Juni 2022
Disetujui Oleh:
Mengetahui:
Business Manager
PT. Kimia Farma
Apotek Unit Bisnis
Bandung
Adapun maksud dan tujuan laporan akhir ini disusun adalah untuk memenuhi
salah satu syarat mengikuti Ujian Profesi Apoteker pada Program Studi Profesi
Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani.
Penulisan laporan akhir ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan banyak pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan penuh
kesungguhan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak apt. Oliv Fabia, S.Farm., selaku BM (Bussiness Manager) Kimia Farma
Bandung, serta seluruh Staff dan Karyawan Apotek Kimia Farma.
2. Ibu Prof. Dr. apt. Afifah B. Sutjiatmo, MS., selaku Dekan Fakultas Farmasi,
Universitas Jenderal Achmad Yani.
3. Ibu apt. Linda P Suherman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Ibu Dr. Apt. Mira Andam Dewi M.Si., selaku koordinator Praktik Kerja
Profesi Apoteker di Apotek, Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas
Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani.
5. Bapak Dr. apt. Fahrauk Faramayuda, M.Sc, selaku pembimbing Praktik Kerja
Profesi Apoteker yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian
laporan dan memberikan arahan serta pengetahuan selama melaksanakan
PKPA.
6. Ibu apt. Wida Mulyaningsih, S.Farm., selaku Pembimbing Praktik Kerja
Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 0355
Lemah Nendeut atas semua dukungan, masukan dan ilmu yang telah
diberikan selama pelaksanaan dan penyusunan laporan Praktik Kerja Profesi
Apoteker ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi,
Universitas Jenderal Achmad Yani.
8. Seluruh staff dan karyawan Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas
Farmasi,Universitas Jenderal Achmad Yani.
9. Apoteker pendamping, TTK serta seluruh karyawan Apotek Kimia Farma
0355 Lemah Neundeut yang telah memberi ilmu serta pengalaman PKPA
yang menyenangkan.
10. Kedua orang tua serta kakak dan adik yang selalu memberikan motivasi,
semangat, kasih sayang serta doa yang tulus dalam penyelesaian studi ini.
11. Sahabat dan rekan-rekan Program Studi Profesi Apoteker Angkatan XXXII
yang telah memberikan pengalaman, pembelajaran, dan kesanyang tidak akan
pernah terlupakan.
12. Semua pihak yang telah membantu, menginspirasi, dan mendoakan yang tidak
i
dapat dituliskan satu persatu.
ii
Dalam penulisan laporan akhir ini penulis banyak mendapat kesulitan dan
hambatan, sehingga masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................V
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................VI
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................. 1
1.2 TUJUAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER.............................................................. 1
1.3 MANFAAT PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER......................................................... 2
1.4 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER....2
BAB II......................................................................................................................3
PELAKSANAAN PKPA.........................................................................................3
2.1 TINJAUAN UMUM PT. KIMIA FARMA (PERSERO)............................................3
2.1.1 Lokasi dan Tata Letak Apotek Kimia Farma 0355 Lemah Neundeut.....3
2.1.2 Struktur Organisasi..................................................................................3
2.1.3 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma 0355 Lemah Neundeut.........3
2.2 PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALKES DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
(BMHP)................................................................................................................4
2.2.1 Perencanaan.............................................................................................4
2.2.2 Pengadaan................................................................................................4
2.2.3 Penerimaan..............................................................................................5
2.2.4 Penyimpanan............................................................................................6
2.2.5 Pemusnahan.............................................................................................6
2.2.6 Pengendalian............................................................................................6
2.2.7 Pencatatan dan Pelaporan........................................................................7
2.3 PELAYANAN FARMASI KLINIK........................................................................................... 7
2.3.1 Pengkajian dan pelayanan resep..............................................................7
2.3.2 Dispensing...............................................................................................8
2.3.3 Pelayanan Informasi Obat (PIO).............................................................8
2.3.4 Konseling.................................................................................................8
2.3.5 Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)....................9
2.3.6 Pemantauan Terapi Obat (PTO)..............................................................9
2.3.7 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)................................................9
BAB III..................................................................................................................10
TUGAS KHUSUS.................................................................................................10
LABEL OBAT.......................................................................................................10
3.1 PENDAHULUAN..................................................................................................................... 10
3.2 PEMBAHASAN........................................................................................................................ 10
3.3 KESIMPULAN.......................................................................................................................... 12
iv
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah apoteker (PP 51, 2009; Permenkes RI, 2014). Apoteker
sangat erat kaitanya dengan apotek, dimana apotek merupakan salah satu tempat
dilakukannya pekerjaan kefarmasian, di samping penyaluran sediaan farmasi, dan
pembelakan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sesuai dengan peraturan
pemerintah, apotek harus di bawah tanggung jawab seorang apoteker.
