Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

BIDANG APOTEK DI APOTEK YEKA FARMA 21


PERIODE 5 – 29 MARET 2018

DISUSUN OLEH :

Meri Rosmalita S.Farm 1704026082

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
BIDANG APOTEK DI APOTEK YEKA FARMA 21
PERIODE 5 – 29 MARET 2018

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna


memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Disusun Oleh:

Meri Rosmalita S.Farm 1704026082

Disetujui Oleh :

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Kriana Efendi, M. Farm., Apt. Maifitrianti, M.Farm., Apt


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan terimakasih dan rasa hormat kepada:
1. Dr. Hadi Sunaryo, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Sains
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.
2. Ibu Ani Pahriyani, M.Sc., Apt, selaku Ketua Program Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
HAMKA.
3. Maifitrianti, M.Farm., Apt. selaku pembimbing PKPA di Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.
4. Bapak Kriana Efendi, M.Farm., Apt. selaku Pemilik Sarana Apotek Yeka
Farma 21 yang telah memberikan kesempatan kepada kami dalam
melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker.
5. Seluruh staff dan karyawan Apotek Yeka Farma 21 yang telah
memberikan bantuan selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker.
6. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan
dan do’a selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker.
7. Teman - teman Apoteker Angkatan XXVIII Universitas Muhammadiyah
Prof. DR. Hamka yang telah berjuang bersama dan semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan dukungannya
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang dapat
membangun dari pihak yang membaca. Penulis berharap agar laporan PKPA ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Jakarta, Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I.................................................................................................................................7
PENDAHULUAN.............................................................................................................7
A. Latar Belakang.....................................................................................................7
B. Tujuan Kegiatan PKPA.......................................................................................8
BAB II...............................................................................................................................9
TINJAUAN UMUM APOTEK YEKA FARMA 21..........................................................9
A. Apotek Yeka Farma 21........................................................................................9
1. Sejarah Apotek.................................................................................................9
2. Lokasi dan Tata Ruang....................................................................................9
B. Struktur Organisasi Apotek..............................................................................10
BAB III...........................................................................................................................11
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN.............................................................................11
A. Kegiatan PKPA..................................................................................................11
B. Pembahasan........................................................................................................12
1. Kegiatan pada Minggu Pertama...................................................................12
2. Minggu Ke Dua...............................................................................................16
a. Perencanaan....................................................................................................16
3. Minggu Ke Tiga................................................................................................1
4. Minggu Ke Empat............................................................................................3
b. Pengelolaan SDM.............................................................................................4
c. Manajemen Administratif...............................................................................4
d. Perpajakan........................................................................................................5
BAB IV..............................................................................................................................6
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................6
A. Kesimpulan...........................................................................................................6
B. Saran.....................................................................................................................6
LAMPIRAN.......................................................................................................................8
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Alur pelayanan pembelian obat tanpa resep...................................................8
Lampiran 2. Alur Pelayanan Obat Dengan.......................................................................25
Lampiran 3. Alur Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Apotek.....................................26
Lampiran 4. Alur Penerimaaan Obat Dari Distributor......................................................27
Lampiran 5. Surat Pesanan Reguler.................................................................................28
Lampiran 6. Surat Pesanan Obat yang Mengandung Prekursor........................................31
Lampiran 9. Rak Penyimpanan Obat Keras (tablet, sirup, drops dan salep).....................35
Lampiran 10. Contoh Obat LASA di Apotek...................................................................33
Lampiran 11. Lemari Narkotika Dan Psikotropika...........................................................34
Lampiran 12. Contoh Faktur Pembelian...........................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tenaga Kefarmasian sebagai salah satu
tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai
peranan penting karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya
Pelayanan Kefarmasian. ( PerMenKes RI No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian )
Apotek adalah tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan kefarmasian,
penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Fungsi Apotek adalah sebagai tempat pengabdian Apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan, dan sebagai sarana farmasi untuk melakukan
peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat dan sarana
penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan
masyarakat secara meluas dan merata ( PerMenKes RI No. 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek )
Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari obat kepada
pasien yang berazaskan kepada asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care). Sebagai
konsekuensi perubahan orientasi tersebut, Apoteker pengelola Apotek dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat melakukan
interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah
melaksanakan pelayanan resep, pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib
Apotek dan perbekalan kesehatan lainnya juga pelayanan informasi obat dan
monitoring penggunaan obat agar tujuan pengobatan sesuai harapan dan
terdokumentasi dengan baik (PerMenKes RI No. 73 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek )
Perubahan paradigma pelayanan kefarmasian mengharuskan Apoteker
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat berinteraksi
langsung dengan pasien, bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan
pemberian informasi obat, monitoring penggunaan obat agar peran aktif apoteker
dapat dirasakan oleh masyarakat. Apoteker harus mampu menjalankan peran
manajerial di Apotek, yaitu meliputi keterampilan Apoteker dalam mengelola
Apoteknya secara efektif, seperti pengelolaan keuangan, perbekalan farmasi dan
sumber daya manusia. Menyadari pentingnya peran dan tanggungjawab dari seorang
apoteker maka Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Prof.
DR. HAMKA mengadakan program Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bagi
mahasiswa. Salah satu kerja sama yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Prof.
DR. HAMKA adalah dengan ApotekYeka Farma 21 yang berlangsung sejak tanggal
5 -29Februari 2018.

