Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN SEMENTARA PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG DEPO FARMASI JANTUNG


DAN PEMBULUH DARAH (ELANG)

PERIODE 7 FEBRUARI – 12 FEBRUARI 2019

Disusun oleh :

TRININDA BURHAN 1820364077

PRAKTEK KERJAPROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
2018
PasienPasie
n

DEPO ELANG ( FARMASI JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH)


Petugas depo
menerima
Depo Farmasi Jantung danResepPetugas
Pembuluh Darah
depo
(Elang) merupakan salah satu
UmumUmu menerima Resep JaminanJami
unit pelayanan farmasi
m yang bernaung di bawah Instalasi Farmasi
nan Rumah Sakit

(IFRS)Depo
Petugas di RSUP
merinciDr.Kariadi
harga & yang memberikan
Pasien Umum atau pelayanan kepada
Petugas pasien rawat
Depomengecek
skriningPetugas Depo JaminanPasien kelengkapan
jalan yang berobat di Poli jantung Umum
dan pembuluh
atau darah. Pasien
Jaminan yangDepo
Petugas dilayani
Merinci hargaPetugas
& skrining Petugas
Jaminan Skrining resep;
terdiri dari pasien umum dan
DepoPetugas
Konfirmasi
pasien BPJS. DepoPetugas
Cek kelengkapan Jaminan
administrasi,
Depo Depo
dengan pasien farmasetis,
1 . Pasien umum
harga dan klinisSkrining
obatKonfirmasi resep;
Pasien umum adalah pasien yang datang untuk
dengan pasien berobat keadministrasi,
rumah sakit RSUP
harga dan obat
farmasetis, klinis
dr.Kariadi dan harus membayar pengobatannya sendiri karena tidak memiliki
Ya Pasien Resep sesuai Tidak
setuju?
jaminan kesehatan (asuransi) apapun.
Ya standar obat ?
Pasien Tidak
setuju? Resep sesuai
2. Pasien JKN
tidak standar obat ?
Pasien Pasien kkkk
Pasien JKN harus menunjukkan persyaratan administrasi, yaitu:
Membayar ke kktid
kasirMembay - Kartu aktanda peserta BPJS
Petugas
ar ke kasir
depoPetugas
Pasien Pasien - Buku Obat Ya
Terima depo
kembalikan
Dokter
kuitansi resepkembalik
Buku Obat ini berfungsi untuk mengetahui riwayat pengobatan yang
Ya setuju?
lunasTerima an resep Dokter
setuju?
kuitansi lunas diperoleh TIDAK

Pasien Pasien
Menyerahkan
kuitansi lunas
- Surat Eligibitas Peserta dan Form Pengendali
Penyiapan obat Pasien
ke petugas dd
- Resep dokter Petugas Depo
Menyerahkan
ta Petugas Depo
kuitansi lunas
ke petugas - Hasil pemeriksaan penunjang (hasil laboratorium) Ya
depo
Ya Petugas
- Obat disiapkan dan diberi etiketPenyiapan obat Konfirmasi dengan
DepoPetugas Depo
Etiket pasien, harga dan obat
- Obat diserahkan sambil memberikan data informasi tentang obat yang
Entry Petugas diluar
Penyerahan obat
depoPetugas depo jaminanKonfirmasi
dan
digunakan. Pelayanan obat dan alat informasi yang diberikan mengacudengan pasien, harga
kesehatan
obatPenyerahan dan obat diluar
Ya obat dan informasi jaminan
pada FORNAS dan Formularium Rumah Sakit.
obat
Ya
Petugas
Melayani obat
depoPetugas
1 Tidak
depo
sesuai
jaminanMelaya Tidak
selesais
ni obat sesuai
elesai
Pasien datang

Umum BPJS

Membeli karcis di kasir Verifikasi petugas BPJS

Loket pendaftaran Loket registrasi

Poliklinik

Penunjang
(laboratorium)

Apotek

Umum BPJS

Resep diberi harga Resep ditelaah


Konfirmasi pasien Cek kelangkapan data
Pasien setuju pasien dll
Dilayani

Resep di entry
Obat disiapkan dan di beri
etiket

Gambar 1. Alur Pelayanan Resep di Depo Rawat Jalan Elang

A. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Fasilitas Ruangan

Depo Farmasi Elang dikepalai oleh seorang Apoteker, bertugas sebagai

koordinator secara langsung kepada kepala instalasi farmasi RSUP Dr. Kariadi.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, apoteker dibantu oleh TTK ( 6 TTK

pada depo elang rawat jalan dan 3 TTK di depo cathlab)

2
TTK bertugas membantu memberi pelayanan kepada pasien, meracik dan

menyiapkan obat, pembuatan etiket, entry resep, penyerahan obat disertai edukasi

dan mengecek persediaan stok barang.

