Disusun Oleh:
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Disetujui Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
dilaksanakan pada tanggal 1-28 Februari 2019 dengan baik guna memenuhi salah
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Seger Waras Surakarta ini
tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberika rahmat dan hidayah-Nya hingga
2. Dr. Djoni Tarigan, MBA, selaku Rektor Universitas Setia Budi Surakarta.
3. Prof. Dr. R.A. Oetari, SU., MM., M.Sc., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi
4. Dewi Ekowati, M.Sc., Apt, selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Kerja Profesi.
kami PKPA.
8. Keluarga dan teman-teman atas bantuan dan doa yang telah diberikan kepada
kami.
Universitas Setia Budi Surakarta atas bantuan dan dukungan yang diberikan
Apoteker ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan
demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan memberikan kemajuan bagi dunia kefarmasian pada khususnya
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker...........................................4
1. Tujuan umum............................................................................4
2. Tujuan khusus...........................................................................5
C. Tempat Dan Waktu..........................................................................6
D. Manfaat.............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................8
A. Pengertian Apotek............................................................................8
B. Tugas dan Fungsi Apotek...............................................................10
C. Persyaratan Pendirian Apotek........................................................11
1. Sarana dan Prasarana Apotek..................................................11
2. Papan Nama Apotek................................................................15
3. Perlengkapan Apotek..............................................................15
4. Perbekalan Apotek..................................................................16
5. Syarat Administratif................................................................16
D. Tata Cara Pemberian Izin Apotek..................................................17
E. Perubahan Surat Ijin Apotek..........................................................21
F. Pencabutan Surat Ijin Apotek.........................................................21
G. Struktur Organisasi.........................................................................23
1. Pemilik Sarana Apotek............................................................23
2. Apoteker Pengelola Apotek (APA).........................................23
3. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)........................................23
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 3. Etiket............................................................................................116
Lampiran 4. Resep............................................................................................117
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
sebagai apoteker. Fungsi dari apotek adalah sebagai sarana farmasi yang
atau bahan obat dan sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
perilaku untuk dapat berinteraksi langsung dengan pasien. Apoteker juga harus
Apotek meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan
Pengelola Apotek (APA). Apoteker memiliki tugas dan fungsi antara lain sebagai
APA, adalah sebagai pengelola dan atau sebagai pemilik sarana apotek. Apoteker
segala pihak baik staf karyawan apotek, dokter, dan konsumen atau masyarakat
untuk mendukung penggunaan obat yang rasional, hal ini dapat ditunjang dengan
pemberian bekal kepada Apoteker berupa pendidikan yang baik yang bersifat
nyata yang terjadi di apotek sehingga perlu diadakan Praktek Kerja Profesi
kepentingan masyarakat.
antara Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi
dengan Apotek Seger Waras guna menyelenggarakan latihan kerja bagi calon
dunia kerja yang sesungguhnya. Program ini sangat bermanfaat bagi apoteker
nantinya dijadikan bekal saat mereka telah lulus dan bekerja di apotek atau
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari pelaksanaan PKPA di Apotek Seger Waras, antara lain:
Apoteker.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan PKPA di Apotek Seger Waras, antara lain:
Perpajakan Apotek
Waras yang bertempat di Jalan Gatot Subroto No. 273 Surakarta, Jawa Tengah
pada tanggal 01-28 Februari 2019. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
pada pukul :
D. Manfaat
Mahasiswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri sebagai calon apoteker atau
yang berharga kepada calon Apoteker untuk melakukan praktek kerja profesi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan
tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan prasarana.
pekerjaan kefarmasian.
4. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
6. Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) adalah bukti tertulis yang diberikan
7. Surat Izin Apotek (SIA) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah
menyelenggarakan Apotek.
8. Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat SIPA adalah bukti
kefarmasian.
10. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan
pasien.
11. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
12. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin atau implan yang tidak
fungsi tubuh.
13. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai;
5. Apoteker dapat mendirikan apotek dengan modal sendiri dan atau modal dari
6. Dalam hal apoteker yang mendirikan apotek bekerja sama dengan pemilik
apoteker yang bersangkutan sesuai dengan perjanjian yg telah dibuat APA dan
PSA.
8. Apotek berkewajiban melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
Apoteker (SIA). Surat Izin Apoteker (SIA) adalah surat yang diberikan
Indonesia, 2002).
meliputi:
a. Lokasi;
b. Bangunan;
1. Penerimaan Resep;
4. Konseling;
6. Arsip.
b) Instalasi listrik;
d. Ketenagaan.
penerimaan Resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set
terbatas meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
timbangan obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat,
salinan resep, etiket dan label obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan
4) Ruang konseling.
pasien.
Habis Pakai.
di atas dasar putih, tinggi huruf minimal 5 cm, dan tebal 5 cm. Pada
memuat :
b. Nama Apoteker Penanggung Jawab Apotek (APA), nomor Surat Ijin Praktik
dipancangkan di tepi jalan, secara jelas dan mudah terbaca. Jadwal praktik
3. Perlengkapan Apotek
kertas perkamen.
dan Makanan.
4. Perbekalan Apotek
5. Syarat Administratif
nyata.
milik/sewa/kontrak.
Apotek.
8) Asli dan salinan/fotokopi surat ijin atasan bagi PNS, anggota ABRI
(PSA).
BAB III Pasal 12, 13 dan 14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9
persyaratan.
Pasal 13 menyatakan:
3. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima permohonan dan
4. Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus melibatkan unsur
5. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa ditugaskan,
6. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah Daerah
7. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dinyatakan
harus mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas)
paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat penundaan diterima.
Formulir 6.
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Apoteker pemohon dapat
Pasal 14 menyatakan :
Pasal 13 ayat (6), maka penerbitannya bersama dengan penerbitan SIPA untuk
Permohonan izin dengan form APT-1 6 hari menugaskan dengan form APT-2
Diberi Kesempatan
Melengkapi (1 bulan)
nama apotek, terjadi perubahan nama jalan dan nomor bangunan untuk
alamat apotek tanpa pemindahan lokasi apotek, surat ijin apotek hilang
meninggal dunia.
jangka waktu dua kali dua puluh empat jam ahli waris Apoteker Pengelola
No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan peraturan lainnya; tidak lagi
peraturan perundang-undangan.
berdasarkan hasil pengawasan; dan atau atau rekomendasi Kepala Balai POM.
Formulir 8.
5. Dalam hal SIA dicabut selain oleh dinas kesehatan kabupaten atau kota, selain
J. Struktur Organisasi
APA adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA).
Surat Izin Apotek atau SIA adalah surat izin yang diberikan oleh menteri
tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, memberikan
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker.
Tahun 2017, Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker
Apoteker yang telah diberi Surat Ijin Apotek (SIA) dan SIPA (Surat Ijin
fasilitas kefarmasian.
3. Apoteker telah memiliki Surat Izin Apotik, maka Apoteker hanya dapat
dibutuhkan masyarakat.
3. Menjamin setiap orang atau masyarakat yang menggunakan obat atau alat
4. Memiliki tanggung jawab bersama dengan tenaga kesehatan lain dan pasien
Peranan Apoteker secara umum yang digariskan oleh WHO yang semula
1. Care giver
2. Decision maker
3. Communicator
4. Leader
5. Manager
informasi mengenai obat dan hal-hal lain yang berhubungan dengan obat.
kemampuan.
7. Teacher
8. Enterpreneur
9. Researcher
2. Sebagai pemimpin atau manajer yang harus dapat mengelola Apotek dengan
(controlling).
adanya sasaran dan program yang jelas, bekerja sistematis dan efektif,
efektif dan efisien. Untuk dapat memimpin Apotek dengan baik maka
wewenang untuk tiap pekerjaan dan hasil yang hendak dicapai serta
kegiatan.
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan farmasi
di apotek meliputi :
Pakai
a. Perencanaan
b. Pengadaan
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
d. Penyimpanan
Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksnakan dengan cara yang
f. Pengendalian
sisa persediaan.
2. Stabilitas; dan
6. Interaksi.
b. Dispensing
berikut:
obat.
atau emulsi.
4. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
yang salah.
dengan obat antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang
dan lain-lain;
keluarganya;
8) Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
pasien yang memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan
memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala
dan herbal.
Apotek meliputi:
masyarakat (penyuluhan);
1) Topik Pertanyaan;
4) Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
laboratorium);
5) Uraian pertanyaan;
6) Jawaban pertanyaan;
7) Referensi;
d. Konseling
fenitoin, teofilin).
pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat
Anda?
penggunaan obat
sebagaimana terlampir.
pengobatan
Kriteria pasien:
3) Adanya multidiagnosis.
merugikan.
Kegiatan:
Obat tanpa indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu
terjadi.
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
Kegiatan:
4. Pengelolaan Resep
hewan, dan praktisi lain yang berizin kepada Apoteker Pengelola Apotek
Selain resep asli, Apotek dapat pula melayani salinan resep atau
copy resep. Copy resep yang diterima juga harus memenuhi kelengkapan
antara lain:
6. Nama sediaan obat, dosis dan aturan pakai, sesuai dengan aslinya
8. Tanda detur untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet untuk obat
Pengelola Apotek dan Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung
pasien mengenai cara penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien secara
1. Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan nomor
penerimaan/pembuatan resep.
3. Resep yang telah disimpan melebihi lima tahun dapat dimusnahkan dan cara
pemusnahannya adalah dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang
memadai.
bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap empat dan ditandatangani oleh
Apoteker Pengelola Apotek dan seorang petugas Apotek yang ikut memusnahkan.
Berita acara pemusnahan ini harus disebutkan hari dan tanggal pemusnahan,
tanggal yang terawal dan terakhir dari resep, berat resep yang dimusnahkan dalam
kilogram.
O. Pengelolaan Obat
farmasi melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau apotek lain. Obat
harus memenuhi ketentuan wajib daftar obat. Surat pesanan obat dan
obat digudang tetap, maka penentuan supaya diatur agar stok jangan
2. Kartu gudang untuk mencatat mutasi per item. Jadi tiap obat/item mempunyai
kartu sendiri. Dengan melihat dan mengetahui pada kartu gudang, maka
dan stok dapat terpenuhi dan tidak berlebihan. Buku ini digunakan untuk
mencatat nama obat/barang yang habis atau yang harus segera dipesankan.
a. Administrasi Umum
b. Administrasi Pelayanan
c. Administrasi di apotek
a) Buku defecta
habis atau menipis, dengan buku defecta ini jumlah persediaan barang
yang menipis atau kosong dapat terkontrol. Buku defecta ini menjadi
b) Surat Pesanan
Untuk memesan barang atau obat dengan golongan Obat bebas dan
obat keras, surat pesanan terdiri dari dua rangkap dimana rangkap
satu obat. Akan tetapi untuk surat pesanan narkotika, satu surat
Jumlah barang
Harga barang
Cara pembayaran
c) Buku pembelian
Dalam buku ini tercantum tanggal, nomor urut, nama PBF, nomor
d) Kartu hutang
dagang dibuat per PBF. Dalam kartu hutang tercantum tanggal faktur,
a) Buku pembelian
Dalam buku ini tercantum tanggal, nomor urut, nama PBF, nomor
a) Daftar harga
harga harga obat dengan merk dagang, generik maupun bahan baku.