B. Tujuan Kegiatan PKPA


Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
pengelolaan apotek yang meliputi administrasi, managemen keuangan,
pengadaan, penyimpanan dan penjualan perbekalan farmasi serta melakukan
pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika
yang berlaku.
2. Memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman praktis untuk
melakukan praktek kefarmasian di Apotek.
3. Memberi gambaran nyata tentag permasalahan pekerjaan kefarmasian di apotek.
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK YEKA FARMA 21

A. Apotek Yeka Farma 21


1. Sejarah Apotek
Apotek Yeka Farma 21 didirikan pada tanggal 16 September 2014 dengan
pemilik sarana dan sekaligus sebagai Apoteker pengelola Apotek (APA) bernama
Bapak Kriana Efendi, M.Farm.,Apt. nama Yeka 21 merupakan singkatan dari anak
pemilik apotek dan 21 adalah tanggal kelahiran seluruh keluarga.Apoteker pengelola
Apotek memiliki nomor STRA: 19800821/STRA-UHAMKA/2007/10240 dan nomor
SIPA: 009/2.35/31.75.08/1.779.3/2016. Tujuan didirikannya Apotek Yeka Farma 21
adalah sebagai ladang untuk wirausaha dan sebagai tempat praktek kefarmasian
(siswa SMK/ mahasiswa Strata 1/ mahasiswa Apoteker). Tenaga teknis kefarmasian
yang bekerja di Apotek Yeka Farma dari awal Apotek terbentuk hingga sekarang
umumnya adalah mahasiswa dari universitas muhammadiyah PROF. DR. HAMKA.
2. Lokasi dan Tata Ruang
a. Lokasi
Apotek ini terletak di daerah Halim Perdana Kusuma, JL.Komodor Udara No.
32, RT. 001 RW. 007 Kelurahan Halim Perdana Kusuma, Kecamatan Makasar
Jakarta Timur. Apotek Yeka Farma 21 beroperasional pada pukul 08:00 – 22:00 WIB
pada hari libur Nasional tetap buka kecuali hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Lokasi
ini sangat strategis karena terletak dikawasan perumahan yang padat penduduk, dekat
dengan Rumah Sakit Angkatan Udara, Rumah Sakit Budi Asih, Rumah Sakit POLRI,
Rumah Sakit Haji, Rumah Sakit UKI, Puskesmas kecamatan dan kelurahan, dan
ramai di lalui oleh angkutan umum sehingga mudah terjangkau oleh masyarakat,
selain itu Apotek ini dekat dengan pertokoan dan klinik praktek dokter, sehingga hal
ini dapat menjadi keuntungan tersendiri dan merupakan faktor pendukung bagi
Apotek.
b. Tata Ruang
Desain interior Apotek Yeka Farma 21 telah memenuhi syarat keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/Menkes/SK/X/2002, dimana Apotek
Yeka Farma 21 telah mempunyai fasilitas yang memadai yaitu ruang tunggu, kasir,
tempat penerimaan resep, ruang peracikan, ruang penyerahan resep, ruang
penyimpanan yang dilengkapi oleh lemari obat dan lemari pendingin untuk
menyimpan obat-obatan khusus yang membutuhkan suhu yang rendah, kamar mandi,
ruang Apoteker, dan tempat pencucian atau wastafel serta halaman parkir.
a. Ruang Tunggu
Ruang tunggu Apotek Yeka Farma 21 terdapat di bagian samping pintu masuk.
Ruangan ini di lengkapi dengan 1 kursi tunggu, 1 lemari yang berisi baby care, 1
lemari pendingin yang berisi minuman, 1 buah televisi dan 1 buah timbangan
berat badan.
b. Tempat Penjualan Produk Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Tempat penjualan obat bebas dan obat bebas terbatas ini terletak di depan pintu
masuk dan tempat tunggu pasien. Tempat penjualan obat bebas dan obat bebas
terbatas ini dilengkapi dengan lemari etalase obat bebas, obat bebas terbatas, obat
herbal, lemari etalase untuk produk Alkes dan 1 buah komputer.
c. Loket Penerimaan Resep dan Penyerahan Obat.
Loket ini berada diantara ruang pelayanan resep dengan ruang peracikan, terletak
di samping kiri tempat pelayanan resep dan dekat dengan lemari etalase obat dan
tempat duduk. Tinggi etalase obat yang sekaligus berfungsi sebagai meja
disesuaikan untuk memberikan kenyamanan dalam berkomunikasi antara petugas
Apotek dengan pasien/ customer.
d. Ruang Penyimpanan Obat Keras.
Ruangan ini dilengkapi dengan rak yang berisi bermacam-macam merk dagang
obat-obat keras, meja racik, lemari untuk obat psikotropika dan narkotika,
wastafel dan lemari pendingin untuk penyimpanan obat-obat termolabil seperti
suppositoria, dan ovula.
e. Ruang Peracikan
Ruang peracikan menyatu dengan ruang penyimpanan obat-obat golongan keras.
Di ruang racik ini terdapat meja racik untuk menimbang, meracik, mencampur
dan mengemas obat-obat resep dokter. Di atas meja tersedia lumpang dan alu,
kertas perkamen, sudip dan rak kecil yang berisi plastik klip untuk obat, etiket
untuk obat dalam, etiket untuk obat luar dan kopi resep. Di samping meja racik
terdapat rak yang berisi buku-buku standar seperti ISO, MIMS, dan Farmakope
Indonesia edisi terbaru.

