Disusun Oleh:
NAMA:OKTAVIA DEWI RAHMAWATI
KELAS:XI-ORYZAE
NO.ABSEN:14
NIS:31.074
Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan
kegiatan PRAKERIN / PKL SMK SENTOSA DHARMA (Kompetensi Keahlian Farmasi)
Bojonegoro Tahun Ajaran 2021/2022.
Nama:Oktavia Dewi Rahmawati
NIS:31.074
Kelas:XI-Oryzae
Telah disetujui dan disahkan oleh:
Bojonegoro, 18 April 2022
Kepala Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Aisyiyah
Muhammad Ridwan
NUPTK. 9946771672130142
Mengetahui
Kepala SMK Farmasi Dan Dental Asisten Bojonegoro
FRESTINA BHAKTI H,S.T.,MM
NRKS. 19023L12205050242143719
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Puskesmas
Bojonegoro dapat dilaksanakan dengan lancar.
Dalam penyusunan laporan tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk
itu tidak salah pada kesempatan ini, saya sebagai penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Ibu Fristina Bhakti H,S. T.,MM selaku Kepala Smk Sentosa Dharma Bojonegoro.
2. Ibu Apt. Anna Nurlaili Hidayah., M.Farm., Klin., selaku pembimbing di Rumah Sakit
Aisyiyah Bojonegoro.
3. Bapak Muhammad Ridwan,S.Pd selaku koordinator dan pembimbing prakerin SMK
Sentosa Dharma Bojonegoro.
4. Bapak dan ibu guru SMK Sentosa Dharma Bojonegoro.
5. Semua pihak yang bersangkutan dan yang telah membantu dalam penyusunan laporan
ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun terhadap penyempurna laporan
ini agar lebih baik kedepannya. Semoga laporan ini berguna bagi semua pembaca.
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Diadakannya Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini secara umum bertujuan untuk:
a. Mengetahui klasifikasi Rumah Sakit Aisyiyah dilihat dari fasilitas.
b. Mengetahui pengelolaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Aisyiyah.
c. Melihat secara langsung pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Aisyiyah.
d. Agar dapat merasakan dunia kerja di lapangan.
C. MANFAAT
1. Agar memperoleh gambaran mengenai peran Farmasi didunia kerja,khususnya
di Rumah Sakit.
2. Memberikan pengetahuan mengenai kegiatan kefarmasian di Rumah Sakit.
3. Mengetahui perbandingan antara teori yang diperoleh selama pendidikan
dengan kenyataan yang diperoleh di lapangan.
4. Menambah pengalaman dan wawasan kepada siswa mengenai kinerja profesi
farmasi di Rumah Sakit.
5. Menjadikan lulusan yang siap bekerja dan kompeten di bidang kefarmasian.
6. Meningkatkan mutu kompetensi di bidang kefarmasian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral
dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi
tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Secara singkat rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan untuk melakukan
pelayanan kesehatan. Rumah Sakit dapat dipandang sebagai suatu struktur
terorganisasi yang menggabungkan berbagai profesi kesehatan dengan tugasnya
masing-masing.
E. PENGGOLONGAN OBAT
Penggolongan obat dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan ketetapan
penggunaan serta pengamanan distribusi. Penggolongan obat ini terdiri dari obat
bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropika, obat narkotika dan obat
wajib Rumah Sakit (OWA). Penggolongan obat ini tercantum dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 917/Menkes/Per/1993 yang kini diubah menjadi Permenkes
No. 949/Menkes/Per/2000. Penggolongan obat itu terdiri dari:
1. Obat Bebas
Obat bebas yaitu obat yang bisa dibeli bebas di Rumah Sakit, toko
obat bahkan di warung. Obat bebas ditandai dengan lingkaran hijau
bergaris tepi hitam. Contoh obat bebas adalah paracetamol, antasida dan
obat batuk hitam.
Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor
2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas
terbatas.
