BAB I
PENDAHULUAN
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
merupakan hal yang tidak terpisah kan dari upaya kesehatan. Apoteker
perbekalan farmasi.
1
2
dengan dan melalui orang lain. oleh karena itu, manajemen juga sangat
Rumah Sakit.
Sakit..
sebagai berikut :
Rumah Sakit.
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Rumah Sakit.
4
profesional.
5
BAB II
Parepare, tepatnya di Jl. Ganggawa dan selesai pada tahun 1926 dengan
nama Rumah Sakit Umum. Tenaga dokter pada waktu itu hanya ada 2
Dokter yang bertugas yaitu dr. Debats yang berkebangsaan Belanda dan
Selatan, pada tanggal 7 Mei 2009, RSUD Andi Makkasau Kota Parepare
343/Menkes/SK/V/2009.
Kota Parepare
5
1 Kedudukan
Badan Layanan Umum Daerah RSUD Andi Makkasau Kota
daerah.
2 Tugas Pokok
Badan Layanan Umum Daerah RSUD Andi Makkasau Kota
kesehatan dan;
d Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
kesehatan.
Visi :
Misi :
dan efisien
yang yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh wakil direktur yang
berkoordinasi dengan fungsional yang terdiri dari Staf Komite Medik, Staf
8
pada Lampiran 1.
II.2.1 Visi, Misi dan Tujuan Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau
Kota Parepare
1. Visi
Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau Kota Parepare memiliki
dan profesional
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
3. Tujuan
a. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana untuk instalasi
kefarmasian
3) Alat kesehatan farmasi untuk pelayanan masyarakat
4) Alat pengelola data
5) Alat kantor dan rumah tangga
6) Dll
b. Peningkatan cakupan pelayanan kepada masyarakat
c. Peningkatan koordinasi, komunikasi, informasi dan edukasi kepada
II.2.2 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau Kota
Parepare
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang efektif,
resiko
d. Melaksanakan komunikasi, edukasi dan informasi (KIE) serta
pelayanan kefarmasian
g. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
memungkinkan)
11
pakai
l. Melaksanakan pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat
membawahi :
habis pakai dan bahan medis habis pakai merupakan komponen terbesar
pakai dan bahan medis habis pakai yang efektif dan efisien mendukung
farmasi, alat kesehatan dan bahan media habis pakai yang bermutu,
1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses kegiatan dalam pemilihan jenis,
oleh RSUD.
(drug of choice)
b. Perhitungan kebutuhan
Menentukan kebutuhan perbekalan farmasi merupakan
konsumsi.
Metode konsumsi merupakan perhitungan kebutuhan yang
adalah:
1) Pengumpulan dan pengolahan data
2) Analisa data untuk informasi dan evaluasi
3) Perhitungan perkiraan kebutuhan obat
4) Penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana.
Kebutuhan perbulan. Khusus untuk obat life saving agar tidak tejadi
metode perencanaan adalah data stok, yakni data stok awal dan
A = (B+C+D) E
dan bahan medis habis pakai, pada RSUD. Andi Makkasau Kota
yakni;
a) Vital (V), diperlukan untuk keselamatan hidup pasien (Life
Saving Drugs)
b) Esensial (E), jika perbekalan farmasi terbukti efektif
pasien.
c) Non-esesnsial (N), untuk perbekalan farmasi serta penyakit
Analisa A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC
2. Pengadaan
(RKO).
a. Pembelian
Pembelian adalah rangkaian proses pengadaan untuk
pemerintahan.
Beberapa metode pada proses pembelian antara lain dengan
catalog LKPP (untuk alkes, BMHP, obat generik dan non generik)
dengan RSUD.
b. Produksi
Produksi perbekalan farmasi di rumah sakit merupakan
yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi itu, jumlah maupun waktu
4. Penyimpanan
tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang
berdasarkan Alat Medis Habis Pakai dan Bahan Medis Habis Pakai,
hazard).
