PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Tujuan umum
a. Melaksanakan salah satu peran,fungsi, dan kompetensi di Puskesmas
meliputi identifikasi resep, merencanakan dan melaksanakan
peracikan obat yang tepat.
b. Memberikan kesempatan untuk beradaptasi langsung dengan dunia
kerja kefarmasian sebenarnya,khususnya di Puskesmas.
c. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan peserta
didik sebagi bekal memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan
kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui data kependudukan di wilayah Puskesmas Pelambuan
b. Mengetahui Struktur Organisasi Puskesmas Pelambuan, dan peran
Instalasi Farmasi di Puskesmas.
c. Mengetahui proses Manajemen Perbekalan Farmasi di Puskesmas
Pelambuan.
d. Mengetahui sistem Manajemen SDM di Puskesmas Pelambuan
e. Memahami dan mampu memberikan pelayanan kefarmasian dengan
pendekatan pharmaceutical Care.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
C. Manajemen SDM
Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas.
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, Kepala Puskesmas merencanakan
dan mengusulkan kebutuhan sumber daya Puskesmas kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dalam hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat
terpencil tidak tersedia seorang tenaga kesehatan maka Kepala Puskesmas
merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah
diploma tiga (Permenkes RI No. 74 Tahun 2014 Pasal 33). Organisasi
Puskesmas disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota berdasarkan
kategori, upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas.
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
a) kepala Puskesmas;
b) kepala sub bagian tata usaha;
c) penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
d) penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e) penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
f) fasilitas pelayanan kesehatan (Permenkes RI No. 74 Tahun 2014 Pasal
34).
Sumber daya manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga
non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan
dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan memperimbangkan jumlah
pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,
karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya diwilayah kerja, dan
pembagian waktu krja. Jenis tenaga keshatan sebagaimana dimaksud paling
sedikit terdiri atas:
a. Dokter atau dokter layanan primer
b. Dokter gigi
c. Perawat
d. Bidan
e. Tenaga kesehatan masyarakat
f. Tenaga kesehatan lingkungan
g. Ahli teknologi laboratorium medic
h. Tenaga gizi
i. Apoteker
j. Tenaga teknis kefarmasian
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi
yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan
fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di
puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. bentuk dan jenis sediaan;
2. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan
Sediaan Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan
kelembaban;
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar;
4. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan
5. tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
Pengaturan penyimpanan obat :
1) Obat disusun secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan.
2) Obat dirotasi dengan sistem FIFO dan FEFO.
3) Obat disimpan pada rak.
4) Obat narkotik disimpan ditempat khusus untuk obat narkotik.
5) Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan diatas palet.
6) Tumpukan dus harus disusun dengan rapi dan sesuai dengan
petunjuk.
7) High Alert untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infus
tertentu, missal : heparin, insulin, dll. Penandaan diberikan stiker
High Alert.
8) LASA untuk obat-obatan yang termasuk kelompok LASA (Look
Alike Sound Alike). Penandaan dengan stiker LASA pada tempat
penyimpanan obat.
9) Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padatan.
10) Vaksin dan suppositoria harus disimpan dalam lemari pendingin.
11) Lisol dan desinfektan di letak kan terpisah dari obat lainnya.
5. Pendistribusian
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran obat dan penyerahan obat secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan
kesehatan seperti kamar obat, laboratorium, pustu, pusling, poskesdes dan
posyandu. Tujuan distribusi adalah memenuhi kebutuhan obat sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis,
mutu, jumlah, dan tepat waktu. Distribusi obat di Puskesmas dilakukan
mulai dari penyerahan/pengeluaran obat yang diperlukan dari gudang
obat puskesmas ke Apotek, Sub Unit Puskesmas seperti Poskesdes, Pustu,
Posyandu Lansia/Ibu dan Anak, Puskesmas Keliling. Kemudian obat
selanjutnya di serahkan kepada pasien berdasarkan resep yang di terima
bagian Tenaga Teknis Kefarmasian Puskesmas
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan frekuensi distribusi,
yaitu :
a. Jarak Sub Unit Pelayanan.
b. Biaya Distribusi yang tersedia.
