Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI Apotek KIMIA FARMA PARE 2

Disusun oleh :

1. Gresilla Noventya Putri M. (4685/0014.074)

2. Kowiyul Kasanah (4688/0017.074 )

3. Rizky Wulan Pamungkas (4762/0091.074)

SMK KESEHATAN BHAKTI WIYATA


PROGLI FARMASI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI

APOTEK KIMIA FARMA PARE 2

Pembimbing Sekolah Pembimbing


Praktek

Faruq Riza Al Azhar S.Farm,MM. Sri Eko Wahyu Ts.Ssi. Apt .

Mengetahui

Kepala SMK Kesehatan Bhakti Wiyata

Progli Farmasi

Agung Priyanto,AmKg.,STh.,S.Pd
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT .yang telah
memberikan nikmat kepada kami berupa kesehatan,kesempatan sehingga kami
mampu menyeleseikan laporan praktek kerja lapangan ini.

Laporan praktek kerja lapangan ini berjudul analis kegiatan Pelayanan


Kefarmasian di Apotek Kimia Farma Pare 2.Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
sudah penulis laksanakan dengan baik di Apotek Kimia Farma Pare 2 yang berlokasi
di jalan Pahlawan Kusuma Bangsa No.5,Pare,Kediri,Jawa Timur.

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan tugas yang


merupakan keharusan untuk setiap Siswa jurusan farmasi klinis dan komunitas SMK
Bhakti Wiyata Kota kediri Jawa Timur.

Tujuan utama dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk memantapkan
pembelajaran teori praktek yang sudah dipelajari sebelumnya di Sekolah serta
mengaplikasikanya di lapangan.Sesuai dengan judul laporan ini,kami hanya
membahas tentang standar pelayanan farmasi di apotek kimia farma serta hal yang
berhubungan dengan topik tersebut.

Dalam proses pembuatan laporan ini tak lupa kami menghanturkan


terimakasih kepada kedua orang tua kami yang telah banyak memberikan dorongan
dari awal hingga akhir penyusunan laporan ini. Tak lupa,kami juga berterima kasih
kepada teman – teman di sekolah yang telah memberikan dorongan kepada kami
berupa moral dan material serta informasi yang sangat bermanfaat buat kami.

Juga dengan segala hormat kami ucapkan banyak terima kasih kepada bapak
dan ibu guru di Smk Kesehatan Bhakti Wiyata Kota Kediri sehingga kami dapat
menerapkan ilmu yang bapak dan ibu guru berikan kepada kami .

Ucapan terima kasih ini juga saya ucapkan kepada :

1. Bapak Agung Priyanto, A.MK.g,Th,S.pd Selaku kepala sekolah SMK


Kesehatan Bhakti Wiyata.
2. Ibu Agnes Kristiana S, S.farm.Apt Selaku ketua waka kurikulum SMK
Kesehatan Bhakti Wiyata.
3. Ibu Puji Lestari, S.Pd Selaku kepala program keahlian farmasi SMK
Kesehatan Bhakti Wiyata.
4. Ibu Erna Rahmawati, Amd. Farm Selaku wali kelas XI A SMK Kesehatan
Bhakti Wiyata.
5. Ibu Ida wahyuni, S.E. Selaku wali kelas XI C SMK Kesehatan Bhakti Wiyata
6. Bapak Faruq Riza Al Azhar,S.Farm.MM Selaku guru pembimbing.
7. Ibu Purwanti Puji Astuti,S.pd Selaku waka kesiswaan SMK Kesehatan Bhakti
Wiyata.
8. Ibu Sri Eko Wahyu TS.Ssi.Apt Selaku Apoteker Apotek Kimia Farma Pare 2.
9. Para staf dan karyawan di Apotek Kimia Farma Pare 2.
10. Orang tua serta teman - teman yang senantiasa mendukung kami baik secara
moral maupun material.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dengan segala
kekurangannya . Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak
demi kesempurnaan laporan praktek kerja lapangan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi teman -
teman ,siswa siswi dan pembaca sekaligus untuk menambah pengetahuan tentang
praktek kerja lapangan.

Kediri,………………………..

