DI
PUSKESMAS KEDAI DURIAN
Disusun Oleh:
RINDA RAMADANI, S.farm
222130084
Disusun oleh :
RINDA RAMADANI, S.Farm
222130084
Pembimbing
Taruli Rohana Sinaga, SP.,MKM., Ph.D apt. Dra. Modesta Tarigan, M.Si
NIDN 0116107103 NIDN 0119036801
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek
Kerja Pendidikan Profesi Apoteker (PKPPA) dan menyusun laporan Praktek
Kerja Pendidikan Profesi Apoteker (PKPPA) yang diselenggarakan pada tanggal
13 November sampai 8 Desember 2023 di UPT Puskesmas Kedai Durian. Adapun
Praktek Kerja Pendidikan Profesi ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia untuk memperoleh gelar
apoteker.
Terlaksananya Praktek Kerja Pendidikan Profesi Apoteker ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Parlindungan Purba, SH., MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara
Medan
2. Ibu Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes selaku Rektor Universitas Sari
Mutiara Indonesia
3. Ibu Taruli Rohana Sinaga, SP., MKM., Ph.D selaku Dekan Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ibu apt. Dra Modesta Harmoni Tarigan, M.Si sebagai ketua program
Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
5. Ibu apt. Cut Masyitah Thaib, S.farm.,M.Si, selaku Pembimbing yang
telah berkenan memberikan arahan, bimbingan dan berbagi
pengalamannya kepada penulis selama melaksanakan praktek kerja
pendidikan profesi apoteker hingga selesainya penulisan laporan ini.
6. Ibu apt. Khadijah, S.Farm selaku apoteker Penanggung jawab Apotek
(APA) di UPT Puskesmas Kedai Durian yang telah berkenan
memberikan arahan, bimbingan, pengetahuan dan pengalamannya
kepada penulis selama menjalani PKPPA sampai selesainya
penyusunan laporan ini
7. Seluruh pegawai di UPT Puskesmas Kedai Durian atas kerja sama dan
bantuan yang telah diberikan selama penulis melaksanakan Praktek
Kerja Pendidikan Profesi Apoteker di UPT Puskesmas Kedai Durian
8. Seluruh staf pengajar Program Studi Profesi Apoteker Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara yang telah
memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada penulis
9. Kedua orangtua tercinta, serta Keluarga yang senantiasa selalu
memberikan kasih sayang, semangat, doa restu dan dukungan kepada
penulis.
10. Teman-teman sejawat PKPPA di UPT Puskesmas Kedai Durian atas
kerja sama dan bantuan yang diberikan selama penulis melakukan
PKPPA.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Rinda Ramadani
RINGKASAN
calon Apoteker dengan melihat secara langsung cara pengelolaan suatu Apotek
peran dan fungsi Apoteker dalam pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
RINGKASAN.................................................................................................. v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Tujuan PKPPA di Puskesmas............................................... 3
1.3 Manfaat PKPPA di Puskesmas............................................. 4
1.4 Pelaksanaan Kegiatan........................................................... 4
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 32
4.1 Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker............................ 32
4.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP................................. 32
4.3 Pelayanan Informasi Obat (PIO)................................................... 38
4.4 Pelayanan Kefarmasian................................................................. 38
4.4.1 Pelayanan Resep........................................................... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 41
5.1 Kesimpulan........................................................................... 41
5.2 Saran..................................................................................... 41
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. UPT. Puskesmas Kedai Durian ................................................ 44
Lampiran 2. Apotek UPT. Puskesmas Kedai Durian.................................... 45
Lampiran 3. Meja Kerja dan Peracikan Apotek UPT. Puskesmas Kedai
Durian ....................................................................................... 46
Lampiran 4. Rak Obat Apotek UPT. Puskesmas Kedai Durian ................... 47
Lampiran 5. Etiket Obat .............................................................................. 48
Lampiran 6. Alur Pelayanan Resep UPT. Puskesmas Kedai Durian ........... 49
Lampiran 7. Resep ........................................................................................ 50
Lampiran 8. Kartu Persediaan Obat............................................................... 51
Lampiran 9. Lembar Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO).................................................................................... 52
Lampiran 10.Lemari High Alert, Narkotika dan Psikotropika UPT.