3. Obat Keras
Obat keras disebut juga obat daftar”G” dalam bahasa Belanda “G”
singkatan dari “Gevaaelijk” yang berarti berbahaya. Maksudnya, obat keras
adalah obat yang ada di Rumah Sakit dan hanya dapat diberikan dengan resep
dokter. Penandaannya adalah lingkaran berwarna merah dengan garis tepi
berwarna hitam dan terdapat huruf K yang menyentuh garis tepi. Contoh obat
keras adalah dexametason, amoxicillin dan ambroxol.
4. Obat Narkotika
Menurut UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Penandaan obat narkotika
yaitu palang medali merah.
Obat narkotika dibagi menjadi tiga golongan :
a. Narkotika Golongan I
Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh obat narkotika golongan I yaitu opium dan kokain.
b. Narkotika Golongan II
Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
untuk terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh obat narkotika golongan
II adalah petidin.
c. Narkotika Golongan III
Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau pengembangan
ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan menimbulkan
ketergantungan. Contoh obat narkotika golongan III adalah kodein.
5. Obat Psikotropika
Menurut UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika, yang dimaksud
psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Penandaan obat psikotropika hampir sama dengan penandaan obat
keras yaitu lingkaran merah dengan garis tepi berwarna merah dengan huruf K
yang menyentuh garis tepi.
Obat Psikotropika dibagi menjadi empat golongan:
a) Psikotropika Golongan I
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh obat psikotropika golongan I yaitu lisergida da
meskalina.
b) Psikotropika Golongan II
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan digunakan dalam terapi atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika
golongan II yaitu amfetamin.
c) Psikotropika Golongan III
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika
golongan III yaitu amobarbital dan pentobarbital.
d) Psikotropika Golongan IV
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh psikotropika
golongan IV yaitu, alprazolam dan diazepam.
6. Obat Wajib Rumah Sakit
Obat wajib Rumah Sakit adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
Rumah Sakiter kepada pasien di Rumah Sakit tanpa resep dokter, tetapi harus
diserahkan langsung oleh seorang Rumah Sakiter kepada pasien disertai
informasi lengkap tentang penggunaan obat. Contoh obat wajib Rumah Sakit
yaitu asam mefenamat, lidokain HCl dan Omeprazole.
BAB III
PEMBAHASAN
b. Penerimaan
Barang yang datang dari PBF di terima langsung oleh petugas
Instalasi Farmasi untuk diperiksa apakah sesuai atau tidak dengan
pesanan. Bila barang tidak sesuai dengan pemesanan barang dapat
dikembalikan (retur barang).
c. Penyimpanan
1. Berdasarkan bentuk sediaan
2. Berdasarkan peruntukan
3. Berdasarkan alphabet
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
280/Menkes/V/1981).
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1) Rumah Sakit Aisyiyah adalah rumah sakit yang menyediakan Pelayanan
kesehatan umum.
2) Pelayanan resep di IFRS Aisyiyah terbagi dua yaitu pelayanan resep pasien
rawat inap dan resep pasien rawat jalan.
B.SARAN
1) Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi kemampuan siswa sebelum praktek
di dunia kerja.
2) Adanya kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia kerja sehingga
terjadi sinkronisasi materi yang diajarkan di sekolah dan proses
pembimbingan di tempat praktek.
3) Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini akan lebih terarah apabila disusun
suatu jadwal yang harus dikerjakan siswa/siswi selama melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL).
4) Diharapkan kegiatan seperti ini dapat berlangsung seterusnya guna dapat
memberikan bekal tambahan bagi siswa-siswi SMK FARMASI SENTOSA
DHARMA BOJONEGORO agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan
mampu mencetak siswa-siswi yang profesional di bidang kefarmasian
sehingga membawa nama baik sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
http://respiratory.usu.ac.id/bitsearch
http://respiratory.usu.ac.id/bitsearch 12819043.com
http:/makalahprakerin.co.id/siswacerdas
http://mahasiswafarmasi.co/
http://kelompokRumah Sakiter.co.id/search.com
Undang-Undang No. 44 tahun 2009, Tentang Rumah Sakit.
Undang-Undang No. 35 tahun 2009, Tentang Narkotika.
Undang-Undang No. 5 tahun 1997, Tentang Psikotropika.
DOKUMENTASI
Stok Obat Generik
Stok Obat Paten
Stok Alkes
Stok Injeksi
Stok Infus