APRIL 2019
DI SUSUN OLEH :
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat meneyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan di
Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam melaksanakan tugas di
Program Studi D3 Farmasi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Penulis menyadari bahwa selesainya Laporan Praktek Kerja Lapangan ini tidak
terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materil.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
iii
9. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan semangat dan
motivasi serta do’anya selama ini.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang
telah membantu. Penulis menyadari bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sekiranya dapat memperbaiki Laporan Pengantar Praktek Kerja Lapangan
ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Tujuan Prektek Kerja Lapangan.....................................................3
C. Manfaat Prektek Kerja Lapangan...................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit....................................................................................5
B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit.......................................................13
C. Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit.....................................17
BAB III. PROFIL RUMAH SAKIT ISLAM
A. Sejarah Rumah Sakit.......................................................................44
1. Falsafah.....................................................................................44
2. Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit.........................................45
B. Organisasi Rumah Sakit.................................................................46
1. Struktur Rumah Sakit...............................................................46
2. SDM..........................................................................................46
C. Instalasi Farmasi Rumah Sakit.......................................................53
1. Struktur IFRS............................................................................53
2. SDM..........................................................................................55
3. Job Description dan Kualifikasi................................................56
BAB IV. PEMBAHASAN..............................................................................58
BAB V. PENUTUP.........................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Skema Alur Pelayanan Resep pada Pasien Umum Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Skema Alur Pelayanan Resep Rawat Jalan / Pasien Pulang di Depo Farmasi
Rawat Inap
vi
DAFTAR
LAMPIRAN 1. Lemari Obat Generik dan Obat Paten di Instalasi Farmasi Rawat
Inap
LAMPIRAN 2. Lemari Obat BPJS dan Alat Kesehatan BPJS Instalasi Farmasi
Rawat Inap
LAMPIRAN 4. Lemari Infus dan Alat Kesehatan Umum dan BPJS Instalasi
Farmasi Rawat Inap
vii
DAFTAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental
maupun spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak,
baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya
mendapatkan makanan, pakaian, perumahan, pelayanan kesehatan serta
pelayanan sosial lainnya yang diperlukan. Seiring dengan meningkatnya
kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan, maka rumah sakit sebagai salah
satu sarana kesehatan memegang peranan penting dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah
Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna.Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya
kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan
di Indonesia termasuk Rumah Sakit.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan farmasiklinik (Permenkes, 2016). Salah satu
kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu
adalah pelayanan farmasi rumah sakit.Hal ini tentunya menjadi tugas yang
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
1. Definisi dan Klasifikasi
a. Definisi Rumah Sakit
Menurut Undang Undang RI no 56 tahun 2014 tentang Rumah
Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah Sakit adalah institusi pelayananan kesehatan bagi
masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
perkembanganilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi,dan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat yangharus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yanglebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agarterwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
b. Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria
sebagai berikut:
1) Klasifikasi berdasarkan kepemilikan
a) Rumah sakit pemerintah (government hospital)
Rumah sakit pemerintah adalah rumah sakit yang
dibiayai dan diawasi oleh pemerintah dan diselenggarakan
oleh Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, maupun
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Rumah sakit ini
umumnya bersifat non profit. Rumah sakit pemerintah,
terdiri atas:
(1) Rumah sakit vertikal yang langsung dikelola oleh
Departemen Kesehatan
(2) Rumah sakit pemerintah daerah
5
6
b. Kedudukan
1) IFRS sebagai organisasi produksi
Sebagai organisasi atau lembaga produksi, ruang lingkup
fungsi IFRS terutama menyediakan dan menjamin mutu produk
yang diproduksinya serta berupaya memastikan terapi obat yang
efektif, aman dan rasional. Selain itu, IFRS juga mengadakan
pengendalian penggunaan serta sistem distribusi obat tanggap
dan akurat bagi seluruh pasien. Dalam proses produksi atau
pengadaan, IFRS melakukan berbagai tahap, antara lain desain
atau pengembangan produk, penetapan spesifikasi produk,
penetapan kriteria pemasok, proses pembelian, proses produksi,
pengujian mutu dan penyimpanan produk bagi pasien.
Disamping itu, IFRS melaksanakan pengemasan kembali obat
atau produksi obat untuk kemasan selama rentang terapi dan
kemasan dosis unit.
