Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Apoteker (APT)
Program Studi Profesi Apoteker
Disusun oleh :
SITI KHAIRUNNISA ARAHMAH 2143700101
HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh :
SITI KHAIRUNNISA ARAHMAH 2143700101
ii
SURAT PERNYATAAN
iii
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Medizone Sawah
Besar. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) di Fakultas
Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta untuk mencapai gelar profesi
Apoteker. Selain itu PKPA ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa
dalam memahami peran dan tugas Apoteker di Apotek. Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Apotek Medizone Sawah Besar berlangsung pada tanggal
09 Mei 2022 – 31 Mei 2022.
Adapun penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
penulis tidak dapat menyelesaikan Laporan PKPA ini. Pada kesempatan ini,
penulis ingin menyampaikan terimakasih atas bantuan dan bimbingan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. apt Dayar Arbian selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
17 Agustus 1945 Jakarta
2. Ibu apt. Nuzul Fajriani, M. Sc, selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
3. Ibu apt. Adeliana, S. Farm selaku Preceptor dan Pembimbing Lapangan di
Apotek Medizone Sawah Besar.
4. Ibu apt. Rabima, M. Farm sebagai pembimbing Fakultas Farmasi Profesi
Apoteker UTA’45 Jakarta yang telah memberikan bimbingan dan arahan
selama PKPA hingga penulisan laporan ini.
5. Seluruh staff di Apotek Medizone Sawah Besar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan PKPA ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima segala
kritik dan saran demi perbaikan di masa mendatang.
Jakarta, Mei 2022
iv
Siti Khairunnisa Arahmah
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker............................................2
C. Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)............................3
BAB II TINJAUAN UMUM...............................................................................4
A. Definisi dan Gambaran Umum Apotek............................................4
1. Pengertian Apotek.....................................................................4
2. Ketentuan Umum dan Peraturan Perundang-Undangan tentang
Apotek.......................................................................................4
3. Tugas dan Fungsi Apotek..........................................................5
B. Struktur Organisasi Apotek..............................................................6
1. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker......................................6
2. Tenaga Kefarmasian..................................................................7
C. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek......................................8
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai.....................................................................8
2. Pelayanan Farmasi Klinis........................................................11
D. Pengelolaan Obat Narkotika, Psikotropika dan Prekursor.............18
1. Pengelolaan Narkotika............................................................18
2. Pemusnahan Narkotika............................................................20
E. Pengelolaan Psikotropika...............................................................21
1. Pemesanan Psikotropika..........................................................21
2. Penerimaan Psikotropika.........................................................21
3. Penyimpanan Psikotropika......................................................21
4. Pelayanan Psikotropika...........................................................21
5. Pelaporan Psikotropika............................................................22
6. Pemusnahan Psikotropika........................................................22
F. Daftar Obat Wajib Apotik (DOWA)..............................................22
BAB III KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN.........................................26
1. Apotek Medizone....................................................................26
2. Tujuan......................................................................................26
3. Visi dan Misi...........................................................................26
4. Struktur Organisasi..................................................................27
v
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................68
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................69
LAMPIRAN...........................................................................................................70
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Obat bebas............................................................................................22
Gambar 2. Obat bebas terbatas..............................................................................22
Gambar 3. Obat Keras............................................................................................23
Gambar 4. Struktur Organisasi...............................................................................27
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu bentuk kesejahteraan yang
memungkinkan manusia untuk memiliki derajat hidup yang lebih berkualitas.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2021. Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga kelompok dan masyarakat.
Kesehatan tersebut dapat dicapai melalui suatu upaya kesehatan serta akses
ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau. Upaya kesehatan tersebut dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan berupa pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
(promotive), pencegahan penyakit (preventive), penyembuhan penyakit
(curative), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative). Fasilitas pelayanan
kesehatan yang termasuk dalam upaya kesehatan salah satunya adalah apotek.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14
tahun 2021 Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker. Berdasarkan kewenangan pada peraturan
perundang-undangan, pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan
yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)
kemudian berkembang menjadi pelayanan komprehensif yang meliputi
pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan adanya perubahan tersebut,
apoteker diminta untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan
kemampuan berkomunikasi dengan pasien sehingga dapat memberikan
pelayanan yang baik. Dengan adanya interaksi antara pasien dengan apoteker
diharapkan mampu mendukung tercapainya tujuan terapi dan dapat
menghindari terjadinya kesalahan dalam penggunaan obat (medication error).
1
2
4
5
dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah
sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan
tanggal kadaluarsa
2) Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya
3) Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi
4) Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.
5) Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expired First
Out)
e. Pemusnahan dan Penarikan
1) Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau
rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan
oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat selain narkotika dan
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh
tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau
surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan.
2) Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima)
tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh
apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di
apotek dengan cara di bakar atau cara pemusnahan lain yang
dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep dan
selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
3) Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan
10
d. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker
dengan pasien atau keluarga untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan
perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang
dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling, Apoteker
menggunakan Three Prime Questions. Apabila tingkat kepatuhan
pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief
Model. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau
keluarga pasien sudah memahami obat yang digunakan. Kriteria
pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
1) Pasien dengan kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi
hati dan atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).
2) Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya:
TB, DM, AIDS, epilepsi).
3) Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus
(penggunaan kortikosteroid dengan tappering down/off).
4) Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit
(digoksin, fenitoin, teofilin).
5) Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa obat
untuk indikasi penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga
termasuk pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang
diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.
6) Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah Tahap konseling:
a) Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien
b) Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan obat
melalui Three Prime Questions, yaitu :
Apa yang disampaikan dokter tentang obat anda?
Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara
pemakaian obat anda?
16
dipisahkan dari resep lainnya dan diberi garis merah di bawah obat
narkotik.
e. Pelaporan Narkotika
Pelaporan penggunaan narkotika dilakukan setiap
bulan. Laporan penggunaan obat narkotika dilakukan melalui online
SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Asisten
apoteker setiap bulannya menginput data penggunaan narkotika dan
psikotropika melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data
tersebut diimpor (paling lama sebelum tanggal 10 pada bulan
berikutnya). Laporan meliputi laporan pemakaian narkotika untuk
bulan bersangkutan (meliputi nomor urut, nama bahan/sediaan,
satuan, persediaan awal bulan), pasword dan username didapatkan
setelah melakukan registrasi pada dinkes setempat.
2. Pemusnahan Narkotika
Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut:
a. APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan
narkotika yang berisi jenis dan jumlah narkotika yang rusak atau
tidak memenuhi syarat.
b. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan
ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan. Balai Besar Pengawas
Obat dan Makanan akan menetapkan waktu dan tempat pemusnahan.
c. Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari APA,
Asisten Apoteker, Petugas Balai POM, dan Kepala Suku Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
d. Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, dibuat Berita Acara
Pemusnahan yang berisi :
a. Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya pemusnahan
b. Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan
c. Cara pemusnahan
d. Petugas yang melakukan pemusnahan
e. Nama dan tanda tangan Apoteker Pengelola Apotek
21
E. Pengelolaan Psikotropika
Selain pengelolaan narkotika, pengelolaan psikotropika juga diatur
secara khusus mulai dari pengadaan sampai pemusnahan untuk menghindari
terjadinya kemungkinan penyalahgunaan obat tersebut. Pelaksanaan
pengelolaan psikotropika di Apotek meliputi:
1. Pemesanan Psikotropika
Pemesanan psikotropika dengan surat pemesanan rangkap 2,
diperbolehkan lebih dari 1 item obat dalam satu surat pesanan, boleh
memesan ke berbagai PBF.
2. Penerimaan Psikotropika
Penerimaan Psikotropika dari PBF harus diterima oleh APA atau
dilakukan dengan sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangani
faktur tersebut setelah sebelumnya dilakukan pencocokan dengan surat
pesanan. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis
dan jumlah Psikotropika yang dipesan.
3. Penyimpanan Psikotropika
Penyimpanan obat psikotropika diletakkan di lemari yang terbuat
dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat). Lemari tersebut
mempunyai kunci (tidak harus terkunci) yang dipegang oleh Asisten
Apoteker sebagai penanggung jawab yang diberi kuasa oleh APA.
4. Pelayanan Psikotropika
Apotek hanya melayani resep psikotropika dari resep asli atau
salinan resep yang dibuat sendiri oleh Apotek yang obatnya belum
diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani
pembelian obat psikotropika tanpa resep atau pengulangan resep yang
ditulis oleh apotek lain.
22
5. Pelaporan Psikotropika
Laporan penggunaan psikotropika dilakukan setiap bulannya
melalui SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Asisten
apoteker setiap bulannya menginput data penggunaan psikotropika
melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data tersebut
diimpor. Laporan meliputi laporan pemakaian narkotika untuk bulan
bersangkutan (meliputi nomor urut, nama bahan/sediaan, satuan,
persediaan awal bulan). pasword dan username didapatkan setelah
melakukan registrasi pada dinkes setempat.
6. Pemusnahan Psikotropika
Tanda khusus untuk obat ini adalah lingkaran berwarna merah dengan
garis tepi hitam dan bertuliskan huruf K berwarna hitam pada bagian tengah
lingkaran. Tanda peringatan berupa empat persegi panjang dengan huruf
putih pada dasar hitam yang terdiri dari 6 macam, yaitu:
A. Gambaran Umum
1. Apotek Medizone
Apotek Medizone Sawah Besar salah satu sarana yang terdapat di
jakarta pusat. Beralamat di jalan mangga besar Raya No.121-123,
Rt.02/Rw.01, mangga 2 selatan, kec. Sawah besar, jakarta pusat. Pemilik
sarana apotek medizone adalah Budijanto Samiri dan apoteker
penanggung jawab adalah apt. Adeliana, S.Farm. Apotek medizone buka
setiap hari senin – sabtu, dengan sift kerja pagi pada pukul 09.00 – 16.00
WIB dan sift Sore 13.00 – 21.00 WIB.
2. Tujuan
a. Sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat
b. Memberikan layanan terpadu kepada masyarakat sekitar guna
meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
c. Melayani dan memberikan obat sesuai keluhan penyakit guna
menghindari penyalahgunaan obat
3. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi apotek yang mampu memberikan pelayanan yang
profesinal, optimal, dan berkualitas
b. Misi
Menyediakan secara lengkap pilihan obat denga harga yang
terjangkau
Memberikan pelayanan prima yang berkualitas dalam upaya
memuaskan pelanggan
26
27
4. Struktur Organisasi
B. Kegiatan Pkpa
PMK NO. 73 TAHUN 2016 STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
1. Perencanaan
Perencanaan sediaan farmasi, alat Pengamatan prosedur perencanaan Perencanaan
kesehatan dan bahan medis habis bertujuan untuk memastikan pelaksanaan kefarmasian di
pakai untuk menjamin kualitas dan pengawasan kegiatan perencanaan Apotek Medizone
Pelayanan Kefarmasian maka Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan sudah memenuhi
pengadaan Sediaan Farmasi harus sehingga mendapatkan jumlah dan jenis Persyaratan sesuai
melalui jalur resmi sesuai ketentuan yang sesuai kebutuhan dan menjamin aturan yang berlaku
peraturan perundang-undangan. ketersediaan sediaan farmasi-alat
kesehatan di sarana pelayanan
Tugas Apoteker di Apotek yang
terlaksanakan :
28
datang meliputi :
a. Jenis sediaan farmasi yang dipesan
b. Jumlah sediaan farmasi yang
dipesan
c. Nomor batch Bila jenis dan jumlah
sediaan farmasi tidak sama,
dikembalikan dan ditukar dengan
yang tertera pada faktur dan SP.
