stok dengan
keadaan sebenarnya. Ini berfungsi untuk mengetahui persediaan obat agar
tidak terjadi kekosongan. Kegiatan ini harus kita lakukan setiap mengambil
obat ataupun memasukkan obat kedalam tempatnya. Dengan kegiatan ini pula
apoteker dapat mengevaluasi tingkat perputaran obat tersebut.
4. Pelayanan Resep
Kegiatan ini merupakan tugas pokok yang terdiri dari:
a. Memasukkan data resep dalam komputer
Kegiatan ini merupakan langkah awal setelah kita menerima
resep.Bertujuan untuk memberikan informasi harga obat yang mau
dibelipasien.
b. Mempersiapkan obat dan memberi etiket
Setelah pasien kembali dengan membawa resep dan kwitansisebagai
bukti pembayaran, tugas kita mempersiapkan obat yangdiminta resep,
menuliskan etiket yang diminta meliputi penulisannomor, tanggal, nama
pasien dan cara penggunaan obat, juga,menuliskan salinan resep bila perlu.
c. Meracik obat
Peracikan dilakukan bila terdapat resep yang meminta diracik.
Meracik bisa dari tablet atau kapsul yang dibuat menjadi kapsul, serbuk,
meracik salep atau krim. Menambahkan zat kedalam sirup atau drops,
mengoplos sediaan suspensi dan yang lainnya. Kegiatan ini diperlukan
ketelitian, karena apabila terjadi kesalahan dalam pengambilan ataupun
dalam peracikan obat akibatnya akan fatal.
d. Pengemasan obat
Kegiatan ini dilakukan ketika obat sudah selesai disiapkan dandiberi
etiket. Pengemasan dilakukan sekaligus untuk memeriksa obatapakah
sesuai dengan yang diminta diresep tersebut. Apabila benar,obat
dimasukkan kedalam kantong plastik.
e. Melakukan stock off name
Kegiatan ini adalah perhitungan perbekalan kesehatan yang dilakukan
secara periodik. Kegiatan ini bertujuan untuk mengecek kesesuaian jumlah
obat dengan data yang ada pada kartu stock juga untuk pengawasan
perputaran obat. Biasanya dilakukan sebulan sekali setiap awal bulan.

C. KEGIATAN DI INSTALANSI FARMASI


a. Sistem Penyimpanan Obat

1. Alphabetis adalah cara penyimpanan obat menurut nama obat


sesuai dengan alphabet.2.
2. Bentuk sediaan adalah cara penyimpanan obat menurut bentuk
dari sediaan jenis obat tersebut.
3. FIFO (First In First Out) adalah cara penyimpanan obat dimana
obat yang pertama masuk, maka harus pertama dikeluarkan.
4. 4. FEFO (First Expired First Out) adalah cara penyimpanan
obat dimana obat yang sudah dekat Expired maka barang
tersebut harus dikeluarkan pertama.
5. 5. LIFO (Last In First Out) adalah cara penyimpanan yang
dimana barang masuk terakhir tetapi dikeluarkan pertama.
b. Sistem Penyimpanan Resep
Resep disimpan minimal selama 3tahun, yang dikelompokkan
menurut tanggal, nomor urut, dan jenis resep, yang disimpan pada
suatu ruangan khusus.
c. Cara Pemusnahan Resep
Dilakukan selama 5 tahun sekali, setelah dimusnahkan dibuat
berita acara pemusnahan. Dilaporkan ke kantor Dinas Kesehatan, dan
ke Kepala Balai Besar Pemeriksaan Obat dan Makanan serta kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Tata cara pemusnahan:
1. Resep Narkotika dihitung lembarannya.
2. Resep lainnya ditimbang.
3. Resep dihancurkan dengan penghancur, dikubur, atau dibakar.
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.280/MenKes/V/1981)
Obat dimusnahkan sesuai dengan jenis obat contohnya:
1. Sirup: Di encerkan terlebih dahulu dan langsung dibuang ke
Instalasi pengelolaan air limbah.
2. Tablet dan Kapsul: Dengan cara dilarutkan dalam air lalu dibuang ke
Instalasi pengelolaan air limbah.
3. Injeksi dan Infusan: Larutan dibuang ke Instalasi pengelolaan air
limbah lalu wadah atau sediaan dihancurkan dengan mesin
penghancur. (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
260/MenKes/V/1981).