2) IFRS sebagai organisasi jasa dan pelayanan
IFRS merupakan suatu organisasi pelayanan dengan sistem
keterampilan, kompetensi dan fasilitas yang terorganisir
sehingga memberikan kepuasan kepada konsumen. Pada proses
pelayanan, IFRS berinteraksi langsung dengan konsumen pada
titik temu seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian tersebut.
Pelayanan harus tanggap terhadap kebutuhan konsumen dalam
ketetapan pelayanan, harga, jadwal pengantaran, dan kesesuaian
dalam memenuhi kegunaan. Interaksi langsung dalam
pelayanan
1
a. Perencanaan
Bertujuan untuk menyusun kebutuhan perbekalan farmasi
yang tepat sesuai kebutuhan,mencegah terjadinya kekurangan
barang farmasi, meningkatkan penggunaan perbekalanfarmasi
yang efektif dan efisien.
b. Pengadaan
Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi
yang berkualitas berdasarkan fungsiperencanaan dan
penentuan kebutuhan.
c. Penerimaan
Bertujuan untuk mendapatkan perbekalan farmasi yang
berkualitas sesuai kebutuhan.
d. Penyimpanan
Bertujuan untuk menjaga agar mutu perbekalan farmasi tetap
terjamin, menjamin kemudahanmencari perbekalan farmasi
dengan cepat pada waktu dibutuhkan dan mencegah
kehilanganperbekalan farmasi.
e. Pendistribusian
Bertujuan untuk memberikan perbekalan farmasi yang tepat
dan aman pada waktu dibutuhkan oleh pasien.
2
a. Seleksi/ Selection
Seleksi adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
kebutuhan. Seleksi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai ini berdasarkan:
1) Formularium dan standar pengobatan atau pedoman diagnosa dan
terapi
2) Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai yang telah ditetapkan
3) Pola penyakit
4) Efektifitas dan keamanan
5) Pengobatan berbasis bukti
6) Mutu
7) Harga
8) Ketersediaan di pasaran
Formularium rumah sakit disusun mengacu kepada formularium
nasional. Formularium rumah sakit merupakan daftar obat yang
disepakati staf medis, disusun oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT)
yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit (Permenkes, 2016).
a. Pembelian
Untuk rumah sakit pemerintah pembelian sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus sesuai dengan
ketentuan pengadaan barang dan jasa yang berlaku. Hal–hal yang
perlu diperhatikan dalam pembelian adalah:
1) Kriteria sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai, yang meliputi kriteria umum dan kriteria mutu
obat.
2) Persyaratan pemasok.
3) Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
4) Pemantauan rencana pengadaan sesuai jenis, jumlah dan waktu.
b. Produksi Sediaan Farmasi
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dapat memproduksi sediaan
tertentu apabila:
2
44
4
d. Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa membedakan
suku, agama, ras, aliran serta membentuk mental spiritual yang
islami.
4
DIREKTUR BPH
KOMITE SPI
Sub Bagian,
Sub Bagian Akuntansi Anggaran dan Evaluasi
Seksi
Sub Bagian,
SDM dan
Sub Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana
SDM dan
2. SDM
Direktur dibantu dengan dua orang Wakil Direktur yaitu Wakil Direktur
Administrasi Umum dan Keuangan dan Wakil Direktur Medik.
