Anda di halaman 1dari 129

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
DI APOTEK SEHAT
JL. Malabar Utara IV/18, Mojosongo, Surakarta
Periode II Tanggal 01 – 31 April 2019

HALAMAN JUDUL

Disusun oleh :

SITI MUTMAINAH, S. Farm 18203640


TRININDA BURHAN, S. Farm 1820364077

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
DI
APOTEK SEHAT
Jl Malabar Utara IV/18, Mojosono, Surakarta
Periode II Tanggal 01 – 31 April 2019

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh


Gelar Apoteker Fakultas Farmasi Program Studi Profesi Apoteker
Universitas Setia Budi

Disusun oleh :

SITI MUTMAINAH, S. Farm 18203640xx


TRININDA BURHAN, S. Farm 1820364077

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing PKPA Pembimbing PKPA


Fakultas Farmasi Apotek Sehat
Universitas Setia Budi

Fransiska Leviana, M.Sc., Apt Sintawati Hartono S.Farm., Apt

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


ii
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Sehat yang dilaksanakan pada
tanggal 01 – 31 April 2019 dengan baik guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi.
Melalui Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini kami mendapatkan
ilmu dan pengetahuan tentang perapotekan dan pekerjaan kefarmasian sehingga
kelak dapat menerapkan sesuai keilmuan yang didapat selama menempuh
pendidikan di program profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Setia
Budi Surakarta.
Kami menyadari bahwa semua ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih atas bimbingan, dorongan dan nasehat yang telah
diberikan kepada kami selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini kepada :
1. Dr. Ir. Djoni Tarigan, MBA selaku Rektor Universitas Setia Budi, Surakarta
2. Prof. Dr. R.A. Oetari, SU., MM., M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Setia Budi
3. Dewi Ekowati, M.Sc, Apt selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta
4. Fransiska Leviana, M.Sc.,Apt selaku Dosen pembimbing PKPA Program
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi
5. Sintawati Hartono S.Farm., Apt selaku pembimbing PKPA di Apotek Sehat
yang telah memberikan nasehat dan bimbingan.
6. Segenap karyawati Apotek Sehat yang telah memberikan bantuan selama kami
melaksanakan PKPA
7. Orang tua kami tercinta yang telah memberikan dorongan, nasehat, doa
restunya, sehingga kami dapat menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker
dengan baik.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


iii
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019
8. Teman–teman Angkatan XXXV yang selalu memberikan dukungan dan
semangat selama menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker.
9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan serta bantuan dan kerja sama selama Praktek Kerja
Profesi Apoteker.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari sempurna. Namun demikian kami berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak dan memberi kemajuan bagi dunia
kefarmasian pada khususnya serta dunia kesehatan pada umumnya.

Surakarta, 31 April 2019

Penyusun

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


iv
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR SINGKATAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................3
Tujuan Umum 3
Tujuan Khusus 4
C. Manfaat.............................................................................................4
D. Waktu dan Tempat...........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Definisi Apotek................................................................................6
B. Tugas dan Fungsi Apotek.................................................................7
C. Pekerjaan Kefarmasian di Apotek....................................................9
D. Peraturan Perundang-Undangan Terkait Perapotekan...................10
E. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker...........................................11
1. Care Giver 11
2. Decisionmaker 11
3. Communicator 11
4. Leader 11
5. Manager 12
6. Long Life Learner 12
7. Teacher 12
8. Team Player 12
9. Enterpreneur 12
F. Persyaratan Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA)...............14
G. Persyaratan Pendirian Apotek........................................................14

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


v
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019
1. Persyaratan Umum 14
2. Perbekalan Apotek 18
3. Syarat Administratif 18
H. Tata Cara Pemberian Ijin Apotek...................................................18
1. Pemberian Izin Apotek 18
2. Perubahan Surat Izin Apotek 21
I. Pengelolaan Apotek........................................................................23
1. Kode Etik Pelayanan Kefarmasian 23
2. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek 23
3. Fungsi Manajemen 30
J. Penggolongan Obat........................................................................31
1. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan 31
2. Penggolongan Obat Berdasarkan Cara atau Jalur Pemakaian
35
3. Penggolongan Obat Berdasarkan Sumbernya 35
4. Penggolongan Obat Berdasarkan Efek yang Ditimbulkan
36
5. Penggolongan Obat Berdasarkan Bentuk Sediaan 36
6. Penggolongan Obat Berdasarkan Penamaan 36
7. Obat Wajib Apotek 37
K. Pengelolaan Resep..........................................................................39
L. Administrasi Apotek......................................................................41
1. Administrasi untuk pengadaan barang 41
2. Administrasi untuk penyimpanan barang 41
3. Administrasi untuk penjualan barang 42
4. Administrasi Harga 42
M. Pengelolaan Narkotika...................................................................43
1. Pemesanan Narkotika 44
2. Penyimpanan Narkotika 44
3. Penyerahan Narkotika 45
4. Pelaporan Narkotika 46
5. Pemusnahan Narkotika 46
N. Pengelolaan Psikotropika...............................................................47
1. Pemesanan Psikotropika 47
2. Penyimpanan Psikotropika 48
3. Pelaporan Psikotropika 48
4. Pemusnahan Psikotropika 48
O. Pengelolaan Obat Wajib Apotek....................................................48
P. Pengelolaan Obat Rusak / Kadaluarsa...........................................49
Q. Distribusi Obat...............................................................................50

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


vi
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019
R. Pajak Apotek..................................................................................50
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 51
2. Pajak Reklame atau Iklan (Papan Nama Apotek) 51
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 51
4. Pajak Penghasilan Pribadi (PPh 21) 51
5. Pajak Penghasilan Badan (PPh 25) 51
BAB III TINJAUAN TENTANG TEMPAT PKPA 53
A. Sejarah Apotek Sehat.....................................................................53
B. Visi dan Misi..................................................................................53
C. Jam Kerja Apotek Sehat.................................................................54
D. Tata Ruang.....................................................................................54
E. Struktur Organisasi dan Personalia Apotek Sehat..........................54
F. Tenaga Kerja..................................................................................55
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) 55
2. Apoteker Pendamping 56
3. Tenaga Teknis Kefarmasian 56
G. Sistem Pengelolaan Apotek Sehat..................................................57
1. Pengadaan Barang 57
2. Pembayaran atau Inkaso 60
3. Penyimpanan Faktur 60
4. Pergudangan 60
5. Administrasi 61
H. Pelayanan Kefarmasian di Apotek Sehat.......................................62
1. Pelayanan Obat Dengan Resep 62
2. Pelayanan Obat Non Resep 63
3. Penetapan Harga 63
BAB IV KEGIATAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK
SEHAT 66
A. Pembekalan....................................................................................66
B. Diskusi............................................................................................66
C. Kegiatan Lapangan.........................................................................67
1. Manajerial 67
2. Pelayanan Kefarmasian 73
BAB V PEMBAHASAN 74
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 82
A. Kesimpulan.....................................................................................82
B. Saran...............................................................................................83

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


vii
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019
DAFTAR PUSTAKA 84
LAMPIRAN 85

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


viii
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Proses Perizinan Pendirian Apotek..........................................19
Gambar 2. Skema Jalur Distribusi Obat.................................................................46
Gambar 3. Struktur Organisasi Apotek Sehat........................................................50
Gambar 4. Alur Barang di Apotek Sehat...............................................................53
Gambar 5. Skema Alur Penjualan Obat dengan Resep..........................................60
Gambar 6. Skema Alur Penjualan Obat Bebas dan Obat Wajib Apotek...............60

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


ix
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Apotek Sehat...........................................................................82
Lampiran 2. Resep.......................................................................................83
Lampiran 3. Faktur......................................................................................84
Lampiran 4. Nota Pembelian Perbekalan Farmasi Di Apotek Sehat...........84
Lampiran 5. Etiket (Obat dalam, sirup, dan obat luar)................................85
Lampiran 6. Kartu Stok...............................................................................86
Lampiran 7. Copy Resep..............................................................................87
Lampiran 8. Kuitansi...................................................................................88
Lampiran 9. Surat Pesanan..........................................................................89
Lampiran 10. Surat Pesanan Narkotika.........................................................90
Lampiran 11. Surat Pesanan Psikotropik.......................................................91
Lampiran 12. Surat Pesanan Obat Jadi Prekursor Farmasi............................92
Lampiran 13. Surat Pesanan Obat – Obatan Tertentu...................................93
Lampiran 14. Denah Apotek..........................................................................94
Lampiran 15. Lay Out Apotek.......................................................................95
Lampiran 16. Etalase obat bebas, bebas terbatas, dan produk lainnya..........97
Lampiran 17. Rak Generik.............................................................................99
Lampiran 18. Rak Penyimpanan Obat Paten...............................................100
Lampiran 19. Rak Penyimpanan Obat Tetes, Salep Mata dan Tetes Telinga....
...............................................................................................101
Lampiran 20. Rak Penyimpanan Salep dan Prekursor................................102
Lampiran 21. Rak Penyimpanan Antibiotika Sirup dan Sirup Keras..........103
Lampiran 22. Tempat Penyimpanan Obat Suhu Dingin..............................104
Lampiran 23. Gudang Penyimpanan Obat...................................................105
Lampiran 24. Pelayanan Swamedikasi........................................................106
Lampiran 25. Tugas Presentasi Gastritis.....................................................107

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


x
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019
DAFTAR SINGKATAN
APA : Apoteker Penanggungjawab Apotek
Aping : Apoteker Pendamping
COD : Cash on delivery
HAM : Hak Asasi Manusia
KIE : Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
OWA : Obat Wajib Apotek
PBF : Pedagang Besar Farmasi
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
PIO : Pelayanan Informasi Obat
PKPA : Praktek Kerja Profesi Apoteker
SIA : Surat Izin Apoteker
SDM : Sumber Daya Manusia
SP : Surat Pesanan
TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


xi
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis serta telah ditetapkan bahwa setiap orang berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap elemen masyarakat baik individu,
keluarga, berhak memperoleh pelayanan atas kesehatannya maka diperlukan
adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
semua elemen masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud salah
satunya adalah apotek.
Menurut Permenkes No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek menyebutkan bahwa
apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Fungsi apotek adalah sebagai tempat pengabdian
Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan, dan sebagai sarana farmasi
untuk melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan
obat dan sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat
yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi standar: a. pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan b.
pelayanan farmasi klinik. (2) Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. perencanaan; b. pengadaan; c. penerimaan; d. penyimpanan; e. pemusnahan; f.
pengendalian; dan g. pencatatan dan pelaporan. (3) Pelayanan farmasi klinik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. pengkajian Resep; b.
dispensing; c. Pelayanan Informasi Obat (PIO); d. konseling; e. Pelayanan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


1
2

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
Kefarmasian di rumah (home pharmacy care); f. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
dan g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
Farmasis sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan memiliki
posisi strategis dalam mewujudkan pengobatan yang rasional bagi masyarakat.
Sebagai konsekuensi maka apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien.
Apoteker dapat memberikan informasi, monitoring dan penggunaan obat untuk
mengetahui tujuan akhir sesuai dengan harapan dan dapat terdokumentasi dengan
baik. Apoteker harus mampu untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kesalahan
pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan sehingga dapat
mendukung pengobatan yang rasional.
Orientasi pelayanan kefarmasian pada saat ini telah diperluas, yakni dari
drug oriented (paradigma lama) menjadi patient oriented (paradigma baru) yang
mengacu kepada pharmaceutical care (asuhan kefarmasian). Sebagai konsekuensi
perubahan orientasi tersebut maka apotek perlu dipimpin oleh seorang profesional
di bidangnya yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang handal baik dari segi
fungsi teknis kefarmasian maupun fungsi non-teknis kefarmasian. Seorang APA
dituntut mempunyai kemampuan dalam bidang manajemen pengelola apotek
sebab di dalam usaha bisnis apotek terdapat unsur dagang (bisnis), sosial dan
profesi. Seorang APA juga dituntut untuk dapat memahami segala permasalahan
yang sering timbul dalam suatu apotek serta mampu mengambil tindakan korektif
untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu seorang APA juga dituntut untuk
senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat
berinteraksi langsung dengan pasien.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam menjalankan pekerjaan
keprofesiannya harus mampu mengelola sebuah apotek dengan manajemen yang
baik dan profesional sehingga apotek tersebut dapat berkembang. Apoteker harus
mampu berkomunikasi dengan baik dengan segala pihak baik staf dan karyawan
apotek maupun dokter dan konsumen atau masyarakat. Apoteker perlu pendidikan
baik yang bersifat teoritis maupun praktek mengenai pengetahuan dan
pengalaman tentang kondisi nyata yang terjadi di apotek, sehingga perlu diadakan
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
3

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
praktek kerja profesi apoteker sebagai bekal untuk menciptakan tenaga apoteker
handal dan mampu menjalankan pelayanan profesional kefarmasian yang
berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Calon apoteker wajib mengikuti Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
apotek dengan bimbingan seorang apoteker sebelum terjun ke lingkungan apotek
sebenarnya untuk mengetahui dan memahami permasalahan yang banyak
dijumpai di apotek serta mendapatkan pengalaman praktis tentang pengelolaan di
apotek adapun untuk Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) periode ini
dilakukan di salah satu apotek swasta di kota Surakarta yaitu tepatnya di Apotek
Surakarta Farma yang beralamat di JL. Kapten Mulyadi 31 Surakarta. Diharapkan
melalui PKPA ini, calon apoteker dapat meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan yang memadai dalam mengelola apotek dengan baik dan professional
sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
Melalui kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep dan teori yang diperoleh di bangku
kuliah pada situasi yang nyata melalui interaksi dengan lingkungan yang dihadapi
dalam praktik kerja profesi Apoteker. Selain itu, mahasiswa diharapkan memiliki
gambaran nyata tentang teori yang selama ini didapatkan di bangku kuliah dan
kemudian dapat melakukan analisis terhadap perbedaan antara teori dan praktik di
lapangan serta mampu mencari solusi permasalahan pada praktik farmasi di
lapangan. Pengalaman yang diperoleh melalui praktik kerja lapangan ini akan
sangat membantu calon Apoteker untuk menambah wawasan dan wacana bila
suatu hari nanti akan mengelola sebuah apotek.

B. Tujuan
Tujuan Umum
a. Mengerti dan memahami ruang lingkup apotek yang meliputi perundang-
undangan mengenai perapotekan, manajemen apotek, pengelolaan obat,
perbekalan farmasi di apotek, pelayanan informasi obat serta aspek bisnis
perapotekan sesuai dengan UU Kesehatan dan Kode Etik Apoteker.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


4

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
b. Mempersiapkan para calon apoteker untuk menjalani profesinya secara
profesional, handal dan mandiri serta mampu menjawab tantangan.

Tujuan Khusus
a. Memahami fungsi dan peran Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek.
b. Mempelajari dan mengamati secara langsung struktur organisasi dan
kegiatan rutin dalam hal pengelolaan manajemen apotek terutama dalam
memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien khususnya di Apotek
Sehat.
c. Untuk dapat meningkatkan kemampuan calon apoteker dalam hal
komunikasi yang efektif terhadap tenaga profesi kesehatan dan pasien.
d. Mendidik apoteker untuk berinteraksi dan belajar memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien berkaitan dengan obat dan informasi obat di
apotek.
e. Menghasilkan apoteker yang profesional di salah satu tempat kerjanya
yaitu apotek.

C. Manfaat
Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diambil dari kegiatan PKPA di
Apotek ini di antaranya adalah:
1. Bagi Mahasiswa Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Meningkatkan kualitas lulusan apoteker Program Profesi Universitas
Setia Budi Surakarta yang handal dan berkompeten.
2. Bagi Apotek Sehat
Meningkatkan citra apotek, bahwa apotek bukan hanya sekedar tempat
pengabdian profesi bagi apoteker dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, tetapi juga berperan serta dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan bangsa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan memberi kesempatan
yang berharga kepada calon apoteker untuk melakukan praktek kerja profesi
dan memberikan wawasan yang berharga

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


5

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker
dalam mengelola apotek.
b. Mahasiswa dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan
pengalaman, terutama dalam bidang kesehatan sebagai apoteker untuk
bersaing dalam memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang profesi
apoteker.
c. Mahasiswa mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan
kefarmasian di apotek.
d. Mahasiswa dapat meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker
yang profesional.