Puskesmas Kedai Durian .......................................................... 53
Lampiran 11. Gudang Obat UPT. Puskesmas Kedai Durian ......................... 54
Lampiran 12. Kegiatan Konseling Obat ........................................................ 55
Lampiran 13. Kegiatan Promosi Kesehatan ISPA ......................................... 56
Lampiran 14. Program Kesehatan Leaflet Obat Ispa...................................... 57
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Nomor 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam
(Permenkes, 2019).
1
pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung
lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
2
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaran Pelayanan
3
Kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan pada unit pelayanan berupa ruang
dana, prasarana, sarana dan metode tatalaksana yang sesuai dalam upaya
(PKPPA) merupakan salah satu sarana bagi calon Apoteker untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
di Puskesmas.
4
3. Mampu melakukan promosi kesehatan masyarakat.
Puskesmas.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM
yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
masyarakat.
6
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan
a. Paradigma sehat.
dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi oleh
c. Kemandirian masyarakat.
dan masyarakat.
d. Pemerataan.
7
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan
dua fungsi yaitu sebagai penyelenggara UKM dan UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya selain itu juga puskesmas memiliki fungsi sebagai wahana
pendidikan
bidang kesehatan, wahana program intersip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit
8
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
dibidang kesehatan.
penyakit.
9
berkesinambungan bermutu dan holistic yang mengintegrasikan faktor
preventif.
kerja.
a. Kepala Puskesmas.
c. Penanggung jawab.
10
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan
paradigma lama yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi
yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus
didukung oleh sumber daya manusia dan sarana dan prasarana (Depkes RI, 2006).
Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu
kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan bahan medis habis pakai
11
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis
pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan puskesmas.
a. Perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai yang
mendekati kebutuhan.
setiap periode dilaksanakan oleh ruang farmasi di puskesmas. Proses seleksi obat
dan bahan medis habis pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit,
pola konsumsi obat periode sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai juga harus
mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan formularium nasional.
Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas
seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang
waktu kekosongan Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih. (Menkes
12
RI, 2016).
Tujuan permintaan obat dan bahan medis habis pakai adalah memenuhi
kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di puskesmas, sesuai dengan
Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima obat dan bahan medis habis pakai dari instalasi farmasi kabupaten/kota
sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar obat yang
puskesmas dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu (Menkes RI,
2016).
dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti,
jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan isi
Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat
13
diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu
Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap obat yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan obat sesuai dengan
obat dapat disimpan dalam wadah baru yang dapat menjamin keamanan,
meliputi nama obat dan zat aktifnya, bentuk dan kekuatan sediaan, nama
c. Disimpan pada suhu yang sesuai sebagaimana tertera pada kemasan dan/atau
e. Dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta
14
f. Memperhatikan kemiripan penampilan dan penamaan obat Look Alike Sound
terkalibrasi.
i. Penyimpanan obat dan bahan obat harus dilengkapi dengan kartu stok, dapat
Kartu stok harus memuat informasi nama obat, bentuk sediaan, kekuatan
pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan medis habis pakai secara merata dan
15
jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat (Menkes RI, 2016). Sub-sub unit di Puskesmas dan
b. Puskesmas Pembantu
c. Posyandu
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan
dengan cara pemberian obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian
obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh
pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada
Kepala BPOM.
Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin
edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan
16
a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b. telah kadaluawarsa
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri
dari:
a. Membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakaiyang akan
dimusnahkan;
terkait;
Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan untuk
agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan
a. Pengendalian persediaan
b. Pengendalian penggunaan
17
c. Penanganan sediaan farmasi hilang, rusak dan kadaluarsa.