B. Struktur Organisasi Apotek


Struktur organisasi Apotek Yeka Farma 21 terdiri dari satu orang Apoteker
yang merupakan Apoteker pengelola Apotek sekaligus pemilik sarana Apotek (PSA)
yang bernama Bapak Kriana Efendi, M, Farm, Apt., dan dibantu oleh 3orang
karyawan sebagai tenaga teknis kefarmasian.

(Kriana Efendi, M, Farm., Apt.)

PSA & APA

Assauqi Rizali, S.Farm Erick Hemawan, Amf Ika S.Farm., Apt

TTK TTK TTK


Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Yeka Farma 21
BAB III
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Kegiatan PKPA
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di ApotekYeka Farma 21
dilaksanakan selama 1 bulanyang di mulai dari tanggal 5– 29 Februari 2018.
Kegiatan dalam proses PKPA yang dilakukan di ApotekYeka Farma 21 di bagi
menjadi 2 shift. Shift 1 di mulai dari pukul 09.00-15.00 WIB sedangkan shift 2
dimulai dari pukul 15.00-21.00 WIB.Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat
PKPA dapat dilihat pada tabel berikut:

Waktu Kegiatan
Minggu I 1. Pembahasan mengenai Permenkes No. 73
Tahun 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian di Apotek.
2. Mengamati dan mengenal tata letak obat OTC
(Over The Counter) dan Ethical.
3. Mengamati alur pelayanan resep dan non resep.
4. Mengamati PBF yang bekerjasama dengan
Apotek Yeka Farma 21.
5. Melakukan pelayanan dan Pemberian Informasi
Obat (PIO).
Minggu II 1. Mempelajari tentang penukaran faktur.
2. Mempelajari alur obat kosong
3. Mempelajari sistem pengadaan dan
pembayaran tagihan obat ke PBF.
4. Mempelajari cara pemesanan obat baik obat
bebas, bebas terbatas, dan prekursor.
5. Mempelajari pemusnahan obat.
Minggu III 1. Mempelajari prosedur kerjasama antara PBF
resmi dengan Apotek Yeka Farma 21
2. Swamedikasi
3. Memberikan pelayanan dan pemberian
informasi obat
Minggu 1. Melakukan tugas khusus yaitu Pelayanan Home
IV Pharmacy Care
2. Penjelasan mengenai perhitungan :
a. Harga Net Apotek (HNA)
b. Harga Eceran Tertinggi (HET)
c. Perhitungan HPP

3. Mengamati laporan pertinggal obat Narkotika


dan Psikotropika.
4. Diskusi dengan Apoteker mengenai obat
Expired
Tabel 1. Jadwal Kegiatan diApotek Yeka Farma 21

B. Pembahasan
1. Kegiatan pada Minggu Pertama
a. Penyimpanan
Penyimpanan barang disusun berdasarkan bentuk sediaan, kelas terapi, dan
alfabetis untuk obat-obat ethical, serta berdasarkan farmakologi untuk obat-obat OTC
(Over The Counter). Penyimpanan obat disusun sebagai berikut:
1) Lemari penyimpanan obat ethical atau prescription drugs.
2) Lemari penyimpanan obat narkotik dan psikotropik dengan pintu rangkap dua
dan terkunci.
3) Lemari penyimpanan sediaan sirup, suspensi dan drops.
4) Lemari penyimpanan obat tetes mata dan salep mata.
5) Lemari penyimpanan salep kulit.
6) Lemari pendingin untuk penyimpanan obat yang termolabil seperti
suppositoria, ovula dan lain – lain.
7) Lemari penyimpanan obat bebas, obat bebas terbatas dan alat kesehatan.

Obat Keras ditata berdasarkan generik dan non generik, dipisahkan berdasarkan
bentuk sediaan, dan disusun secara alfabetis.
1) Rak obat paten
2) Rak obat generik
3) Rak obat sirup generik
4) Rak obat sirup paten
5) Rak obat sediaan sirup drop
6) Rak untuk salep
7) Rak untuk tetes mata dan tetes telinga
8) Rak alat kesehatan dan bahan medis habis pakai

b. Pengkajian dan Pelayanan Resep


Pelayanan di Apotek Yeka Farma 21 terdiri dari pelayanan obat tanpa
resep dan pelayanan obat dengan resep. Dalam pelayanan obat tanpa resep,
pelayanan yang diberikan berupa rekomendasi obat yang tepat untuk pasien
harus dipastikan obat yang akan dibeli untuk siapa, gejala apa yang dirasakan
dan sudah berapa lama berlangsung, pengobatan apa yang sudah diberikan
untuk mengobati penyakit, dan obat-obat lain yang sedang dikonsumsi.
Selain itu Apotek menjual obat-obat yang telah diizinkan oleh
pemerintah untuk digunakan pasien tanpa resep dokter, yaitu obat yang telah
masuk dalam DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek). Dalam proses pelayanan,
petugas akan menanyakan pasien mengenai tujuan penggunaan obat yang
akan dibeli dan apakah pasien telah sering menggunakan obat tersebut,
selanjutnya obat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien dengan disertai
pemberian informasi minimal dalam hal cara penggunaan, aturan pakai dan
penyimpanan obat. Apabila pasien belum pernah mendapatkan obat
sebelumnya, dan obat tersebut tidak terdapat di daftar OWA, pasien akan
dikomendasikan untuk memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu.
Alur pelayanan resep di Apotek Yeka Farma 21 pada bagian penerimaan
resep, tenaga teknis kefarmasian menerima resep dari pasien. Lalu memeriksa
kelengkapan dan keabsahan resep tersebut. Untuk melihat persyaratan
administrasi berupa nama dokter, alamat praktek dokter, paraf dokter, nama
pasien, umur, obat yang diminta, signa dan lain-lain, kesesuaian farmasetik
yang meliputi bentuk sediaan, dosis, potensi dan lain-lain, dan
pertimbangan klinis yang meliputi interaksi, alergi, efek samping dan lain-
lain. Jika resep telah sesuai maka selanjutnya akan disiapkan obat sesuai
dengan yang tertera dalam resep. Dalam sebulan selama praktek kerja profesi
Apoteker Apotek Yeka Farma 21 melayani resep dari dokter sekitar 5 resep.

