Anda di halaman 1dari 20

Makalah PKPA RSUD Dr.

Moewardi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan UU No 36 tahun 2009,
upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan
penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan penyakit
(kuratif), dan pemeliharaan kesehatan (rehabilitatif) oleh pemerintah dan/atau
masyarakat.
Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.56/Menkes/per/2014). Sesuai dengan
Permenkes RI No 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit, menyebutkan bahwa Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan
Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Tujuan dari Pelayanan Kefarmasian yaitu untuk mengidentifikasi, mencegah, dan
menyelesaikan masalah terkait obat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan
peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari
paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi
paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi
Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).
Instalasi Farmasi merupakan salah satu unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu departemen atau unit atau bagian di

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 1
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

suatu rumah sakit yang berada di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu
oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional dan merupakan tempat
atau fasilitas penyelenggeraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan
serta pelayanan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit.
Pelayanan kefarmasian ini mempunyai peran yang sangat penting dalam
tercapainya keberhasilan proses pengobatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Dalam upaya peningkatan pelayanan farmasi, diperlukan sumber daya
manusia yang kompeten. Seorang apoteker di rumah sakit dituntut memiliki
kemampuan manajerial dan farmasi klinik yang baik, disamping mampu
berkejasama dan berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Untuk
mempersiapkan sumber daya manusia khususnya apoteker yang baik dan
kompeten di bidang farmasi, maka dilaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) yang dilaksanakan selama 2 bulan di RSUD Dr.Moewardi tanggal 1 April
2016 – 31 Mei 2016. Adanya PKPA, maka diharapkan calon apoteker dapat lebih
kompeten, mengerti dan memahami peran dan tanggung jawab apoteker di rumah
sakit serta mengetahui semua aspek kegiatan kefarmasian yang berlangsung di
rumah sakit.
B. Tujuan PKPA
Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUD Dr.Moewardi bertujuan:
1. Mendidik dan melatih mahasiswa calon apoteker agar lebih kompeten
di dunia kerja.
2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan praktis mahasiswa calon
apoteker dalam menjalankan profesinya dengan penuh amanah di
bidang rumah sakit.
3. Menjalin kerjasama dan komunikasi dengan rumah sakit dalam bidang
pendidikan dan pelatihan.
4. Mengetahui kegiatan farmasi di rumah sakit khususnya di instalasi
farmasi dari struktur organisasi, tugas dan fungsi manajemen serta
kegiatan yang dilakukan dalam upaya pelayanan kesehatan bagi
masyarakat.
5. Mengetahui dan memahami peran dan tanggung jawab apoteker dalam

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 2
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

pelayanan farmasi di rumah sakit, serta ruang lingkup profesi secara


teori maupun praktek sehingga diperoleh gambaran yang nyata dan
jelas mengenai peran apoteker.
6. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang pelayanan
farmasi dan pekerjaan kefarmasian sekaligus sebagai bekal awal serta
pengalaman di rumah sakit.
C. Manfaat PKPA
Kegiatan praktek ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan bekal
yang cukup tentang kemampuan yang harus dikuasai oleh apoteker di dunia kerja
nantinya, sehingga dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang maksimal.
Selain itu, manfaat yang diperoleh setelah selesai mengikuti kegiatan PKPA
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kegiatan farmasi di rumah sakit khususnya di instalasi farmasi dari
struktur organisasi, tugas dan fungsi manajemen serta kegiatan yang dilakukan
dalam upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami peran dan tanggung jawab apoteker dalam
pelayanan farmasi di rumah sakit, serta ruang lingkup profesi secara teori
maupun praktek sehingga diperoleh gambaran yang nyata dan jelas mengenai
peran apoteker.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang pelayanan farmasi dan
pekerjaan kefarmasian sekaligus sebagai bekal awal serta pengalaman di rumah
sakit.

BAB II
TINJAUAN UMUM
RSUD Dr.MOEWARDI
A. Sejarah
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi (RSDM) merupakan rumah
sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terletak di Jalan Kolonel
Sutarto No.132 Surakarta. RSUD Dr. Moewardi didirikan pada tahun 1942 pada
zaman penjajahan Belanda. Rumah sakit di Kota Surakarta terdapat tiga buah
Rumah Sakit Partikelir / Swasta:
1. Zieken Zorg, berkedudukan di Mangkubumen dengan nama partikelir

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 3
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