Bila nomor batch tidak sesuai
dengan yang tertera maka pada
faktur dituliskan nomor batch
barang yang diterima dan harus
dimintakan tanda tangan pengirim
sebagai bukti bahwa batch yang
dikirim tidak sesuai dan sudah
disesuaikan dengan sepengetahuan
pengirim.
Sediaan farmasi diperiksa kondisi
fisiknya antara lain :
a. Wadahnya harus baik dan
tertutup rapat
b. Kondisi sediaan tidak rusak
(bentuk, warna, bau)
c. Tanggal kedaluarsa masih jauh
Bila rusak atau tanggal
kedaluarsa sudah dekat, diretur
kepada PBF.
Setelah pemeriksaan dan pencocokan
selesai, faktur ditandatangani pihak apotek
dan diberi stempel apotek. Faktur asli
diberikan kepada PBF dan salinannya
disimpan sebagai arsip apotek.
4. Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus Penyimpanan obat atau bahan medis di Penyimpanan sediaan
disimpan dalam wadah asli Apotek Medizone meliputi: farmasi, alkes dan
dari pabrik. Dalam hal 1. Penyimpanan disesuaikan bahan medis habis
pengecualian atau darurat berdasarkan bentuk sediaan pakai di Apotek
32
dimana isi dipindahkan yaitu sediaan tablet, sirup, obat Medizone sudah
pada wadah lain, maka luar (tetes, krim dan gel), sediaan memenuhi
harus dicegah terjadinya injeksi, Persyaratan sesuai
kontaminasi dan harus 2. Lokasi penyimpanan dipisahkan aturan yang berlaku
ditulis informasi yang jelas yaitu bentuk sediaan, obat
pada wadah baru. Wadah dipisahkan dengan alkes
sekurang- kurangnya 3. Disimpan berdasarkan suhu
memuat nama Obat, penyimpanan
nomor batch dan tanggal 4. Disusun secara alfabetis
kadaluwarsa. 5. Masing-masing sediaan farmasi
2. Semua Obat/bahan Obat dan Alat Medis terdapat kartu
harus disimpan pada stok yang digunakan untuk
kondisi yang sesuai memantau sediaan yang masuk
sehingga terjamin dan juga keluar
keamanan dan 6. Menerapkan sistem First In First
stabilitasnya. Out (FIFO), first expired first out
3. Tempat penyimpanan obat (FEFO).
tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang
lainnya yang
menyebabkan
kontaminasi.
4. Sistem penyimpanan
dilakukan dengan
memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi
Obat serta disusun secara
alfabetis.
5. Pengeluaran Obat
memakai sistem FEFO
(First Expired First Out)
dan FIFO (First In First
Out)
5. Pemusnahan
1. Obat kadaluwarsa atau Pemusnahan di Apotek Medizone Pemusnahan di
rusak harus dimusnahkan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, dengan Apotek Medizone
sesuai dengan jenis dan kriteria sebagai berikut: sudah sesuai dengan
33
pengkajian Resep dilakukan hal Standar prosedur operasional dalam Persyaratan sesuai
sebagai berikut: Dispensing sediaan farmasi di Apotek aturan yang berlaku
1. Menyiapkan Obat sesuai Medizone antara lain:
dengan permintaan Resep: 1. Sediaan Farmasi diambil dari rak.
a. menghitung kebutuhan 2. Item, jumlah dan kekuatan
jumlah Obat sesuai dengan Sediaan Farmasi yang diambil
Resep; harus sesuai dengan resep.
b. mengambil Obat yang 3. Setiap pengambilan Sediaan
dibutuhkan pada rak Farmasi, harus mencatat pada
penyimpanan dengan masing-masing kartu stok.
memperhatikan nama 4. Setelah semua Sediaan Farmasi
Obat, tanggal kadaluwarsa pada resep disiapkan, ditulis
dan keadaan fisik Obat. etiket pada masing-masing
2. Melakukan peracikan Obat Sediaan Farmasi.
bila diperlukan 5. Untuk Sediaan Farmasi yang
3. Memberikan etiket penggunaannya secara per oral,
sekurang-kurangnya etiket yang digunakan adalah
meliputi: etiket berwarna putih, sedangkan
a. warna putih untuk Obat Sediaan Farmasi yang digunakan
dalam/oral; non oral dan alat kesehatan
b. warna biru untuk Obat luar menggunakan etiket berwarna
dan suntik; biru.
c. menempelkan label 6. Penulisan etiket harus jelas dan
“kocok dahulu” pada mudah dipahami oleh orang lain
sediaan bentuk suspensi 7. Penulisan etiket meliputi : tanggal
atau emulsi. pembuatan resep, nomor resep,
4. Memasukkan Obat ke nama pasien, aturan penggunaan,
dalam wadah yang tepat dan waktu penggunaan.
dan terpisah untuk Obat 8. Pada saat pemberian etiket juga
yang berbeda untuk dilakukan pengecekan ulang pada
menjaga mutu Obat dan nama, jumlah, jenis, dan kekuatan
menghindari penggunaan Sediaan Farmasi
yang salah. 9. Kemudian etiket yang sudah
dituliskan aturan pakai
Penyerahan Obat sebagai berikut: ditempelkan sesuai dengan
1. Sebelum Obat diserahkan Sediaan Farmasi
kepada pasien harus
41
oleh Apoteker dalam pemberian Medizone dibuat untuk pelaksanaan Medizone sudah
informasi mengenai Obat yang kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh memenuhi
tidak memihak, dievaluasi dengan Apoteker untuk memberikan informasi dan Persyaratan sesuai
kritis dan dengan bukti terbaik konsultasi secara akurat, tidak bias, aturan yang berlaku
dalam segala aspek penggunaan faktual, terkini, mudah dimengerti, etis dan
Obat kepada profesi kesehatan lain, bijaksana.
pasien atau masyarakat. Informasi
mengenai Obat termasuk Obat Prosedur antara lain:
Resep, Obat bebas dan herbal. 1. Memberikan informasi kepada
Informasi meliputi dosis, bentuk pasien berdasarkan resep atau
sediaan, formulasi khusus, rute dan kartu pengobatan pasien
metoda pemberian, farmakokinetik, (medication record) atau kondisi
farmakologi, terapeutik dan kesehatan pasien baik lisan
alternatif, efikasi, keamanan maupun tertulis
penggunaan pada ibu hamil dan 2. Melakukan penelusuran literatur
menyusui, efek samping, interaksi, bila diperlukan, secara sistematis
stabilitas, ketersediaan, harga, sifat untuk memberikan informasi.
fisika atau kimia dari Obat dan lain- 3. Menjawab pertanyaan pasien
lain. dengan jelas dan mudah
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat dimengerti, tidak bias, etis dan
di Apotek meliputi: bijaksana baik secara lisan
1. menjawab pertanyaan baik maupun tertulis
lisan maupun tulisan; 4. Informasi yang perlu disampaikan
2. membuat dan kepada pasien:
menyebarkan - Jumlah, jenis dan kegunaan
buletin/brosur/leaflet, masing-masing obat
pemberdayaan - Bagaimana cara pemakaian
3. masyarakat (penyuluhan); masing-masing obat yang
4. memberikan informasi dan meliputi : bagaimana cara
edukasi kepada pasien; memakai obat, kapan harus
5. memberikan pengetahuan mengkonsumsi/memakai
dan keterampilan kepada obat, seberapa banyak/dosis
mahasiswa dikonsumsi sebelumnya,
6. farmasi yang sedang waktu sebelum atau sesudah
praktik profesi; makan, frekuensi penggunaan
7. melakukan penelitian obat/rentang jam penggunaan
penggunaan Obat; - Bagaimana cara
44
4. Konseling
Konseling merupakan proses Standar prosedur operasional dalam Konseling di Apotek
interaktif antara Apoteker dengan Konseling Obat di Apotek Medizone oleh Medizone sudah
pasien/keluarga untuk Apoteker untuk melakukan kegiatan memenuhi
meningkatkan pengetahuan, konseling pasien dengan resep, sesuai Persyaratan sesuai
pemahaman, kesadaran dan dengan aturan yang berlaku
kepatuhan sehingga terjadi kondisi pasien, antara lain:
perubahan perilaku dalam 1. Membuka komunikasi antara
penggunaan Obat dan apoteker dengan pasien/keluarga
menyelesaikan masalah yang pasien
dihadapi pasien. Untuk mengawali 2. Menanyakan 3 (tiga) pertanyaan
konseling, Apoteker menggunakan kunci menyangkut obat (sediaan
three prime questions. Apabila farmasi/alkes) yang dikatakan oleh
tingkat kepatuhan pasien dinilai dokter kepada pasien dengan metode
rendah, perlu dilanjutkan dengan open-ended question. Untuk resep
metode Health Belief Model. baru, bisa dilakukan dengan metode
Apoteker harus melakukan three prime question :
verifikasi bahwa pasien atau - Apa yang telah dokter katakan
keluarga pasien sudah memahami mengenai obat ini ?
Obat yang digunakan. Kriteria - Bagaimana dokter menerangkan
pasien/keluarga pasien yang perlu cara pemakaian ?
diberi konseling: - Apa hasil yang diharapkan dokter
1. Pasien kondisi khusus dari pengobatan ini ?
(pediatri, geriatri, Untuk resep ulang :
gangguan fungsi hati - Apa gejala atau keluhan yang
dan/atau ginjal, ibu hamil dirasakan pasien ?
dan menyusui). - Bagaimana cara pemakaian
2. Pasien dengan terapi obat ?
jangka panjang/penyakit - Apakah ada keluhan selama
kronis (misalnya: TB, DM, penggunaan obat ?
AIDS, epilepsi). 3. Memperagakan dan menjelaskan
3. Pasien yang menggunakan mengenai pemakaian obat-obat
Obat dengan instruksi tertentu (inhaler, suppositoria, obat
khusus (penggunaan tetes, dll)
kortikosteroid dengan 4. Melakukan verifikasi akhir
tappering down/off). meliputi :
4. Pasien yang menggunakan - Mengecek pemahaman pasien
46
setelah anda
menerima terapi
Obat tersebut?