Selama perjalanannya Rumah Sakit Islam Banjarmasin dalam
pengabdiannya jabatan Direktur beberapa kali mengalami penggantian
sebagai berikut :
Fasilitas
1. Rawat Jalan
a. Poliklinik terdiri dari Poli Umum dan Spesialis sebagai
berikut: Umum Pagi : 08.00 - 12.00
Sore : 14.00 - 21.00
c. BPJS
a) Bedah Umum : dr. Tanto Raharjo, Sp. B
dr. Andy Nuransyah, Sp. B
b) Penyakit Dalam : dr. Meldy Muzada Elfa, Sp.PD
: dr. Djalkahuludin, Sp.PD
c) Anak : dr. Edy Hartoyo
d) Obgyn : dr. Deddy Madakusuma, Sp. OG
dr. Ayub. M. ASSA, Sp. OG
dr. Zakiyah, Sp. OG
dr. Ihya Ayub, Sp.OG
AL-FARABI : VVIP B : 9 TT
VVIP C : 3 TT
VVIP D : 6 TT
AL-RAZI : VIP B : 5 TT
VVIP B : 2 TT
KELAS I A : 6 TT
AL-GAZALI : ICU/ICCU : 8 TT
AL-HAITAM : II C : 6 TT
III B : 6 TT
II C : 7 TT
AL-BIRUNI : KELAS I A : 1 TT
KELAS III B : 4 TT
KELAS I A : 1 TT
KELAS II : 8 TT
KELAS III A : 3 TT
KELAS II : 2 TT
KELAS I : 1 TT
KELAS IIIA : 2 TT
KELAS I B : 4 TT
AL-KINDI : 15 TT
5
9. Non Medik
a. Bimbingan Rohani (Bimroh)
1) Bimroh Pasien
Kunjungan kepada pasien-pasien yang masuk maupun pasien
lama antara lain :
a) Bimbingan do’a
b) Do’a kesembuhan pasien
c) Konsultasi Agama
d) Bimbingan pasien dalam sakratul maut dan lain-lain
2) Bimroh Karyawan
a)Sholat Zuhur Berjamaah
b) Pengajian / Ceramah Agama
c) Peringatan Hari - Hari Besar Islam
3) Pelayanan Jenazah / Kamar Mayat
a) Memandikan Mayat
b) Mengkafani
c) Mensholatkan
4) Ambulance
Pelayanan antar jemput pasien selama 24 jam.
5) Masjid Abu Hanifah
a) Sholat Berjamaah
b) Pengajian / Ceramah Agama
c) Sholat Jum’at
6) Musholla Asy Syaabirin
Digunakan untuk sholat keluarga pasien dan masyarakat
pengunjung.
a) Koperasi Siti Chadijah
b) Kantin “ Barakat “
c) Area Parkir Cukup Nyaman
d) ATM Bank Syari’ah Mandiri
5
BAG. BAG.
2. SDM
SDM di IFRS Islam Banjarmasin terdiri atas Kepala Instalasi
Farmasi Rumah Sakit adalah Pejabat Rumah Sakit Islam Banjarmasin
(RSIB), dimana sorang Apoteker yang mampu dan professional
berwenang mengatur kegiatan di lingkungan Instalasi Farmasi Rumah
Sakit sesuai dengan kebijakan direktur. Apoteker bertanggung jawab
pada kegiatan kefarmasian yang meliputi perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian dan pelaporan perbekalan farmasi (obat,
alat kesehatan dan reagen) yang di gunakan di Rumah Sakit.
Instalasi Farmasi harus memiliki apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian yang sesuai dengan beban kerja dan petugas penunjang
lain agar tercapai sasaran dan tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Ketersediaan jumlah tenaga Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian di Rumah Sakit dipenuhi sesuai dengan ketentuan
klasifikasi dan perizinan rumah sakit yang ditetapkan oleh Menteri
(Permenkes, 2016).
Uraian tugas tertulis dari masing–masing staf Instalasi Farmasi
harus ada dan sebaiknya dilakukan peninjauan kembali paling sedikit
setiap tiga tahun sesuai kebijakan dan prosedur di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (Permenkes, 2016).
Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan menurut Permenkes No.
72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah
Sakit, kualifikasi SDM Instalasi Farmasi diklasifikasikan sebagai
berikut:
Untuk pekerjaan kefarmasian terdiri dari:
1) Apoteker
2) Tenaga Teknis Kefarmasian
Untuk pekerjaan penunjang terdiri
dari:
1). Operator komputer atau teknisi yang memahami kefarmasian
2) Tenaga administrasi
3) Pekarya atau pembantu pelaksana
5
Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik dan aman, maka dalam
penentuan kebutuhan tenaga harus mempertimbangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan jenis pelayanan, tugas, fungsi, wewenang dan
tanggung jawabnya (Permenkes, 2016).
c. Pengelolaan dokumentasi
1) Melaksanakan tata cara penyimpanan resep
2) Pencatatan sediaan farmasi
3) Penyimpanan surat pesanan
4) Ikut serta dalam pencatatan dan penyimpanan laporan
narkotika dan psikotropika.
