Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA PROFESI

APOTEKER DIAPOTEK KIMIA FARMA MOH TOHA


BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Praktik Kerja Profesi


Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Jenderal Achmad Yani

WARDAH AULIA, S.Farm


3351211224

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma Moh Toha Bandung dapat
diselesaikan. Tujuan dari penulisan laporan akhir Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini adalah
sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan sidang profesi , pada Program Studi Profesi Apoteker,
Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani. Pelaksaan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
juga bertujuan untuk memberikan bekal bagi calon Apoteker agar nantinya dapat bekerja dengan baik
dan lebih berkompeten di dunia kerja.
Sepenuhnya disadari bahwa keberhasilan Pelaksaan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
Apotek Kimia Farma Moh Toha Bandung tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati, ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Ibu Prof. Dr.Afifah B. Sutjiatmo, MS., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal
Achmad Yani.
2. Ibu Dr. apt. Sri Wahyuni, M.Si. selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi,
Universitas Jenderal Achmad Yani.
3. Ibu Dr. apt. Mira Andam Dewi, M.Si. selaku koordinator Praktik Kerja ProfesiApoteker di Apotek
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Ibu Apt. Ananda Paradita, S.Farm. selaku Pembimbing Praktik Kerja Profesi Apoteker, di Apotek
Kimia Farma Moh Toha Bandung.
5. Ibu Prof. Dr. apt. Elin Yulinah, selaku pembimbing Praktik Kerja Profesi Apoteker di Universitas
Jenderal Achmad Yani.
6. Apoteker Pendamping, TTK dan seluruh karyawan Apotek Kimia Farma Moh Toha Bandung, yang
telah berbagi ilmu penagalaman dan bantuan selama Praktik Kerja Profesi Apoteker.
7. Seluruh Staf pengajar dan karyawan Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi Universitas
Jenderal Achmad Yani.
8. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, dorongan, semangat dan dukungan
kasih sayang.

Cimahi, Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Waktu dan Tempat PKPA ........................................................................ 2
BAB II TINJAUAN KHUSUS ................................................................................ 3
2.1 PT Kimia Farma Apotek ......................................................................... 3
2.2 Apotek Kimia Farma Moh Toha Bandung ............................................... 3
2.3 Pengelolaan Peengelolaan Farmasi .......................................................... 3
2.4 Pelayanan Farmasi Klinik ....................................................................... 10
BAB III TUGAS KHUSUS ................................................................................... 14
3.1 Pendahuluan .......................................................................................... 14
3.2 Pelaksanaan .......................................................................................... 14
3.3 Tinjauan Pustaka ................................................................................... 15
3.4 Hasil dan Pembahasan .......................................................................... 15
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 19
4.1 kesimpulan .............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 20

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Video PIO tentang Gut Brain Axis ................................................... 13
Gambar 3.2 Poster PIO Gut Brain Axis ................................................................. 15

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Denah Apotek Kimia Farma Moh. Toha .......................................... 21
Lampiran 2. Struktur Organisasi Kimia Farma Moh. Toha .................................. 22
Lampiran 3. Etiket Obat Apotek Kimia Farma Moh. Toha………………………23
Lampiran 4. Kartu Stok Apotek Kimia Farma Moh. Toha ................................... 24
Lampiran 5. Salinan Resep Kimia Farma Moh. Toha .......................................... 25
Lampiran 6. Form UPDS Kimia Farma Moh. Toha ............................................. 26
Lampiran 7. Surat Pesanan Kimia Farma Moh. Toha .......................................... 27
Lampiran 8. Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika ....................................... 28
Lampiran 9. Penyimpanan Obat berdasarkan kelas Terapi .................................. 29
Lampiran 10. SIPNAP Apotek Kimia Farma Moh. Toha .................................... 30
Lampiran 11. Faktur Kimia Farma Moh. Toha .................................................... 31

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 bahwa
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat (Depkes RI, 2009).
Kesehatan dapat dicapai masyarakat melalui akses ke sarana kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan adalah apotek. Apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan
kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab oleh
Apoteker kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian yang
dilakukan oleh Apoteker di apotek meliputi pelayanan farmasi klinis dan
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
(Depkes RI, 2016).
Pelayanan kefarmasian yang semula berorientasi kepada produk (drug
oriented) mengalami pergeseran paradigma menjadi berorientasi kepada pasien
(patient oriented) yang mengacu kepada prinsip pelayanan kefarmasian
(pharmaceuticalcare). Pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) merupakan
pelayanan komprehensif, dimulai dari pengelolaan obat hingga pelayanan farmasi
klinis yang secara langsung bertanggung jawab kepada keselamatan pasien.
Perubahan orientasi ini menuntut Apoteker untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian yang dimiliki agar dapat melaksanakan tugas dan
kewenangannya sebagai seorang apoteker, serta berkontribusi dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Ketika meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
apoteker dalam menjalankan pelayanan kefarmasian, maka Program Studi Profesi
Apoteker Universitas Jenderal Achmad Yani bekerja sama dengan Apotek Kimia
Farma untuk menyelenggarakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA), salah
2
satunya di Apotek Kimia Farma Moh. Toha. Pelaksanaan PKPA ini diharapkan
dapat membekali calon apoteker untuk memahami peran dan tanggung jawab
apoteker berdasarkan pada standar pelayanan kefarmasian sehingga kedepannya
dapat mengabdikan diri sebagai apoteker yang profesional.

1.2 Tujuan
Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek adalah agar calon Apoteker
dapat:
1. Mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
mengelola apotek.

2. Memahami praktik kefarmasian secara profesional sesuai dengan standar


pelayanan kefarmasian di apotek.
3. Memiliki wawasan dan keterampilan serta pengalaman praktis untuk
mengelola serta melaksanakan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care)
di apotek.
4. Menggambarkan tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di apotek.

1.3 Waktu dan Tempat PKPA


Program Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan di Apotek
Kimia Farma Moh. Toha, di mulai dari tanggal 2 Januari 2022 hingga 31 Januari
2022 bertempat yang bertempat di Jalan Moh Toha No. 274 Bandung.