3. Menggali informasi lebih lanjut
dengan memberi kesempatan
kepada pasien untuk
mengeksplorasi masalah
penggunaan Obat
4. Memberikan penjelasan kepada
pasien untuk menyelesaikan
masalah penggunaan Obat
5. Melakukan verifikasi akhir untuk
memastikan pemahaman pasien
Apoteker mendokumentasikan
konseling dengan meminta tanda
tangan pasien sebagai bukti bahwa
pasien memahami informasi yang
diberikan dalam konseling dengan
menggunakan Formulir 7
sebagaimana terlampir.
5. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)
Apoteker sebagai pemberi layanan Apotek Medizone tidak melakukan (Home Pelayanan
diharapkan juga dapat melakukan Pharmacy Care) Kefamasian di
Pelayanan Kefarmasian yang Rumah oleh Apotek
bersifat kunjungan rumah, Medizone tidak
khususnya untuk kelompok lansia tersedia.
dan pasien dengan pengobatan
penyakit kronis lainnya. Jenis
Pelayanan Kefarmasian di rumah
yang dapat dilakukan oleh
Apoteker, meliputi :
1. Penilaian/pencarian
(assessment) masalah yang
berhubungan dengan
pengobatan
2. Identifikasi kepatuhan
pasien
48
3. Pendampingan
pengelolaan Obat dan/atau
alat kesehatan di rumah,
misalnya cara pemakaian
Obat asma, penyimpanan
insulin.
4. Konsultasi masalah Obat
atau kesehatan secara
umum.
5. Monitoring pelaksanaan,
efektifitas dan keamanan
penggunaan Obat
berdasarkan catatan
pengobatan pasien
6. 6. Dokumentasi
pelaksanaan Pelayanan
Kefarmasian di rumah
dengan menggunakan
Formulir 8 sebagaimana
terlampir.
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Merupakan proses yang Apotek Medizone tidak melakukan Pemantauan Terapi
memastikan bahwa seorang pasien pemantauan terapi obat dan tidak bekerja Obat oleh Apotek
mendapatkan terapi Obat yang sama dengan tim kesehatan lainnya. Medizone tidak
efektif dan terjangkau dengan tersedia.
memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping.
Kriteria pasien:
1. Anak-anak dan lanjut usia,
ibu hamil dan menyusui.
2. Menerima Obat lebih dari
5 (lima) jenis.
3. Adanya multidiagnosis.
4. Pasien dengan gangguan
fungsi ginjal atau hati.
5. Menerima Obat dengan
indeks terapi sempit.
49
5. Memberikan rekomendasi
atau rencana tindak lanjut
yang berisi rencana
pemantauan dengan tujuan
memastikan pencapaian
efek terapi dan
meminimalkan efek yang
tidak dikehendaki
Monitoring Efek
Samping Obat (MESO)
3. Melaporkan ke Pusat
Monitoring Efek
Samping Obat Nasional
dengan menggunakan
Formulir 10
sebagaimana terlampir.
Faktor yang perlu diperhatikan:
a. Kerjasama dengan tim
kesehatan lain
8. Evaluasi Mutu Pelayanan Farmasi Klinik
1. Metode Evaluasi Mutu Apotek Medizone tidak melakukan Evaluasi Mutu
a. Audit Evaluasi Mutu Pelayana Farmasi Klinik Pelayanan Farmasi
Audit dilakukan oleh Apoteker Klinik Apotek
berdasarkan hasil monitoring Medizone tidak
terhadap proses dan hasil pelayanan tersedia.
farmasi klinik.
Contoh:
a. audit penyerahan Obat
kepada pasien oleh
Apoteker
b. audit waktu pelayanan
b. Review
Review dilakukan oleh Apoteker
berdasarkan hasil monitoring
terhadap pelayanan farmasi klinik
dan seluruh sumber daya yang
digunakan.
Contoh:
review terhadap kejadian
medication error
c. Survei
Survei yaitu pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner.
52
d. Observasi
Observasi yaitu pengamatan
langsung aktivitas atau proses
dengan menggunakan cek list atau
perekaman. Observasi dilakukan
oleh berdasarkan hasil monitoring
terhadap seluruh proses pelayanan
farmasi klinik.
Contoh :
Observasi pelaksanaan SPO
pelayanan
sediaan serta alat kesehatan yang dipesan. Dan memastikan kesesuaian barang
secara fisik dan yang tertera pada faktur. Penyimpanan pada apotek medizone
berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, suhu, serta FIFO (First In First Out) dan
FEFO (First Expired First Out). Pemusnahan dilakukan pada sediaan yang telah
kadaluarsa, sediaan yang telah rusak dan tidak sesuai mutunya, dicabut izin edar,
dan resep yang telah disimpan selama 5 tahun. Pengendalian bertujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pencatatan dan pelaporan
dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur),
penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan). Evaluasi mutu
manajerial di apotek dilakukan untuk melakukan review terhadap pola penyakit,
kemampuan daya beli masyarakat, kebiasaan masyarakat setempat dalam
mengkonsumsi obat, melakukan analisa terhadap prioritas, monitoring terhadap
keabsahan distributor agar sediaan farmasi dan alat-alat kesehatan sesuai dengan
persyaratan mutu, dan melakukan prakiraan pembelian kebutuhan sediaan farmasi
dan alat kesehatan.
Pelayanan Farmasi Klinik berdarsarkan perbandingan antara Peraturan
Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek dengan hasil pengamatan didapatkan hasil yaitu telah memenuhi
persyaratan, antara lain : Pengkajian Resep, Dispensing Resep, Pelayanan
Informasi Obat (PIO), dan Konseling. Sedangkan Apotek Medizone tidak
melayani Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care), Pemantauan
Terapi Obat, Evaluasi Mutu Pelayanan Farmasi Klinik, dan jarang melaksanakan
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) walaupun lembar pengisian formulir
MESO tersedia di Apotek Medizone.
Berdasarkan perbandingan antara Peraturan Menteri Kesehatan No.14 Tahun 2021
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Resiko Sektor Kesehatan di Apotek dengan hasil pengamatan
selama PKPA di Apotek Medizone, didapatkan hasil yaitu sebagian besar telah
memenuhi persyaratan, antara lain : Sarana dan Prasarana, Ruang Apotek,
56
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Profesi
Apoteker di apotek medizone dapat disimpulkan bahwa :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang peran, fungsi dan tanggung jawab
seorang apoteker di apotek dalam melakukan pelayanan kefarmasian
2. Apoteker memiliki peranan penting dalam melakukan praktik
kefarmasian baik pelayanan farmasi klinik maupun perbekalan farmasi
3. Menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman bagi mahasiswa
dalam melakukan kegiatan praktik kefarmasian selama di apotek
4. Memberikan gambaran yang nyata tentang permasalahan dalam
pekerjaan kefarmasian sehingga dapat melatih mahasiswa untuk siap
dalam memasuki dunia kerja
5. Pada pelaksanaan pelayanan farmasi klinik apotek medizone melakukan
monitoring efek samping obat (MESO) namun tidak dilakukan secara
rutin, juga tidak melakukan Home Pharmacy Care
6. Semua sarana dan prasarana di apotek medizone sudah memenuhi syarat
sesuai peraturan yang berlaku
B. Saran
1. Mahasiswa hendaknya lebih teliti dalam melakukan praktik kefarmasian
seperti meracik dan menyerahkan obat ke pasien
2. Melakukan survei pengumpulan data melalui quesioner, berdasarkan
evaluasi pelayanan mutu seperti pelayanan farmasi klinik, menjamin
mutu pelayanan agar sesuai standar prosedur operasional (SPO) yang
telah ditetapkan, lama waktu pelayanan resep (15-30 menit), tingkat
kesembuhan atau pengurangan gejala penyakit pasien selama
pengobatan.
68
DAFTAR PUSTAKA
69
LAMPIRAN
1. Praktek Apotek
2. Denah Apotek
70
71
3. Resep
4. Faktur
72
5. Etiket
73
7. Meja Racik
Peralatan Apotek
1. Peralatan pada a. Meja dan kursi 1 set Tersedia √
ruang b. Komputer/laptop 1 set Ruang Apotek
penerimaan
resep sekurang-
kurangnya :
2. Peralatan pada a. Timbangan obat berupa Tersedia √
ruang timbangan analog atau
pelayanan timbangan digital, yang
Resep dan sudah dikalibrasi, dan
peracikan dibuktikan dengan tanda
sekurang- bukti kalibrasi.
kurangnya : Ada sesuai kebutuhan
b. Meja peracikan Tersedia √
Ada sesuai kebutuhan.
c. Wastafel Tersedia √
Ada sesuai kebutuhan.
d. Referensi dan literatur Tersedia √
peraturan perundang-
undangan bidang
kefarmasian baik berupa
hardcopy maupun
softcopy
Ada sesuai kebutuhan.
e. Peralatan peracikan Tersedia √
Ada sesuai kebutuhan.
f. Air untuk pengencer Tersedia √
(purified water/aquadets)
Ada sesuai kebutuhan.
g. Sendok obat Peralatan √
Ada sesuai kebutuhan. Apotek
h. Bahan pengemas dan Tersedia √
pembungkus obat
Ada sesuai dengan jumlah
kebutuhan.