6. Pengendalian
Pengendalian Sediaan Farmasi adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan
kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat
di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan;
b. Pengendalian penggunaan; dan
c. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah sebagai bukti bahwa suatu kegiatan
yang telah dilakukan, sumber data untuk melakukan pengaturan dan
pengendalian, sumber data dalam pelaporan. Selain itu, pencatatan stok obat
juga bertujuan untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan obat,
sehingga mudah dimonitor. Pencatatan stok obat meliputi keluar masuknya
obat, baik obat Narkotika, Psikotropika ataupun bukan jenis obat lain yang
dicatat dalam kartu stok masing-masing. Pencatatan stok dapat dilakukan
untuk periode tertentu, baik per hari, minggu ataupun perbulan.
3. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat
jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya
konseling adalah memberikan pemahaman yang benar mengenai obat
kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal
pengobatan, cara dan lama penggunaan obat, efek samping, tanda-
tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan obat.
Kegiatan Konseling :
BAB III
a) Luas wilayah
Tabel 3.1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Pelambuan pada Tahun
2017
Puskesmas ini dikepalai oleh dr. Taufik Rahman dan dalam pengelolaan
kefarmasiannya dibantu oleh 1 orang Apoteker yaitu Besty Wahyusari,
S.Farm.,Apt sebagai Apoteker penanggung jawab dan 2 orang TTK yaitu
Hj.Barkiah dan Akhyati, A.Md.,Farm.
S : Senyum
M : Mampu
A : Aktif
R : Ramah
T: Tanggung jawab
Selatan Amilin
11 Tenaga Penunjang 1 1
lainnya
12 Verifikator Keuangan 1 1
13 Pengadministrasian 1 1
Umum
14 Perigester Pasien 1 2 3
15 Cleaning Service 1 1
16 Satpam 1 1
Jumlah 8 31 39
1. Perencanaan
2. Permintaan
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
5. Pendistribusian
Pendistribusian obat dan Alkes di Puskesmas Pelambuan dilakukan ke
unit-unit pelayanan untuk kegiatan luar gedung, seperti Pusling, Pustu,
Posyandu Balita, dan Posyandu Lansia. Sedangkan untuk sub unit dalam
gedung yaitu laboratorium, KIA, Poli Gigi, Imunisasi dan Ruang
Tindakan. Setiap pengeluaran obat dan Alkes dicatat dalam buku
pemantauan. Fungsinya untuk memantau obat dan Alkes apa saja yang
keluar dari ruang farmasi sehingga memudahkan proses pencatatan
ataupun registrasi obat perbulannya.
6. Pengendalian
3) Penyerahan Obat
Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, petugas yang ada di ruang
apotek mengerjakan resep tersebut harus memeriksa kembali
kesesuaian antara jenis, jumlah serta aturan pakai dengan yang tertulis
pada resep. Pastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau
keluarganya. Setelah memverifikasi kepada pasien barulah dilakukan
PIO (Pelayanan Informasi Obat).
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Puskesmas
Secara geografis Puskesmas Pelambuan terletak di jalan Barito Hulu No.41
RT.051 RW.003 Kelurahan Pelambuan Kecamatan Banjarmasin Barat Kota
Banjarmasin. Luas wilayah kerja Puskesmas Pelambuan kira- kira 2,66 km2
yang memiliki 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Pelambuan dengan jumlah RT.72
buah dan RW 4 buah, sedangkan Kelurahan Belitung Selatan memilki jumlah
RT.42 buah dan RW.3 buah. Batas wilayah
kerja Puskesmas Pelambuan di Kelurahan Pelambuan meliputi :
Sebelah Utara : Kelurahan Kuin Cerucuk
Sebelah Selatan : Kelurahan Telaga Biru
Sebelah Barat : Sungai Barito (Kabupaten Barito Kuala)
Sebelah Timur : Kelurahan Teluk Dalam
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan Seleksi Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah sediaan
farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Proses seleksi
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan
pertimbangan berdasarkan metode konsumsi sediaan farmasi periode
sebelumnya, epidemiologi, dan metode gabungan.
Metode yang digunakan di Puskesmas Pelambuan yaitu menggunakan
metode gabungan (konsumsi dan epidemiologi). Namun lebih dominan
menggunakan metode konsumsi, hal ini dikarenakan metode epidemiologi
hanya digunakan pada saat KLB saja. Proses perencanaan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di Puskesmas Pelambuan
dilakukan dengan mengisi lembar perencanaan yang formatnya telah
ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan wujud dari kegiatan perencanaan. Pengadaan obat
dilakukan setiap satu bulan sekali dengan menyerahkan LPLPO ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. LPLPO dibuat 4 rangkap, yang mana 2
rangkap diserahkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 1 rangkap untuk
arsip di Puskesmas, dan 1 rangkap lagi untuk arsip Apotek di Puskesmas.