8. Administrasi
kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat dan bahan medis habis pakai secara
tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang diterima, disimpan,
a. Bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai telah
dilakukan
9. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai
obat dan bahan medis habis pakai sehingga dapat menjaga kualitas
Habis Pakai.
RI, 2016).
18
yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan obat dan
bahan medis habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
bertujuan untuk:
Puskesmas
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
c) Tanggal resep
19
b. Persyaratan farmasetik meliputi:
b) Duplikasi pengobatan
d) Kontra indikasi
Tujuannya adalah:
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
Tujuannya adalah:
20
a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lain di
memadai).
Kegiatannya seperti:
dan pasif.
c. Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan lain-lain.
d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap,
serta masyarakat.
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
3. Konseling
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan
21
pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama
penggunaan obat.
Kegiatannya seperti:
pemakaian, apa efek yang diharapkan dari obat tersebut, dan lain-lain.
a. Kriteria pasien:
c) Pasien dengan obat yang berindeks terapetik sempit dan poli farmasi.
d) Pasien geriatrik
e) Pasien pediatrik
a) Ruangan khusus
22
Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan
mendapat risiko masalah terkait obat misalnya lanjut usia, lingkungan sosial,
Care) yang bertujuan tercapainya keberhasilan terapi obat (Menkes RI, 2016).
Apoteker sebagai penanggung jawab, yang dapat dibantu oleh Apoteker, tenaga
teknis kefarmasian da/atau tenaga kesehatan lainnya sesuai kebutuhan. Dalam hal
di bawah pembinaan dan pengawasan apoteker yang ditunjuk oleh Kepala Dinas
kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan
23
lainnya dengan menggunakan bahasa verbal, nonverbal maupun bahasa lokal.
d. Selalu belajar sepanjang karier baik pada jalur formal maupun informal,
sehingga ilmu dan keterampilan yang dimiliki selalu baru (up to date).
Sarana adalah suatu tempat, fasilitas yang secara langsung terkait dengan
jumlah karyawan, angka kunjungan dan kepuasan pasien (Depkes RI, 2006).
Ruang penerimaaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu) set meja
dan kursi, serta 1 (satu) set komputer jika memungkinkan. Ruang penerimaan
resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
Ruang pelayanan resep dan peracikan meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan
timbangan obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan
24
pengemas obat, lemari pendingin, temperatur ruangan, blangko salinan resep,
etiket dan label obat, buku catatan pelayanan resep, buku-buku referensi
standar sesuai kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. Ruang ini diatur agar
penerimaan resep.
d. Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku,
pengobatan pasien dan lemari arsip serta 1 (satu) set komputer jika
memungkinkan.
suhu.
25
f. Ruang arsip
pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai dan pelayanan kefarmasian
Istilah ruang disini tidak harus diartikan sebagai wujud ruangan secara fisik,
namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan setiap fungsi
tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat digabungkan
lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi.