Harga yang dicantumkan yaitu HNA (Harga Netto Apotek) + PPN dan
b) Laporan harian
tanggal resep, nomor resep, nama pasien, alamat pasien, nama dokter,
alamat dokter, asal PBF, jumlah obat yang diberikan dan jumlah sisa
stok obat.
keterangan.
misalnya dua hari atau satu minggu. Cara ini dilakukan bila dana terbatas dan
Pedagang Besar Farmasi berada dalam satu kota dan selalu siap segera
dengan kebutuhan barang per item setelah itu baru dapat dilakukan
jumlah lebih besar dari kebutuhan dengan harapan ada kenaikan harga dalam
waktu dekat atau karena diskon atau bonus. Cara ini mengandung resiko
2. Pembelian berencana
ini efektif untuk menetukan barang mana yang laku keras (fast moving) dan
mana yang kurang laku (slow moving) dapat dilihat pada kartu stok.
Pembelian dilakukan sesuai dengan kebutuhan per item dalam kurun waktu
tersebut. Obat atau barang dagangan yang sudah dibeli tidak semuanya
langsung dapat dijual, sisanya harus disimpan dalam gudang dahulu agar
aman atau tidak hilang, tidak mudah rusak, dan mudah terawasi. Oleh karena
e. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran, kering dan bersih dan lain-
lain.
a. Bahan baku dipisahkan antara pemakaian dalam dan luar, dan disusun secara
abjad dan dipisahkan antara serbuk, cairan, setengah padat seperti vaselin dan
lain-lain.
b. Bentuk cairan yang mudah menguap seperti sulfat pekat, alkohol absolut dan
c. Obat jadi disusun menurut abjad atau menurut pabrik atau menurut bentuk
e. Sera, vaksin dan obat-obatan yang mudah rusak atau mudah meleleh pada
bulannya
dan menambah penjualan bila ada tambahan pesanan secara mendadak (Anief,
2001).
P. Penggolongan Obat
bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan
narkotika.
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang tidak dinyatakan sebagai narkotika atau
psikotropika atau obat keras atau obat bebas terbatas yang dapat diberikan
Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada
pasien tanpa resep dokter dalam jumlah terbatas. Pada surat keputusan
mudah dikenali adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
peringatan tersebut berbentuk persegi panjang dengan dasar dan garis tepi
Obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria sesuai
3. Obat Keras
a) Semua obat yang pada bungkus luar oleh si pembuat disebutkan bahwa obat
cara pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli dari jaringan
kesehatan manusia
d) Yang dimaksud dengan obat baru disini yakni semua obat yang tidak
tercantum dalam Pharmacope Indonesia dan Daftar Obat Keras atau obat
yang hingga saat dikeluarkannya Surat Keputusan ini secara resmi belum
e) Obat keras hanya dapat diperoleh dengan resep dokter di apotek, apotek
dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis
tepi. Selain hal itu harus dicantumkan pula kalimat “Harus dengan resep
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan
kriteria:
kelanjutan penyakit.
c. Penggunaan tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
Indonesia.
5. Prekursor farmasi
menyebutkan bahwa prekursor farmasi adalah zat atau bahan pemula atau
Potasium Permanganat.
(APA) dan dilengkapi dengan nomer SIPA serta stempel apotek. Surat pesanan
tersebut kemudian dikirim ke PBF yang menyalurkan obat keras tersebut. Surat
pesanan rangkap tiga, dua lembar untuk PBF dan satu lembar untuk arsip apotek.
dalam bentuk obat jadi di tempat penyimpanan obat yang aman berdasarkan
analisis risiko.
Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) paling sedikit terdiri atas:
Prekursor Farmasi;
6. Obat narkotika
bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
Ganja.
dan garam-garamnya.
a. Pemesanan narkotika
dilengkapi dengan nomor Surat Ijin Praktek Apotek (SIPA) serta stempel
apotek.
b. Penyimpanan narkotika
Lemari khusus harus ditaruh di tempat yang aman dan tidak terlihat
berikut : Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat dengan
ukuran 40x 80x 100 cm, harus mempunyai kunci yang kuat, dibagi dua
yang dipakai sehari–hari, lemari tersebut harus menempel pada tembok atau
lantai.
c. Penyerahan narkotika
penyakit hanya berdasarkan resep dokter. Resep yang diberi tanda merah
berarti resep narkotik. Resep tersebut harus dipisahkan dengan resep lainnya
tanggal, atau nomor resep, tanggal pengeluaran, jumlah obat, nama dan
alamat pasien, nama dan alamat dokter. Penulisan resep narkotika tidak boleh
diulang (iter) dan tidak boleh diberikan salinan resepnya jika sudah habis
(diambil semua).