D. Waktu dan Tempat


Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan di Apotek Sehat
yang bertempat di Jl. Malabar Utara IV No. 18, Surakarta pada tanggal 01 – 31
April tahun 2019
a. Pagi – siang : 07.00 – 14.00
b. Siang–malam : 14.00 – 21.00

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek
Sehat
Periode 01-31 April 2019

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Apotek
Permenkes No. 73 Tahun 2016, Apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan
kefarmasian menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Peraturan umum tentang perApotekan yang terbaru dan berlaku saat ini
adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 9 tahun 2017,
dengan ketentuan umum sebagai berikut:

1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek


kefarmasian oleh Apoteker.
2. Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian.
3. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
4. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
5. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis Farmasi.
6. Surat Tanda Registrasi Apoteker(STRA) adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh konsil tenaga kefarmasian kepada Apoteker yang telah
diregistrasi.
7. Surat Izin Apotek(SIA) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai izin untuk

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


6
7

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
menyelenggarakan Apotek.
8. Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat SIPA adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
Apoteker sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik
kefarmasian.
9. Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian yang selanjutnya disingkat
SIPTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota kepada tenaga teknis kefarmasian sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian.
10. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik
untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat
kesehatan bagi pasien.
11. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
12. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia, membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
13. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan
B. Tugas dan Fungsi Apotek
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 tahun 2009 Apotek

mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek

kefarmasian oleh Apoteker.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


8

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
2. Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan

Kefarmasian, Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan atau

Tenaga Teknis Kefarmasian.

3. Dalam menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan

Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian.

4. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek

kefarmasian oleh Apoteker.

5. Apoteker dapat mendirikan apotek dengan modal sendiri dan atau modal

dari pemilik modal baik perorangan maupun badan hukum.

6. Dalam hal apoteker yang mendirikan apotek bekerja sama dengan pemilik

modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh

apoteker yang bersangkutan sesuai dengan perjanjian yg telah dibuat APA

dan PSA.

7. Ketentuan mengenai kepemilikan apotek dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

8. Apotek berkewajiban melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter

hewan.

Menurut Permenkes No.9 Tahun 2017 Tentang Apotek, apotek


menyelenggarakan fungsi :
1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
2. Pelayanan farmasi klinik, termasuk di komunitas.
Apotek hanya dapat menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai kepada:
1. Apotek lainnya;
2. Puskesmas;
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
9

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
3. Instalasi Farmasi Rumah Sakit;
4. Instalasi Farmasi Klinik;
5. Dokter;
6. Bidan praktik mandiri;
7. Pasien; dan
8. Masyarakat.
Penyerahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai hanya dapat dilakukan untuk memenuhi kekurangan jumlah sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dalam hal:
1. Terjadi kelangkaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai di fasilitas distribusi
2. Terjadi kekosongan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai di fasilitas pelayanan kesehatan (Permenkes, 2017)

C. Pekerjaan Kefarmasian di Apotek


Pekerjaan kefarmasian di Apotek menurut PP No. 51 tahun 2009 dapat
berupa :
a. Melayani resep dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter hewan
untuk menyerahkan obat bagi pasien sesuai perundangan yang berlaku.
b. Pengadaan sediaan farmasi dengan menjamin keamanan, mutu, manfaat
dan khasiat sediaan farmasi.
c. Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter.
d. Penggantian obat merek dagang dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lainnya atas persetujuan
dokter dan atau pasien.
e. Melakukan konseling yaitu proses komunikasi dua arah yang sistematis
antara apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah berkaitan dengan obat dan pengobatan (home care)

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


10

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
f. Apoteker juga dapat melakukan pelayanan residensial yaitu pelayanan di
rumah-rumah khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan
pengobatan terapi kronis lainnya.

D. Peraturan Perundang-Undangan Terkait Perapotekan


Peraturan dan perundang-undangan yang mengatur tentang apotek
meliputi:
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
5. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015
tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang
Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek.
8. KepMenKes No.347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotek I
9. KepMenKes No.924/MenKes/PER/X/1993 tentang Obat Wajib Apotek II
10. KepMenKes No.1176/MenKes/SK/X/1990 tentang Obat Wajib Apotek III
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.889/ MenKes/Per/V /
2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasiaan.
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


11

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Penggolongan Psikotropika.
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan
Penggolongan Narkotika.
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek,
perubahan atas Kepmenkes 1332 tahun 2002.

E. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker


Peranan Apoteker secara umum yang digariskan oleh WHO dikenal
dengan “Nine Stars of Pharmacist", yaitu :
1. Care Giver
Pemberi pelayanan dalam bentuk pelayanan klinis, analitis, teknis, sesuai
peraturan perundang - undangan. Dalam memberikan pelayanan, apoteker
harus berinteraksi dengan pasien secara individu maupun kelompok.
Apoteker harus mengintegrasikan pelayanannya pada sistem pelayanan
kesehatan secara berkesinambungan dan pelayanan farmasi yang
dihasilkan harus bermutu tinggi. Salah satu wewenang dari seorang
apoteker adalah mengenai pemantauan terapi obat. Hal tersebut dilakukan
untuk mendapatkan penggunaan obat dengan tepat indikasi, tepat pasien,
tepat pemakaian, tepat dosis dan waspada efek samping.
2. Decisionmaker
Pengambil keputusan yang tepat untuk mengefisienkan dan
mengefektifkan sumber daya yang ada di apotek.
3. Communicator
Mempunyai kemampuan berkomunikasi yang cukup baik. Komunikasi
tersebut meliputi komunikasi lisan dan tulisan kepada pasien ataupun
kepada rekan sejawat tenaga kesehatan.
4. Leader
Memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin, memiliki keberanian
mengambil keputusan yang empati dan efektif serta kemampuan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


12

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
mengkomunikasikan dan mengelola hasil keputusan. Sebagai leader kita
dituntut untuk dapat memberikan contoh yang baik kepada sesama ataupun
rekan sejawat maupun masyarakat sekitar misalnya dapat memberikan
solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat sehingga profesi
apoteker dapat memberikan manfaat kepada sesama.
5. Manager
Kemampuan mengelola sumber daya dan informasi secara efektif.
Tanggap terhadap kemajuan teknologi informasi dan bersedia berbagi
informasi mengenai obat dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
obat. Dalam pengelolaan apotek seorang apoteker dengan jiwa manager
yang baik dapat memberikan sistem dengan standar operasional prosedur
(SOP) sehingga dapat memberikan hal positif kepada masyarakat.
6. Long Life Learner
Belajar terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan.
7. Teacher
Bertanggungjawab untuk memberikan pendidikanpelatihan mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan apotek.
8. Team Player
Mampu bekerja sama dalam suatu tim atau organisasi yang berada di
apotek untuk mencapai visi dan misi suatu apotek.
9. Enterpreneur
Mampu terjun menjadi wirausaha dalam mengembangkan kemandirian
serta membantu mensejahterakan masyarakat.
Ada tiga fungsi yang harus dijalankan apoteker di apotek, yaitu:
1. Sebagai penanggung jawab teknis kefarmasian (professional di bidang
kefarmasian) sesuai dengan keilmuan tentang pekerjaan kefarmasian.
Selain itu apoteker berkewajiban untuk menyediakan, menyimpan, dan
menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya
terjamin kepada masyarakat.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


13

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
2. Sebagai pemimpin atau manajer yang harus dapat mengelola apotek
dengan baik sehingga semua kegiatan yang berjalan di apotek berlangsung
secara efektif dan efisien. Apoteker harus mempunyai kemampuan
manajerial yang baik, yaitu keahlian dalam menjalankan prinsip-prinsip
ilmu manajemen, yang meliputi kepemimpinan (leading), perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengawasan (controlling).
a. Kepemimpinan (leading), merupakan kemampuan untuk
mengarahkan/ menggerakkan orang lain (anggota atau bawahan)
untuk bekerja dengan rela sesuai dengan apa yang diinginkannya,
dalam mencapai tujuan tertentu. Kualitas kepemimpinan seorang
pemimpin ditentukan dengan adanya sasaran dan program yang jelas,
bekerja sistematis, dan efektif, mempunyai kepekaan terhadap
hubungan antarmanusia, dapat membentuk tim dengan kinerja tinggi,
dan dapat mengerjakan tugas-tugas dengan efektif dan efisien. Untuk
dapat memimpin apotek dengan baik maka seorang apoteker harus
mempunyai pengetahuan tentang pembukuan, administrasi,
personalia, dan lain-lain.
b. Perencanaan (planning), sebagai penanggungjawab apotek, apoteker
harus mampu menyusun perencanaan dari suatu pekerjaan, cara dan
waktu pengerjaan, serta siapa yang mengerjakannya. Apoteker harus
mampu menyusun rencana agar tujuan apotek tercapai.
c. Pengorganisasian (organizing), apoteker harus mampu mengatur dan
menentukan (mendelegasikan) perkerjaan yang akan dilaksanakan
oleh karyawan dengan efektif dan efisien, sesuai dengan pendidikan
dan pengalaman. Pengaturan ini dapat dilakukan dengan
mengelompokkan pekerjaan sesuai keahlian karyawan, menentukan
tanggung jawab dan wewenang untuk tiap pekerjaan dan hasil yang
hendak dicapai, serta menjalin hubungan yang harmonis dengan
karyawan.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


14

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
d. Pelaksanaan (actuating), apoteker harus dapat menjadi pemimpin
yang menjadi panutan karyawan, yaitu mengetahui permasalahan,
dapat menunjukan jalan keluar masalah, dan turut berperan aktif
dalam kegiatan.
e. Pengawasan (controlling), apoteker harus selalu melakukan evaluasi
setiap kegiatan dan mengambil tindakan demi perbaikan dan
peningkatan kualitas, apakah semua sudah berjalan dengan baik ke
arah tercapainya tujuan, dengan membandingkan hasilnya dengan
suatu standar tertentu.
f. Retailer, bahwa seorang apoteker harus mempunyai kemampuan
dalam menyusun suatu rencana mengenai pemasaran obat sehingga
obat yang diterima ataupun yang dikeluarkan ke pasaran berada dalam
jumlah yang tepat .

F. Persyaratan Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA)


Pengelolaan apotek menjadi tugas dan tanggung jawab seorang
apoteker. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi Apoteker
Penanggungjawab Apotek (APA) diatur dalam PERMENKES No. 922/1993
pasal 10 yang isinya:
1. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan
2. Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai apoteker
3. Memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) atau Surat Penugasan (SP) dari
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
4. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk
melaksanakan tugasnya sebagai apoteker
5. Tidak bekerja disuatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker
Penanggungjawab Apotek (APA) di apotek lain

G. Persyaratan Pendirian Apotek


1. Persyaratan Umum

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


15

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 9 Tahun 2017 tentang
Apotek, yang diatur dalam BAB II pasal 4-9 pendirian apotek harus
memenuhi persyaratan, meliputi lokasi; bangunan; sarana prasarana, dan
peralatan; dan ketenagaan.
1.1. Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran
apotek di wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kefarmasian.
1.2. Bangunan
Bangunan apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan,
dan kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia. Bangunan apotek
harus bersifat permanen. Bangunan bersifat permanen dapat
merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan,
apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan
yang sejenis.
1.3. Sarana prasarana dan peralatan
Bangunan apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang
berfungsi untuk penerimaan resep; pelayanan resep dan peracikan
(produksi sediaan secara terbatas); penyerahan sediaan farmasi dan
alat kesehatan; konseling; penyimpanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan; arsip. Prasarana apotek paling sedikit terdiri atas instalasi
air bersih; instalasi listrik; sistem tata udara; sistem proteksi
kebakaran.
Peralatan apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian. Peralatan sebagaimana
dimaksud antara lain meliputi rak obat, alat peracikan, bahan
pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer, sistem
pencatatan mutasi obat, formulir catatan pengobatan pasien dan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


16

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
peralatan lain sesuai dengan kebutuhan. Formulir catatan pengobatan
pasien yang dimaksud merupakan catatan mengenai riwayat
penggunaan Sediaan Farmasi dan/atau Alat Kesehatan atas
permintaan tenaga medis dan catatan pelayanan apoteker yang
diberikan kepada pasien.
Sarana, prasarana, dan peralatan harus dalam keadaan
terpelihara dan berfungsi dengan baik.
1.4. Ketenagaan
Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat
dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau
tenaga administrasi. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib
memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
1.5. Perizinan

Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin dari Menteri.


Menteri melimpahkan kewenangan pemberian izin kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota. Izin berupa SIA yang berlaku 5 (lima) tahun
dan dapat di perpanjang selama memenuhi persyaratan.
1.6. Papan Nama Apotek

Dalam KepMenKes No. 1332 tahun 2002 disebutkan bahwa


papan nama berukuran minimal panjang 60 cm, lebar 40 cm dengan
tulisan hitam di atas dasar putih, tinggi huruf minimal 5 cm, dan tebal
5 cm. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 pada
pasal 18 apotek wajib memasang papan nama yang terdiri atas papan
nama apotek, yang memuat paling sedikit informasi mengenai nama
apotek, nomor SIA, dan alamat; dan papan nama praktik apoteker,
yang memuat paling sedikit informasi mengenai nama apoteker,
nomor SIPA dan jadwal praktek apoteker.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


17

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor 9
Tahun 2017 Tentang Apotek, persyaratan apotek disebutkan bahwa
papan nama harus memuat :
a. Nama apotek, nomor Surat Ijin Apotek (SIA) dan alamat
b. Nama Apoteker Penanggung Jawab Apotek (APA), nomor Surat
Ijin Praktik Apoteker (SIPA) dan jadwal praktik Apoteker
Papan nama harus dipasang di dinding bagian depan bangunan atau
dipancangkan di tepi jalan, secara jelas dan mudah terbaca. Jadwal
praktik Apoteker harus berbeda dengan jadwal praktik Apoteker yang
bersangkutan di fasilitas kefarmasian lain.
1.7. Perlengkapan Apotek

Dalam KepMenKes No. 1332 tahun 2002 tentang Berita Acara


Pemeriksaan Apotek, dituliskan tentang perincian hal yang diperiksa
dan persyaratan yang harus dipenuhi yakni ::
1) Alat Pembuatan, Pengolahan, dan Peracikan :
a. Mortir dan stamfer
b. Timbangan miligram dengan anak timbangan yang sudah ditera
minimal 1 set
c. Timbangan gram dengan anak timbangan yang sudah ditera
minimal 1 set
d. Perlengkapan lain disesuaikan dengan kebutuhan antara lain
alat pemadam kebakaran
2) Perlengkapan dan Alat Perbekalan Farmasi:
a. Lemari dan rak untuk penyimpanan obat
b. Lemari pendingin
c. Lemari untuk penyimpanan narkotika/psikotropika
3) Wadah Pengemas dan Pembungkus
a. Etiket
b. Wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


18

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
4) Alat Administrasi
a. Blanko pemesanan obat (4 macam)
b. Blanko kartu stok obat
c. Blanko salinan resep
d. Blanko faktur dan blanko nota penjualan
e. Buku pencatatan narkotika/psikotropika
f. Buku pesanan obat narkotika/psikotropika
g. Kwitansi dan nota bon/kontan
5) Buku Acuan
a. Buku standar yang diwajibkan yakni Farmakope Indonesia
edisi terbaru
b. Kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan apotek serta buku-buku lainnya yang ditetapkan Balai
Pengawasan Obat dan Makanan
2. Perbekalan Apotek
Perbekalan apotek meliputi obat, bahan obat, alat kesehatan dan
kosmetika. Obat sekurang-kurangnya terdiri dari obat Generik sesuai
dengan Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN) (Menkes, 2004).
3. Syarat Administratif
1) Formulir pendirian apotek (Formulir 1)
2) Lampiran berdasarkan Permenkes No. 9 tahun 2017 Tentang
Apotek, syarat pendirian apotek adalah :
a. Fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
c. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker
d. Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan;dan
e. Daftar prasarana, sarana, dan peralatan.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


19

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
H. Tata Cara Pemberian Ijin Apotek

1. Pemberian Izin Apotek


Ketentuan dan tata cara perizinan apotek berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 Pasal 12
menyatakan:
a. Setiap pendirian apotek wajib memiliki izin dari Menteri.
b. Menteri melimpahkan kewenangan pemberian izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten atau
Kota.
c. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa SIA.
d. SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan.
Ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek berdasarkan
Keputusan Permenkes No. 9 Tahun 2017 pada pasal 13 sebagai berikut :
a. Untuk memperoleh SIA, apoteker harus mengajukan permohonan
tertulis kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
menggunakan formulir 1;
b. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditandatangani
oleh apoteker disertai dengan kelengkapan dokumen administratif;
c. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima
permohonan dan dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota menugaskan tim pemeriksa untuk melakukan
pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek dengan menggunakan
formulir 2;
d. Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus melibatkan
unsur dinas kesehatan kabupaten/kota yang terdiri atas;
a. Tenaga kefarmasian; dan
b. Tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan prasarana