3
BAB II
TINJAUAN KHUSUS

2.1 PT Kimia Farma Apotek

Sejarah PT Kimia Farma Apotek dimulai hampir dua abad yang lalu yaitu tahun 1817
yang kala itu merupakan perusahaan farmasi pertama didirikan Hindia Belanda di Indonesia
bernama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Kemudian pada awal kemerdekaan
dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia dan seterusnya pada tanggal 16 Agustus
1971 menjadi PT (Persero) Kimia Farma, sebuah perusahaan farmasi negara yang bergerak
dalam bidang industri farmasi, distribusi, dan apotek. Sampai dengan tahun 2002, apotek
merupakan salah satu kegiatan usaha PT Kimia Farma (Persero) Tbk, yang selanjutnya pada
awal tahun 2003 di-spin-off menjadi PT Kimia Farma Apotek.
PT Kimia Farma Apotek menjadi anak perusahaan PT Kimia Farma (Persero) Tbk sejak
tanggal 4 Januari 2003 berdasarkan akta pendirian No. 6 tahun 2003 yang dibuat di hadapan
Notaris Ny. Imas Fatimah, S.H di Jakarta dan telah diubah dengan akta No.42 tanggal 22 April
2003 yang dibuat di hadapan Notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H. Akta ini telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan surat keputusan No: C-09648 HT.01.01 TH 2003 tanggal 1 Mei 2003.
Saat ini PT Kimia Farma Apotek bertrasnformasi menjadi healthcare provider
company, suatu perusahaan jaringan layanan kesehatan terintegrasi dan terbesar di Indonesia,
yang pada akhir tahun 2020 memiliki 1278 apotek, 500 klinik dan praktek dokter bersama, 75
laboratorium klinik, dan 10 optik, dengan visi menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan
yang terkemuka dan mampu memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.

2.2 Apotek Kimia Farma Moh Toha Bandung


Apotek Kimia Farma Moh. Toha merupakan salah satu apotek pelayanan dari PT.
Kimia Farma Apotek yang berada di wilayah Unit BM Bandung, berlokasi di Jalan
Mohammad Toha No. 274, Bandung. Apotek Kimia Farma Moh. Toha mempunyai lokasi
yang sangat strategis karena berdekatan dengan pemukiman penduduk, Klinik Moh.
Toha, Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih, serta akses jalan yang dua arah sangat
ramai dilewati kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Fasilitas yang dimiliki
Apotek Kimia Farma Moh. Toha yaitu swalayan farmasi, ruang tunggu, tempat
penyerahan resep dan pengambilan obat, ruang peracikan, rak obat, toilet, dan mushola.
Gambar denah Apotek Kimia Farma Moh Toha dapat dilihat pada Lampiran I.

4
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 tahun 2017
tentang Apotek menyatakan bahwa Apoteker pemegang SIA (Surat Izin Apotek) dalam
menyelenggarakan Apotek dapat dibantu oleh Apoteker pendamping, tenaga teknis
kefarmasian/tenaga administrasi. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian wajib memiliki
surat izin praktik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Apotek Kimia Farma
Moh. Toha dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dipimpin oleh seorang Pharmacy
Manager yang merupakan Apoteker pemegang SIA, dibantu oleh 1 (satu) orang Apoteker
Pendamping (APING), 1 (satu) Supervisior dan 2 (dua) orang Tenaga Teknis Kefarmasian
(TTK). Gambar Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma Moh Tohadapat dilihat pada
Lampiran II.

2.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi di Apotek Kimia Farma Moh Toha


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu prosesyang merupakan siklus
kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan..Tujuan dilakukannya pengelolaan
perbekalan farmasi ini adalah untuk menjaga danmenjamin ketersediaan barang di apotek
sehingga tidak terjadi kekosongan barang ataupun penumpukan barang. Adapun
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dilakukan di Apotek Kimia Farma Moh Toha Bandung, meliputi:

2.3.1 Perencanaan
Secara umum perencanaan di Apotek Kimia Farma Moh. Toha memperhatikan pola
penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat. Selain itu Apotek Kimia
Farma Moh. Toha melakukan perencanaan perbekalan farmasi berdasarkan beberapa
referensi data yaitu:
1. Data Histori
Merupakan data lampau atau data penjualan 3 bulan terakhir, data tersebut
memberikan sejumlah riwayat data barang-barang yang cepat habis atau laku terjual.
2. Buku Defekta
Buku defekta adalah buku yang berisikan nama atau daftar obat yang habis atau
akan habis. Data barang yang masuk dalam buku defekta didasarkan pada kartu stok
obat. Kartu stok berfungsi untuk melihat jumlah barang yang masuk dan keluar,
5
menghindari terjadinya kehilangan barang, serta sebagai pertimbangan dalam
pemesanan barang selanjutnya. Barang yang kurang laku atau tidak laku akan dipesan
dalam stok yang minimal.
3. Buku Penolakan
Buku Penolakan adalah buku yang berisikan nama atau daftar obat yang ditolak
permintaanya oleh Kimia Farma Moh Toha kepada pasien karena beberapa alasan
yaitu:
a. Barang kosong
b. Tidak tertulis pada buku defecta
c. Subsitusi dengan obat lain
d. Disarankan untuk membeli ke apotek Kimia Farma lainya dan
e. Melakukan pembelian mendesak ke apotek lain barang atau obat yang sering
ditolak atau dicari dijadikan pertimbangan untuk perencanaan barang atau obatdi
bulan berikutnya.
4. Analisis Pareto
Analisis pareto yaitu sistem pengadaan barang berdasarkan kecepatan
perputaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pemasukan dan disusun
berurutan berdasarkan nilai jual dari yang tertinggi sampai yang terendah, dan
disertai jumlah atau kuantitas barang yang terjual. Klasifikasi berdasarkan pareto
ABC adalah sebagai berikut:
• Pareto A merupakan kelompok barang yang mempunyai volume keuangan
persediaan serta prioritas paling tinggi. Jenis barang tersebut hanya 15-20%
dari total jumlah barang persediaan dan memberikan omset mencakup 80% dari
total nilai jual. Barang klasifikasi A ini wajib dipesan dan tidak boleh datang
terlambat.
• Pareto B merupakan kelompok barang dengan volume keuangan persediaan
serta prioritas sedang. Jenis barang ini 20-25% dari jumlah barang persediaan
dan mencakup 15% terhadap omset dari nilai persediaan.
• Pareto C merupakan kelompok barang dengan volume keuangan dan prioritas
paling rendah. Jenis barang ini meliputi sekitar 50-60% dari total barang, yang
mencakup hanya sekitar 5% terhadap omset apotek.