26
BAB III
Puskesmas Kedai Durian terletak di Jl. Sari No.- Kelurahan Kedai Durian, Kec. Medan
Johor. Puskesmas Kedai Durian memiliki wilayah kerja seluas 430 Ha, Meliputi 3
Kelurahan dan 33 lingkungan dengan jumlah penduduk 48.332 Jiwa Kecamatan Medan
Johor merupakan bagian pemerintah Kota Medan. Kecamatan Medan Johor meliputi 6
27
o Luas wilayah = 430 Ha
JUMLAH LUAS
NO KELURAHAN JUMLAH KK
LINGKUNGAN WILAYAH
1. Titi Kuning 7.589 15 180
Jumlah Penduduk
Luas Jumlah
N Laki- Perempua Jumlah
Kelurahan Wilayah Lingkunga
o laki n Penduduk
(Ha) n
Titi
1 12.884 13.040 25.924
180 15
Kuning
Kedai
2 4.429 4.323 8.752
98 5
Durian
Suka
3 6.796 6.860 13.656
152 13
Maju
28
Berdasarkan Tabel 3.2 diatas didapat bahwa distribusi penduduk di
Wilayah kerja puskesmas Kedai Durian paling banyak adalah Kelurahan Titi
Visi:
Visi : Terwujudnya Masyarakat Kota medan yang Sehat dalam keberkahan, Maju
dan Kondusif
Misi:
29
- Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana yang bersifat
UKM
kesehatan di puskesmas. Untuk sarana atau fasilitas yang ada di UPT Puskesmas
30
10 Kamar Mandi 6
UPT Puskesmas Kedai Durian memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari
tenaga medis, paramedik dan staf adminitrasi dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai
berikut:
didapatkan 10 Besar Penyakit yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Kedai
Tabel 3.5 Data 10 Besar Penyakit di UPT. Puskesmas Kedai Durian Tahun
2022
31
3 Penyakit pada sitem otot dan 596
jaringan pengikat
4 Infeksi penyakit usus lain 577
5 Penyakit vulva dan jaringan 418
periapical
6 Penyakit kulit alergi 341
7 Penyakit lain pada saluran 293
pernpasan atas lain
8 Diare 269
9 Penyakit kulit infeksi 237
10 Penyakit dan kelainan susunan 227
saraf lainya
32
BAB IV
PEMBAHASAN
Puskesmas Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor dilakukan selama tiga minggu
kerja terhitung mulai dari tanggal 13 November sampai 8 Desember 2023. Hal
pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), pelayanan
Pada proses pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
a. Perencanaan
jenis, jumlah obat dalam rangka pengadaan. Tujuan dari perencanaan ini yaitu
tersedianya jenis dan jumlah obat yang tepat sesuai kebutuhan, menghindari
penggunaan obat.
1. Pola penyakit.
Sebelumnya)
33
Perencanaan obat untuk satu tahun dituangkan dalam Rencana
b. Permintaan
puskesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
adalah memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di puskesmas,
sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Formulir LPLPO berisi
nomor, nama obat, stok awal, penerimaan, pamakaian, persediaan, sisa stok,
dan bahan medis habis pakai di UPT Puskesmas Kedai Durian dilakukan
3. Permintaan obat ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dan
34
permintaan obat ini khusus permintaan dari poli di puskesmas dengan dana
c. Penerimaan
yang diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola
dibawahnya.
sediaan, kekuatan sediaan, jumlah kemasan, jumlah obat, kondisi fisik obat
Penerima obat wajib menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah kurang dan
35
d. Penyimpanan
yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin. Disini yang lebih diutamakan persyaratan
generik.
Expired First Out (FEFO) untuk masing-masing obat. Artinya obat yang masuk
pertama dikeluarkan terlebih dahulu dari obat yang datang kemudian. Untuk obat
Look Alike Sound Alike (LASA) dan obat High Alert diberikan penanda khusus,
Lemari Obat High Alert dan Lemari Sediaan Pemakaian Obat Luar) dan Rak
lemari khusus tertutup dan memiliki penguncian ganda (double lock) dimana
kedua kuncinya disimpan oleh dua orang berbeda (Apoteker dan Tenaga Teknis
Kesehatan) dengan tujuan agar pengeluaran dan pemasukan obat dapat dipantau,
obat psikotropika dan narkotika menjadi tanggung jawab apoteker. Obat yang
termolabil seperti vaksin disimpan di kulkas dan suhunya dipantau setiap hari.
Sediaan yang telah masuk digudang selalu dicatat di buku dan kartu stock
dimana meliputi nama obat, asal/sumber obat, nomor batch, tanggal kadaluarsa,
36
tanggal sediaan masuk dan keluar, serta jumlah sisa stok.
e. Pendistribusian
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu,
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di UPT Puskesmas Kedai
Puskesmas (IGD, Poli Umum, Poli Gigi, TB Paru dan KIA, Poli Anak).