Tim Penyusun
Daftar isi
LEMBAR JUDUL.................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat PKL.................................................................................................1
1.3 Waktu dan Tempat PKL...................................................................................................2
Bab II Tinjauan Umum.....................................................................................................................3
2.1 Sejarah Berdiri, Lokasi, Visi, dan Misi.........................................................................3
2.2 Struktur Organisasi Instansi..........................................................................................4
2.3 Fasilitas dan sarana prasarana....................................................................................4
Bab III Kegiatan.................................................................................................................................6
3.1 Perencanaan......................................................................................................................6
3.2 Pengadaan..........................................................................................................................6
3.3 Penerimaan.........................................................................................................................7
3.4 Penyimpanan dan pengelolaan barang.......................................................................8
3.5 Pelayanan Kefarmasian...................................................................................................9
 Resep...................................................................................................................................9
 Non Resep........................................................................................................................11
 Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE).......................................................................11
3.6 Pelaporan..........................................................................................................................12
BAB IV PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN......................................................................13
BAB V PENUTUP............................................................................................................................14
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................14
5.2 Saran..................................................................................................................................14
Daftar Pustaka.................................................................................................................................16
Lampiran...........................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan di bidang kesehatan merupakan perwujudan dari
pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Dalam masyarakat pembangunan tersebut diperlukan
tindakan yang efektif dan efisien. Antara lain dengan menyiapkan sarana
pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan
merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan saat ini. Tidak hanya
dokter, tenaga kesehatan lain seperti farmasi juga sangat diperlukan.
Hal ini berguna untuk memberi informasi tentang kesehatan,
khususnya mengenai sediaan farmasi yang sering digunakan, baik itu obat,
obat tradisional, alat kesehatan, maupun kosmetik. Tenaga farmasi dapat
berperan dalam membantu masyarakat untuk melakukan pengobatan sendiri,
mencegah penyalahgunaan obat, menjamin penggunaan obat yang rasional,
mencegah berbagai persoalan terkait obat serta meningkatkan pengetahuan
masyarakat akan obat dan kesehatan melaui informasi, komunikasi dan
edukasi. Dalam memberikan pelayanan obat, tenaga farmasi mempunyai
tugas dan kewajiban memberi informasi kepada pasien mengenai cara
penggunaan, aturan pemakaian, efek samping yang kemungkinan timbul,
serta penyimpanan obat.
Untuk mencapai hal tersebut siswa tidak hanya memerlukan
pendidikan yang bersifat teori tetapi juga praktek dengan melihat kondisi
nyata yang ada di Apotek. Oleh karena itu kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) Di Apotek Kimia Farma Pare 2 merupakan sarana utama untuk
mempersiapkan tenaga tehnik kefarmasian agar dapat memahami ruang
lingkup apotek serta gambaran secara langsung tugas dan peran tenaga
tehnik kefarmasian di dalam apotek.

1.2 Tujuan dan Manfaat PKL


 Tujuan umum
1. Mampu menyajikan hasil studi kasus secara tertulis berupa karangan
ilmiah
2. Melatih siswa dan siswi agar dapat berkomunikasi, bersosialisasi dan
mengembangkan mental dengan baik dalam lingkungan kerja.
3. Mengajarkan kepada mahasiswa dan mahasiswi tentang pentingnya
kerjasama dalam dunia kerja.
4. Mempelajari secara langsung kegiatan yang dilakukan di Apotek.

 Tujuan khusus
1. Mampu melaksanakan komunikasi dengan pasien
2. Mampu mengidentifikasi resep, merencanakan dan melaksanakan
peracikan obat yang tepat.
3. Mampu melaksanakan pelayanan informasi obat.
4. Mampu menerapkan aturan menyimpan obat di unit pelayanan
kesehatan.
5. Mengembangkan dan menerapkan disiplin ilmu pengetahuan siswa
yang telah diperoleh selama kuliah pada unit-unit pelayanan farmasi
pada masyarakat sesuai dengan profesinya.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan ilmu yang
telah diperoleh ke dalam semua kegiatan yang terdapat pada Apotek
secara nyata.
 Manfaat
1. Dapat emningkatkan wawasan keilmuan siswa tentang situasi dalam
dunia kerja.
2. Dapat menjadi tolak ukur agar pihak sekolah dapat memberikan materi
pada pembelajaran sehari-hari sehingga dapat disesuaikan dengan
keadaan didunia kerja yang nyata.
3. Dapat menjalin hubungan yang baik antara pihak sekolah dengan
pihak instansi tempat PKL.