Inslands chziekenhuis der Verreniging Zieken Zorg dengan besluit tertanggal


1 Oktober 1942 atas nama : Karl Lodewijk Nouman Jacobus Geroundus,
R.V.O. 569 dan 570
2. Zending Ziekenhuis berkedudukan di Jebres, milik Zending atau Yayasan
Kristen, yang sampai sekarang terkenal dengan nama Yayasan Kesehatan
Kristen Untuk Umum (YAKKUM).
3. Panti Rogo, adalah rumah sakit milik Pemerintah Kasunanan/Kraton
Surakarta.
Pada tahun 1942-1945 Rumah Sakit Zieken Zorg pindah ke Jebres
menempati Zending Ziekenhuis, sedangkan Zending Ziekenhuis pindah ke
belakang dimana didirikan Rehabilitasi Centrum (RC.) Prof. Dr. Soeharso. Tahun
1945-1949 Rumah Sakit Zieken Zorg diserahkan ke Palang Merah Indonesia
Daerah Surakarta kemudian diserahkan kembali kepada perhimpunan Bale
Kusolo. Mulai tanggal 1 Januari 1950 Rumah Sakit Bale Kusolo diambil alih dan
dikelola oleh Pemerintah RI dan menetapkan nama Rumah Sakit Bale Kusolo
diganti dengan nama Rumah Sakit “Pusat” Surakarta. Mulai saat itu di Kota
Surakarta terdapat 3 Rumah Sakit yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah
Swatantra Tingkat I Jawa Tengah Semarang, yaitu:
a. Rumah Sakit “Pusat” Surakarta (Mangkubumen)
b. Rumah Sakit “Surakarta” (Jebres)
c. Rumah Sakit “Kadipolo” (Kadipolo)
Berdasarkan Surat Keputusan dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jawa Tengah di Semarang No. H. 149/2/3 dengan dasar Surat dari Kepala Dinas
Kesehatan Rakyat Daerah Swatantra Tingkat I Jawa Tengah tertanggal 19
Pebruari 1960 No. K. 693/UNH, menetapkan mempersatukan Rumah Sakit
Mangkubumen, Kadipolo, dan Jebres, ketiga-tiganya di Surakarta dalam satu
organisasi di bawah satu orang pimpinan dengan stafnya dengan nama
Rumah Sakit “Surakarta”. Sedangkan masing-masing komplek Mangkubumen,
Kadipolo, dan Jebres menjadi bagian-bagian dari organisasi tersebut.
Dalam menyebutkan nama sering terjadi perbedaan pendapat antara
rumah sakit Pusat dan rumah sakit Surakarta sehingga, terjadi penggantian nama
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI tanggal 9 Juli 1945 no.

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 4
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

44751/RS. Akhirnya Gubernur Jawa Tengah melalui SK No.445/29684 tanggal


24 Oktober 1988 menetapkan nama Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.
B. Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan RSUD Dr.Moewardi
1. Visi
sebagai ”Rumah Sakit Terkemuka Berkelas Dunia”.

2. Misi
1. Menyediakan pelayanan kesehatan berbasis pada keunggulan sumber
daya manusia, kecanggihan dan kecukupan alat serta profesionalisme
manajemen pelayanan.
2. Menyediakan wahana pendidikan dan penelitian kesehatan yang unggul
berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
yang bersinergi dengan mutu layanan.
3. Tujuan
RSUD Dr. Moewardi memiliki tujuan meningkatkan kepuasan dan loyalitas
pasien, mewujudkan pelayanan yang efektif dan ekonomis, mewujudkan
kemandirian finansial rumah sakit, mewujudkan komitmen dan produktifitas
sumber daya manusia.
C. Akreditasi Rumah Sakit
RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit milik Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah dengan kategori kelas A yang pada tahun 2007 berhasil lulus
penilaian tahap IV dan lulus sertifikat ISO 9001:2000. RSUD Dr. Moewardi juga
telah lulus sertifikasi akreditasi penuh tingkat lengkap pada tahun 2008-2011.
Pada Desember 2012 dilakukan survei tahap pertama terhadap RSUD Dr.
Moewardi oleh JCIA (Joint Commission International Accreditation), dilanjutkan
dengan survei tahap kedua pada September 2013. Pada November 2014 RSUD
Dr. Moewardi melakukan akreditasi KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
dengan hasil lulus paripurna sehingga dapat melanjutkan akreditasi JCIA tahap
selanjutnya. Setelah dinyatakan lulus paripurna oleh KARS maka harus dilakukan
evaluasi setiap tahun selama 5 tahun kedepan. Survei pertama setelah dinyatakan
lulus paripurna dilakukan pada tanggal 24-25 November 2015 dengan hasil
paripurna.

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 5
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

Menurut hasil akreditasi rumah sakit tahun 2015 RSUD Dr.Moewardi


merupakan rumah sakit dengan tipe A. Sampai saat ini RSUD Dr. Moewardi
senantiasa melakukan perbaikan mulai dari fisik bangunan, sistem, budaya
maupun prosedur. Pada Februari tahun 2016 RSUD Dr. Moewardi sudah
dilakukan survei namun masih ada temuan yang perlu diperbaiki. Selanjutnya
pada akhir tahun 2016 kembali disurvei oleh JCIA dari hasil survei ini nantinya
diharapkan RSUD Dr. Moewardi dapat menjadi rumah sakit bertaraf internasional
yang dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Indonesia
pada umumnya dan masyarakat Jawa Tengah khususnya.
D. Struktur Organisasi Rumah sakit
Struktur organisasi RSUD Dr. Moewardi

Struktur Organisasi RSUD Dr. Moewardi

Struktur organisasi RSUD Dr. Moewardi ditetapkan berdasarkan Peraturan


Daerah Provinsi Jawa Tengah No.8 Tahun 2008 meliputi:
1. Secara operasional, direktur RSUD Dr. Moewardi dibantu oleh 3 orang wakil

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 6
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

direktur yaitu wakil direktur pelayanan, wakil direktur keuangan dan wakil
direktur umum. Untuk kepentingan pengembangan profesi, direktur dibantu
oleh kelompok jabatan fungsional.
2. Tiap-tiap wakil direktur membawahi beberapa bidang bagian dan instalasi yang
dibantu oleh:
a. Unsur struktural dalam bentuk bidang dan bagian yang bertugas
mengkoordinasi kegunaan instalasi terkait.
b. Unsur non struktural dalam bentuk instalasi yang bertugas mengelola
pelaksanaan kegiatan pelayanan di satuan kerjanya, baik pelayanan medis,
penunjang medis maupun non medis.
Komite medik yang berfungsi membantu atau menjembatani direktur dengan staf
medik fungsional, terutama untuk pengembangan profesi kedokteran.