Pare-pare :
Keterangan :
Gambar 1 : obat LASA yang kekuatan kecil
Gambar 2 : obat LASA yang kekuatan sedang
1
Gambar 2
3 : obat LASA yang kekuatan besar 3
cairan nutrisi dan cairan dasar. Untuk sediaan injeksi, ditempatkan pada
lemari high alert ataupun lemari pendingin dengan kontrol suhu. Untuk
sediaan oral, ditempatkan pada lemari high alert, lemari paten BPJS,
21
adalah:
perbekalan farmasi.
d. Kondisi penyimpanan khusus, seperti vaksin memerlukan Cold
1 2
3 4
Keterangan :
Gambar 1. Lemari obat psikotropika
2. Lemari obat narkotika
3. Lemari obat termolabil
4. Lemari obat high alert
23
5. Pendistribusian
rawat inap, IGD, umum. Serta metode resep yang dilakukan dokter dari
7. Penghapusan
bulan.
b. Pelaporan
optimal.
1 tahun.
Kota Parepare ada dua yaitu pelayan farmasi klinik di ruang rawat inap
antara lain :
a. Skrining resep
Skrining resep dilakukan pada saat verifikasi resep sebelum
dan kontraindikasi.
b. Medication History Taking (MHT)
MHT dilakukan menurut prioritas yaitu pada pasien yang
sakit baik obat resep, OTC maupun herbal, apakah masih digunakan
interaksi, dan drug related problem (DRP) lain yang mungkin terjadi.
c. Monitoring atau pemantauan obat
Kegiatan pemantaaun pengobatan pasien tidak dilakukan pada
metode bedside counseling (di sisi tempat tidur) pasien yang akan
tertulis.
f. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan farmasi klinik
apabila ada pertanyaan lain yang serupa di kemudian hari. Selain itu,
baru tersebut.
RSUD Andi Makkasau Kota Parepare saat ini masih perlu peningkatan
Jumlah tempat tidur yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Andi
Makkasau Kota Parepare saat ini 250 dengan BOR 85%, ini menandakan
bahwa ada 200 pasien yang dirawat setiap hari dan membutuhkan
Rumah Sakit bahwa retio antara Apoteker dengan jumlah pasien 1:30
33
Peningkatan kunjungan pasien Rawat Jalan dan UGD hingga saat ini
mencapai rata-rata di atas 300 pasien per hari dengan jumlah resep 350-
II.4.2 Pengorganisasian
1. Unsur masukan (input): tenaga atau sumber daya manusia, sarana dan
Alat Kesehatan dan standar lain yang relevan dan dikeluarkan oleh
setiap depo farmasi dan juga bangsal. Pelaksana penjaminan mutu telah
menetapkan jadwal tertentu secara tiba-tiba dan acak untuk evaluasi dan
GELOMBANG I
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
unit kerja penunjang medis yang tidak menjadi bagian dari Instalasi
dan linen untuk tindakan pembedahan di IBS, OK IRD, dan instalasi lain
Direktur
Koordinator Operasional
Parepare terbagi menjadi 3 shift (24 jam), pagi, sore dan malam per 8 jam.
1. Collect /pengumpulan
2. Clean/pencucian
3. Desinfection/desinfeksi
4. Dry/pengeringan
5. Sort /pemilihan
6. Pack /pengemasan
7. Sterilize/sterilisasi
8. Store distribute
berikut:
a. Bila alat kesehatan/instrumen infeksius, maka lakukanlah proses
plastik (phoucess).
5. Beri label pada masing-masing alat atau instrumen yang telah
Vac, diberikan indikator luar dan dalam khusus untuk suhu rendah,
autoclave steam
8. Melakukan sterilisasi dengan mesin sterilisasi yang sesuai/tepat yaitu
a. Alat kesehatan/instrument terbuat dari logam stainsless steel,
tinggi.
9. Mengamati setiap mesin sterilisasi yang sedang beroperasi,
terjadi.
41
steril
a. Visi
Menjadi instalasi sterilisasi dan laundry yang terakreditasi tahun
2016
b. Misi
1. Mewujudkan pelayanan sterilisasi dan laundry yang
Kota Parepare No. 26 Tahun 2016 dibawahi langsung oleh Wakil direktur
dan limbah non medis (limbah domestik dapur, sisa makanan, ruang
Air Limbah).
3. Limbah Gas
Limbah gas di RSUD. Andi Makkasau kota Parepare berupa, hasil
Kota Parepare
farmasi.
Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah
atau tidaknya. Wadah atau jerigen tersebut anti bocor, anti tusuk dan
yang kuat, anti bocor, dan diberi label bertuliskan Limbah Sitotoksik.
Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil
cleaning service, tiap pagi dan sore hari. Penyimpanan limbah medis
disesuaikan dengan iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48
dengan persyaratan untuk tiap kilogram dinilai Rp. 40.000 dan masa
44
persyaratan kesehatan.
3. Limbah Cair
yang akan dibuang ke badan air atau lingkungan sudah dibuat dan
menggunakan kerikil, pasir dan ijuk. Setelah dua kali proses filterasi,
4. Limbah Gas
Parepare
waktu tinggal 5 detik di tungku kedua sangat cocok untuk bahan ini dan
suhu >850 C.
4. Insinerator dengan 1 (satu) tungku atau pembakaran terbuka tidak tepat
senyawa tidak beracun dapat digunakan tidak hanya untuk residu obat
Parepare
dibuang ke sarana air limbah atau inersisasi. Limbah padat farmasi dalam
BAB III
Kota Parepare yang terkait dengan farmasi, anatara lain apotek rawat
kesehatan, bentuk sediaan (oral, topikal, injeksi), obat generik, obat nama
peraturan yang berlaku. Obat psikotropika dan obat high alert juga
sistem First Expired first Out (FEFO). Menurut standar Joint Comission
kemasan primer dan lemari tempat penyimpanan seperti obat high alert
dan obat kanker. Selain itu, terdapat pula pelabelan pada kotak
yaitu dari jam 08:00 hingga 17:00 yang berada dalam 1 shift.
perbulan dan untuk obat life saving di buatkan per 3 bulan. Tiap unit atau
Parepare.
Metode konsumsi :
A = (B + C+ D) - E
51
Keterangan :
A = perencanaan
B = pemakaian rata-rata x 12 bulan
C = stok pengaman
D = lead time
E = sisa stok
RKO = LT + BS + SS + AU
Keteranga :
LT = lead time
BS = Buffer stok
SS = safety stok 10-15%
AU = Average use
adalah 141 pcs, sedangkan lead time-nya yaitu 2 minggu dan safety
stok yang harus disediakan yaitu stok 4 minggu tentukan ROP dan
Jawab :
Rumus ROP = (lead time (LT) x AU) + (Buffer stok (BS) X AU)
RKO = (lead time (LT) x AU) + (Buffer stok (BS) x AU) + safety
stoc + AU
Penyelesaiaan :
Diketahui AU = 141
LT =
52
BS = 1
= ( x 141) + (1 x 141)
= 211,5 pcs
RKO = (lead time (LT) x AU) + (Buffer stok (BS) x AU) + safety stoc +
AU
Analisis Pareto dari sediaan farmasi yang telah dihitung satu persatu
Keterangan :
53
stok.
murah, kualitas yang bagus dan memiliki kerja sama dengan Rumah
tidak cukup dan ditakutkan akan terjadi over stock untuk barang yang slow
moving.
generic, e-katalog non generic, non e-katalog non fornas, non e-katalog
datang dan dilakukan pemeriksaan oleh BPHP apabila barang rusak maka
farmasi ke depo dan unit pengguna dimulai dari tahap penerimaan formulir
56
lemari besi dan tidak terdapat sarana serta kran untuk irigasi mata.
(APD).
Farmasi
2. Penanganan penyimpanan B3 yang tidak sesuai untuk keamanan
3. Masih terdapat data kartu stok yang selisih dengan jumlah fisik dan
farmasi
2) Menyamakan persepsi mengenai sistem buffer
b. Keterlambatan pengiriman oleh distributor, dapat dilakukan denga
cara :
1) Membuat jadwal rutin penerimaan PF
2) Memberikan masukan kepada ULP untuk memberikan tindakan
Penanggung Jawab PF
c. Dilakukan sampling stok dan fisik sebanyak 19 item per hari,
berbeda
ruangan dimana depo farmasi rawat ini berada tidak jauh dari ruang
perawatan. Tugas pokok dan peran Apoteker di Ruang rawat inap terdiri
maupun fisika.
dan penyimpanan barang oleh petugas gudang, petugas dari depo rawat
inap akan mengambil dan mengecek kesesuai dengan jenis dan jumlah
yang diminta, selain itu juga dicek kondisi dan waktu kadaluarsa dari
obat untuk pasien rawat inap tiap ruangan yang diresepkan oleh dokter
tiap hari senin-sabtu. Dokter mengirim resap pasien pada setiap harinya
melalu perawat.
indikasi, tepat obat, tepat cara pemberian, tepat waktu pemberian, dan
rekonsiliasi obat.
