SISKA, S.Farm.
2250201167
Februari 2023
SISKA, S.Farm.
2250201167
Disetujui Oleh:
apt. Wiwik Indiyati, Dra., M.s.. apt. Isti Agnia Lutifiah, S.Farm.
Pembimbing PKPA Universitas Preseptor PKPA Apotek Kimia Farma
Jenderal Achmad Yani Kopo 75
Mengetahui:
Februari 2023
SISKA, S.Farm.
2250201167
Disetujui Oleh:
Apt. Wiwik Indiyati, Dra., M.s.. apt. Isti Agnia Lutifiah, S.Farm.
Pembimbing PKPA Preseptor PKPA
Universitas Jenderal Achmad Yani Apotek Kimia Farma Kopo 75
LEMBAR PENGESAHAN
Februari 2023
SISKA, S.Farm.
2250201167
Disetujui Oleh:
Apt. Wiwik Indiyati, Dra., M.s.. Apt. Isti Agnia Lutifiah, S.Farm.
Pembimbing PKPA Preseptor PKPA
Universitas Jenderal Achmad Yani Apotek Kimia Farma Kopo 75
Mengetahui:
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat rahmat dan
karunia-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan, dengan judul
“Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma Kopo 75 ”
yang diajukan sebagai salah satu syarat Ujian Praktik Kerja Profesi Apoteker di
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad
Yani Cimahi.
Penulisan laporan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya
kepada :
Semoga segala doa, bantuan, motivasi dan dukungan yang telah diberikan,
mendapat balasan berupa kebaikan dari Allah SWT. Penulis berharap penulisan
laporan akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................................5
1.2 Tujuan............................................................................................................5
1.3 Manfaat..........................................................................................................6
1.4 Waktu Pelaksanaan........................................................................................6
BAB II PELAKSANAAN PKPA..........................................................................7
2.1 Tinjauan Apotek Kimia Farma Kopo 75.......................................................7
2.1.1 Pelayanan Kefarmasian di Apotek.............................................................8
2.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP di Apotek Kimia Farma
Kopo 75...................................................................................................................8
2.2.1 Perencanaan.................................................................................................8
2.2.2 Pengadaan...................................................................................................9
2.2.3 Penerimaan...............................................................................................11
2.2.4 Penyimpanan............................................................................................11
2.2.5 Pemusnahan dan Penarikan......................................................................12
2.2.6 Pengendalian.............................................................................................13
2.2.7 Pencatatan dan Pelaporan.........................................................................14
2.3 Pelayanan Farmasi Klinik............................................................................15
2.3.1 Pengkajian dan Pelayanan Resep.............................................................16
2.3.2 Dispensing................................................................................................16
2.3.3 PIO (Pelayanan Informasi Obat)..............................................................17
2.3.4 Konseling..................................................................................................18
2.3.5 Home Pharmacist Care...........................................................................18
2.3.6 PTO (Pemantauan Terapi Obat)..............................................................19
2.3.7 MESO (Monitoring Efek Samping Obat).................................................19
2.3.8 Kimia Farma Mobile................................................................................19
BAB III TUGAS KHUSUS STRATEGI MARKETING, KAIDAH
MAERCHINDAISING, MANAGERIAL PENYIMPANAN OBAT DI
APOTEK KIMIA FARMA KOPO 75...............................................................20
3.1 Pendahuluan..................................................................................................20
3.1.1 Latar Belakang...........................................................................................20
3.1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................21
3.1.3 Tujuan.......................................................................................................21
3.2 Tinjauan Pustaka..........................................................................................21
3.3 Hasil dan Pembahasan..................................................................................22
3.4 Kesimpulan.....................................................................................................23
Daftar Pustaka.....................................................................................................24
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) sebagai
berikut :
2. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi,
dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di apotek.
3. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di apotek.
4. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan
mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam
rangka pengembangan praktik farmasi komunitas di apotek.
5. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai
tenaga farmasi yang profesional.
6. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di
apotek.
1.3 Manfaat
Manfaat dilaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) sebagai
berikut :
1. Mengetahui, memahami tugas, dan tanggung jawab apoteker dalam
mengelola apotek.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di
apotek.
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di apotek.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesi.
Pada bagian depan terdapat swalayan Farmasi. Pada gondola atau rak
obat dimana terdapat obat-obat bebas atau yang disingkat dengan OTC (Over
the counter), first aids, food and snack, oral care, stomatch care, medicine,
baby and child care, vitamin dan mineral, food suplement, paper product,
milk and nutrition, traditional medicine personal care, beauty care, obat-obat
topikal serta alat kesehatan dan BMHP. Suplemen makanan dan susu
biasanya diletakan di wall gondola agar terlihat pasien dan tersusun rapi.
