Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PIO

“PENGGANTIAN OBAT DALAM RESEP”

Dosen Pengampu : Dr.

Disusun oleh: Kelompok 8/ Kelas B

Tri Ulfa Noviarini 1820364074

Triana Cholib Novitasari 1820364075

Trimida 1820364076

Trininda Burhan 1820364077

V Krisma S 1820364078

Venindya Khoirunnisa 1820364079

Wahyu Mukti Wijaya 1820364080

PROGRAM PROFESI APOTEKER XXXVI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan satu actor yang menentukan kebahagiaan


manusia, komunikasi juga actor paling penting untuk menjalin hubungan yang
rapat dengan seorang manusia lain. Manusia berkomunikasi karena ada
beberapa tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pertama, individu berkomunikasi
dengan manusia lain adalah karena individu tersebut hendak memahami orang
lain. Individu hendaknya mengenali siapa mereka, siapa diri mereka, apa
yang mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan dan macam-macam lagi konteks
kalimat berkenaan dengan dirinya. Menurut Smith (1966), komunikasi manusia
adalah satu rangkaian proses yang harus yang digunakan manusia untuk
berinteraksi, mengawali antara satu sama lain dan memperoleh kepahaman.
Dalam ilmu kesehatan contohnya farmasi juga tidak luput dari
komunikasi, yang dimana seorang ahli farmasis juga hendaknya harus
menguasai bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien, pelanggan maupun
teman, baik dalam pelayanan, konsling, product oriented, patient oriented,
kepatuhan pasien, keberhasilan terapi dan segala macam hal lainnya yang
bersangkutan dengan obat-obatan kuhusnya untuk memberikan informasi yang
jelas, akurat, singkat, padat dan jelas dengan tujuan pasien memahami
bagaimana cara mengatasi masalah yang ia hadapi sebelumnya tentang
kesehatan dan obat-obatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin coomunicare yang berarti
berpartisipasi atau memberitahukan. Komunikasi adalah suatu yang dapat
dipahami sebagai hubungan atau saling hubungan, saling pengertian, sebagai
pesan. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan
yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan (Edwar Depari, AW
Widjaja,2000). Komunikasi adalah proses yang mana symbol verbal dan non
verbal dikirimkan,diterima dan diberi arti (William J Seiller,1988).
Menurut Louis Forsdale (1981), seorang ahli komunikasi dan
pendidikan mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses memberikan
signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu system dapat
di diri kan, dipelihara dan diubah. Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak
lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya.
Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau
informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu
sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
menyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994;
Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
Komunikasi efektif merupakan Komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam
komunikasi. Kita harus sadar akan pentingnya komunikasi khususnya
komunikasi efektif, agar segala sesuatu yang kita tampilkan dan lakukan
adalah komunikasi, maka penampilan dan segala sesuatu yang kita lakukan
merupakan pesan.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka,
melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang
membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang
sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam
komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka yang
terjadi adalah “dialog antara orang satu”.

B. Komunikasi dalam Praktek Farmasi


Komunikasi Farmasis adalah menetapkan hubungan antara farmasis dan
pasen dengan memberikan pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk menilai
kondisi kesehatan pasen, mencapai keputusan dalam rencana pengobatan,
implementasi rencana pengobatan dan mengevaluasi dampak pengobatan terhadap
kualitas hidup pasen. Komunikasi profesional dengan pasien untuk menjamin
hubungan pengobatan agar farmasis efektif memberikan pelayanan kesehatan.
Pengetahuan farmasis yang unik dan tanggung jawab khusus pada masyarakat
harus mampu menjamin efektifnya komunikasi dengan pasien.
Dalam Proses komunikasi antara farmasis dengan pasien menjalankan
dua fungsi utama yaitu :
1. menetapkan hubungan tentang farmasis dan pasien dan
2. memberikan pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk
menilai kondisi kesehatan pasien, mencapai keputusan dalam rencana
pengobatan, implementasi rencana pengobatan dan mengevaluasi dampak
pengobatan terhadap kualitas hidup pasien.
Komunikasi antar farmasis dan pasien berbeda dari komunikasi dengan
teman. Komunikasi profesional dengan pasien adalah alat untuk menjamin
hubungan pengobatan agar farmasis efektif memberikan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan harus diatas segala- galanya. Pengetahuan farmasis yang
unik dan tanggung jawab khusus pada masyarakat harus mampu menjamin
efektifnya komunikasi dengan pasien.