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


20

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
e. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
ditugaskan, tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan
setempat yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir 3;
f. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerima laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dan dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Balai
POM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi
Profesi dengan menggunakan formulir 4;
g. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dinyatakan masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota harus mengeluarkan surat penundaan paling lama
dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja dengan menggunakan Formulir
5.
h. Tehadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), pemohon dapat melengkapi
persyaratan paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat
penundaan diterima.
i. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), maka Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Penolakan dengan menggunakan
Formulir 6.
j. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Apoteker
pemohon dapat menyelenggarakan apotek dengan menggunakan BAP
sebagai pengganti SIA.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 2017 Pasal 14
menyebutkan bahwa:

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


21

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
a. Dalam hal pemerintah daerah menerbitkan SIA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6), maka penerbitannya bersama
dengan penerbitan SIPA untuk Apoteker pemegang SIA.
b. Masa berlaku SIA mengikuti masa berlaku SIPA

Apoteker ber-SIK
Permohonan ijin
Kepala Dinas Kesehatan
dengan form APT-1 Dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu 12
Kabupaten/Kota
Maksimal 6 hari menugaskan bulan, Apoteker pemohon
dapat menyelenggarakan
dengan form APT-2 Tim DinKes Kabupaten/Kota Apotek dengan menggunakan
BAP sebagai pengganti SIA.
dan Kepala Balai Besar POM
Maksimal 6 hari melaporkan
hasil pemeriksaan dengan
Kepala Dinas Kesehatan
form APT-3
Kabupaten/Kota

Belum memenuhi Memenuhi persyaratan Belum memenuhi


persyaratan (12 hari kerja) persyaratan (12 hari kerja)
( 12 hari kerja )

Surat Penundaan Form Surat Ijin Apotek Surat penolakan Form


model APT-5 model APT-6
Form model APT-4

Diberi kesempatan Melaksanakan


melengkapi (1 bulan) pembukaan

Surat Ijin Apotek

Form model APT-4


Gambar 1. Skema Proses Perizinan Pendirian Apotek
2. Perubahan Surat Izin Apotek
Perubahan surat ijin pada pasal 15 Permenkes No. 9 Tahun 2017
yaitu Setiap perubahan alamat di lokasi yang sama atau,
1. Setiap perubahan alamat di lokasi yang sama atau perubahan alamat
dan pindah lokasi, perubahan apoteker pemegang SIA, atau nama
apotek harus dilakukan perubahan izin.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


22

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
2. Apotek yang melakukan perubahan alamat di lokasi yang sama atau
perubahan alamat dan pindah lokasi, perubahan apoteker pemegang
SIA, atau nama apotek, wajib mengajukan permohonan perubahan izin
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
3. Terhadap apotek yang melakukan perubahan alamat di lokasi yang
sama atau perubahan nama Apotek sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak perlu dilakukan pemeriksaan setempat oleh tim pemeriksa.
4. Tata cara permohonan perubahan izin bagi apotek yang melakukan
perubahan alamat dan pindah lokasi atau perubahan apoteker
pemegang SIA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengikuti
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.
3. Pencabutan Surat Izin Apotek
Apotek harus berjalan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasarkan pasal 32 Permenkes No. 9 Tahun
2017 yakni:
1. Pencabutan SIA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf
c dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota berdasarkan:
a. hasil pengawasan; dan/atau
b. rekomendasi Kepala Balai POM.
2. Pelaksanaan pencabutan SIA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan setelah dikeluarkan teguran tertulis berturut-turut sebanyak 3
(tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing 1 (satu) bulan
dengan menggunakan Formulir 8.
3. Dalam hal Apotek melakukan pelanggaran berat yang membahayakan
jiwa, SIA dapat dicabut tanpa peringatan terlebih dahulu.
4. Keputusan Pencabutan SIA oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
disampaikan langsung kepada apoteker dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal, kepala dinas kesehatan provinsi, dan Kepala Badan
dengan menggunakan Formulir 9.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


23

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
5. Dalam hal SIA dicabut selain oleh dinas kesehatan kabupaten/kota,
selain ditembuskan kepada sebagaimana dimaksud pada ayat (4), juga
ditembuskan kepada dinas kabupaten/kota.
Keputusan pencabutan dibuat oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kotamadya dan disampaikan langsung kepada yang
bersangkutan dengan tembusan Menteri Kesehatan, Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi dan Kepala Balai Besar POM. Pencabutan dilakukan
setelah diberi peringatan tiga kali berturut-turut dengan selang waktu 2
bulan atau telah dibekukan minimal 6 bulan. Bila ijin apotek dicabut,
Apoteker Pengelola Apotek wajib mengamankan sediaan farmasi yang
ada dengan cara :
1) Inventarisasi Narkotika, Psikotropika dan obat lainnya
serta resep.
2) Narkotika dan Psikotropika dimasukkan dalam lemari
terkunci.
3) APA wajib melaporkan tentang penghentian kegiatan.
Pembekuan dapat dicairkan sepanjang telah memenuhi persyaratan
lagi dan dibuktikan dengan laporan pemeriksaan oleh Tim Dinas
Kabupaten/Kota atau petugas Balai Besar POM.

I. Pengelolaan Apotek

1. Kode Etik Pelayanan Kefarmasian


Pengelolaan apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
No.922/Menkes/Per/X/1993 Pasal 10 dan 11 meliputi:
a. Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan dan penjualan obat atau bahan obat.
b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi
lainnya.
c. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi yang meliputi:

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


24

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang
diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun
kepada masyarakat. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai
khasiat, keamanan bahaya dan atau mutu obat dan perbekalan farmasi
lainnya.
Pelayanan informasi tersebut masih didasarkan kepada kepentingan
masyarakat, selain itu pengelolaan apotek meliputi semua kegiatan
administrasi, personalia, kegiatan di bidang material (arus barang) dan bagian
yang berhubungan dengan fungsi apotek.
2. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan farmasi klinik.
Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan
prasarana.Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek
meliputi :
a. Perencanaan
Perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
budaya, dan kemampuan masyarakat.
b. Pengadaan
Kualitas Pelayanan Kefarmasian dapat terjamin dengan dilakukannya
pengadaan Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
d. Penyimpanan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


25

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah
lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis
informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya
memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
4. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
5. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out)
e. Pemusnahan dan Penarikan

1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis

dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang

mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan

disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya. Pemusnahan

Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan

disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin

praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita

acara pemusnahan menggunakan Formulir 1 sebagaimana terlampir.

2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat

dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan

oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar

atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


26

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2 sebagaimana terlampir

dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

3. Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis habis

pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksnakan dengan cara yang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar atau ketentuan

peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar

berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall atau

berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)

dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM

5. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan

terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.

f. Pengendalian

Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah

persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan

atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk

menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,

kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian

persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual

atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama obat,

tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa

persediaan.

g. Pencatatan dan Pelaporan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


27

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi,

Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat

pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stock), penyerahan (nota atau struk

penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal

merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen

apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan

eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi

pelaporan narkotika (menggunakan Formulir 3 sebagaimana terlampir),

psikotropika (menggunakan Formulir 4 sebagaimana terlampir) dan

pelaporan lainnya.

h. Pengkajian dan Pelayanan Resep

Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian

farmasetik dan pertimbangan klinis. Jika ditemukan adanya

ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker harus menghubungi

dokter penulis resep.Pelayanan Resep dimulai dari penerimaan,

pemeriksaan ketersediaan, penyiapan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,

dan Bahan Medis Habis Pakai termasuk peracikan obat, pemeriksaan,

penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan

resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat

(medication error).

i. Dispensing

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


28

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan, dan pemberian

informasi obat. Apoteker di apotek juga dapat melayani obat non resep

atau pelayanan swamedikasi.

h. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak,

dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek

penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat.

Informasi mengenai obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.

Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan

metoda pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif,

efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek

samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia

dari obat dan lain-lain. Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Apotek

meliputi:

1) Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan;

2) Membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan

masyarakat (penyuluhan);

3) Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien;

4) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa farmasi

yang sedang praktik profesi;

5) Melakukan penelitian penggunaan obat;

6) Membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah;

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


29

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
7) Melakukan program jaminan mutu.

Pelayanan Informasi Obat harus didokumentasikan untuk membantu

penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat dengan

menggunakan Formulir 6 sebagaimana terlampir. Hal-hal yang harus

diperhatikan dalam dokumentasi Pelayanan Informasi Obat :

1) Topik Pertanyaan;

2) Tanggal dan waktu Pelayanan Informasi Obat diberikan;

3) Metode Pelayanan Informasi Obat (lisan, tertulis, lewat telepon);

4) Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti

riwayat alergi, apakah pasien sedang hamil/menyusui, data laboratorium);

5) Uraian pertanyaan;

6) Jawaban pertanyaan;

7) Referensi;

8) Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, pertelepon) dan data

Apoteker yang memberikan Pelayanan Informasi Obat.

i. Konseling

Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan

pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran

dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat

dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali

konseling, Apoteker menggunakan three prime questions.Apabila tingkat

kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health

Belief Model.Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


30

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
keluarga pasien sudah memahami obat yang digunakan..

j. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (home pharmacy care)

Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat melakukan

Pelayanan Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk

kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.

Jenis Pelayanan Kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh Apoteker,

meliputi :

1) Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan

pengobatan

2) Identifikasi kepatuhan pasien

3) Pendampingan pengelolaan obat dan/atau alat kesehatan di rumah,

misalnya cara pemakaian obat asma, penyimpanan insulin

4) Konsultasi masalah obat atau kesehatan secara umum

5) Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan obat

berdasarkan catatan pengobatan pasien

6) Dokumentasi pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di rumah dengan

menggunakan Formulir 8 sebagaimana terlampir.

k. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan

terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan

meminimalkan efek samping.

l. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadapobat yang merugikan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


31

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada

manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi

fungsi fisiologis.

3. Fungsi Manajemen
Menurut Anief (1998) agar dalam pengelolaan suatu apotek dapat
berjalan dengan baik, ada empat aktifitas dalam manajemen yang bisa
diterapkan, yaitu:
3.1. Perencanaan (Planning)
Rencana dibuat agar organisasi dapat mengarahkan dana dan
sumber daya yang ada serta mempunyai komitmen untuk mencapai
suatu tujuan. Perencanaan dapat dibuat sebagai alat untuk memonitor
semua kegiatan yang terjadi dalam suatu organisasi agar tidak terjadi
penyelewengan Pengorganisasian (Organising)
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerjasama
dengan berbagai aktivitas untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan
bersama. Proses pengorganisasian meliputi: pembagian atau yang
dilakukan koreksi atau usaha perbaikan terhadap rencana-
pengelompokan aktivitas yang sama dan seimbang dengan pendidikan
setiap karyawan, penentuan tugas masing-masing kelompok, pemilihan
orang yang tepat dalam setiap bidang dan disesuaikan dengan
pendidikan, sifat dan tanggung jawabnya, pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab, pengkoordinasian berbagai aktivitas, berhubungan
dengan tanggung jawab terhadap kesehatan manusia.
3.2. Penggerakan (Actuating)
Kemampuan dalam memberikan dorongan atau motivasi
kepada bawahan sehingga mereka bekerja dengan baik demi
tercapainya tujuan organisasi. Penggerakan mencakup 4 kegiatan yaitu:
pengambilan keputusan, memotivasi karyawan, berkomunikasi dan
pembinaan karyawan.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


32

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019

3.3. Pengawasan (Controlling)


Pengawasan merupakan pengendalian apakah semua kegiatan
telah berjalan sebagaimana mestinya. Penilaian dilakukan dengan
membandingkan hasil dengan rencana. Pengawasan yang dilakukan
oleh pimpinan bertujuan untuk: melaksanakan efisiensi dan menghemat
biaya-biaya yang dikeluarkan, menjaga aktivitas agar tidak digunakan
secara boros, menjaga semua pendapatan dapat diterima serta harus
dipertanggungjawabkan. Peraturan ini menekankan pengabdian profesi
Apoteker untuk melakukan pengelolaan Apotek secara bertanggung
jawab sehingga dapat menjamin kualitas pelayanan obat kepada
masyarakat (Anief, 1998).
J. Penggolongan Obat

Peraturan Menteri Kesehatan No. 917/Menkes/PER/X/1993


tentang Wajib Daftar Obat Jadi, golongan obat adalah penggolongan yang
dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan
serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas
terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.
1. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan
Berdasarkan keamanannya, penggolongan obat telah
tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
917/Menkes/Per/X/1993 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes
RI Nomor 949/Menkes/Per/IV/2000. Penggolongan obat ini terdiri
dari: obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika dan
narkotika.
1.1. Obat Bebas
Simbol :
Obat golongan ini termasuk obat yang paling relatif aman, dapat
diperoleh tanpa resep dokter, selain di apotek juga dapat diperoleh

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


33

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
di warung-warung. Contohnya adalah Parasetamol, Vitamin-C,
Asetosal (aspirin), minyak kayu putih, dan Obat Batuk Hitam
(OBH).
Penandaan obat bebas diatur dalam S.K. Menkes RI Nomor
2380/A/SKA/I/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan
obat bebas terbatas. Adapun untuk obat bebas ditandai dengan
bulatan berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
1.2. Obat Bebas Terbatas
Simbol :
Obat bebas terbatas atau obat yang masuk dalam daftar “W”
menurut bahasa Belanda “W” singkatan dari “Waarschung” artinya
peringatan. Jadi maksudnya obat yang bebas penjualannya disertai
dengan tanda peringatan. Contohnya obat flu kombinasi (tablet),
obat anti mabuk (Antimo).
Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan
kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya
memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari
pabriknya atau pembuatnya.
2) Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus
mencantumkan tanda peringatan yang berwarna hitam,
berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat
pemberitahuan berwarna putih dengan tulisan sebagai berikut :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari
badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


34

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Penandaan obat bebas diatur dalam S.K. Menkes RI Nomor
2380/A/SKA/I/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan
obat bebas terbatas. Adapun untuk obat bebas terbatas ditandai
dengan bulatan berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam.
1.3. Obat Keras
Simbol :
Obat daftar G menurut bahasa Belanda “G” singkatan dari
“Gevaarlijk” artinya berbahaya jika pemakaiannya tidak
berdasarkan resep dokter. Contohnya amoksisilin, asam
mefenamat, semua obat dalam bentuk injeksi, dan sebagainya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
02396/A/SKA/III/1986 penandaan untuk obat keras adalah
lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan
huruf K yang menyentuh garis tepi.
1.4. Psikotropika
Simbol :
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika dibagi
menjadi:
1) Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya: Metilen
Dioksi Metamfetamin (MDMA), Lisergid Acid Diathylamine
(LSD), dan Ectasy.
2) Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


35

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Amfetamin,
Metamfitamin (shabu-shabu)
3) Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
Pentobarbital.
4) Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
Fenobarbital, diazepam.
1.5. Narkotika
Simbol :
Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam
golongan I, II dan III.
a. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: opium, koka,
ganja, heroin.
b. Narkotika Golongan II adalah narkotika berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


36

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: metadon, morfin, petidin.
c. Narkotika Golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: kodein.
2. Penggolongan Obat Berdasarkan Cara atau Jalur Pemakaian
a. Obat luar ialah obat yang pemakaiannya tidak melalui saluran
pencernaan (mulut). Termasuk obat luar adalah salep, injeksi, lotion,
tetes hidung, tetes telinga, dan krim. Obat golongan ini jika diserahkan
oleh apotek kepada pasien selalu diberikan dengan etiket berwarna
biru.
b. Obat dalam ialah semua obat yang penggunaannya melalui mulut,
masuk pada saluran pencernaan, bermuara pada lambung, dan usus
halus. Contohnya obat-obat yang berbentuk tablet, kapsul, dan sirup.
Jika diserahkan oleh apotek kepada pasien selalu diberikan dengan
etiket berwarna putih (Chaerunnisa, 2009).
3. Penggolongan Obat Berdasarkan Sumbernya
a. Tanaman Obat, dapat bersumber dari akar, batang, daun, dan biji
tanaman tertentu atau dari kandungan tanaman seperti alkaloid,
glikosida, resin, karbohidrat atau protein.
b. Hewan, dapat berupa hormon atau enzim, misalnya insulin.
c. Mineral, dapat berupa elemen-elemen organik atau bentuk garamnya,
misalnya alumunium hidroksida, magnesium trisilat, natrium karbonat,
dan garam inggris.
d. Sintesis, kebanyakan obat yang digunakan sekarang bersumber dari
semisintesis atau sintesis (Chaerunnisa, 2009).
4. Penggolongan Obat Berdasarkan Efek yang Ditimbulkan
Misalnya:
a. Antiinfeksi