Dengan ini untuk mempersiapkan apoteker yang profesional dan kompeten maka
perlu dilakukan kegiatan praktik kerja di Apotek yang akan memberikan ilmu dan
pengalaman bagi calon apoteker untuk berperan secara langsung dalam pelayanan
kefarmasian pada masyarakat dan sebagai pelatihan untuk penerapan ilmu yang
telah didapatkan. Berdasarkan hal tersebut, Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, berkerja sama dengan PT.
Kimia Farma Apotek Unit Bisnis Bandung dalam menyelenggarakan kegiatan
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Dengan adanya kegiatan ini diharapkan
tersedianya tenaga kefarmasian yang kompeten yang dapat menjamin kualitas
pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Indoneia.
1
dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek
3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan mempelajari
strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan praktek farmasi komunitas di apotek Pelaksanaan PKPA di
Apotek
4. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga
farmasi yang profesional.
5. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di
apotek.
2
BAB II
PELAKSANAAN PKPA
3
2.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai harus
dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang
efektif baik secara manual maupun digitalisasi untuk menjamin kendali mutu dan
kendali biaya (Kemenkes RI, 2019).
2.2.1 Perencanaan
Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP adalah tahap awal untuk
menepakan jenis serta jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang
sesuai dengan kebutuhan (Kemenkes RI, 2019)
Metode perencanaan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 0355 Lemah
Neundeut meliputi:
1. Analisis pareto
Analisis adalah penggolongan berdasarkan peringkat prioritas yang dibagi
kedalam tiga kelompok yaitu A, B, C.
a. Pareto A : 15-20% dari jumlah jenis barang bernilai 80% dari total nilai
persediaan
b. Pareto B : 20-25% berikutnya bernilai 15% dari total nilai persediaan
c. Pareto C : 50-60% sisanya bernilai 5% dari total nilai persediaan barang
Keuntungan analisis pareto yaitu pemasaran ekonomis, persediaan barang
terjaga sehingga tidak terjadi stock out, atau over stock, terhindar dari risiko
barang rusak, hilang, atau kadaluarsa.
2. Defekta
Defekta adalah nama-nama obat yang telah mencapai stok minimal.
3. Data penolakan
Data penolakan adalah nakma-nama obat yang diminta oleh konsumen namun
tidak tersedia di apotek.
2.2.2 Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, melalui pembelian. Untuk menjamin kualitas
pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Kemenkes RI, 2019). Pengadaan
di Apotek Kimia Farma 0355 Lemah Neundeut terdiri dari :
1. Pengadaan Rutin
Pengadaan rutin yang dilakukan di Apotek Kimia Farma yaitu Forecasting.
Forecasting merupakan suatu sistem yang bersifat otomatis yang telah
terprogram di komputer dimana jika jumlah obat/barang kurang dari jumlah
maksimum akan muncul pada kolom SP. Pengadaan dengan sistem
forecasting dilakukan setiap dua minggu sekali.
2. Pengadaan Non-rutin
a. Dropping
Dropping adalah penyerahan obat atau perbekalan farmasi lainnya yang
dilakukan antar apotek Kimia Farma dengan menggunakan BPBA (Bon
Permintaan Barang Apotek). Pengadaan ini dilakukan bila pasien
memerlukan obat yang kurang atau tidak tersedia di Apotek Kimia Farma
0355 Lemah Neundeut, dengan tujuan untuk menghindari penolakan resep.
b. Pengadaan Cito
4
Pengadaan cito merupakan pengadaan barang melalui Business Manager
(BM) dan diantarkan secepat mungkin karena barang tersebut sangat
dibutuhkan atau ditunggu oleh pasien. Apabila barang tidak tersedia di
BM, maka BM akan membuat Surat Pesanan (SP) dan dikirimkan ke
Pedagang Besar Farmasi (PBF) dengan memberi keterangan permintaan
barang yag bersifat cito.
c. Pembelian Mendesak
Pembelian mendesak dilakukan jika obat yang dibutuhkan tidak
tersedia/kosong di Apotek Kimia Farma, sehingga pengadaan obat
dilakukan dengan cara pembelian ke apotek non Kimia Farma.
d. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan bentuk kerjasama antara apotek Kimia Farma
dengan distributor yang ingin menitipkan produknya di apotek seperti
suplemen. Pembayaran kepada distributor dilakukan setelah produknya
terjual.