1. Verifikasi resep
Hal-hal yang dilakukan apoteker selama verifikasi resep meliputi
formulir pemantauan terapi obat pasien rawat inap yang dapat dilihat
pasien meliputi :
a. Melihat kesesuaian antara resep dokter dengan kardeks (laporan
komprehensif
b. Memberikan informasi mengenai farmakologi, farmakokinetika,
bentuk sediaan obat, rejimen dosis, dan aspek lain terkait terapi
obat.
4. Pelayanan konseling
Konseling dilakukan untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat
penggunaan obatnya.
63
kondisi pasien yang akut ataupun keadaan pasien yang ingin segera
diberikan kepada pasien meliputi nama obat, khasiat obat, jumlah obat
khusus.
Rumah Sakit. Saat ini kegiatan PIO pasie sebagian besar berasal
Kota Parepare.
b. PIO aktif, yaitu berupa memberikan informasi secara aktif, seperti
media elektronik seperti internet yang berasal dari sumber yang dapat
perawatan.
PIO aktif RSUD Andi Makkasau Kota Parepare saat ini hanya
yang baru dirawat di RSUD Andi Makkasau Kota Parepare. Kegiatan ini
kadang, jika timbul gejala saja, dll), sumber obat, jumlah obat tersisa
dan melihat formulir pengkajian awal medik pasien yang ada di status
alergi dan efek samping obat yang pernah dialami pasien yang
(Lampiran 7).
RSUD Andi Makkasau Kota Parepare beberapa hal yang masih perlu
perawatan dan depo rawat inap baik dari segi manajemen dan farmasi
jam setiap hari senin-sabtu yang hanya berada dalam satu shift kerja.
Depo rawat jalan ini melayani pasien jaminan. Resep yang dilayani
pemakaain barang yang dilihat dari rekap laporan mutasi barang serta
barang yang diminta dengan yang diberikan pihak gudang, petugas depo
depo rawat jalan akan mencatat jumlah barang yang diterima pada kartu
stock barang dan sitem depo rawat jalan serta menyusun perbekalan
secara alfabetis dengan sistem First In First Out (FIFO) atau First Expired
sampai 25C yang dilakukan satu kali sehari. Perbekalan farmasi disusun
sesuai dengan bentuk sediaan, obat generik ataupun obat nama dagang.
68
khusus meliputi :
1. Termolabil
Dsimpan dalam lemari pendingin pada suhu 2 sampai 8 C. Kualitas
kali sehari
2. High Alert
Disimpan dalam lemari tersendiri yang dibatasi dengan lakban merah
ganda.
depo rawat jalan untuk obat-obat LASA. Obat-obat LASA (Look Alike
Sound Alike) disimpan dengan ketentuan yang berlaku yakni dengan tidak
depo rawat jalan terdiri dari resep manual. Paseien menggunakan resep
dari dokter dan harus disertai dengan SEP (Surat Eligibilitas Pelayanan)
kartu kontrol untuk pasien tertentu. Setelah diverifikasi jumlah dan jenis
diberikan kepada petugas depo rawat jalan lainya untuk di-dispense. Bagi
dengan jenis dan jumlah yang sesuai dan mencatatnya pada kartu stok.
Selain dispensing obat, depo rawat jalan juga menerima resep racikan.
obat yang diberikan sesuai dengan jumlah obat yang ditulis pada resep.