1.3 Waktu dan Tempat PKL


Praktek Kerja Lapangan (PKL)ini merupakan salah satu bentuk kegiatan
yang berlandaskan pada setiap tahunya (Akhir semester 1) dimulai tanggal 30
Desember 2019 sampai tanggal 14 Februari 2020 dan berlangsung kurang
lebih selama satu bulan setengah.dengan jadwal efektif 6 hari Praktik dalam
satu minggu.
· Shif Pagi : 07.00 – 14.00 WIB
· Shif Siang : 14.00 – 21.00 WIB
Adapun tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah di Apotek
Kimia Farma Pare 2.
Bab II Tinjauan Umum

2.1 Sejarah Berdiri, Lokasi, Visi, dan Misi

A. Sejarah Berdiri
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama
perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp &
Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda
di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik
Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF
(Perusahaan Negara Farmasi) Bhineka Kimia Farma. Kemudian pada
tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi
Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia
Farma (Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali
mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero)
Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan
perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama
Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun,
Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan
kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya
dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan
kesehatan masyarakat Indonesia.
B. Lokasi
JL. Pahlawan Kusuma Bangsa No.5 Pare Kediri RT/RW 001001 Kab. Kediri,
Jawa Timur 64212

C. Visi dan Misi Kimia Farma


 Visi
Menjadi korporasi bidang kesehatan terintegrasi dan mampu menghasilkan
pertumbuhan nilai yang berkesinambungan melalui konfigurasi dan koordinasi
bisnis yang sinergis.
 Misi
Menghasilkan nilai pertumbuhan korporasi melalui usaha dibudang-bidang :
1. Industri kimia dan farmasi dengan basis penelitian dan pegembangan
produk yang inovatif.
2. Perdagangan dan jaringan distribusi.
3. Pelayanan kesehatan yang berbasis jaringan retail farmasi dan
jaringan pelayanan kesehatan lainnya.
4. Pengelolaan aset-aset yang dikaitkan dengan pengembangan usaha
perusahaan.

2.2 Struktur Organisasi Instansi

Struktur Organisasi Kimia Farma Pare 2


Apoteker

Sri Eko Wahyu TS.Ssi.Apt

Koordinator TTK TTK TTK TTK TTK


TTK
Rina Siswanti Siti Nurkhasanah Bagas Tri S. Nandela . A Septiana Ika
Bagus Gandi Amd.farm
Kurniawan

2.3 Fasilitas
dan sarana prasarana
Apotek kimia Farma merupakan apotek yang sudah mempunyai nama yang
besar sehingga dijadikan tujuan utama untuk tempat masyarakat mencari
kebutuhan obat-obatan baik yang bersifat obat atas permintaan dokter maupun
vitamin atau obat yang merupakan permintaan untuk diri sendiri. PT. Kimia
Farma Apotek selalu mengutamakan kenyamanan pelanggan, salah satunya
Apotek Kimia Farma Pare 2. Beberapa fasilitas dan prasarana Apotek Kimia
Farma Pare 2 antara lain :
1. Papan nama apotek yang dapat terlihat dengan jelas, memuat nama
apotek, nama Apoteker Pengelola Apotek, nomor izin apotek dan alamat
apotek.
2. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien yang bersih, ventilasi yang
memadai, cahaya yang cukup, tersedia tempat duduk dan ada tempat
sampah.
3. Tersedianya tempat untuk mendisplai obat bebas dan obat bebas terbatas
serta informasi bagi pasien berupa brosur, poster atau majalah kesehatan,
terdapat meja, kursi, komputer,kasir. Dan telepon
4. Ruang untuk memberikan konseling bagi pasien.
5. Ruang peracikan, terdapat meja,peralatan untuk meracik obat,dan
wastaffel.
6. Ruang/tempat penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
lainnya, terdapat sebuah rak, lemrai obat, lemari khusus untuk menyimpan
obat narkotik dan psikotropik,lemrai pendingin, dan AC.
7. Ruang tamu, terdapat kursi tamu
8. Terdapat 1 Kamar mandi Khusus Karyawan.
9. Terdapat 1 Kamar mandi Umum.
10. Terdapat swalayan farmasi, terdapat sebuah rak dan lemari pendingin
untuk menyimpan minuman dingin.
11. Gudang, terdapat rak untuk menyimpan sediaan farmasi dengan jumlah
yang sedikit, dan sebuah ruangan untuk menyimpaan sediaan farmasi
dengan jumlah yang banyak.
12. Terdapat obat, vitamin, alat kesehatan yang lengkap.
13. Karyawan dan karyawati yang ramah dan siap 24 jam membantu
kebutuhan masyarakat yang datang ke Apotek Kimia Farma.
14. Pemberian KIE(Komunikasi Informasi Edukasi) yang jelas kepada pasien.
Bab III