i. Termometer ruangan √
77
Kefarmasian di
Apotek
berdasarkan
penyelenggaraa
n Apotek paling
sedikit satu (1)
kali setahun
4. Apotek Bukti hasil pelaporan pelyanan √
memberikan kefrmasian terakhir
laporan
Pelayanan
Kefarmasian
setiap bulan
5. Apotek Bukti hasil pelaporan SIPNAP √
memberikan
laporan
pemasukan dan
penyerahan/pen
ggunaan
narkotika dan
psikotropika
setiap bulan
melalui aplikasi
SIPNAP
83
TUGAS KHUSUS
1. KAJIAN ADMINISTRASI
Nama Dokter = Ada
RESEP
SIP = Ada
R/ Triamcort 2 mg Alamat = Ada
Meptin 12,5
Trifed 1/6 Inscriptio = Tidak Ada
Isprinol 1/5 Invecatio = Ada
m.f pulv dtd No XV
S 2dd I Praescriptio = Ada
Signatura = Ada
Pro : An. BL
Umur : 2 Tahun 6 Bulan Subscriptio = Tidak Ada
Alamat: - Nama Pasien = Ada
Alamat Pasien = Tidak Ada
Umur Pasien = Ada
2. KAJIAN FARMASETIK
1. Triamcort
Kandungan
Tablet mengandung 4 mg, vial 10 dan 40 mg/ml,
Dosis
Dewasa 4 mg–48 mg/hari dalam dosis terbagi (dosis disesuaikan
dengan jenis penyakit dan resepon pasien)
84
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
2. Meptin
Kandungan
Setiap tablet mengandung procaterol 25 mcg, 50 mcg, meptin syrup 5
mcg/ml, larutan inhalasi 0,3 ml dan 0,5 ml
Dosis
Dewasa 50 mcg 2x sehari, anak usia 6 tahun keatas 25 mcg 2x sehari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
3. Trifed
Kandungan
Per 5 ml : Tripolidine HCL 1,25 mg, Pseudoephedrine HCL 30 mg
Dosis
Dewasa dan anak usia >12 tahun 2 sendok takar 5 ml, anak 6-12 tahun
1 sendok takar 5 ml, anak 4-6 tahun 0,75 sendok takar 5 ml, anak 2-4
tahun 0,5 sendok takar 5 ml
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
4. Isprinol
Kandungan
Per 5 ml : sirup 250 mg (methisoprinol)
Dosis
Dewasa 2 sendok takar 6-8 kali sehari, anak >7 tahun dengan BB >21
kg/BB 1 sendok takar (5 ml) 6 kali sehari, anak usia 0-7 tahun dengan
BB 14-21 kg/BB ¾ sendok takar (5 ml) 6 kali sehari, anak 1-3 tahun
dengan BB 9-14 kg/BB ½ sendok takar (5 ml) 6 kali sehari, anak <1
tahun dengan BB <9 kg/BB sendok takar (5 ml) 6 kali sehari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
85
a. Bentuk Sediaan
Triamcort : Tablet
Meptin : Tablet
Trifed : Sirup
Isprinol : Sirup
b. Stabilitas
Triamcort : Stabil
Claritromicin : Stabil
Trifed : Stabil
Isprinol : Stabil
c. Kompaktibilitas
Triamcort : Tercampur
Claritromicin : Tercampur
Trifed : Tercampur
Isprinol : Tercampur
5. KAJIAN KLINIS
1. Triamcort
a. Indikasi
Demam reumatik, asma bronkial, rinitis vasomotor, leukimia,
limfosarkoma, penyakit hodgkin, fibrosis paru, bursitis akut
b. Kontraindikasi
Kontraindikasi dengan penderita DM, tukak peptik/tukak duodenum,
infeksi berat hipertensi atau gangguan sistem kardiovaskular lainnya
c. Efek Samping
Penghentian secara tiba-tiba setelah penggunaan jangka panjang
menyebabkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam, mialgia,
atralgia, malaise. Komplikasi penggunaan jangka panjang
menyebabkan gangguan cairan elektrolit, hiperglikemia, tukak peptik,
86
TELAAH RESEP
YA TIDAK
1 KEJELASAN TULISAN √
2 BENAR NAMA PASIEN √
3 BENAR NAMA OBAT √
4 BENAR DOSIS √
5 BENAR WAKTU DAN DOSIS √
PEMBERIAN
6 BENAR CARA PEMBERIAN √
7 ADA TIDAKNYA DUPLIKASI √
8 ADA TIDAKNYA POLI FARMASI √
9 INTERAKSI OBAT YANG √
MUNGKIN TERJADI
Interaksi :
Procaterol dan pseuodophedrin dapat meningkatkan efek simpatis (adrenergik)
termasuk peningkatan tekanan darah dan detak jantung sehingga penggunaannya
harus di monitoring.
1.
88
KAJIAN ADMINISTRASI
RESEP Nama Dokter = Ada
30 maret 2022 SIP = Ada
2. KAJIAN FARMASETIK
1. OBH Sirup
Kandungan
Tiap 5 ml (1 sendok takar) sirup mengandung succus liquiritiae extract
167 mg, paracetamol 150 mg, ammonium chloride 50 mg, ephedrine
HCL 2,5 mg, chlorpeniramine maleat 1 mg.
Dosis
Anak usia 6-12 tahun 3x sehari 1.5 sendok teh (7,5 ml), Dewasa 3x
sehari (15 ml)
89
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
2. Sirup Thymi
Kandungan
Tiap 5 ml mengandung guaifenesin 3,75 mg, ekstrak thyme 250 mg,
ekstrak primulae 50 mg, esktrak althaea 175 mg, eucalyptus oil 0,5
mg, anise oil 1.25 mg
Dosis
Dewasa 1 sendok makan (15 ml) 3-4 kali sehari, anak-anak 1 sendok
takar (5 ml) 3-4 kali sehari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
3. Cetirizine
Kandungan
Tablet 5 mg, tab/kaps 10 mg, tetes 10 mg/ml, sirup 5 mg/5 ml
Dosis
Dewasa 1x10 mg/hari, anak usia >2 tahun 0,25 mg/kg BB diberikan
tiap 24 jam
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
4. Kalmethasone
Kandungan
Tablet 0,5 mg (deksametahson), ampul 4 mg/ml, ampul 5 mg/ml
Dosis
Dewasa 0,5-10 mg/hari dalam dosis terbagi injeksi 0,5-24 mg dalam
dosis terbagi, anak oral, IM, IV 0,08-0,3 mg/kg BB/hari dalam dosis
terbagi setiap 6-12 jam
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
90
5. Codein
Kandungan
Tablet 10 mg, 15 mg, 20 mg
Dosis
Dewasa 10-20 mg tiap 4-6 jam masksimal 120 mg/hari, 6-12 tahun 5-
10 mg atau 0,5-1,5 mg/kg BB tiap 4-6 jam maksimal 30 mg/hari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
a. Bentuk Sediaan
OBH syr : Sirup
Syrup Thymi : Sirup
Cetirizine : Tablet
Kalmethasone : Tablet
Codein : Tablet
b. Stabilitas
OBH syr : Stabil
Syrup Thymi : Stabil
Cetirizine : Stabil
Kalmethasone : Stabil
Codein : Stabil
c. Kompaktibilitas
OBH syr : Tercampur
Syrup Thymi : Tercampur
Cetirizine : Tercampur
Kalmethasone : Tercampur
Codein : Tercampur
3. KAJIAN KLINIS
1. OBH Syr
a. Indikasi
Meredakan gejala batuk, flu, demam, sakit kepala, hidung tersumbat
91
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas pada salah satu kandungan obat
c. Efek Samping
Mengantuk, gangguan pencernaan ringan
2. Syrup Thymi
a. Indikasi
Meredakan batuk berdahak, melegakan tenggorokan dan pilek
b. Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan pada penderita yang hipersensitivitas terhadap
thymi
c. Efek Samping
-
3. Cetirizine
a. Indikasi
Rinitis alergi, konjungtivitas, urtikaria, idiopati kronis, pruritus
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas, laktasi
c. Efek Samping
Pusing, sakit kepala, mengantuk, mulut terasa kering, agitasi, reaksi
hipersensitif seperti reaksi kulit dan angiodema, rasa tidak nyaman di
perut.
4. Kalmethasone
a. Indikasi
Inflamasi dan alergi, syok, diagnosis syndrome cushing, edema
serebral
b. Kontraindikasi
Kontraindikasi dengan penderita DM, tukak peptik/tukak duodenum,
infeksi berat hipertensi atau gangguan sistem kardiovaskular lainnya
c. Efek Samping
Penghentian secara tiba-tiba setelah penggunaan jangka panjang
menyebabkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam, mialgia,
92
TELAAH RESEP
YA TIDAK
1 KEJELASAN TULISAN √
2 BENAR NAMA PASIEN √
3 BENAR NAMA OBAT √
4 BENAR DOSIS √
5 BENAR WAKTU DAN DOSIS √
PEMBERIAN
6 BENAR CARA PEMBERIAN √
7 ADA TIDAKNYA DUPLIKASI √
8 ADA TIDAKNYA POLI FARMASI √
9 INTERAKSI OBAT YANG MUNGKIN √
TERJADI
1.
94
KAJIAN ADMINISTRASI
Nama Dokter = Ada
SIP = Ada
RESEP
13 mei 2022 Alamat = Ada
R/ Mefinal 500 mg
Inscriptio = Ada
Valisanbe 500 mg
Dexamethasone 0,75 mg Invecatio = Ada
m.f caps dtd No. X
Praescriptio = Ada
S 2dd I
Signatura = Ada
Pro : Ny. ZML
Subscriptio = Ada
Umur : -
Alamat: - Nama Pasien = Ada
Alamat Pasien = Tidak Ada
Umur Pasien = Tidak Ada
2. KAJIAN FARMASETIK
1. Mefinal
Kandungan
Mengandung asam mefenamat tablet/kaplet 500 mg
Dosis
Dewasa 2-3 x 250 mg–500 mg sehari
Aturan pakai
Diminum 2x sehari 2 tablet sesudah makan (Racikan)
95
2. Valisanbe
Kandungan
Mengandung diazepam 2 mg, 5 mg, injeksi 5 mg/ml, suppo 10 mg/2,5
ml
Dosis
Untuk status epileptikus konvulsif : dewasa 10-20 mg/rectal dapat
diulamgi 15 menit kemudian bila kejang masih berlanjut
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (Racikan)
3. Dexamethasone
Kandungan
Tablet 0,5 mg dan 0,75 mg
Dosis
Dewasa 0,5-10 mg/hari dalam dosis terbagi, anak untuk antiinflamasi
oral, IM, IV 0,08-0,3 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi setiap 6-12
jam
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (Racikan)
a. Bentuk Sediaan
Mefinal : Tablet
Valisanbe : Tablet
Dexamethasone : Tablet
b. Stabilitas
Mefinal : Stabil
Valisanbe : Stabil
Dexamethasone : Stabil
c. Kompaktibilitas
Mefinal : Tercampur
Valisanbe : Tercampur
Dexamethasone : Tercampur
96
3. KAJIAN KLINIS
1. Mefinal
a. Indikasi
Nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore
primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri karena
pasca operasi.
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas, ulkus peptikum, kehamilan, anak <14 tahun
c. Efek Samping
Gangguan saluran cerna (dispepsia, diare, gejala iritasi mukosa
lambung), reaksi hipersentivitas, (eritema kulit), bronkokonstriksi
2. Valisanbe
a. Indikasi
Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada
putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot.
b. Kontraindikasi
Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi
pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik, glaukoma
sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan,
bayi prematur, tidak boleh digunakan sendirian pada depresi atau
ansietas dengan depresi
c. Efek Samping
Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, gangguan mental, amnesia,
depresi pernafasan, bingung, gangguan saluran cerna, retensi urin,
ruam, gangguan penglihatan
3. Deksametason
a. Indikasi
Inflamasi dan alergi, syok, diagnosis sindroma cushing, hiperplasia
adrenal kongenital, edema serebral. Intranasal (alergi atau inflamasi
nasal dan polip), inhalasi oral (pengontrol asma bronkial persisten),
dapat digunakan untuk menangani edema serebral dan syok septik
97
b. Kontraindikasi
Kontraindikasi dengan penderita DM, tukak peptik/tukak duodenum,
infeksi berat hipertensi atau gangguan sistem kardiovaskular lainnya
c. Efek Samping
Penghentian secara tiba-tiba setelah penggunaan jangka panjang
menyebabkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam, mialgia,
atralgia, malaise. Komplikasi penggunaan jangka panjang
menyebabkan gangguan cairan elektrolit, hiperglikemia, tukak peptik,
osteoporosis, miopati, habitus pasien cushing syndrome (moon face,
buffalo hump, dll).