BAB III
URAIAN KEGIATAN

Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa program pendidikan profesi


apoteker di RSUD Dr.Moewardi secara garis besar terbagi menjadi beberapa
kegiatan, diantaranya :
1. Pengenalan, Ucap Janji dan Pelatihan BLS (Basic Life Support)
2. Pembukaan dan Kuliah Pembekalan PKPA
3. Sub Instalasi Administrasi, Pendidikan, dan Jaminan Mutu (unit
administrasi farmasi rumahsakit, unit jaminan mutu)
4. Sub Instalasi Pengelolaan Perbekalan Farmasi ( unit logistik, unit produksi)
5. Sub Instalasi Distribusi Perbekalan Farmasi
o Unit Distribusi Perbekalan Farmasi Rawat Jalan (UDPF Rawat jalan
Reguler, UDPF Rawat Jalan Pavilliun Cendana)
o Unit Distribusi Perbekalan Farmasi Rawat Inap ( UDPF Rawat Inap
Reguler, UDPF Rawat Inap Paviliun Cendana)
o Unit Distribusi Perbekalan Farmasi Instalasi Gawat Darurat ( IGD)
o Unit Distribusi Perbekalan Farmasi Rawat Intensif (IPI)
o Unit Distribusi Perbekalan Farmasi Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 7
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

6. Sub Instalasi Farmasi Klinis ( Pelayanan Informasi Obat dan Konseling,


Visite, Unit Dispensing Sediaan Steril (UDSS), Voluntary Conselling and
Testing (VCT), Tuberculosis Multi Drug Resistant (TBMDR) dan Farmasi
Klinis di RSDM Surakarta.

Berikut merupakan uraian kegiatan yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi :


A. Pengenalan, Ucap Janji dan Pelatihan BLS (Basic Life Support)
Sebelum melakukan kegiatan di RSUD Dr. Moewardi, peserta didik
diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ini. Pada kegiatan ini peserta didik
dikenalkan tentang profil rumah sakit secara umum, seperti visi, misi, motto,
jargon dan akreditasi rumah sakit. Selain itu, diberikan materi tentang keamanan
dan keselamatan pasien (patient safety); cara mencuci tangan dengan benar (6
langkah 5 moment); cara menggunakan APAR dan mengenal kode-kode yang
digunakan pada keadaan tertentu.
Pelatihan BLS atau “Bantuan Hidup Dasar” wajib diikuti oleh seluruh calon
peserta didik di RSUD Dr. Moewardi. Seluruh calon peserta didik harus lulus
pelatihan ini sebelum melakukan kegiatan di RSUD Dr. Moewardi. Pelatihan ini
bertujuan agar pada saat melakukan kegiatan praktek kerja lapangan terjadi hal-
hal yang tidak terduga sebelumnya, peserta didik diharapkan dapat berpartisipasi
menolong korban yang membutuhkan pertolongan. Setelah diberikan materi BSL,
para peserta didik diwajibkan untuk melakukan praktek BSL secara mandiri. Pada
akhir kegiatan, ditutup dengan pembacaan tata tertib pelaksanaan praktek kerja
dan pengucapan janji sebagai peserta didik di RSUD Dr. Moewardi.
B. Pembukaan dan Kuliah Pembekalan PKPA
Kegiatan PKPA periode Oktober-November diikuti oleh 10 orang
dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, 10 orang dari Sekolah Tinggi
Ilmu Farmasi Semarang dan 9 orang dari Universitas Setia Budi Surakarta.
Sebelum memulai kegiatan, peserta didik mengikuti apel di depan Gedung
Aster RSUD Dr. Moewardi. Apel dilakukan setiap Senin-Jumat pukul 06.55
WIB. Selanjutnya diadakan pretest, kemudian diikuti pembukaan dan
penerimaan mahasiswa PKPA. Empat hari pertama kegiatan PKPA,
mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti kuliah pembekalan.

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 8
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

C. Sub Instalasi Administrasi, Pendidikan, dan Jaminan Mutu


Unit Administrasi adalah unit pelayanan teknis dibawah Kepala Sub
Instalasi Administrasi, Pendidikan dan Jaminan Mutu yang membantu
pelaksanaan tugas – tugas administrasi di instalasi Farmasi. Unit administrasi
berfungsi melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian,
pengevaluasian penyelenggaraan administrasi farmasi. Kegiatan mahasiswa
PKPA di unit administrasi dilakukan selama 1 hari dengan mendapat pengarahan
secara lisan dengan mengamati secara langsung proses kegiatannya.
Unit Pendidikan adalah unit pelayanan teknis dibawah Kepala Sub
Administrasi, Pendidikan dan Jaminan Mutu yang membantu pelaksanaan tugas-
tugas pelayanan pendidikan dan penelitian di Instalasi Farmasi RSDM. Fungsi
dari unit pendidikan sendiri yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, pengevaluasian penyelenggaraan kegiatan pendidikan
dan penelitian.
Unit Jaminan dengan mengevaluasi kinerja pelayanan dapat dilakukan
dengan banyak cara, berikut ini merupakan salah satu cara pengukuran standar
pelayanan minimal menurut Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 27 tahun 2011
tentang Penerapan & Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal untuk
instalasi farmasi RSUD & RSJD Provinsi Jawa Tengah yang telah dilaksanakan
RSUD Dr. Moewardi:
Standar Pelayanan Minimal Kefarmasian di Rumah Sakit
Pergub
KepMenKes
Jateng No. RSUD.
SPM RI No. 129
27 tahun RSDM
tahun 2008
2011
≤ 25
Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi ≤ 25 menit ≤ 30 menit
menit
≤ 50
Waktu TungguPelayanan ResepRacikan ≤ 50 menit ≤ 60 menit
menit
Tidak Adanya Kejadian Kesalahan
100 % 100 % 100%
Pemberian Obat
Kepuasan Pelanggan ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %
Penulisan Sesuai Formularium 95%