Pengadaan obat di Rumah Sakit Aisyiyah


a. Pemesanan
Pemesanan obat dilakukan setiap waktu, pengecekan obat nama
yang akan mulai habis baru dilakukan pemesanan ke PBF dapat
melalui surat pesanan (SP) atau telepon. Banyaknya pesanan
disesuaikan dengan kebutuhan.

b. Penerimaan
Barang yang datang dari PBF di terima langsung oleh petugas
Instalasi Farmasi untuk diperiksa apakah sesuai atau tidak dengan
pesanan. Bila barang tidak sesuai dengan pemesanan barang dapat
dikembalikan (retur barang).
c. Penyimpanan
1. Berdasarkan bentuk sediaan
2. Berdasarkan peruntukan
3. Berdasarkan alphabet
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
280/Menkes/V/1981).

D. KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI


Selama kami melaksanakan PKL di Instalansi Farmasi di Rumah Sakit
Bhayangkara, penyusunan menemukan beberapa permasalahan yang ada, yaitu
sebagai berikut:
-Kendala pengetahuan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang terbatas.
-Keterampilan melayani pasien.
-Kendala dalam membaca resep dokter.
-Lambat dalam beradaptasi.
-Belum tahu tata letak peyimpanan obat-obatan dan alkes di tempat kerja.
-Kurangnya keberanian dalam bertanya.
E. PENYELESAIAN MASALAH
Tidak sedikit kendala yang kami hadapi saat melakukan kegiatan PKL, tetapi
penyusun mengatasinya dengan cara:
-Banyak pertanyaan kepada pembimbing di tempat PKL.
-Belajar cepat, rapi dan memuaskan pasien.
-Sering membaca resep dan memahami tulisan masing-masing dokter.
-Cepat menyesuaikan diri
-Sering membantu dalam penyediaan obat ataupun alkes yang tercantum dalam resep.
-Memberanikan diri dalam bertanya.
F. PERKIRAAN HASIL KERJA YANG DICAPAI
Setelah PKL, kami mendapatkan pengalaman dan tentunya pengetahuan, seperti meracik
obat di rumah sakit, cara menstok dan meretur obat dan masih banyak lainnya. Sehingga
kami dapat mengetahui kondisi dunia kerja yang akan kami hadapi dan akan kami ambil
pengalaman untuk masa depan yang akan datang bila kami bekerja di rumah sakit.

BAB IV
PENUTUP

A.KESIMPULAN
1) Rumah Sakit Aisyiyah adalah rumah sakit yang menyediakan Pelayanan
kesehatan umum.
2) Pelayanan resep di IFRS Aisyiyah terbagi dua yaitu pelayanan resep pasien
rawat inap dan resep pasien rawat jalan.

B.SARAN
1) Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi kemampuan siswa sebelum praktek
di dunia kerja.
2) Adanya kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia kerja sehingga
terjadi sinkronisasi materi yang diajarkan di sekolah dan proses
pembimbingan di tempat praktek.
3) Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini akan lebih terarah apabila disusun
suatu jadwal yang harus dikerjakan siswa/siswi selama melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL).
4) Diharapkan kegiatan seperti ini dapat berlangsung seterusnya guna dapat
memberikan bekal tambahan bagi siswa-siswi SMK FARMASI SENTOSA
DHARMA BOJONEGORO agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan
mampu mencetak siswa-siswi yang profesional di bidang kefarmasian
sehingga membawa nama baik sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

http://respiratory.usu.ac.id/bitsearch
http://respiratory.usu.ac.id/bitsearch 12819043.com
http:/makalahprakerin.co.id/siswacerdas
http://mahasiswafarmasi.co/
http://kelompokRumah Sakiter.co.id/search.com
Undang-Undang No. 44 tahun 2009, Tentang Rumah Sakit.
Undang-Undang No. 35 tahun 2009, Tentang Narkotika.
Undang-Undang No. 5 tahun 1997, Tentang Psikotropika.
DOKUMENTASI
Stok Obat Generik
Stok Obat Paten
Stok Alkes
Stok Injeksi
Stok Infus

Anda mungkin juga menyukai