TELAAH RESEP
NO ASPEK TELAAH BERI TANDA (√)
YA TIDAK
1 KEJELASAN TULISAN √
2 BENAR NAMA PASIEN √
3 BENAR NAMA OBAT √
4 BENAR DOSIS √
5 BENAR WAKTU DAN DOSIS √
PEMBERIAN
6 BENAR CARA PEMBERIAN √
7 ADA TIDAKNYA DUPLIKASI √
8 ADA TIDAKNYA POLI FARMASI √
9 INTERAKSI OBAT YANG √
MUNGKIN TERJADI
98
Interaksi :
1. Monitoring penggunaan diazepam, karena deksametason akan menurunkan
kadar atau efek dari diazepam dengan mempengaruhi metabolisme enzim
CYP3A4 di hati/usus
2. Monitoring risiko ulserasi gangguan saluran cerna pada penggunaan asam
mefenamat dan deksametason karena dicurigai dapat meningkatkan efek
toksisitas obat lain dengan sinergisme farmakodinamik
99
3. KAJIAN ADMINISTRASI
Nama Dokter = Ada
RESEP SIP = Ada
Alamat = Ada
R/ Triamcort 2 mg Inscriptio = Tidak Ada
Meptin 12,5 Invecatio = Ada
Trifed 1/6
Praescriptio = Ada
Isprinol 1/5
m.f pulv dtd No XV Signatura = Ada
S 2dd I Subscriptio = Tidak Ada
Nama Pasien = Ada
Pro : An. BL Alamat Pasien = Tidak Ada
Umur : 2 Tahun 6 Bulan Umur Pasien = Ada
Alamat: -
4. KAJIAN FARMASETIK
6. Triamcort
Kandungan
Tablet mengandung triamcinolone 4 mg, vial 10 dan 40 mg/ml,
Dosis
Dewasa 4 mg–48 mg/hari dalam dosis terbagi (dosis disesuaikan
dengan jenis penyakit dan resepon pasien)
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
7. Meptin
Kandungan
Setiap tablet mengandung procaterol 25 mcg, 50 mcg, meptin syrup 5
mcg/ml, larutan inhalasi 0,3 ml dan 0,5 ml
100
Dosis
Dewasa 50 mcg 2x sehari, anak usia 6 tahun keatas 25 mcg 2x sehari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
8. Trifed
Kandungan
Per 5 ml : Tripolidine HCL 1,25 mg, Pseudoephedrine HCL 30 mg
Dosis
Dewasa dan anak usia >12 tahun 2 sendok takar 5 ml, anak 6-12 tahun
1 sendok takar 5 ml, anak 4-6 tahun 0,75 sendok takar 5 ml, anak 2-4
tahun 0,5 sendok takar 5 ml
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
9. Isprinol
Kandungan
Per 5 ml : sirup 250 mg (methisoprinol)
Dosis
Dewasa 2 sendok takar 6-8 kali sehari, anak >7 tahun dengan BB >21
kg/BB 1 sendok takar (5 ml) 6 kali sehari, anak usia 0-7 tahun dengan
BB 14-21 kg/BB ¾ sendok takar (5 ml) 6 kali sehari, anak 1-3 tahun
dengan BB 9-14 kg/BB ½ sendok takar (5 ml) 6 kali sehari, anak <1
tahun dengan BB <9 kg/BB sendok takar (5 ml) 6 kali sehari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
d. Bentuk Sediaan
Triamcort : Tablet
Meptin : Tablet
Trifed : Sirup
Isprinol : Sirup
e. Stabilitas
Triamcort : Stabil
Claritromicin : Stabil
Trifed : Stabil
Isprinol : Stabil
f. Kompaktibilitas
Triamcort : Tercampur
Meptin : Tercampur
Trifed : Tercampur
101
Isprinol : Tercampur
TELAAH RESEP
5. KAJIAN ADMINISTRASI
RESEP Nama Dokter = Ada
30 maret 2022 SIP = Ada
Alamat = Ada
R/ OBH Syr 500 ml Inscriptio = Ada
Syrup Thymi 100 ml Invecatio = Ada
Cetirizine 12 tab
Praescriptio = Ada
Kalmethasone 0,15 12 tab
Codein 300 mg Signatura = Ada
m.f Syr No. I Subscriptio = Ada
S 3dd C I Nama Pasien = Ada
Alamat Pasien = Tidak Ada
Pro : Ny. L Umur Pasien = Tidak Ada
Umur : -
Alamat: -
6. KAJIAN FARMASETIK
6. OBH Sirup
Kandungan
Tiap 5 ml (1 sendok takar) sirup mengandung succus liquiritiae extract
167 mg, paracetamol 150 mg, ammonium chloride 50 mg, ephedrine
HCL 2,5 mg, chlorpeniramine maleat 1 mg.
Dosis
Anak usia 6-12 tahun 3x sehari 1.5 sendok teh (7,5 ml), Dewasa 3x
sehari (15 ml)
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
104
7. Sirup Thymi
Kandungan
Tiap 5 ml mengandung guaifenesin 3,75 mg, ekstrak thyme 250 mg,
ekstrak primulae 50 mg, esktrak althaea 175 mg, eucalyptus oil 0,5
mg, anise oil 1.25 mg
Dosis
Dewasa 1 sendok makan (15 ml) 3-4 kali sehari, anak-anak 1 sendok
takar (5 ml) 3-4 kali sehari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
8. Cetirizine
Kandungan
Tablet 5 mg, tab/kaps 10 mg, tetes 10 mg/ml, sirup 5 mg/5 ml
Dosis
Dewasa 1x10 mg/hari, anak usia >2 tahun 0,25 mg/kg BB diberikan
tiap 24 jam
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
9. Kalmethasone
Kandungan
Tablet 0,5 mg (deksametahson), ampul 4 mg/ml, ampul 5 mg/ml
Dosis
Dewasa 0,5-10 mg/hari dalam dosis terbagi injeksi 0,5-24 mg dalam
dosis terbagi, anak oral, IM, IV 0,08-0,3 mg/kg BB/hari dalam dosis
terbagi setiap 6-12 jam
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
10. Codein
Kandungan
Tablet 10 mg, 15 mg, 20 mg
Dosis
Dewasa 10-20 mg tiap 4-6 jam masksimal 120 mg/hari, 6-12 tahun 5-
10 mg atau 0,5-1,5 mg/kg BB tiap 4-6 jam maksimal 30 mg/hari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
d. Bentuk Sediaan
OBH syr : Sirup
Syrup Thymi : Sirup
Cetirizine : Tablet
105
Kalmethasone : Tablet
Codein : Tablet
e. Stabilitas
OBH syr : Stabil
Syrup Thymi : Stabil
Cetirizine : Stabil
Kalmethasone : Stabil
Codein : Stabil
f. Kompaktibilitas
OBH syr : Tercampur
Syrup Thymi : Tercampur
Cetirizine : Tercampur
Kalmethasone : Tercampur
Codein : Tercampur
4. KAJIAN KLINIS
6. OBH Syr
d. Indikasi
Meredakan gejala batuk, flu, demam, sakit kepala, hidung tersumbat
e. Kontraindikasi
Hipersensitivitas pada salah satu kandungan obat
f. Efek Samping
Mengantuk, gangguan pencernaan ringan
7. Syrup Thymi
d. Indikasi
Meredakan batuk berdahak, melegakan tenggorokan dan pilek
e. Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan pada penderita yang hipersensitivitas terhadap
thymi
f. Efek Samping
-
8. Cetirizine
d. Indikasi
Rinitis alergi, konjungtivitas, urtikaria, idiopati kronis, pruritus
e. Kontraindikasi
Hipersensitivitas, laktasi
f. Efek Samping
Pusing, sakit kepala, mulut terasa kering, agitasi, reaksi hipersensitif
seperti reaksi kulit dan angiodema, rasa tidak nyaman di perut.
