HALAMAN JUDUL
Disusun oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Periode 01-31 April 2019
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
DI
APOTEK SEHAT
Jl Malabar Utara IV/18, Mojosono, Surakarta
Periode II Tanggal 01 – 31 April 2019
Disusun oleh :
Disetujui Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Sehat yang dilaksanakan pada
tanggal 01 – 31 April 2019 dengan baik guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi.
Melalui Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini kami mendapatkan
ilmu dan pengetahuan tentang perapotekan dan pekerjaan kefarmasian sehingga
kelak dapat menerapkan sesuai keilmuan yang didapat selama menempuh
pendidikan di program profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Setia
Budi Surakarta.
Kami menyadari bahwa semua ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih atas bimbingan, dorongan dan nasehat yang telah
diberikan kepada kami selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini kepada :
1. Dr. Ir. Djoni Tarigan, MBA selaku Rektor Universitas Setia Budi, Surakarta
2. Prof. Dr. R.A. Oetari, SU., MM., M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Setia Budi
3. Dewi Ekowati, M.Sc, Apt selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta
4. Fransiska Leviana, M.Sc.,Apt selaku Dosen pembimbing PKPA Program
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi
5. Sintawati Hartono S.Farm., Apt selaku pembimbing PKPA di Apotek Sehat
yang telah memberikan nasehat dan bimbingan.
6. Segenap karyawati Apotek Sehat yang telah memberikan bantuan selama kami
melaksanakan PKPA
7. Orang tua kami tercinta yang telah memberikan dorongan, nasehat, doa
restunya, sehingga kami dapat menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker
dengan baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR SINGKATAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................3
Tujuan Umum 3
Tujuan Khusus 4
C. Manfaat.............................................................................................4
D. Waktu dan Tempat...........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Definisi Apotek................................................................................6
B. Tugas dan Fungsi Apotek.................................................................7
C. Pekerjaan Kefarmasian di Apotek....................................................9
D. Peraturan Perundang-Undangan Terkait Perapotekan...................10
E. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker...........................................11
1. Care Giver 11
2. Decisionmaker 11
3. Communicator 11
4. Leader 11
5. Manager 12
6. Long Life Learner 12
7. Teacher 12
8. Team Player 12
9. Enterpreneur 12
F. Persyaratan Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA)...............14
G. Persyaratan Pendirian Apotek........................................................14
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Apotek Sehat...........................................................................82
Lampiran 2. Resep.......................................................................................83
Lampiran 3. Faktur......................................................................................84
Lampiran 4. Nota Pembelian Perbekalan Farmasi Di Apotek Sehat...........84
Lampiran 5. Etiket (Obat dalam, sirup, dan obat luar)................................85
Lampiran 6. Kartu Stok...............................................................................86
Lampiran 7. Copy Resep..............................................................................87
Lampiran 8. Kuitansi...................................................................................88
Lampiran 9. Surat Pesanan..........................................................................89
Lampiran 10. Surat Pesanan Narkotika.........................................................90
Lampiran 11. Surat Pesanan Psikotropik.......................................................91
Lampiran 12. Surat Pesanan Obat Jadi Prekursor Farmasi............................92
Lampiran 13. Surat Pesanan Obat – Obatan Tertentu...................................93
Lampiran 14. Denah Apotek..........................................................................94
Lampiran 15. Lay Out Apotek.......................................................................95
Lampiran 16. Etalase obat bebas, bebas terbatas, dan produk lainnya..........97
Lampiran 17. Rak Generik.............................................................................99
Lampiran 18. Rak Penyimpanan Obat Paten...............................................100
Lampiran 19. Rak Penyimpanan Obat Tetes, Salep Mata dan Tetes Telinga....
