PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
Disusun oleh:
Nama :Aca nia anggriyani
NIM :2105016076
Kelompok :IV ( empat )
Kelas :Reguler B
Program Studi : Pendidikan Biologi
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA …
Samarinda, 26,September,2021
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan
PERCOBAAN I
KEAMANAN LABORATORIUM DAN PENGENALAN ALAT
A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui panduan keselamatan kerja di laboratorium kimia
3. Mengetahui berbagai sumber kontaminan kimia
4. Terbiasa dengan peralatan dan prosedur kimia
5. Mengetahui cara menggunakan dan fungsi beberapa alat kimia
B. Dasar Teori
Laboratorium merupakan tempat kegiatan mahasiswa, dosen, peneliti dan lain
sebagainya, melakukan kegiatan percobaan. Percobaan dilakukan dengan berbagai
bahan kimia, peralatan penunjang dan instrumentasi khusus yang mampu
menyebabkan terjadinya kecelakaan jika tidak tepat dalam prosedur yang
digunakan.
Nama : toxic (beracun) Lambang : T Bahan yang bersifat beracun yang dapat
menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila terhirup, tertelan, atau
terabsorpsi melalui kulit. Penanganan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari
kontak langsung dengan kulit. Contoh : Metanol, Benzena
pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik. Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT)
d. Corong
Corong adalah alat laboratorium berbentuk kerucut dan terdapat
bagian seperti tabung yang sempit. Corong digunakan untuk
memindahkan larutan dan atau menyaring yang biasanya
menggunakan kertas saring.
e. Corong Buchner (Buchner funnel )
Corong Buchner adalah alat laboratorium yang terbuat dari
porselen, gelas atau plastik yang digunakan untuk penyaringan
vakum. Pada bagian atas terdapat sebuah silinder dengan dasar
yang berpori. Corong buchner digunakan untuk menyaring dengan
dipasangkan pada labu penyaring dan pompa penghisap (vacum
pump). Keuntungan menyaring dengan menggunakan corong
buchner adalah lebih cepat jika dibandingkan dengan penyaring
menggunakan corong piala
f. Corong pisah
Corong pisah adalah peralatan laboratorium dari gelas yang
digunakan dalam proses pemisahan cairan dari dua fase yang tidak
dapat bercampur. larutan yang akan dipisahkan digojok terlebih
dahulu kemudian didiamkan beberapa saat sampai masing-masing
larutan terpisah. Larutan dengan masa jauh lebih kecil akan berada
diatas sedangkan massa jenis lebih besar akan berada dibawah.
Larutan yang ada dibawah dikeluarkan hati-hati.
g. Pipet tetes
Terbuat dari gelas dilengkapi karet digunakan untuk mengambil
larutan dalam jumlah kecil ( tetes)
h. Batang pengaduk
Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan atau untuk
membantu memindahkan larutan dari satu wadah ke dalam wadah
lain.
i. Desikator
7
4. Ruang karet, gabus dan plastik (RKGP) Ruang ini berupa laci
atau lemari khusus dan letaknya tidak menjadi masalah.
9
5. Ruang alat ukur (RU) Ruang ini bisa berupa laci atau lemari
khusus, tertutup dan dapat dibuka secara mudah, harus bersih
dan kering serta tidak miring. Contoh alat yang disimpan
dalam ruangan ini adalah : termometer, areometer,
piknometer, voltmeter, amperemeter, multimeter dan lain-lain.
6. Ruang alat listrik Ruang ini sama dengan ruang optik. Contoh
alat yang disimpan dalam ruang ini adalah : supply
transformator, adaptor, stabilisator, pengaduk listrik dan lain-
lain.
Di samping cara penyimpanan tersebut juga ada cara penyimpanan atas
dasar frekwensi pemakaian, pencucian, alat volumetri dan lain-lain sebagai
berikut :
1. Alat-alat yang sering digunakan Apabila harga alat-alat ini murah,
tempatkan alat ini pada tempat yang mudah dijangkau praktikan.