106
9. Kalmethasone
d. Indikasi
Inflamasi dan alergi, syok, diagnosis syndrome cushing, edema
serebral
e. Kontraindikasi
Kontraindikasi dengan penderita DM, tukak peptik/tukak duodenum,
infeksi berat hipertensi atau gangguan sistem kardiovaskular lainnya
f. Efek Samping
Penghentian secara tiba-tiba setelah penggunaan jangka panjang
menyebabkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam, mialgia,
atralgia, malaise. Komplikasi penggunaan jangka panjang
menyebabkan gangguan cairan elektrolit, hiperglikemia, tukak peptik,
osteoporosis, miopati, habitus pasien cushing syndrome (moon face,
buffalo hump, dll)
10. Codein
d. Indikasi
Batuk kering, batuk dengan nyeri
e. Kontraindikasi
Batuk berdahak, penyakit hepar, gangguan ventilasi, hipersensitivitas,
riwayat penggunaan MAO inhibitor dalam 14 hari terakhir, menderita
atau dicurigai terdapat paru obstruksi gastrointestinal, ileus paralitik,
depresi nafas
f. Efek Samping
Konstipasi, depresi pernafasan pada pasien yang sensitif atau pada
dosis besar
107
TELAAH RESEP
KAJIAN ADMINISTRASI
Nama Dokter = Ada
RESEP SIP = Ada
14 mei 2022
Alamat = Ada
R/ Lamesone 16 mg VII Inscriptio = Ada
S 1dd I pc Invecatio = Ada
Lansoprazole VII Praescriptio = Ada
S 1dd I ac Signatura = Ada
Neurosanbe 5000 VII Subscriptio = Ada
Nama Pasien = Ada
S 1dd I pc
Lyrica 50 mg VII Alamat Pasien = Tidak Ada
Umur Pasien = Ada
S 1dd I pc
Zitanid VII
S 1dd I pc
Pro : Ny. HN
Umur : 38 Tahun 7 Bulan
Alamat: -
2. KAJIAN FARMASETIK
1. Lamesone
Kandungan
Tablet methylprednisolone 4 mg, 16 mg, vial 125 mg
Dosis
109
a. Bentuk Sediaan
Lamesone : Tablet
Lansoprazole : Tablet
Neurosanbe : Tablet
Lyrica : Tablet
Zitanid : Tablet
b. Stabilitas
Lamesone : Stabil
Lansoprazole : Stabil
Neurosanbe : Stabil
Lyrica : Stabil
Zitanid : Stabil
c. Kompaktibilitas
Lamesone : Tercampur
Lansoprazole : Tercampur
Neurosanbe : Tercampur
Lyrica : Tercampur
Zitanid : Tercampur
3. KAJIAN KLINIS
1. Lamesone
a. Indikasi
Antiinflamasi atau imunosupresi pada beberapa penyakit hematologi,
alergi, neoplasma maupun autoimun
b. Kontraindikasi
Kontraindikasi dengan penderita DM, tukak peptik/tukak duodenum,
infeksi berat hipertensi atau gangguan sistem kardiovaskular lainnya
c. Efek Samping
Penghentian secara tiba-tiba setelah penggunaan jangka panjang
menyebabkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam, mialgia,
atralgia, malaise. Komplikasi penggunaan jangka panjang
menyebabkan gangguan cairan elektrolit, hiperglikemia, tukak peptik,
osteoporosis, miopati, habitus pasien cushing syndrome (moon face,
buffalo hump, dll)
2. Lansoprazole
a. Indikasi
Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis (ex:
syndrome zollinger ellison)
b. Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap lansoprazole
111
c. Efek Samping
Urtikaria, mual, muntah, konstipasi, kembung, gangguan fungsi hati,
edema perifer, nyeri abdomen, lesu
3. Neurosanbe
a. Indikasi
Gangguan sistem saraf perifer, defisiensi vitamin B
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap kandungan obat neurosanbe
c. Efek Samping
Diare, gatal, sindrome neuropati, reaksi alergi
4. Lyrica
a. Indikasi
Nyeri neuropatik perifer, terapi tambahan untuk kejang parsial dengan
atau tanpa generalisasi sekunder
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas, pankreatis akut, tidak efektif untuk kejang
generalisasi primer
c. Efek Samping
Pusing, lelah, nigtamus, sakit kepala, tremor, rinitis, mual, muntah,
peningkatan BB, demam, nyeri punggung, depresi, myalgia,
mulut/tenggorokan kering
5. Zitanid
a. Indikasi
meredakan nyeri spasme/kram otot, paska operasi seperti pada hernia
diskus intervetebra atau OA panggul
b. Kontraindikasi
Ibu hamil
c. Efek Samping
Mengantuk, lesu, pusing, mulut kering, mual, dan sedikit penurunan
TD, lelah, konstipasi, muntah, rhinitis, ISK
112
TELAAH RESEP
Interaksi Obat :
1. Lansoprazole dapat menghambat absorpsi dari Neuorosanbe sehingga terjadi
penurunan kadar obat neurosanbe. (Medscape Apps Drugs and Interaction)
2. Lamesone dapat meningkatkan kadar atau efek dari Lansoprazole dengan
mempengaruhi efek metabolismenya di hati/usus. (Medscape Apps Drugs and
Interaction)
Solusi :
1. Lansoprazole diminum 30 menit sebelum makan, neurosanbe 2 jam setelah
makan (pemberian obat dijeda)
2. Monitoring pemberian dosis lansoprazole dengan lamesone
3. Pemberian lansoprazole untuk mencegah/mengurangi efek samping tukak
lambung dari lamesone
1.
113
KAJIAN ADMINISTRASI
Nama Dokter = Ada
RESEP SIP = Ada
13 mei 2022
Alamat = Ada
R/ Mefinal 500 mg
Inscriptio = Ada
Valisanbe 500 mg Invecatio = Ada
Dexamethasone 0,75 mg Praescriptio = Ada
m.f caps dtd No. X Signatura = Ada
Subscriptio = Ada
S 2dd I Nama Pasien = Ada
Alamat Pasien = Tidak Ada
Pro : Ny. ZML Umur Pasien = Tidak Ada
Umur : -
Alamat: -
2. KAJIAN FARMASETIK
1. Mefinal
Kandungan
Mengandung asam mefenamat tablet/kaplet 500 mg
Dosis
Dewasa 2-3 x 250 mg–500 mg sehari
Aturan pakai
Diminum 2x sehari 2 tablet sesudah makan (Racikan)
2. Valisanbe
Kandungan
Mengandung diazepam 2 mg, 5 mg, injeksi 5 mg/ml, suppo 10 mg/2,5
ml
114
Dosis
Untuk status epileptikus konvulsif : dewasa 10-20 mg/rectal dapat
diulamgi 15 menit kemudian bila kejang masih berlanjut
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (Racikan)
3. Dexamethasone
Kandungan
Tablet 0,5 mg dan 0,75 mg
Dosis
Dewasa 0,5-10 mg/hari dalam dosis terbagi, anak untuk antiinflamasi
oral, IM, IV 0,08-0,3 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi setiap 6-12
jam
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (Racikan)
a. Bentuk Sediaan
Mefinal : Tablet
Valisanbe : Tablet
Dexamethasone : Tablet
b. Stabilitas
Mefinal : Stabil
Valisanbe : Stabil
Dexamethasone : Stabil
c. Kompaktibilitas
Mefinal : Tercampur
Valisanbe : Tercampur
Dexamethasone : Tercampur
4. KAJIAN KLINIS
1. Mefinal
a. Indikasi
Nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore
primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri karena
pasca operasi.
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas, ulkus peptikum, kehamilan, anak <14 tahun
c. Efek Samping
Gangguan saluran cerna (dispepsia, diare, gejala iritasi mukosa
lambung), reaksi hipersentivitas, (eritema kulit), bronkokonstriksi
115
2. Valisanbe
a. Indikasi
Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada
putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot.
b. Kontraindikasi
Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi
pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik, glaukoma
sudut sempit akut, serangan asma akut.
Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, gangguan mental, amnesia,
depresi pernafasan, bingung, gangguan saluran cerna, retensi urin,
ruam, gangguan penglihatan
3. Deksametason
a. Indikasi
Inflamasi dan alergi, syok, diagnosis sindroma cushing, hiperplasia
adrenal kongenital, edema serebral. Intranasal (alergi atau inflamasi
nasal dan polip), inhalasi oral (pengontrol asma bronkial persisten),
dapat digunakan untuk menangani edema serebral dan syok septik
b. Kontraindikasi
Kontraindikasi dengan penderita DM, tukak peptik/tukak duodenum,
infeksi berat hipertensi atau gangguan sistem kardiovaskular lainnya
c. Efek Samping
Penghentian secara tiba-tiba setelah penggunaan jangka panjang
menyebabkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam, mialgia,
atralgia, malaise. Komplikasi penggunaan jangka panjang
menyebabkan gangguan cairan elektrolit, hiperglikemia, tukak peptik,
osteoporosis, miopati, habitus pasien cushing syndrome (moon face,
buffalo hump, dll).
116
TELAAH RESEP
Interaksi :
1. Deksametason akan menurunkan kadar atau efek dari valisanbe (diazepam)
dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati/usus. Monitoring
penggunaan diazepam. (Medscape Apps Drugs and Interaction)
2. Mefinal (asam mefenamat) dan deksametason dicurigai dapat meningkatkan
efek toksisitas obat lain (diazepam) dengan sinergisme farmakodinamik.
(Medscape Apps Drugs and Interaction)
Solusi :
1. Monitoring risiko gangguan saluran cerna (diare) pada penggunaan diazepam
2. Penggunaan dosis ketiga obat tersebut untuk saling menghindari efek samping
1.
117
KAJIAN ADMINISTRASI
Nama Dokter = Ada
RESEP SIP = Ada
3 jan 2022 Alamat = Ada
R/ Salofalk 500 mg XLV Inscriptio = Ada
S 3dd I
Invecatio = Ada
R/ Lesichol XXX
S 2dd I pc Praescriptio = Ada
R/ Pariet 20 mg XIV Signatura = Ada
S 1dd I ac Subscriptio = Ada
R/ Mucosta 100 mg XXX Nama Pasien = Ada
S 2dd I Alamat Pasien = Tidak Ada
Umur Pasien = Ada
Pro : NJ
Umur : 20-11-59 (63 Tahun)
Alamat: -
2. KAJIAN FARMASETIS
1. Salofalk
Kandungan
Mengandung Mesalazine tablet 250 mg, 500 mg Mesalazine, granul
1500 mg, suppo 500 mg
Dosis
Dewasa 3x sehari 1 tablet dengan durasi penggunaan 2-6 minggu
Aturan pakai
Diminum 3x sehari 2 jam sesudah makan
118
2. Lesichol
Kandungan
Mengandung pure lechitin (PPC 95 %) 300 mg/600 mg, vitamin B1 6
mg, vitamin B2 6 mg, vitamin B6 6 mg, vitamin E 10 mg,
nicotinamide 30 mg
Dosis
Dewasa 1-2 kapsul 3x sehari
Aturan pakai
Diminum 2x sehari sesudah makan
3. Pariet
Kandungan
Tablet rabeprazole 10 mg, 20 mg
Dosis
Dewasa untuk tukak duodenum sehari 20 mg pada pagi hari selama 4-
8 minggu, untuk tukak lambung sehari 20 mg pada pagi hari selama 6-
12 minggu, GERD/ulseratif 20 mg/hari selama 4-8 minggu. Untuk
terapi pemeliharaan 10-20 mg/hari
Aturan pakai
Diminum 1x sehari 30 menit sebelum makan
4. Mucosta
Kandungan
Tablet 100 mg (rebamipide)
Dosis
3x100 mg/hari pada pagi hari, sore dan menjelang tidur malam
Aturan pakai
Diminum 2x sehari sesudah makan
a. Bentuk Sediaan
Mefinal : Tablet
Lesichol : Tablet
Pariet : Tablet
Mucosta : Tablet
b. Stabilitas
Mefinal : Stabil
Lesichol : Stabil
Pariet : Stabil
Muscosta : Stabil
c. Kompaktibilitas
Mefinal : Tercampur
Lesichol : Tercampur
119
Pariet : Tercampur
Mucosta : Tercampur
3. KAJIAN KLINIS
1. Salofalk
a. Indikasi
Mengobati radang usus seperti kolitis ulseratif, penyakit crohn,
meredakan nyeri akibat tukak usus
b. Kontraindikasi
Kelainan fungsi hati dan ginjal berat, ulkus peptik aktif, pembekuan
darah yang abnormal, bayi dan infan
c. Efek Samping
Hipersensitivitas terhadap mesalazine
2. Lesichol
a. Indikasi
Suplement untuk memelihara fungsi hati
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap salah satu komposisi obat
c. Efek Samping
Diare, sakit perut, cepat kenyang, mulut kering
3. Pariet
a. Indikasi
Tukak lambung, tukak usus halus, GERD/ulseratif
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap pengganti benzimidazole, hamil dan laktasi
c. Efek Samping
Pusing, diare, mual, muntah, kembung, konstipasi
4. Mucosta
a. Indikasi
Tukak lambung, kombinasi dengan penghambat faktor offensif (PPI,
antikolinergik atau H2-antagonis), gastritis
b. Kontraindikasi
Riwayat hipersensitivitas terhadap komponen obat ini (rebamipide)
c. Efek Samping
Kelainan darah, hipersensitif (gatal, kemerahan), konstipasi
120
TELAAH RESEP
Interaksi :
Pariet (rebeprazole) menurunkan efek salofalk (mesalazine) dengan meningkatkan
pH lambung. (Medscape Apps Drugs and Interaction)
Solusi :
1. Gunakan alternatif (penggunaan kedua obat diberi jeda)
2. Pemberian kombinasi antara mucosta (rebamipide) dan pariet (rebeprazole)
untuk meningkatkan efek penghambatan asam pada tukak lambung
1.