Kegiatan

3.1 Perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan dalam
merencanakan pengadaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan Apotek dan
pada periode selanjutnya. Perencanaan ini dilakukan berdasarkan
kombinasi antara lain:
a) Pola Konsumsi
Yaitu perencanaan perbekalan farmasi yang sesuai hasil
analisis data konsumsi obat pada periode sebelumnya yang
dapat dilihat dari resep resep yang masuk setiap hari. Jika obat
atau barang yang habis atau laku keras maka dilakukan
perencanaan pemesanan obat tersebut.
b) Pola Penyakit
Yaitu perencanaan perbekalan farmasi yang sesuai data jumlah
pengunjung dan jenis penyakit yang banyak dikeluhkan atau di
konsultasikan dengan APA atau TTK di Apotek, hal ini juga
dapat dilihat dari data-data yang sesuai. Contohnya data UPSD
(Upaya Pengobatan Diri Sindiri).
c) Kombinasi Pola Penyakit dan Pola Konsumsi
Yaitu kombinasi antara pola penyakit dengan pola konsumsi.
Setelah melakukan perencanaan, yang akan kita dapatkan adalah sebuah
daftar yang berisi obat atau barang-barang yang harus dilakukan
pemesanan.

3.2 Pengadaan
Setelah dilakukan perencanaan maka kegiatan selanjutnya adalah
pengadaan atau pemesanan.

Tujuan pengadaan perbekalan farmasi adalah untuk memenuhi kebutuhan


perbekalan farmasi di apotek sesuai dengan data perencanaan yang telah
di susun sebelumnya. Pengadaan dilakukan dengan mencari dan
menemukan penyalur masing-masing perbekalan farmasi yang dalam hal
ini penyalurnya adalah Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan di lengkapi
dengan nama,alamat,nomor telefon,daftar harga masing-masing
penyaluran dan penentuan waktu pembeliannya. Pengadaan sediaan
farmasi juga berdasarkan pada pareto yang dimiliki sediaan tersebut.

Pengadaan perbekalan farmasi untuk mendukung pelayanan di Apotek


Kimia Farma Pare 2 diajukan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA)
kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) dengan menggunakan Surat
Pesanan (SP)
Pemilihan PBF melalui faktor sebagai berikut :
1. Legalitas
2. Kualitas produk
3. Ketepatan pengiriman
4. Pelayanan PBF
5. Kemudahan bertransaksi
6. Faktor hubungan jangka panjang yang telah terjalin
7. Faktor harga
8. Masalah dalam retur atau pengembalian

SP dibagi menjadi 5 golongan yaitu :


1. SP Reguler
SP reguler digunakan untuk obat-obat dengan golongan bebas,
bebas terbatas, dan keras.
Contoh : Paratusin, amoxicillin,mefinal,osteokom,dan vectrin
2. SP OOT ( Obat-Obat Tertentu)
SP ini digunakan untuk obat-obat yang didalamnya terkandung
bahan obat yg termasuk dalam OOT. OOT adalah obat yang bekerja
di system syaraf pusat selain Narkotika dan Psikotropika, yang jika
digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan
dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : cepezet,siladex DMP sirup,analtram,alpara,dan konidin.
3. SP Prekursor
SP ini digunakan untuk obat-obat yang didalamnya mengandung
prekursor. Prekursor adalah zat atau bahan pemula yang digunakan
untuk pembuatan narkotika dan psikotropika.
Contoh : Tremenza,tuzalos,stop cold,lapifed,sanaflu,dan decolsin.
4. SP Narkotik
SP ini digunakan untuk obat-obat dengan golongan Narkotika.
Contoh : codein,codikaf,durogesic,mortikaf, dan fentanyl.
5. SP Psikotropik
SP ini digunakan untuk obat-obat dengan golongan Psikotropika.
Contoh : alprazolam,alganax,braxidin,librax,sanmag, dan valisanbe.

