0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
226 tayangan18 halaman
PBF berfungsi mengadakan, menyimpan, dan mendistribusikan perbekalan farmasi seperti obat dan alat kesehatan dalam jumlah besar ke sarana pelayanan kesehatan lain berdasarkan peraturan yang mengatur tentang izin usaha, persyaratan, dan prosedur kerja PBF."
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Pedagang Besar Farmasi_58d79decf8f7795fc8b68adde49a0f69
PBF berfungsi mengadakan, menyimpan, dan mendistribusikan perbekalan farmasi seperti obat dan alat kesehatan dalam jumlah besar ke sarana pelayanan kesehatan lain berdasarkan peraturan yang mengatur tentang izin usaha, persyaratan, dan prosedur kerja PBF."
PBF berfungsi mengadakan, menyimpan, dan mendistribusikan perbekalan farmasi seperti obat dan alat kesehatan dalam jumlah besar ke sarana pelayanan kesehatan lain berdasarkan peraturan yang mengatur tentang izin usaha, persyaratan, dan prosedur kerja PBF."
PBF adalah badan h u ku m berbentuk perseroan terbatas atau koperasi yang memiliki izin mengadakan penyimpanan dan menyalurkan perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku Menurut peraturan MenKes RI no.1148/MENKES/PER/VI/2011 PBF adalah perusahaan, berbentuk badan h u ku m yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Cara Distribusi Obat yang Baik yang untuk selanjutnya disingkat C D O B adalah distribusi atau penyaluran obat dan atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan m utu sepanjang jalur distribusi atau penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Tempat menyediakan dan menyimpan perbekalan farmasi yang meliputi obat, bahan obat, alat kesehatan. Sebagai sarana yang mendistribusikan perbekalan farmasi ke sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi: apotek, rumah sakit, toko obat berizin dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat lain serta PBF lainnya. Membuat laporan dengan lengkap setiap pengadaan, penyimpanan, penyaluran, perbekalanfarmasi sehingga dapat di pertanggung jawabkan setiap dilakukan pemeriksaan. Sebagai sarana distribusi farmasi bagi industri-industri farmasi. Sebagai saluran distribusi obat- yang aktif obatan guna mempermudah pelayanan kesehatan. bekerja keseluruh tanah air U nt uk membantu secara merata pemerintah dalam dan teratur mencapai kesempurnaan penyidiaan obat-obatan tingkat u n tuk kesehatan. pelayanan Sebagai penyaluran tunggal obat-obatan golongan narkotik dimana PBF k h u s u s , yang melakukannya adalah PT. Kimia Farma. Sebagai aset atau kekayaan nasional dan lapanagn kerja. Izin us a h a PBF diberikan Menteri Kesehatan. oleh Menteri Kesehatan akan melimpahkan wewenangnya tersebut kepada Badan P O M untuk memberikan izin usahanya yang berlaku untuk wilayah seluruh indonesia. K h u s u s pendirian PBF cabang provinsi wajib melaporkan kepada Kantor Dinas Kesehatan Provinsi dengan tembusan kepada Balai Besar POM. Melakukan permohonan izin us a h a kepada Ba da n P O M dengan tembusan Dinas Kesehatan setempat. Permohonan izin us a h a diajukan setelah PBF siap unt uk melakukan kegiatan. Selambat-lambatnya setelah enam hari Dinas Kesehatan a kan menugaskan Balai P O M setempat unt uk melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan PBF dalam melakukan kegiatan. Selambat-lambatnya enam hari setelah penugasan Balai P O M unt uk melakukan pemeriksaan, Balai P O M a kan melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Dinas Kesehatan. Selambat- lambatnya enam hari setelah penugasan Balai P O M Dinas Kesehatan aka n melaporkan kepada Bad a n P O M . Dalam jangka waktu d ua belas hari setelah diterimanya hasil laporan oleh Bada n P O M aka n mengeluarkan izin u s a h a PBF yang telah memenuhi syarat. Setiap pendirian PBF wajib memiliki izin dari Direktur Jenderal yang berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan. PBF diperbolehkan mendirikan PBF Cabang yang periizinnya dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. berbadan h u ku m berupa perseroan terbatas atau koperasi; memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); memiliki secara tetap apoteker Warga Negara Indonesia sebagai penanggung jawab; komisaris/dewan pengawas dan direksi/pengurus tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran peraturan perundang- undangan di bidang farmasi; menguasai bangunan dan sarana yang memadai unt uk dapat melaksanakan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat serta dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi PBF; memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai CDOB. Menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan dengan perlengkapan yang dapat menjamin m u t u serta keamanan obat yang disimpan PBF dan PBF Cabang hanya dapat mengadakan, menyimpan dan menyalurkan obat dan/atau bahan obat yang memenuhi persyaratan m u t u yang ditetapkan oleh Menteri. Dalam hal pengadaan obat dan bahan obat PBF hanya dapat melaksanakannya dari industri farmasi dan/atau sesama P B F. Sedangkan PBF cabang Hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dan atau bahan obat dari PBF pusat Badan PO M akan melakukan pencabutan izin usa ha PBF apabila: Tidak memperkerjakan apoteker atau tenaga teknis kefarmasian penanggung jawab yang memiliki Surat Izin Kerja. Tidak aktif lagi dalam penyaluran obat selama satu tahun. Tidak lagi menyampaikan informasi PBF tiga kali berturut-turut. Tidak memenuhi ketentuan tata cara penyaluran perbekalan farmasi sebagaimana yang ditetapkan Tidak lagi memenuhi persyaratan usa ha sebagaimana ditetapkan dalam peraturan . Sebelum melakukan pencabutan izin u sa ha PBF, Balai Besar POM akan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut terhadap PBF yang bersangkutan dengan mengeluarkan: Peringatan secara tertulis kepada PBF yang bersangkutan sebanyak tiga kali berturut-turut dalam waktu masing-masing dua bulan. Pembekuan izin u sa ha yang bersangkutan untuk jangka waktu enam bulan sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan us aha PBF yang bersangkutan. Pedagang Besar Farmasi lainnya berdasarkan surat pesanan yang di tandatangani oleh penanggung jawab PBF. Apotek berdasarkan surat pesanan yang di tanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek Ru m a h sakit berdasarkan surat pesanan yang di tandatangani oleh Apoteker Kepala instalasi farmasi rumah sakit. Instalasi lain yang di izinkan menkes PBF dilarang menjual obat-obatan secara eceran. PBF dilarang menyimpan dan menyalurkan obat-obatan golongan narkotika tanpa izin k h u s u s . PBF tidak boleh melayani resep dokter PBF dilarang membungkus atau mengemas kembali dengan merubah bungkus asli pabrik kecuali PBF bersangkutan mempunyai laboratorium. PBF hanya boleh menyalurkan obat keras kepada apotek, PBF lain, Instansi yang diizinkan oleh MenKes PBF dan setiap cabangnya wajib menyampaikan laporan secara berkala setiap 3 bulan, mengenai kegiatannya yang meliputi jumlah penerimaan dan penyaluran masing-masing jenis obat-obatan kepada Badan POM dengan tembusan kepala dinas setempat. PBF yang menyalurkan narkotika dan psikotropika wajib menyampaikan laporan penerimaan dan penyaluran sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku disamping laporan berkala. PBF harus memiliki seorang apoteker atau tenaga teknis kefarmasian yang memiliki Surat Izin Kerja (SIK) sebagai penanggungjawab teknis penyimpanan surat penyalura obat dan alat kesehatan. Memiliki seorang apoteker yang memiliki SIK sebagai penanggung jawab Untuk ketenagakerjaan u m u m di PBF minimal tamatan SLTA atau sederajat. Masing-masing tenaga kerja harus bekerja sesuai dengan keahlian, kemampuan, dan keterampilan di bidangnya masing- masing. PBF merupakan suatu sarana yang berbentuk badan h u ku m dengan maksud terdapat kepastian u sah a serta kemudahan pengawasan yang berfungsi mengadakan, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi. Prasarana PBF meliputi perbekalan farmasi berupa obat, bahan obat dan alat kesehatan yang dijual dalam jumlah besar pada sarana pelayanan masyarakat atau PBF lainnya. Melakukan pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian bat dan alat kesehatan dibawah pengawasan apoteker. Menyusun obat dan alat kesehatan digudang PBF Membuat laporan distribusi obat setiap bulan yang menyangkut penerimaan serta penyaluran kepada balai P O M . Membuat surat pengembalian obat-obatan yang telah kadaluwarsa ke pabrik Menyiapkan faktur penjualan obat-obatan dan alat kesehatan untuk informasi ke Balai P OM .