Anda di halaman 1dari 11

FARMASI KOMUNITAS

Nama : Maria Ulfa


Kelas : 6A Farmasi
NIM : 51704019
Dosen Pembimbing : Denny Puri A, MARS.,Apt
PEKERJAAN
KEFARMASIAN
A. Ruang Lingkup Pekerjaan
Kefarmasian

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51


Tahun 2009 pasal 5 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Pelaksanaan
Pekerjaan Kefarmasian meliputi:
a. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pengadaan Sediaan Farmasi, meliputi
(pasal 6);
Pengadaan Sediaan Farmasi dilakukan pada fasilitas produksi, fasilitas
distribusi atau penyaluran dan fasilitas pelayanan sediaan farmasi.
Pengadaan Sediaan Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilakukan oleh Tenaga kefarmasian.
Pengadaan Sediaan Farmasi harus dapat menjamin keamanan, mutu,
manfaat dan khasiat Sediaan Farmasi.
b. Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi, meliputi
(pasal 7);
Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi harus memiliki
Apoteker penanggung jawab.
Apoteker penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis
Kefarmasian.
Berdasarkan pasal 8 bahwa fasilitas produksi sediaan farmasi dapat
berupa industri farmasi obat, industri bahan baku obat, industri obat
c. Pekerjaan Kefarmasian dalam Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi,
meliputi (pasal 14):
Setiap Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi berupa obat harus
memiliki seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.
Apoteker sebagai penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian.

d. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan Sediaan Farmasi, meliputi (pasal 19):


Apotek
Instalasi
Instalasi farmasi rumah sakit;
Puskesmas;
Klinik;
Toko Obat; atau
Praktek bersama.
Berdasarkan pasal 20, dalam menjalankan Pekerjaan kefarmasian pada fasilitas
pelayanan kefarmasian, Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker pendamping dan/
atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
1. Pelaku Pekerjaan Kefarmasian diatur dalam PP 51 Tahun 2009 pada
pasal 33 yaitu:
• Tenaga Kefarmasian terdiri atas:
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
• Tenaga Teknis kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b terdiri dari Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis
Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
 
Perizinan Tenaga Kefarmasian diatur dalam PP 51 Tahun 2009 pada
Pasal 39 disebutkan bahwa:
• Setiap Tenaga Kefarmasian yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian
di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi
• Surat tanda registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperuntukkan bagi:
-Apoteker berupa STRA; dan
-Tenaga Teknis Kefarmasian berupa STRTTK.
2. Hubungan Pp No 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian Dengan UU No 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
Hal PP 51 tahun 2009 UU 36 tahun
2009
Tenaga Pasal 33, terdiri dari Pasal 1 no. 6, Tenaga
kesehatan Apoteker dan tenaga kesehatan adalah
setiap orang yang
teknis kefarmasian
mengabdikan diri
dalam bidang
kesehatan serta
memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di
bidang kesehatan
yang untuk jenis
tertentu memerlukan
kewenangan untuk
melakukan upaya
kesehatan.
Pekerja Pasal 5 Pasal 108
an meliputi meliputi
kefarma pengadaan, pembuatan,
sian produksi, termasuk
distribusi, dan pengendalian
pelayanan mutu sediaan
sediaan farmasi. farmasi,
pengamanan,
pengadaan,
penyimpanan dan
pendistribusian
obat hingga
pelayanan
informasi obat
yang dilakukan
oleh tenaga
kesehatan.
Fasilitas Pasal 1 no.7 Pasal 1 no. 7

 
Kesehatan sarana yang suatu alat dan/atau
digunakan untuk tempat yang
menyelenggarakan digunakan untuk
pelayanan menyelenggarakan
kesehatan. upaya pelayanan
kesehatan, baik
promotif, preventif,
kuratif maupun
rehabilitatif yang
dilakukan oleh
Pemerintah,
pemerintah daerah,
dan/atau
masyarakat.
Sediaan obat, bahan obat, Sediaan Farmasi
farmasi obat tradisional adalah obat, bahan
dan kosmetik obat, obat
tradisional, dan
kosmetik.
Tujuan Pasal 4 poin a: Pasal 104 ayat 1:
pekerjaan Memberikan Pengamanan sediaan
kefarmasian perlindungan kepada farmasi dan alat
pasien dan kesehatan
masyarakat dalam diselenggarakan
memperoleh untuk melindungi
dan/atau masyarakat dari
menetapkan sediaan bahaya yang
farmasi dan jasa disebabkan oleh
kefarmasian; penggunaan sediaan
farmasi dan alat
kesehatan yang tidak
memenuhi
persyaratan mutu
dan/atau keamanan
dan/atau
khasiat/kemanfaatan.
Peraturan Pasal 2 ayat (1): Pasal 98
Pemerintah Peraturan Ayat (3) :
Pemerintah ini Ketentuan
mengatur mengenai
Pekerjaan pengadaan,
Kefarmasian penyimpanan,
dalam pengadaan, pengolahan,
produksi, promosi,
distribusi atau pengedaran
penyaluran, dan sediaan farmasi
pelayanan sediaan dan
farmasi. alat kesehatan
harus memenuhi
standar mutu
pelayanan farmasi
yang ditetapkan
dengan Peraturan
Pemerintah.
Ayat (4):
Pemerintah
berkewajiban
membina,
mengatur,
mengendalikan,
dan mengawasi
pengadaan,
penyimpanan,
promosi, dan
pengedaran
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (3).
B. Undang-undang yang Terkait
dengan Pekerjaan Kefarmasian

UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan.


UU No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
UU No 32 Tahun 2004 tentang Regristasi Izin, Praktek Tenaga Kesehatan.
UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Permenkes 284/MENKES/PER/III/2007 tentang Apotik Rakyat.
Permenkes 1148/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi (PBF).
Permenkes 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Regristasi, Izin Praktek dan Izin
Kerja Tenaga Kefarmasian.
Permenkes 028/Menkes/Per/I/2011 tentang Klinik.
Permenkes 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Industri Farmasi
Permenkes 161/Menkes/Per/I/2010 Tentang Regristrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No 35 tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotik
Permenkes No 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
Permenkes nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit
FINISH!!!
THANK YOU…

Anda mungkin juga menyukai