BAB IV
PEMBAHASA
N
2. Pengadaan
Pengadaan adalah suatu kegiatan merealisasikan suatu perencanaan
atau untuk menyediakan berbagai sediaan obat/alat kesehatan di Instalasi
farmasi rawat jalan dan rawat inap Rumah Sakit Islam Banjarmasin
6
PAK
Stok Barang Catat di buku Obat di pesan sesuai
Retur + Tanda
Terima
3. Penerimaan
Penerimaaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuain jenis
spesifikasi, jumlah, mutu waktu dan harga tertera dalam kontak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima, dengan dilakukannya
pengecekan barang yang datang sesuikan dengan faktur. Penerimaan
6
3. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-
obatan yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin. Penyimpanan barang di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin disusun berdasarkan :
a. Bentuk Sediaan
Penyimpanan obat disesuaikan dengan bentuk sediaan seperti
tablet, sirup, salep, tetes mata, injeksi, infus, alat kesehatan dan susu.
Sediaan
6
4. Distribusi
Distribusi pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin
(rawat jalan) dengan metode Individual Prescription (peresepan
individual) yaitu menyiapkan dan mendistribusikan perbekalan farmasi
sesuai dengan permintaan yang tertulis dalam resep yang ditulis oleh
6
Rincian obat dan alat kesehatan yang digunakan pasien pada ruangan
ditulis pada blanko atau bon obat oleh perawat, diserahkan pada pasien
untuk diserahkan ke depo farmasi rawat inap. Tenaga Teknis
Kefarmasian akan menginput data dan memberi harga sesuai bon
pemakaian pasien. Pemakaian di ruangan IGD akan langsung diganti
dengan meletakkan barang yang telah digunakan ke dalam kotak khusus
yang akan diambil oleh perawat di IGD setiap pergantian shift agar stok
tetap. Sebelum dibawa ke ruangan IGD perlengkapan tersebut
sebelumnya harus di cek ketepatan jumlah, nama, dan jenis oleh perawat
sesuai buku catatan penggunaan obat yang dibawa, kalau sudah tepat
akan ditandatangani oleh Tenaga Teknis Kefarmasian.
Permintaan obat khusus untuk golongan Narkotika dan Psikotropika
oleh pasien yang dirawat di RSIB harus menggunakan resep asli yang
ditulis oleh dokter yang merawat pasien dan petugas instalasi farmasi
yang menerima resep wajib meneliti kelengkapan dan keabsahan resep,
meliputi identitas dokter (nama, alamat, dan SIP), nama dan komposisi
obat, aturan pakai, tanda tangan / paraf dokter dan identitas pasien
(nama, alamat, ruangan perawatan).
5. Pelayanan Obat
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin melayani resep
pasien rawat jalan dan pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin baik dari pasien umum maupun kerjasama dengan pihak
ke-
3 contohnya Pertamina, PLN, Indocement, dan lain-lain. Tempat
pelayanan resep di Rumah Sakit Islam Banjarmasin terbagi menjadi 2
tempat, yaitu rawat inap dan rawat jalan
Resep masuk
b. Pasien Jaminan
Resep masuk
Menyiapkan Etiket
Pengecekan kembali
Alur Distribusi dan pelayanan obat melalui system ODD (One Daily Dose)
di depo farmasi rawat inap secara umum, terbagi menjadi :
a. Pasien Rawat Inap
b. Pasien Pulang
Kuning IFRS
Obat diambilkan, diberi etiket, dicek dan dikemas
Farmasi Rawat Inap
Pasien datang
membawa lembar
7
Apabila pelayanan resep pasien pulang diluar waktu pelayanan kasir maka
pembayaran dilakukan langsung di depo farmasi rawat inap. Instalasi Farmasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Banjarmasin memberikan pelayanan seluruh
resep yang ada di Rumah Sakit Islam Banjarmasin dan resep dari luar Rumah
Sakit Islam Banjarmasin, baik pasien umum atau pasien jaminan, terkecuali
resep narkotika dari dokter luar dokter praktek Rumah Sakit Islam
Banjarmasin. Perbedaan antara pasien jaminan dengan pasien umum adalah
pada resep pasien jaminan diberi tanda kredit (CR), pasien membawa blanko
jaminan dan diberi kwitansi sebagai bukti piutang.