6
2.3.2 Pengadaan
1. Pengadaan Rutin
Sistem Minmax, yaitu pembelian barang yang dilakukan secara otomatis oleh
komputer. Pengadaan ini dilakukan secara rutin setiap 2 minggu oleh seluruh

Apotek Kimia Farma dengan mengambil data dari pareto 3 bulan terakhir dan
dari penjualan bulan terakhir. Data yang telah direkap oleh BM (Bussiness
Manager) dikirim ke Apotek melalui email untuk dilakukan evaluasi barang
yang akan dipesan, setelah melakukan proses input, barang yang dipesan akan
dikirim kembalike BM, kemudian BM mengirim surat pesanan ke distributor dan
ke Apotek. Pada saat distributor datang dan membawa barang, Surat Pesanan
(SP) asli dari apotek yang telah di tandatangani oleh apoteker diberikan ke
distributor.
Sistem BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek), yaitu pembelian rutin yang
dilakukan dengan membuat Surat Pesanan (SP) ke PBF dan mengirim BPBA ke
BM. Lalu BM akan melanjutkan permintaan yang dibuat oleh apotek ke PBF.
Kemudian PBF akan mengirimkan barang-barang yang dipesan apotek
berdasarkansurat pesanan.
2. Pengadaan Non Rutin
a. Pengadaan Cito
Pengadaan cito merupakan pengadaan barang melalui BM untuk dipesankan
ke PBF dan diantarkan secepat mungkin karena barang tersebut sangat
dibutuhkanpasien atau ditunggu oleh pasien. Pengadaan ini dapat juga dilakukan
langsung ke PBF dengan menghubungi PBF melalui telepon kemudian membuat
SP barang langsung ke PBF yang bersangkutan yang ditandatangani oleh APA.
Setelah barangdan faktur datang semua, pembuatan cito harus dilaporkan ke BM.
b. Pengadaan Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerjasama antara Apotek Kimia Farma
dengan suatu perusahaan atau distributor yang menitipkan produknya di apotek.
Proses pengadaan konsinyasi yaitu supplier akan menitipkan produk dari
perusahaan di Apotek Kimia Farma untuk dijual. Barang konsinyasi ini biasanya
berupa produk yang baru beredar di pasaran atau produk yang baru berada dalam
listing. Produk-produk pengadaan konsinyasi yang terdapat di Apotek Kimia
Farma Moh Toha antara lain alat kesehatan dan suplemen kesehatan seperti
7
nutrimax, sea quil, dan natureline.
c. Dropping
Dropping dilakukan jika barang yang diminta tidak ada dalam persediaan
dan dilakukan untuk menghindari penolakan resep atau obat. Apotek Kimia
Farma M.Toha Bandung akan memeriksa stok barang di Apotek Kimia Farma
lain. Apabila barang terdapat di Apotek Kimia Farma lain, maka selanjutnya
dapat dilakukan konfirmasi kepada apotek tersebut dan dibuat permintaan
mendesak kepada melalui sistem POS Kimia Farma.
d. Pengadaan Mendesak
Pengadaan mendesak dilakukan bila memerlukan obat namun tidak tersedia
di apotek Kimia Farma. Pengadaan mendesak dilakukan dengan cara membeli
barang ke apotek lain selain apotek Kimia Farma.

2.3.3 Penerimaan
Penerimaan di Apotek Kimia Farma Moh Toha dilakukan oleh petugas apotek.
Barang yang diterima dapat berasal dari BM atau PBF. Saat melakukan penerimaan,
petugas apotek harus memeriksa dengan teliti kesesuaian antara Surat Pesanan (SP),
faktur dan fisik barang yang datang. Pemeriksaan dilakukan terhadap nama barang,
jenis barang, jumlah barang, nomor batch, tanggal kadaluarsa obat serta kondisi

fisik barang. Apabila barang sesuai dengan pemesanan, faktur diberi stempel
apotek, tanggal dan ditandatangani oleh petugas pembelian serta diberi nomor urut
penerimaan.
Faktur yang asli dikembalikan kepada PBF yang akan digunakan sebagai bukti
penagihan, sedangkan satu lembar salinan disimpan dan digabungkan dengan SP
untuk arsip di apotek. Jika barang tidak sesuai dengan SP atau ada kerusakan fisik,
maka bagian pembelian akan membuat nota pengembalian barang atau retur dan
mengembalikan barang tersebut ke PBF yang bersangkutan untuk ditukar dengan
barang yang sesuai.

2.3.4 Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma Moh Toha disusun
secara alfabetis berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, stabilitas, golongan obat,
kelas pareto, dan fast moving dengan menggunakan prinsip FIFO (First In First

8
Out), yaitu barang pertama kali masuk akan dikeluarkan/dijual terlebih dahulu serta
FEFO (First Expired First Out) artinya barang yang dengan masa kadaluarsa yang
terlebih dahulu harus keluar lebih dulu. Untuk produk Kimia Farma, obat generik,
kelas pareto C masing – masing disimpan di lemari tersendiri.
Wadah penyimpanan obat dengan resep terbuat dari plastik tebal dan diberi
label identitas berisi nama dagang dan nama zat aktif. Kategori obat (kelas terapi,
Fast Moving, Generik, Inhealth, bentuk sediaan, stabilitas, produk Kimia Farma dan
Pareto C). Setiap kategori obat memiliki warna label yang berbeda. Setiap wadah
penyimpanan diberi kartu stok sebagai dokumentasi pemasukan dan pengeluaran
obat dari penyimpanan. Barang yang sudah melalui proses penerimaanoleh petugas
apotek sebelum disimpan ke penyimpanan baik pada wadah ataupun gudang harus
didokumentasikan pada kartu stok dengan mengisi, jumlah yang ditambahkan, sisa
persediaan, nomor bets, masa kadaluarsa dan paraf petugas apotek.

