Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SEMENTARA PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG


DEPO FARMASI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

Disusun oleh :

PRAKTEK KERJAPROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
2018

0
IGD Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu bagian di RSUP

Dr. Kariadi memberikan pelayanan tindakan medis pertama kepada pasien dalam

keadaan gawat darurat yang memerlukan pertolongan segera (cito), misalnya

wanita melahirkan, kecelakaan, keracunan, korban bencana alam, dan pasien-

pasien dalam kondisi kritis. Pada IGD terdapat Depo Farmasi Instalasi Gawat

Darurat (IGD) yang bertanggung jawab untuk menjamin ketersediaan, mengelola

dan mendistribusikan perbekalan farmasi untuk keperluan pasien IGD.

Depo Instalasi Gawat Darurat (IGD) melayani perwatan medis selama 24

jam. Alur pelayanan di Instalasi Gawat Darurat dimulai dari saat pasien datang ke

IGD kemudian pasien diterima di triase yang merupakan tempat penerimaan dan

pemeriksaan pertama pasien yang untuk menentukan tindakan medik selanjutnya.

Pasien dilakukan diagnosa dan dievaluasi, jika membutuhkan perawatan lebih

lanjut maka pasien akan dipindahkan ke ruang Rawat Inap. Pasien yang belum

mendapat ruang perawatan menunggu di ruang transit terlebih dahulu.

RSUP Dr. Kariadi menerapkan sistem triase di IGD. Sistem triase adalah

tingkatan klasifikasi pasien berdasarkan penyakit, keparahan, prognosis, dan

ketersediaan sumber daya. Australasian Triage Scale (ATS) merupakan salah satu

sistem triase yang digunakan di ruang gawat darurat rumah sakit di seluruh dunia

termasuk di Indonesia. Sistem triase sangat penting untuk diterapkan di setiap unit

gawat darurat untuk memastikan pasien ditangani bedasarkan tingkat

kegawatannya. Pasien akan ditempatkan ke ruangan yang sesuai dengan kondisi

pasien.

 ATS Kategori 1(Immediately Life Threatening)

1
Kondisi yang mengancam kehidupan. Penanganan harus diberikan segera.

Kondisi yang termasuk kategori ATS 1 diantaranya:

1. Henti jantung

2. Henti nafas

3. Ada bahaya nyata terganggunya jalan nafas

4. Pernafasan kurang dari 10 kali per menit

5. Respiratory distress yang ekstrim

6. Tekanan darah sistolik < 80 mmHg (dewasa) atau syok berat pada anak

7. Pasien tidak berespon atau berespon hanya pada rangsangan nyeri (GCS < 9)

8. Overdosis obat

9. Kejang yang sedang berlangsung atau kejang yang berkepanjangan

10. Gangguan perilaku berat dengan ancaman kekerasan yang nyata

 ATS Kategori 2 (Imminently Life Threatening)

Pemeriksaan dan penanganan harus sudah dimulai dalam waktu 10 menit.

Kondisi-kondisi klinis yang termasuk kategori ATS 2 adalah:

1. Bahaya jalan nafas: terdengar stridor yang kuat atau banyak sekret yang

menutupi jalan nafas

2. Distres pernafasan yang berat

3. Gangguan sirkulasi yang nyata: akral dingin dan lembab, perfusi jelek, Nadi <

50 atau > 150 kali/ menit pada dewasa, hipotensi dengan efek hemodinamik,

kehilangan darah yang banyak.

2
4. Nyeri dada yang tampak seperti masalah jantung

5. Nyeri hebat apapun penyebabnya

6. Gula darah acak < 3 mmol (50 mg/dl)

7. Penurunan kesadaran apapun penyebabnya (gcs < 13)

8. Akut hemiparese/ akut disfasia

9. Demam dengan tanda-tanda lethargy (semua umur)

10. Mata terkena cairan asam atau basa (membutuhkan irigasi mata)

11. Suspek meningitis meningococcus

12. Major multi trauma

13. Major fraktur – amputasi

14. Pasien pasien dengan perilaku agresif dan violent dengan ancaman kekerasan

terhadap diri sendiri maupun orang lain.

 ATS Kategori 3 (Potentially Life Threatening)

Pemeriksaan dan Penanganan harus sudah dimulai dalam waktu 30 menit.