Apotek boleh melayani salinan resep yang mengandung narkotika bila resep
tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali. Resep
narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali, boleh
d. Pelaporan narkotika
secara online.
berdasarkan resep dokter. Resep yang diberi tanda merah berarti resep
narkotika. Resep tersebut harus dipisahkan dengan resep lainnya dan dicatat
resep, tanggal pengeluaran, jumlah obat, nama dan alamat pasien, nama dan
alamat dokter. Penulisan resep narkotika tidak boleh ada pengulangan (iter)
dan jika belum detur menggunakan salinan resep yang ditebus ke apotek yang
sama.
f. Pemusnahan narkotika
apotek dan dokter dapat memusnahkan narkotika yang rusak atau tidak
produksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku atau dapat
Obat dan Makanan dan saksi dari apotek. Adapun apotek yang berada
Pengelola Apotek, nama saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari
pemusnahan dan tanda tangan penanggung jawab Apotek dan saksi – saksi.
setempat, Kepala Balai Besar Pemeriksaan Obat dan Makanan serta arsip
apotek.
5. Psikotropika
(SSP) yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
psilosibina.
sekobarbital.
gelap psikotropika.
Pemesanan psikotropika
Penyimpanan psikotropika
lemari khusus, terpisah dari obat-obat yang lain. Pemasukan dan pengeluaran
Pelaporan psikotropika
berisi obat psikotropika secara tersendiri. Buku catatan harian Berisi nomor,
pengeluaran, sisa akhir, bulan, nama dan alamat pasien, dokter penulis resep
Pemusnahan psikotropika
disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk dalam waktu tujuh hari setelah
mendapat kepastian.
obat tradisional adalah bahan ramuan bahan yang berupa bahan alam, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut
sediaan farmasi yang berupa obat tradisional harus memenuhi standar atau
menjelaskan bahwa standar obat tradisioanl adalah buku materia medika dan
cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat
yaitu:
a. Jamu
dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman
yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada
umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang
disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara
sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah
ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk
tujuan kesehatan tertentu. Contoh jamu adalah Antangin JRG (Priyanto, 2008).
Obat herbal terstandar adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya
telah serta disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja
Selain merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat
terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia.
Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan
obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk
ilmiah. Contoh: Kiranti Datang Bulan, Virgin Coconut Oil (VCO), Reksicap,
c. Fitofarmaka
yang ditetapkan; klaim khasiat dibuktikan dengan uji klinik; telah dilakukan
Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik
kriteria:
a. Persyaratan administrasi
berkesinambungan.
atau mandiri.
berlaku.
a. Pemberi layanan
b. Pengambil keputusan
c. Komunikator
d. Pemimpin
e. Pengelola
Professional Development/CPD).
g. Peneliti
Kefarmasian.
Apotek dapat menjamin mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
penerimaan Resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer.
secara terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di
timbangan Obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok Obat,
salinan Resep, etiket dan label Obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan
cahaya dan sirkulasi udara yang cukup, dapat dilengkapi dengan pendingin
d. Ruang konseling
pasien.
Habis Pakai
f. Ruang arsip
waktu tertentu.
1. Mutu Manajerial
a. Metode Evaluasi
Audit
secara sistematis.
Contoh:
Review
digunakan.
Contoh:
Observasi
Contoh:
▪ Ketertiban dokumentasi
Audit
Contoh:
Review
digunakan.
Survei
Observasi
farmasi klinik.
adalah:
error;
perkembangan penyakit.
S. Perpajakan
yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung adalah
1. Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan
barang dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaan
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada
sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan
a. Tahun pajak, pada umumnya tahun pajak sama dengan tahun takwinatau
tahun kalender
c. Surat pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan
PPN adalah pajak yang harus dibayar Apotek pada setiap pembelian obat
Pajak ini dikenakan terhadap pemasangan papan nama Apotek, lokasi, dan
lingkungan Apotek.
Pajak ini dikenakan setiap tahun dan besarnya tergantung pada luas
dengan ketentuan:
bulan.
7. Pajak Reklame
9. Retribusi Sampah
BAB III
Apotek Seger Waras didirikan pada tanggal 8 Juli 2011 yang berlokasi di
jalan Gatot Subroto No. 273 Surakarta dan merupakan usaha swasta milik
Apotek (PSA) yaitu Bapak Samuel Budi Harsono, M.Si.,Apt yang sekaligus
Apotek Seger Waras merupakan salah satu usaha yang berdiri dalam
pelayanan obat tanpa resep dokter atau obat bebas, menyediakan perbekalan
B. Struktur Organisasi
setiap bagiannya memiliki tugas serta tanggung jawab untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal serta menjadikan apotek yang lebih maju dan
berkembang.
Pengelola Apotek (APA) dan dibantu oleh enam orang Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK).
dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mendukung kelancaran pengelolaan Apotek
dapat membuat Apotek lebih maju dan berkembang. Adapun tugas dan tanggung
berikut:
dan kelancaran.
pengamanannya.
dokumen.
perpajakan apotek.
berlaku.
Tugas TTK :
penjualan obat).
b. Mencatat kebutuhan obat habis dalam buku defecta dan mencatat keluar
3. Administrasi
a. Mencatat penjualan.
b. Mencatat pembelian.
h. Surat-menyurat.
kepada APA.
Jam kerja Apotek Seger Waras dilaksanakan setiap Hari Senin sampai
Bangunan Apotek Seger Waras ini sudah memenuhi syarat yang telah
ditetapkan antara lain adalah atap yang terbuat dari genteng dan tidak bocor,
dinding kuat dengan permukaan yang rata dan tidak lembab, ruangan mempunyai
ventilasi, dan sistem sanitasi yang baik. Bagian pada bangunan Apotek Seger
1. Ruang tunggu, yaitu tempat yang disediakan untuk pasien menunggu obat.
pasien.
2. Ruang pelayanan obat, yaitu tempat untuk penerimaan resep dan penyerahan
obat.
3. Ruang peracikan obat, yaitu tempat untuk meracik obat yang dikelilingi
Apotek.
Waras meliputi pemilihan obat dan pemberian informasi yang diperlukan pasien
terkait nama obat, kegunaan obat, dosis obat, cara pemakaian, efek samping dan
penjelasan khusus.
BAB IV
yang dilakukan antara lain adalah pelayanan resep, pembelian obat bebas,
swamedikasi, serta pemberian KIE kepada pasien di Apotek Seger Waras, dalam
datang dengan faktur dan surat pesanan, mengisi di buku defecta stok yang habis
atau menipis, menulis barang datang serta barang keluar di kartu stok, melakukan
kartu stok, selain itu kegiatan yang dilakukan adalah menginput/memasukkan data
jumlah, nama, serta harga barang/ obat ke dalam komputer karena sistem
1. Perencanaan
sesuai dengan banyaknya permintaan konsumen atau pasien yang dapat dilihat
perencanaan adalah dengan menentukan jenis dan jumlah barang yang akan
dipesan. Tahap ini dapat dilakukan dengan melihat obat atau perbekalan farmasi
apa saja yang telah habis atau stok menipis yang tertulis dalam buku defecta. Hal
lain yang perlu dipertimbangkan dalam tahap perencanaan ini adalah kecepatan
penjualan setiap barangnya. Barang yang tergolong dalam fast moving serta dapat
pembelian dan untuk obat yang slow moving yaitu obat-obat yang lambat
menipis atau hampir habis maka akan ditulis dibuku defecta untuk
dipertimbangkan pembeliaannya.
2. Pengadaan
dan jumlah perbekalan farmasi yang telah habis atau tersisa. Dasar pengadaan
barang selain buku defecta dapat menggunakan kartu stok pada setiap obat.
Perbekalan farmasi dan obat yang diadakan antara lain adalah yang sering ditulis
dalam resep atau sering dicari oleh konsumen, serta yang sifatnya fast moving
maka akan diadakan dalam jumlah yang cukup besar sedangkan obat yang jarang
diminati atau jarang ditulis dalam resep dan barang yang slow moving disediakan
(order) ke PBF melalui sales atau dengan cara menelpon langsung ke PBF sesuai
Pengadaan produk baru yang belum atau jarang dijual di apotek dilakukan dengan
dari pemilik (distributor) kepada apotek, dimana apotek bertindak sebagai agen
menggunakan surat pesanan (SP) narkotika, dimana SP ini rangkap empat yang
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan no. SIPA serta stempel apotek.
Setiap satu SP hanya dapat digunakan untuk memesan satu jenis narkotika dan
satu kekuatan obat saja. Surat Pesanan (SP) ini dibuat rangkap dengan tujuan
yaitu : satu lembar SP untuk arsip dan yang tiga lembar dikirim ke PBF. Lembar
Hal yang penting harus terdapat dalam surat pesanan narkotika adalah sebagai
berikut:
5. Untuk keperluan
7. Tanggal pemesanan, nama, tanda tangan, nomor SIPA APA dan stempel
apotek.
urut atau dicetak sendiri sesuai format yang baku yang bisa dibeli dari Kimia
Farma atau distributor lain yang menyediakan sediaan psikotropika. Satu SP dapat
Hal penting yang harus terdapat dalam SP psikotropika antara lain adalah:
1. No SP
5. Untuk keperluan
7. Tanggal pemesanan, nama, tanda tangan, nomor SIPA APA dan stempel
Apotek.
1. No SP
4. Nama obat, zat aktif prekursor, bentuk dan kekuatan sediaan, satuan, jumlah
6. Tanggal pemesanan, nama, tanda tangan, nomor SIPA APA, SIA dan stempel
apotek.
apotek.
b. Pemilihan PBF
5. Harga barang
7. Lokasi PBF
dengan Apotek Seger waras beserta principle product nya, antara lain :
1. PT. Antar Mitra Sembada (PT. Nutrifood, PT. Sidomuncul, PT.NJA, PT.
3. PT. Dhainako
4. PT. Parit Padang (PT.SOHO Industri Pharmacy, PT. Ethica, PT Universal Health
Work)