3. Pengadaan khusus
Pengadaan khusus adalah pengadaan yang diperuntukkan untuk obat golongan
narkotika, psikotropika dan prekursor. Pada pengadaan ini surat pesanan yang
digunakan tersendiri berbeda dengan surat pesanan pada pengadaan yang lain.
ini tercantum dalam peraturan BPOM RI Nomor 24 Tahun (2021). Dimana
surat pesanan narkotika, psikotropika dan prekursor ditandatangani oleh
Apoteker pemegang SIA dengan mencantumkan nomor Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) dan stempel apotek dan dikirimkan langsung ke pemasok.
Surat pesanan untuk narkotika dibuat sebanyak 3 rangkap dan 1 surat pesanan
narkotika hanya boleh untuk 1 jenis obat narkotika. Sedangkan untuk surat
pesanan psikotropika dan prekursor juga dibuat sebanyak 3 rangkap namun 1
SP psikotropika maupun prekursordapat digunakan untuk memesan lebih dari
1 jenis psikotropika maupun prekursor tetapi pada PBF yang sama. Pembelian
obat golongan narkotikan hanya boleh melalui distributor tunggal yang
ditunjuk oleh pemerintah yaitu PT. Kimia Farma Tranding and Distribution.
2.2.3 Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan sediaan farmasi di Apotek harus
dilakukan oleh Apoteker. Bila Apoteker berhalangan hadir, penerimaan sediaan
farmasi dapat didelegasikan kepada Tenaga Kefarmasian yang ditunjuk oleh
Apoteker pemegang SIA. (Kemenkes RI, 2019).
Penerimaan barang di Apotek Kimia Farma 0355 Lemah Neundeut, dari PBF
maupun dari BM diperiksa terlebih dahulu kesesuaian antara faktur pengiriman
barang dengan surat pesanan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi nama barang,
kuantitas, kekuatan sediaan, kondisi fisik barang, nomor batch, tanggal
kedaluwarsa, serta penyimpanan khusus (misalnya produk rantai dingin diperiksa
cool box dan catatan pemantauan suhu serta Vaccine Vial Monitor/VVM jika ada).
Pada faktur diberi nomor penerimaan, tanggal, bulan, tahun, paraf APA, nama
jelas, dan stempel apotek. Faktur terdiri dari empat rangkap, dua rangkap
dikembalikan ke distributor, satu diserahkan ke BM, dan satu rangkap sebagai
arsip. Setelah hasil menunjukkan
5
kesesuaian selanjutnya petugas apotek mencatat barang yang datang dalam buku
penerimaan barang dan di entry di komputer. Jika barang yang diterima tidak
sesuai pesanan atau terdapat kerusakan fisik, maka dibuat nota pengembalian
barang (retur) dan mengembalikan barang tersebut ke distributor.
2.2.4 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu sediaan farmasi.
Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga ketersediaan,
serta memudahkan pencarian dan pengawasan. (Kemenkes RI, 2019).
2.2.5 Pemusnahan
Sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis
dan bentuk sediaan. Pemusnahan sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan sediaan farmasi selain
narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga
kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja. (Kemenkes
RI, 2019).
2.2.6 Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kedaluwarsa, kehilangan serta
pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu
stok baik dengan cara manual atau elektronik. (Kemenkes RI, 2019b).
6
Pengendalian barang di Apotek Kimia Farma 0355 Lemah Neundeut diantaranya:
1. Pencatatan Kartu Stok
Merupakan pencatatan setiap kegiatan penambahan obat dari faktur, atau
pengurangan obat dengan resep atau tanpa resep pada kartu stok yang tersedia
di wadah masing-masing obat. Pencatatan ini dilengkapi dengan data jumlah
yang keluar atau masuk, untuk barang masuk dilengkapi dengan nomor batch
dan expired date. Kartu stok Apotek Kimia Farma 0355 Lemah Neundeut
tertera pada Lampiran 2.
2. Uji Petik
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa jumlah stok obat secara
berkala setiap harinya yang diambil dengan secara acak terhadap minimal 20
item obat perhari. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir ketidaksamaan
jumlah stok antara fisik, kartu stok, dan sistem komputer. Contoh formulir uji
petik Apotek Kimia Farma 0355 Lemah Neundeut tertera pada Lampiran 3.