...............................................................................................101
Lampiran 20. Rak Penyimpanan Salep dan Prekursor................................102
Lampiran 21. Rak Penyimpanan Antibiotika Sirup dan Sirup Keras..........103
Lampiran 22. Tempat Penyimpanan Obat Suhu Dingin..............................104
Lampiran 23. Gudang Penyimpanan Obat...................................................105
Lampiran 24. Pelayanan Swamedikasi........................................................106
Lampiran 25. Tugas Presentasi Gastritis.....................................................107
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis serta telah ditetapkan bahwa setiap orang berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap elemen masyarakat baik individu,
keluarga, berhak memperoleh pelayanan atas kesehatannya maka diperlukan
adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
semua elemen masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud salah
satunya adalah apotek.
Menurut Permenkes No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek menyebutkan bahwa
apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Fungsi apotek adalah sebagai tempat pengabdian
Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan, dan sebagai sarana farmasi
untuk melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan
obat dan sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat
yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi standar: a. pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan b.
pelayanan farmasi klinik. (2) Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. perencanaan; b. pengadaan; c. penerimaan; d. penyimpanan; e. pemusnahan; f.
pengendalian; dan g. pencatatan dan pelaporan. (3) Pelayanan farmasi klinik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. pengkajian Resep; b.
dispensing; c. Pelayanan Informasi Obat (PIO); d. konseling; e. Pelayanan
B. Tujuan
Tujuan Umum
a. Mengerti dan memahami ruang lingkup apotek yang meliputi perundang-
undangan mengenai perapotekan, manajemen apotek, pengelolaan obat,
perbekalan farmasi di apotek, pelayanan informasi obat serta aspek bisnis
perapotekan sesuai dengan UU Kesehatan dan Kode Etik Apoteker.
Tujuan Khusus
a. Memahami fungsi dan peran Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek.
b. Mempelajari dan mengamati secara langsung struktur organisasi dan
kegiatan rutin dalam hal pengelolaan manajemen apotek terutama dalam
memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien khususnya di Apotek
Sehat.
c. Untuk dapat meningkatkan kemampuan calon apoteker dalam hal
komunikasi yang efektif terhadap tenaga profesi kesehatan dan pasien.
d. Mendidik apoteker untuk berinteraksi dan belajar memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien berkaitan dengan obat dan informasi obat di
apotek.
e. Menghasilkan apoteker yang profesional di salah satu tempat kerjanya
yaitu apotek.
C. Manfaat
Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diambil dari kegiatan PKPA di
Apotek ini di antaranya adalah:
1. Bagi Mahasiswa Apoteker Universitas Setia Budi Surakarta
Meningkatkan kualitas lulusan apoteker Program Profesi Universitas
Setia Budi Surakarta yang handal dan berkompeten.
2. Bagi Apotek Sehat
Meningkatkan citra apotek, bahwa apotek bukan hanya sekedar tempat
pengabdian profesi bagi apoteker dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, tetapi juga berperan serta dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan bangsa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan memberi kesempatan
yang berharga kepada calon apoteker untuk melakukan praktek kerja profesi
dan memberikan wawasan yang berharga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Apotek
Permenkes No. 73 Tahun 2016, Apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan
kefarmasian menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Peraturan umum tentang perApotekan yang terbaru dan berlaku saat ini
adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 9 tahun 2017,
dengan ketentuan umum sebagai berikut:
5. Apoteker dapat mendirikan apotek dengan modal sendiri dan atau modal
6. Dalam hal apoteker yang mendirikan apotek bekerja sama dengan pemilik
dan PSA.
hewan.
Apoteker ber-SIK
Permohonan ijin
Kepala Dinas Kesehatan
dengan form APT-1 Dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu 12
Kabupaten/Kota
Maksimal 6 hari menugaskan bulan, Apoteker pemohon
dapat menyelenggarakan
dengan form APT-2 Tim DinKes Kabupaten/Kota Apotek dengan menggunakan
BAP sebagai pengganti SIA.
dan Kepala Balai Besar POM
Maksimal 6 hari melaporkan
hasil pemeriksaan dengan
Kepala Dinas Kesehatan
form APT-3
Kabupaten/Kota
I. Pengelolaan Apotek
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksnakan dengan cara yang
f. Pengendalian
persediaan.
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat
pelaporan lainnya.
(medication error).
i. Dispensing
informasi obat. Apoteker di apotek juga dapat melayani obat non resep
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
Informasi mengenai obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
meliputi:
masyarakat (penyuluhan);
1) Topik Pertanyaan;
4) Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
5) Uraian pertanyaan;
6) Jawaban pertanyaan;
7) Referensi;
i. Konseling
meliputi :
pengobatan
terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
fungsi fisiologis.
3. Fungsi Manajemen
Menurut Anief (1998) agar dalam pengelolaan suatu apotek dapat
berjalan dengan baik, ada empat aktifitas dalam manajemen yang bisa
diterapkan, yaitu:
3.1. Perencanaan (Planning)
Rencana dibuat agar organisasi dapat mengarahkan dana dan
sumber daya yang ada serta mempunyai komitmen untuk mencapai
suatu tujuan. Perencanaan dapat dibuat sebagai alat untuk memonitor
semua kegiatan yang terjadi dalam suatu organisasi agar tidak terjadi
penyelewengan Pengorganisasian (Organising)
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerjasama
dengan berbagai aktivitas untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan
bersama. Proses pengorganisasian meliputi: pembagian atau yang
dilakukan koreksi atau usaha perbaikan terhadap rencana-
pengelompokan aktivitas yang sama dan seimbang dengan pendidikan
setiap karyawan, penentuan tugas masing-masing kelompok, pemilihan
orang yang tepat dalam setiap bidang dan disesuaikan dengan
pendidikan, sifat dan tanggung jawabnya, pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab, pengkoordinasian berbagai aktivitas, berhubungan
dengan tanggung jawab terhadap kesehatan manusia.
3.2. Penggerakan (Actuating)
Kemampuan dalam memberikan dorongan atau motivasi
kepada bawahan sehingga mereka bekerja dengan baik demi
tercapainya tujuan organisasi. Penggerakan mencakup 4 kegiatan yaitu:
pengambilan keputusan, memotivasi karyawan, berkomunikasi dan
pembinaan karyawan.
K. Pengelolaan Resep
Setiap resep masuk yang dibawa pasien atau keluarga pasien ke apotek
diperiksa keabsahannya, kelengkapannya, dan ketersediaan obatnya. Jika obat
tersedia, resep diberi harga dan dimintakan persetujuan kepada pasien. Setelah
resep dibayar kemudian resep dilayani untuk diracik, diberi etiket, dikontrol
Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian dan diserahkan kepada pasien
dengan informasi yang diperlukan.
Untuk mempermudah pelaksanaan monitoring obat, pasien diminta
memberikan alamat atau nomor telepon yang dapat dihubungi, hal ini juga
bertujuan jika ada kesalahan penyerahan obat, maka alamat pasien dapat
L. Administrasi Apotek
Administrasi di apotek meliputi perencanaan pembelian barang,
pengadaan barang, pengelolaan dan laporan barang masuk dan keluar.
Pengelolaan administrasi dilakukan asisten apoteker dibantu karyawan non
asisten apoteker.
1. Administrasi untuk pengadaan barang
a. Buku defecta.
Buku defecta digunakan untuk mencatat persediaan
obat/barang yang habis atau menipis, dengan buku defecta ini
persediaan barang yang menipis atau kosong dapat terkontrol. Buku
defecta ini menjadi dasar untuk membuat surat pesanan ke PBF.
b. Surat pesanan.
Surat pesanan tersusun rangkap dua, surat pesanan ditandatangani
oleh APA. Rincian perlembarnya yaitu lembar pertama asli diberikan
ke PBF, lembar kedua arsip apotek.
c. Buku pembelian.
Buku pembelian ini berfungsi sebagai buku penerimaan barang.
Pencatatan dalam buku ini dilakukaan setiap hari berdasarkan faktur.