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


37

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
b. Antijamur
c. Antihistamin
d. Antihipertensi
e. Vaksin
f. Antikanker
5. Penggolongan Obat Berdasarkan Bentuk Sediaan
a. Padat, meliputi ekstrak, serbuk, pil, tablet, suppositoria, kapsul, dan
ovula
b. Cair, meliputi sirup, larutan, suspensi, linimen, lotion, dan infus
c. Semi padat, meliputi salep, krim, gel, dan pasta
d. Gas, yaitu aerososl, oksigen, dan inhaler (Chaerunnisa, 2009)
6. Penggolongan Obat Berdasarkan Penamaan
a. Obat Generik
Obat generik ialah obat yang diproduksi oleh berbagai pabrik farmasi
pada waktu masa paten suatu obat sudah berakhir.
Ada 2 jenis :
- Obat Generik Berlogo (OGB), ditandai dengan logo tertentu
dan diberi nama sesuai zat aktif yang dikandungnya, misalnya
amoksisilin.
Logo :

- Obat Generik Bermerek (branded generics) Contoh: natrium


diklofenak (nama generik). Di pasaran memiliki berbagai nama
merek dagang, misalnya: Voltaren, Voltadex, Klotaren, Voren,
Divoltar, dan lain-lain.
b. Obat Paten
Adalah hak paten yang diberikan kepada industri farmasi pada obat
baru yang ditemukannya berdasarkan riset Industri farmasi tersebut
sehingga diberi hak paten untuk memproduksi dan
memasarkannya, setelah melalui berbagai tahapan uji klinis sesuai

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


38

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
aturan yang telah ditetapkan secara internasional. Obat yang telah
diberi hak paten tersebut tidak boleh diproduksi dan dipasarkan
dengan nama generik oleh industri farmasi lain tanpa izin pemilik
hak paten selama masih dalam masa hak paten.
Berdasarkan UU No 14 tahun 2001, tentang Paten, masa hak paten
berlaku 20 tahun (pasal 8 ayat 1) dan bisa juga 10 tahun (pasal
9).Contoh yang cukup populer adalah Norvask. Kandungan
Norvask (aslinya Norvasc) adalah amlodipine besylate, untuk obat
antihipertensi. Pemilik hak paten adalah Pfizer. Ketika masih
dalam masa hak paten (sebelum 2007), hanya Pfizer yang boleh
memproduksi dan memasarkan amlodipine. Dalam hal ini,
produsen tersebut tanpa saingan. Harganya luar biasa mahal. Biaya
riset, biaya produksi, biaya promosi dan biaya-biaya lain (termasuk
berbagai bentuk upeti kepada pihak-pihak terkait), semuanya
dibebankan kepada pasien.
Setelah masa hak paten berakhir, barulah industri farmasi lain
boleh memproduksi dan memasarkan amlodipine dengan berbagai
merek. Amlodipine adalah nama generik dan merek-merek yang
beredar dengan berbagai nama adalah obat generik bermerek,
bukan lagi obat paten (Chaerunnisa, 2009).
7. Obat Wajib Apotek
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa golongan obat keras harus di
serahakan berdasarkan resep dokter, namun ada beberapa obat keras yang
dapat diserahkan tanpa resep dokter dengan syarat obat-obat tersebut
diserahkan oleh apoteker yang sedang melakukan pekerjaan kefarmasian di
apotek. Obat-obat keras jenis ini dimasukan ke dalam golongan tersendiri,
yaitu golongan obat wajib apotek.Selain memproduksi obat generik, untuk
memenuhi keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya akses obat,
pemerintah mengeluarkan kebijakan OWA.Jadi, obat wajib apotek merupakan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


39

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker PenanggungjawabApotek
(APA) kepada pasien tanpa resep dokter (Chaerunnisa, 2009).
Pada penyerahan obat wajib apotek, walaupun APA boleh memberikan
obat keras, namun ada persayaratan yang harus dipenuhi dalam penyerahan
OWA yaitu:
1. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh
diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja
yang termasuk OWA, dan hanya boleh diberikan 1 tube.
2. Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien
(nama, alamat, umur) serta penyakit yang diderita.
3. Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup:
indikasi, kontra-indikasi, cara pemakaian, cara penyimpanan dan efek
samping obat yang mungkin timbul, serta tindakan yang disarankan bila
efek tidak dikehendaki tersebut timbul.
Berikut ini adalah contoh-contoh Obat Wajib Apotek berdasarkan
Undang-Undang yang berlaku.
a. Obat Wajib Apotek 1
1. Obat kontrasepsi: Linestrenol
2. Obat saluaran cerna: Antasid dan sedativ/spamodik
3. Obat mulut dan tenggorokan: hexetidine untuk obat sariawan dan
radang tenggorakan
4. Obat saluran nafas: ketotifen untuk obat asma
b. Obat Wajib Apotek 2
1. Bacitracin sebagai obat luar untuk infeksi kulit
2. Clindamisin sebagai obat luar untuk acne
3. Flumetason sebagai obat luar untuk inflamasi
4. Ibuprofen
c. Obat Wajib Apotek 3
1. Ranitidin
2. Asam fusidat

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


40

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
3. Allopurinol
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk
masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang
diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat
antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi
kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB
hormonal (Chaerunnisa, 2009).
Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang
dapat diserahkan yaitu:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

K. Pengelolaan Resep
Setiap resep masuk yang dibawa pasien atau keluarga pasien ke apotek
diperiksa keabsahannya, kelengkapannya, dan ketersediaan obatnya. Jika obat
tersedia, resep diberi harga dan dimintakan persetujuan kepada pasien. Setelah
resep dibayar kemudian resep dilayani untuk diracik, diberi etiket, dikontrol
Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian dan diserahkan kepada pasien
dengan informasi yang diperlukan.
Untuk mempermudah pelaksanaan monitoring obat, pasien diminta
memberikan alamat atau nomor telepon yang dapat dihubungi, hal ini juga
bertujuan jika ada kesalahan penyerahan obat, maka alamat pasien dapat

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


41

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
dilacak untuk diganti dengan obat yang benar, juga mempunyai tujuan jika
obatnya belum bisa diberikan semua dapat diberikan sebagian dulu baru
sisanya dikirim ke alamat pasien. Penyimpanan resep dilakukan sampai tiga
tahun, setelah tiga tahun resep yang disimpan tersebut dapat dimusnahkan dan
dibuat berita acara pemusnahan resep. Copy resep diberikan jika dalam resep
tertulis iter ataupun diberi sebagian. Copy resep berisi nama dan alamat
apotek, nama dan SIK apoteker dan paraf asisten apoteker dan apoteker untuk
kopi resep yang mengandung narkotika.

L. Administrasi Apotek
Administrasi di apotek meliputi perencanaan pembelian barang,
pengadaan barang, pengelolaan dan laporan barang masuk dan keluar.
Pengelolaan administrasi dilakukan asisten apoteker dibantu karyawan non
asisten apoteker.
1. Administrasi untuk pengadaan barang
a. Buku defecta.
Buku defecta digunakan untuk mencatat persediaan
obat/barang yang habis atau menipis, dengan buku defecta ini
persediaan barang yang menipis atau kosong dapat terkontrol. Buku
defecta ini menjadi dasar untuk membuat surat pesanan ke PBF.
b. Surat pesanan.
Surat pesanan tersusun rangkap dua, surat pesanan ditandatangani
oleh APA. Rincian perlembarnya yaitu lembar pertama asli diberikan
ke PBF, lembar kedua arsip apotek.
c. Buku pembelian.
Buku pembelian ini berfungsi sebagai buku penerimaan barang.
Pencatatan dalam buku ini dilakukaan setiap hari berdasarkan faktur.
Dalam buku ini tercantum tanggal, nomor urut, nama PBF, nomor
faktur, nomor batch, tanggal kadaluwarsa, nama barang, jumlah, harga
satuan, diskon yang diperoleh, total harga atau total pembayaran.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


42

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
2. Administrasi untuk penyimpanan barang
a. Buku catatan harian narkotika dan psikotropika.
Buku ini mencatat pemasukan dan pengeluaran obat-obat
narkotika dan psikotropika dicatat dalam buku stok khusus. Satu buku
untuk mencatat satu macam obat.
b. Kartu stock.
Kartu ini mencatat pemasukan obat ke gudang dan
pengeluaran obat dari gudang ke etalase pelayanan.
c. Kartu stelling.
Kartu ini mencatat pemasukan obat dari gudang dan mencatat
pengeluran obat dengan resep atau tanpa resep. Kartu ini diletakan
pada masing-masing kemasan obat.
3. Administrasi untuk penjualan barang
a. Daftar Harga
Daftar harga obat tercantum dalam sistem Apotek harus sama
dengan buku daftar harga baik berupa harga-harga obat dengan merk
dagang, generik maupun bahan baku. Penyusunan nama berdasarkan
urutan abjad dan bentuk sediaan. Harga yang dicantumkan yaitu
HNA (Harga Netto Apotek) + PPN dan HJA (Harga Jual Apotek).
b. Laporan Harian.
Laporan harian merupakan laporan hasil semua pemasukan
dari penjualan obat bebas, bebas terbatas, OWA dan penjualan resep
setiap hari.
3. Laporan penggunaan narkotika dan psikotropika.
Laporan ini dibuat tiap bulan dan di mana laporan narkotika
dilaporkan tiap bulan dan psikotropika dilaporkan sebulan sekali.
Dalam laporan tersebut tercantum nama obat, persediaan awal,
penambahan/pemasukan yang meliputi tanggal pembelian, jumlah,
nama PBF, pengurangan atau penggunaan, persediaan akhir dan
keterangan.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


43

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
4. Administrasi Harga
Pemberian harga obat dengan resep adalah sebagai berikut:
a) Resep obat racikan (dibuat di apotek) dan untuk resep obat keras pada
umumnya kalkulasi adalah :
1,25 x (HNA + PPN) + Tuslah + Embalase
b) Untuk resep dari obat golongan bebas dan bebas terbatas pada
umumnya kalkulasinya adalah :
1,1 (untuk obat bebas) x (HNA + PPN) + Tuslah + Embalse
1,15 (untuk obat bebas terbatas) x (HNA + PPN) + Tuslah +
Embalse
Pemberian harga obat, obat bebas, bebas terbatas dan obat wajib apotek:
c) Rumus harga penjualan obat bebas adalah sebagai berikut :
Harga obat bebas = {(HNA + PPN) + 10 %}
d) Rumus harga penjualan obat bebas terbatas apotek :
 Harga obat bebas terbatas = {(HNA + PPN) + 15 %}
 Rumus harga penjualan obat keras apotek :
Harga obat keras = {(HNA + PPN) + 25 %}
 Rumus harga penjualan narkotik/psikotropik apotek :
Harganarkotik/psikotropik= {(HNA + PPN) + 30 %}
Keterangan = HNA adalah harga netto apotek.

M. Pengelolaan Narkotika
Narkotika sangat diperlukan untuk pengobatan dan pelayanan
kesehatan serta pengembangan ilmu pengetahuan, namun narkotik juga dapat
menimbulkan efek ketergantungan yang sangat merugikan apabila
dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama.
Oleh karena itu untuk meningkatkan pengendalian dan pengawasan serta
meningkatkan upaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, maka ditetapkan Undang-Undang No.35 tahun
2009 tentang narkotika.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


44

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Narkotika hanya digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan
dan atau pengembangan ilmu pengetahuan. Pengaturan narkotika menurut
pasal 4 bertujuan untuk: menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari
penyalahgunaan narkotika; memberantas peredaran gelap narkotika dan
precursor narkotika; dan menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan
sosial bagi penyalahguna dan pecandu narkotika
Untuk mempermudah pengawasan terhadap pengadaan dan distribusi
narkotika, maka pemerintah hanya mengizinkan PT. Kimia Farma
(PERSERO) sebagai satu–satunya perusahaan farmasi yang diizinkan untuk
memproduksi, mengimpor dan mendistribusikan narkotika di Indonesia. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan narkotika yang dapat
menimbulkan adiksi, maka diadakan pengawasan oleh pemerintah meliputi
penanganan khusus dalam hal pembelian, penyimpanan, penjualan,
administrasi serta pelaporannya.
1. Pemesanan Narkotika
Apotek dan Apotek Rumah Sakit mendapatkan obat narkotika dari
Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma dengan jalan menulis dan
mengirimkan surat pesanan (SP). Surat pesanan dibuat 4 rangkap. Satu
untuk arsip apotek dan sisanya untuk PBF, selanjutnya PBF
mengirimkannya kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan
Makanan setempat..
2. Penyimpanan Narkotika
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2015
tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.
Narkotika disimpan pada lemari khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal
25 ayat (1) harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


45

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
a. Terbuat dari bahan yang kuat
b. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 buah kunci yang berbeda
c. Harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudag, untuk instalasi
farmasi pemerintah
d. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, instalasi farmasi klinik
dan lembaga ilmu pengetahuan, dan
e. Kunci lemari khusus dikuasai oleh apoteker penanggungjawab/apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
2. Penyerahan Narkotika
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2015 tentang
peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi. Penyerahan narkotika hanya dapat
dilakukan dalam bentuk obat jadi dan dilaksanakan oleh apoteker di
fasilitas pelayanan kefarmasian.
3. Pelaporan Narkotika
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2015 tentang
peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan Narkotika, Psikotropika,
dan Prekursor Farmasi Apotek wajib membuat, menyimpan, dan
menyampaikan laporan pemasukan dan penyerahan/penggunaan Narkotik dan
Psikotropik, setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan tembusan Kepala Balai setempat. Pelaporan tersebut paling sedikit
terdiri atas :
1. Nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika;
2. Jumlah persediaan awal dan akhir bulan;
3. Jumlah yang diterima; dan
4. Jumlah yang diserahkan.
Laporan dapat menggunakan system pelaporan Narkotika, Psikotropika,
dan/atau Prekursor Farmasi secara elektronik yang disampaikan paling lambat
setiap tanggal 10 bulan berikutnya. Ketentuan selajutnya mengenai pelaporan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


46

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Narkotika, Psikotropika, dan/atau Prekursor Farmasi diatur oleh Direktur
Jenderal.
4. Pemusnahan Narkotika
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2015 tentang
peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.
Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi hanya
dilakukan dalam hal (pasal 38)
a. Diproduksi tanpa memenuhi standart dan persyaratan yang berlaku
dan/atau tidak dapat diolah kembali
b. Telah kadaluwarsa
c. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan
dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan termasuk sisa
penggunaan
d. Dibatalkan izin edarnya atau
e. Berhubungan dengan tindak pidana
Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dilakukan
oleh pihak ketiga, wajib disaksikan oleh pemilik Narkotika, Psikotropika,
dan Prekursor Farmasi dan dibuat berita acara

N. Pengelolaan Psikotropika
Menurut UU No.5 tahun 1997 psikotropika adalah zat atau obat bukan
narkotika, baik alamiah maupun sintetis yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktifitas mental dan perilaku pemakainya. Obat psikotropika dapat
menimbulkan ketergantungan dan dapat disalahgunakan. Tujuan pengaturan
psikotropik sesuai pasal 3 adalah: menjamin ketersediaan psikotropika guna
kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan, mencegah terjadinya
penyalahgunaan psikotropika, memberantas peredaran gelap psikotropika.
Pengelolaan psikotropika meliputi:

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


47

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
1. Pemesanan Psikotropika
Pemesanan dapat dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan
Psikotropika rangkap empat ditandatangani Apoteker Penanggungjawab
apotek dan dilengkapi dengan nomor SIK atau SP serta stempel apotek. Surat
pesanan tersebut kemudian dikirim ke PBF khusus untuk penyaluran obat
keras. Surat Pesanan dibuat rangkap empat, tiga lembar untuk PBF dan satu
lembar untuk arsip apotek.
Berdasarkan pasal 14 Undang-Undang No.5 tahun 1997 penyerahan
psikotropika hanya dapat dilakukan kepada apotek, rumah sakit, puskesmas,
balai pengobatan dan pelayanan resep dari dokter.
2. Penyimpanan Psikotropika
Penyimpanan obat golongan psikotropika belum diatur dalam
perundang–undangan khusus. Obat–obat golongan psikotropika cenderung
lebih banyak disalahgunakan, maka diminta kepada semua sarana distribusi
obat (PBF, apotek, rumah sakit) agar menyimpan obat–obat golongan
psikotropika dalam suatu rak atau lemari khusus dan kartu stok psikotropika.
3. Pelaporan Psikotropika
Pengeluaran obat psikotropika wajib dilaporkan. Pelaporan dibedakan
atas penggunaan bahan baku psikotropika dan sediaan jadi psikotropika.
Pelaporan psikotropika dibuat satu tahun sekali tetapi ditujukan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dan arsip untuk apotek. Laporan
ditandatangani oleh Apoteker Penanggungjawab Apotek dengan
mencantumkan nama jelas, nomor Surat Izin Pengelolaan Apotik (SIPA),
nomor SIA, dan stempel apotek.
4. Pemusnahan Psikotropika
Pemusnahan dilakukan setelah mendapat persetujuan oleh Apoteker
PenanggungjawabApotek lalu dibuat surat permohonan tertulis kepada Kepala
Balai Pengawas Obat dan Makanan kemudian dibentuk panitia pemusnahan
yang terdiri dari APA, AA, Petugas Balai POM, dan Dinas Kesehatan
setempat kemudian ditentukan tanggal pemusnahan dan dibuat berita acara

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


48

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
dan dikirimkan kepada Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan dengan
tembusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi serta arsip apotek.