2.3.5 Pengendalian
Apotek Kimia Farma Moh Toha melakukan pengendalian untuk mencegah
atau meminimalisirkan kerugian akibat kehilangan atau kerusakan barang, maka
dilakukan kegiatan pengendalian antara lain :
1. Pencatatan stok obat untuk mengetahui persediaan obat yang sudah habis atau
obat baru. Dilakukan pada saat obat mendekati habis. Pencatatan pada kartu
stok langsung dilakukan pada saat obat sudah keluar atau terjual.
2. Uji petik merupakan kegiatan pencatatan stok barang di apotek yang dilakukan
oleh petugas apotek. Uji petik dilakukan untuk memeriksa kesesuaian antara
barang yang terdapat dalam rak penyimpanan dengan data barang yang
tercantum dalam komputer. Uji petik merupakan salah satu upaya pengendalian
barang di Apotek untuk mengetahui jika ada barang yang hilang. Uji petik
dilakukan secara acak terhadap 20 item perharinya, dan kemudian dicek antara
kesesuaian fisik barang dengan barang yang tercantum dalam komputer. Jika
terjadi ketidaksesuaian antara fisik dengan barang di komputer, maka perlu
diperlukan penelusuran.

9
3. Stock opname dilakukan setiap tiga bulan pada akhir bulan. Stok fisik yang

dihitung adalah sisa fisik barang pada saat berakhirnya periode stock opname.
Tujuannya untuk mengetahui kesesuaian persediaan fisik dengan data
pembukuan maupun sistem.

2.3.6 Pemusnahan
1. Pemusnahan Obat
Pemusnahan obat kadaluarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota. Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan
oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin
praktek atau surat izin kerja. Cara pemusnahan yang dilakukan di Apotek Kimia
Farma M.Toha disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan.
2. Pemusnahan Resep
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain Apotek. Cara pemusnahan Resep di Apotek
Kimia Farma M.Toha dengan cara dibakar.

2.3.7 Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma Moh.Toha
meliputi:
1. Pencatatan Arsip Resep
Perekapan resep dilakukan setiap hari dimana resep dikumpulkan dan
dipisahkan berdasarkan tanggal dibuat atau dikeluarkannya resep. Resep asli
beserta struk harga obat disimpan sebagai arsip. Untuk resep yang mengandung
obat-obat golongan narkotika dan psikotropika direkapitulasi secara terpisah dan
diberi tanda, yang akan digunakan untuk keperluan pembuatan laporan penggunaan
narkotika dan psikotropika.
2. Pencatatan Kartu Stok
Pencatatan ini dilakukan terhadap barang yang masuk dari pembelian dan
barang yang keluar dari hasil penjualan. Pencatatan barang yang masuk dilakukan

10
pada kartu stok manual dengan mencatat tanggal, nomor faktur, jumlah barang,
nomor batch, expired date, dan paraf. Pencatatan barang yang keluar dilakukan
dengan mencatat tanggal, nomor resep, jumlah barang, dan sisa barang.
3. Pencatatan Defekta
Defekta adalah buku yang berisi daftar barang yang habis atau hampir habis
selama pelayanan atau barang-barang yang stoknya dianggap kurang karena
diperkirakan akan cepat terjual (fast moving).
4. Pencatatan Bukti Setoran Kas (BSK) dan Laporan Ikhtisar Penjualan Harian
(LIPH).
Pencatatan dan penyerahan BSK dan LIPH oleh Apotek Kimia Farma ke BM
Bandung dilakukan setiap hari. BSK dan LIPH merupakan suatu dokumen yang
berfungsi sebagai alat bukti uang yang masuk ke apotek sesuai dengan barang yang
dijual. BSK adalah dokumen tanda terima setoran kas dari Apotek Kimia Farma ke
BM yang dibuat pada saat pergantian shift, sedangkan LIPH adalah rincian terhadap
uang per hari yang akan disetorkan ke BM.

5. Buku Penolakan
Digunakan untuk mencatat obat atau barang apa saja yang ditolak dan sering
dicari oleh pasien.
6. Laporan Penggunaan Narkotika dan Psikotropika
Untuk melaporkan penggunaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek,
dilaporkan secara online melalui SIPNAP (Sistem Informasi Penggunaan Narkotika
dan Psikotropika)

2.4 Pelayanan Kefarmasiaan Klinik


2.4.1 Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pengkajian dan pelayanan resep merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
meliputi penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP, termasuk peracikan obat dan
penyerahan disertai pemberian informasi. Pengkajian dan pelayanan resep
dilakukan untuk semua resep yang masuk tanpa kriteria pasien. Pengkajian resep
yang dilakukan meliputi persyaratan administrasi, farmasetik, dan klinis. Pada
setiap tahap alur pelayanan Resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya
kesalahan pemberian Obat (medication error).

11
Pengkajian dan pelayanan terdiri dari :
a. Pelayanan Obat Resep Tunai
Pelayanan resep tunai dilakukan terhadap pasien yang membeli obat atas dasar
resep dokter dengan pembayaran tunai. Prosedur pelayanan resep yaitu penerimaan
resep, pengkajian resep, perjanjian dan pembayaran, penyiapan obat, pemeriksaan
akhir, pemberian kwitansi dan copy resep (jika diminta), penyerahan obat dan
pemberian informasi obat.
b. Pelayanan Obat Tanpa Resep Dokter
Pelayanan obat-obat tanpa resep dokter dapat berupa pembelian obat bebas,
obat bebas terbatas dan obat–obat yang termasuk dalam Daftar Obat Wajib apotek
(DOWA) serta suplemen makanan. Pasien yang akan membeli obat-obat keras yang
termasuk dalam Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA) harus mengisi formulir Upaya
Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) yang berguna untuk membantu dalam
pengontrolan pengeluaran obat etikal Formulir UPDS ini akan disatukan dengan
bukti pembayaran dan kemudian dikumpulkan lalu disimpan sebagai Formulir
UPDS.
Metode pelayanan UPDS adalah dengan WWHAM (Who, What, How long,
Action, Medicine) yaitu siapa yang sakit, apa gejala yang dirasakan, sudah berapa
lama, apa saja tindakan yang sudah dilakukan, obat apa saja yang telah dikonsumsi.
Jika pasien baru pertama kali menggunakannya, maka apoteker berkewajiban
memberikan penjelasan mengenai obat tersebut, baik cara pakai maupun dosis
penggunaan, serta verifikasi akhir terhadap pemahaman pasien akan dimintai tanda
tangan pasien sebagai bukti obat telah diserahkan pada pasien sesuai
denganpermintaan resep. Data penyerahan resep kredit yang telah dilayani akan
diinput kedalam komputer. Data ini akan dikirim ke BM untuk selanjutnya
dilakukan penagihan kepada perusahaan dan instansi yang bersangkutan. Pelayanan
resep kredit diberikan kepada instansi atau badan usaha yang telah mempunyai
Ikatan Kerja Sama (IKS) dengan BM