Kondisi klinis yang termasuk kategori ATS 3 diantaranya:

1. Hipertensi berat

2. Kehilangan darah sedang berat apapun penyebabnya

3. Shortness of breath sedang

4. Saturasi O2 90 – 95%

5. Gula darah acak > 16 mmol/l (300 mg/dl)

6. Kejang (saat ini sadar)

3
7. Demam dengan gangguan sistem imun ( pasien dengan cancer, patien yang

menggunakan steroid)

8. Dehidrasi

9. Muntah terus menerus

10. Trauma kepala dengan hilang kesadaran yang singkat ( saat ini sadar)

11. Nyeri dada buka cardiac in nature

12. Nyeri perut

13. Limb injury sedang dengan deformitas

14. Limb injury dengan perubahan sensasi dan tidak ada pulsasi akut

15. Pasien neonatal yang stabil

 ATS kategori 4 (Potentially Serious)

Pemeriksaan dan penanganan harus sudah dimulai dalam waktu 60 menit.

Kondisi klinis yang termasuk kategori ATS 4 diantaranya:

1. Perdarahan ringan

2. Aspirasi benda asing tanpa distres pernafasan

3. Injuri dada tanpa nyeri tulang dada atau distres pernafasan

4. Sulit menelan tanpa gangguan pernafasan

5. Trauma kepala ringan. Tanpa riwayat penurunan kesadaran

6. Nyeri sedang, apapun penyebabnya

7. Muntah atau diare tanpa dehidrasi

8. Peradangan mata, atau benda asing dimata dengan penglihatan normal

4
9. Trauma limb minor seperti ankle sprain, kemungkinan fraktur,

10. Pembengkakan pada sendi

 ATS kategori 5 (Less Urgent)

Pemeriksaan dan penanganan dimulai dalam waktu 120 menit. Kondisi klinis

yang termasuk kategori ATS 5 diantaranya:

1. Nyeri ringan tanpa faktor resiko

2. Gejala minor dari penyakit yang sudah diderita

3. Luka minor, luka lecet, luka robek yang tidak memerlukan tindakan hecting

4. Kontrol luka

5. Imunisasi/ vaksin

 Label Hitam

Label hitam adalah kamar mayat IGD. Apabila pasien tidak tertolong atau

meninggal maka pasien akan ditransitkan ke label hitam untuk selanjutnya dibawa

ke kamar jenazah, jadi pasien yang meninggal tidak langsung dibawa ke kamar

jenazah umum di RSUP Dr. Kariadi, kalau administrasi sudah dibereskan, dokter

akan menulis kronologi kematian pasien, kemudian IGD ke pemulasaraan

jenazah, kalau pasien menular tidak boleh dimandikan di rumah, semisal pasien

HIV yang harus dimandikan dengan chlorine dan dengan peti khusus.

A. SDM (Sumber Daya Manusia)


Depo farmasi IGD memiliki 8 TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian) dan 1

Apoteker dengan jam kerja selama 24 jam tiap harinya termasuk hari minggu dan

hari libur nasional. Pelayanan pada Depo IGD dibagi menjadi 3 shift dan tiap shift

terdapat 2 TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian). Shift kerja dibagi menjadi :


- Pagi dengan jam kerja 07.00-14.00 WIB

5
- Siang dengan jam kerja 14.00-21.00 WIB
- Malam dengan jam kerja 21.00-07.00 WIB
B. PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI
1. Perencanaan
Semua obat yang disediakan RSUP Dr. Kariadi sesuai dengan daftar obat di

Fornas yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Tenaga Teknis Kefarmasian

(TTK) melakukan permintaan obat pada saat shift malam dengan mengecek obat

apa saja yang habis. Paginya Apoteker mengecek permintaan obat dan

mengirimkannya ke gudang farmasi, siang harinya gudang farmasi mengirimkan

stok obat yang telah diminta ke gudang obat IGD. Kemudian Petugas mengecek

dengan mencocokkan obat yang datang sesuai dengan jumlah permintaan.

Permintaan dilakukan setiap hari kecuali hari libur.


