Anda di halaman 1dari 33

PENGELOLAAN NARKOTIKA

DAN PSIKOTROPIKA

MAYARANTI WILSYA, S. FAR., APT.,


M.SC.
TATA KELOLA NARKOTIKA Annual Estimates (Form B)
Paling lambat 30 Juni tahun sebelumnya

Kebutuhan narkotika untuk


Pelayanan Kesehatan Supplement to Form B

Confirmation

Pemilihan Impor Bahan


Baku/Produk Jadi
Persetujuan Impor

Penggunaan Produksi Produk Jadi

Ekspor Penyaluran
PENGELOLAAN OBAT NARKOTIKA DI SARANA
PELAYANAN FARMASI

Pengadaa
n

Pelapora Penerimaa
n n

Pemusnaha Penyimpana
n n

Pengembalia Penyeraha
n n
NARKOTIKA

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
NARKOTIKA

Penggolongan Narkotika :
1. Narkotika Golongan I
adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
contoh : Tanaman Papaver Somniferum L (Opium), Tanaman Erythroxylon (Kokain), Tanaman
Ganja

2. Narkotika Golongan II
adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
contoh : Fentanil, Morfin, Petidin
NARKOTIKA

3. Narkotika Golongan III


adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
contoh : etilmorfina, codeina
PSIKOTROPIKA

• Psikotropika
zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku.
PSIKOTROPIKA

• Obat golongan psikotropika dibagi menjadi 4 golongan :


1. Psikotropika golongan 1 adalah psikotropika yang hanya
dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Brolamfetamin, mekatinona
PSIKOTROPIKA

2. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat


pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
contoh : amfetamina, sekobarbital
3. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
contoh : amobarbital, flunitrazepam.
PSIKOTROPIKA

4. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang


berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Contoh : Fenobarbital, Alprazolam, Diazepam,
Klobazam.
DISTRIBUSI

• Penyaluran Narkotika dan Psikotropika hanya dapat dilakukan berdasarkan :


a. Surat Pesanan
b. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) untuk pesanan dari Puskesmas

• Surat Pesanan Narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika.

• Penyaluran Narkotika Golongan I hanya dapat dilakukan oleh perusahan PBF milik Negara yang
memiliki Izin khusus Impor Narkotika kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk untuk kebutuhan laboratorium

• Surat Pesanan Psikotropika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis
Psikotropika.
DISTRIBUSI

• Penyaluran Narkotika dan Psikotropika dalam bentuk obat jadi hanya dapat
dilakukan oleh :
1. Industri Farmasi kepada PBF dan Instalasi Farmasi Pemerintah
2. PBF kepada PBF lainnya, Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
Instalasi Farmasi Klinik, Instalasi Farmasi Pemerintah, dan Lembaga
Ilmu Pengetahuan
3. Instalasi Farmasi Pemerintah Pusat kepada Instalasi Farmasi Pemerintah
Daerah, Instalasi Farmasi Rumah Sakit milik Pemerintah, dan Instalasi
Farmasi Tentara Nasional Indonesia atau Kepolisian; dan
4. Instalasi Farmasi Pemerintah Daerah kepada Instalasi Farmasi Rumah
Sakit milik Pemerintah Daerah, Instalasi Farmasi Klinik milik
Pemerintah Daerah, dan Puskesmas.
DISTRIBUSI BAHAN BAKU
NARKOTIKA
• Penyaluran Narkotika dalam bentuk bahan baku hanya
dapat dilakukan oleh Perusahaan PBF milik Negara yang
memiliki izin Khusus Impor Narkotika kepada Industri
Farmasi dan/atau Lembaga Ilmu Pengetahuan.