Terdapat tempat penyerahan obat, tempat penerimaan dan pelayanan resep
serta informasi tentang obat, tempat peracikan obat, terdapat kasir untuk
pasien membayar, terdapat kursi untuk pasien menunggu obat, terdapat lemari
untuk penyimpanan obat-obat ethical, terdapat gudang obat. Seluruh tempat
aktivitas dilengkapi dengan CCTV dan pendingin ruangan.
2.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP di Apotek Kimia Farma
Kopo 75
Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di
Apotek Kimia Farma Kopo 75 meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pengendalian, pemusnahan/penarikan, dan
pencatatan/pelaporan.
2.2.1 Perencanaan
Perencanaan adalah proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan untuk menentukan jumlah, jenis dan waktu yang tepat,yang akan
dipesan kepada distributor atau PBF. Perencaan dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang
sesuai kebutuhan dan menghindari terjadinya kekosongan atau penumpukan obat
sediaan farmasi, Alat Kesehatan dan bahan Hebis Pakai (BMHP). Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, dalam membuat perencanaan pengadaan perlu
memperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan
masyarakat. Perencanaan perbekalan sediaan farmasi di Apotek Kimia Farma
Kopo 75 dilakukan berdasarkan:
1. Metode Konsumsi
Metode Perencanaan dengan pola konsumsi kebutuhan didasarkan pada
data histori penjualan barang pada periode sebelumnya.
2. Metode Epidemiologi
Metode Perencanaan epidemiologi kebutuhan dengan memperhatikan
pola penyakit berdasarkan pada data jumlah kunjungan frekuensi penyakit,
kejadian penyakit yang umum, dan pola perawatan standar dari penyakit yang
ada.
3. Metode min-max
Analisis pareto merupakan metode perencanaan pengadaan barang di
apotek setiap bulan,yaitu dengan melihat jumlah penjualan pada bulan
sebelumnya. Pareto berisi daftar barang yang terjual yang memberikan
konstribusi terhadap omzet, disusun berurutan berdasarkan nilai jual dari
yang tertinggi sampai yang terendah Pareto terdiri dari:
2.2.2 Pengadaan
Pengadaan merupakan suatu aktivitas yang dilalukan untuk marealisasikan
hasil dari perencanaan, biasanya pengadaan dilakukan dengan cara pembelian
langsung atau melalui jalur resmi sesuai dengan peraturan dan perundang –
undangan yang berlaku menggunakan surat pesanan. Tujuan pengadaan
perbekalan farmasi adalah untuk menjamin tersedianya jenis dan jumlah
perbekalan farmasi yang dibutuhkan di Apotek. Pemesanan barang ke Pedagang
Besar Farmasi (PBF) dilakukan melalui Bisnis Manajer (BM) bagian
pengadaan(logistik) Unit Bandung. Pengadaan didasarkan pada data MinMax P2.
BM kemudian mengirimkan Surat Pesanan (SP) gabungan dari rincian Apoteknya
melalui email ke PBF, dan PBF akan mengirim barang sesuai dengan SP.
Pengadaan yang dilakukan di apotek Kimia Farma Kopo 75 terbagi menjadi 2
yaitu pengadaan rutin dan pengadaan non rutin. Pada pengadaan rutin yang
dilakukan sebagai berikut :
2.2.3 Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam SP
dengan kondisi fisik yang diterima. Setiap barang yang datang diterima untuk
diperiksa kesesuaian barang yang tertera pada faktur. Pada saat penerimaan
barang, pengecekan dilakukan terhadap nama obat, kekuatan sediaan, jumlah
obat, tanggal kadaluwarsa, no batch, serta kondisi fisik barang. Setelah kondisi
barang yang diperiksa sesuai dengan Surat Pesanan, maka petugas menanda
tangani faktur dan pemberian stampel apotek sebagai bentuk legalitas. Faktur
yang asli diserahkan ke PBF sebagai tanda terima dan akan digunakan sebagai alat
tagih. Satu lembar salinan faktur sebagai arsip di Apotek dan satu lembar salinan
faktur diserahkan ke bisnis manajemen. Apabila barang yang diterima tidak sesuai
pesanan atau terdapat kerusakan fisik, maka bagian pembelian akan membuat nota
pengembalian barang/retur dan mengembalikan barang tersebut ke distributor
yang bersangkutan untuk kemudian ditukar dengan barang yang sesuai.
2.2.4 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan
cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu sediaan
farmasi. Tujuan dari penyimpanan adalah untuk memelihara bentuk sediaan
farmasi, menghindari 9 penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga
ketersediaan serta memudahkan pencarian dan pengawasan.