2. Pengadaan
Pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan melalui sistem online ke

gudang farmasi dengan menggunakan program HMIS (Hospital Management and

Information System), disertai dengan surat atau lembar permintaan mutasi barang

yang ditanda tangani oleh Apoteker depo Farmasi IGD. Selanjutnya gudang

farmasi akan memberikan perbekalan farmasi dan alat kesehatan sesuai

permintaan depo dan persediaan barang di gudang disertai print out bukti mutasi.

Jika terdapat perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang tidak tersedia di gudang

tetapi dibutuhkan, maka Depo Farmasi IGD dapat melakukan permintaan ke

depo-depo farmasi lain yang mempunyai persediaan perbekalan yang dibutuhkan

tersebut.
3. Penerimaan
Penerimaan barang dari gudang, dilakukan pengecekan kesesuaian jenis dan

jumlah barang dengan bukti mutasi yang diberikan oleh gudang. Jika sudah

sesuai, kemudian barang disimpan pada tempat penyimpanan yang sesuai.


4. Penyimpanan

6
Penyimpanan obat dan alat kesehatan di Depo Farmasi IGD diatur dan

disusun berdasarkan jenis dan kegunaannya. Sedangkan penyimpanan obat diatur

dan ditata secara alfabetis berdasarkan bentuk sediaan obat (tablet, kapsul, sirup,

salep, obat tetes, injeksi, supositoria), temperatur (suhu ruangan: 15-250C dan

suhu lemari pendingin : 2-8oC), psikotropika, dan narkotika. Untuk penyimpanan

obat narkotika disimpan pada almari tersendiri yakni almari yang dibuat dengan

double pintu. Untuk obat High Allert disimpan pada almari tersendiri yang diberi

tanda khusus (garis merah). Karena gudang obat IGD yang terbatas, penyimpanan

obat HAM disimpan didalam Depo Farmasi IGD dan untuk obat narkotika

maupun psikotropika disimpan di gudang Farmasi IGD.


5. Distribusi
Sistem distribusi obat maupun alkes di Depo Farmasi IGD menggunakan

system limited ward floor stock dalam bentuk emergency kit dan Individual

Prescription. Emergency kit tersedia untuk ruang label merah dimana disediakan

dalam bentuk troli emergency untuk menangani pasien dalam keadaan darurat.

Pengelolaan emergency kit merupakan tanggung jawab depo farmasi dibantu

perawat yang bertugas di label merah. Setiap penggunaan emergency kit untuk

melakukan tindakan pada pasien akan dilakukan pencatatan oleh perawat, hal ini

untuk meminimalkan kehilangan barang. Jumlah dan kelengkapan emergency kit

perlu kontrol ketat sehingga tidak terjadi stock out (kekosongan stok). Tiap kali

pergantian shift, emergency kit harus dicek dan jika berkurang maka petugas Depo

Farmasi IGD mengganti sesuai jumlah yang dipakai pasien, sehingga jumlah

sesuai dengan daftar yang tertera di emergency kit tersebut.


Sistem Individual Prescription yang diterapkan pada Depo Farmasi IGD

yaitu dokter akan menuliskan resep untuk masing-masing pasien yang kemudian

7
semua obat dalam resep tersebut akan disiapkan oleh Apoteker atau TTK di Depo

Farmasi IGD. Individual prescription berlaku untuk pasien gawat darurat, baik

pasien yang sedang di observasi maupun yang rawat jalan. Untuk pasien IGD obat

diberikan untuk satu kali pemakaian.


Pasien yang sudah stabil dan dinyatakan boleh pulang maka pasien dapat

mengambil obat di depo farmasi IGD dengan memperlihatkan kwitansi

pembayaran obat yang telah dibayarkan pada bagian kasir.

6. Pelaporan

Sistem pelaporan Depo Instalasi Farmasi IGD dilakukan setiap satu kali

dalam sebulan, laporan yang dibuat meliputi : Laporan pendapatan, laporan

persediaan perbekalan farmasi, dan laporan pemakaian narkotika. Laporan

pendapatan dan persediaan menggunakan sistem komputer sedangkan laporan

narkotika secara manual. Sistem pelaporan tersebut dipertanggungjawabkan ke

IFRS, kemudian IFRS yang bertanggung jawab melaporkan kepada direktur.

Anda mungkin juga menyukai