Selain LPLPO ada pula lembar permintaan obat khusus yang disebut
sebagai Surat Bon Obat. Surat Bon Obat digunakan jika Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) penggunaannya meningkat, untuk
menghindari kekosongan barang ataupun untuk Kejadian Luar Biasa
(KLB).
3. Penerimaan
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
dari Instalansi Farmasi. Penerimaan Sediaan Farmasi dan BMHP di
Puskesmas Pelambuan dari Instalansi Farmasi dilakukan pada minggu ke
dua untuk setiap bulannya. Saat penerimaan obat, petugas dari Instalansi
Farmasi bersama Apoteker atau petugas apotek Puskesmas Pelambuan
akan memeriksa kembali kesesuaian obat yang meliputi nama obat, jenis
sediaan obat, jumlah obat, potensi obat, tanggal ED obat sesuai atau tidak
dengan LPLPO.
4. Penyimpanan
Untuk penyimpanan obat-obatan di Puskesmas Pelambuan di simpan
berdasarkan:
a. Suhu penyimpanan
b. Bentuk sediaan
c. Alphabetis
d. FIFO (First In First Out)
e. FEFO (First Expired First Out)
f. Sumber dana (APBD dan JKN)
Untuk penyimpanan obat-obatan narkotik dan psikotropik di Puskesmas
Pelambuan disimpan dalam lemari terpisah terbuat dari besi yang
berkunci. Untuk obat APBD dan JKN (tablet, sirup, salep) disusun pada
rak-rak yang tersedia berdasarkan bentuk sediaan dan menggunakan
alfabetis agar mempermudah petugas dalam pencarian di rak atau lemari
obat. Penyimpanan obat APBD dan JKN disusun pada lemari yang
terpisah agar lebih memudahkan petugas dalam pencatatan dan
pelaporannya. Penyimpanan obat di Puskesmas Pelambuan lebih
mengutamakan metode FEFO karena yang masa kadaluarsanya lebih cepat
harus digunakan lebih awal, untuk obat LASA (Look Alike Sound Alike)
seperti simvastatin 10 mg dengan simvastatin 20 mg dan salbutamol 2 mg
dengan salbutamol 4 mg dan lainnya harus diberi label LASA, agar saat
pengambilan sediaannya lebih teliti untuk menghindari kesalahan. Selain
itu untuk peletakkan obat LASA dapat diselingi dengan obat yang bukan
termasuk obat LASA minimal 2 obat. Penyimpanan obat harus menjadi
perhatian khusus mengingat obat memiliki kestabilan pada suhu tertentu
sehingga tidak diperkenankan untuk meletakkan bahan-bahan selain obat
didalam lemari pendingin (kulkas). Obat-obat seperti suppositoria, injeksi
dan sebagainya harus disimpan dalam lemari pendingin (kulkas) dengan
kondisi suhu yang terkontrol, hal ini dilakukan untuk mencegah penurunan
mutu obat dan untuk mencegah kerusakan obat dalam masa
penyimpanannya.
5. Pendistribusian
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan BMHP dari Gudang Apotek
Puskesmas Pelambuan dilakukan ke beberapa sub unit pelayanan
kesehatan yang ada di Puskesmas Pelambuan itu sendiri yaitu ke Apotek
dan Poli-poli yang ada di Puskesmas Pelambuan. Pendistribusian obat dan
alat kesehatan juga dilakukan ke beberapa sub unit pelayanan kesehatan
luar gedung, seperti :
a. Pusling
b. Pustu
c. Posyandu Balita
d. Posyandu Lansia
Sebelum melaksanakan pelayanan kesehatan, masing-masing petugas sub
unit pelayanan kesehatan akan mengambil obat-obatan yang diperlukan di
kamar obat Puskesmas Pelambuan. Apoteker atau petugas farmasi yang
mengambil obat di lemari obat Apotek akan mencatat obat-obatan dan alat
kesehatan apa saja yang diserahkan kepada sub unit pelayanan kesehatan
tersebut pada buku pemakaian obat harian (buku pemantauan).