O. Pengelolaan Obat Wajib Apotek


Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
Apoteker kepada pasien di apotik tanpa resep dokter. Obat yang termasuk
daftar OWA ditetapkan SK Menteri Kesehatan RI
No.347/MENKES/SK/VII/1990 tanggal 16 Juni 1990. Obat yang tercantum
dalam lampiran SK ini dapat diserahkan Apoteker di apotek dan dapat ditinjau
kembali dan disempurnakan setiap waktu sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang yang berlaku. Dengan adanya SK tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri untuk
mengatasi masalah kesehatan.
Apoteker di apotek dalam melayani pasien memerlukan obat tersebut
diwajibkan : memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
disebutkan dalam Obat Wajib Apotek yang bersangkutan; membuat catatan
pasien beserta obat yang telah diserahkan; memberikan informasi yang
meliputi dosis, aturan pakai, kontraindikasi dan efek sampingnya dan hal lain
yang perlu diperhatikan oleh pasien.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.919/MENKES/PER/X/1993,
pasal 2 obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua diatas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada
kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


49

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
5. Obat dimaksud memiliki resiko khasiat keamanan yang dapat
dipertanggung jawabkan untuk pengobatan sendiri.

P. Pengelolaan Obat Rusak / Kadaluarsa


Obat kadaluwarsa dapat dikembalikan ke PBF yang bersangkutan
sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Untuk obat rusak atau obat yang telah
kadaluwarsa dan tidak dapat dikembalikan ke PBF dapat dilaksanakan
pemusnahan dengan cara dibakar atau ditanam disertai dengan pembuatan
Berita Acara Pemusnahan (BAP) dan dilaporkan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota.

Q. Distribusi Obat
Distribusi khusus untuk obat-obatan daftar O (Opium = narkotik), di
Indonesia hanya dilakukan oleh PBF Kimia Farma. Obat–obat daftar G
(Gevaarlijk= obat keras atau OKT) disalurkan oleh PBF hanya kepada tiga
macam penyalur saja, yaitu PBF lain, apotek, dan IFRS dengan Apoteker.
Penyaluran obat daftar G ke dokter, klinik, Rumah Sakit tanpa Apoteker,
BKIA, Puskesmas dilakukan oleh apotek. Obat daftar W (Obat Bebas
Terbatas) dan Obat Bebas oleh PBF dapat disalurkan kepada apotek, Instalasi
Farmasi Rumah Sakit dengan Apoteker, dan toko obat.
Jalur distribusi obat yang berlaku di Indonesia saat ini adalah jalur
distribusi obat yang ditetapkan dalam Paket Deregulasi Oktober 1993 yaitu
sebagai berikut:

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


50

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019

Gambar 2. Skema Jalur Distribusi Obat


R. Pajak Apotek
Pajak adalah kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan
sebagian dari kekayaan atau hasil pendapatan kepada negara menurut
peraturan atau undang-undang yang ditetapkan oleh pemerintah dan
dipergunakan untuk kepentingan masyarakat atau iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang. Macam-macam pajak yang perlu
diketahui adalah :
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang harus dibayar apotek pada setiap pembelian
obat dari PBF. Besarnya PPN adalah 10 %.
2. Pajak Reklame atau Iklan (Papan Nama Apotek)
Pajak ini dikenakan terhadap pemasangan papan nama apotek,
lokasi dan lingkungan apotek.
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak ini dikenakan setiap tahun dan besarnya tergantung pada luas
tanah, bangunan serta lokasi apotek.
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
51

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
4. Pajak Penghasilan Pribadi (PPh 21)
Besarnya pajak ditentukan berdasarkan penghasilan netto pertahun
dikurangi PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak). Pembayaran pajak
penghasilan pribadi dengan ketentuan :
a. Penghasilan sampai dengan 50 juta rupiah dikenakan pajak 5%
b. Penghasilan diatas 50 juta - 250 juta rupiah dikenakan pajak 15%
c. Penghasilan diatas 250 juta – 500 juta rupiah dikenakan pajak 25%
d. Penghasilan diatas 500 juta rupiah dikenakan pajak 30%
e. Tarif deviden dikenakan pajak 10%
f. Tidak memiliki NPWP (Untuk PPh Pasal 21) dikenakan pajak 20%
lebih tinggi dari yang seharusnya
g. Tidak mempunyai NPWP untuk yang dipungut /potong (untuk PPh
Pasal 23) dikenakan pajak 100% lebih tinggi dari yang seharusnya
h. Pembayaran fiskal untuk yang punya NPWP tidak dikenakan pajak
(Gratis).
5. Pajak Penghasilan Badan (PPh 25)
Besarnya pajakditentukan berdasarkan laba/penghasilan netto yang
diperoleh wajib pajak badan dalam negeri dalam bentuk usaha.
Pembayaran pajak penghasilan badan ditentukan dengan :
a. Penghasilan 0 - 50 juta rupiah dikenakan pajak 10 %
b. Penghasilan diatas 50 juta – 100 juta rupiah dikenakan pajak 15
c. Penghasilan diatas 100 juta rupiah dikenakan pajak 30 %.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


52

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019

BAB III
TINJAUAN TENTANG TEMPAT PKPA

A. Sejarah Apotek Sehat


Apotek Sehat berdiri pada tanggal 03 Oktober 2003, dari sejak
berdirinya apotek tersebut, lokasi Apotek Sehat telah berpindah-pindah
sebanyak tiga kali yaitu Jl. Jayawijaya 125 (Oktober 2003- November 2008),
Jl. Malabar Barat 17 (November 2008 – Desember 2012) dan yang terakhir di
Jl. Malabar Utara IV / 18 Mojosongo, Surakarta (Januari 2013 – sampai
sekarang). Lokasi Apotek Sehat merupakan kawasan pemukiman penduduk
dan dekat dengan pusat perbelanjaan.

B. Visi dan Misi


Apotek Sehat mempunyai visi yaitu :
1. Menyediakan ragam obat yang komplit, buka 15 jam termasuk hari
libur
2. Menjadi berkat dan bermanfaat bagi masyarakat, karyawan-karyawati
dan pemilik.
3. Menyediakan pilihan obat yang komplit, setiap saat, dengan harga
yang sama pagi-siang-malam dan hari libur.
4. Menyediakan kualitas pelayanan prima senantiasa mempelajari dan
mengusahakan peningkatan kualitas pelayanan untuk memaksimalkan
tingkat kepuasan para pelanggan.
Apotek Sehat mempunyai misi yaitu :
1. Menyediakan pilihan obat yang komplit, setiap saat, dengan harga
sama pagi-siang-malam dan hari libur melayani masyarakat selama 15
jam perhari 7 hari perminggu dengan memberlakukan kebijakan harga
yang tetap sama pada pagi hari, siang hari, malam hari maupun hari
libur.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


53

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
2. Menyediakan kualitas pelayanan yang prima: senantiasa mempelajari
dan mengusahakan peningkatan kualitas pelayanan untuk
memaksimalkan tingkat kepuasan para pelanggan.

C. Jam Kerja Apotek Sehat


Jam kerja pegawai Apotek Sehat dilaksanakan setiap hari, buka dari
jam 07.00-21.00 WIB yang terbagi menjadi 2 shift, yaitu shift pagi jam 07.00-
14.00, shift sore jam 14.00-21.00.

D. Tata Ruang
Apotek Sehat memiliki halaman depan yang digunakan sebagai tempat
parkir. Bangunan Apotek Sehat sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu ruang
depan dan ruang dalam. Ruang depan terdiri dari ruang tunggu, kamar mandi,
kasir, tempat penerimaan resep sekaligus tempat penyerahan obat dan etalase
untuk obat OTC. Ruang dalam terdiri atas ruang racik yang dikelilingi lemari
untuk obat ethical, gudang, dan wastafel.

E. Struktur Organisasi dan Personalia Apotek Sehat


Struktur organisasi Apotek Sehat dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3. Struktur Organisasi Apotek Sehat

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


54

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019

F. Tenaga Kerja
Pelayanan kefarmasian sebagai bagian dari kegiatan Apotek Sehat
dalam sehari-harinya dilaksanakan oleh 6 karyawan yang mempuyai tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
1. Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA) : 1 orang
2. Apoteker Pendamping (Aping) : 1 orang
3. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) : 4 orang
4. Administrasi : 1 orang
Pembagian tugas dan wewenang masing-masing karyawan harus
tersusun dengan baik demi mendukung kelancaran pengelolaan apotek dalam
memberikan pelayanan obat kepada masyarakat sehingga dapat membuat
apotek lebih maju dan berkembang. Tugas, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing personalia di Apotek Sehat adalah sebagai berikut:
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
a. Memimpin seluruh kegiatan di apotek, termasuk memantau kerja
karyawan serta membagi tugas sesuai dengan tanggung jawabnya
masing-masing.
b. Mengatur dan mengawasi penyimpanan obat serta kelengakapan obat
sesuai dengan syarat-syarat teknis farmasi terutama di ruang
peracikan.
c. Mempertimbangkan usulan atau masukan yang diterima dari
karyawan lainnya untuk perbaikan dan pengembangan apotek.
d. Bersama-sama dengan bagian administrasi menyusun laporan
manajerial dan pertanggungjawaban.
e. Mengusahakan agar apotek yang dikelolanya dapat memberikan hasil
yang optimal dengan rencana kerja dan melakukan kegiatan-kegiatan
untuk pengembangan apotek menjadi lebih baik.
f. Mengatur dan mengawasi hasil penjualan tunai
g. Meningkatkan dan mengembangkan hasil usaha apotek.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


55

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
h. Memberikan informasi obat dan atau konseling kepada pasien.
i. APA bertanggung jawab terhadap kelangsungan apotek yang
dipimpinnya.
2. Apoteker Pendamping
a. Menggantikan kedudukan Apoteker Penanggungjawab Apotek pada
jam-jam tertentu pada hari buka apotek.
b. Mengatur dan mengawasi pelayanan obat dan barang setiap hari.
c. Mengisi buku defecta dan buku harian penerimaan resep dan obat
bebas.
Memberikan pelayanan baik resep maupun obat bebas, mulai dari
menerima resep dari pasien sampai menyerahkan obat yang diperlukan
kepada pasien.
d. Melakukan pelayanan informasi obat baik kepada konsumen atau
pasien, maupun kepada tenaga kesehatan lainnya.
e. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) pada
konsumen.
f. Membuat laporan harian, mencatat hasil penjualan, tagihan (faktur) dan
pengeluaran setiap hari, mencatat pembelian.
g. Membuat laporan bulanan dengan berdasarkan data keuangan kepada
Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA).
h. Bertanggung jawab dengan tugas-tugasnya kepada APA.
5. Tenaga Teknis Kefarmasian
a. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan profesinya sebagai asisten
apoteker yaitu dalam pelayanan resep dan obat bebas
b. Menyusun buku harian untuk setiap resep termasuk narkotika,
psikotropika dan resep asli tanpa tanda khusus
c. Menyusun buku harian khusus untuk narkotika dan penyimpanannya
dipisahkan dari resep biasa serta disimpan tersendiri tiap bulan untuk
dilaporkan setiap bulan sekali

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


56

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
d. Menyusun buku harian khusus untuk psikotropika, untuk dilaporkan
tiap satu tahun sekali
e. Menyusun resep-resep menurut nomor urut dan tanggal, kemudian
dibendel dan disimpan
f. Mencatat ke luar masuknya barang, menyusun daftar kebutuhan obat,
mengatur serta mengawasi penyimpanan dan kelengkapan obat
g. Menyusun buku defecta setiap hari, mengontrol buku harga hingga
dapat mengikuti perkembangan harga obat
h. Melakukan pengecekan terhadap harga obat-obatan yang mendekati
waktu kadaluwarsa dan dicatat dalam buku kadaluwarsa.

G. Sistem Pengelolaan Apotek Sehat

Gambar 4. Alur Barang di Apotek Sehat


1. Pengadaan Barang

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


57

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Proses pengadaan barang di Apotek Sehat dilakukan dengan
langkah langkah sebagai berikut:

1.1. Perencanaan Barang


Perencanaan item barang yang akan dipesan sesuai dengan
barang habis atau persediaan yang tinggal sedikit. Perencanaan item
barang yang akan dipesan dimulai dengan pengecekan buku defecta
dari gudang, informasi di bagian penjualan juga keadaan keuangan
apotek. Pengadaan barang meliputi bahan obat-obatan, alat kesehatan,
alat kontrasepsi, dan barang barang di luar sediaan farmasi sebagai
pelengkap.
1.2. Pemesanan Barang
Pemesanan barang dilakukan berdasarkan hasil pengecekan
pada buku defecta kemudian membuat surat pesanan barang yang
telah ditandatangani oleh APA dibuat rangkap dua, satu untuk PBF
dan yang lain untuk arsip apotek atau dengan pemesanan cito kepada
PBF melalui telpon. Barang barang yang harganya mahal, cepat rusak
dan jarang ditulis pada resep dokter disediakan dengan jumlah
secukupnya. Barang-barang yang harganya murah, essensial dan
sering ditulis dengan resep dokter disediakan dengan jumlah besar.
Pemesanan obat-obat narkotika dilakukan melalui PBF Kimia Farma
sebagai distributor. Pemesanan menggunakan surat pesanan (SP)
narkotika dimana SP ini rangkap empat yang ditandatangani oleh
APA dengan mencantumkan nomor SIPA serta stempel apotek. Setiap
satu SP digunakan untuk memesan satu jenis narkotika. Satu lembar
SP untuk arsip dan yang tiga lembar dikirim ke PBF. Form SP
narkotika dibuat oleh PBF Kimia Farma Pemesanan psikotropika
dilakukan melalui PBF khusus (untuk pabrik farmasi tertentu) yang
secara langsung menyalurkan obat-obat keras, dengan surat pesan
khusus untuk psikotropika dari PBF tersebut.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


58

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
1.3. Penerimaan Barang
Penerimaan barang dilakukan oleh TTK yang memiliki Surat
Ijin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian (SIPTTK), ataupun APA. Saat
barang datang, dilakukan pengecekan barang yang meliputi nama obat,
jumlah barang tiap item, nomor batch, bentuk sediaan, dan waktu
kadaluwarsa. Bila sudah sesuai kemudian ditandatangani oleh
TTK/APA yang menerima di sertai nama terang, SIPA, cap apotek,
dan tanggal penerimaan barang. Apabila barang yang datang tidak
sesuai dengan pesanan maka barang diretur (dikembalikan). Faktur asli
diserahkan ke distributor untuk penagihan jika pembelian dengan
sistem kredit, sedang copy faktur untuk arsip apotek.
Pengadaan produk baru yang belum atau jarang dijual di apotek
dilakukan dengan cara pembelian maupun konsinyasi. Konsinyasi PBF
menitipkan barang di apotek, pembayaran dilakukan bila barang yang
dititipkan di apotek tersebut laku terjual.
Obat-obat yang memiliki kadaluwarsa ditulis dalam buku
expired date, untuk pembelian dilakukan perjanjian mengenai
pengembalian obat kepada PBF yang bersangkutan dengan batas waktu
menurut perjanjian, biasanya satu atau tiga bulan sebelum ED (Expired
Date). Obat-obat yang mempunyai ED pendek bisa dikembalikan atau
ditukar dengan obat yang ED–nya panjang, namun ada beberapa
barang yang ber–ED yang tidak dapat dikembalikan dan biasanya
mendapat perhatian untuk dijual lebih dahulu jika mendekati ED.
1.4. Penyimpanan Barang
Tujuan penyimpanan barang adalah supaya barang aman,
mudah diawasi, stabilitas obat terjaga dan menjamin kelancaran
pelayanan. Ruang penyimpanan harus betul-betul diperhatikan dari
segi keamanan, kebersihannya, terbebas dari binatang pengganggu atau
perusak, tidak terkena sinar matahari langsung, sejuk, kering, tidak
bocor bila musim hujan. Penyimpanan barang di apotek menggunakan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