c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukaan oleh
Apoteker dalam informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi
dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat
kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai
obat termasuk obat resep, obat bebas, dan herbal.
Kegiatan PIO di Apotek Yeka Farma 21 dilakukan oleh Apoteker tetapi
jika Apoteker tidak berada ditempat maka PIO dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian. Pelayanan Informasi obat kepada pasien harus disampaikan
dengan jelas dan menggunakan kosakata yang mudah dimengerti. Informasi
tersebut sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan
obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang
harus dihindari selama terapi. Pelayanan informasi obat di Apotek Yeka
Farma belum melakukan pendokumentasian, hal ini sebaiknya dilakukan
untuk membantu penelusuran kembali data pengobatan pasien dalam waktu
yang relatif singkat.

2. Minggu Ke Dua
a. Perencanaan
Perencanaan pengadaan sediaan farmasi menggunakan metode konsumsi juga
memperhatikan pola penyakit dan kemampuan serta budaya masyarakat. Tujuan
perencanaan untuk pengadaan obat adalah mendapatkan jenis dan jumlah sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan yang sesuai kebutuhan, menghindari terjadinya
kekosongan atau penumpukan obat.
Perencanaan dan pengelolaan obat di Apotekyeka farma 21 dilakukan
berdasarkan metode konsumsi. Metode perencanaan obat ini didasarkan pada
kebutuhan riil obat pada periode lalu. Tenaga Teknis Kefarmasian akan melakukan
pengecekan secara langsung mengenai barang apa saja yang telah terjual(terutama
barang yang cepat terjual/fast moving) dan selanjutnya akan dicatat pada
bukupemesanan (buku defecta) yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan
pembelian/pengadaan. Setelah dilakukan pengecekan dan pencatatan, maka tenaga
teknis kefarmasian akan melakukan pemesanan atau pembelian sesuai rencana
melalui PBF resmi.
a. Pengadaan
Pengadaan obat di Apotek merupakan suatu hal yang sangat penting
sebab pengadaan merupakan kegiatan dalam merealisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan disetujui, dengan tujuan tersedianya obat dengan jenis
dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta
diperoleh pada saat diperlukan.Pemilihan distributor yang akan memasok
persediaan obat-obatan di Apotekyeka farma 21 dilakukan berdasarkan cara
pembayaran, kepercayaan dalam hal kualitas obat yang dipesan, banyaknya
jenis obat yang tersedia, ketepatan waktu pengiriman dan besarnya diskon,
harga, dan dapat menerima perjanjian retur barang sehingga menjadikan
alasan dalam pemilihan distributor.
Pengadaan barang dilakukan dengan pembelian langsung dari PBF
(Pedagang Besar Farmasi).Apotek Yeka Farma 21 melakukan pengadaan
yang dilakukan dua kali dalam seminggu yaknipada hari senin dan kamis,
pemesanan dapat dilakukan dengan menggunakan surat pesanan.Apotek Yeka
Farma 21 tidak melakukan pengadaan obat narkotika dan psikotropika, hal ini
dikarenakan kurangnya kebutuhan penggunan obat tersebut.
Apotek Yeka Farma 21 memiliki dua metode pembayaran dalam
pembelian barang yaitu dengan kredit dan Cash Order Delivery
(COD).Sebagian besar barang yang dibeli menggunakan metode kredit karena
pembayarannya sesuai dengan perjanjian jatuh tempo pembelian sedangkan
COD pembayaran berdasarkan pemesanan barang dan dibayar tunai ketika
barang sudah diterima oleh Apotek.
b. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Barang pesanan yang
diterima dari PBF diterima oleh asisten Apoteker/ tenaga teknis kefarmasian,
kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap barang yang diterima meliputi
jenis obat, sediaan obat, jumlah, tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa, nomor
batch dan kondisi barang serta dilakukan pencocokan antara faktur dengan
surat pesanan yang meliputi nama, kemasan, jumlah, harga barang, diskon
serta nama distributor. Bila sudah sesuai, penerima barang akan
menandatangani, memberi tanggal penerimaan dan nomor unit penerimaan
serta stempel Apotek pada faktur asli dan kopi faktur. Faktur asli diserahkan
kembali kepada petugas pengantar barang atau distributor untuk kemudian
dijadikan bukti pada saat penagihan pembayaran. Selanjutnya petugas
Apotek mencatat barang yang datang dalam buku penerimaan faktur dan buku
penerimaan barangsesuai faktur dengan tujuan agar mempermudah pencarian
data pembelian saat akan melakukan pembayaran. Pembayaran kepada PBF
dijadwalkan setiap hari senin dan kamis. Bila barang tidak sesuai dengan
surat pesanan atau terdapat kerusakan fisik maka bagian pembelian akan
membuat surat retur dan mengembalikan barang tersebut ke PBF yang
bersangkutan untuk ditukar dengan barang yang sesuai.
Selanjutnya memasukkan faktur pembelian barang pada sistem
komputer yang digunakan sebagai data kartu stok, kemudian obat akan
diberikan harga serta
dilakukan pencatatan di buku rincian faktur pembelian. Selain itu juga dibuat arsip
faktur barang berdasarkan nama PBF, selanjutnya dilakukan pemberian harga secara
komputerisasi juga dilakukan pelabelan harga secara manual, barang tersebut dapat
langsung ditata di etalase atau disimpan didalam lemari khusus penyimpanan obat.