Contohnya adalah statif, kaki tiga, kasa asbes, pembakar spiritus, dan
jepit tabung
2. Alat-alat yang sering dicuci Alat-alat ini disinpan pada tempat
tersendiri, sehingga siswa mudah mengambilnya. Contoh alat-alat ini
adalah : gelas kimia, corong, tabung reaksi
3. Alat volumetri Alat ini agak sulit disimpan sehingga lebih baik
dibuatkan tempat khusus untuk menyimpan buret dan pipet
2. Berat alat harus diperhatian. Alat yang berat harus diletakan di bagian
bawah.
3. Alat-alat yang sering digunakan harus diletakan pada tempat yang
mudah dicapai.
4. Kepekaan alat harus diperhatikan seperti sifat alat dan lingkungannya.
5. Penyimpanan harus menjamin tidak terkontaminasinya alat dengan uap
atau zat kimia.
6. Pisahkan penyimpanan alat berdasarkan golongan bahan dasarnya.
7. Alat yang terdiri dari perangkat set, apabila disimpan harus lengkap,
kalaupun terpisah harus berdekatan, sehingga mudah mencarinya.
8. Alat listrik yang mempunyai arus, dalam menyimpan arus, harus
dibuang dulu atau diputuskan dari sumber arusnya.
9. Tempat penyimpanan alat harus disesuaikan dengan bentuknya.
10. Alat-alat yang mahal harus disimpan di tempat yang aman
Sedangkan untuk keperluan inventarisasi dan praktikum kimia, perlu
dikenal nama, bentuk dan klasifikasinya serta penggunaannya, seperti
sebagai berikut :
1. Mengetahui nama alat.
2. Mengetahui perlengkapan tambahannya
3. Mengetahui kegunaan pokok alat tersebut.
4. Mengetahui spesifikasi alat tersebut.
5. Mengetahui toleransi alat tersebut.
6. Mengetahui dan dapat menggunakan kerja alat.
7. Dapat menguji bekerjanya alat tersebut.
2. Bahan yang mudah terbakar Contohnya : gas H2, CO, CH4, C2H2, C2H4,
C6H6, NH3, H2S, HCN, N2, CO2, PH3, alkil logam, boran (BH3), CS2.
Cairan organik seperti eter, aseton, benzena, alkohol, metanol, terpentin,
kerosin, naftalen dan minyak bakar.
3. Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap
saat. Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan
penangangan tertentu. Sifat bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi,
toksik, dan mudah terbakar. Sedapat mungkin kontak bahan kimia dengan
kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari. Untuk menghindari bahaya
kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap personel yang terlibat dalam
kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya kesehatan dan
keselamatan kerja (K3). Pemahaman tentang K3 mutlak harus dimiliki
oleh semua pihak yang terlibat pada kegiatan praktikum kimia (Praktikan,
Laboran, Instruktur). Sumber-sumber bahaya yang perlu diwaspadai
selama di laboratorium kimia meliputi :
1. Bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak,
dan karsinogenik
2. Alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan
listrik seperti kompor, alat pemanas, oven, lampu dan sebagainya
3. Alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensi melukai tubuh.
4. Pemanas air atau minyak yang dapat memercik
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Kecelakaan di laboratorium
mungkin saja terjadi meskipun peringatan dan perhatian untuk mematuhi
petunjuk sebaik-baiknya telah diberikan. Oleh karena itu, orang yang
melakukan kerja di lab harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
tindakan-tindakan yang harus diambil bila peristiwa yang diharapkan
terjadi.
7. Gunting
8. Plester dengan seng oksida
9. Peniti berbagai ukuran
10. Yodium tincture
11. Merkurokrom
12. Salep gosok
13. Salep untuk luka bakar
14. Boor water (asam borat 1%)
15. Natrium Hidrogen
A. Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan terjadi pada pekerjaan apapun, di manapun dan kapanpun
bila musibah memang sudah semestinya terjadi. Namun sedikit banyak
kita harus dapat mengetahui akan adanya bahaya (waspada) terhadap
kemungkinan yang akan terjadi dalam suatu praktikum. Beberapa
penyebab terjadinya kecelakaan di laboratorium kimia adalah sebagai
berikut :
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang alat, bahan dan
proses.