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 9
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

D. Sub Instalasi Pengelolaan Perbekalan Farmasi (unit logistik, unit


produksi)
Unit Logistik adalah unit pelayanan teknis dibawah Sub Instalasi
Pengelolaan Perbekalan Farmasi yang membantu pelaksanaan tugas-tugas
pengelolaan logistik sediaan farmasi di unit logistik RSDM, yang mempunyai
tugaspokok yaitu membantu menyelenggarakan tugas pengelolaan logistik
sediaan farmasi yang mendukung pelayanan farmasi sesuai standar yang sudah
ditetapkan melalui pengelolaan sumber daya yang tersedia secara efektif, efisien
dan produktif. Unit logistik meliputi sub unit gudang dan Pelayanan Kebutuhan
Ruang. Sub Unit Gudang Farmasi memiliki tugas menerima sediaan farmasi dari
panitia penerima barang yaitu pejabat penerima barang atau Pokja, mencatat pada
kartu gudang atau pada komputer SIMRS menyimpan sediaan farmasi sesuai
dengan spesifikasi penyimpanan, mendistribusikan sediaan farmasi ke UDPF
rawat jalan, UDPF rawat inap, UDPF IGD, unit produksi, dll. Membuat laporan
stock opname setiap bulan. Sediaan farmasi adalah suatu sediaan farmasi yang
terdiri dari obat, bahan obat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi, dan gas
medis. Sub Unit Gudang Farmasi dikepalai oleh seorang Apoteker dan dibantu
oleh TTK. Kegiatan mahasiswa PKPA di gudang farmasi meliputi :
1. Melayani permintaan perbekalan farmasi dan alkes. Mahasiswa bersama
petugas menyiapkan permintaan perbekalan farmasi dan alkes sesuai dengan
surat permintaan dari unit penunjang medis. Penyiapan permintaan selalu
didampingi petugas untuk menghindari kesalahan pengambilan barang dan
pencatatan pada buku pengeluaran.
2. Melakukan pencatatan pada kartu stok mengenai perbekalan farmasi yang
masuk dari distributor dan keluar untuk unit-unit di Rumah Sakit.
3. Memahami proses seleksi, perencanaan, dan pengadaan perbekalan farmasi
yang dilakukan oleh gudang farmasi RSUD Dr. Moewardi
4. Mempelajari dan melakukan proses penerimaan dan penyimpanan perbekalan
farmasi yang datang dari distributor.
Sub Unit Pelayanan Kebutuhan Ruang (floor stock) adalah sub unit yang
memenuhi kebutuhan untuk pelayanan non resep, permintaan dari ruangan,
poliklinik dan kamar operasi dengan jumlah sesuai kebutuhan masing - masing.

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 10
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

PKR merupakan sub unit farmasi yang melayani kebutuhan akan sediaan farmasi
untuk ruang perawatan berupa kapas, kasa, sarung tangan, tissue, alkohol, infus,
cairan-cairan, gas medis, spare part alat kesehatan, alat dan bahan radiologi.
Sediaan farmasi yang tidak diresepkan adalah sediaan farmasi sebagai penunjang
tindakan medis yang tidak dirinci tersendiri, tetapi masuk dalam tarif paket
tindakan medis, misalnya gas medis, antiseptik, plester, verban, film x-ray,
hemodialisa set, catgut, dan kebutuhan trolly emergency di tiap ruang perawatan.
Kegiatan di Sub Instalasi Produksi Farmasi RSDM yaitu produksi
perbekalan farmasi merupakan kegiatan membuat, mengubah bentuk dan
mengemas kembali perbekalan farmasi untuk menunjang kebutuhan dan
memenuhi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Oleh karena itu dibutuhkan unit
produksi sebagai unit pelaksana teknis di bawah sub instalasi pengelolaan
perbekalan farmasi yaitu suatu unit produksi. Unit produksi dipimpin oleh seorang
Katim (koordinator tim) dan dibantu oleh seorang karyawan. Tidak semua produk
farmasi di produksi pada unit ini. Adapun kriteria perbekalan farmasi yang
diproduksi yaitu sediaan farmasi dengan mutu sesuai standar dengan harga yang
lebih murah, memerlukan pengemasan kembali (repacking), sediaan yang
mempunyai stabilitas tertentu sehingga harus dibuat baru, sediaan farmasi yang
tidak tersedia di pasaran, sediaan farmasi dengan formula khusus dan sediaan
farmasi untuk penelitian. RSUD Dr. Moewardi melakukan repacking kapsul
CaCO3, pembuatan mineral mix, serta pengenceran formalin konsentrasi 3% dan
10%, perhidrol 3% dan 4%, alkohol 70%.
Mahasiswa PKPA melakukan kegiatan di stase unit produksi selama dua
hari. Kegiatan yang dilakukan meliputi repacking kapsul CaCO3 serta pembuatan
mineral mix.
E. Sub Instalasi Distribusi Perbekalan Farmasi
1. UDPF Rawat Jalan
Unit Distribusi Perbekalan Farmasi (UDPF) Rawat Jalan merupakan bagian
yang berhubungan dengan pelayanan kefarmasian yang langsung kepada pasien,
dalam menjaga kualitas pelayanannya UDPF rawat jalan dilakukan dengan cepat,
tepat, nyaman dan mudah. Pelayanan kefarmasian UDPF Rawat Jalan dilakukan
pada jam kerja sesuai dengan kebijakan rumah sakit.