3. Minggu Ke Tiga
a. Swamedikasi
Penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas dalam pengobatan sendiri
(swamedikasi) harus mengikuti prinsip penggunaan obat secara umum,
yaitupenggunaan obat secara aman dan rasional.Sebagai seorang profesional
kesehatan dalam bidang kefarmasian. Dalam penggunaan obat bebas dan obat
bebas terbatas.
Apoteker memiliki dua peran yang sangat penting, yaitu menyediakan
produk obat yang sudah terbuktikeamanan, khasiat dan kualitasnya serta
memberikan informasi yang dibutuhkanatau melakukan konseling kepada
pasien (dan keluarganya) agar obat digunakansecara aman, tepat dan rasional.
Konseling dilakukan terutama dalam mempertimbangkan:
1. Ketepatan penentuan indikasi/penyakit
2. Ketepatan pemilihan obat (efektif, aman, ekonomis), serta
3. Ketepatan dosis dan cara penggunaan obat.
b. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran.Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta
pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan di ApotekYeka Farma 21 dilakukan
menggunakan kartu stok dengan cara manual dan komputerisasi. Kartu stok memuat
nama obat, pabrik, kemasan, tanggal masuk atau keluar, jumlah obat awal, jumlah
obat masuk, jumlah obat keluar, sisa obat, tanggal kadaluarsa dan paraf. Pengendalain
persedian obat, alkes, dan BMHP di ApotekYeka Farma 21 dilakukkan dengan sistem
stock opname yang dilakukkan sekali pertriwulan.
c. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan perbekalan farmasi
meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stock),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal.Pelaporan internal
merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek,
meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan eksternal
merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi pelaporan narkotika,
psikotropika dan pelaporan lainnya.
Pelaporan eksternal di Apotek Yeka Farma 21meliputi pelaporan obat
narkotika dan psikotropika dalam bentuk tertulis dibuat laporan
pertinggalnya dengan keterangan jumlah obat (nihil) setiap satu bulan sekali,
walaupun Apotektidak menyediakan stock obat psikotropika dan narkotika.
Hal ini dilakukkan berdasarkan PerMenKes RI No. 5 tahun 2015 tentang
peredaran, penyimpanan, pemusnahan dan pelaporan narkotika, psikotropika
dan prekursor farmasi.
d. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan, dan pemberian informasi
obat. Adapun alur penyerahan obat di Apotek Yeka Farma 21 adalah sebagai
berikut:
1) Tenaga teknis kefarmasian akan memeriksa ketersediaan obat dalam
persediaan. Bila obat yang dibutuhkan tersedia, selanjutnya dilakukan
pemberian harga dan diberitahukan kepada pasien. Setelah pasien setuju
segera dilakukan pembayaran atas obat. Bila obat hanya diambil sebagian
maka tenaga teknis kefarmasian akan membuat salinan resep untuk
pengambilan sisa obat.
2) Guna memperkecil kesalahan dalam pelayanan resep maka dilakukan
proses pemeriksaan obat oleh Apoteker/ tenaga teknis kefarmasian sebelum
diserahkan kepada pasien. Pengecekan ini dilakukan lebih dari 1 orang
bertujuan untuk menghilangkan kesalahan dalam penyerahan obat.
Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan terhadap nama obat, jumlah
obat, penandaan etiket, permintaan salinan resep dan kwitansi sehingga
pasien menerima obat sesuai dengan yang diresepkan baik jenis,
sediaan, jumlah, maupun aturan penggunaannya.
3) Penyerahan obat oleh Apoteker atau tenaga tehnik kefarmasian bersamaan
dengan pemberian informasi obat, aturan pakai, waktu minum, durasi, efek
samping, interaksi obat dan waktu penyimpanan obat agar penggunaan obat
oleh pasien digunakan secara benar sesuai dengan terapi yang diharapkan.
Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut, tanggal resep diterima
dan disimpan sekurang-kurangnya selama lima tahun.
e. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/
keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Tujuan Apoteker memberikan
konseling di Apotek adalah untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan agar
pasien dapat terhindar dari bahaya penyalahgunaan obat atau penggunaan obat
yang salah. Pemberian konseling di Apotek Yeka Farma 21 kepada pasien
sudah dilakukan, tetapi masih keterbatasan ruangan untuk konseling sehingga
konseling belum dapat dilakukan secara optimal. Diharapkan untuk ke
depannya di Apotek Yeka Farma 21 peran Apoteker sebagai tenaga
profesional lebih ditingkatkan lagi terutama dalam memberikan konseling,
menyediakan ruang konseling dan monitoring penggunaan obat.
4. Minggu Ke Empat
a. Pelayanan Home Pharmacy Care
Pelayanan Home Pharmacy Care adalah pelayanan kefarmasian kepada
pasien yang dilakukan dirumah, pelayanan ini khususnya diberikan kepada
kelompok pasien lanjut usia dan pasien dengan penyakit kronis. Pelayanan
home pharmacy care ini dapat dilakukan dengan cara melakukan kunjungan
langsung ke rumah pasien. Tetapi pelayanan ini tidak mudah untuk dilakukan
oleh Apoteker di sebuah Apotek dan dibutuhkan kondisi-kondisi yang ideal.
ApotekYeka Farma 21 belum melakukan home pharmacy care.
b. Pengelolaan SDM
Kegiatan kefarmasian di ApotekYeka Farma 21 dipimpin oleh seorang
Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang membawahi tiga orang tenaga teknis
kefarmasian (TTK). Setiap karyawan memiliki tugas dan tanggung jawab
yang sama. Seorang Apotekerataupun asisten Apotekerdituntut untuk
terampil dan memiliki pengetahuan yang luas mengenai dunia perapotekan
baik mengenai sistem pelayanan maupun manajemennya untuk menarik dan
membentuk kepercayaan terhadap pasien.
c. Manajemen Administratif
Apotek selain menjalankan fungsi kefarmasiannya juga melakukan
kegiatan administrasi yang berfungsi untuk mencatat segala proses kegiatan
kerja yang ada di Apotek tersebut. Tenaga teknik kefarmasian di Apotek
Yeka Farma 21 melakukan pencatatan administratif secara manual dan
komputerisasi. Administratif internal seperti dalam hal pembayaran barang
kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) setiap transaksi tersebut harus dicatat
dalam buku penerimaan faktur, buku pembayaran tagihan, bukudata
pembelian, buku penjualan, buku pemesanan barang, buku untuk mencatat
penerimaan barang, buku untuk barang yang diperlukan untuk dipesan
kepada pemasok (defecta), dan laporan hasil stock opname.
Administratif eksternal Apotek Yeka Farma 21 meliputi, pelaporan
psikotropika dan narkotika setiap bulannya berupa laporan pertinggal dengan
keterangan obat (nihil), karena di Apotek tidak menyediakan obat
psikotropika dan narkotika. Apoteker juga berkewajiban mengatur dan
mengawasi keuangan Apotek. Pengelolaan keuangan menyangkut
kelangsungan jalannya Apotek. Semua kegiatan dan keuangan Apotek
dicatat seperti setiap obat yang terjual di Apotek Yeka Farma 21 dalam satu
shift setiap hari baik secara tunai, kredit atau piutang, diskon, retur sehingga
mempermudah pembuatan laporan setiap bulan dan laporan tahunan.
Laporan ini kemudian disimpan sebagai arsip dan dilaporkan oleh Tenaga
Teknis Kefarmasian yang sedang bertugas kepada Apoteker Penanggung
Jawab.