7. PT. Sapta Saritama (PT. Escolab, OTC Fahrenheit, PT. Itrasal, PT Holi Pharma, dll)
11. PT. Indofarma Global Medika (PT. Biofarma, PT. Erela, PT. Etercon Pharma, PT.
13. PT. Kebayoran Farma (PT. Molek Ayus, PT. Ikapharmindo, PT. Fahrenheit, dll)
14. PT. Kimia Farma (PT. Kimia Farma, PT. Merck, dll)
17. PT. Merapi Utama Farma (PT. Mahakam, PT. Abbott, PT. Meiji, PT. Biofarma, PT.
Mersi, dll)
18. PT. Millenium Pharmacon International (PT. Guardian Pharma, PT. LAPI, PT.
22. PT. Anugerah Argon Medika (PT. Actavis, PT. Dexa Medica, PT. Ferron, PT. Novo
Nordisk, PT. Pfizer, PT. Tanabe, PT. Bayer, PT. Novartis, dll)
28. PT. Enseval Putra Megatrading (PT. Kalbe Farma, PT. NJA,dll)
29. PT. Dosniroha (PT. Johnson&Johnson, PT. Henson Farma, PT. Medikon, PT. Softex,
dll)
30. PT. Bina San Prima (PT. Sanbe Farma, PT. Caprifarmindo, PT. Ultra Jaya, PT.
Deltomed, dll)
7. Penerimaan
barang/obat yang diterima oleh TTK/APA hanya berupa barang/obat yang umum,
Barang yang dating harus dilakukan pengecekan kesesuaian barang dengan faktur
dan surat pesanan meliputi alamat tujuan faktur, nama barang, jumlah tiap item
barang, jenis, nomor batch, bentuk sediaan dan tanggal kadaluarsa, jika
pengecekan sudah sesuai antara barang yang datang dengan faktur dan surat
pesanannya, maka faktur ditanda tangani oleh TTK atau APA yang menerima
barang. Apabila barang yang datang tidak sesuai dengan pesanan maka barang
direturn (dikembalikan). Faktur terdiri dari empat rangkap, faktur asli diserahkan
lembar terakhir copy faktur disimpan untuk arsip apotek. Namun setelah
digunakan untuk mengecek harga dalam daftar harga apakah ada perubahan atau
tidak, kemudian dicatat dalam buku pembelian barang lalu masuk gudang untuk
dicatat pada kartu stock barang di gudang. Mahasiswa PKPA diberi kesempatan
Date) dengan PBF dilakukan berdasarkan batas waktu yang disepakati, biasanya 1
dikembalikan ke PBF dan PBF akan menukar barangnya, namun ada beberapa
barang yang ED-nya tidak dapat dikembalikan dan biasanya mendapat perhatian
pemberian label harga sesuai dengan faktur dan juga dicocokkan dengan price list
berdasarkan bentuk sediaannya dan disusun secara alfabetis, obat-obat bebas yang
herbal sebanyak 3 buah, contoh obat herbal di apotek yaitu ekstrak pegagan,
Etalase sediaan obat bebas sebanyak 2 buah (HV), contohnya minyak kayu
putih®, minyak kapak®, fresh care®, safe care®, betadine®, hot in cream®,
voltaren cream®, voltadex cream®, insto®, rohto®, vital®. Sediaan obat topikal
erlamycetin®, cendo xytrol®, dan lain-lain. Lemari obat keras generik sediaan
tablet terdiri dari 1 buah lemari contoh obat yang di simpan seperti, amoxicillin®,
sediaan tablet lemari penyimpanannya terdiri dari 1 buah lemari contoh obatnya
lain.
pintu dan kunci ganda, salah satu bagian lemari disimpan obat golongan narkotika
contohnya codein®, dan satu bagian lemari disimpan obat golongan psikotropika
dalam suhu dingin disimpan dalam lemari es contohnya bisacodyl supos®, lacto
B®, Ultracough supos®, dan lain-lain, alat kesehatan disimpan dalam lemari
tersendiri contohya kapas, kasa steril, termometer, underped, pispot, urine bag,
9. Stok Opname
yang ada di apotek baik obat bebas, obat keras, narkotika, prekursor serta alat
tersebut. stok opname dilakukan selama dua hari berturut-turut, dan selama stok
dilakukan memasukkan data barang/obat yang berupa nama, jumlah serta harga
dengan mengumpulkan semua obat yang rusak dan kadaluwarsa terlebih dahulu.
Setelah terkumpul banyak obat yang berbentuk padat dan cair akan dimusnakan
dengan cara yang berbeda yaitu pada sediaan padat dimusnahkan dengan cara
membuka obat dari kemasan kemudian menggerus obat tersebut dan dimusnahkan
dengan cara dipendam. Pemusnahan obat yang dalam bentuk cair yaitu dengan
cara mencairkan sedian dengan ditambahkan air dalam suatu wadah yang besar
pembuatan laporan. Pembukuan di Apotek Seger Waras dikelola setiap hari secara
1. Buku Defecta
Buku ini digunakan untuk mencatat nama obat atau obat baru serta jumlah
dengan adanya buku ini adalah untuk mengecek barang dan stok barang,
2. Buku Pembelian
setiap hari berdasarkan faktur dan tanda terima barang, disusun berdasarkan
tanggal pembelian. Dalam buku ini mencantumkan tanggal, jenis barang, jumlah
barang, nomor faktur, total barang, ED, discount, nama PBF, dan harga.