2.4.2 Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi obat.
Setelah melakukan pengkajian resep dilakukan penyiapan obat sesuai dengan
permintaan resep, melakukan peracikan obat bila diperlukan, memberikan etiket,
memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang berbeda
untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah.
12
2.4.3 Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) diberikan kepada pasien pada saat penyerahan
obat oleh apoteker. PIO di apotek bertujuan untuk memberikan dasar pengertian
mengenai penggunaan obat yang aman dan efektif untuk menjamin terlaksananya
pelayanan informasi obat maupun konseling kepada pasien secara ideal sehingga
pelaksanaan pharmaceutical care atau pelayanan kefarmasian tercapai dengan baik.
Informasi yang diberikan oleh apoteker pada saat PIO yaitu; nama obat, dosis,
kegunaan atau khasiat obat, cara pemakaian dan interval pemakaian obat, cara
penyimpanan obat, efek samping yang mungkin terjadi, interaksi obat (bila ada),
makanan, minuman atau aktivitas yang harus dihindari, dan informasi mengenai
obat dengan cara pemberian khusus.
2.4.4 Pelayanan Swalayan Farmasi
Apotek Kimia Farma memiliki swalayan yang melakukan penjualan barang
barang selain perbekalan sediaan farmasi, seperti alat kesehatan, perlengkapan bayi,
susu, kosmetika perawatan wajah, kulit, obat-obat bebas berbentuk tablet, kapsul,
cair, multivitamin, produk herbal atau jamu, madu, makanan minuman ringan,
sabun, shampo, dan lain-lain. Barang-barang tersebut diatur sedemikian rupa
sehingga konsumen dapat memilih barang yang dibutuhkan dengan leluasa.
Pembayaran dilakukan di kasir, untuk pembelian resep disertai dua struk, yaitu satu
untuk pembeli dan satu lagi untuk arsip apotek.
2.4.5 Pelayanan Delivery Service
Pelayanan ini diperuntukkan baik bagi resep tunai maupun obat bebas
perorangan yang dilakukan melalui telepon. Prosedur pelayanannya, petugas
Apotek mencatat nama pasien, alamat, nomor telpon, serta nama obat signa obat
dan jumlahnya. Selanjutnya petugas memeriksa stok obat dan harga obat lalu
menginformasikannya ke pelanggan. Jika harga di setujui, kemudian ditanyakan
kepada pelanggan apakah perlu dibuatkan kwitansi atau salinan resep. Setelah
penyiapan obat selesai, obat diantar ke alamat pasien, saat dirumah pasien petugas
meminta resep pasien dan memeriksa keabsahan resep disertai pembayarannya.
2.4.6 Konseling
Konseling Obat merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Kriteria pasien/keluarga pasien yang
13
perlu diberikan konseling yaitu:
• Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal,
ibu hamil dan menyusui).
• Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM,

AIDS, epilepsi).

• Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus (penggunaan kortikosteroid


dengan tappering down/off).

• Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin,
teofilin).

• Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk indikasi penyakit
yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu Obat untuk
penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenisObat.
2.4.7 Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan terapi obat merupakan proses yang memastikan bahwa seorang
pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping. Tujuan pemantauan
terapi obat yaitu untuk meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan resiko
dari Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD), meminimalkan biaya
pengobatan, menghormati pilihan pasien. Di apotek Kimia Farma M.Toha,
dilakukan dengan cara telefarma via aplikasi Whatsapp dengan kondisi pasien yang
mengalami penyakit degeneratif dan polifarmasi.
2.4.8 Pelayanan Home Pharmacy care
Pelayanan ini merupakan pelayanan dimana pasien akan terus diikuti
perkembangannya selama tahap pengobatan dengan cara berkunjung ke rumah
pasien atau menghubungi pasien melalui telepon menanyakan keadaanya. Namun
pelayanan Home Pharmacy Care belum dilakukan di Apotek Kimia Farma M.Toha.
2.4.9 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Monitoring Efek Samping Obat merupakan kegiatan pemantauan setiap respon
terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal
yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
memodifikasi fungsi fisiologis. Kegiatan ini meliputi identifikasi Obat dan pasien
yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek samping Obat. Kemudian mengisi
formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan melaporkannya ke Pusat
14
Monitoring Efek Samping Obat Nasional. Namun belum ada laporan MESO yang
dilakukan di apotek Kimia Farma M.Toha.