Ruangan Depo Farmasi Elang Rawat Jalan memiliki fasilitas seperti lemari/

rak penyimpanan obat, meja dispensing, blender obat, alat sealing kemasan puyer,

dan konter pelayanan pasien.

B. Alur Pengelolaan Obat

Apoteker di depo farmasi elang dalam pengelolaan obat menjalankan

fungsinya yaitu fungsi manajerial. Fungsi manajerial meliputi perencanaan,

pengadaan, penyimpanan perbekalan farmasi, dan menjamin sediaan farmasi tetap

dalam keadaan baik hingga sampai ke tangan pasien serta menjaga agar

perbekalan farmasi selalu tersedia.

Kegiatan pengelolaan obat meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan dilakukan dengan metode konsumsi, dimana pengecekan

perbekalan farmasi di dilakukan setiap hari. Pengecekan stok obat bisa dilihat di

komputer menggunakan program HMIS (Hospital Management and Information

System) dan kondisi fisik obat di lemari, serta di kartu stok obat untuk segera

mengetahui stok obat yang menipis dan segera dibuat permintaan obat ke bagian

logistik, hal ini dilakukan terutama untuk obat-obat yang fast moving. Obat-obat

yang sudah tertata di lemari selain di entry menggunakan program HMIS

(Hospital Management and Information System) juga harus dicatat pada kartu stok

obat. Pemesanan dapat juga dilakukan di luar jadwal yang ditetapkan bila

3
persediaan sudah habis sebelum waktu pemesanan dan memang dibutuhkan

seperti kebutuhan obat cito. Jika persediaan di gudang tidak ada maka dapat

dilakukan transfer obat dari depo farmasi lainnya dengan sepengetahuan bagian

logistik

2. Pengadaan

Persediaan perbekalan farmasi dan alat-alat kesehatan yang ada di Depo

Farmasi Elang diperoleh dari gudang farmasi yang pemesanannya dilakukan

dengan sistem online dan pengambilannya dilakukan dengan mengajukan daftar

permintaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan dalam bentuk print out dengan

judul “Permintaan Mutasi Barang”. Print out tersebut dibuat rangkap dua, yaitu

lembar pertama (lembar asli) untuk gudang farmasi dan lembar kedua (lembar

tembusan) untuk arsip di Depo Farmasi Elang. Bagian gudang akan memasukkan

perbekalan yang dikirim ke Depo Farmasi Elang melalui komputer sehingga

bagian Depo Farmasi Elang tidak perlu melakukan entry ke komputer saat ada

barang datang.

Pemasukan (entry) data oleh gudang dilakukan berdasarkan nama obat, kode

obat dan produsen, bentuk sediaan, dan tanggal masuk, hal ini akan memudahkan

dalam monitoring persediaan perbekalan farmasi karena persediaan dapat dilihat

sewaktu-waktu. Entry yang dilakukan oleh depo farmasi elang hanya pada saat

mengeluarkan obat untuk pasien. Kontrol persediaan juga dilakukan secara

komputer. Barang yang datang dari gudang farmasi dicocokkan jumlah dan

jenisnya serta tanggal kadaluarsanya dengan print out dengan judul “Bukti

Mutasi”.

4
3. Penyimpanan

Sistem penyimpanan dan penataan obat di disimpan dirak dan almari diatur

berdasarkan alfabetis, generik-paten dan dipisahkan sesuai dengan bentuk

sediaannya.

Obat HAM (High Allert Medication) disimpan dalam lemari khusus obat

HAM disertai penempelan label HAM pada kotak obat. Jenis obat golongan

narkotika dan psikotropik disimpan di dalam lemari yang disertai dengan kunci.

Obat-obatan yang membutuhkan suhu rendah untuk penyimpanannya, seperti

insulin, disimpan dalam lemari pendingin (ditaruh didepan tempat pelayanan).