Apotek Puskesmas dengan membawa resep yang didapat dari dokter. Alur
distribusi sediaan farmasi kepada pasien diawali dengan diterimanya resep oleh
farmasetis dan persyaratan klinis), jika ada yang tidak/kurang jelas, ditanyakan
menyiapkan obat. Peracikan obat dilakukan sesuai dengan yang tertulis diresep.
Kemudian obat diberikan ke pasien dengan etiket yang jelas serta dilakukan
obat, khasiat obat, dosis obat, cara pemakaian obat, waktu pemakaian obat dan
efek samping obat. Obat dan Pelayanan di Puskesmas tidak dipungut biaya kepada
pasien.
Selama Praktek Kerja Profesi Apoteker di UPT Puskesmas Kedai Durian ada
37
ditemukannya obat rusak atau kadaluarsa. Adapun penanganan yang terhadap obat
rusak atau kadaluarsa yaitu memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dari
penyimpanan obat lainnya, selanjutnya didata/dicatat jenis dan jumlah obat yang
rusak atau kadaluarsa agar Apoteker penanggung jawab melaporkan kepada pihak
mengambil sediaan farmasi yang telah kadarluarsa disertai dengan berita acara
dalam setahun untuk sediaan farmasi yang telah kadaluarsa atau pun rusak (terjadi
g. Pengendalian
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit
Pengendalian persediaan
Pengendalian penggunaan
h. Administrasi
38
memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu. Kegiatan administrasi
dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas baik
kepada dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. PIO pada
kesehatan obat mana yang lebih baik diberikan kepada pasien, sedangkan PIO
kepada pasien adalah menjelaskan terkait obat yang diterima oleh pasien, dimana
a. Penerimaan Resep
ii. Memeriksa kelengkapan resep yaitu: nama dr, nomor surat izin
tanggal resep. nama obat, dosis, jumlah yang diminta, nama pasien,
39
iv. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan
b. Peracikan Obat
ii. Mengambil wadah obat dari rak sesuai dengan nama dan jumlah obat
yang diminta dan memeriksa mutu dan tanggal kadaluarsa obat yang
kebutuhan.
sekaligus.
40
yang sesuai dengan permintaan dalam resep dengan jelas dan
dapat dibaca.
terjaga mutunya.
c. Penyerahan Obat
41
BAB V
5.1 Kesimpulan
berikut:
yang berlaku.
5.2. Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
BPOM RI. 2018. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 8 Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat,
Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekusor Farmasi di Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia.
Kase, K.D.C. 2005. Ilustrated Kinesio Taping Fourth Edition. Tokyo: Ken’i-Kai.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Cara Cerdas Gunakan Obat: Buku
Panduan Agent of Change. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
43
Jakarta : 290.
Presiden Republik Indonesia. 2009a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.
Team MMN. (2017). Basic Pharmacology and Drug Notes. Makassar: Medical
Mini Notes Publishing.
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 2. Apotek UPT. Puskesmas Kedai Durian
46
Lampiran 3. Meja Kerja dan Peracikan Apotek UPT. Puskesmas Kedai Durian
47
Lampiran 4. Rak Obat Apotek UPT. Puskesmas Kedai Durian
48
Lampiran 5. Etiket Obat
49
Lampiran 6. Alur Pelayanan Resep UPT. Puskesmas Kedai Durian
50
Lampiran 7. Resep
51
Lampiran 8. Kartu Persediaan Obat
52
Lampiran 9. Lembar Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
53
Lampiran 10. Lemari High Alert, Narkotika dan Psikotropika UPT. Puskesmas
Kedai Durian
54
Lampiran 11. Gudang Obat UPT. Puskesmas Kedai Durian
55
Lampiran 12. Kegiatan Konseling Obat
56
Lampiran 13. Kegiatan Promosi Kesehatan Tentang Ispa
57
Lampiran 14. Program Kesehatan Leaflet Obat Ispa
PUSKESMAS KEDAI
DURIAN
58