2. Kurangnya instruksi dan pengawasan dari pembimbing.
3. Kekeliruan dalam merencanakan atau mendesain prosedur
percobaan.
4. Kurang cermat atau tepat dalam merangkai alat.
5. Kurang baiknya pengaman, pelindung badan maupun alat
pengaman lainnya
6. Tidak dipatuhinya instruksi atau aturan tata tertib
7. Tidak cermat dan teledor dalam melakukan percobaan. Semua
bencana dapat dihindari apabila semua praktikan atau siswa
mematuhi tata tertib dan tahu benar tanggungjawabnya. Usaha
untuk menghindarkan diri dari kecelakaan laboratorium tersebut
15
3. Asam kuat masuk mulut: Keluarkan asam itu dan mulut dicuci dengan
air sebanyak – banyaknya kemudian netralkan dengan larutan
NaHCO3 5 % kumur dan buang
4. Basa kuat masuk mulut: Keluarkan basa itu dan mulut dicuci dengan
air sebanyak – banyaknya kemudian netralkan dengan larutan asam
asetat 4 % dengan cara berkumur – kumur dan berilah mineral oil pada
bibir untuk mencegah terjadi dehidrasi dan pembengkakan
5. Luka tergores karena pecahan alat gelas atau benda tajam Bersilah luka
dari debu kemudian cuci dengan alkohol 70 % dengan menggunakan
kapas keringkan dan berilah iodium tincture 2 %
Pakaian kerja untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia. Dipilih
warna putih untuk memudahkan sensitivitas warna bila ada tumpahan
bahan kimia
b. Sepatu
Sepatu untuk melindungi kaki dari resiko tumpahan bahan kimia. Gunakan
sepatu dari bahan yang tidak mudah terbatar. Jangan menggunakan sandal
atau sepatu sandal yang terbuka karena akan beresiko terkena tumpahan
bahan kima.
c. Kacamata pelindung
Kacamata digunakan untuk melindungi mata dan wajah dari paparan
bahan kimia. Pada saat bekerja di laboratorium kimia hindari
menggunakan lensa kontak karena asap/uap dapat menumpuk dibawah
kontak lensa yang dapat menimbulkan kerusakan mata.
d. Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi tangan kontak langsung dengan bahan kimia
atau panas. Bahan yang digunakan bisa berasal dari karet alam, karet
neopran, karet nitril, asbes dan lain-lain dengan mutu dan ketebalan yang
beragam.
e. Masker
Masker digunakan untuk menghindari dari terhirupnya partikel-partikel
bahan kimia. Pada saat bekerja dengan asam kuat dan basa kuat wajib
menggunakan masker
f. Alat pemadam api ringan
Merupakan peralatan pertolongan pertama dalam menangani bahaya
kebakaran Tipe : 1. Air (water) 2. Busa (foam) 3. Bubuk Kimia Kering 4.
Karbondioksida kering 5. Cairan dalam uap 6. Bahan Kimia Basah.
g. Pelindung Kepala
pelindung wajib di gunakan bila terdapat kekhawatiran adanya bahaya
kejatuhan benda atau terpukulnya kepala. Hal semacam itu terutama di
perlukandidalam pabrik, sekolah-sekolah tehnik bserta halamannya, pada
tempat pembangunan atau pemasangan instalasi.
21
F. Prosedur Kerja
1. Amati dan gambar
2. Catat hal-hal yang perlu, seperti spesifikasinya, fungsi dan cara
penggunaan
23
DAFTAR PUSTAKA
Raharjo, R., & Harjanto, S. 2017. Penanganan Alat dan Bahan Yang Baik
Dalam Rangka Menunjang Kegiatan Di Laboratorium Kimia. Metana,
13(20), 58-60.
LAMPIRAN
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
LEMBAR PENGESAH