Dalam buku ini tercantum tanggal, nomor urut, nama PBF, nomor
faktur, nomor batch, tanggal kadaluwarsa, nama barang, jumlah, harga
satuan, diskon yang diperoleh, total harga atau total pembayaran.
M. Pengelolaan Narkotika
Narkotika sangat diperlukan untuk pengobatan dan pelayanan
kesehatan serta pengembangan ilmu pengetahuan, namun narkotik juga dapat
menimbulkan efek ketergantungan yang sangat merugikan apabila
dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama.
Oleh karena itu untuk meningkatkan pengendalian dan pengawasan serta
meningkatkan upaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, maka ditetapkan Undang-Undang No.35 tahun
2009 tentang narkotika.
N. Pengelolaan Psikotropika
Menurut UU No.5 tahun 1997 psikotropika adalah zat atau obat bukan
narkotika, baik alamiah maupun sintetis yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktifitas mental dan perilaku pemakainya. Obat psikotropika dapat
menimbulkan ketergantungan dan dapat disalahgunakan. Tujuan pengaturan
psikotropik sesuai pasal 3 adalah: menjamin ketersediaan psikotropika guna
kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan, mencegah terjadinya
penyalahgunaan psikotropika, memberantas peredaran gelap psikotropika.
Pengelolaan psikotropika meliputi:
Q. Distribusi Obat
Distribusi khusus untuk obat-obatan daftar O (Opium = narkotik), di
Indonesia hanya dilakukan oleh PBF Kimia Farma. Obat–obat daftar G
(Gevaarlijk= obat keras atau OKT) disalurkan oleh PBF hanya kepada tiga
macam penyalur saja, yaitu PBF lain, apotek, dan IFRS dengan Apoteker.
Penyaluran obat daftar G ke dokter, klinik, Rumah Sakit tanpa Apoteker,
BKIA, Puskesmas dilakukan oleh apotek. Obat daftar W (Obat Bebas
Terbatas) dan Obat Bebas oleh PBF dapat disalurkan kepada apotek, Instalasi
Farmasi Rumah Sakit dengan Apoteker, dan toko obat.
Jalur distribusi obat yang berlaku di Indonesia saat ini adalah jalur
distribusi obat yang ditetapkan dalam Paket Deregulasi Oktober 1993 yaitu
sebagai berikut:
BAB III
TINJAUAN TENTANG TEMPAT PKPA
D. Tata Ruang
Apotek Sehat memiliki halaman depan yang digunakan sebagai tempat
parkir. Bangunan Apotek Sehat sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu ruang
depan dan ruang dalam. Ruang depan terdiri dari ruang tunggu, kamar mandi,
kasir, tempat penerimaan resep sekaligus tempat penyerahan obat dan etalase
untuk obat OTC. Ruang dalam terdiri atas ruang racik yang dikelilingi lemari
untuk obat ethical, gudang, dan wastafel.
F. Tenaga Kerja
Pelayanan kefarmasian sebagai bagian dari kegiatan Apotek Sehat
dalam sehari-harinya dilaksanakan oleh 6 karyawan yang mempuyai tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
1. Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA) : 1 orang
2. Apoteker Pendamping (Aping) : 1 orang
3. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) : 4 orang
4. Administrasi : 1 orang
Pembagian tugas dan wewenang masing-masing karyawan harus
tersusun dengan baik demi mendukung kelancaran pengelolaan apotek dalam
memberikan pelayanan obat kepada masyarakat sehingga dapat membuat
apotek lebih maju dan berkembang. Tugas, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing personalia di Apotek Sehat adalah sebagai berikut:
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
a. Memimpin seluruh kegiatan di apotek, termasuk memantau kerja
karyawan serta membagi tugas sesuai dengan tanggung jawabnya
masing-masing.
b. Mengatur dan mengawasi penyimpanan obat serta kelengakapan obat
sesuai dengan syarat-syarat teknis farmasi terutama di ruang
peracikan.
c. Mempertimbangkan usulan atau masukan yang diterima dari
karyawan lainnya untuk perbaikan dan pengembangan apotek.
d. Bersama-sama dengan bagian administrasi menyusun laporan
manajerial dan pertanggungjawaban.
e. Mengusahakan agar apotek yang dikelolanya dapat memberikan hasil
yang optimal dengan rencana kerja dan melakukan kegiatan-kegiatan
untuk pengembangan apotek menjadi lebih baik.
f. Mengatur dan mengawasi hasil penjualan tunai
g. Meningkatkan dan mengembangkan hasil usaha apotek.