15
BAB III
TUGAS KHUSUS
PEMBUATAN VIDEO PIO GUT BRAIN AXIS

3.1 Pendahuluan
Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik
kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien (Kemenkes, 2016). Pelayanan kefarmasian di era perubahan dan
persaingan global saat ini, mengalami perubahan paradigma dari drug oriented
menjadi patient oriented yang mengacu pada pelayanan kefarmasian. Kegiatan
pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebegai
komoditas berubah orientasi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (Ankie Aulia., 2011).
Dalam melaksanakan bisnis apotek, ada beberapa aspek yang dapat
meningkatkan penjualan dari apotek tersebut. Inovasi – inovasi harus dituntut pada
setiap karyawan perusahaan dalam bisnis apotek yang dikelola. Inovasi tersebut
dapat diimplementasikan dalam strategi persaingan pasar. Apabila dalam bisnis
apotek tidak memiliki inovasi – inovasi, maka bisnis apotek akan kalah dengan
apotek – apotek yang memiliki inovasi bisnis dalam persaingan dagang. Persaingan
dagang dapat dilakukan dengan mempromosikan barang untuk meningkatkan laba
apotek seperti melalui video,iklan, pameran, presentasi dan cara – cara lain yang
dianggap efektif untuk meningkatkan penjualan.
Apotek Kimia Farma Moh.Toha merupakan apotek yang bergerak dalam
bidang pelayanan kefarmasian dan sedian farmasi lainnya. Dalam melaksakan
penjualan bisnis, apotek kimia farma melakukan upaya promosi untuk
memperkenalkan produk – produk yang tersedia di kimia farma. Upaya promosi
produk pada Apotek Kimia Farma Moh.Toha bertujuan untuk meningkatkan
penjualan produk sehingga didapatkan laba yang dapat menguntukan bagi apotek.

3.2 Pelaksanaan
Tugas khusus ini yaitu pembuatan video dan poster yang berisi informasi
terkait gut brain axis yang diambil dari beberapa sumber. Informasi yang
disampaikannya terdiri dari:

16
a. Apa itu gut brain axis
b. Pengaruh gut brain axis pada tubuh
c. Faktor yang mempengaruhi gut brain axis
d. Dampak gut brain axis terhadap tubuh
e. Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki gut brain axis
f. Informasi yang dapat disampaikan kepada masyarakat

3.3 Tinjauan Pustaka

Pemberian informasi obat (PIO) adalah kegiatan penyerahan dan pemberian informasi
obat kepada pasien yang mendapatkan resep dari dokter agar mereka atau pasien
memahami dan mengerti tentang indikasi obat, dosis obat, cara penggunaan obat, jangka
waktu pemakaian, cara penyimpanan, tanggal batas guna, efek samping dan cara
mengatasinya (jika ada) serta terapi non farmakologi.

Pembuatan video merupakan salah satu metode komunikasi yang digunakan dalam
pemasaran untuk memberikan informasi tentang produknya.Informasi bisa bersifat verbal
dan visual. Penggunaan platform video dipilih karena mengikuti perkembangan zaman
masyarakat sekarang yang telah mengenal konten- konten video melalui youtobe,
instagram,tiktok dll. Supaya lebih banyak dilihat, video harus dibuat semenarik mungkin.
Pesan yang disampaikan dalam video jugaharus sejelas mungkin supaya masyarakat bisa
menangkap pesan dalam video yang telah dibuat.

3.4 Hasil dan Pembahasan


3.4.1 Hasil

Gambar 3.1 Video PIO Gut Brain Axis


17
Gambar 3.2 Poster PIO Gut Brain Axis

18
3.4.2 Pembahasan

Gut brain axis adalah suatu komunikasi antara syaraf pada otak dengan
mikrobiota atau sekumpulan bakteri yang ada pada saluran pencernaan. Beberapa contoh
microbiota tersebut adalah bakteri Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus salivarius,
Lactobacillus rhamnosus dan Streptococcus thermophilus. Syaraf yang terletak pada otak
manusia sangat berkaitan dengan faktor psikologis dan psikososial manusia tersebut,
sedangkan faktor psikologis berperan penting dalam munculnya gangguan pada saluran
pencernaan terutama gangguan gastrointestinal.
Makanan yang kita makan akan mempengaruhi keseimbangan mikrobiota usus.
Pengaturan pola makan dengan gizi seimbang akan membantu menjaga komposisi
mikrobiota usus dalam kondisi optimal. Secara umum, makanan tinggi serat dengan
kandungan protein yang seimbang, serta rendah gula dan lemak akan menimbulkan
kondisi yang optimal untuk menjaga keseimbangan mikrobiota di saluran pencernaan.
Selain pengaturan pola makan, pengaturan pola hidup sehat seperti olahraga rutin dan tidur
teratur juga akan memberikan dampak baik bagi keseimbangan mikrobiota di saluran
pencernaan.
Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat
badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah
masalah gizi. Gizi seimbang yaitu apabila asupan makanan cukup secara kuantitas,
kualitas, dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan tubuh seperti karbohidrat,
protein, serat dan vitamin. Tujuannya agar kesehatan tubuh terjaga, pertumbuhan
sempurna (pada anak-anak), zat gizi tersimpan, dan aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-
hari berjalan optimal.
Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan
rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang
masuk dengan memantau berat badan secara teratur, yaitu :
1. Mengkonsumsi aneka ragam pangan
Keanekaragaman pangan adalah aneka ragam kelompok pangan yang terdiri dari
makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan air serta beraneka ragam
dalam setiap kelompok pangan. Yang dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini
selain keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang seimbang,

19
dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur. Anjuran pola
makan dalam beberapa dekade terakhir telah memperhitungkan proporsi setiap
kelompok pangan sesuai dengan kebutuhan yang seharusnya. Demikian pula jumlah
makanan yang mengandung gula, garam dan lemak yang dapat meningkatkan resiko
beberapa penyakit tidak menular, dianjurkan untuk dikurangi. Akhir-akhir ini minum air
dalam jumlah yang cukup telah dimasukkan dalam komponen gizi seimbang oleh karena
pentingnya air dalam proses metabolisme dan dalam pencegahan dehidrasi.
a. Makanan pokok antara lain: Beras, kentang, singkong, ubi jalar, jagung, talas, sagu,
sukun.
b. Lauk pauk sumber protein antara lain: Ikan, telur, unggas, daging, susu dan kacang-
kacangan serta hasil olahannya (tahu dan tempe).
c. Sayuran adalah sayuran hijau dan sayuran berwarna lainnya; antara lain : Brokoli, Daun
kecipir, Pepaya muda, Sawi, Kembang kol, Buncis, Labu Siam, , dll.
d. Buah-buahan adalah buah yang berwarna; antara lain : Alpokat, Anggur, Apel merah,
Apel malang, Belimbing, Blewah, Duku, Durian, Jambu; dll.