3. Stock Opname
Stock Opname merupakan pemeriksaan jumlah ketersediaan dan kondisi fisik
barang dan dibandingkan dengan ketersediaan di dalam komputer. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui modal dalam bentuk barang, mengetahui adanya
kehilangan barang dan mengetahui expired date. Kegiatan stock opname di
Apotek Kimia Farma dilakukan setiap 3 bulan sekali.
2.3.2 Dispensing
Dispensing bertujuan untuk menyiapkan, menyerahkan dan memberikan informasi
obat yang akan diserahkan kepada pasien. Dispensing dilaksanakan setelah kajian
administrasi, farmasetik, dan klinis memenuhi syarat (Kemenkes RI, 2019).
Penyiapan dilakukan sesuai kepeluan (obat jadi atau obat racikan), memasukkan
ke dalam wadah, memberikan etiket yang sesuai (etiket putih untuk obat oral dan
etiket biru untuk obat luar), menempelkan label (contohnya label antibiotik).
Sebelum penyerahan kepada pasien, dilakukan pemeriksaan kembali mengenai
kesesuaian nama pasien pada etiket, nama obat, jumlah dan jenis obat. Jika semua
telah sesuai, pasien dipanggil dan selanjutnya diserahkan obatnya disertai
pemberian informasi obat.
2.3.4 Konseling
Konseling obat merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling,
apoteker menggunakan metode three prime questions. Apabila tingkat kepatuhan
pasien dinilai rendah, perlu metode lanjutan yaitu Health Belief Model. Apoteker
harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien paham mengenai
obat yang digunakan (Kemenkes RI, 2019)
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling :
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau
ginjal,ibu hamil dan menyusui).
2. Pasien dengan terapi jangka Panjang/penyakit kronis (TB, DM, AIDS,
epilepsi).
3. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (penggunaan
kortikosteroid dengan tapering down/off).
4. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,
fenitoin, teofilin).
5. Pasien polifarmasi (menerima beberapa obat untuk indikasi penyakit yang
8
sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu obat untuk
jenis penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.
6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
2.3.5 Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)
Apoteker dapat melakukan kunjungan pasien dan atau pendampingan pasien untuk
pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau keluarga
terutama bagi pasien khusus yang membutuhkan perhatian lebih. Pelayanan
dilakukan oleh apoteker yang kompeten, memberikan pelayanan untuk
meningkatkan kesembuhan dan kesehatan serta pencegahan komplikasi, bersifat
rahasia dan persetujuan pasien, melakukan telaah atas penatalaksanaan terapi,
memelihara hubungan dengan tim kesehatan (Kemenkes RI, 2019).
9
BAB III
TUGAS KHUSUS
MERCHINDISING
(LABEL OBAT)
3.1 Pendahuluan
Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan
kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu
diperlukan obat tersedia pada saat diperlukan dalam jenis dan jumlah yang cukup,
berkhasiat nyata dan berkualitas baik. Saat ini banyak sekali beredar berbagai
macam jenis obat baik itu produk generik maupun produk dagang, pada umumnya
konsumen atau masyarakat lebih tertarik untuk mengkonsumsi produk obat
bermerk/produk dagang dibandingkan produk generik, hal itu disebabkan adanya
anggapan bahwa obat generik mutunya lebih rendah dari pada produk yang
bermerk dagang. Dokter juga sering kali memberikan resep non generik kepada
pasien sebagai pilihan untuk pengobatan, padahal harga produk merk dagang lebih
mahal dari obat generik, sehingga bagi pasien yang tidak mampu sering membeli
setengah dari resep dokter. Hal ini sangat berbahaya, terutama bila obat tersebut
adalah antibiotik.
Semua obat / bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya. Tempat penyimpanan obat tidak
dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya ang menyebabkan kontaminasi.
Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas
terapi obat serta disusun secara alfabetis.
Penandaan obat yang tidak lengkap dapat menyebabkan medication error yang
didasarkan pada penampilan yang mirip atau terdengar mirip ketika di tulis atau di
ucapkan atau juga telah diidentifikasi memiliki potensi kesalahan pemberian obat.
Hal ini terlihat beberapa injeksi yang terlihat mirip namun memiliki kandungan
yang berbeda, salah satu contohnya citicolin injeksi terlihat mirip sediannya
dengan ondancentron injeksi, paracetamol infus terlihat mirip kemasannya dengan
metronidazol infus, dan asam tranexamat injeksi terlihat sama sediaannya dengan
ondancentron injeksi 8 mg/ml. Hal ini bisa saja menyebabkan terjadinya
kesalahan pemberian obat yang disebabkan oleh kemiripan dari beberapa sediaan
obat.