Penyimpanan obat-obat LASA dan HAM dengan menggunakan label serta

diletakkan terpisah untuk menghindari kesalahan pengambilan. Penyimpanan obat

LASA (Look Alike Sound Alike) diberi jarak dengan kotak obat lain untuk

meminimalisir kesalahan dalam pengambilannya. Obat LASA merupakan obat

yang memiliki tulisan (nama), pengucapan, dan kemasan yang mirip sehingga

obat ini diberi label LASA yang berwarna hijau pada kotak obat dan kemasannya.

Obat LASA yang memiliki lebih dari 1 kekuatan dosis diberi label LASA 1

sampai 3. Obat dengan dosis yang paling rendah diberi label LASA 1, dosis yang

lebih tinggi lagi diberi label LASA 2, dan dosis tertinggi diberi label LASA 3.

Apabila ada 4 dosis, maka dosis paling rendah diberi label LASA 1, dosis

tertinggi diberi label LASA 3 dan dosis diantara keduanya diberi label LASA 2.

Bila hanya memiliki 2 kekuatan dosis, maka cukup digunakan label LASA 1 dan

LASA 2. Sistem pengeluaran obat yang digunakan di adalah kombinasi sistem

5
FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Barang yang baru

datang diletakkan paling bawah, dan disesuaikan dengan expired date-nya.

4. Distribusi

Sistem distribusi obat di dilakukan dengan Individual Prescribing System

(IPS), dimana obat dilayani berdasarkan resep dari setiap pasien. Sebelum resep

dilayani, Apoteker atau TTK melakukan skrining resep untuk mengurangi

terjadinya kesalahan dalam peresepan. Pelayanan dengan sistem ini

menguntungkan karena apoteker dapat memeriksa setiap resep yang masuk serta

dapat berinteraksi langsung dengan pasien, sehingga kemungkinan terjadinya

kesalahan dalam pemberian obat atau drug related problem dapat diminimalkan.

Selain itu, sistem ini juga mempermudah apoteker dalam mengontrol persediaan

obat.

5. Pengecekan dan pengendalian obat kadaluarsa

Pengecekan obat kadaluarsa dilakukan setiap saat, dan selalu dipantau setiap

bulannya, dengan melakukan pencatatan terhadap waktu kadaluarsa obat,

terutama obat-obat yang berwaktu kadaluarsa pendek dan obat-obat slow moving.

Jika obat tersebut hampir mendekati waktu kadaluarsa (< 3 bulan) maka obat-obat

tersebut segera disimpan untuk dikembalikan ke Gudang Farmasi. Ada tiga

kemungkinan yang akan dilakukan terhadap obat-obat tersebut, yaitu di

kembalikan ke distributor, diberikan ke depo lain yang membutuhkan, atau ketika

keduanya tidak memungkinkan dilakukan, maka obat-obat tersebut dikumpulkan

untuk nantinya dimusnahkan oleh panitia pemusnahan obat. Namun, apabila obat

tersebut sudah mendekati waktu kadaluarsa tetapi dapat diperkirakan dapat

6
dihabiskan sebelum batas kadaluarsa, maka obat tersebut akan dipertahankan di

depo, sambil dipantau mengenai pemakaiannya di Depo Farmasi Elang, biasanya

ini berlaku untuk obat-obat fast moving.

Selain fungsi manajerial, apoteker juga menjalankan fungsinya sebagai

tenaga fungsional. Fungsi fungsional yang dilakukan di adalah memberikan

pelayanan dan informasi obat, skrining resep, serta monitoring obat. Pelayanan

informasi obat dilakukan bersamaan dengan penyerahan obat, informasi obat yang

diberikan kepada pasien meliputi aturan pakai obat, cara penyimpanan obat, dan

jika pasien menghendaki atau meminta konsultasi lebih lanjut mengenai obat yang

di gunakan. Apoteker penanggungjawab melakukan supervisi tugasnya kepada

Tenaga Kerja Kefarmasian (TTK) sehingga pelayanan informasi dan edukasi di

dilakukan oleh Apoteker dan dibantu Tenaga Kerja Kefarmasian (TTK).