4. Buku Inkaso
5. Kartu Stok
barang yang masuk dan keluar, baik berupa obat maupun komoditi lainnya. Kartu
stok tersebut mencantumkan nama barang, kemasan, nama PBF, tanggal barang
diterima dan dikeluarkan, tanggal kadaluarsa, jumlah barang yang masuk/ keluar
apotek kepada PBF setelah pembayaran faktur, apotek menerima faktur asli yang
Barang-barang yang sudah diterima dari PBF, tetapi belum lunas disimpan
bebas, pelayanan obat bebas terbatas, pelayanan obat keras, pelayanan resep,
1. Pelayanan Resep
tentang biaya resep kepada pasien, setelah pasien setuju maka pasien membayar
terlebih dahulu terutama untuk obat racikan, setelah itu resep dan struk pembelian
diberi stempel lunas. Resep kemudian diserahkan dibagian peracikan oleh Tenaga
Teknis Kefarmasian (TTK) untuk diracik. Obat yang sudah siap harus diperiksa
kembali apakah sudah sesuai dengan resep baik nama obatnya, sediaannya,
jumlahnya dan aturan pakainya. Sebelum obat diserahkan kepasien, obat terlebih
dahulu diperiksa oleh apoteker jika sudah sesuai obat kemudian diserahkan
kepada pasien dengan pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai,
waktu penggunaan, cara penyimpanan dan efek samping obat. Serta memastikan
bahwa obat yang diterima oleh pasien digunakan secara benar, informasi yang
diberikan oleh apoteker dipahami oleh pasien, jika terlihat ragu-ragu ulangi
Resep Diterima
Skrinning Resep
Resep Pembayaran
dikembalikan diproses
Resep diracik
meliputi:
a. Nama, alamat nomor SIP dan paraf/tanda tangan dokter penulis resep.
diminta).
dengan resep (nama obat, jenis, dosis, jumlah, aturan pakai, nama pasien,
umur, alamat dan nomor telepon). Kesesuaian antara salinan resep dengan
obat, dosis jumlah dan aturan pakai, Cara penyimpanan, Efek samping
Penyimpanan resep dilakukan sampai lima tahun, setelah lima tahun resep
pemusnahan resep. Copy resep diberikan jika dalam resep tertulis iter, diberi
sebagian ataupun diminta pasien. Copy resep berisi nama dan alamat apotek,
nama, SIPA Apoteker dan paraf Apoteker. Untuk copy resep yang mengandung
kosmetika, perlengkapan bayi, makanan bayi dan produk customer goods lainnya.
Pembelian obat bebas dilakukan secara langsung dengan membayar ke kasir dan
obat langsung diserahkan pada pasien. Penjualan obat bebas adalah penjualan obat
yang dilakukan tanpa resep dokter. Penjualan obat bebas, obat bebas terbatas dan
Obat Wajib Apotek masing-masing dicatat dalam nota khusus dan terpisah.
Penjualan obat bebas, obat bebas terbatas dan OWA harus disertai dengan
Z. Pengembangan Apotek
antara apotek yang satu dengan apotek yang lainnya. Sehingga untuk
pelayanan suatu apotek secara terus menerus. Pelayanan Apotek Seger Waras
pada masyarakat sudah baik dilihat dari mutu pelayanan dan aspek bisnis. Apotek
perkembangan dalam hal penyediaan maupun penambahan obat baru dan alat
yang masuk di Apotek Seger Waras, dan didukung dengan pelayanan kefarmasian
yang baik oleh apoteker dengan cara memberikan PIO, Konseling dan melakukan
tertentu.
AA.Perpajakan
Jenis pajak yang harus dikenakan oleh Apotek Seger Waras antara lain :
Pajak ini dikenakan setiap tahun dan besarnya tergantung pada luas tanah
setiap bulan dan membuat SPT. Pembayaran pajak paling lambat tanggal 10 setiap
a. Penghasilan sampai dengan Rp. 25 juta rupiah dikenakan pajak sebesar 5%.
b. Penghasilan Rp. 25 juta rupiah sampai dengan Rp. 50 juta rupiah dikenakan
c. Penghasilan Rp.50 juta rupiah sampai dengan Rp.100 juta rupiah dikenakan
d. Penghasilan Rp.100 juta rupiah sampai dengan Rp.200 juta rupiah dikenakan
Pajak ini merupakan pajak bagi para karyawan. Besarnya pajak tergantung
besarnya berdasarkan jenis dan ukuran papan nama apotek, dilakukan melalui
BAB V
PEMBAHASAN
Obat, pelayanan Obat atas Resep dokter, pelayanan informasi Obat serta
pengembangan Obat, bahan Obat dan Obat tradisional harus dilakukan oleh
meliputi pelayanan Obat dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk
Obat, pelayanan Obat atas Resep dokter, pelayanan informasi Obat, serta
tersebut harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah pemberian informasi Obat dan
lainnya yang dibutuhkan masyarakat, dimana apotek tidak lagi digunakan sebagai
usaha yang hanya mencari keuntungan dalam aspek bisnis semata tapi juga harus
Apoteker bertanggungjawab pada semua kegiatan yang ada di apotek baik secara
teknis maupun non teknis. Dalam kegiatan tersebut Apoteker dibantu oleh Tenaga
tetapi dibutuhkan juga kreatifitas agar apotek tetap bertahan dalam persaingan.
Dunia usaha perapotekan sangat ketat, mulai dari munculnya apotek-apotek baru,
(pharmaceutical care) dalam pengertian tidak saja sebagai pengelola Obat namun
kesalahan pengobatan.