• Protein
Kemudian dari segi protein dibutuhkan 50-14 gram protein setiap harinya. Cara
mendapatkan protein tersebut cukup mudah. Dalam sekali porsi hidangan 75
gram daging sapi, ayam, atau ikan terdapat sekitar 18-22 gram protein dan dalam
segelas susu terdapat 10 gram protein.

20
• Karbohidrat
Untuk karbohidrat, bisa didapatkan dari berbagai macam makanan seperti sayur-
sayuran, kacang-kacangan, beras, dan sebagainya. Dalam sehari cobalah untuk
mendapatkan karbohidrat dengan serat yang lebih menyehatkan untuk tubuh.
Sekitar 25-35 gram karbohidrat dibutuhkan setiap harinya.
• Lemak
Seseorang yang sedang menjalankan diet 1.800 kalori setidaknya harus
mendapatkan 40-65 gram lemak setiap harinya. Lemak-lemak dalam bentuk baik
bisa didapatkan dari minyak, kacang-kacangan,biji-bijian, dan ikan.

2. Membiasakan perilaku hidup bersih


Budaya perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan
terhadap sumber infeksi. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami
penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh
berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih
banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang menderita infeksi
terutama apabila disertai panas (demam).
Demikian pula sebaliknya, seseorang yang menderita kurang gizi akan
mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena pada keadaan kurang gizi daya tahan
tubuh seseorang menurun, sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk dan
berkembang.
3. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga
merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan
zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain
itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk
metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan
zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.

4. Memantau Berat Badan (BB) secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal
Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi
keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan yang normal, yaitu

21
berat badan yang sesuai untuk tinggi badannya. Indikator tersebut dikenal dengan Indeks
MasaTubuh (IMT). Pemantauan Berat Badan normal merupakan hal yang harus menjadi
bagian dari Pola Hidup dengan Gizi Seimbang, sehingga dapat mencegah penyimpangan
Berat Badan, dan apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah
pencegahan dan penanganannya.
Adapun pengaruh gut brain axis pada tubuh yaitu :
Depresi
Lebih dari 30% penderita depresi mengalami usus bocor atau permeabilitas
lapisan usus yang mengakibatkan bakteri dapat merembes ke dalam aliran darah
Skizophrenia
Kurangnya bakteri usus normal menyebabkan perubahan perkembangan otak
sehingga gangguan kompleks terjadi seperti skizophrenia.
Obesitas dan diabetes
Mikrobiota usus baru-baru ini telah dikemukakan sebagai faktor yang
bertanggung jawab untuk kenaikan berat badan dan gangguan metabolisme tubuh
yang menyebabkan penyakit kardiometabolik lain seperti aterosklerosis, obesitas dan
diabetes melitus type 2. Mikrobiota usus mengubah metabolisme dengan
meningkatkan ekstraksi energi, modulasi sistem imunologi, dan mempengaruhi
metabolisme lipid.
Kanker usus
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak memengaruhi kesehatan usus dan
usus bahkan dapat memengaruhi kesehatan otak. Sistem komunikasi antara usus dan
otak disebut sumbu usus-otak. Kedua organ ini terhubung baik secara fisik maupun
biokimia dalam beberapa cara berbeda. Dr Ruairi Robertson, seorang nutrisionis,
menjelaskan bahwa menariknya, usus memiliki 500 juta saraf yang terhubung ke otak
melalui saraf di sistem saraf. Salah satunya adalah Saraf vagus. Saraf vagus adalah
saraf terbesar yang menghubungkan usus dan otak. Saraf vagus mengirimkan sinyal
di kedua arah. Misalnya, dalam penelitian pada hewan, stres menghambat sinyal yang
dikirim melalui saraf vagus dan juga menyebabkan masalah pencernaan. Demikian
pula pada manusia. Ini menunjukkan bahwa saraf vagus penting dalam sumbu usus-
otak dan perannya dalam stres. Usus dan otak juga terhubung melalui bahan kimia
yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter yang diproduksi di otak
mengendalikan perasaan dan emosi. oleh karena itu, gangguan fungsi pada organ usus
atau kanker usus akan sangat memberikan dampak pengaruh terhadap kesehatan jiwa.
22
Gastrointestinal
Penyakit gastrointestinal muncul dari faktor psikis dan faktor lingkungan,
termasuk paparan infeksi bakteri, penggunaan antibiotik, pelecehan seksual atau fisik,
dan juga respon keluarga terhadap penyakit, yang secara sinergis membentuk
psikologis seseorang.
Gastrointestinal adalah gangguan lambung akibat dari interaksi usus yang
berubah karena faktor fisiologis dan psikologis melalui gut brain axis, di mana gejala
otak dan usus saling mempengaruhi secara timbal balik. dalam konsep gut brain axis
ini, gangguan pada saluran pencernaan bisa berbuntut pada adanya gangguan psikis.
Kalau saluran cerna baik, otomatis sensor ke atas ke otak kita juga jadi bagus. Timbal
balik hubungannya. Kalau misalnya bagus, otomatis kerja tubuh kita jadi lebih baik
mood-nya, jadi happy. Pasien FGID datang dengan kelainan pada persepsi visceral,
neuroendokrin dan fungsi kekebalan tubuh, yang dipengaruhi oleh tekanan psikologis.
Otak tidak normal aktivasi sebagai respons terhadap rangsangan visceral, atau
perubahan keterlibatan jalur turun dan naik, telah terlibat dalam patofisiologi FGID.
• Faktor yang dapat mempengaruhi gut brain axis :
a. kebocoran usus
b. kebocoran lambung
c. jumlah bakteri pada usus yang tidak seimbang
d. kebersihan makanan serta pola hidup yang tidak sehat.
• Hal yg dpt dilakukan untuk memperbaiki gut brain axis :
a. Pemberian probiotik untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mengatasi
munculnya dysbiosis
b. mengonsumsi makanan yg mengandung asam lemak omega 3 untuk
meningkatkan bakteri baik diusus dan mengurangi resiko gangguan otak,
c. mengonsumsi makanan fermentasi untuk mengubah aktuvitas otak,
d. mengonsumsi makanan yg berserat tinggi (serat prebiotik) yang baik untuk
bakteri usus dan mengurangi hormon stress
e. mengonsumsi makanan kaya polifenol seperti teh hijau, kakao, minyak zaitun
dan kopi
f. mengomsumsi makann yg mengandung tryptophan seperti telur dan keju.