• Penyaluran bahan baku Narkotika hanya dapat dilakukan


berdasarkan surat pesanan dari Apoteker penanggung jawab
produksi dan/atau Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan.
DISTRIBUSI BAHAN BAKU
PSIKOTROPIKA
• Penyaluran Psikotropika dalam bentuk bahan baku hanya
dapat dilakukan oleh PBF yang memiliki izin sebagai IT
(Importir Terdaftar) Psikotropika kepada Industri Farmasi
dan/atau Lembaga Ilmu Pengetahuan
• Penyaluran bahan baku psikotropika hanya dapat dilakukan
berdasarkan surat pesanan dari Apoteker penanggung jawab
produksi dan/atau Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan.
DISTRIBUSI NARKOTIKA &
PSIKOTROPIKA
• Pengiriman Narkotika/Psikotropika yang dilakukan oleh Industri Farmasi, PBF, atau Instalasi
Farmasi harus dilengkapi dengan :
a. Surat Pesanan
b. Faktur dan/atau surat pengantar barang, paling sedikit memuat :
1. Nama Narkotika/Psikotropika
2. Bentuk sediaan
3. Kekuatan
4. Kemasan
5. Jumlah
6. Tanggal Kadaluarsa; dan
7. Nomor Batch
PENYERAHAN NARKOTIKA &
PSIKOTROPIKA
• Penyerahan Narkotika/Psikotropika hanya dapat dilakukan oleh :
a. Apotek
b. Puskesmas
c. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
d. Instalasi Farmasi Klinik; dan
e. Dokter

• Apotek hanya dapat menyerahkan Narkotika/Psikotropika kepada :


a. Apotek Lainnya
b. Puskesmas
c. Instalasi Farmasi Rumah sakit
d. Instalasi Farmasi Klinik
e. Dokter; dan
f. Pasien
PENYIMPANAN NARKOTIKA &
PSIKOTROPIKA

• Tempat penyimpanan Narkotika/Psikotropika di fasilitas produksi,


fasilitas distribusi, dan fasilitas pelayanan kefarmasian harus
mampu menjaga keamanan, khasiat, dan mutu.

• Tempat penyimpanan Narkotika/Psikotropika dapat berupa


gudang, ruangan atau lemari khusus

• Tempat penyimpanan Narkotika/Psikotropika dilarang digunakan


untuk menyimpan barang selain Narkotika.
PEMUSNAHAN NARKOTIKA &
PSIKOTROPIKA

• Pemusnahan Narkotika/Psikotropika hanya dilakukan dalam hal :


a. Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku
dan/atau tidak dapat diolah kembali
b. Telah kadaluarsa
c. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan
dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk sisa
penggunaan;
d. Dibatalkan izin edarnya; atau
e. Berhubungan dengan tindak pidana.
TAHAPAN PEMUSNAHAN NARKOTIKA &
PSIKOTROPIKA
• Tahapan yang dilakukan dalam pemusnahan Narkotika/Psikotropika :
1. Penanggung jawab fasilitas pelayanan kefarmasian menyampaikan surat
pemberitahuan dan permohonan saksi kepada :
a. Kementerian kesehatan dan BPOM bagi Instalasi Farmasi Pemerintah
Pusat
b. Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau Balai Besar/Balai Pengawas Obat
dan Makanan setempat bagi Instalasi Farmasi Pemerintah Provinsi
c. Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dan/atau Balai Besar/Balai
Pengawas Obat dan Makanan setempat, bagi Apotek, Instalasi
Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Instalasi Farmasi
Pemerintah Kabupaten/Kota, Dokter
TAHAPAN PEMUSNAHAN NARKOTIKA &
PSIKOTROPIKA
2. Kementrian Kesehatan, BPOM, Dinas Kesehatan Provinsi, Balai
Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat, dan Dinas Kesehatan
kabupaten/kota menetapkan petugas di lingkungannya menjadi saksi
pemusnahan sesuai dengan surat permohonan sebagai saksi
3. Pemusnahan disaksikan oleh petugas yang telah ditetapkan.
4. Narkotika/Psikotropika dalam bentuk bahan baku, produk antara, dan
produk ruahan harus dilakukan sampling untuk kepentingan pengujian
oleh petugas yang berwenang sebelum dilakukan pemusnahan
5. Narkotika/Psikotropika dalam bentuk obat jadi harus dilakukan
pemastian kebenaran secara organoleptis oleh saksi sebelum dilakukan
pemusnahan.
PEMUSNAHAN NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA

• Penanggung jawab fasilitas pelayanan kefarmasian yang melaksanakan pemusnahan Narkotika/Psikotropika harus
membuat berita acara pemusnahan.