2.2.6 Pengendalian
Pengendalian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mempertahankan jenis dan jumlah persediaan suatu kebutuhan pelayanan. Tujuan
dari pengendalian untuk menghindari terjadinya kelebihan dan kekurangan,
kekosongan, kerusakan, serta kadaluarsa. Pengendalian biasanya menggunakan
kartu stok yang mencangkup nama obat, jumlah pemasukan dan pengeluaran,
tanggal kadaluarsa serta sisa persediaan.
1. Uji Petik
Uji petik merupakan kegiatan pencatatan stok barang di Apotek yang
dilakukan oleh petugas Apotek. Uji petik dilakukan untuk mengecek
kesesuaian barang yang terdapat dalam rak penyimpanan dengan data barang
yang tercantum dalam komputer. Uji petik dilakukan secara acak terhadap 20
item per-harinya, dan dicek antara kesesuaian barang fisik dengan barang
yang tercantum dalam komputer.
2. Stock Opname
Stock opname merupakan kegiatan pemeriksaan jumlah dan kondisi fisik
barang yang dilakukan di Apotek Kimia Farma Kopo 75 setiap 3 bulan sekali.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah jumlah fisik
barang sesuai dengan kartu stok atau database yang ada di komputer,
mengetahui ada atau tidaknya barang yang hilang, mengetahui waktu
kadaluarsa barang, dan mengetahui barang-barang yang slow moving dan fast
moving sebagai acuan untuk perencanaan pengadaan yang lebih baik. Jika
ditemukan selisih setelah dilakukan stock opname maka tindakan selanjutnya
akan di sesuaikan dengan kebijakan perusahaan tersebut. Apabila ditemukan
selisih lebih antara jumlah persediaan atau nilai kas persediaan, maka
perusahaan harus melakukan pengecekan ulang untuk mengetahui apakah
terdapat kemungkinan transaksi yang belum dicatat atau terjadi kesalahan saat
melakukan pencatatan. Namun jika yang ditemukan adalah selisih kurang
biasanya ada dua kemungkinan yaitu, membuat jurnal penyesuaian atas
kekurangan tersebut dan kemudian akan dibebankan pada perusahaan. Tetapi,
jika peraturan perusahaan mewajibkan petugas di bagian persediaan untuk
mengganti kekurangan dari persedian tersebut, maka jurnal penyesuaian tidak
perlu dibuat kecuali harga pokok persediaan berbeda dari harga penggantian.
3. Kartu Stok
Pengendalian perbekalan farmasi dilakukan menggunakan kartu stok. Kartu
stok terdiri dari tanggal, nomor dokumen, jumlah masuk, jumlah keluar, sisa
stok, no batch, tanggal kadaluwarsa, dan paraf petugas. Pada obat narkotika
dan psikotropika, kartu stok pada keterangan dokumen dituliskan nomor
resep obat narkotika dan psikotropika, agar lebih mudah untuk
mengendalikan dan mengawasi penggunaan.
1. Pelaporan Internal
a. Bukti Setoran Kas (BSK)
Berisi jumlah penerimaan uang yang berasal dari penjualan obat
dengan resep dokter dan tanpa resep dokter, penjualan alat kesehatan
dan dari bagian swalayan, serta jumlah uang yang dikeluarkan untuk
kepentingan operasional. Hasil penjualan harus disetorkan apotek ke
rekening BM dan bukti setoran diserahkan ke BM. Penyetoran
dilakukan keesokan hari nya setelah shift terakhir disertai bukti setor
ke bank.
b. Laporan Ikhtisar Pendapatan Harian (LIPH)
merupakan rincian penjualan yang dilakukan Apotek setiap harinya
kepada tiap pasien, baik penjualan tunai maupun kredit. Dalam LIPH
juga terdapat rekap penjualan Apotek berdasarkan resep, UPDS, atau
HV.
c. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Kas Kecil(LRPDDK)
LRPDKK berisi data jumlah pengeluaran yang digunakan untuk
kepentingan operasional beserta melampirkan struk pembelian dan
kwitansi pengeluaran.Laporan dibuat setiap seminggu sekali,
kemudian dikirim ke BM seminggu sekali. Lalu, BM akan mengganti
jumlah uang yang sesuai dengan jumlah pengeluaran yang terdapat
dalam LRPDKK.