59

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO).
Pada sistem FIFO, barang yang keluar lebih dahulu adalah barang yang
lebih dahulu masuk sedangkan pada sistem FEFO, obat/barang yang
mempunyai tanggal kadaluarsa lebih cepat maka obat tersebut yang
paling pertama keluar. Pengambilan barang dilakukan dari depan
etalase maka barang yang baru datang ditempatkan di belakang barang
yang lama.
Penyimpanan obat dan perbekalan farmasi di Apotek Sehat
dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan (kapsul & tablet, sirup,
tetes mata, tetes telinga, krim, injeksi, salep dan suppositoria) dan
disusun secara alfabetis. Obat generik dikelompokkan tersendiri. Obat
bebas, obat bebas terbatas, obat generik, dan obat brand name. Obat-
obat golongan narkotika disimpan di almari khusus daftar O dan
golongan psikotropika disimpan di almari khusus daftar OKT. Untuk
obat-obat yang mudah rusak atau mudah meleleh pada suhu kamar
disimpan dalam almari pendingin. Bahan baku obat juga disusun
secara alfabetis dan dipisahkan berdasarkan bentuk antara serbuk,
cairan, setengah padat, dll. Bentuk cairan yang mudah menguap
disendirikan. Alat-alat kesehatan disimpan dan ditata di etalase.
2. Pembayaran atau Inkaso
Pembayaran dilakukan secara cash atau cash on delivery (COD)
dan kredit. Pembayaran secara COD dilakukan pada saat barang datang
sedangkan pembayaran secara kredit diberikan tempo pembayaran yang
berbeda-beda setiap PBF berkisar antara 7 hari sampai 30 hari.
Keuntungan pembayaran secara COD, apotek mendapat keuntungan
(dalam persen). Pembayaran secara kredit dilakukan setiap hari senin
sampai dengan jumat. Selain itu rencana pembayaran dapat dilakukan
dengan melihat faktur yang telah jatuh tempo.
3. Penyimpanan Faktur

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


60

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Faktur yang telah lunas dalam waktu satu bulan dikumpulkan jadi
satu, supaya jika ada barang yang ED atau kadaluarsa lebih mudah dicari.
Faktur yang telah dikumpulkan tersebut disimpan dalam map tersendiri
sesuai PBF dari masing-masing faktur.
4. Pergudangan
Barang atau obat yang datang diterima, diperiksa dan setelah cocok
dengan faktur dan Surat Pesanan (SP) asli kemudian barang tersebut
disimpan di gudang apotek. Proses penyimpanan barang di Apotek Sehat
meliputi penyimpanan barang di gudang, penyimpanan barang di ruang
peracikan dan penyimpanan barang di ruang penjualan bebas.
Penyimpanan barang HV di ruang penjualan bebas seperti : obat bebas,
alat kesehatan, kontrasepsi, dan kosmetika. Semua pemasukan dan
pengeluaran barang (mutasi barang) harus dicatat dalam kartu stock
barang. Kartu stock berfungsi untuk mengetahui barang masuk dan keluar,
tanggal kadarluarsa, nomor batch, dan sisa barang di apotek. Kontrol
barang atau obat untuk mempermudah perhitungan barang dan
administrasi maka setiap tiga bulan sekali dilakukan stock opname yaitu
dengan mencocokkan jumlah barang yang ada dengan catatan pada kartu
stock.
5. Administrasi
Apotek Sehat memiliki sistem administrasi yang dikelola dengan
baik, dimulai dari perencanaan, pengadaan, pengelolaan, dan pelaporan
barang yang masuk dan keluar, pengelolaan ini dilakukan oleh Apoteker
dan Asisten Apoteker yang dibantu oleh karyawan administrasi.
Kelengkapan administrasi di Apotek Sehat meliputi
5.1. Buku defecta
Buku yang digunakan untuk mencatat nama dan jumlah
obat/barang yang habis atau obat/barang baru yang harus segera
dipesan untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan dan stok di apotek.
5.2. Buku surat pesanan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


61

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Buku yang berisi lembaran-lembaran surat pesanan yang
ditandatangani oleh apoteker penanggung jawab. Surat pesanan dibuat
rangkap dua, dengan rincian 1 lembar diserahkan ke PBF,
tembusannya sebagai arsip. Pemesanan dilakukan oleh
manager/TTK/bagian penjualan untuk HV (hand verkaps). Pemesanan
dengan menyerahkan lembar pesanan, tercantum nama PBF yang
dituju, nomor/nama barang atau obat, kemasan dan dosis yang
dimaksud, tanda tangan, nama terang APA atau Aping dan stempel
apotek. Obat-obat golongan narkotika dipesan dengan menggunakan
surat pesanan tersendiri yang ditujukan PBF Kimia Farma dengan
menyerahkan lembar asli dari surat pesanan.
5.3. Buku penerimaan barang
Buku yang digunakan untuk mencatat penerimaan barang yang
dilakukan setiap hari berdasarkan faktur dan tanda terima barang.
Buku ini mencantumkan nomor urut, tanggal faktur/tanggal barang
datang, nomor faktur, nama PBF, jumlah barang, nama barang, harga
satuan sebelum didiscount, no. Batch, dan tanggal kadaluwarsa.
5.4. Buku incaso harian
Buku ini mencatat faktur yang telah dibayar pihak apotek kepada
PBF. Apotek menerima faktur asli yang disertai faktur pajak setelah
pembayaran faktur. Faktur ini dicatat dalam buku kas dengan
menuliskan nomor, tanggal penulisan faktur, tanggal penerimaan
barang, nama PBF, nomor faktur, dan jumlah tagihan. Pengeluaran
total pembayaran setiap hari dijumlah.
5.5. Stok pada Komputer
Data stock pada komputer merupakan data yang berfungsi untuk
mengetahui jumlah barang yang masuk dan barang yang keluar dari
gudang, baik berupa obat maupun komoditi lainnya. Data stok pada
komputer tersebut mencantumkan nama obat, bentuk kemasan, jumlah
perkemasan, tanggal barang diterima, nomor faktur, terdiri dari

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


62

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
penjualan obat bebas, pelayanan resep tunai, pelayanan resep kredit,
barang-barang lain sebagai kelengkapan pelayanan serta KIE. nomor
batch, tanggal ED, nama supplier, jumlah obat yang masuk dan keluar
dari gudang, jumlah sisa obat, harga, potongan harga.

H.Pelayanan Kefarmasian di Apotek Sehat


1. Pelayanan Obat Dengan Resep
Pelayanan dimulai dari penerimaan resep, memeriksa keabsahan dan
kelengkapan resep meliputi nama, alamat, nomor sip, dan tanda tangan
atau paraf penulis resep, tanggal penulisan resep, tanda R/ pada bagian kiri
setiap penulisan resep, nama obat, jumlah dan aturan pakai, nama pasien,
umur, memeriksa ketersediaan obatnya, pemberian harga dan meminta
persetujuan pada pasien, setelah resep dibayar lalu diracik, diberi etiket,
dikontrol oleh APA/TTK dan diserahkan oleh TTK ataupun apoteker
kepada pasien disertai informasi yang diperlukan kepada pasien serta
menanyakan alamat pasien yang lengkap dan nomor telpon yang bisa
dihubungi. Tujuan menanyakan alamat kepada pasien untuk
mempermudah pencarian jika ada yang keliru. Lembar resep asli disimpan
menurut nomor urut dan tanggal pembuatan resep.
2. Pelayanan Obat Non Resep

Penjualan obat non resep meliputi penjualan obat bebas, obat bebas
terbatas, kosmetika, perlengkapan bayi, makanan bayi dan produk lainnya.
Beberapa jenis alat kesehatan yang tersedia di Apotek Sehat antara lain
alat kontrasepsi, infus set, spuit insulin, pispot, kasa pembalut, kapas,
masker, sarung tangan, clinical thermometer, oxyset, dan sebagainya.
Pembelian obat bebas dan alkes dilakukan secara langsung dengan
membayar ke kasir dan obat langsung diserahan pada pasien. Penjualan
obat bebas, obat bebas terbatas dan OWA harus disertai dengan informasi
yang diperlukan.
3. Penetapan Harga

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


63

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019
Pemberian harga diapotek berdasarkan pada surat keputusan menteri
kesehatan No. 280/Menkes/SK/V/1981 pasal 24, bahwa harga obat dan
perbekalan kesehatan di bidang farmasi lainnya serta jasa di apotek
ditetapkan serendah mungkin berdasarkan struktur harga yang ditetapkan
menteri kesehatan atas usul panitia yang terdiri dari wakil Dirjen POM,
pabrik obat dan apotek. Struktur harga yang ditetapkan oleh Gabungan
Pengusaha Farmasi (GPF) dan disetujui pemerintah yaitu Harga Eceran
Tertinggi (HET) kepada konsumen tidak boleh melebihi harga eceran.
Penjualan obat di Apotek Sehat meliputi penjualan obat dengan resep
dokter, resep dokter BPJS, obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib
apotek (OWA).
1) Harga jual Apotek obat bebas dan obat bebas terbatas dengan resep
Harga jual Apotek = HNA + PPN10% + Profit 10%.
2) Harga jual Apotek obat keras
Harga jual Apotek = HNA + PPN10% + Profit 15%.
3) Harga jual Apotek obat dengan resep
Harga jual Apotek = HNA + PPN10% + Profit 30%.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


64

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek


Sehat
Periode 01-31 April 2019

Gambar 5. Skema Alur Penjualan Obat dengan Resep

Pembelian obat bebas dan obat OWA

Pelayanan

Dicatat di buku penjualan obat bebas atau nota penjualan OWA

Kasir

Penyerahan Obat pada pasien

Gambar 6. Skema Alur Penjualan Obat Bebas dan Obat Wajib Apotek

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019

BAB IV
KEGIATAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK SEHAT

Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan di Apotek


Sehat yang berlokasi di JL. Malabar Utara IV/18, Mojosongo, Surakarta. Kegiatan
PKPA dilaksanakan pada tanggal 1-31 April 2019. Kegiatan yang dilakukan
selama pelaksanaan PKPA diantaranya Pembekalan, Diskusi, Praktek kerja di
apotek dan Evaluasi, pelayanan resep, KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi),
distribusi, pengembangan apotek, stok opname dan pelayanan yang selalu
didampingi oleh Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang bertugas.
Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Sehat dibagi menjadi
dua shift yaitu shift pagi dimulai dari jam 07.00-14.00 dan shift sore dimulai dari
jam 14.00-21.00 dengan libur 1 kali dalam seminggu.

A. Pembekalan
Sebelum pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
Apotek Sehat, Apoteker Penanggungjawab apotek melakukan pembekalan kepada
mahasiswa dijelaskan mengenai gambaran tentang apotek mulai dari sejarah
singkat apotek, tata tertib serta pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Apotek
Sehat.

B. Diskusi
Diskusi merupakan agenda rutin yang dilakukan di Apotek Sehat yang
melibatkan Apoteker penanggung jawab, seluruh pegawai serta mahasiswa
Praktek Kerja Profesi Apoteker. Diskusi dilaksanakan 1-2 kali dalam sebulan.
Diskusi tersebut membahas dan mengevaluasi berbagai aspek di Apotek Sehat
termasuk manajerial dan pelayanan apotek. Selain itu, pada setiap pertemuan
diskusi juga dibahas suatu topik khusus dimana mahasiswa praktek kerja profesi
apoteker diberi tugas untuk mempresentasikan mengenai masalah kesehatan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


65
66

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
tentang “Gastitis” di hadapan seluruh karyawan dan didiskusikan bersama
Apoteker penanggung jawab dan apoteker pendamping. Kegiatan tersebut
bertujuan untuk berbagi pengetahuan antara mahasiswa, karyawan dan Apoteker
selain itu juga untuk pengembangan diri dan meningkatkan pengetahuan
karyawan Apotek Sehat.
Diskusi kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi oleh apoteker
penanggung jawab apotek kepada mahasiswa praktek. Pada sesi diskusi ini
mahasiswa secara khusus diajarkan banyak hal meliputi persyaratan perizinan
apotek, strategi pengembangan apotek, pembukuan, pelayanan swamedikasi dan
KIE, pelayanan resep, melakukan pelaporan narkotik dan psikotropik dan lain-lain

C. Kegiatan Lapangan
1. Manajerial
1.1. Pengadaan Barang
Sistem pengadaan di Apotek Sehat dilakukan dengan cara memesan
langsung ke PBF sesuai dengan Surat Pesanan (SP) barang melalui salesman.
Surat pesanan narkotika dan psikotropika dibuat berbeda, setelah surat
pesanan diterima PBF kemudian barang dikirim disertai faktur dari
distributor yang bersangkutan dan surat pesanan. Barang yang dipesan
meliputi bahan obat, alat kesehatan, alat kontrasepsi dan barang-barang
pelengkap lainnya. Pengadaan barang dilakukan dengan mempertimbangkan
faktor ekonomi dan kebutuhan konsumen yang sebelumnya harus mendapat
persetujuan pimpinan apotek. Sebelum pemesanan dilakukan, disusun
rencana pemesanan berdasarkan buku defekta dari gudang, informasi
dibidang penjualan, keadaan keuangan apotek dan juga pemilihan PBF
melalui distributor yang resmi. Pemesanan barang juga berdasarkan daftar
obat yang habis atau jumlahnya tinggal sedikit.
Pengadaan barang dapat dilakukan antara lain dengan cara konsiyasi
yaitu pembayarannya berdasarkan barang yang sudah terjual. Konsiyasi
(Consigment/consignatie) adalah semacam titipan barang dari si pemilik
(distributor) kepada apotek, dimana apotek bertindak sebagai agen
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
67

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
komisioner yang menerima komisi apabila barang sudah terjual. Biasanya
untuk pengadaan produk baru yang belum atau jarang dijual di apotek. Proses
pengadaan barang di Apotek Sehat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Perencanaan
Dilakukan terhadap item barang yang akan dipesan sesuai dengan
barang habis atau persediaan yang tinggal sedikit. Perencanaan item
barang yang akan dipesan dimulai dengan pengecekan buku defecta.
2) Pemesanan
Dilakukan berdasarkan hasil pengecekan pada buku defekta dengan
membuat Surat Pesanan (SP) barang yang telah ditandatangani oleh
Apoteker Penanggungjawab (APA) dan dibuat rangkap dua, satu untuk
PBF dan yang lain untuk arsip apotek. Barang-barang yang harganya
mahal, cepat rusak dan jarang ditulis dengan resep dokter disediakan
dengan jumlah secukupnya. Barang-barang yang harganya murah,
essensial, sering ditulis dengan resep dokter disediakan dalam jumlah
besar. Pemesanan narkotika dilakukan melalui PBF Kimia Farma
sebagai distributor tunggal. Pemesanan dilakukan menggunakan Surat
Pesanan narkotika dimana Surat Pesanan ini rangkap empat yang
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIK serta
stempel Apotek. Setiap satu Surat Pesanan digunakan untuk satu jenis
narkotika dan satu lembar Surat Pesanan untuk arsip sedangkan yang
tiga lembar dikirimkan ke PBF. Format Surat Pesanan didapatkan dari
PBF Kimia Farma. Pemesanan psikotropika dilakukan melalui PBF
khusus atau pabrik farmasi secara langsung untuk menyalurkan obat-
obat keras tetapi pemesanan psikotropika dan narkotika secara khusus,
hanya tiap satu lembar SP tidak boleh diisi lebih dari satu item obat
psikotopika/ narkotika.
3) Penerimaan barang
Dilakukan oleh Asisten Apoteker (AA) yang memiliki Surat Izin
Kerja (SIK), Barang yang datang dicek, meliputi jumlah item, jenis,
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
68