• Berita acara pemusanahan paling sedikit memuat :


a. Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan
b. Tempat pemusnahan
c. Nama penanggung jawab fasilitas pelayanan kefarmasian
d. Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain badan/sarana tersebut
e. Nama dan jumlah Narkotika/Psikotropika yang dimusnahkan
f. Cara pemusnahan
g. Tanda tangan penanggung jawab fasilitas pelayanan kefarmasian dan saksi

• Berita acara dibuat dalam rangkap 3 dan tembusannya disampaikan kepada Direktur Jendral dan Kepala
Badan/Kepala Balai.
PENCATATAN NARKOTIKA &
PSIKOTROPIKA

• Pencatatan paling sedikit terdiri atas :

a. Nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika


b. Jumlah persediaan
c. Tanggal, no dokumen, dan sumber penerimaan
d. Jumlah yang diterima
e. Tanggal, nomor dokumen, dan tujuan penyaluran/penyerahan
f. Jumlah yang disalurkan/diserahkan
g. Nomor batch dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran/penyerahan
h. Paraf dan identitas petugas yang ditunjuk.
PELAPORAN
Laporan Penyerahan/Penggunaan Produk Jadi
Apotek, IF RS, IF Klinik, Lembaga • Nama, bentuk sediaan, dan kekuatan NPP
Iptek, dan dokter praktik perorangan • Jumlah persediaan awal dan akhir
• Jumlah yang diterima
• Jumlah yang diserahkan
Laporan peredaran
NPP yang mudah
diakses, real-time
Kabupaten/Kot dan paper-less
wajib membuat, menyimpan, dan a
menyampaikan laporan pemasukan
dan penyerahan/penggunaan
narkotika dan psikotropika

paling lambat setiap tanggal 10 bulan berikutnya


LAPORAN NARKOTIKA &
PSIKOTROPIKA
• Industri Farmasi, PBF, Instalasi Farmasi Pemerintah Pusat dan Instalasi Farmasi Pemerintah Daerah
wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan laporan Narkotika/Psikotropika setiap bulan kepada
Direktur Jenderal/ Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan tembusan Kepala Badan/Kepala Balai
setempat.

• Pelaporan paling sedikit terdiri atas :


a. Nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika/Psikotropika
b. Jumlah persediaan awal dan akhir bulan
c. Tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan
d. Jumlah yang diterima
e. Tanggal, no dokumen, dan tujuan penyaluran
f. Jumlah yang disalurkan
g. Nomor batch dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran dan persediaan awal dan akhir
LAPORAN NARKOTIKA &
PSIKOTROPIKA
• Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Lembaga Ilmu
Pengetahuan, dan Dokter praktik perorangan wajib membuat, menyimpan, dan
menyampaikan laporan pemasukan dan penyerahan/penggunaan Narkotika setiap
bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan Kepala
Balai Setempat.

• Pelaporan paling sedikit terdiri atas :

a. Nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika


b. Jumlah persediaan awal dan akhir bulan
c. Jumlah yang diterima; dan
d. Jumlah yang diserahkan.
Dikecualikan dari obat yang harus memiliki izin edar untuk obat penggunaan khusus
atas permintaan dokter, obat donasi, obat untuk uji klinik, obat untuk sampel registrasi
dapat dimasukan ke wilayah Indonesia melalui SAS