6. Alur Pelayanan Resep

a. Penerimaan dan Skrining Resep

Resep yang diterima, terpisah sesuai dengan status pasien. Penerimaan

resep ini langsung dilanjutkan dengan proses skrining administratif. Resep

yang telah memenuhi kelengkapan administrasi dicatat nomor register pasien

yang terdapat pada form pengendali, kartu sehat atau kartu berobat, serta tidak

lupa untuk memberikan nomor antrian pada pasien. Nomor antrian ini, selain

berguna untuk melayani pasien sesuai dengan urutan resep masuk, juga untuk

menghindari kesalahan dalam penyerahan obat dan memudahkan dalam

melakukan pengecekan akhir serta mencocokkan obat dengan resep sebelum

7
obat diserahkan pada pasien. Setelah skrining administratif terpenuhi, maka

dilakukan proses skrining lebih lanjut dan proses entry resep.

b. Pembuatan Etiket

Pembuatan etiket dengan print out label dilakukan setelah skrining resep

dan menuliskan jumlah obat yang di dapat pasien di Buku Obat Kronis (untuk

pasien BPJS dengan penyakit kronis). Adapun isi dan informasi yang ada pada

etiket antara lain, tanggal obat diberikan, namapasien, nomor RM (Rekam

Medik) pasien, nama obat, jumlah obat, kekuatan sediaan, aturan pakai yang

terdiri dari frekuensi, serta waktu pemakaian yang meliputi pagi/ siang/ sore/

malam dan sebelum/ saat/ sesudah makan. Untuk obat-obat tertentu seperti

antibiotik perlu diberi tambahan tulisan “dihabiskan”.

c. Dispensing

Kegiatan dispensing sebagian besar dilakukan oleh apoteker ataupun TTK

dan dilakukan setelah etiket selesai disiapkan. Kegiatan ini terdiri dari

pengambilan obat maupun alat kesehatan yang terdapat dalam resep yang tadi

sudah diskrining, kemudian dimasukkan dalam plastik dan ditempeli etiket

yang sudah dibuat, lalu diurutkan berdasarkan urutan obat yang tertulis dalam

resep untuk memudahkan dalam tahap pemberian informasi dan edukasi ke

pasien.

d. Double Checking

Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan pengecekan kembali obat yang akan

diserahkan, setelah melewati berbagai proses dan sebelum sampai ketangan

pasien. Kegiatan ini dilakukan oleh apoteker maupun TTK yang akan

8
melakukan penyerahan obat ke pasien. Hal ini dilakukan untuk memastikan

bahwa obat yang diterima pasien benar dan tepat serta meminimalkan human

error, biasanya dilakukan dengan cara mengecek kecocokan nama pasien,

jumlah maupun jenis obat yang sudah selesai diproses dengan resep yang sudah

diskrining, serta kecocokan etiket dengan obat yang berkaitan.

e. Penyerahan Obat dan Dokumentasi

Setelah dilakukan double checking, maka obat telah siap untuk diserahkan

ke pasien. Pasien dipanggil namanya, kemudian ketika pasien datang kemeja

penyerahan, kita harus melakukan verifikasi pasien meliputi nama, alamat, dan

nomor antrian pasien. Hal ini dilakukan agar obat diserahkan pada pasien yang

tepat.

Setelah dipastikan kebenarannya, maka dilakukan edukasi kepada pasien.

Edukasi minimal meliputi: indikasi obat, cara pakai obat, aturan pakai obat, dan

keterangan penting (namun sederhana), misalnya obat yang hanya diminum jika

perlu, dan obat yang harus dihabiskan seperti antibiotik. Setelah penjelasan

tentang obat dilakukan, obat diserahkan kepada pasien, dan pasien diminta

menandatangani lembar resep disertai nomor telepon atau alamat yang bisa

dihubungi. Hal ini salah satunya berfungsi dalam mengantisipasi jika saja terjadi

obat yang tertukar, atau obat tertinggal, dan hal-hal lain.

f. Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan pemakaian perbekalan farmasi di depo elang

mengunakan sistem HMIS setiap satu kali dalam sebulan, dimana pengeluaran

9
perbekalan farmasi kepada pasien langsung dientry pada komputer. Laporan yang

terdapat di yaitu :

1. Laporan pemakaian obat untuk menghitung jumlah R/, lembar resep, obat

non formularium, obat generik, dan obat non-generik dalam setiap resep

2. Laporan pemakaian narkotik data meliputi jumlah stok awal, jumlah

pemakaian dan jumlah stok akhir, juga berisi data seperti nama pasien, alamat

pasien, nama dokter penulis resep, alamat dokter penulis resep, dan jumlah

pemakaian.