3.2 Pembahasan
Pelabelan obat disebut juga dengan pelabelan resep, adalah tulisan, cetakan atau
gambar pada setiap obat atau wadahnya, atau yang menyertai obat tersebut. Label
10
obat bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan obat dan menyatakan instruksi
11
atau peringatan khusus untuk pemberian, penyimpanan, dan pembuangan.
Pelabelan obat memainkan peran penting tidak hanya dalam identifikasi bahan
aktif atau eksipien dari obat yang diketahui, tetapi juga memberikan panduan bagi
pasien untuk memastikan keamanan dan pemberian obat yang tepat.
Obat-Obat LASA (look alike sound alike) berpotensi untuk membingungkan staf
pelaksana, sehingga menjadi salah satu penyebab medication error yang cukup
sering. Hal ini merupakan suatu keprihatinan yang juga terjadi di seluruh dunia.
Dengan puluhan ribu obat yang beredar di pasaran, maka sangat signifikan potensi
terjadinya kesalahan akibat bingung terhadap nama merek atau generik serta
kemasan (Permenkes, 2016).
Penandaan obat yang tergolong LASA dilakukan untuk lebih menegaskan bahwa
dalam deretan rak obat tersebut terdapat obat LASA, yaitu dengan menempelkan
label bertuliskan “LASA” dengan pemberian warna tertentu Sistem penyimpanan
obat yang berada dalam satu rak sangat memungkinkan untuk terjadinya LASA,
sehingga perlu adanya suatu strategi dalam penyusunan obat-obatan untuk
meminimalisir kesalahan-kesalahan dari sisi penyimpanan obat dapat kita tandai
dengan menggunakan penebalan, atau warna huruf berbeda pada pelabelan nama
obat (Permenkes, 2016).
Penandaan obat yang tidak lengkap dapat menyebabkan medication error yang
didasarkan pada penampilan yang mirip atau terdengar mirip ketika di tulis atau di
ucapkan atau juga telah diidentifikasi memiliki potensi kesalahan pemberian obat.
Hal ini terlihat beberapa injeksi yang terlihat mirip namun memiliki kandungan
yang berbeda, salah satu contohnya citicolin injeksi terlihat mirip sediannya
dengan ondancentron injeksi paracetamol infus terlihat mirip kemasannya dengan
metronidazol infus, danasam tranexamat injeksi terlihat sama sediaannya dengan
ondancentron injeksi 8 mg/ml, hal ini bisa saja menyebabkan terjadinya kesalahan
pemberian obat yang disebabkan oleh kemiripan dari beberapa sediaan obat.
12
Gambar III. 1 Contoh penempatan LASA
3.3 Kesimpulan
Metode penyimpanan obat dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk
sediaan, jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai dan
disusun secara alfabetis. Penandaan obat harus memperhatikan kemiripan
penampilan dan penamaan obat (Look Alike Sound Alike, LASA) dengan tidak
ditempatkan bedekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah
terjadinya kesalahanpengambilan obat. Penandaan obat yang benar dan sesuai
akan meminimalkan terjadinya medication error.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kimia Farma. (2022) Pengantar dari Manajemen, diakses 04 Januari 2022 dari
http://www.kimiafarma.co.id/index.php?option=com_content&view=article&
id=26 &Itemid=160&lang=id
Kimia Farma. (2022). Sejarah Kimia Farma, diakses 04 Januari 2022 dari
https://kimiafarma.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1
&Itemid=252&lang=id
Kimia Farma. (2022). Visi dan Misi Kimia Farma, diakses 04 Januari 2022 dari
https://kimiafarma.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2
5&Itemid=161&lang=id
14
LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI KIMIA FARMA 0355
LEMAH NEUNDEUT
Apoteker Pendamping
15
LAMPIRAN 2 KARTU STOK
16
LAMPIRAN 3 FORMULIR UJI PETIK
17
LAMPIRAN 4 ETIKET DAN LABEL
18
LAMPIRAN 5 COPY RESEP
19
LAMPIRAN 6 CONTOH SURAT PESANAN OBAT YANG MENGANDUNG
PREKURSOR FARMASI
Gambar II. 7 Contoh Surat Pesanan Obat yang Mengandung Prekursor Farmasi
20
LAMPIRAN 7 KWITANSI APOTEK
21
LAMPIRAN 8 SURAT PESANAN NARKOTIKA
22
LAMPIRAN 9 TUGAS KHUSUS
Before After