3.3 Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima perbekalan farmasi
yang diserahkan dari unit-unit pengelola yang lebih tinggi (PBF) kepada
unit pengelola dibawahnya (Apotek). Perbekalan farmasi yang telah dikirim
ke Apotek Kimia Farma Pare 2 disertai faktur dan di terima oleh petugas
apotek. Petugas apotek (TTK) akan melakukan pengecekkan terhadap
barang yang datang dengan faktur.
Beberapa yang harus diperhatikan dalam pengecekkan faktur antara lain:

1. Mengecek apotek yang dituju


2. Mencocokan faktur dengan SP
3. Mencocokan faktur dengan obat
4. Mencocokan obat dengan nomor batch
5. Mengecek ED, dan fisik obat.

Setelah pengecekkan selesai faktur di tanda tangani dan diberi stampel


Apotek oleh petugas apotek (TTK), yang diketahui oleh Apoteker Pengelola
Apotek.

3.4 Penyimpanan dan pengelolaan barang


Setelah melakukan penerimaan, kemudian sediaan farmasi dientri ke
komputer berdasarkan fraktur yang telah dicocokkan pada saat
penerimaan barang.
Obat-obat yang dengan golongan keras atau obat-obat yang digunakan
untuk resep disimpan dirak obat berdasarkan fungsi farmakologisnya dan
dicatat di kartu stok masing-masing dengan cara menuliskan stok akhir dari
obat tersebut kemudian menuliskan dari PBF mana dan jumlah obat yang
datang.

Penyimpanan adalah suatu kegiatan dimana barang yang diterima


kemudian dientri ke komputer berdasarkan faktur yang telah dicocokan
pada saat penerimaan, dan disimpan dalam rak-rak obat berdasarkan
fungsi farmkologisnya secara alphabetis dan kartu stok langsung di isi.
Setiap obat memiliki kartu yang digunakan untuk mencatat keluar
masuknya obat sehingga memudahkan pengontrolan terhadap persediaan
obat dan kebutuhan obat tersebut.

Pelaksanaan penyimpanan sebagai berikut :


1. Memeriksa ketersediaan ruangan
2. Mengelompokkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai
dengan golongannya seperti : generik, produksi PT. Kimia Farma,
antipiretik dan analgesik, antibiotik, pernafasan, flu dan batuk,
pencernaan, emetik, anti alergi, multivitamin, hormon, topikal,
antihipertensi, anti diabet, anthelmentik, anivirus, antikanker, system
saraf pusat, kolesterol, disimpan di dalam ruangan peracikan.
3. Memasukkannya kedalam kartu stok masing-masing dengan cara
menuliskan stok akhir dari obat tersebut kemudian menuliskan dari
PBF mana dan jumlah obat yang datang.
4. Obat dengan golongan Bebas, Bebas Terbatas, alat kesehatan dan
kosmetik ditata dirak swalayan dengan penggolongannya masing-
masing dan diberi label harga.
5. Menyusun sediaan farmasi dan perbekalan farmasi sesuai dengan
sistem FIFO (First In First Out) atau FEFO ( First ED First Out)
Bentuk sediaan dan obat yang harus disimpan Di suhu yang rendah
seperti suppositoria,intra vagina, dan insulin, disimpan di almari es.
6. Obat golongan Narkotik dan Psikotropik disimpan didalam lemari
masing-masing.

 Persyaratan Lemari Narkotika di Apotek :


a) Terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat
b) Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 buah kunci
yang berbeda
c) Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh
umum
d) Apabila ukuran almari kurang dari 40 x 80 x 100 cm, almari
harus dibaut atau dipaku ditembok atau lantai.
e) Kunci lemari khusus dipegang oleh APA atau apoteker yang
ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.

Setiap 6 bulan sekali Apotek Kimia Farma melakukan kegiatan stok


opname, yaitu memeriksa seluruh stok pada sediaan farmasi, tujuannya
adalah agar mengetahui terjadi kekurangan atau tidak pada stok sediaan
sehingga dapat dievaluasi.