Menjamin ketersediaan, Mengatur mekanisme pengelolaan


obat yang tidak memiliki izin edar
pemerataan, mutu dan
tetapi di butuhkan oleh pasien
keterjangkauan obat dalam pelayanan kesehatan
KRITERIA SAS
1. Memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat
dan negara
2. Memenuhi standar dan persyaratan keamanan, khasiat dan
mutu
3. Mendukung kebijakan pemerintah di bidang kesehatan
4. Bersifat insidentil; dan/atau
5. Bukan untuk kepentingan komersial
PERSYARATAN SAS
Jenis SAS Persyaratan
1 Obat Donasi • Penerima donasi (bergerak di bidang kesehatan)
• Perjanjian kerjasama antara pemberi dan penerima donasi
• (Donasi Internasional (WHO, • Bukti Safety Efficacy dan Quality (SEQ) Obat
UNICEF, Global Fund) • Expired paling lama 2 tahun
• Program Donasi Global/ CSR
Industri Farmasi • Rekomendasi unit teknis/program terkait atau kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota setempat
• Dokumen pengiriman barang

2 Obat Kebutuhan Perorangan


(Perka BPOM No 30 Tahun
2017) • Rekomendasi dan data dukung dari dokter
• Justifikasi jumlah kebutuhan
• Kiriman obat dari luar
negeri
(perorangan)
• Orang asing yang rutin
menggunakan obat Traveler
yang membawa obat untuk
kebutuhan selama di
Indonesia.
PERSYARATAN SAS

Jenis SAS Persyaratan


3 Obat Kebutuhan Rumah Sakit • Data kebutuhan obat selama 6 bulan.
• Obat untuk pengobatan penyakit langka • Surat rekomendasi dari Pusat Rujukan Obat
• Obat untuk penyakit yang mengancam jiwa Nasional (PRON)
atau serius • Tujuan Penggunaan dari Dokter yang merawat.
• Obat yang tersedia tidak memadai • Informed consent pasien atau surat pernyataan
• Obat tidak tersedia dari Direktur Medik bahwa pasien akan mengisi
• Obat yang tercantum dalam FORNAS) Informed consent sebelum menggunakan obat.
• Bukti Safety Efficacy dan Quality (SEQ) Obat
• Pemasukan Obat SAS dilaksanakan oleh
importir yang ditunjuk (Kimia Farma sesuai SK
Menkes No. 107/MENKES/SK/1/2004

4 Obat untuk Uji Klinik


5 Obat Sampel untuk Registrasi
Kewenangan Badan POM

6 SAS untuk Produk Biologi


MODUS DIVERSI PSIKOTROPIKA

SP

Faktur (- obat)

 Blangko SP di-tt APJ dalam jumlah banyak


 PSA menuliskan Psikotropika PBF
Dokter menuliskan obat
banyak R/ utk ditukarkan
dgn banyak Psikotropika

Dokter/Klinik/Pasar
gelap/Penyalahguna OKNUM MR
TREN PENYERAHAN PSIKOTROPIKA

Jarak sangat jauh

 Dokter tertentu (Umum/SpKJ)


 Dokter menulis Psi sesuai permintaan pasien
Pasien (Pengguna/Pengedar ??)  Dokter diancam pasien
 Pasien meminta resep Psi ke beberapa dokter
at jauh
k s a ng
Jara

Apotek tertentu Resep tdk rasional ????


NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA & OOT PALSU

BTK.
NO NAMA OBAT SEDIAAN HASIL UJI

1 CODEIN Tablet 10 mg Codein (-), CTM (+), GG (+)

Tablet 20 mg Codein (-), GG (+)

2 PETIDIN Injeksi Petidin (-), Lidokain (+)

3 DIAZEPAM Tablet 2 mg Diazepam (-), CTM (+), THP (+)

Tablet 5 mg Diazepam (-)

4 ALPRAZOLAM Tablet 1 mg Alprazolam (-)

5 PHENOBARBITAL Tablet 30 mg Phenobarbital (-)


Kafein(+), Paracetamol (+)

6 TRAMADOL Kapsul 50 mg Tramadol 130%


TUGAS

1. SEBUTKAN CONTOH2 PELANGGARAN TERKAIT


DALAM PENGELOLAAN NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA YANG PERNAH KALIAN TONTON
ATAU BACA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
(MINIMAL 7 KASUS PELANGGARAN)!
2. SEBAGAI SEORANG FARMASIS, BERIKAN
TANGGAPAN ANDA MENGENAI KASUS
TERSEBUT!

Anda mungkin juga menyukai