d. Perpajakan
Di Apotek Yeka Farma 21 pajak yang sudah dibayarkan adalah pajak
tak langsung yang dikenakan pada setiap pembelian barang ke PBF.Besarnya
pajak yang harus dibayar sebesar 10% dari jumlah pembelian.Misalnya untuk
setiap pembelian obat khususnya untuk PBF resmi maka dikenai PPN sebesar
10%.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilaksanakan
di Apotek Yeka Farma 21, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Apotek Yeka Farma 21 telah memberikan wawasan, pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman baru bagi mahasiswa yang melakukan Praktik
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) karena dibimbing baik serta diberikan
materi yang berisi: dasar-dasar mendirikan Apotek, pengelolaan Apotek,
pengelolaan resep, pemesanan obat, cara menentukan distributor resmi.
Materi tersebut sangat bermanfaat sehingga kami dapat mengelola Apotek
dengan baik dimasa yang akan datang.
2. Pendidikan PKPA di Apotek Yeka Farma 21 dapat meningkatkan
pemahaman calon Apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung
jawab Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Apotek sehingga nantinya
calon Apoteker mampu mengelola perbekalan farmasi dan melaksanakan
pekerjaan kefarmasian sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian yang
berlaku.

B. Saran
1. Pemberian informasi obat seharusnya dilakukan secara optimal untuk
meningkatkan penggunaan obat yang rasional.
2. Sebaiknya stock opname yang dilakukan tidak hanya sebatas memeriksa
kesesuaian jumlah barang namun juga memperhatikan expire date obat,
nomor batch dan perbekalan farmasi yang tersedia di Apotek untuk
mencegah kerugian akibat barang yang kadaluarsa.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 3 Tahun 2015 tentang perredaran,


penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan
prekursor farmasi. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di Apotek. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di Apotek (SK NOMOR


1027/MENKES/SK/IX/2004). Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan
RI.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Presiden Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009
Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Departemen kesehatan RI.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alur pelayanan pembelian obat tanpa resep

Laporan Kegiatan
Laporan Kegiatan
Harian Apotek ALUR PELAYANAN PEMBELIAN OBAT TANPA RESEP
Harian Apotik zam-
Yeka Farma 21
zam

Pengertian Suatu proses yang dilakukan untuk melayani pembelian obat yang dilakukan oleh pasien
atau konsumen tanpa resep (obat bebas, bebas terbatas, OWA)
Tujuan Menjelaskan prosedur untuk melayani pembelian obat yang dilakukan oleh pasien atau
konsumen tanpa resep (obat bebas, bebas terbatas, OWA)
Alur 1. Pasien datang bertanya kepada petugas farmasi di apotik mengenai ketersediaan obat
yang dibutuhkan
2. Petugas farmasi melakukan pengecekan ketersediaan obat yang dibutuhkan pasien
melalui sistem dan fisik obat
3. Petugas farmasi memberitahukan ketersediaan obat yang dibutuhkan kepada pasien ada
atau tidak, jika obat tersedia petugas farmasi memberikan info harga kepada pasien
4. Jika pasien atau konsumen setuju dengan harga yang diinfokan maka pasien atau
konsumen melakukan transaksi pembayaran dikasir
5. Petugas farmasi melakukan penyiapan dan menyerahkan obat yang dibutuhkan pasien
atau konsumen