3.5 Pelayanan Kefarmasian


 Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,
dokter hewan kepada Apotek untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pelayanan resep adalah pelayanan
yang dilakukan petugas apotek kepada pasien yang datang
membawa resep.
Adapun pelaksanaan pelayanan kefarmasian kepada pasien
dengan resep Dokter sebgai berikut :
1. Pasien yang datang disambut dengan senyum, sapa dan
salam
2. Menanyakan maksud kedatangan pasien.
3. Pasien menyerahkan resep dokter yang dibawanya kepada
petugas apotek.
4. Melakukan skrining atau pengecekan resep meliputi
administrasi yakni : resep tersebut termasuk resep umum
atau BPJS, nama dokter, nomor surat izin praktek, alamat,
nomor telepon dan paraf, dan tanggal penulisan resep, nama
pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, serta nama obat
yang tertulis.
5. Jika termasuk resep BPJS, maka harus disertai dengan
kartu BPJS
Jika termasuk resep umum, maka petugas apotek
menghitung harga dari resep tersebut dan
menginformasikannya kepada pasien. Apabila pasien setuju
dan melakukan pembayaran, petugas apotek segera
menyiapkan obat sesuai dengan yang diminta di resep.
6. Melakukan dispensing atau penyiapan obat :
 Dispensing obat racikan
1) Menghitung jumlah obat yang diambil.
2) Mengambil obat yang diperlukan sesuai dengan
hasil jumlah yang dihitung.
3) Melakukan penggerusan dengan menggunakan
blender atau stamper dan mortir lalu dilakukan
pengayaan.
4) Obat diberi etiket yang berisi tanggal, nama pasien,
cara penggunaan obat atau signa yang tertera
pada resep dan jumlah obat.
5) Serbuk obat yang sudah halus kemudian dibungkus
sesuai dengan yang tertulis diresep.
Jika puyer maka menggunakan wadah kertas yang
sudah tersedia di Kimia Farma dan kemudian
dipres agar serbuk tidak berhamburan.
Jika kapsul maka menggunakan cangkang kapsul
yang sesuai dengan banyaknya serbuk dan metode
sabuk yaitu badan kapsul dijadikan satu dan diberi
pengikat lalu serbuk dimasukan secara merata atau
sampai isinya terlihat sama kemudian ditutup.
6) Obat dimasukan kedalam plastik klip bersama
dengan etiket.
 Dispensing obat non racikan
1) Mengambil obat yang diperlukan sesuai dengan
jumlah yang tertera pada resep.
2) Obat diberi etiket yang berisi tanggal, nama pasien,
cara penggunaan obat atau signa yang tertera
pada resep dan jumlah obat.
3) Obat dimasukan kedalam plastik klip bersama
dengan etiket.
7. Obat yang telah siap diserahkan kepada pasien dengan
memberikan informasi aturan pakai obat, efek samping obat,
dan cara minum obat yang benar.
8. Setelah pasien memahami, petugas apotek memastikan
sekali lagi tentang informasi obat
9. Mengucapkan terima kasih dan memberikan ucapan
semoga lekas sembuh kepada pasien yang telah membeli
obat.
 Non Resep
Pelayanan obat tanpa resep dokter dilakukan atas permintaan
langsung dari pasien. Obat-obat yang dapat dilayani tanpa
resep dokter meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, obat
keras yang termasuk daftar Obat Wajib Apotek (OWA), obat
tradisional, kosmetik, produk bayi, suplemen dan alat
kesehatan.
Adapun pelaksanaanya sebagai berikut :
1. Petugas apotek menanyakan obat dan perbekalan farmasi
yang diperlukan oleh pasien.
2. Memeriksa ketersediaan barang dan mengkonfirmasi
harganya kepada pasien.
3. Bila pasien setuju maka langsung melakukan pembayaran
dan petugas apotek akan memasukan data pembelian
kedalam komputer dan mencetak struk pembayaran untuk
diserahkan kepada pasien.

 Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)


Komunikasi dilakukan untuk mendengarkan keluhan dari
penyakit yang dialami pasien serta menggali informasi dari
pasien yang datang .
Langkah-langkah untuk mendapat informasi dari pasien :
1. Who, siapa yang meggunakan obat.
2. What , apa gejala yang dialami.
3. How Long , berapa lama gejala berlangsung.
4. Action, apa yang sudah dilakukan terhadap gejala tersebut.
5. Medicine, obat yang sudah digunakan

Informasi dilakukan untuk memberikan penjelasan dari gejala


atau keluhan yang diberikan kepada penyakit yang mungkin
dideritanya, dan memberikan informasi apa yang harus
dilakukan serta obat yang cocok untuk dikonsumsi agar penyakit
atau gejalanya dapat membaik.