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
waktu kadaluarsa dan nomor batch. Apabila sesuai dengan faktur dan
surat pesanan yang asli lalu ditandatangani oleh asisten apoteker yang
disertai dengan nama terang, SIK, stempel apotek, tanggal penerimaan
pada faktur asli dan faktur copy. Faktur asli diserahkan ke distributor
untuk penagihan jika pembelian sistem kredit, sedang faktur copy untuk
arsip apotek. Petugas memeriksa kembali kesesuaian harga yang telah
disepakati dari barang yang dipesan setelah sesuai dicatat dalam buku
pembelian barang dan buku hutang lalu barang yang datang disimpan di
gudang dan dicatat pada kartu stock barang di gudang. Obat-obat yang
mempunyai waktu kadaluwarsa dalam pembelian biasanya dilakukan
perjanjian mengenai pengambilan obat kepada PBF yang bersangkutan
dengan batas waktu menurut perjanjian, biasanya 1 sampai 3 bulan
sebelum ED (Expired Date) obat dengan ED yang hampir mendekati
batas yang ditentukan dikelompokkan tersendiri dan biasanya
dikembalikan atau ditukar dengan obat yang ED-nya lama, namun ada
beberapa barang yang ED-nya tidak dapat dikembalikan dan biasanya
mendapat perhatian untuk dijual terlebih dahulu jika telah mendekati
waktu kadaluwarsa.
4. Penyimpanan Barang
Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Sehat dilakukan
berdasarkan bentuk sediaannya dan disusun berdasarkan alfabetis. Obat
wajib apotik (OWA), obat bebas dan obat bebas terbatas disusun
berdasarkan bentuk sediaan. Untuk obat-obat generik penyimpanannya
dipisah dari obat-obatan paten dan disusun berdasarkan alfabetis. Obat
golongan narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus.
Obat-obat yang dipersyaratkan disimpan dalam suhu dingin disimpan
dalam almari es. Alat kesehatan disimpan dalam wadah tersendiri.
Tujuan penyimpanan barang adalah agar barang yang tersimpan
terkontrol kualitas dan kuantitasnya serta mudah diawasi sehingga
stabilitas obat terjaga dan menjamin kelancaran pelayanan. Ruang
penyimpanan harus betul–betul diperhatikan dari segi keamanannya,
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
69

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
tidak terkena sinar matahari langsung, sejuk, kering dan tidak bocor.
Kegiatan penyimpanan barang dilakukan oleh petugas, barang yang
datang dicek keadaan fisik, jumlah sesuai surat pesanan.
2. Pergudangan
Barang atau obat yang datang diterima, di periksa dan setelah
cocok dengan faktur dan Surat Pesanan asli kemudian barang tersebut
disimpan di gudang apotek. Semua pemasukan dan pengeluaran barang
(mutasi barang) harus dicatat dalam kartu stok barang. Kartu stok
berfungsi untuk mengetahui barang masuk dan keluar, tanggal
kadaluwarsa, nomor batch, dan sisa barang di apotek. Kontrol barang atau
obat untuk mempermudah perhitungan barang dan administrasi maka tiap
tiga bulan sekali dilakukan stock opname yaitu dengan mencocokkan
jumlah barang yang ada dengan catatan pada kartu stock.
3. Administrasi
Bagian administrasi bertugas membuat pembukuan dan laporan
apotek dalam pemesanan, penyimpanan, dan pendistribusian barang atau
obat sehingga diperlukan petugas administrasi yang baik. Administrasi
obat di Apotek Sehat merupakan tanggung jawab APA yang dibantu oleh
Kasir Keuangan dalam melaksanakan tugas sehari-hari antara lain
membuat pembukuan keuangan apotek dan pelaporan obat narkotika dan
psikotropika, alat kesehatan (alkes), obat generik berlogo, administrasi
personalia, dan catatan lainnya merupakan tanggungjawab APA.
4. Laporan dan Evaluasi
a. Narkotika
Pencatatan tentang obat narkotika yang keluar dicatat dalam buku
tersendiri meliputi tanggal dan nomor resep, nama dan alamat pasien,
nama dokter, dan jumlah obat yang digunakan. Resep-resep yang
mengandung obat narkotika ditempatkan dalam tempat tersendiri
dalam lemari narkotik dan diberi tanda merah pada resepnya untuk tiap
jenis obat narkotika tersebut. Laporan pemasukan atau pengeluaran
dibuat setiap bulan secara online dan laporan penggunaan narkotika
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
70

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
secara prekursor dan OGB dibuat dan ditandatangani oleh APA
kemudian dikirim kepada Kepala Dinas Kesehatan dengan tembusan
Kepala Bidang BPFM Provinsi Jawa Tengah, Kepala Balai POM
Provinsi Jawa Tengah serta arsip.
b. Obat Psikotropika
Obat psikotropika yang dilaporkan adalah obat yang mengandung
psikotropika. Laporannya ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
dengan tembusan kepada Bidang Farmamin Kantor Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, Kepala Balai POM serta arsip.
c. Obat Bebas dan Obat wajib Apotek
Penjualan obat bebas dilaporkan tiap hari kepada bagian keuangan
untuk dicatat sebagai pendapatan.
d. Buku Catatan Lain
a) Buku defecta
Buku yang digunakan untuk mencatat nama obat atau barang yang
habis atau obat/barang baru yang harus segera dipesan untuk
memenuhi kebutuhan ketersediaan dan stock di apotek.
Keuntungan dari buku ini adalah kita dapat sekaligus mengecek
barang dan stock barang, menghindari kelupaan pemesanan
kembali suatu barang sehingga ketersediaan barang di apotek dapat
terkontrol dan mempercepat proses pemesanan.
b) Surat Pesanan
Surat pesanan dicetak rangkap dua , kemudian ditandatangani oleh
Apoteker Penanggung jawab Apotek, dengan rincian 1 lembar
diserahkan ke PBF, tembusannya sebagai arsip. Apabila pesanan
tidak langsung dilakukan oleh apoteker penanggung jawab apotek,
asisten apoteker dapat melakukan pemesanan dengan menyerahkan
lembar pesanan sementara (salinan), surat pemesanan asli dapat
diambil setelah barang dikirim. Surat pesanan mencatumkan
tanggal pemesanan, nama PBF yang dituju, nomor/nama barang
atau obat, kemasan dan sediaan yang dimaksud, jumlah dari harga,
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
71

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
tanda tangan pemesan, dan stempel apotek. Untuk obat-obat
golongan psikotropika dipesan ke PBF dengan surat pesanan
tersendiri sedangkan obat-obat golongan narkotika juga dipesan
dengan menggunakan surat pesanan tersendiri yang ditujukan
kepada PBF Kimia Farma dengan menyerahkan lembar asli dari
surat pesanan.
c) Pencatatan Barang Masuk
Proses pencatatan mencantumkan tanggal faktur, tanggal barang
datang, nama PBF jenis barang, no batch, tanggal kadaluwarsa,
jumlah barang, harga satuan, dan total barang.
d) Buku Pelunasan
Pelunasan faktur di catat melalui pencatatan manual maupun secara
komputer. Pelunasan mencantumkan tanggal faktur, nama PBF,
jumlah uang, nomor faktur dan tanggal jatuh tempo pembayaran.
e) Kartu Stock
Kartu stock merupakan kartu yang berfungsi untuk mengetahui
jumlah barang yang masuk dan barang yang keluar, baik berupa
obat maupun komoditi lainnya. Kartu stock tersebut
mencantumkan nama barang, kemasan, nama PBF, tanggal barang
diterima dan dikeluarkan, nomor batch, tanggal kadaluwarsa,
jumlah barang yang masuk atau keluar, dan sisa barang yang ada di
apotek.
f) Buku Kas
Buku yang digunakan untuk mencatat faktur yang telah dibayar
pihak apotek kepada PBF setelah pembayaran faktur, apotek
menerima faktur asli yang disertai faktur pajak. Faktur ini dicatat
dalam buku kas dengan menuliskan tanggal, nomor, tanggal
penulisan faktur, tanggal penerimaan barang, nama PBF, nomor
faktur dan jumlah tagihan. Pengeluaran total pembayaran setiap
harinya dijumlahkan.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


72

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

g) Laporan Pembelian dan Penggunaan Narkotika atau Psikotropika


Laporan ini dibuat untuk mengetahui apakah penggunaannya telah
sesuai dengan yang tercatat dalam kartu stelling/kartu stok.
Laporan ini berisi nama sediaan, satuan, penerimaan, penggunaan,
dan stock akhir.
6. Pelayanan Kefarmasian
Mahasiswa Praktek Kerja Profesi Apoteker ikut serta dalam kegiatan
pelayanan di apotek dan diberi kesempatan untuk belajar langsung tentang segala
macam bentuk pekerjaan kefarmasian dan praktek secara langsung. Pada saat
melakukan pelayanan kefarmasian, mahasiswa dituntut untuk bersikap ramah,
sopan, santun, senyum, empati dan tanggap terhadap pelanggan Apotek Sehat.
Kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker
meliputi pelayanan resep (meliputi penerimaan resep, pemberian harga resep,
penyiapan obat, peracikan obat, pemberian etiket, penyerahan obat serta
pemberian konseling kepada pasien), penjualan OWA, penjualan obat bebas dan
obat bebas terbatas, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), pengadaan dan
penyimpanan barang, administrasi. Mahasiswa juga diperkenankan untuk
melakukan pemantauan efek obat dengan melakukan cek kesehatan. Pasien
dengan kondisi kesehatan tertentu dan mengkonsumsi obat hipertensi, asam urat,
kolesterol dan diabetes secara berkala datang ke Apotek Sehat untuk melakukan
cek kesehatan yang meliputi cek tensi dan cek darah seperti kadar asam urat,
glukosa, kolesterol dan hemoglobin sehingga efek penggunaan obat dapat
dipantau.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019

BAB V
PEMBAHASAN

Bentuk pelayanan kefarmasian yang dapat dilakukan oleh seorang


Apoteker di apotek sesuai dengan Permenkes No 9 tahun 2017 tentang apotek,
yang menyatakan bahwa apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian yang
merupakan tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan
kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan tujuan meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Apotek merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan, dimana fungsi
apotek adalah menyediakan obat-obatan dan alat kesehatan yang dibutuhkan
masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal dan melindungi masyarakat
dari penggunaan obat-obatan yang tidak rasional. Apotek juga memiliki fungsi
sebagai suatu institusi bisnis dimana apotek dapat menghasilkan laba yang
mendukung kelangsungan hidup apotek itu sendiri, keuntungan yang didapat bisa
dipergunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan kenyamanan dan mutu
dalam pelayanan kefarmasian di apotek.
Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di Apotek Sehat yang
berlokasi di Jalan Malabar Utara IV No. 18, Mojosongo, Surakarta. Lokasi
Apotek Sehat berada dijalan kecil yang sangat strategis dan dilalui banyak
kendaraan pribadi maupun umum. Tidak jauh dari apotek juga terdapat kompleks
perumahan yang cukup padat, pasar dan ruko yang merupakan pusat kegiatan jual
beli masyarakat, selain itu didukung juga dengan adanya klinik yang terletak tidak
jauh dari lokasi apotek. Apotek Sehat buka pada hari Senin sampai dengan
Minggu dari jam 07.00 – 21.00 WIB.
Apotek Sehat dipimpin oleh Direktur, yang membawahi Apoteker
Penanggungjawab Apotek, Apoteker Pendamping, Tenaga Teknis Kefarmasian
(TTK) dan Administrasi. Dimana Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA)
bertanggung jawab dalam mengawasi pelayanan resep, memberikan pelayanan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


73
74

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
informasi obat (PIO), menyediakan obat yang berkualitas dan terjamin
keasliannya, terampil melakukan pekerjaan kefarmasian, serta kegiatan yang
berhubungan dengan administrasi dan keuangan. Apoteker Pendamping (APING)
memiliki tanggung jawab yang hampir sama dengan APA dan dapat
menggantikan peran APA jika APA tidak berada di tempat. TTK bertanggung
jawab menyelesaikan tugas pelayanan kefarmasian sesuai dengan batas pekerjaan
yang ditugaskan kepadanya, seperti pembayaran inkaso, input data faktur ke
komputer yang meliputi faktur pembelian dan faktur pelunasan. Bagian
adminitrasi memiliki tanggung jawab melakukan pencatatan faktur di buku
pembelian dan melakukan pencatatan obat yang keluar masuk ke gudang.
Selain menjadi sarana dalam melakukan pelayanan kefarmasian, apotek
juga merupakan unit bisnis retail yang melakukan pengelolaan perbekalan farmasi
dan menjalankan standar pelayanan farmasi. Pengelolaan apotek tidak lepas dari
pelayanan farmasi yang berorientasi kepada pasien (patient oriented) dan sistem
manajerial yang baik agar bisnis berjalan dengan lancar. Konsep pengelolaan
bisnis dan pelayanan farmasi ini harus berjalan beriringan agar apotek dapat
mendatangkan keuntungan dan menyediakan pelayanan farmasi yang memuaskan
bagi pelanggan. Kepuasan konsumen sangat erat kaitannya dengan pelayanan
pegawai / karyawan. Kriteria karyawan yang menunjang pelayanan yang baik
seperti karyawan yang ramah, responsif, murah senyum, cepat, tepat, berpakaian
rapi, bersih, dapat dipercaya dan mau bekerjasama serta mudah berkomunikasi
dan berinteraksi dengan pasien, karyawan juga harus memiliki pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang sesuai dengan pekerjaannya.
Apotek juga harus menyediakan beberapa fasilitas yang mendukung
sehingga konsumen akan merasa nyaman. Adapun beberapa fasilitas yang
disediakan oleh Apotek Sehat seperti menyediakan ruang tunggu yang nyaman,
toilet, alat timbangan berat badan, tempat parkir yang gratis dan luas. Pelayanan
pasien di Apotek Sehat selalu berorientasi pada kepuasan pasien / konsumen
dengan mengutamakan obat yang diperlukan serta pelayanan yang cepat tanpa
mengabaikan ketepatan dan ketelitian pemilihan obat.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


75

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
Kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek Sehat meliputi
perencanaan, pembelian, penerimaan, penyimpanan dan penyerahan obat kepada
pasien.
Pengadaan dan pembelian perbekalan farmasi di Apotek Sehat dilakukan
dengan menggunakan metode konsumsi. Setiap hari dilakukan pendataan obat-
obat yang menipis atau sudah habis yang kemudian di lihat di bagian gudang
apakah stok barangnya ada atau sudah habis, bila di bagian gudang barang masih
ada maka saat pengambilan barang di gudang setiap barang yang keluar ditulis di
Buku Gudang kemudian dicatat dalam kartu stok. Jika persediaan obat sudah
habis maka karyawan yang sedang bertugas akan menulis di buku defecta yang
kemudian dilakukan pemesanan ke PBF. Jumlah obat yang akan dipesan
berdasarkan persediaan yang menipis dan untuk obat-obat tertentu pemesanan
berdasarkan banyaknya obat yang dibutuhkan dengan pertimbangan memperoleh
diskon yang besar dan tidak expired date (ED) sebelum obat tersebut habis.
Pemesanan dilakukan berdasarkan buku defekta dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan.
Pengadaan merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan agar sediaan
farmasi tersedia dengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan.
Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan dalam jenis dan jumlah yang
tepat dengan harga yang ekonomis dan memenuhi persyaratan mutu, keamanan,
dan kemanfaatan. Pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan di apotek dilakukan
sesuai kebutuhan apotek dengan cara mencatat obat-obatan yang telah mencapai
level stock minimum ke dalam buku defecta yang kemudian akan dilakukan
pemesanan kepada PBF yang menyediakan produk tersebut dengan menyerahkan
surat pesanan. Keberhasilan fungsi pengadaan suatu apotek akan menentukan
keberhasilan Apotek secara keseluruhan karena fungsi pengadaan yang baik dapat
menjamin persediaan barang di Apotek. Untuk obat dalam golongan psikotropika
dan narkotika, pengadaan dilakukan dengan cara melakukan pemesanan langsung
ke PBF dengan lembar Surat Pemesanan (SP) khusus. SP Narkotika atau
Psikotropika dibuat harus dengan mencantumkan nama dan SIPA Apoteker
Pengelola Apotek (APA). Pemesanan obat ke PBF dilakukan oleh apoteker yang
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
76