Prosedur AKTIVITAS DOKUMEN /


KETERANGAN
CATATAN MUTU

Mulai Struk
pembelian
Petugas farmasi
Melakukan pengecekan
ketersediaan obat Kwitansi
Petugas farmasi
Menginfokan
Tersedia? Tidak ketersediaan obat
kosong kepada pasien
Ya
Petugas farmasi Selesai
Menginfokan harga
obat kepada pasien

Setuju? Tidak Selesai

Petugas farmasi
Menyiapkan obat yang
diminta pasien dan
meminta kasir untuk Selesai
melakukan billing obat
di sistem

Persyaratan Obat Tanpa resep : Obat bebas, bebas terbatas, dan OWA

Unit Terkait Bagian Keuangan Kasir


Laporan Kegiatan
Laporan Kegiatan
Harian Apotek
Harian Apotek
Yeka Farma
Yeka Farma 2121

1. Pasien datang membawa resep dan memberikannya kepada petugas farmasi


2. Petugas farmasi melakukan skrining resep (kelengkapan administratif, nama
obat, kekuatan sediaan, jumlah yang diminta, dan aturan pakai)
3. Petugas farmasi memberikan harga pada resep dan menginfokan kepada pasien
4. Petugas farmasi melakukan dispensing (penyiapan obat, meracik kika ada obat
yang diracik, mengemas obat dalam klip platik dan memberikan etiket)
5. Petugas farmasi melakukan verifikasi obat sesuai dengan resep sebelum obat
diserahkan kepada pasien lalu melakukan PIO

Obat dengan resep : obat keras, narkotik dan psikotropik, obat injeksi

Pesyaratan
Laporan Kegiatan Harian
Apotek Yeka Farma 21

Laporan Kegiatan
Harian Apotik zam- ALUR PELAYANAN PEMBELIAN OBAT DENGAN RESEP
Laporan Kegiatan
zam Harian Apotek
Pengertian Suatu proses yang dilakukan untuk melayani pembelian obat yang dilakukan oleh pasien Yeka Farma 21
atau konsumen menggunakan resep yang dibawa oleh pasien atau konsumen dari luar
apotik
Tujuan Menjelaskan prosedur Untuk melayani pembelian obat yang dilakukan oleh pasien atau
konsumen menggunakan resep dari luar apotik
Alur 1. Pasien datang membawa resep dan memberikannya kepada petugas farmasi
2. Petugas farmasi melakukan skrining resep (Kelengkapan adminitratif, Nama obat, kekuatan
sediaan, jumlah yang diminta, dan aturan pakai)
1. menghargai
3. Petugas farmasi meminta kasir untuk Perencanaanresepdilakukan dengankepada
dan menginfokan mengacu
pasienpada data obat yang memiliki stock
4. Petugas farmasi melakukan dispensingminimal atau
(penyiapan stock
obat, yang
meracik telah
jika ada kosong
obat yangdengan
diracik,mencatat pada buku defecta.
menegmas obat dalam klip plastik dan2.memberikan etiket obat) data obat yang memiliki stock minimal atau stock yang
Setelah mendapatkan
5. Petugas farmasi melakukan verifikasi obat sesuai dengan resep sebelum obat diserahkan kepada
telah kosong kemudian membuat surat pesanan obat yang akan dipesan sesuai
pasien
dengan
6. Petugas famasi melakukan konseling obat distributor
kepada penyedia
pasien serta mencatatobat.
alamat dan nomor
telepon 3. Untuk pemesanan obat mengandung prekursor menggunakan surat pesanan
Prosedur AKTIVITAS DOKUMEN /
KETERANGAN
CATATAN MUTU
Mulai
Mulai
Resep
Petugas farmasi
Menerima dan Copy resep
melakukan skrining Membuat data obat yang memiliki stock
resep dari pasien minimal/stock kosong di buku defecta
Surat pesana
Petugas farmasi Etiket/label obat dengan
Meminta kasir untuk prekursor
menghargai resep
Petugas farmasi Struk Membuat surat pesanan obat sesuai distributor
pembelian penyedia obat
Mengembalikan resep
Setuju Pasien setuju? Tidak
kepada pasien
Petugas farmasi
Selesai Kwitansi
membuat surat pesanan dengan surat pesanan
Melakukan dispensing obat
(Penyiapan obat, mengemas, biasa/reguler (2 rangkap) atau dengan surat pesanan
memberikan etiket, dan copy obat prekursor (2 rangkap)
resep

Petugas farmasi
melakukan order obat ke distributor via telepon atau
Melakukan verifikasi whatsapp
dan menyerahkan obat
kepada pasien

Selesai
Selesai
Persyaratan Obat dengan resep : Obat keras, narkotika dan psikotropika, obat injeksi

Unit Terkait Bagian Keuangan Kasir

Persyaratan Untuk surat pesanan narkotik dan psikotropika menggunakan surat pesanan
khusus
Lampiran 3. Alur Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di Apotek

Laporan Kegiatan
Harian Apotik zam- ALUR PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI APOTEK
zam