Informasi yang dapat disampaikan kepada masyarakat dari video dan poster PIO
mengenai gut brain axis adalah menjaga pola makan dan pola hidup yang baik karena
23
apapun yang kita makan akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan pencernaan kita,
apabila sistem pencernaan kita baik maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap
perkembangan otak, Dua organ ini memang punya fungsi dan lokasi yang jauh berbeda.
Tapi ternyata keduanya saling berhubungan satu sama lain. Hal tersebut terjadi karena
sejumlah saraf yang ada pada otak dipengaruhi usus. oleh karena itu, apabila usus kita
sehat, maka kesehatan jiwa pun juga akan baik.

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Apotek Kimia Farma Moh. Toha merupakan salah satu apotek pelayanan dari PT.
Kimia Farma Apotek yang berada di wilayah Unit BM Bandung, berlokasi di Jalan
Mohammad Toha No. 274, Bandung. Apotek Kimia Farma Moh. Toha mempunyai lokasi
yang sangat strategis karena berdekatan dengan pemukiman penduduk, Klinik Moh.
Toha, Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih, serta akses jalan yang dua arah sangat
ramai dilewati kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Fasilitas yang dimiliki
Apotek Kimia Farma Moh. Toha yaitu swalayan farmasi, ruang tunggu, tempat
penyerahan resep dan pengambilan obat, ruang peracikan, rak obat, toilet, dan mushola.
Gambar denah Apotek Kimia Farma Moh Toha dapat dilihat pada Lampiran I.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai. Tujuan dilakukannya pengelolaan
perbekalan farmasi ini adalahuntuk menjaga danmenjamin ketersediaan barang di apotek
sehingga tidak terjadi kekosongan barang ataupun penumpukan barang. Adapun
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dilakukan di Apotek Kimia Farma Moh Toha Bandung sudah sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016.
Dari paparan poster dan video diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya peran
mikrobiota usus dalam menjaga kesehatan tubuh manusia. Adanya gangguan pada
keseimbangan mikrobiota usus dapat menimbulkan beragam penyakit, karena mikrobiota
di saluran cerna turut mempengaruhi kerja otak dan perilaku, serta kondisi psikologis
seseorang. gut brain axis mengacu pada koneksi fisik dan kimia antara otak dan
pencernaan. Kedua organ ini ternyata saling berpengaruh satu sama lain. Ada jutaan saraf
dan neuron yang terkoneksi di antara keduanya. Artinya, mengubah jenis bakteri dalam
pencernaan menjadi bakteri yang baik akan sangat mungkin berpengaruh dan membuat
otak menjadi sehat. Untuk meningkatkannya, bisa dilakukan dengan mengonsumsi
makanan kaya serat, probiotik, hingga yang tinggi kandungan protein dan vitamin nya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2006). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.


Ankie Aulia Rachmandani, Sampurno, & Purnomo, A. (2011). Jurnal Manajemen
dan Pelayanan Farmasi. Yogyakarta: Pascasarjana Fakultas Farmasi,
Universitas Gadjah Mada.
BPOM. (2001). Keputusan kepala badan pengawas obat dan makanan republik
indonesia nomor hk.00.05.23.3644 Tentang Ketentuan Pokok
Pengawasan Suplemen Makanan.
BPOM. (2002). Badan pengawas obat dan makanan republik indonesia, 3–5.
Cummins, J. (1991). Promosi Penjualan. Jakarta: Binarupa Aksara.
Depkes RI. (2009). Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009.
Depkes RI. (2012). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 006 Tahun 2012
Tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional.
Depkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.
Megan Clapp, Nadia, A., Lindsey, H., Manisha, B., Emily, W., & Sarah. W. (2017).
Gut microbiota’s effect on mental health: The gut-brain axis 2. Vol : 7:987
Giada De Palma, Stephen M Collins, and Premysl Bercik. (2019) The microbiota-gut-
brain axis in functional gastrointestinal disorders. McMaster University;
Hamilton,Cana. 5:3, 419-429
Jeremy Appleton, ND. (2018). The Gut-Brain Axis: Influence of Microbiota on Mood and
Mental Health. Integrative Medicine : Vol. 17, No. 4
Kashif Mukhtar, Hasham Nawaz, & Shahab Abid. (2019. Functional gastrointestinal
disorders and gut-brain axis: What does the future hold?. World J Gastroenterol
: 25(5): 552-566
Menteri Kesehatan RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.

26
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah Apotek Kimia Farma Moh. Toha

27
Lampiran 2 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma Moh. Toha

Pharmacy Manager
apt. Ananda Paradita, S. Farm

Apoteker Pendamping Apotek


(APING)
apt. Madania Avianty. D, S. Farm

Supervisor Tenaga Tekhnis Kefarmasian (TTK)


Laely Tresna, Amd. Farm Shania, Amd, Farm.

28
Lampiran 3 Etiket Obat Apotek Kimia Farma Moh. Toha

(a)

(b)

Keterangan :

(a) Etiket obat luar

(b) Etiket obat dalam

29
Lampiran 4. Kartu Stok Apotek Kimia Farma Moh. Toha

30
Lampiran 5. Salinan Resep Apotek Kimia Farma Moh. Toha

31
Lampiran 6. Form UPDS Apotek Kimia Farma Moh. Toha

32
Lampiran 7. Surat Pesanan Apotek Kimia Farma Moh. Toha

33
Lampiran 8. Tempat Penyimpanan Obat Narkotika dan Psikotropika Kimia
Farma Moh. Toha

34
Lampiran 9. Penyimpanan Obat Berdasarkan Kelas Farmakologi

35
Lampiran 10. SIPNAP Narkotika dan Psikotropika Kimia Farma Moh Toha Bandung

(a)

(b)

Keterangan :
(a) SIPNAP Narkotika
(b) SIPNAP Psikotropika

36
Lampiran 11. Contoh Faktur Kimia Farma Moh Toha Bandung

37

Anda mungkin juga menyukai