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 11
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

UDPF Rawat Jalan di RSDM terbagi menjadi dua, yaitu UDPF Rawat Jalan
Reguler dan Rawat Jalan Paviliun.UDPF rawat jalan reguler melayani semua
pasien rawat jalan di gedung wijaya kusuma, sebagian besar pasien merupakan
pengguna BPJS kesehatan, sedangkan UDPF rawat jalan cendana melayani semua
pasien umum rawat jalan di gedung cendana. Unit Distribusi Perbekalan Farmasi
(UDPF) Rawat Jalan juga melayani e-resep, e-resep ini merupakan sistem
peresepan dengan komputerisasi, sistem resep ini bisa dipesan secara on line ke
apotik, tidak dibawa ke apotik oleh pasien, system ini mengurangi kesalahan
pengobatan, mudah dibaca, memperbaiki praktek dokter dan effisiensi kesalahan
apotik. Paling penting, dokter dan apotik bertukar data resep secara mudah dan
cepat dan menghemat waktu.
a. Unit Distribusi Pelayanan Rawat Jalan regular
UDPF Rawat Jalan Reguler berada di Gedung Wijaya Kusuma Lantai 1.
Unit ini dikepalai oleh seorang APJ (Apoteker Penanggung Jawab) dibantu 2
apoteker lainnya, satu Katim (Koordinator Tim) serta beberapa TTK (Tenaga
Teknis Kefarmasian) serta administrasi. Pelayanan kefarmasian hanya dilakukan
satu shift sesuai dengan kebijakan yang berlaku yaitu mulai jam 07.00-selesai.
Pengadaan obat dan alat kesehatan di UDPF rawat jalan dengan cara mengajukan
bon permintaan barang ke sub unit gudang pada hari yang telah ditentukan, yaitu
hari kamis dan sabtu. Sedangkan untuk keperluan cito dapat dilakukan pada selain
hari-hari tersebut, atau dapat mengambil di UDPF lain dan dicatat pada buku bon.
UDPF Rawat Jalan Reguler melayani resep pasien dari poli rawat jalan reguler
yang merupakan anggota BPJS. Selain itu unit ini juga melayani resep pasien
BPJSdari kandungan poli dalam dan THT.
b. UDPF Rawat Jalan di Paviliun Cendana
Sistem pelayanan di UDPF rawat jalan cendana hampir sama dengan sistem
pelayanan di UDPF rawat jalan regular. UDPF rawat jalan cendana melayani
masyarakat umum yang bukan merupakan anggota BPJS atau asuransi kesehatan
lainnya. UDPF Rawat Jalan Paviliun Cendana melayani resep pasien dari poli
rawat jalan pavilun cendana yang sebagian besar merupakan pasien umum dan
sebagian kecil pasien anggota BPJS yang di danai oleh pihak penyelenggara BPJS

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 12
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

Kesehatan. Selain itu unit ini juga melayani resep pasien BPJS dari poli jantung,
poli saraf dan poli bedah.
2. UDPF Rawat Inap
UDPF Rawat Inap Reguler (Apotek kin) merupakan salah satu Unit
RSDM yang bertugas melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan bagi pasien
rawat inap, baik pasien dengan penjamin BPJS maupun pasien umum yang
menempati kelas VIP. Adapun kegiatan mahasiswa PKPA pada unit ini meliputi:
melakukan penyiapan obat oral, injeksi, sediaan infus, serta alat kesehatan habis
pakai sesuai permintaan resep; mencocokkan jumlah maupun kesesuaian sediaan
obat dengan etiket sesuai permintaam resep; dan mengambil obat di gudang
farmasi sesuai dengan Form Permintaan Barang (FPB). UDPF Rawat Inap
Reguler melayani resep dari beberapa ruang perawatan yaitu:
 Melati 1 : khusus melayani pasien interna. Obat dan alkes diambil di
UDPF Rawat Inap Reguler kemudian dilakukan UDD di Ruang Melati I.
 Melati II : melayani pasien pediatri.
 Melati III : melayani pasien kelas I dengan berbagai kasus penyakit.
 HCU Melati : melayani pasien perawatan intensif interna.
 Mawar I : melayani pasien obsgyn.
 Mawar II : melayani pasien bedah.
 Mawar III : melayani pasien onkologi.
 Anggrek I : melayani pasien paru dan psikiatri.
 Anggrek II : melayani pasien neuro, HCU neuro, kulit dan THT.
 Wing Melati : melayani pasien kelas 3 dengan berbagai kasus penyakit.
Sistem distribusi di UDPF Rawat Inap Reguler menggunakan sistem
kombinasi dari sistem ODD (One Daily Dose) dan UDD (Unit Dose Dispensing).
Sistem ODD yaitu sistem pemberian sediaan obat kepada pasien untuk keperluan
satu hari (obat diberikan dalam satu hari), sedangkan UDD merupakan sistem
pemberian sediaan obat kepada pasien dalam pelayanan sekali pakaidalam bentuk
dosis terbagi untuk penggunaan 24 jam. Akan tetapi, di RSDM belum dapat
menerapkan sistem UDD secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan terbatasnya
sumber daya manusia dan ruangan yang tidak mencukupi.

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 13
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

Pelayanan resep obat dan alat kesehatan habis pakai di UDPF Rawat Inap
Reguler dilakukan selama 24 jam. Pelaksanaan jam kerja karyawan dibagi
menjadi 3 shift jaga, yaitu shift pagi (07.00-14.00 WIB), shift siang (14.00-21.00
WIB) dan shift malam (21.00 -07.00 WIB). UDPF Rawat Inap Reguler dipimpin
oleh seorang APJ dibantu seorang Katim dan beberapa TTK. APJ dan Katim
harus hadir pada shift pagi dengan tujuan untuk memudahkan koordinasi dan
memudahkan saat melakukan “trace root” apabila ada kesalahan.
UDPF Rawat Inap Paviliun 1 melayani resep pasien rawat inap di Instalasi
Rawat Inap Paviliun Cendana dengan sistem unit dosis di ruang Cendana 1/2/3
maupun anggrek 3 sesuai ruangan pasien dirawat. UDPF Rawat Inap Paviliun
Cendana 1 yang hanya melayani resep obat dan alat kesehatan habis pakai selama
24 jam. Pelaksanaan jam kerja karyawan dibagi menjadi 3 shift jaga, yaitu shift
pagi (07.00-14.00 WIB), shift siang (14.00-21.00 WIB) dan shift malam (21.00-
07.00 WIB).Sedangkan UDPF Rawat Inap Paviliun Cendana 2 dan 3 hanya
melakukan pelayanan 2 shift saja. Jika ada resep malam dari semua bangsal
(ruangan) masuk ke UDPF Rawat Inap Paviliun Cendana 1.
UDPF aster berada di gedung aster lantai 1 dekat dengan pintu masuk
gedung aster. Unit ini dipimpin oleh seorang APJ dibantu seorang Katim serta
beberapa TTK. UDPF aster melayani resep pasien rawat inap di Instalasi Rawat
Inap Aster dengan sistem unit dosis di ruang Aster sesuai ruangan pasien dirawat.
UDPF Aster melayani resep obat dan alat kesehatan habis pakai selama 24 jam.
Pelaksanaan jam kerja karyawan dibagi menjadi 2 shift jaga, yaitu shift pagi
(07.00-14.00 WIB) dan shift siang (09.00-16.00 WIB). Pada prinsipnya unit ini
sama dengan UDPF Rawat Inap lainnya, perbedaannya terletak pada jenis pasien.
UDPF Aster sebagian besar melayani pasien umum dan BPJS dengan fasilitas
yang lebih unggul dengan spesialisasi penyakit kardiovaskuler.
3.UDPF Gawat Darurat
UDPF Gawat Darurat berada di Gedung Wijaya Kusuma Lantai 1 yang
terletak satu lokasi dengan IGD. UDPF Gawat Darurat dipimpin oleh seorang
Apoteker dan dibantu seorang Katim serta beberapa TTK. Kondisi gawat darurat
tidak dapat diperkirakan baik dari segi waktu kejadian, tempat kejadian maupun
tingkat kegawatdaruratan atau tingkat keparahan pasien. Oleh karena itu, semua

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 14
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

tim yang berada di IGD harus selalu siaga selama 24 jam untuk melakukan
pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, terarah, terpadu dan optimal bagi semua
pasien dalam kondisi darurat. UDPF Gawat Darurat melakukan pelayanan selama
24 jam yang terbagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi (07.00-14.00), shift siang
(14.00-21.00) dan shift malam (21.00-07.00). Unit ini melayani resep dari pasien
yang baru masuk IGD serta pasien IGD baik rawat jalan maupun rawat inap.
Kegiatan PKPA di UDPF Gawat Darurat dilakukan selama dua hari pada shift
pagi. Kegiatan yang dilakukan meliputi menerima, membaca, memeriksa
keabsahan dan kelengkapan resep, selain itu mencari interaksi obat yang
diresepkan. Mahasiswa PKPA tidak diperbolehkan melakukan entri data pasien
dan pemberian harga obat karena untuk meminimalisir terjadinya kesalahan.
Setelah entri data dilakukan, mahasiswa PKPA mempersiapkan obat dan alat
kesehatan habis pakai sesuai permintaan resep. Resep oral pasien rawat inap
dipersiapkan dengan sistem UDD (Unit Daily Dose), sedangkan untuk pasien
rawat jalan dipersiapkan sesuai permintaan resep. Obat dan alat kesehatan yang
sudah dipersiapkan kemudian dilakukan pengecekan ulang (double check) oleh
pertugas farmasi untuk meminimalisir terjadinya kesalahan pengambilan obat.
Resep pasien rawat inap yang telah dipersiapkan didistribusikan ke masing-
masing ruang perawatan.
4. UDPF Rawat Intensif
Unit Perawatan Intensif adalah unit khusus di rumah sakit yang memberikan
pelayanan maksimum, dukungan dari fungsi vital dan terapi untuk penderita
dengan kegagalan akut akan tetapi dapat berubah menjadi kegagalan multi dari
sistem vital (paru-paru, jantung, ginjal, dan sistem syaraf).
UDPF Rawat Intensif di RSDM melayani resep pasien umum, BPJS, dan
pasien kerjasama yang dirawat di ruang ICU, PICU, NICU, HCU Bedah, dan
hemodialisa. Pelayanan kefarmasian di UDPF Rawat Intensif menggunakan
sistem ODD. Adapun kegiatan mahasiswa PKPA pada unit ini meliputi:
melakukan penyiapan obat oral, injeksi, sediaan infus, serta alat kesehatan habis
pakai sesuai permintaan resep; mencocokkan jumlah maupun kesesuaian sediaan
obat dengan etiket sesuai permintaam resep; dan mengambil obat di gudang
farmasi sesuai dengan Form Permintaan Barang (FPB).