Kegiatan yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam
Banjarmasin selama kurang lebih 15 hari adalah sebagai berikut:
1. Menerima resep, membaca resep yang diterima, dan
mengecek kelengkapan resep kemudian menuliskan etiketnya.
2. Mengambil obat dari lemari penyimpanan kecuali untuk obat narkotika
atau psikotropika tidak diperbolehkan karena dalam pengambilan obat
tersebut sudah ada bagian penanggung jawabnya.
3. Menulis pengeluaran obat pada kartu stok.
4. Apabila ada resep racikan, maka tugas kami mengambil obat yang akan
diracik dan meraciknya, meminta tenaga teknis kefarmasian yang ada
untuk mengecek apakah obat yang diambil sudah benar.
5. Membuat puyer, kapsul, menambahkan air pada sediaan sirup
kering (misalnya: sirup kering antibiotik.
6. Membuat sirup dan membuat cream kemudian di kemas. Setelah obat
dikemas diserahkan kepada tenaga teknis kefarmasian untuk dicek
kembali dan di serahkan kepada pasien, meyerahkan obat kepada pasien
disertai dengan pemberian informasi indikasi obat serta aturan
pemakaiannya.
7. Mengambil obat yang datang dari PBF di Instalasi Farmasi Rawat Inap
memasukkan barang yang datang dan mencatat jumlah pemasukan obat,
no.batch dan tanggal kadaluarsa di kartu stok.
7
8. Ikut serta dalam kegiatan rutin yaitu stock opname di awal bulan dengan
cara menghitung jumlah obat yang terakhir dan menyesuaikan dengan
data komputer.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Islam Banjarmasin dari tanggal 1 Maret 2019 sampai dengan 30Maret
2019, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan untuk memberikan gambaran
secara nyata kepada mahasiswa mengenai kegiatan pelayanan kesehatan
yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit, sehingga calon Ahli
Madya Farmasi dapat lebih memahami tentang peranan seorang
farmasis dan memiliki keterampilan yang baik dalam melaksanakan
tugas dan fungsi pelayanan kefarmasian saat memasuki dunia kerja
nantinya.
2. Memahami manajemen kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin, yaitu:
a. Seleksi dan Perencanaan obat di Rumah Sakit Islam menggunakan
metode campuran yaitu merupakan gabungan dari metode konsumsi
dan metode epidemiologi.
b. Pengadaan obat dengan melakukan pembelian langsung kepada
Pedagang Besar Farmasi, konsinyasi dan pembelian tidak langsung
(kontrak) untuk barang yang pemakaiannya banyak serta
penggunaannya secara berkelanjutan yaitu cairan infus dan BAKHP
(Bahan Alat Kesehatan Habis Pakai).
c. Penerimaan dan pemeriksaan barang, setelah barang diterima
petugas akan melakukan pengecekan atau pemeriksaan fisik barang
dari supplier atau PBF sesuai dengan Surat Pesanan (SP) dan faktur
barang berupa kuantitas, kualitas, nomor batch, dan tanggal
kadaluwarsa barang yang diterima.
d. Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, golongan
obat, alphabet, dan stabilitas obat serta menggunakan sistem
penyimpanan FIFO, FEFO, LASA, dan Hight Alert
79
80
Anonim. 2015. Panduan Praktis Menyusun MJobdese. Raih Asa Sukses Penebar
Swadaya Grup) : Jakarta.
Siregar, Charles J.P. 2003. Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Terapan. Penerbit
EGC : Jakarta.
81
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Lemari Obat Generik dan Obat Paten di Instalasi Farmasi Rawat
Inap
LAMPIRAN 2. Lemari Obat BPJS dan Alat Kesehatan BPJS Instalasi Farmasi
Rawat Inap
82
8
LAMPIRAN 4. Lemari Infus dan Alat Kesehatan Umum dan BPJS Instalasi
Farmasi Rawat InaP
LAMPIRAN 10. Lemari Obat Narkotika dan Psikotropika & Lemari Pendingin
untuk Sediaan suhu dingin Instalasi Farmasi Rawat Jalan
8