b. Pelaporan Eksternal
Pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dilakukan tanggal 10
setiap bulan. Untuk pelaporan penggunaan obat golongan narkotika
menggunakan sistem online dengan SIPNAP (Sistem Informasi
Penggunaan Narkotika dan Psikotropika) yang dikelola oleh Dinas
Kesehatan Kota Bandung. Apotek Kimia Farma Kopo 75 laporan
penggunaan obat golongan narkotika setiap bulan. Laporan tersebut paling
sedikit terdiri atas nama, bentuk sediaan dan kekuatan dosis narkotika
dan psikotropika, jumlah persediaan awal dan akhir bulan, jumlah yang
diterima dan jumlah yang diserahkan. Yang kemudian dilaporkan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota dengan tembusan
Kepala Balai POM setempat. Untuk penggunaan morfin dan fetidin harus
diminta data pasien seperti nama pasien, alamat pasien, fotocopi Kartu
Tanda Penduduk (KTP), nama dokter, nomor SIP dan lainnya.
2.3 Pelayanan Farmasi Klinik
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pelayanan farmasi klinik di Apotek
merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien berkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkat kan kualitas hidup pasien. Pelayanan farmasi klinik yang diterapkan di
Apotek Kimia Farma Kopo 75 meliputi pengkajian dan pelayanan resep,
dispensing dan Pelayanan Informasi Obat (PIO), swamedikasi, konseling, Home
Pharmacy Care. Pelayanan farmasi klinik di Apotek Kimia Farma Kopo 75
dibagi menjadi beberapa pelayanan yaitu:
2.3.2 Dispensing
Dispensing merupakan suatu kegiatan yang dilakukan mulai dari
penyiapan, penyerahan serta pemberian informasi. Obat akan disiapkan sesuai
dengan jumlah yang tertera di dalam resep, jika terdapat obat racikan, obat yang
telah diracik dimasukan ke wadah yang tepat. Setelah penyiapan obat maka obat
tersebut harus diperiksa kembali guna menghindari kesalahan dalam pemberian
obat, kemudian sebelum diberikan kepada pasien pastikan etiket yang ditulis
sudah benar. Setelah itu, baru obat diberikan kepada pasien bersamaan dengan
PIO (pelayanan informasi obat). dispensing dilakukan setelah melakukan
pengkajian resep, untuk resep kredit setelah dikaji langsung disiapkan, sedangkan
untuk resep umum dilakukan pengecekan stok komputer dan stok fisik, kemudian
konfirmasi harga kepada pasien, setelah itu obat disiapkan. Sesuai dengan
Permenkes Nomor 73 tahun 2016, dispensing terdiri:
2.3.4 Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga pasien untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran,
dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Konseling ditentukan oleh prioritas
pasien yang dianggap memerlukan layanan konseling, seperti pasien yang
menderita penyakit kronis, pasien dengan polifarmasi dan memerlukan perhatian
khusus tentang penggunaan obat, pasien geriarti atau pasien pediatri. Pada saat
konseling, dilakukan penilaian awal terhadap pasien untuk mengidentifikasi
adanya pelayanan kefarmasian yang perlu ditindak lanjuti dengan pelayanan
konseling. Pelayanan konseling sebaiknya dilakukan di ruangan yang terpisah dan
bebas dari gangguan suara dan distraksi pelanggan lain di Apotek, serta
disesuaikan dengan jadwal dan rencana yang sebelumnya telah disepakati.
a) Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah baru. Wadah sekurangkurangnya memuat nama obat, nomor
batch dan tanggal kedaluwarsa.
b) Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
c) Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
d) Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan
kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.
3.1.3 Tujuan
Tujuan penyimpanan obat dengan penandaan/pelebelan lasa adalah untuk
membuat strategi managerial yang baik dalam proses penyimpanan untuk
menghindari adanya kesalahan pengambilan obat dan membudahakan dalam
pengambilan obat.
2. Obat LASA diletakkan tidak berdekatan satu sama lain (diberi jarak 2 kotak
atar LASA setipe) untuk mencegah terjadinya potensi kesalahan.
3. Pada kotak dan rak penyimpanan obat lasa ditempel stiker LASA
3.4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan penyimpanan obat penandaan/pelebelan
LASA di apotek kimia Farma Kopo 75 dilakukan sebagai berikut sudah sesuai
dengan prosedur yang ada. Hal ini dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang
tersedia sudah memadai dan cara pengaturan dan penyusunan stok obat yang
dilakukan di gudang penyimpanan obat telah sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ranti,Y,P., Mongi, J., Sanbow, C., dan Karauwan,F. (2021). Evaluasi Sistem
Penyimpanan Obat Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian M Manado.
Jurnal Biofarmasetika Tropis. 4(1) : 80-87
LAMPIRAN I
DENAH LOKASI APOTEK KIMIA FARMA KOPO 75