121
KAJIAN ADMINISTRASI
Nama Dokter = Ada
RESEP SIP = Ada
4 Juni 2022 Alamat = Ada
R/ Mefinal 500 mg Inscriptio = Tidak Ada
Codein 2,5 mg Invecatio = Ada
Myonal 2/3 tab Praescriptio = Ada
Frego 5 mg Signatura = Ada
m.f pulv da in cap dtd No X Subscriptio = Ada
S 2dd cap I Nama Pasien = Ada
Alamat Pasien = Tidak Ada
Pro : Tn. HH
Umur : 56 Tahun 29 hari Umur Pasien = Ada
Alamat: -
2. KAJIAN FARMASETIK
1. Mefinal
Kandungan
Mengandung asam mefenamat tablet/kaplet 500 mg
Dosis
Dewasa 2-3 x 250 mg–500 mg sehari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (Racikan)
2. Codein
Kandungan
Tablet 10 mg, 15 mg, 20 mg
122
Dosis
Dewasa 10-20 mg tiap 4-6 jam masksimal 120 mg/hari, 6-12 tahun 5-
10 mg atau 0,5-1,5 mg/kg BB tiap 4-6 jam maksimal 30 mg/hari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
3. Myonal
Kandungan
Eperisone HCL 50 mg
Dosis
Dewasa 3x sehari 1 tablet
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
4. Frego
Kandungan
Tablet 5 mg, 10 mg (flunarizine)
Dosis
5-10 mg/haro diberikan malam 1x sehari. Maksimal 10 mg/hari. Umur
<65 tahun : 10 mg/hari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (racikan)
a. Bentuk Sediaan
Mefinal : Tablet
Codein : Tablet
Myonal : Tablet
Frego : Tablet
b. Stabilitas
Mefinal : Stabil
Codein : Stabil
Myonal : Stabil
Frego : Stabil
c. Kompaktibilitas
Mefinal : Tercampur
Codein : Tercampur
Myonal : Tercampur
Frego : Tercampur
123
3. KAJIAN KLINIS
1. Mefinal
a. Indikasi
Nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore
primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri karena
pasca operasi.
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas, ulkus peptikum, kehamilan, anak <14 tahun
c. Efek Samping
Gangguan saluran cerna (dispepsia, diare, gejala iritasi mukosa
lambung), reaksi hipersentivitas, (eritema kulit), bronkokonstriksi
2. Codein
a. Indikasi
Asma, bronkial kronis, emfisema paru
b. Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitivitas terhadap
kandungan meptin (procaterol)
c. Efek Samping
Takikardi, demam, pusing, mual, gelisah, tremor, ruam merah pada
kulit
3. Myonal
a. Indikasi
Nyeri otot, kaku pada leher, kram
b. Kontraindikasi
hipersensitivitas, ibu menyusui
c. Efek Samping
Syok, reaksi anafilaksis (kemerahan, gatal, urtikaria, edema, dispnea)
4. Frego
a. Indikasi
Profilaksis migrain, vertigo, pusing, gangguan sirkulasi perifer
b. Kontraindikasi
Pada penderita depresi, parkinson, pasien yang mendapat terapi beta
blocker
c. Efek Samping
Mengantuk, letih
124
TELAAH RESEP
1.
125
KAJIAN ADMINISTRASI
Nama Dokter = Ada
RESEP SIP = Ada
3 juni 2022
Alamat = Ada
R/ Risperidone 3 mg
Inscriptio = Ada
Trihexyfenidil 3 mg Invecatio = Ada
Diazepam 1,5 mg Praescriptio = Ada
m.f caps dtd No. XXI Signatura = Ada
Subscriptio = Ada
S Pagi I Nama Pasien = Ada
Alamat Pasien = Tidak Ada
Pro : MRA Umur Pasien = Tidak Ada
Umur : -
Alamat: -
2. KAJIAN FARMASETIK
1. Risperidone
Kandungan
Risperidone tablet
Dosis
Oral 2-4 mg/hari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (Racikan)
126
2. Trihexyfenidil
Kandungan
Tablet 2 mg
Dosis
Dosis 2 mg, diberikan 2-3 kali sehari, rentang dosis 10 -20 mg/hari
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (Racikan)
3. Diazepam
Kandungan
Tablet 2 mg, 5 mg, rectal suppo 5 mg/2,5 mg; suppo 10 mg/2,5 ml,
injeksi 5 mg/5 ml
Dosis
Diazepam sebagai ansietas; oral 2-3 x 2,5 mg/hari, injeksi 5-10 mg
(i.m /i,v)
Aturan pakai
Diminum sesudah makan (Racikan)
a. Bentuk Sediaan
Risperidone : Tablet
Trihexyfenidil : Tablet
Diazepam : Tablet
b. Stabilitas
Risperidone : Stabil
Trihexyfenidil : Stabil
Diazepam : Stabil
c. Kompaktibilitas
Risperidone : Tercampur
Trihexyfenidil : Tercampur
Diazepam : Tercampur
3. KAJIAN KLINIS
1. Risperidone
a. Indikasi
Skizofrenia akut dan kronik serta kondisi psikotik lain. Meredakan
gejala afektif yang berhubungan dengan skizofrenia
b. Kontraindikasi
Hipersensitivitas, ibu menyusui
c. Efek Samping
Insomnia, agitasi, ansietas, sakit kepala, lelah, pusing, konstipasi,
mual, muntah, dispepsia, gangguan penglihatan, rinitis, ruam,
127
TELAAH RESEP
Interaksi :
1. Diazepam dan risperidone dapat meningkatkan efek sedasi. (Medscape Apps
Drugs and Interaction)
2. Risperidone dapat meningkatkan efek sinergis farmakodinamik dari
trihexyfenidil dan memiliki potensi efek antikolinergik aditif. (Medscape
Apps Drugs and Interaction)
Solusi :
1. Monitoring penggunaan kombinasi diazepam, risperidone, dan trihexyfenidil
untuk melihat efektivitas terapi dan monitoring efek samping obat
2. Pemberian diazepam untuk mencegah/mengurangi efek samping ansietas
pada risperidone
129
SKRINING RESEP
Pembacaan Resep
R/ Metformin 500 mg No. C
S2 dd 1
R/ Acetylcysteine 200 mg No. XX
S2 dd 1
R/ Omeprazole 2 mg No. XX
S2 dd 1
R/ Ondansentron 4 mg No. XX
S2 dd 1
R/ Bexicom c No. X
S1 dd 1
1. Kajian Administrasi
Indikator Keterangan
Nama Dokter Ada
SIP Tidak ada
Alamat Ada
No telepon Ada
Paraf Tidak ada
Tanggal Penulisan Resep Tidak ada
Nama Pasien Ada
Umur Tidak ada
Jenis Kelamin Tidak ada
Berat Badan Tidak ada
Ondansentron : Tablet
Bexicom c : Kaplet
3. kompaktibilitas
Metformin : Tercampur
Acetylcystein : Tercampur
Omeprazol : Tercampur
Ondansentron : Tercampur
Bexicom c : Tercampur
4. Kajian Farmasetik
1) Metformin
Bentuk Sediaan Tablet
Kandungan
Setiap tablet mengandung 500 mg metformin
Dosis
Untuk dewasa Dosis awal 500–850 mg, 2–3 kali sehari. Dosis
maksimal 2.000–3.000 mg tiap hari, dibagi dalam 3 kali minum.
Untuk anak-anak Usia 10 Tahun Keatas Dosis awal 500–850
mg, 1 kali sehari, dosis dinaikkan secara bertahap, tergantung
kondisi pasien. Dosis maksimal 2.000 mg per har yang dibagi
dalam 2–3 kali pemberian.
Aturan Pakai
Diminum Sesudah makan
2) Acetylcystein
Bentuk Sediaan : Kapsul
Kandungan :
Setiap kapsul mengandung 200 mg Acetylcystein
Dosis :
Untuk dewasa 200 mg 3 kali sehari, atau 600 mg (untuk
sediaan effervescent) sekali sehari. Dosis maksimal 600 mg
per hari
Untuk anak-anak usia 2-6 tahun 100 mg, 2–4 kali sehari. Untuk
anak- anak usia > 6 tahun 200 mg, 2–3 kali sehari.
Aturan pakai : Diminum sesudah makan
3) Omeprazol
Bentuk sediaan : Kapsul
Kandungan :
Setiap kapsul mengandung 20 mg omeprazole
131
Dosis :
500 mg/kapsul
4) Ondansentron
Bentuk sediaan : Tablet
Kandungan :
Ondansetron 4 mg, Ondansetron 8 mg.
Dosis :
Pencegahan mual dan muntah pasca operasi:
Dosis awal 1 tablet 8 mg, 1 jam sebelum pembiusan dan 2
dosis
selanjutnya 1 tablet 8 mg tiap 8 jam.
Aturan pakai :
Diberikan 30 menit sebelum makan.
5) Bexicom c
Bentuk sediaan : Kaplet
Kandungan :
Vitamin B1 15 mg, vitamin B2 10 mg, vitamin B6 10 mg,
vitamin B12 100 mcg, vitamin C 500 mg, vitamin E 20 mg, Ca
pantothenate 20 mg, nicotinamide 50 mg
Dosis :
1 kaplet di minum 1 kali sehari.
Aturan pakai :
Sebelum atau sesudah makan
5. Kajian klinis
1) Metformin
Indikasi :
untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes
tipe 2.
Kontraindikasi :
Penyakit ginjal berat. Kondisi metabolik asidosis akut,
maupun kronik. Termasuk status Diabetik Ketoasidosis,
dengan atau tanpa koma.
Efek samping :
Mual atau muntah, Sakit perut, Diare, Rasa lelah atau lemas,
Rasa logam di mulut, Kadar gula darah rendah (hipoglikemia)
2) Acetylcystein
Indikasi :
mengencerkan dahak pada beberapa kondisi, seperti asma,
cystic fibrosis, atau PPOK.