6. Pengendalian
Pengendalian obat / BMHP / dan Alkes di Puskesmas Pelambuan
dilakukan dengan perhitungan secara matang dengan melihat obat apa saja
yang diperlukan di Puskesmas yaitu dengan menggunakan data pada kartu
stok. Puskesmas Pelambuan melakukan pengendalian terhadap sediaan
obat (obat kadaluarsa) dengan cara mengembalikan obat tersebut ke
Instalansi Farmasi yang kemudian obat kadaluarsa tersebut akan
dimusnahkan dengan cara dibakar setiap 2 kali setahun (Juni dan
Desember). Persediaan stok obat di Puskesmas Pelambuan pernah habis,
tetapi bisa diatasi dengan cara melakukan permintaan khusus ke Instalansi
Farmasi melalui Surat Bon Obat, yang nantinya bon tersebut akan
dimasukkan ke permintaan LPLPO pada bulan berikutnya.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah rangkaian kegiatan dalam pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan
digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
a. Pencatatan Perhari
Pencatatan perhari dilakukan setiap hari oleh petugas farmasi di
Puskesmas Pelambuan pada kartu stok. Untuk petugas pelayanan,
pencatatan yang dilakukan di buku register harian adalah menyangkut
pemakaian obat per itemnya.
b. Pencatatan Bulanan
Pencatatan dilakukan menyangkut laporan penerimaan bulanan dan
rekapitulasi pemakaian harian obat pada buku penerimaan dan
pemakaian obat bulanan. Dari hasil pencatatan tesebut selanjutnya
dibuat laporan pemakaian obat selama 1 bulan dengan menggunakan
LPLPO yang sekaligus merupakan lembar permintaan obat yang
ditunjuk ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota Banjarmasin melalui
Instalansi Farmasi Kota Banjarmasin. Pencatatan pemakaian obat
golongan narkotika dan psikotropika walaupun jarang dipakai di
Puskesmas Pelambuan pelaporannya tetap dilakukan setiap bulan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Puskesmas Pelambuan merupakan suatu tempat pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan standar kesehatan masyarakat secara jasmani,
dan rohani. Puseksmas Pelambuan terletak di wilayah Barito Hulu No. 41 RT.
051 RW. 003 Kelurahan Pelambuan Kecamatan Banjarmasin Barat Kota
Banjarmasin.
Dalam kegiatan Pengantar Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan pada
tanggal 1 sampai 31 Desember 2018, dapat diambil kesimpulan yakni
sebagai berikut :
1. Bahwa Puskesmas Pelambuan memiliki luas wilayah kerja ±2,66 km 2
dengan 2 kelurahan yaitu Kelurahan Pelambuan dan Kelurahan Belitung
Selatan.
2. Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Pelambuan pada tahun 2017
tercatat sebanyak 47.470 jiwa dengan mata pencarian yang sangat
bervariasi diantara nya Pegawai Swasta, Pegawai Negeri, TNI/POLRI,
Pedagang, Jasa Transportasi, Buruh Bangunan/Pelabuhan dan sebagainya.
3. Kepala Puskesmas Pelambuan bernama dr. Taufik Rahman yang memiliki
beberapa staf dengan bidangnya masing-masing yang keseluruhan
berjumlah 39 orang termasuk Kepala Puskesmas.
4. Sedangkan manajemen SDM di ruang Apotek Puskesmas Pelambuan
Banjarmasin memiliki 1 orang Apoteker yaitu Besty Wahyusari,
S.Farm.,Apt dan 2 orang Tenaga Teknis Kefarmasian yaitu Hj.Barkiah dan
Akhyati, A.Md.Far.
5. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pelambuan terbagi menjadi 2 yaitu
pelayanan dengan resep Umum dan JKN.
6. Pelayanan untuk resep umum ditujukan pada pasien umum atau pasien
kurang mampu, sedangkan pelayanan untuk resep JKN ditujukan kepada
pasien yang mempunyai BPJS.
7. Manajemen pembekalan sediaan farmasi di Puskesmas Pelambuan
meliputi :
a. Perencanaan
b. Pengadaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
f. Pengendalian
g. Pencatatan dan Pelaporan
h. Pemantauan dan Evaluasi
8. Manajemen Sediaan Farmasi di Puskesmas Pelambuan salah satunya
Pendistribusian, Pendistribusian dilakukan ke sub unit pelayanan farmasi
seperti :
a. Pusling
b. Pustu
c. Posyandu
d. Posbindu
9. Pelayanan Informasi Obat (PIO) dapat dilakukan kepada :
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
d. Pasien
B. Saran