Selain tanggung jawab oleh seorang APA, apotek juga tidak bisa berjalan
seperti seorang aping yang bertugas menggantikan APA pada jam-jam tertentu
pada hari buka apotek yang telah memiliki surat ijin kerja, seorang TTK yang
Lokasi Apotek Seger Waras cukup strategis yaitu mudah dijangkau karena
letaknya di pinggir jalan raya, dekat dengan praktik dokter, klinik kesehatan dan
rumah penduduk. Selain itu, apotek Seger Waras sudah dipercaya masyarakat
bebas terbatas, OWA, obat keras. Saat penerimaan resep terlebih dahulu dilakukan
kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat disertai dengan pemberian
informasi obat. Resep yang sudah dikerjakan disimpan menurut tanggal penulisan
resep. Resep yang sudah disimpan selama 5 tahun dapat dimusnahkan dengan cara
pemeriksaan stok secara rutin untuk mengetahui ketersediaan barang, barang yang
jumlahnya tinggal sedikit dicatat dan dilakukan pemesanan kepada PBF yang
barang yang datang diperiksa dengan faktur yang meliputi: Apotek yang dituju,
nama dan jumlah obat, harga, bentuk sediaan dan tanggal kadaluwarsa. Apabila
sudah sesuai maka faktur akan diparaf oleh Apoteker atau Asisten Apoteker
disertai dengan nama jelas, tanggal diterima barang dan stempel apotik. Faktur
terdiri dari 4 lembar dimana faktur asli dan 2 salinan lainnya akan diserahkan pada
petugas pengiriman barang yang akan digunakan untuk penagihan dan sisanya
diambil dan digunakan sebagai arsip apotek. Obat jenis prekursor, narkotika dan
berdasarkan bentuk sediaan dan suhu penyimpanan masing-masing obat, hal ini
dilakukan karena jumlah obat di apotek Seger Waras yang banyak sehingga akan
pembeli.
Pencatatan stok obat di apotek Seger Waras khusus untuk obat narkotika
dan psikotropika dicatat pada kartu stok karena jumlahnya sedikit dan mengurangi
ketidaksesuaian antara jumlah fisik dan catatan. Obat-obatan yang lainnya selain
narkotika dan psikotropika dicatat secara manual berdasarkan obat yang terjual
setiap harinya kemudian juga dilakukan input data kedalam sistem komputer
untuk memudahkan.
antara kartu stok dengan jumlah secara fisik kemudian di input kedalam SIPNAP.
Pemusnahan obat yang kadaluwarsa maupun rusak untuk obat jenis narkotika dan
diencerkan dengan air di dalam ember dan dibuang ke saluran air mengalir.
berpakaian rapi, bersih, dapat dipercaya dan mau bekerjasama serta mudah
apotek Seger Waras diberi tanggung jawab dan kepercayaan untuk melayani resep
baik racikan ataupun non racikan, pelayanan obat bebas, obat wajib apotek,
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker yang telah dilakukan oleh
Apotek Seger Waras periode 01-28 Februari 2019, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Apotek Seger Waras sebagai salah satu sarana kesehatan, tempat dilakukan
lokasi yang strategis, nyaman dan sesuai dengan syarat pendirian apotek.
3. Dari aspek bisnisnya, Apotek Seger Waras dikelola secara profesional oleh
bermutu dan berkualitas yang diambil dari distributor resmi, sehingga mutu
Seger Waras telah memberikan informasi meski sebatas hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh pasien seperti cara penggunaan, efek samping yang mungkin
dapat ditimbulkan dari obat yang digunakan, serta dosisnya. Pemberian KIE
ini dilakukan saat penyerahan obat oleh Apoteker atau Asisten Apoteker.
mengerti tentang fungsi, peran dan tugas seorang apoteker di apotek dan
barang ke konsumen.
B. Saran
serta meminimalkan kesalahan pada saat melakukan stok obat dan alkes.
2. Membuat kartu stok obat harian sehingga obat-obat yang keluar dan yang
mengeluarkan hal yang lebih pribadi kepada Apoteker tanpa diketahui orang
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1. Denah lokasi Apotek Seger Waras
1
Jl. Kawatan
Praktek Kerja Profesi Apoteker Universitas Setia Budi Angkatan XXXVI
2 4
Subroto
Jl. Gatot
Calon
Apotek 8
rso
6 5
Keterangan :
1. Calon Apotek : Apt. Matea 700 m
2. Calon Apotek : Apt. K-24 800 m
3. Calon Apotek : Apt. Notria Farma 900 m
4. Calon Apotek : Apt. Kratonan 800 m
5. Calon Apotek : Apt. Gatot Subroto 100 m
6. Calon Apotek : Apt. Nurita 100 m
7. Calon Apotek : Apt. Jamsaren 400 m
8. Calon Apotek : Apt. Luwes 400 m
Keterangan:
1 : Halaman parkir
2 : Lemari gantung alat kesehatan
3 : Etalase obat bebas, bebas terbatas dan obat luar
4 : Meja administrasi dan kasir
5 : Rak obat sirup bebas, bebas terbatas dan vitamin
6 : Lemari obat paten
7 : Lemari stock obat
8 : Lemari sirup keras
9 : Lemari obat generik dan salep keras
10 : Lemari obat prikotropik dan narkotik
11 : Kulkas
12 : Lemari administrasi
13 : Meja peracikan obat
14 : Meja konsultasi apoteker
15 : Wastafel
Lampiran 3. Etiket
Lampiran 4. Resep