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 15
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

5. UDPF Bedah Sentral


Pasien yang dilayani dalam UDPF IBS berasal dari Ruang rawat inap, rawat
intensif, dan ODC yang pelaksanaan operasinya telah terencana. Setelah operasi
selesai maka pasien dapat kembali ke Ruang rawat inap, sedangkan pasien yang
perlu perawatan khusus dirawat di ruang intensif. UDPF IBS berada di ruang
operasi yang berada di lantai 2 gedung Cempaka. Saat memasuki UDPF IBS
diwajibkan menggunakan pakaian khusus yang telah disterilkan berwarna hijau,
masker, penutup kepala, dan alas kaki khusus. Pakaian dari luar tidak
diperkenankan memasuki instalasi bedah sentral karena bisa meningkatkan resiko
infeksi nosokomial. UPDF IBS dikepalai oleh seorang apoteker dan dibantu oleh
5 tenaga teknis kefarmasian. UDPF IBS terbagi menjadi 2 shift, yaitu shift satu
mulai pukul 07.00-14.00 dan shift dua mulai pukul 09.00-16.00. Adapun kegiatan
mahasiswa PKPA pada unit ini meliputi: melakukan penyiapan obat injeksi,
sediaan infus, serta alat kesehatan habis pakai sesuai permintaan resep;
mencocokkan jumlah maupun kesesuaian sediaan obat, menulis
F. Sub Instalasi Farmasi Klinik
1. PIO
Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif,
terkini oleh apoteker kepada pasien, masyarakat maupun pihak yang memerlukan
di rumah sakit. Pada dasarnya tujuan PIO adalah:
1. Menunjang penggunaan obat yang rasional serta terlaksananya
pharmaceutical care.
2. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga
kesehatandan pihak lain di luar rumah sakit.
3. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
dengan obat/sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
terutama bagi Panitia Farmasi dan Terapi.
4. Meningkatkan profesionalitas apoteker.
2. Konseling Rawat Jalan
Konseling obat merupakan suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran
terkait terapi obat dari apoteker kepada pasien dan/atau keluarganya. Pemberian

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 16
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

konseling obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan


risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) dan meningkatkan cost-
effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan obat bagi
pasien (patient safety).
3. Visite
Kegiatan visite yang dilakukan melakukan visite kepada pasien di Ruang
Melati 1. Visite mandiri dilakukan setelah mengevaluasi terapi yang digunakan
pasien. Hal-hal yang perlu dipantau meliputi nilai tanda vital, hasil laboratorium,
dosis dan waktu pemberian obat yang diberikan kepda pasien baik oral maupun
injeksi, cara penggunaan obat, interaksi obat dan efek samping yang berpotensi
muncul. Sebelum melakukan visite harus dipersiapkan terlebih dahulu perihal
informasi yang akan disampaikan kepada pasien.
4. Unit Dispensing Sediaan Steril
Unit Dispensing Sediaan Steril (UDSS) di RSDM melayani rekonstitusi
obat sitostatika. UDSS memiliki 1 Apoteker penanggung jawab, 1 katim
(Koordinator Tim) dan 6 TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian), untuk jadwal
shiftnya memiliki 2 jadwal yaitu pagi (07.00-14.00) dan shift tanggung (09.00-
16.00). UDSS melayani semua bangsal yang menggunakan obat kemoterapi tatapi
lebih terfokus di mawar 3, anggrek 3 dan ODC (mawar 3 dan aster 1). Sediaan
kemoterapi memerlukan penanganan khusus, hal ini disebabkan sediaan
kemoterapi mempunyai banyak efek buruk antara lain karsinogenik, mutagenik,
dan teratogenik.
Kegiatan mahasiswa PKPA di unit ini berlangsung selama empat hari.
Kegiatan yang dilakukan meliputi: menghitung LPT (Luas Permukaan Tubuh)
pasien, mencocokkan dosis obat yang diresepkan dengan dosis obat menurut buku
DIH (Drug Injectable Handbook) berdasarkan diagnosisnya, menghitung volume
pengambilan obat yang akan direkonstitusi,menyiapkan kemasan obat sitostatika,
menyiapkan obat yang akan direkonstitusi pada transport box dan mengambil
baju steril di CSSD.
5. VCT
VCT merupakan singkatan dari Voluntary Conseling Test adalah suatu
proses konseling pra testing, konseling post testing dan testing HIV/AIDS secara

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 17
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