Pengertian Suatu proses yang dilakukan untuk melakukan perencanaan dan pengadaan obat (obat
bebas, bebas terbatas, keras, narkotika dan psikotropika) di apotek guna memenuhi
kebutuhan pasien
Tujuan Menjelaskan prosedur untuk mengetahui proses alur perencanaan dan pengadaan obat di
apotek
Alur 1. Melakukan perencanaan dan pengadaan disesuaikan dengan budget yang tersedia
2. Perencanaan dilakukan dengan mengacu pada data obat yang memiliki stock minimal
atau stock yang telah kosong dengan mencatat pada buku defecta
3.Setelah mendapatkan data obat yang memiliki stock minimal atau stock yang telah
kosong kemudian membuat surat pesanan obat yang akan dipesan sesuai dengan
distributor penyedia obat
4.Untuk pemesanan narkotika dan psikotropika menggunakan surat pesanan khusus
Prosedur AKTIVITAS DOKUMEN / KETERANGAN
CATATAN MUTU

Mulai
Surat pesanan
Petugas farmasi obat reguler
Membuat data obat yang memiliki
stock minimal/stock yg kosong di 1. Surat pesanan
buku defecta narkotika dan
Surat pesanan psikotripika
Petugas farmasi obat dibeli dari kimia
narkotika dan farma, dan
Membuat surat pesanan obat sesuai
psikotropika memiliki form
distributor penyedia obat
yang berbeda dan
terpisah satu
sama lain
Ya
Narkotika dan Tidak
psikotropika 2. Pemesanan
Petugas farmasi Petugas farmasi
Membuat surat pesanan satu lembar surat
Membuat surat pesanan pesanan
dengan surat pesanan dengan surat pesanan
reguler narkotika dan
khusus (4 rangkap) psikotropika
Petugas farmasi Petugas farmasi hanya dapat
memuat satu item
Melakukan order obat Melakukan order obat pesanan obat
ke distributor via telpon ke distributor via telpon kecuali dengan
item yang sama
tetapi kekuatan
Selesai Selesai sediaan berbeda

Persyaratan Untuk surat pesanan narkotika dan psikotropika menggunakan surat pesanan khusus

Unit Terkait Bagian Keuangan


Lampiran 4. Alur Penerimaaan Obat Dari Distributor
Lampiran 5. Surat Pesanan Reguler
Laporan Kegiatan
Laporan Kegiatan
Harian Apotek
Harian Apotik zam- ALUR PENERIMAAN OBAT DARI DISTRIBUTOR
Yeka Farma 21
zam

Pengertian Suatu proses yang dilakukan untuk melakukan proses penerimaan obat dari distributor
untuk menjamin kesesuaian dan kualitas barang yang dipesan
Tujuan
Menjelaskan prosedur untuk mengetahui proses alur penerimaan obat dari distributor
Alur 1.1. Petugas
Petugasfarmasi
farmasimelakukan
melakukanpengecekan
pengecekan barang
barang datang
datangdari
daridistributor
distributor
2. Pengecekan dilakukan dengan mengecek kondisi
2. Pengecekan dilakukan dengan mengecek kondisi fisik barang, fisik barang,jumlah
jumlahbarang,
barang,noexpired
batch,
expireddatedate
mengacu
mengacupadapada
suratsurat
pesanan yang telah
pesanan yang dibuat
telah dibuat
3.3. Untuk
Untukpenerimaan
penerimaanobat
obatnarkotika
precursordan
dilakukan oleh Apoteker
psikotropika denganoleh
harus dilakukan mencatat no SIPA
apoteker
Apoteker
dengan mencatat no SIPA apoteker
4.4. Setelah
Setelahsemua
semua sudah
sudah sesuai
sesuai kemudian
kemudian menandatangani
menandatangani faktur
faktur penerimaan
penerimaan obatobat
dan dan
memberikan
memberikan stempel
stempel Apotek
apotek
Prosedur AKTIVITAS DOKUMEN /
KETERANGAN
CATATAN MUTU

Mulai
Surat pesanan
Petugas farmasi obat reguler

Menerima obat dari


distributor obat
Surat pesana
Surat pesanan
Surat Pesanan
obat obat
dengan
Petugas farmasi
Mengecek kesesuaian antara fisik narkotika danObat
prekursor
obat, faktur dan surat pesanan Prekursor
psikotropika
(Jumlah, no batch, ED, dan kondisi
fisik obat)

Ya Sesuai ? Tidak
Faktur
Petugas farmasi Petugas farmasi
Menandatangani dan Melakukan
memberi stempel faktur pengembalian barang
sebagai bukti kepada kurir distributor
penerimaan obat

Selesai
Selesai

Persyaratan Untuk pesanan narkotika dan psikotropika harus diterima oleh apoteker

Unit Terkait Bagian Keuangan


Lampiran 6. Surat Pesanan Obat yang Mengandung Prekursor
Lampiran 7. Etiket Obat dan Kartu Stock
Lampiran 7. Etiket Obat dan Kartu Stock
Lampiran 7. Rak Penyimpanan Obat Keras (tablet, sirup, drops dan salep)

(Tablet)
Lanjutan

(Sirup dan Drop)


Lanjutan

(Sirup)
Lanjutan

(Salep)
Lampiran 8. Contoh Obat LASA di Apotek
Lampiran 9. Lemari Narkotika Dan Psikotropika
Lampiran 10. Contoh Faktur Pembelian

Anda mungkin juga menyukai