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
ditulis dalam surat pemesanan barang, dimana disesuaikan dengan PBF yang
menyediakan barang tersebut. Setelah barang dikirim oleh PBF maka petugas
akan memeriksanya. Pemeriksaan meliputi kesesuaian dengan surat pemesanan
baik bentuk, jumlah dan tanggal kadaluarsanya. Barang yang sudah sesuai dengan
pesanan maka fakturnya akan dicap dan diparaf oleh petugas penerima barang.
Satu salinan faktur akan diambil dan faktur asli serta dua salinan lainnya akan
diserahkan ke petugas pengirim barang yang akan digunakan untuk penagihan.
Salinan yang diambil oleh petugas penerima barang akan dijadikan arsip. Apabila
pengiriman dari PBF tidak sesuai dengan surat pesanan maka terlebih dahulu akan
dicatat di buku ketidaksesuaian penerimaan barang dan barang yang tidak sesuai
dengan pesanan akan dikembalikan ke PBF.
Tata ruang dan bangunan Apotek Sehat sudah cukup bagus dimana apotek
memiliki ruang tunggu, ruang administrasi dan ruang kerja apoteker, ruang
penyimpanan obat (gudang obat), ruang peracikan obat, tempat pencucian dan
toilet yang dilengkapi dengan sumber air yang memenuhi syarat kesehatan,
penerangan yang baik, ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi
syarat higienis. Apotek Sehat juga memiliki papan nama yang memuat nama
apotek, nama APA (Apoteker Pengelola Apotek), nomor SIA, dan alamat apotek.
Area pelayanan apotek terbagi menjadi tiga bagian yaitu tempat penerimaan resep,
kasir (pembayaran), dan penyerahan obat. Terdapat beberapa etalase dan almari
yang digunakan untuk menyimpan obat. Adapun tata letak obat di area
penyimpanan obat dilakukan berdasarkan:
1. Obat-obat generik
2. Obat-obat paten
3. Farmakologi obat meliputi obat - obatan golongan sistem pernafasan, obat
herbal, golongan vitamin, mineral dan nutrisi, golongan anti alergi, golongan
anti inflamasi, golongan sistem saluran cerna, golongan kontrasepsi dan
golongan hormon
4. Sediaan farmasi, meliputi sediaan oral padat (tablet, kapsul, kaplet),
sediaan oral cair (sirup, suspensi, emulsi), sediaan semi padat (gel, krim,

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


77

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
pasta), sediaan obat mata, sediaan tetes hidung dan telinga, sediaan inhalasi,
sediaan injeksi, sediaan suppositoria dan ovula
5. Sediaan termolabil yang membutuhkan penyimpanan dengan suhu tertentu
seperti Suppositoria (umumnya di lemari pendingin)
6. Obat narkotika dan psikotropika tersimpan dalam lemari khusus dan
terpisah.
7. Obat yang mengandung preskursor
Semua obat sediaan padat dan cair yang tidak memerlukan kondisi
penyimpanan khusus diletakkan di tempat yang sejuk dan kering serta tidak
terkena sinar matahari langsung. Obat-obatan narkotika dan psikotropika terletak
di dalam lemari khusus. Obat-obatan suppositoria, ovula, hormon, dan probiotik
ditempatkan di lemari pendingin untuk menjaga stabilitas dari obat-obatan
tersebut.
Penyimpanan obat berdasarkan efek farmakologis sangat baik karena
memudahkan asisten apoteker dan tenaga kefarmasian lainnya untuk melayani
obat sesuai indikasi klinis dari pasien dan memudahkan dalam memberikan
informasi terkait obat-obatan tersebut. Selain itu, secara tidak langsung karyawan
akan mengetahui dan hafal obat-obat yang termasuk ke dalam efek farmakologis
tertentu.
Obat yang berada di Apotek Sehat disusun menurut abjad dan
dikelompokkan menurut bentuk sediaan obat sedangkan penyimpanannya
menggunakan system FIFO (First In First Out. Hal ini dilakukan dengan harapan
tidak terjadi barang rusak atau kadaluwarsa. Secara keseluruhan Apotek Sehat
memiliki lokasi dan tata ruang sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No
1332/Menkes/SK/X/2002.
Pelayanan yang diberikan oleh apotek ini sudah cukup baik, yaitu
memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan ramah kepada pasien. Pelayanan
yang dilakukan apotek ini terdiri dari pelayanan resep, obat bebas, obat wajib
apotek dan alat-alat kesehatan. Apotek Sehat melayani resep dari dokter umum
dan bekerja sama dengan dokter Spesialis Kejiwaan. Selain resep umum, di
Apotek Sehat juga melayani resep BPJS. Dalam pelayanan resep dilakukan
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
78

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
skrining resep meliputi pemeriksaan kelengkapan administrasi (nama dokter,
alamat, SIP, nama pasien, dan lain-lain), kesesuaian farmasetik (sediaan, jumlah,
dosis, dan lain-lain), dan kesesuaian klinis (efek samping, interaksi obat, dan lain-
lain). Hanya saja, pemeriksaan skrining yang dilakukan hanya terbatas pada
skrining administratif dan farmasetik. Untuk skrining kesesuaian klinik sulit
dilakukan karena keterbatasan waktu. Setelah itu, obat-obat yang ada di dalam
resep dilihat stoknya apakah tersedia atau tidak. Jika tersedia maka resep dapat
langsung ditentukan harganya, tetapi jika tidak maka akan ditanyakan kepada
pasien apakah bersedia diganti dengan obat merek lain atau tidak. Setelah pasien
setuju untuk membayar, maka dilakukan proses penyiapan obat. Untuk obat jadi,
dapat langsung diberi etiket. Dalam penulisan etiket, terkadang dokter tidak
menulis waktu pemakaian obat (sebelum/sesudah makan, pagi/siang/sore/malam),
sehingga Apoteker tidak mencantumkannya dalam etiket. Namun, sebaiknya
Apoteker dan AA dapat mengetahui dan memberikan informasi waktu pemakaian
obat yang lebih efektif dan menuliskannya di etiket. Seperti penggunaan antibiotik
yang harus dituliskan “HABISKAN”, penggunaan obat kolesterol di malam hari,
penggunaan obat anti inflamasi non steroid setelah makan, dan sebagainya. Hal
tersebut bertujuan untuk mencegah timbulnya efek samping yang dapat timbul
serta meningkatkan efektifitas terapi bagi pasien setelah itu dikemas, dan sebelum
obat diserahkan, petugas melakukan pemeriksaan akhir untuk memastikan
kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep. Pengecekan dilakukan oleh
Apoteker yang menyerahkan obat. Kemudian obat diserahkan kepada pasien
dengan disertai pelayanan informasi obat oleh apoteker.
Penyerahan obat dilakukan oleh Apoteker disertai dengan pemberian
informasi obat Pelayanan Informasi Obat (PIO) diberikan oleh Apoteker kepada
pasien pada saat penyerahan obat. Informasi obat yang diberikan meliputi nama
obat, bentuk sediaan dan indikasi, cara pakai, aturan pakai, waktu minum obat,
dan informasi penting lainnya seperti yang tertera pada label untuk antibiotik,
yaitu obat harus dihabiskan, dan lain-lain.
Sedangkan konseling diberikan pada pasien yang membutuhkan konseling
terkait dengan pengobatan yang diberikan oleh dokter atau karena permintaan
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
79

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
pasien sendiri. Dalam memberikan pelayanan non resep, pelayanan yang dapat
diberikan berupa rekomendasi obat yang tepat untuk pasien. Konsep pelayanan
yang dijalankan adalah konsep WWHAM (Who, What, How, Action so far, dan
Medicine taken). Konsep tersebut dilakukan untuk memastikan obat yang akan
dibeli untuk siapa, gejala apa yang dirasakan, sudah berapa lama, pengobatan apa
saja yang sudah dilakukan, dan obat-obat apa saja yang sudah digunakan sehingga
Apoteker dapat menentukan pengobatan apa yang tepat untuk pasien.
Pengarsipan resep di Apotek Sehat sudah sangat baik, dimana untuk resep-
resep psikotropik diberikan penomoran khusus dan dicatat dalam kartu stok
khusus. Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan
sesuai nomor resep. Setiap kelompok resep ditulis keterangan resep seperti, resep
umum, BPJS, atau resep psikotropik. Selanjutnya setiap kelompok resep disimpan
pada tempat yang telah ditentukan dan disusun secara berurutan berdasarkan
tanggal dan bulan. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan petugas jika
sewaktu-waktu diperlukan penelusuran resep. Resep narkotika dan psikotropik
disimpan terpisah untuk memudahkan penyusunan laporan ke Dinas Kesehatan
wilayah setempat. Penyimpanan disatukan bersama dengan arsip laporan bulanan
narkotika dan psikotropik. Pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropik
dilakukan sebulan sekali menggunakan Sistem Pelaporan Narkotika dan
Psikotropika (SIPNAP).
Praktek Kerja Profesi Apoteker yang dilakukan di Apotek Sehat telah
banyak memberikan manfaat dan pengetahuan tentang pekerjaan kefarmasian di
apotek serta memberikan pengetahuan tentang managemen perapotekan yang
nyata. Dimana, mahasiswa praktek kerja profesi apoteker di Apotek Sehat diberi
tanggung jawab dan kepercayaan untuk melayani resep baik racikan ataupun non
racikan, pelayanan obat bebas, obat wajib apotek, penerimaan barang, serta
pencatatan faktur. Mahasiswa juga diberi pengarahan dan diskusi oleh karyawan
dan Apoteker pengelola apotek setiap minggunya.
Pelayanan informasi obat merupakan penjelasan tentang obat kepada
pasien/masyarakat pengguna obat terutama demi tercapainya tujuan pengobatan
(terapi). Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
80

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien agar penggunaannya tepat, aman,
dan rasional. Apotek Sehat memberikan pelayanan informasi obat yang
dibutuhkan pasien seperti indikasi, kontraindikasi, efek samping, dosis, anjuran
khusus dan cara penggunaan obat serta hal yang terkait guna tercapainya
kesembuhan.
Sebagai bekal untuk dapat memberikan informasi obat dalam pelayanan
farmasi antara lain:
1. Lembaran-lembaran informasi produk obat dalam bentuk brosur yang
disisipkan dalam kemasan atau dos.
2. Buku standar seperti Farmakope Indonesia, United States Pharmacope,
British Pharm, Farmakologi, Obat-Obat Penting, ISO, MIMS, dan lain-lain.
3. Sebagai sumber informasi lain seperti makalah seminar buletin profesi,
majalah kesehatan, dan lain-lain

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


81

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari kegiatan yang dilakukan mahasiswa PKPA angkatan XXXVI
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi dilapangan kerja tanggal 01-31 April
2019 yang dilaksanakan di Apotek Sehat, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Apotek merupakan tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi. Pelayanan di Apotek Sehat meliputi pelayanan
resep dokter, pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek,
obat tradisional, pelayanan alat kesehatan, serta pengecekan kesehatan seperti
gula darah, kolesterol, asam urat dan tekanan darah.
2. Pelaksanaan KIE, PIO dan swamedikasi telah dilaksanakan dengan baik,
meski kadang terhambat dengan kurangnya kesadaran pasien akan manfaat
konseling dan penerimaan informasi obat.
3. Pengadaan obat-obatan di Apotek Sehat dilaksanakan di bawah pengawasan
Apoteker berdasarkan kebutuhan dan persediaan, dan perbekalan tersebut
diperoleh dari PBF yang legal dan dapat dipercaya.
4. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat banyak memperoleh
informasi, pengetahuan dan pengalaman seperti syarat-syarat ijin pendirian
apotek, pelayanan, pendistribusian obat, KIE, Swamedikasi serta mendapatkan
gambaran mengenai tugas dan fungsi apoteker di apotek yang sangat
bermanfaat sehingga calon apoteker bisa menjadi apoteker yang berkualitas
serta dapat menjalani profesinya secara profesional.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


82

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019
B. Saran
1. Pelaksanaan pelayanan informasi obat perlu ditingkatkan agar dapat
meningkatkan ketepatan, keamanan dan kerasionalan penggunaan obat kepada
pasien.
2. Perlu adanya ruang dan waktu khusus untuk pelayanan konsultasi bagi pasien
yang berkebutuhan khusus
3. Sistem komputerisasi dalam pelayanan yang baru saja diterapkan dalam sistem
pendataan obat, penulisan etiket dan sistem pemberian harga secara otomatis
perlu ditingkatkan agar pelayanan lebih efektif dan efisien.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 1978. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 28/MENKES/PER/I/1978 tentang Tata Cara
Penyimpanan Narkotika. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 1990. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotek.
Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriteria Obat yang
Dapat Diserahkan Tanpa Resep. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotik. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor: 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 922/MENKES/PER/X/1993
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2005. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2006. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas
Terbatas. Jakarta.

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


83
84

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin
Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 3/MENKES/PER/I/2015 tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 1980. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 25 Tahun 1980 tentang Perubahan dan Tambahan Atas Peraturan
Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 73 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 9 tentang Apotek. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. 1997. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta
LAMPIRAN

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


85

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

L
A
M
P
I
R
A
N

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


86

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


87

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 1. Apotek Sehat

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


88

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 2. Resep

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


89

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 3. Faktur

Lampiran 4. Nota Pembelian Perbekalan Farmasi Di Apotek Sehat

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


90

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 5. Etiket (Obat dalam, sirup, dan obat luar)


a. Obat dalam (tablet, kapsul, dan racikan)

b. Etiket Sirup

c. Obat Luar

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


91

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 6. Kartu Stok

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


92

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 7. Copy Resep

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


93

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 8. Kuitansi

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


94

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 9. Surat Pesanan

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


95

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 10. Surat Pesanan Narkotika

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


96

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 11. Surat Pesanan Psikotropik

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


97

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 12. Surat Pesanan Obat Jadi Prekursor Farmasi

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


98

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 13. Surat Pesanan Obat – Obatan Tertentu

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


99

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 14. Denah Apotek

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


100

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 15. Lay Out Apotek

13
6.c
7.a

7.

7.
7.

7.
14

bb

cc

12
7. 8.
b

15
15
66
aa

11
13.
3.b

a
1
6.b

6.
6.
bb 10
3.d
3.c

4.b

88
5.b 105.a

9
3.a

5.d

5.c
5.
5. ee

3
e cv
4
17

cv
cv
cv
cv
cv
2

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


101

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Keterangan :
1 : Halaman parkir
2 : Toilet
3.a : Etalase obat bebas dan bebas terbatas
3.b : Etalase obat luar (minyak, balsem, kondom, dll)
3.c : Etalase obat batuk, pilek, demam
3.d : Rak obat sirup bebas dan bebas terbatas,
3.e : Etalase permen
4. : Air mineral
5.a : Rak Obat sirup bebas
5.b : Rak Obat sirup bebas, suplemen tulang dan minyak ikan.
5.c : Rak obat jamu, Obat luar (minyak aromateraphy)
5.d : Rak Obat tetes mata bebas terbatas
5.e : alkes
6.a : Rak salep luar bebas
6.b : Meja Administrasi
7.a : rak obat obat thypus herbal, habbatusauda, minyak zaitun VCO
7.b : Rak Obat Vitamin
7.c : Rak Obat Salep Luar Keras
7.d : Rak Obat Sirup Keras
8 : Meja Peracikan
9 : Rak obat paten
10 : Rak Obat Generik
11 : Rak Obat Tetes Mata / tetes telinga (obat keras)
12 : Komputer
13 : Gudang Obat
13.a : Kulkas
14 : Loker pegawai
15 : Rak Obat Psikotropik Dan Narkotik
16. : Wastafel
17 : Ruangan Apoteker

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


102

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 16. Etalase obat bebas, bebas terbatas, dan produk lainnya

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


103

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


104

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 17. Rak Generik

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


105

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 18. Rak Penyimpanan Obat Paten

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


106

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 19. Rak Penyimpanan Obat Tetes Mata, Salep Mata dan Tetes
Telinga

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


107

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 20. Rak Penyimpanan Salep dan Prekursor

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


108

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 21. Rak Penyimpanan Antibiotika Sirup dan Sirup Keras

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


109

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 22. Tempat Penyimpanan Obat Suhu Dingin

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


110

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 23. Gudang Penyimpanan Obat

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


111

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 24. Pelayanan Swamedikasi

FOTO

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


112

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Lampiran 25. Tugas Presentasi Gastritis

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


113

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


114

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

MACAM-MACAM GASTRITIS

Gastritis akut
• Zat iritatif yang
megiritasi lambung

Gastritis kronis
• gastritis akut yang
berulang

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


115

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

GEJALA –GEJALA GASTRITIS

Bersifat asimptomatik

Nyeri dan rasa terbakar epigastrik sendawa


(terutama jika tidak makan dalam
waktu yang cukup lama)

Mual dan muntah


(Disebabkan karena adanya
inflamasi)

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


116

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

• NSAID
dapat mengiritasi langsung atau topical pada epithelium,
dan inhibisi sistemik dari sintesis prostaglandin.
Asam arakidonat

COX-1
Prostaglandin

Sekresi mukus NSAID


Dan ion bikarbonat

Akses asam lambung


dan bakteri ke epitel
gester

• NSAID
dapat mengiritasi langsung atau topical pada epithelium,
dan inhibisi sistemik dari sintesis prostaglandin.
Asam arakidonat

COX-1
Prostaglandin

Sekresi mukus NSAID


Dan ion bikarbonat

Akses asam lambung


dan bakteri ke epitel
gester

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


117

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI


118

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat


Periode 01-31 April 2019

Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI

Anda mungkin juga menyukai