Edukasi dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada


pasien apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan agar
terhindar dari penyakit tersebut dan juga pasien dapat merubah
pola fikirnya.
3.6 Pelaporan
Pelaporan pemakai obat narkotika dan psikotropika dilakukan setiap
bulan,melalui situs pemerintah bernama SIPNAP. Laporan penggunaan
narkotika dan psikotropika terdiri dari surat pengantar, laporan penggunaan
sediaan narkotika dan psikotropika diberikan kepada Dinas Kesehatan
Kota, Dinas Kabupaten Provinsi Jawa Timur , Balai POM Kediri dan Bisnis
Manager.
Pelaporan yang dikirim paling sedikit terdiri atas :
a. Nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika dan Psikotropika.
b. Jumlah persediaan awal dan akhir bulan
c. Tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan
d. Jumlah yang diterima
e. Tanggal, nomor dokumen, dan tujuan penyaluran
f. Jumlah yang disalurkan
g. Nomor batch dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran
dan persediaan awal dan akhir.
BAB IV

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN


 Permasalahan
1. Bagaimana jika kita tidak bisa membaca resep Dokter dengan jelas?
2. Bagaimana jika tidak mengetahui letak dari obat yang dibutuhkan?
3. Bagaimana jika ada pasien yang datang dengan keluhan batuk?
4. Bagaimana jika sediaan farmasi yang dicari pasien tidak ada atau tidak
tersedia di rak?
5. Bagaimana saat pengerjaan resep terdapat obat dengan golongan
narkotik atau psikotropik?
6. Bagaimana cara mengarsipkan resep yang didalamnya terdapat obat
golongan narkotik sekaligus psikotropik?

 Pembahasan
1. Jika tidak dapat membaca tulisan resep Dokter dengan jelas, maka
segera menanyakan kepada petugas apotek untuk menghindari
kesalahan saat pengambilan obat.
2. Jika tidak mengetahui letak dari obat, cari dahulu di buku ISO atau
MIMS kemudian carilah obat dengan informasi farmakologi yang tertera
pada buku tersebut. Jika masih tidak dapat menemukannya, maka
bertanyalah kepada petugas apotek.
3. Jika ada pasien yang datang dengan keluhan batuk pertama yang
dilakukan adalah menanyakan pasien ingin obat dengan bentuk
sediaan tablet atau sirup, batuknya kering atau berdahak, sudah batuk
selama berapa hari (jika sudah lebih dari 2 minggu disarankan untuk
segera mengunjungi dokter), sudah mengonsumsi obat apa, jika
batuknya kering maka dapat diberikan obat dengan kandungan
dextromethorphan, jika batuknya berdahak maka dapat diberikan obat
dengan kandungan ambroxol atau bromhexin.
4. Jika barang yang dicari pasien tidak ada di rak maka segera konfirmasi
kepada petugas apotek agar memberikan informasi tentang obat yang
tidak tersedia atau habis kemudian menyarankannya untuk memilih
produk lain dengan kegunaan yang sama. Dan juga agar petugas
apotek dapat memasukkannya kedalam daftar penolakan.
5. Jika saat pengerjaan resep terdapat obat golongan narkotik atau
psikotropik, maka pengambilan dan pencatatan di kartu stok dilakukan
oleh petugas apotek. Siswa/siswi PKL tidak diperkenankan untuk
mengambilnya agar meminimalisir kesalahan yang terjadi.
6. Jika dalam satu resep terdapat obat narkotik dan psikotropik, maka
resep tersebut diarsipkan dalam resep narkotik.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan uraian bab-bab yang telah dijabarkan
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan perencanaan sediaan farmasi dilakukan berdasarkan
pola konsumsi dan pola penyakit dari masyarakat sekitar. Dari
melakukan perencanaan akan mendapat hasil sebuah daftar
sediaan farmasi yang perlu dipesan.
2. Kegiatan pengadaan dilakukan dengan memilih PBF yang
diinginkan atau menyediakan apa yang akan kita pesan,
kemudian membuat sebuah SP yang disesuaikan dengan
golongan dari sediaan tersebut dan nantinya akan dikirim
kepada PBF yang dituju.
3. Kegiatan penerimaan dilakukan saat sediaan telah datang
dengan mengecek faktur yang akan dilakukan oleh petugas
apotek.
4. Kegiatan penyimpanan dilakukan berdasarkan golongannya
kemudian didata kedalam komputer dan kartu stok, sediaan
yang berada dirak swalayan maka akan diberi label harga.
5. Pada pelayanan kefarmasian terdapat pelayanan secara resep
yang memiliki cara pengerjaan yang berbeda, non resep yang
mana obat tersebut paien sendiri yang memintanye dan KIE
(Komunikasi,Informasi dan Edukasi).
6. Kegiatan pelaporan dilakukan agar semua dapat terdata dn