Penjualan obat non resep meliputi penjualan obat bebas, obat bebas
terbatas, kosmetika, perlengkapan bayi, makanan bayi dan produk lainnya.
Beberapa jenis alat kesehatan yang tersedia di Apotek Sehat antara lain
alat kontrasepsi, infus set, spuit insulin, pispot, kasa pembalut, kapas,
masker, sarung tangan, clinical thermometer, oxyset, dan sebagainya.
Pembelian obat bebas dan alkes dilakukan secara langsung dengan
membayar ke kasir dan obat langsung diserahan pada pasien. Penjualan
obat bebas, obat bebas terbatas dan OWA harus disertai dengan informasi
yang diperlukan.
3. Penetapan Harga
Pelayanan
Kasir
Gambar 6. Skema Alur Penjualan Obat Bebas dan Obat Wajib Apotek
BAB IV
KEGIATAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK SEHAT
A. Pembekalan
Sebelum pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
Apotek Sehat, Apoteker Penanggungjawab apotek melakukan pembekalan kepada
mahasiswa dijelaskan mengenai gambaran tentang apotek mulai dari sejarah
singkat apotek, tata tertib serta pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Apotek
Sehat.
B. Diskusi
Diskusi merupakan agenda rutin yang dilakukan di Apotek Sehat yang
melibatkan Apoteker penanggung jawab, seluruh pegawai serta mahasiswa
Praktek Kerja Profesi Apoteker. Diskusi dilaksanakan 1-2 kali dalam sebulan.
Diskusi tersebut membahas dan mengevaluasi berbagai aspek di Apotek Sehat
termasuk manajerial dan pelayanan apotek. Selain itu, pada setiap pertemuan
diskusi juga dibahas suatu topik khusus dimana mahasiswa praktek kerja profesi
apoteker diberi tugas untuk mempresentasikan mengenai masalah kesehatan
C. Kegiatan Lapangan
1. Manajerial
1.1. Pengadaan Barang
Sistem pengadaan di Apotek Sehat dilakukan dengan cara memesan
langsung ke PBF sesuai dengan Surat Pesanan (SP) barang melalui salesman.
Surat pesanan narkotika dan psikotropika dibuat berbeda, setelah surat
pesanan diterima PBF kemudian barang dikirim disertai faktur dari
distributor yang bersangkutan dan surat pesanan. Barang yang dipesan
meliputi bahan obat, alat kesehatan, alat kontrasepsi dan barang-barang
pelengkap lainnya. Pengadaan barang dilakukan dengan mempertimbangkan
faktor ekonomi dan kebutuhan konsumen yang sebelumnya harus mendapat
persetujuan pimpinan apotek. Sebelum pemesanan dilakukan, disusun
rencana pemesanan berdasarkan buku defekta dari gudang, informasi
dibidang penjualan, keadaan keuangan apotek dan juga pemilihan PBF
melalui distributor yang resmi. Pemesanan barang juga berdasarkan daftar
obat yang habis atau jumlahnya tinggal sedikit.
Pengadaan barang dapat dilakukan antara lain dengan cara konsiyasi
yaitu pembayarannya berdasarkan barang yang sudah terjual. Konsiyasi
(Consigment/consignatie) adalah semacam titipan barang dari si pemilik
(distributor) kepada apotek, dimana apotek bertindak sebagai agen
Program Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
67
BAB V
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Dari kegiatan yang dilakukan mahasiswa PKPA angkatan XXXVI
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi dilapangan kerja tanggal 01-31 April
2019 yang dilaksanakan di Apotek Sehat, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Apotek merupakan tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi. Pelayanan di Apotek Sehat meliputi pelayanan
resep dokter, pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek,
obat tradisional, pelayanan alat kesehatan, serta pengecekan kesehatan seperti
gula darah, kolesterol, asam urat dan tekanan darah.