132
Kontraindikasi :
Penggunaan bubuk oral untuk larutan dan tablet
effervescent pada anak dibawah usia 2 tahun, pasien
hipersenstif
Efek samping :
Mual, muntah, sakit perut, ruam, pilek, demam
3) Omeprazol
Indikasi :
untuk tukak lambung dan tukak duodenum, tukak lambung
dan duodenum yang terkait dengan AINS, lesi lambung dan
duodenum, regimen eradikasi H. pylori pada tukak peptik,
refluks esofagitis, Sindrom Zollinger Ellison.
Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap omeprazole.
Efek samping :
Pada dosis besar dan penggunaan yang lama, kemungkinan
dapat menstimulasi pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-
like cells). Pada penggunaan jangka panjang perlu
diperhatikan adanya pertumbuhan bakteri yang berlebihan di
saluran pencernaan.
4) Ondansentron
Indikasi :
untuk mencegah serta mengobati mual dan muntah yang bisa
disebabkan oleh efek samping kemoterapi, radioterapi, atau
operasi.
Kontraindikasi : Hipersensitif
Efek samping :
sakit kepala, demam, menggigil, konstipasi, sensasi panas
pada daerah kepala, nyeri epigastrium, nyeri muskuloskeletal,
nyeri dada, rasa lemas, ansietas, hipotensi, gatal, parestesia,
sedasi dan diare
5) Bexicom c
Indikasi :
Masa pertumbuhan, Malnutrisi, Penyembuhan, Lanjut Usia,
defisiensi vitamin B, C, E & Zn.
Kontraindikasi : -
Efek samping : -
133
Telaah Resep
Ya Tidak
1 Kejelasan tulisan √
2 Benar nama pasien √
3 Benar nama obat √
4 Benar dosis √
5 Benar waktu dan √
dosis
Pemberian
6 Benar cara pemberian √
7 Ada tidaknya duplikasi √
8 Ada tidaknya polifarmasi √
9 Interaksi obat yang mungkin
Terjadi √
Interaksi Obat :
Ondansetron dapat meningkatkan kadar metformin. (Medscape Apps Drugs and
Interaction)
Solusi :
1. Pemberian ondansetrone 30 menit sebelum makan (bila mual) dan metformin
sesudah makan (diberi jeda)
134
Pembacaan Resep
R/ Medixone 16 mg No. VII
S1 dd 1 pc
R/ Omeprazole 20 mg No. VII
S1 dd 1 ac
R/ Neurobion Forte No. VII
S1 dd 1 pc
Pro : Ny. RH
Umur : 70 tahun
lambungnyaSKRINING RESEP
1. Kajian Administrasi
Indikator Keterangan
Nama Dokter Ada
SIP Ada
Alamat Ada
No telepon Ada
Paraf Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Nama Pasien Ada
Umur Ada
Jenis Kelamin Ada
Berat Badan Ada
Dosis :
satu tablet dalam sehari.
Aturan Pakai :
Berikan pada saat makan atau sesudah makan. Telan utuh
jangan dikunyah/dihancurkan.
6. Kajian Klinis
1) Medixone (Methylprednisolon)
Indikasi :
sebagai antiinflamasi atau imunosupresan, tatalaksana status
asmatikus, reaksi penolakan pada transplantasi organ, dan
kondisi alergi
Kontraindikasi :
Alergi terhadap methylprednisolone Infeksi fungal sistemik
Administrasi intramuskular pada ITP (Idiopathic
Thrombocytopenic Purpura). Pada kondisi ini,
methylprednisolone dapat diberikan secara intravena.
Pemberian dosis imunosupresan bersamaan dengan vaksinasi
Efek Samping :
Mual atau muntah, Pusing, Sakit kepala, Perut kembung,
Sakit maag atau heartburn , Nyeri otot, Nafsu makan
menurun, Sulit tidur, Peningkatan kadar gula darah, Mudah
terkena infeksi, Siklus haid tidak teratur, Muncul jerawat,
Pembengkakan di tangan atau pergelangan kaki akibat
penumpukan cairan, Gangguan emosi dan suasana hati, seperti
mudah marah.
2) Omeprazole
Indikasi :
untuk tukak lambung dan tukak duodenum, tukak lambung
dan duodenum yang terkait dengan AINS, lesi lambung dan
duodenum, regimen eradikasi H. pylori pada tukak peptik,
refluks esofagitis, Sindrom Zollinger Ellison.
Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap omeprazole.
Efek Samping :
Pada dosis besar dan penggunaan yang lama, kemungkinan
dapat menstimulasi pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-
like cells). Pada penggunaan jangka panjang perlu
diperhatikan adanya pertumbuhan bakteri yang berlebihan di
saluran pencernaan.
137
3) Neurobion Forte
Indikasi :
Obat ini digunakan untuk defisiensi Vitamin B1, B6, dan B12
pada kasus polineuritis dan beri-beri.
Kontraindikasi :
Pasien diabetes melitus. Pasien dengan gangguan fungsi hati
dan ginjal yan berat. Pasien yang menderita anemia
megaloblastik (kekurangan vitamin B12 dan asam folat).
Efek Samping :
Ruam kulit, diare, penglihatan kabur, gatal, sakit pada dada.
Telaah Resep
No Aspek Telaah Beri Tanda √
Ya Tidak
1 Kejelasan tulisan √
2 Benar nama pasien √
3 Benar nama obat √
4 Benar dosis √
5 Benar waktu dan dosis √
Pemberian
6 Benar cara pemberian √
7 Ada tidaknya duplikasi √
8 Ada tidaknya polifarmas √
9 Interaksi obat yang mungkin √
Terjadi
SKRINING RESEP
Pembacaan Resep
R/ Pantozol 40 mg No. XV
S2 dd 1
R/ Cetrizin 10 mg No. XV
S2 dd 1
R/ Braxidin Tab No. XV
S2 dd 1
1. Kajian Administrasi
Indikator Keterangan
Nama Dokter Ada
SIP Ada
Alamat Ada
No telepon Ada
Paraf Tidak ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
Nama Pasien Ada
Umur Ada
Jenis Kelamin Tidak ada
Berat Badan Tidak ada
3. Stabilitas
Pantozol :
Simpan pada suhu 20-25 derajat Celsius.
Cetrizin :
Cetirizine harus disimpan dalam kemasan yang kedap udara, pada tempat yang
kering dan sejuk, pada temperatur ruangan sekitar 20‒25 derajat Celsius. Jauhkan
dari lingkungan yang lembap, panas, atau paparan sinar matahari langsung
Braxidin :
Simpanlah obat-obatan pada suhu kamar, jauh dari panas dan cahaya langsung.
Jangan membekukan obat kecuali disarankan dalam kemasan. Jauhkan obat-
obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan membuang obat
ke toilet atau menuangkannya ke saluran pembuangan air kecuali diperintahkan
untuk melakukannya.
4. Kompaktibilitas
Pantazol : Tercampur
Cetrizin : Tercampur
Braxidin : Tercampur
5. Kajian Farmasetik
1) Pantazol (Pantoprazole)
Bentuk Sediaan : Tablet
Kandungan :
Pantoprazole 20 mg , pantoprazole 40 mg
Dosis :
Peptic ulcer. Dewasa: 40 mg sekali sehari (meningkatkan hingga 80 mg jika
perlu) selama 2-4 minggu untuk tukak duodenum atau 4-8 minggu untuk
tukak lambung jinak.
Profilaksis tukak yang diinduksi NSAID
2) Cetrizin
Bentuk Sediaan : Tablet
Kandungan :
Setiap tablet mengandung 10 mg cetrizin
Dosis :
Kondisi alergi Dosis yang dianjurkan: Dewasa & anak umur >12 tahun: 10
mg sekali sehari. Anak umur 2-6 tahun: 2,5 mg dua kali sehari. Anak umur 6-
12 tahun: 5 mg dua kali sehari. Lansia: Belum ada data untuk menurunkan
dosis pada pasien lansia. Insufisiensi ginjal: dosis 1/2 kali dosis yang
dianjurkan.
Aturan pakai :
Sebelum atau sesudah makan
140
3) Braxidin
Bentuk Sediaan : Tablet
Kandungan :
chlordiazepoxide 5 mg dan juga clidinium br 2,5 mg\
Dosis :
Dewasa, 1 tablet yang diberikan 3 hingga 4 kali perhari. Lansia: 1 tablet
diberikan 1 hingga 2 kali per hari.
Aturan pakai :
Diberikan dalam keadaan perut kosong yaitu beberapa jam sebelum
makan atau sebelum tidur.
6. Kajian Klinis
1) Pantazol
Indikasi :
untuk mencegah luka yang disebabkan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS).
Kontraindikasi :
Penggunaan yang bersamaan dengan atazanavir dan rilpivirine.
Efek Samping :
Mual, Muntah. Perut kembung, Diare, Sakit perut, Sembelit, Mulut kering,
Lemas, Sakit kepala, Kekurangan vitamin B12., Dan lainnya.
2) Cetrizine
Indikasi :
Rinitis menahun, rinitis alergi seasonal, konjungtivitis, pruritus,
urtikaria idiopati kronis.
Kontraindikasi :
Hipersensitif, Gangguan ginjal berat.
Efek samping :
Gangguan jantung: Takikardia. Gangguan gastrointestinal: Sakit perut,
mulut kering, mual, diare, muntah. Gangguan umum dan kondisi tempat
pemberian: Kelelahan, asthenia, malaise, edema.
Gangguan sistem saraf: Pusing, sakit kepala, kejang, agitasi. Gangguan
kejiwaan: Somnolen, agresi, kebingungan, depresi, halusinasi, insomnia,
epistaksis, bronkospasme. Gangguan pernapasan, toraks dan mediastinum:
Faringitis, rinitis. Gangguan kulit dan jaringan subkutan: Pruritus, ruam,
urtikaria.
3) Braxidin
Indikasi :
digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan dan juga beberapa
gangguan pencernaan, terutama pada bagian usus.
141
Kontraindikasi :
Pasien dengan hipersensitivitas terhadap Chlordiazepoxide Hydrochloride
dan obat Clidinium Bromide dan obat sejenisnya. Riwayat alergi Pasien
dengan glaukoma, kondisi tekanan cairan pada bola mata tinggi Gangguan
fungsi hati Pelebaran prostat Gangguan mental yang membuat pasien tidak
dapat membedakan realitas
Efek samping :
Gangguan koordinasi Pusing dan sakit kepala Mengantuk berlebihan
Cemas dan bingung Retensi urine Sembelit Tekanan darah tinggi
(hipertensi)
Telaah Resep
Ya Tidak
1 Kejelasan tulisan √
2 Benar nama pasien √
3 Benar nama obat √
4 Benar dosis √
5 Benar waktu dan √
dosis
Pemberian
6 Benar cara pemberian √
7 Ada tidaknya duplikasi √
8 Ada tidaknya polifarmasi √
9 Interaksi obat yang mungkin √
Terjadi