5.2 Saran
1. Saran kepada pihak sekolah :
 Sebaiknya pembekalan mengenai hal-hal 0yang berkaitan
dengan kegiatan PKL lebih diperbanyak dan diperluas sehingga
siswa dan siswi dapat lebih mantap algi dalam melaksanakan
PKL.
 Perlu adanya bimbingan kepada siswa/siswi yang akan
melaksanakan PKL untuk membuat laporan PKL yang baik dan
benar.
2. Saran kepada pihak apotek :
 Meningkatkan pelayanan terhadap pemberian informasi obat
dan konseling kepada pasien.
 Meningkatkan ketersediaan perbekalan farmasi
3. Saran kepada siswa/siswi yang akan melaksanakan PKL :
 Hendaknya bisa menguasai pelajaran kefarmasian khususnya
sinonim, singkatan bahasa latin, nama dan fungsi dari obat-obat
generik maupun paten.
 Hendaknya dapat lebih disiplin, menjaga sikap, meningkatkan
kepekaan terhadap apa yang harus dilakukan, dan mengikuti
segala aturan yang telah ditetapkan oleh instansi yang menjadi
tempat PKL.
Daftar Pustaka
- Sesuai dengan materi yang pernah disampaikan oleh bapak/ibu guru selama
pembelajaran.
- Sesuai dengan materi yang pernah disampaikan saat diskusi berlangsung.
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28 tahun 1978

https://kimiafarmaapotek.co.id/page/sejarah

https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_Farma

https://www.slideshare.net/radzmi/daftar-isi-dan-lampiran-17007845

https://bukubiruku.com/contoh-laporan-pkl/

http://fatiksjung.blogspot.com/2015/11/contoh-laporan-pkl-di-kimia-farma-
yang.html

http://nida-himefarms.blogspot.com/2015/10/laporan-prabela-apotek-kimia-
farma-smkn.html

http://dataagustinafarmasi.blogspot.com/2012/04/laporan-pkl-di-apotek-kimia-
farma.html

https://www.persi.or.id/images/regulasi/permenkes/pmk732016.pdf
Lampiran

Resep BPJS racikan Resep BPJS non racikan


R/ Cefadroxil 400mg R/ Ciprofloxacin No. V
Asam mefenamat 400mg S 2dd 1
Paracetamol 400mg R/ Asam mefenamat No. V
GG 1/3 tab S 3dd 1
Mf. Pulv. dtd No. X R/ Paracetamol No. V
S 3dd1 pulv S 3dd 1
R/ GG No. X
S 3dd 1
R/ CTM No. X
S 3dd 1

Resep umum non racikan


Resep umum racikan
R/ Pamol No. XV
R/ salbutamol 0,4mg
S 3dd 1
Avil 4mg
R/ Amaryl 1mg No. X
Tremenza 1/6 tab
S 1-0-0
Epexol 5mg
Kenacort 1/4 tab
R/ Cravox No. V
Glucose qs S 1dd 1
Mf. Pulv. dtd No. XV R/ Na diklofenak 50mg No. XV
S 3dd 1 S 3dd 1

Resep Narkotika Resep Psikotropik


R/ Ciprofloxacin No. X R/ Ciprofloxacin No. VI
S 2dd 1 S 2dd 1
R/ Codein 10mg R/ Antasida No. X
CTM 1 tab S 3dd 1
Salbutamol 2mg R/ Ranitidin No. VI
Mf. Pulv. da in cap No. X S 3dd 1
S 3dd 1 cap R/ Valisanbe No. V
S0-½-1
R/ Methyl prednisolone No. X R/ Paracetamol No. V
S 3dd 1 S 3dd 1
R/ GG No. X
S 3dd 1
R/ CTM No. X

Anda mungkin juga menyukai