BAB III
DIALOG IZIN PERGANTIAN OBAT
Dr Wahyu Mukti
SIP 633792
Jl.Nakula No 55 Surakarta
Telp (0271) 867753
Solo, 2 Agustus 2018
R/ Alofar 300 mg no X
S 2 dd 1 pc
R/Flamigra tab no X
S 2 dd 1 pc
R/ licodexon 0,5 mg no X
S 2 dd 1 pc
Pro : Ny.Anita
Umur : 56tahun
Alamat : Jl.Jaya Wijaya-Surakarta

IbuYantidatangkeapotekuntukmenebusresep yang berisiAlofar, Flamigra dan


Licodexon
Asisten Apoteker : “Selamat siang, ada yang bisa saya bantu ibu?”.
Pasien : “Saya ingin menebus obat diresep ini (sambil memberikan
resep kepada apoteker)”.
Asisten Apoteker : “Iya ibu, silahkan tunggu sebentar (sambil menunjuk
ruang tunggu apotek) nanti akan saya panggil, dan saya
berikan total harga yang akan ditebus.”.
Pasien : iya mba.

Asisten Apoteker melakukan perhitungan harga obat, dan ternyata stok obat
alofar habis dan AA menuju ke ruangan konseling Apoteker untuk menanyakan
kepada apoteker tentang masalah tersebut.

Asisten Apoteker : “Bu, ini ada resep dari dokter”.


Apoteker : “(mengambil resep dan membacanya)”.
Asisten Apoteker : “bu ini stok obat alofar habis, kira-kira boleh diganti
dengan merek lain gak bu, yang tersedia di rak hanya
ada allupurinol generik bu”
Apoteker : iya boleh mba, tapi atas persetujuan dokter yang menulis
resep, sebentar saya coba konfirmasi menelpon dokter
tersebut. (Apoteker menghubungi dokter)
Apoteker : Assalamualaikum,Selamat siang dokter, benar dengan
dokter wahyu?
Dokter : Siang, iya benar, ini dengan siapa ?
Apoteker : Maaf menganggu waktunya dok. Ini saya V Krisma Sindyanti
selaku apoteker dari apotek suka waras mau menanyakan
resep atas nama Ny. Winarsih pada tanggal 12 Juli 2017.
Dokter : Iya mbak, ada masalah?
Apoteker : Begini dokter untuk obat alofar ternyata stok di apotek
habis dok. Untuk itu saya merekomendasikan menggantinya
dengan allupurinol generik Bagaimana menurut dokter?
Dokter : Kalau yang lain ada tidak?
Apoteker : mohon maaf dok, kebetulan di apotek hanya tersedia
allupurinol generik dok
Dokter : kok bisa tidak tersedia sih mba, kan apotek besar. Masa
iya stoknya bisa sampai habis.
Apoteker : saya sangat mohon maaf atas ketidaknayaman ini dokter.
Dokter : ya sudah kalau begitu mba, tapi kamu bisa menjamin
efektivitasnya akan sama dengan obat yang saya resepkan.
Apoteker :iya dok, menurut ISO yang saya baca kandungannya sama
dengan obat yang dokter resepkan
Dokter : masa ? tapi kan biasanya obat dagang lebih poten
dibandingkan obat generik.
Apoteker : iya dok, selama kandungan obatnya sama, masih dapat
ditoleransi dan efeknya tidak berbeda signifikan dok
Dokter : ya sudah terserah saja.
Apoteker : oh iya dok, terimakasih banyak. Maaf sudah mengganggu
waktunya
Dokter : iya
Apoteker : Assalamualaikum..

Apoteker meracik obat dan meberikan obat yang disetujui.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Kemampuan menerapkan tehnik komunikasi yang efektif memelukan


latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi
tidak dalam kemampuan tetapi dalam di mensi nilai, waktu dan ruang yang
turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi bagi klien.

Komunikasi juga akan memberikan dampak bila dalam penggunaanya di


perhatikan sikap dan tehnik komunikasi. Hal lain yang cukup penting di
perhatikan adalah di mensi hubungan. Dimensi ini merupakan faktor penunjang
yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan hubungan komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai