Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN

PRAKTIKUM
KIMIA DASAR

NAMA : Aca nia Anggriyani


NIM : 2105016076
Pas foto KELOMPOK : IV ( empat)
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI
KELAS : Reguler B

LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
KEAMANAN LABORATORIUM DAN PENGENALAN ALAT

Disusun oleh:
Nama :Aca nia anggriyani
NIM :2105016076
Kelompok :IV ( empat )
Kelas :Reguler B
Program Studi : Pendidikan Biologi

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA …

Nama : Aca nia anggriyani


NIM : 2105016076
Kelompok : IV (Empat)
Kelas : Reguler B
Program Studi : Pendidikan biologi
Percobaan ke- :1
Judul Percobaan : Keamanan laboratorium dan pengenalan alat

Samarinda, 26,September,2021
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Dini Novita Ma Yang Pangastuti Aca Nia Anggriyani


NIM.1905026053 NIM. 2105016076
1

PERCOBAAN I
KEAMANAN LABORATORIUM DAN PENGENALAN ALAT

A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui panduan keselamatan kerja di laboratorium kimia
3. Mengetahui berbagai sumber kontaminan kimia
4. Terbiasa dengan peralatan dan prosedur kimia
5. Mengetahui cara menggunakan dan fungsi beberapa alat kimia

B. Dasar Teori
Laboratorium merupakan tempat kegiatan mahasiswa, dosen, peneliti dan lain
sebagainya, melakukan kegiatan percobaan. Percobaan dilakukan dengan berbagai
bahan kimia, peralatan penunjang dan instrumentasi khusus yang mampu
menyebabkan terjadinya kecelakaan jika tidak tepat dalam prosedur yang
digunakan.

sangat tergantung pada fasilitas yang ada di laboratorium dan kepentingan


pemakai laboratorium. Fasiltas yang dimaksud disini adalah adanya ruang
penyimpanan khusus, ruang persiapan, dan tempat penyimpanan seperti lemari,
kabinet, dan rak-rak dan lain sebagainya.

1. Lambang bahan kimia


Nama : Flammable (mudah terbakar)
Lambang : F simbol untuk bahan kimia yang mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau
loncatan bunga api. Penanganan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api. Contoh : Minyak terpentin
2

Nama : toxic (beracun) Lambang : T Bahan yang bersifat beracun yang dapat
menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila terhirup, tertelan, atau
terabsorpsi melalui kulit. Penanganan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari
kontak langsung dengan kulit. Contoh : Metanol, Benzena

Nama : harmful (berbahaya)


Lambang : Xn Bahan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan apabila
terhirup, tertelan, atau kontak dengan kulit. Penanganan : Jangan dihirup, jangan
ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh : Etilen glikol,
Diklorometan

Nama : explosive (mudah meledak)


Lambang : E Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau
percikan bunga api, gesekan atau benturan. Penanganan : Hindari
3

pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik. Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT)

Nama : irritant (mudah mengiritasi)


Lambang : I Bahan yang dapat menyebabkan gatal-gatal, iritasi atau kulit
terbakar. Penanganan : hindarkan kontak langsung dengan kulit Contoh : NaOH,
C6H5OH, Cl2

Nama : Corrosive (korosif)


Lambang : C Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi
pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Penanganan :
Jangan sampai terpercik pada Mata Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
4

Nama : Oxidizing (pengoksidasi)


Lambang : O Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan
bahan pereduksi. Penanganan : Hindarkan dari panas dan reduktor

Nama : Dengerous For the Environment (berbahaya bagi lingkungan)


Lambang : N Bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan yang dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem. Penanganan : Hindari kontak atau bercampur
dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup. Contoh : Tributil
timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin

2. Peralatan laboratorium kimia


5

Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas


dipilih sebagai bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat
yang menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang menguntungkan antara lain :
tembus cahaya atau tembus pandang (opaque), kaku (rigid), tidak mudah
bereaksi dengan bahan kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga tidak
mudah meleleh, terutama pada pemanasan biasa dibawah 1000 C, dan
mudah dilas jika retak dan pecah.
a. . Pengenalan Alat Praktikum Kimia Non Ukur
a. Tabung Reaksi
Digunakan untuk mereaksikan zat, dapat dipanaskan pada nyala
api oksidasi. untuk tabung reaksi dengan gelas bukan borosilikat
bersifat tidak tahan panas. Kapasitas yang tersedia 5 ml, 10 ml, 14
ml, 16 ml, 19 ml, 31 ml, 55 ml, 7 ml.
b. Tabung sentrifugal
Tabung sentrifugal mempunyai bentuk tabung yang salah satu
ujungnya menyerupai kerucut. Tabung sentrifugal biasanya terbuat
dari gelas walaupun ada juga yang terbuat dari bahan plastik atau
kimia. Tabung ini digunakan unttuk tempat bahan yang
diendapkan dengan alat sentrifuge.
• Tabung sentrifugal dengan skala
• Tabung sentrifugal tanpa skala
• Tabung sentrifugal dengan penutup ulir atau skrup.
c. Buret (Burrette)
Buret adalah alat laboratorium dari bahan gelas berbentuk silinder
yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian
bawahnya. Buret digunakan dalam percobaan yang memerlukan
presisi seperti pada eksperimen titrasi dengan cara meneteskan
sejumlah reagen cairan ke dalam obyek dalam wadah gelas di
bawahnya. Pembacaan skala harus dilakukan secara seksama pada
permukaan meniskus zat cair. Ukuran skala Buret : Buret Makro
(50 ml), Buret semi makro (25 ml) dan buret Mikro (10 ml)
6

d. Corong
Corong adalah alat laboratorium berbentuk kerucut dan terdapat
bagian seperti tabung yang sempit. Corong digunakan untuk
memindahkan larutan dan atau menyaring yang biasanya
menggunakan kertas saring.
e. Corong Buchner (Buchner funnel )
Corong Buchner adalah alat laboratorium yang terbuat dari
porselen, gelas atau plastik yang digunakan untuk penyaringan
vakum. Pada bagian atas terdapat sebuah silinder dengan dasar
yang berpori. Corong buchner digunakan untuk menyaring dengan
dipasangkan pada labu penyaring dan pompa penghisap (vacum
pump). Keuntungan menyaring dengan menggunakan corong
buchner adalah lebih cepat jika dibandingkan dengan penyaring
menggunakan corong piala
f. Corong pisah
Corong pisah adalah peralatan laboratorium dari gelas yang
digunakan dalam proses pemisahan cairan dari dua fase yang tidak
dapat bercampur. larutan yang akan dipisahkan digojok terlebih
dahulu kemudian didiamkan beberapa saat sampai masing-masing
larutan terpisah. Larutan dengan masa jauh lebih kecil akan berada
diatas sedangkan massa jenis lebih besar akan berada dibawah.
Larutan yang ada dibawah dikeluarkan hati-hati.
g. Pipet tetes
Terbuat dari gelas dilengkapi karet digunakan untuk mengambil
larutan dalam jumlah kecil ( tetes)
h. Batang pengaduk
Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan atau untuk
membantu memindahkan larutan dari satu wadah ke dalam wadah
lain.
i. Desikator
7

Seperti panci bersusun, dengan pembatas dibagian tengah. Bagian


bawah berisi silica gel sebagai pengering. Digunakan untuk
pengeringan bahan kimia. Pada penutupnya dilapisi dengan vaselin
untuk menjaga tetap kedap udara. Ada 2 macam desikator :
desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya
ada katup yang bisa dibuka tutup, yang di hubungkan selang ke
pompa
j. Beaker glass
Terbuat dari gelas umumnya terbuat dari bahan borosilikat dengan
skala pada dindingnya, digunakan untuk menuang, membuat dan
mendidihkan larutan. Dapat digunakan juga untuk mengukur
volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi
k. Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask/ Conical Flask)
Terbuat dari gelas borosilikat. Digunakan ditempat larutan yang
dititrasi dalam analisa volumetri. Bentuk mirip beaker glass
memiliki leher yang sempit, dengan keuntungan mengurangi
penguapan zat cair dalam pemanasan dan menghindari tumpah
ketika dalam proses pengadukan. Pada sisi luar terdapat skala yang
menunjukan perkiraan
l. Gelas Arloji (Watch Glass
Terbuat dari gelas sebagai penutup dan menimbang bahan kimia
yang berwujud padat atau Kristal
m. Labu ukur
Terbuat dari bahan gelas biasa atau dari bahan borosilikat dengan
volume sampai dengan 2 liter. Untuk membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan dengan akurasi
yang
8

Penyimpanan Alat Untuk menjamin keamanan kerja di


laboratorium, cara penyimpanan alat dan bahan kimia harus
diperhatikan.
Dalam penyimpanan ini harus disediakan khusus ruangan
penyimpanan dan tempat penyimpanan yang bersih, berventilasi
dan mudah dilalui serta didapat bila diperlukan. Untuk itu,
penyimpanan pengambilan dan pengembalian alat atau zat harus
diikuti prosedur yang menjamin keamanan. Berikut ini keterangan
lebih jauh tentang penyimpanan alat.

1. Ruang besi (RB) Ruang ini terbuat bebas dari kelembaban,


cairan, larutan dan air. Gunanya untuk menyimpan alat-alat
dari besi dan logam lainnya seperti : kaki tiga, statif besi,
klem, statif corong, ring besi, dan alat dari besi

2. susunan aggak atas, karena alat dari kayu cukup ringan.


Hindarkan tempat ini dari kelembaban, uap zat dan percikan
cairan atau larutan. Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini
adalah : jepit tabung, rak tabung reaksi, alat sendok bak,
bantalan jepit batu baterai dan lainlain.. Ruang alat kayu (RK)
Ruang ini.

3. Ruang alat optik (RO) Ruang ini merupakan lemari khusus


dan sipasang listrik 15-25 watt di dalamnya. Hindarkan dari
udara dingin atau kelembaban maupun uap zat. Contoh alat
yang disimpan dalam ruang ini adalah : mikroskop,
refraktometer, proyektor, kamera dan lensa-lensa lainnya.

4. Ruang karet, gabus dan plastik (RKGP) Ruang ini berupa laci
atau lemari khusus dan letaknya tidak menjadi masalah.
9

Contoh alat yang disimpan dalam ruang ini adalah : selang


karet, selang plastik, prop karet, prop gabus, gelas kimia
plastik, alat injeksi, pompa hisap plastik, sendok dan spatula
plastik.

5. Ruang alat ukur (RU) Ruang ini bisa berupa laci atau lemari
khusus, tertutup dan dapat dibuka secara mudah, harus bersih
dan kering serta tidak miring. Contoh alat yang disimpan
dalam ruangan ini adalah : termometer, areometer,
piknometer, voltmeter, amperemeter, multimeter dan lain-lain.

6. Ruang alat listrik Ruang ini sama dengan ruang optik. Contoh
alat yang disimpan dalam ruang ini adalah : supply
transformator, adaptor, stabilisator, pengaduk listrik dan lain-
lain.
Di samping cara penyimpanan tersebut juga ada cara penyimpanan atas
dasar frekwensi pemakaian, pencucian, alat volumetri dan lain-lain sebagai
berikut :
1. Alat-alat yang sering digunakan Apabila harga alat-alat ini murah,
tempatkan alat ini pada tempat yang mudah dijangkau praktikan.
Contohnya adalah statif, kaki tiga, kasa asbes, pembakar spiritus, dan
jepit tabung
2. Alat-alat yang sering dicuci Alat-alat ini disinpan pada tempat
tersendiri, sehingga siswa mudah mengambilnya. Contoh alat-alat ini
adalah : gelas kimia, corong, tabung reaksi
3. Alat volumetri Alat ini agak sulit disimpan sehingga lebih baik
dibuatkan tempat khusus untuk menyimpan buret dan pipet

C. Prinsip-Prinsip Penyimpanan Alat


1. Zat dan bahan dasar alat harus diketahui.
10

2. Berat alat harus diperhatian. Alat yang berat harus diletakan di bagian
bawah.
3. Alat-alat yang sering digunakan harus diletakan pada tempat yang
mudah dicapai.
4. Kepekaan alat harus diperhatikan seperti sifat alat dan lingkungannya.
5. Penyimpanan harus menjamin tidak terkontaminasinya alat dengan uap
atau zat kimia.
6. Pisahkan penyimpanan alat berdasarkan golongan bahan dasarnya.
7. Alat yang terdiri dari perangkat set, apabila disimpan harus lengkap,
kalaupun terpisah harus berdekatan, sehingga mudah mencarinya.
8. Alat listrik yang mempunyai arus, dalam menyimpan arus, harus
dibuang dulu atau diputuskan dari sumber arusnya.
9. Tempat penyimpanan alat harus disesuaikan dengan bentuknya.
10. Alat-alat yang mahal harus disimpan di tempat yang aman
Sedangkan untuk keperluan inventarisasi dan praktikum kimia, perlu
dikenal nama, bentuk dan klasifikasinya serta penggunaannya, seperti
sebagai berikut :
1. Mengetahui nama alat.
2. Mengetahui perlengkapan tambahannya
3. Mengetahui kegunaan pokok alat tersebut.
4. Mengetahui spesifikasi alat tersebut.
5. Mengetahui toleransi alat tersebut.
6. Mengetahui dan dapat menggunakan kerja alat.
7. Dapat menguji bekerjanya alat tersebut.

D. Penyimpanan Bahan Beracun,


Bahan Yang Mudah Terbakar, Campuran Berbahaya Dan Bahan Yang
Mudah Meledak.
1. Bahan beracun : Contohnya : HgCl2 (sublimat), persenyawaan sianida,
persenyawaan arsen, gas CO2, persenyawaan sulfur dan nitrat.
11

2. Bahan yang mudah terbakar Contohnya : gas H2, CO, CH4, C2H2, C2H4,
C6H6, NH3, H2S, HCN, N2, CO2, PH3, alkil logam, boran (BH3), CS2.
Cairan organik seperti eter, aseton, benzena, alkohol, metanol, terpentin,
kerosin, naftalen dan minyak bakar.
3. Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap
saat. Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan
penangangan tertentu. Sifat bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi,
toksik, dan mudah terbakar. Sedapat mungkin kontak bahan kimia dengan
kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari. Untuk menghindari bahaya
kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap personel yang terlibat dalam
kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya kesehatan dan
keselamatan kerja (K3). Pemahaman tentang K3 mutlak harus dimiliki
oleh semua pihak yang terlibat pada kegiatan praktikum kimia (Praktikan,
Laboran, Instruktur). Sumber-sumber bahaya yang perlu diwaspadai
selama di laboratorium kimia meliputi :
1. Bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak,
dan karsinogenik
2. Alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan
listrik seperti kompor, alat pemanas, oven, lampu dan sebagainya
3. Alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensi melukai tubuh.
4. Pemanas air atau minyak yang dapat memercik
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Kecelakaan di laboratorium
mungkin saja terjadi meskipun peringatan dan perhatian untuk mematuhi
petunjuk sebaik-baiknya telah diberikan. Oleh karena itu, orang yang
melakukan kerja di lab harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
tindakan-tindakan yang harus diambil bila peristiwa yang diharapkan
terjadi.

Tujuan K3 adalah mewujudkan lingkungan kerja yang aman, sehat,


sejahtera sehingga akan tercapai suasana lingkungan kerja yang aman,
sehat dan nyaman, mencapai tenaga kerja yang sehat fisik, sosial, dan
12

bebas kecelakaan, peningkatan produktivitas dan efisien perusahaan,


peningkatan kesejahteraan masyarakat tenaga kerja. Usaha-usaha K3
meliputi perlindungan terhadap tenaga kerja, perlindungan terhadap bahan
dan peralatan produksi agar selalu terjamin keamanannya dan efisien,
perlindungan terhadap orang lain yang berada di tempat kerja agar selamat
dan sehat
Beberapa macam kecelakaan di laboratorium kimia dan IPA khusunya
seperti berikut :
1. Bahaya terbakar
Kebakaran merupakan kejadian terkena api, uap panas dan barang
yang panas. Terdapat tiga tingkatan problem kebakaran :
a. Tingkat I : Jika hanya merah, olesi dengan minyak atau salep yang
halus dengan perban yang telah dijenuhkan dengan minyak
tumbuhan yang murni atau minyak mineral.
b. Tingkat II : Jika keluar gelembung, tutuplah bagian gelembung
dengan perban steril yang telah diberi minyak cairan atau salep.
c. Tingkat III : Jika jaringan sampai rusak, tutuplah luka dengan
perban yang steril dan minta bantuan dokter
2. Mengobati luka tersayat Bersihkanlah lukanya secara mekanis dengan
menggunakan forcep yang steril atau dengan kain tipis/perban yang
steril dan beri dengan yodium tincture 3,5% di sekelilignya. Bila
lukanya kecil, cucilah dengan sabun dan air bersih, lalu tutuplah
dengan perban steril dan ikatlah dengan tali pembalut. Bila lukanya
dalam dan besar serta mengeluarkan banyak darah, gunakanlah
pembalut agar darah tidak banyak keluar di antara bagian sisi yang
luka dan bagian tengah luka. Bila darahnya berwarna merah dan
mengalir terhenti-henti. Bila darahnya hitam dan mengalir terus,
gunakanlah pembalut di antara luka tersebut dan di keliling bidang
luka. Tutup luka tersebut dengan perban yang steril lalu minta
pertolongan dokter.
3. Pingsan (Collapse)
13

Telentangkanlah pasien mendatar di atas lantai dan biarkan menghirup


uap amonia encer atau garam-garam yang berbau. Stimulasi kulitnya
dengan menggosok dengan sikat berbulu keras. Beri air kopi bila
pasien tersebut dapat menelan. Bila pernapasan pendek atau tertahan-
tahan, dapat dilakukan pernapasan bantuan dengan menghembus
melalui mulut atau diberi oksigen 6% dengan CO2. 4. Kecelakaan
pada mata Setiap luka pada mata harus segera mendapat perhatian
dokter untuk memperoleh perawatan semestinya. Sebagai tindakan
darurat, tetesilah dengan minyak jarak (castor oil), kemudian tutuplah
dengan kapas yang tebal lalu dibalut untuk mencegah cahaya agar
tidak masuk. Beberapa pertolongan pertama yang lain adalah sebagai
berikut :
a. Bila terdapat zat padat pada mata, jika zat tersebut tidak
membahayakan, dapat dihilangkan dengan sapu tangan yang diberi
air dengan membuka kelopak mata bagian bawah. Jika kotoran itu
ada di bagian atas, maka mata harus dikedipkedipkan di dalam air.
b. Pecahan kaca pada mata, jangan dikeluarkan, tutup dan balut
dengan kapas tebal dan bawalah ke rumah sakit mata/umum.
c. Zat korosif (asam atau basa) dalam mata : cucilah mata dengan air
banyak-banyak. Kedip-kedipkanlah mata dalam air atau
miringkanlah mata/kepala dan siram dengan air melalui ujung mata
dengan memakai botol pencuci atau air yang mengalir. Jika dengan
cara ini mata masih merasa sakit, tutuplah mata dengan kapas
tebal, balut pelan-pelan dan bawa ke rumah sakit.
Isi kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan):
1. Pembalut terdiri dari beberapa ukuran
2. Kapas
3. Kain kasa steril
4. Pipet tetes mata
5. Alat pencuci mata
6. Forcep
14

7. Gunting
8. Plester dengan seng oksida
9. Peniti berbagai ukuran
10. Yodium tincture
11. Merkurokrom
12. Salep gosok
13. Salep untuk luka bakar
14. Boor water (asam borat 1%)
15. Natrium Hidrogen

A. Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan terjadi pada pekerjaan apapun, di manapun dan kapanpun
bila musibah memang sudah semestinya terjadi. Namun sedikit banyak
kita harus dapat mengetahui akan adanya bahaya (waspada) terhadap
kemungkinan yang akan terjadi dalam suatu praktikum. Beberapa
penyebab terjadinya kecelakaan di laboratorium kimia adalah sebagai
berikut :
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang alat, bahan dan
proses.
2. Kurangnya instruksi dan pengawasan dari pembimbing.
3. Kekeliruan dalam merencanakan atau mendesain prosedur
percobaan.
4. Kurang cermat atau tepat dalam merangkai alat.
5. Kurang baiknya pengaman, pelindung badan maupun alat
pengaman lainnya
6. Tidak dipatuhinya instruksi atau aturan tata tertib
7. Tidak cermat dan teledor dalam melakukan percobaan. Semua
bencana dapat dihindari apabila semua praktikan atau siswa
mematuhi tata tertib dan tahu benar tanggungjawabnya. Usaha
untuk menghindarkan diri dari kecelakaan laboratorium tersebut
15

sangat tepat apabila diikuti dengan memadukan tindakan


pengamanan sesama kawan sekerja.
Yang penting dalam hal ini adalah sikap mental yang siap terhadap zat
yang mungkin berbahaya dan tahu apa yang harus dikerjakan bila
kecelakaan terjadi.
Upaya pencegahan; beberapa peringatan umum berikut merupakan
upaya untuk mencegah terjadinya bermacam-macam kecelakaan yang
terjadi di laboratorium :
1. Mendesain tempat kerja serapi mungkin. Hindarkan lorong yang
sesak, kertas yang berserakan, menyimpan barang pada tempat
yang semestinya. Khusus kotak P3K harus mudah dijangkau
secara cepat.
2. Setiap praktikan yang menggunakan lab harus tahu persis tempat
dan cara penggunaan perlengkapan darurat, pemadam kebakaran
dan pencuci mata.
3. Gunakan alat atau tabir pelindung yang sesuai dan tepat dalam
melakukan percobaan seperti penggunaan masker, kacamata
pelindung atau noise filter.
4. Meneliti jika kemungkinan timbul bahaya pada percobaan yang
akan dilakukan.
5. Memberi tanda peringatan yang jelas di dekat setiap alat, reaksi
atau kondisi yang berbahaya.
6. Membuang bahan buangan pada tempat khusus. Bahan buangan
tersebut misalnya cairan, kaca, sobekan kain, kertas dan lain-lain.
7. Menjaga agar suasana praktikum tenang dan tetap waspada bila
ada kecelakaan. Melaporkan kejadian yang terjadi pada
pembimbing bila ada yang terluka sehingga dapat segera diatasi.
8. Membuat catatan terinci mengenai terjadinya kecelakaan yang
terjadi di laboratorium.

B. Petunjuk Tentang Bahan Kimia Yang Berbahaya Berdasarkan MSDS


16

Bahan kimia sangat berbahaya apabila tidak ditangani secara tepat.


Bahan kimia tersebut bisa bersifat toksik (toxic), mudah terbakar
(flammable), korosif (corrosive) atau reaktif (reactive). Bahan-bahan
kimia tersebut memiliki tingkat keberbahayaan yang bervariasi, ada
yang berbahaya sekali, ada yang sedang dan ada juga yang kurang
berbahaya. Supaya kita dapat bekerja secara aman dengan bahan kimia
yang kita hadapi, maka kita perlu mengetahui sifat-sifat bahan kimia
tersebut. Informasi mengenai sifat-sifat bahan kimia dan peringatan-
peringatan terhadap suatu bahan kimia, dapat kita lihat di label dan di
dalam MSDS.
1. Toksisitas Menurut pengetahuan kesehatan dan pemahaman bahan
kimia bahwa “segala sesuatu itu beracun, tidak ada yang tidak
beracun”. Suatu zat dapat berbahaya bagi lingkungan makhluk
hidup. Tetapi kaitan yang kompleks terjadi di antara suatu zat dan
efek psikologis-nya pada manusia. Faktor yang utama meliputi :
dosis, jalur masuknya zat zat ke dalam tubuh manusia dapat
melalui empat jalan yaitu dengan cara :
1. Menghirup Zat (inhalation) yaitu melalui jalur pernapasan
2. Menelan zat (ingestion) yaitu melalui jalur pencernaan.
3. Absorpsi (absorption), yaitu penyerapan melalui penempelan
pada bagian tubuh yang terbuka, misalnya pada bagian kulit
yang terbuka atau pada bola mata.
4. Penyuntikan (injection), yaitu zat masuk melalui suatu celah
yang dibuat pada kulit dengan benda yang tajam, misalnya
melalui jarum suntik.

Beberapa efek dari keracunan suatu zat adalah:


1. Keracunan akut Dikarakterisasi dengan cepatnya suatu zat
bergabung. Terkadang, dampak yang ditimbulkannya mendadak,
dapat menimbulkan rasa sakit, dan bahkan berakibat fatal. Biasanya,
kontak satu kali saja dengan zat tersebut, sudah bisa menimbulkan
17

efek. Contohnya keracunan karbon monoksida dan keracunan


sianida.
2. Keracunan Kronis Dikarakterisasi dengan kontak yang berulang
dalam waktu ukuran bulan atau tahun. Gejalanya tidak langsung
terlihat secara nyata. Contoh keracunan tembaga atau merkuri,
kontak dengan pestisida.
3. Efek sinergis yang disebabkan oleh zat yang berada dalam bentuk
kombinasi. Efek yang ditimbulkan oleh dua atau lebih zat
berbahaya yang berada bersama menimbulkan efek yang lebih besar
dari pada efek yang ditimbulkan oleh zat itu dalam keadaan sendiri.
Contoh kontak dengan pelarut alkohol dan pelarut yang
mengandung klor. Efek yang berlawanan dari dua atau lebih zat
(efek antagonis) juga mungkin terjadi
4. Alergi Suatu zat yang menghasilkan reaksi imunologi (alergi)
disebut alergen, dan zat ini bisa kita jumpai di laboratorium. Gejala
seperti asma atau dermatitis merupakan tipe reaksi alergi. Zat kimia
yang beracun dapat terserap secara langsung melalui kulit.
Sehingga, gunakan sarung tangan bila menangani bahan kimia,
lepaskan sarung tangan setelah diperintahkan oleh instruktur dan
cucilah tangan setelah melepaskan sarung tangaN.
C. PENANGANAN LIMBAH BAHAN KIMIA
Sisa-sisa bahan kimia yang telah digunakan dalam setiap
percobaan kimia perlu penanganan khusus karena limbah bahan kimia
dapat mencemari lingkungan. Penanganan khusus untuk limbah bahan
kimia diantaranya adalah :
1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan
2. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
3. Kenali jenis bahan kimia dan buang sesuai jenisnya pada tempat yang
disediakan
4. Limbah organik dan anorganik harus dipisahkan agar dapat ditangani
dengan tepat Praktikum Kimia Dasar 19
18

5. Limbah cair yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung


dibuang dengan pengenceran air yang banyak.
6. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol
khusus dan diberi label yang jelas

D. PENANGANAN BILA TERKENA BAHAN KIMIA


Bekerja di laboratorium dengan gelas sangat memungkinkan terjadinya
kecelakaan kerja meskipun telah bekerja dengan hati-hati. Penanganan
terhadap kecelakaan kerja di laboratorium sangat perlu dikuasai oleh praktikan
maupun petugas di laboratorium. Bila terjadi kecelakaan kerja perhatikan hal-
hal berikut ini :
1. Tetap tenang dan jangan panic
2. Segera minta bantuan teman atau petugas laboratorium yang ada di dekat
anda, untuk mengantisipasi kejadian kecelakaan kerja maka tidak
diperkanankan bekerja sendirian di laboratorium
3. Kenali bahan kimia yang mengenai tubuh agar dapat ditangani dengan
tepat
4. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan kimia,
bila perlu bilas dengan air mengalir
5. Bila terkena tumbahan bahan kimia di kulit, jangan digaruk agar tidak
menyebar.
6. Bawalah keluar ruangan supaya banyak menghirup oksigen.
7. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat bila membutuhkan penanganan
lebih lanjut. Contoh penanganan kecelakaan kerja di laboratorium :
1. Bahan asam pada kulit dan baju: cuci dengan air sebanyak banyaknya
kemudian netralkan dengan amoniak dengan konsentrasi 5 %
2. Bahan basa pada kulit dan baju: Cuci dengan air sebanyak –
banyaknya kemudian netralkan dengan larutan asam borat 4 % atau
asam asetat 1 %
19

3. Asam kuat masuk mulut: Keluarkan asam itu dan mulut dicuci dengan
air sebanyak – banyaknya kemudian netralkan dengan larutan
NaHCO3 5 % kumur dan buang
4. Basa kuat masuk mulut: Keluarkan basa itu dan mulut dicuci dengan
air sebanyak – banyaknya kemudian netralkan dengan larutan asam
asetat 4 % dengan cara berkumur – kumur dan berilah mineral oil pada
bibir untuk mencegah terjadi dehidrasi dan pembengkakan
5. Luka tergores karena pecahan alat gelas atau benda tajam Bersilah luka
dari debu kemudian cuci dengan alkohol 70 % dengan menggunakan
kapas keringkan dan berilah iodium tincture 2 %

PENANGANAN BILA TERJADI KEBAKARAN DI LABORATORIUM


laboratorium banyak terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar, sehingga
penanganan pertama terhadap kebakaran harus dapat diketahui oleh para praktikan
dan petugas laboratorium.
Hal-hal yang harus diketahui saat terjadi kebakaran adalah :
1. Tetap tenang dan Jangan Panik
2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
3. Identifikasi bahan yang terbakar sesuai kelasnya (A, B, atau C) padamkan
dengan kelas pemadam yang sesuai (Contohnya kebakaran bahan kelas B
seperti bensin, minyak tanah dll maka tidak boleh disiram dengan air)
4. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung
dengan sapu tangan.
5. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
6. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran, oleh karenanya nomor telpon pemadam
kebakaran harus ada di laboratoriu

PERALATAN KESELAMATAN KERJA


a. Jas laboratorium
20

Pakaian kerja untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia. Dipilih
warna putih untuk memudahkan sensitivitas warna bila ada tumpahan
bahan kimia
b. Sepatu
Sepatu untuk melindungi kaki dari resiko tumpahan bahan kimia. Gunakan
sepatu dari bahan yang tidak mudah terbatar. Jangan menggunakan sandal
atau sepatu sandal yang terbuka karena akan beresiko terkena tumpahan
bahan kima.
c. Kacamata pelindung
Kacamata digunakan untuk melindungi mata dan wajah dari paparan
bahan kimia. Pada saat bekerja di laboratorium kimia hindari
menggunakan lensa kontak karena asap/uap dapat menumpuk dibawah
kontak lensa yang dapat menimbulkan kerusakan mata.
d. Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi tangan kontak langsung dengan bahan kimia
atau panas. Bahan yang digunakan bisa berasal dari karet alam, karet
neopran, karet nitril, asbes dan lain-lain dengan mutu dan ketebalan yang
beragam.
e. Masker
Masker digunakan untuk menghindari dari terhirupnya partikel-partikel
bahan kimia. Pada saat bekerja dengan asam kuat dan basa kuat wajib
menggunakan masker
f. Alat pemadam api ringan
Merupakan peralatan pertolongan pertama dalam menangani bahaya
kebakaran Tipe : 1. Air (water) 2. Busa (foam) 3. Bubuk Kimia Kering 4.
Karbondioksida kering 5. Cairan dalam uap 6. Bahan Kimia Basah.
g. Pelindung Kepala
pelindung wajib di gunakan bila terdapat kekhawatiran adanya bahaya
kejatuhan benda atau terpukulnya kepala. Hal semacam itu terutama di
perlukandidalam pabrik, sekolah-sekolah tehnik bserta halamannya, pada
tempat pembangunan atau pemasangan instalasi.
21

h. Pelindung Kaki Sepatu pelindung wajib dikenakan apabila terdapat


kemungkina bahaya cidera pada kaki yang disebabkan oleh benturan,
jepitan, kejatuhan suatu benda atau terlindas kendaraan. Sepatu ini wajib
pula dikenakan bila terdapat kemungkinan menginjak benda runcing,
tajam, panas atau zat korosif. Sepatu pelindung harus pula dikenakan bila
bekerja di pabrik, sekolah tehnik, lokasi penimbunan, perusahaan bongkar
muat, pekerjaan bangunan dan instalasi. Bila bekerja di laboratorium,
dapur dan tempat kerja sejenis, paling tidak harus di pakai sepatu yang
kokoh dan rapat.

i. Penyuluhan dan Penerangan Kepada seluruh karyawan harus diberikan


penerangan mengenai manfaat serta mutlak pentingnya dalam
menggunakan alat-alat pelindung tubuh oleh pimpinan perusahaan atau
pejabat yang telah ditunjuk. Para pejabat perusahaan juga wajib mentaati
peraturan pemakaian alat pelindung tubuh tersebut.
22

E. Alat dan Bahan


1. Alat-alat kimia berupa gelas/kaca, porselen dan elektronik

F. Prosedur Kerja
1. Amati dan gambar
2. Catat hal-hal yang perlu, seperti spesifikasinya, fungsi dan cara
penggunaan
23

DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningtyas, Pintaka., Sukemi., Muflihah., Iis Intan Widiyowati. 2021.


Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Samarinda

Kancono. 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu : Unit Penerbitan


FKIP UNIB Kampus Universitas Bengkulu

Wardiyah. 2016. Praktikum Kimia Dasar. Jakarta Selatan

Raharjo, R., & Harjanto, S. 2017. Penanganan Alat dan Bahan Yang Baik
Dalam Rangka Menunjang Kegiatan Di Laboratorium Kimia. Metana,
13(20), 58-60.

Solichin, S., Endarto, F. E. W., & Ariwinanti, D. 2014. Penerapan Personal


Protective Equipment (Alat Pelindung Diri) Pada Laboratorium Pengelasan.
Jurnal Teknik Mesin, 22 (1).
24

LAMPIRAN
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54

LEMBAR PENGESAH

Mengetehaui, Samarinda 23 September


Asisten Praktikum 2021
Praktikan
Febry Azhari
NIM 1805035037 Aca Nia Angriyani
NIM 2105016076

Anda mungkin juga menyukai