2. Pelaksanaan KIE, PIO dan swamedikasi telah dilaksanakan dengan baik,
meski kadang terhambat dengan kurangnya kesadaran pasien akan manfaat
konseling dan penerimaan informasi obat.
3. Pengadaan obat-obatan di Apotek Sehat dilaksanakan di bawah pengawasan
Apoteker berdasarkan kebutuhan dan persediaan, dan perbekalan tersebut
diperoleh dari PBF yang legal dan dapat dipercaya.
4. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat banyak memperoleh
informasi, pengetahuan dan pengalaman seperti syarat-syarat ijin pendirian
apotek, pelayanan, pendistribusian obat, KIE, Swamedikasi serta mendapatkan
gambaran mengenai tugas dan fungsi apoteker di apotek yang sangat
bermanfaat sehingga calon apoteker bisa menjadi apoteker yang berkualitas
serta dapat menjalani profesinya secara profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. 2006. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas
Terbatas. Jakarta.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 2. Resep
Lampiran 3. Faktur
b. Etiket Sirup
c. Obat Luar
Lampiran 8. Kuitansi
13
6.c
7.a
7.
7.
7.
7.
14
bb
cc
12
7. 8.
b
15
15
66
aa
11
13.
3.b
a
1
6.b
6.
6.
bb 10
3.d
3.c
4.b
88
5.b 105.a
9
3.a
5.d
5.c
5.
5. ee
3
e cv
4
17
cv
cv
cv
cv
cv
2
Keterangan :
1 : Halaman parkir
2 : Toilet
3.a : Etalase obat bebas dan bebas terbatas
3.b : Etalase obat luar (minyak, balsem, kondom, dll)
3.c : Etalase obat batuk, pilek, demam
3.d : Rak obat sirup bebas dan bebas terbatas,
3.e : Etalase permen
4. : Air mineral
5.a : Rak Obat sirup bebas
5.b : Rak Obat sirup bebas, suplemen tulang dan minyak ikan.
5.c : Rak obat jamu, Obat luar (minyak aromateraphy)
5.d : Rak Obat tetes mata bebas terbatas
5.e : alkes
6.a : Rak salep luar bebas
6.b : Meja Administrasi
7.a : rak obat obat thypus herbal, habbatusauda, minyak zaitun VCO
7.b : Rak Obat Vitamin
7.c : Rak Obat Salep Luar Keras
7.d : Rak Obat Sirup Keras
8 : Meja Peracikan
9 : Rak obat paten
10 : Rak Obat Generik
11 : Rak Obat Tetes Mata / tetes telinga (obat keras)
12 : Komputer
13 : Gudang Obat
13.a : Kulkas
14 : Loker pegawai
15 : Rak Obat Psikotropik Dan Narkotik
16. : Wastafel
17 : Ruangan Apoteker
Lampiran 16. Etalase obat bebas, bebas terbatas, dan produk lainnya
Lampiran 19. Rak Penyimpanan Obat Tetes Mata, Salep Mata dan Tetes
Telinga
FOTO
MACAM-MACAM GASTRITIS
Gastritis akut
• Zat iritatif yang
megiritasi lambung
Gastritis kronis
• gastritis akut yang
berulang
Bersifat asimptomatik
• NSAID
dapat mengiritasi langsung atau topical pada epithelium,
dan inhibisi sistemik dari sintesis prostaglandin.
Asam arakidonat
COX-1
Prostaglandin
• NSAID
dapat mengiritasi langsung atau topical pada epithelium,
dan inhibisi sistemik dari sintesis prostaglandin.
Asam arakidonat
COX-1
Prostaglandin