sukarela yang bersifat confidential dan secara lebih dini membantu orang
mengetahui status HIV/AIDS. Konseling pra testing memberikan pengetahuan
tentang HIV/AIDS dan manfaat testing, pengambilan keputusan untuk testing, dan
perencanaan atas issue HIV/AIDS yang akan dihadapi. Konseling post testing
membantu seseorang untuk mengerti dan menerima status HIV/AIDS dan
merujuk pada pelayanan dukungan. Konteks dari VCT adalah kerelaan dari
seseorang untuk melakukan tes HIV tanpa paksaan, rahasia terjamin, pelayanan
nyaman dan empati, mempromosikan perubahan perilaku yang bertanggung
jawab, pengobatan ARV dan memberikan pemecahan berbagai masalah terkait
dengan HIV/AIDS.
6. TBMDR
TBMDR merupakan singkatan dari Tuberculosis Multi Drug Resistant.
Penatalaksanaan pasien TBMDR di RSDM dilakukan dengan menerapkan strategi
DOTS yaitu diawasi langsung oleh petugas PMO yang merupakan petugas
kesehatan dari rumah sakit, pengawasan dilakukan dengan ketat dimana pasien
harus dalam pengawasan penuh oleh PMO ketika pasien menelan obat.
Pengobatan TBMDR memerlukan waktu lebih lama dari pasien TB bukan MDR,
sekitar 19-24 bulan karena pasien memerlukan pengobatan yang lebih kompleks
yaitu menggunakan OAT yang memiliki banyak efek samping. Pasien yang
dinyatakan menderita TBMDR harus mendapatkan KIE yang lengkap sehingga
pasien memiliki motivasi untuk melakukan pengobatan secara teratur dan tuntas
serta perlu ditekankan bahwa ketidakteraturan dalam pengobatan dapat
menimbulkan resiko kekambuhan, kegagalan pengobatan dan kematian.
7. UPOS
UPOS merupakan salah satu bagian dari unit dispensing sediaan steril
yang khusus menyiapkan sediaan steril campuran obat seperti IV admixture,
pencampuran elektrolit pekat dan TPN (Total Parenteral Nutrisi). UPOS dipimpin
oleh seorang APJ dan dibantu oleh beberapa TTK. UPOS berada di Gedung
Melati Lantai 1 yang terbagi menjadi dua ruangan, yaitu ruang rekonstitusi dan
ruang administrasi. Unit ini melakukan pelayanan setiap Hari Senin-Sabtu yang
terbagi dalam dua shift yaitu shift pagi (07.00-14.00) dan shift tanggung (09.00-
16.00). UPOS menerima resep dari semua ruang perawatan yang memerlukan
rekonstitusi khusus obat dalam bentuk injeksi. Biasanya resep yang dikerjakan

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 18
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

berasal dari pasien NICU dan HCU Neo untuk iv admixture, dan untuk TPN
berasal dari NICU, HCU Neo, HCU Melati 2, dan PICU, sedangkan pencampuran
elektrolit pekat dari semua bangsal.
Kegiatan mahasiswa PKPA di UPOS berlangsung selama empat hari.
Kegiatan yang dilakukan meliputi: melakukan telaah resep yang meliputi
ketepatan obat, indikasi, pasien, dosis, kontra indikasi dan interaksi obat;
menghitung volume sediaan yang diambil, mencatat pemberian obat pasien pada
lembar CPO; menyiapkan obat yang akan direkonstitusi; mengambil baju steril di
CSSD dan menyerahkan baju steril yang telah dipakai di unit laundry.
8. Farmasi Klinis Di RSDM Surakarta
Kegiatan farmasi klinik juga dilakukan di Melati 1 yang merupakan ruang
penyakit interna infeksi dan non infeksi. Kegiatan mahasiswa PKPA di farmasi
klinik selama 6 hari, yaitu dengan memantau profil pengobatan pasien yang
dipilih. Kasus yang dipilih dikaji lebih lanjut mengenai profil pengobatannya,
ketepatan penggunaan obat dan dosis yang diberikan ada tidaknya DRP pada
terapi yang diberikan. Selain itu mahasiswa diperkenankan mengunjungi pasien
untuk memantau perkembangan pasien dan mencari informasi tambahan yang
diperlukan dan tidak terdapat pada rekam medik ataupun mengkonfirmasi yang
tertulis di rekam medik.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan dan pengamatan PKPA dari bulan April 2016
sampai Mei 2016 dapat disimpulkan antara lain :
1. Pelaksanaan PKPA di RSUD Dr. Moewardi memberikan banyak manfaat
yang besar bagi mahasiswa untuk memasuki dunia kerja terutama dirumah
sakit, dalam rangka umtuk menjalankan peran dan fungsi Apoteker secara
profesional sesuai dengann sumpah ddan etika kefarmasian, peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi mempunyai peranan penting dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit terutama dalam bidang managerial,
karena semua perbekalan farmasi dikelola secara penuh oleh farmasi.

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 19
Makalah PKPA RSUD Dr.Moewardi

3. Secara umum, tugas dan fungsi dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr.
Moewardi sudah berjalan dengan baik.
B. Saran
1. Peningkatan dan pengoptimalan pengetahuan tentang obat dan kemampuan
apoteker dalam berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain terutama dokter,
serta berinteraksi dengan pasien dan keluarga pasien sehingga peran apoteker
dalam Pengelolaan Penggunaan Obat secara Rasional (PPOSR) dapat
diimplementasikan secara maksimal.
2. Materi dan kegiatan PKPA belum efektif dan efisien karena sebaagian besar
aktivitas yang dilakukan mahasiswa hanya membantu dalam pelayanan
sediaan farmasi.
3. Untuk kegiatan Farmasi klinik yang mereview pengobatan di bangsal melati,
alangkah baiknya jika kasus yang diangkat cukup satu saja serta visite ke
pasien juga dilakukan, sehingga mahasiswa PKPA dapat mereview kasus
tersebut lebih optimal.
4. Untuk kegiatan diskusi kasus farmasi klinik dengan tenaga kesehatan lainnya
seperti dokter, alangkah baiknya jika tetap dilaksanakan sesuai jadwal yang
telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, Jakarta.
Depkes RI, 2009, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Depkes RI, Jakarta.
Depkes RI, 2014.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56 tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, Jakarta.
Depkes RI, 2014.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.58 Tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta.
IFRS RSDM, 2014, Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr Moewardi, Surakarta.
IFRS RSDM, 2014, Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi RSUD Dr.
Moewardi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr Moewardi, Surakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Surakarta


Periode April 2016 – Mei 2016 Page 20

Anda mungkin juga menyukai