3. Laporan Non Formularium

Laporan penulisan resep obat non formularium berisi nama dokter dan daftar

obat yang diresepkan. Kemudian dievaluasi bersama SMF terkait untuk

selanjutnya mengingatkan kepada dokter terkait untuk meresepkan sesuai

formularium.

4. Laporan pendapatan

Laporan pendapatan dihitung dari HMIS dan dipisahkan berdasarkan

tanggungan pasien, yaitu pasien JKN, tanggungan pribadi, dan tanggungan

perusahaan.

5. Laporan waktu tunggu yang merupakan salah satu indicator mutu Instalasi

Farmasi Rumah Sakit (IFRS).

Depo Farmasi Elang juga menjadi bagian dari Tim Code Blue dan

jadwalnya disesuaikan (senin dan selasa). Dimana tugas dari petugas farmasi di

Depo Farmasi Elang mengganti obat dan alat kesehatan yang dipakai dalam

10
memberikan Bantuan Hidup Lanjut. Stock obat dan alat kesehatan yang

digunakan di ambil dari Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena

mengacu pada Depo Farmasi yang terdekat dengan Depo Farmasi Elang.

Kemudian untuk obat dan alat kesehatan yang digunakan dalam upaya Bantuan

Hidup Lanjut akan dimasukan ke dalam tagihan pasien.

DEPO ELANG CATHLAB

Depo Elang cathlab yaitu untuk mendistribusikan alat-alat atau obat-obat

yang dipakai untuk tindakan kateterisasi jantung, PCI, bypast, VSD (Ventical

Septal Defect). Pasien yang akan melakukan tindakan tersebut sudah terprogram

sebelumnya sesuai dengan antrian. Depo Cathlab lebih banyak melayani

permintaan resep berupa alat kesehatan untuk tindakan kateterisasi jantung. Selain

alkes, banyak pula kebutuhan pasien akan senyawa penanda iodine (Lipiodol).

Ada beberapa peresepan obat baik injeksi maupun oral untuk tindakan pra

maupun post kateterisasi.

A. Alur Pelayanan Obat Pasien Di Depo Elang Cathlab

Alur pelayanan dimulai dari pasien mendaftar tindakan keteterisasi jantung

baik pasien dengan tindakan langsung saat itu juga atau antri sesuai dengan

jadwal. Resep akan sampai di Depo Cathlab satu hari sebelum tindakan,

selanjutnya akan disiapkan oleh TTK sesuai dengan permintaan resep masing-

masing pasien untuk digunakan pada jadwalnya. Farmasi sudah menyiapkan

sistem paket untuk tiap program pada lemari khusus, per program per box yang

nantinya setiap akhir dinas akan dicek kelengkapannya dan mengisinya kembali,

dan untuk alat-alat kesehatan yang dibutuhkan cito dapat meminta langsung ke

11
bagian farmasi. Farmasi akan menulis obat dan alat-alat kesehatan yang

digunakan pasien pada log book.

Ketika tindakan sudah selesai, perawat akan membuat laporan penggunaan

obat dan alat kesehatan apa saja yang dipakai selama operasi dengan

menempelkan Barcode pada lembar laporan. Wadah alkes (seperti stent atau

ballon yang digunakan untuk kateterisasi atau PCI, dan alat kesehatan lain yang

memiliki harga yang mahal) beserta sampah kardus alkes akan kembali ke depo

cathlab. Lalu dilakukan pengecekkan ulang dengan menyesuaikan catatan log

book penggunaan pasien dengan wadah alkes atau kardus yang sudah terpakai

beserta lembar laporan yang dibuat oleh perawat. Ketika terjadi ketidak sesuaian

dilakukan pengecekan di catatan divisi hasil tindakan oleh dokter.

B. Alur Pengelolaan Obat

Apoteker di depo elang cathlab dalam pengelolaan obat menjalankan

fungsinya yaitu fungsi manajerial. Fungsi manajerial meliputi perencanaan,

pengadaan, penyimpanan perbekalan farmasi, dan menjamin sediaan farmasi tetap

dalam keadaan baik hingga sampai ke tangan pasien serta menjaga agar

perbekalan farmasi selalu tersedia sehingga akan mendukung pada pelayanan

pasien.

a. Perencanaan

Perencanaan perbekalan farmasi dilakukan setiap hari terutama untuk obat

dan alkes fast moving dengan menggunakan metode konsumsi, yaitu dengan

mempertimbangkan jumlah dan jenis penggunaan pada pelayanan sebelumnya.

Perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang slow moving akan diadakan ketika

12
terdapat permintaan dalam resep. Perencanaan obat berdasarkan catatan pada

buku defekta dan data pada komputer, serta dengan melihat kondisi fisik stok obat

dan alkes yang terdapat di depo farmasi. Alat kesehatan berupa Ballon dan Stent

yang harganya sangat mahal dilakukan perencanaan dengan sistem tender, melalui

usulan perencanaan pada sistem komputer, yang nantinya akan diteruskan oleh

pihak logistik. Tetapi ada beberapa barang yang pembeliannya diadakan dengan

metode putus butuh.

b. Permintaan Barang Ke Gudang

Permintaan perbekalan farmasi dan alat-alat kesehatan yang terdapat di ke

gudang farmasi melalui HMIS (Hospitals Management Information System) dan

mengajukan lembar permintaan mutasi ke bagian logistik dan akan diproses

dengan menyesuaikan persediaan barang. Setelah diproses, maka akan

dikeluarkan lembar bukti mutasi untuk mengambil barang di gudang farmasi.

Selanjutnya gudang farmasi akan memberikan perbekalan farmasi sesuai

permintaan.

c. Penerimaan

Barang yang diambil dari gudang farmasi kemudian diperiksa jumlah, jenis,

dan tanggal kadaluwarsanya, serta disesuaikan dengan lembar bukti mutasi. Jika

permintaan sudah sesuai, barang yang diterima disimpan pada tempat

penyimpanan yang telah ditentukan. Jika ada barang yang diminta tetapi tidak

dapat dipenuhi oleh gudang karena alasan khusus, maka dapat melakukan

permintaan ke depo-depo farmasi lain yang memiliki persediaan yang dibutuhkan.

13
d. Penyimpanan

Sistem penyimpanan dan penataan obat di depo farmasi cathlab berdasarkan

bentuk sediaan dan disusun secara alfabetis. Terdapat satu lemari untuk

menyimpan obat injeksi, beberapa obat oral dan aqua bidest, satu lemari untuk

menyimpan larutan infus, dan lemari lainnya berisi berisi alat kesehatan seperti

catheter, stent, dan lain-lain.

Untuk obat-obat narkotik dan psikotropik depo farmasi cathlab belum

memiliki lemari khusus dalam penyimpanannya, masih ikut dalam depo farmasi

rawat jalan elang.

e. Distribusi

Sistem distribusi obat pada depo elang farmasi rawat jalan dan depo farmasi

cathlab adalah Individual Prescribing System (IPS) yakni obat dilayani

berdasarkan resep dari setiap pasien. Pelayanan perbekalan farmasi di depo

cathlab yaitu dokter dan perawat mengambil obat dan alat kesehatan yang

diperlukan dalam pemberian intervensi kepada pasien. Setelah tindakan operasi

selesai, maka barang yang digunakan pasien akan dicatat dalam resep dengan

melihat kesesuaian nama pasien dan alkes yang digunakan. Barang yang tidak

digunakan akan diretur ke depo farmasi cathlab. Resep yang diterima akan

diperiksa untuk memastikan kesesuaian antara jumlah barang yang digunakan

dengan sisa persediaan di depo cathlab dan kemudian dibuat laporan penggunaan

oleh TTK.

14
f. Pencatatan dan Pelaporan

Laporan yang terdapat di Depo Farmasi Cathlab yaitu :

a) Laporan pemakaian narkotik data meliputi jumlah stok awal, jumlah

pemakaian dan jumlah stok akhir, juga berisi data seperti nama pasien,

alamat pasien, nama dokter penulis resep, alamat dokter penulis resep,

dan jumlah pemakaian.

b) Laporan pendapatan

Laporan pendapatan dihitung dari HMIS dan dipisahkan berdasarkan

tanggungan pasien, yaitu pasien JKN, tanggungan pribadi, dan

tanggungan perusahaan.

c) Laporan pemakaian alat kesehatan dan obat yang dipakai tiap pasien

Cathlab.

15

Anda mungkin juga menyukai