Obat bisa diretur jika obat tidak diambil oleh pasien/kelurga pasien.
diantaranya adalah :
farmasi
3. Ada beberapa obat lepasan (tidak pada kemasan aslinya) yang tidak
Kota Parepare yang tidak mengikuti antrian dan prosedur yang ada di
Kapsul berisi bahan aktif dan bahan tambahan seperti laktosa. Tetapi,
selama 24 jam setiap hari. Depo IGD juga melayani kebutuhan perbekalan
71
farmasi untuk ruang operasi di OK IGD. Depo IGD juga hanya melayani
kebutuhan perbekalan farmasi di IGD saja dan tidak menerima resep dari
untuk barang tersebut juga besar. Alur pelaksanaan ampra adalah sebagai
barang yang diambil dari Gudang dengan formulir ampra. Selain itu juga
stok barang di depo IGD dengan menulis di kartu stok dan dimasukkan di
jenisnya
b. Suhu penyimpanan dan stabilitas
Obat-obat termolabil yang memerlukan penyimpanan di suhu dingin
dagangnya
d. Sifat bahan
Bahan-bahan beracun dan berbahaya (B3) disimpan secara
Obat-obat yang termasuk dalam kelompok obat high alert dan obat
high alert pada kemasan primer dan stiker hijau bertuliskan LASA
dari dokter diterima oleh petuga depo dan akan diverifikasi oleh Asisten
resep, nama pasien, nomor rekam medis, dan tanggal lahir pasien.
pada lembar cheklist review resep obat pasien. Verifikasi dari segi
sesuai. Barang yang telah diambil lalu diberi etiket dan dimasukkan ke
ada
1. Petugas lebih cermat lagi dalam menulis kartu stok dan mengecek
set dan linen dari IBS, OK IRD, OK KB, Jantung, Hemodialisa dan
perawatan dalam keadaan bersih dan sudah dikemas dan diberi label dari
untuk disterilkan.
packing linen, disini dilakukan penyortiran linen yang masih layak untuk
akan disterilkan sudah bersih dengan baik, dan masih layak untuk
77
pendistribusian dan lalu lintas transportasi alat steril semakin dekat. Untuk
lokasi CSSD di RSUD Andi Makkasau Parepare letaknya agak jauh dari
kamar operasi ini menjadi salah satu kendala karena ruang operasi
dirumah sakit ini tidak terpusat pada satu tempat melainkan terdapat 3
bila suhu sterilisasi mencapai suhu diatas 121C maka indikator akan
dalam kantong bertanda khusus yang telah dilapisi dengan kantong plastik
suntik, sputum, obat yang tidak terpakai lagi, placenta, perban, dan lain-lain
disana karena insenerator yang dimiliki oleh rumah sakit tidak dapat
Air limbah dari seluruh ruang, termasuk dari dapur lemak dan loundy
yang dibebaskan ke lingkungan adalah air yang sudah bersih yang tidak
mencemari lingkungan.
BAB IV
IV.1 Kesimpulan
kefarmasian).
3. Pada instalasi sterilisasi alur pelayanan sterilisasi sudah baik.
IV.2 Saran
masing unit dan depo agar penerapan farmasi klinik bisa tercapai
dengan maksimal.
3. Sebaiknya disediakan ruangan racikan yang tertutup rapat 8 ,
6
menyediakan tempat cuci tangan dan APD di dalam ruang
racikan.
4. Perlu dilakukan perencanaan untuk pengadaan ruang penyiapan
farmasi.
5. Instalasi sterilisasi sebaiknya jalur distribusi tetap melalui ruangan
DAFTAR PUSTAKA
88
82
Direktur
SPI
Komit Komite
e Keperawatan
Wakil Direktur Bidang
Wakil Direktur Bidang
Pelayanan
Administrasi dan Keuangan
Sub Bidang Sub Bidang Sub Bidang Sub Bidang Sub Bidang Sub Bidang Rekam
Administrasi umum Akuntansi dan Penyusun Program Humas dan Pelayanan Medik Medis Pelaporan
dan Logistika Pelaporan dan Monev Pemasaran dan Penunjang Yankes dan SIM- 9
Medik RS 0
KJF
Instalasi KJF Instalasi KJF
84
9
1
85
Lampiran 6. Lembar Pemantauan Terapi Obat di RSUD Andi Makkasau Kota Parepare
9
3
9
87
1 2
3 4
Keterangan :