Anda di halaman 1dari 49

JURNAL KEGIATAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

NAMA : TERESIA GALLA

NIM : D131211053

KELOMPOK :4

JUR./ FAK. : LINGKUNGAN/ TEKNIK

LABORATORIUM KIMIA DASAR


UPT-MKU
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JURNAL KEGIATAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR

NAMA : TERESIA GALLA

NIM : D131211053

KELOMPOK : 4

JUR./ FAK. : LINGKUNGAN/ TEKNIK

LABORATORIUM KIMIA DASAR


UPT MKU
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KEGIATAN 1
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA

Nama Praktikan : Teresia Galla (D131211053) Nilai : : 93


Nama Teman Kerja : 1. Ramdini Ardiyanti Sahabuddin (D131211043)
2. Desifa Widyanengsi (D131211045)
3. Naila Nurul Aisyah (D131211047)
4. Andi Muhammad Nooralif (D131211049)
5. Azzahra Diva (D131211051)
Asisten Dosen : Nurhaini

A. PENGAMATAN

Bahan Kimia :

No. Nama Zat Kimia Keterangan Label Simbol

Turpentine oil
1 Flammable (F)
(C10H16).

Sodium Hidroxide
(NaOH), Phenol
2 Harmful Irritant
(C6H5OH),
Dichlorine (Cl2)
Potassium Chlorat
(KCIO3),
Ammonium Nitrate
3 Explosive (E)
(NH4NO3), Trinitro
Toluene
(TNT/C7H5N3O6).

Arsenic (As2O3),
Cyanide (CN),
4 Toxic (T)
Methanol (CH3OH),
Benzene (C6H6).

Petroleum Benzine, Dangerous For The


5
Limbah. Environment

Hydrochloric Acid
(HCl) , Sulfuric
6 Acid (H2SO4) , Corrosive (C)
Sodium Hydroxide
(NaOH) (>2%).

Hydrogen Peroxide
7 (H2O2), Potassium Oxidizing (O)
Perchlorat (KCIO4)
Racun, Virus,
Bakteri, Parasit,
8 Biohazard
Jamur, Protein
Prion.

Uranium, 90Co,
9 Radioactive
Tritium.

Benzene (C6H6),
Senyawa Nikel, Carcinogen
10
Chloride (Cl)

Alat-alat keselamatan :

No. Nama Alat Fungsi

Melindungi diri dari tumpahan bahan kimia,


mencegah terjadinya kontaminasi, melindungi
1 Jas Praktikum pakaian dari noda, menghndari dari terkena
percikan api dan memudahkan aktifitas ketika
berada di laboratorium.

Melindungi dari benda tajam dan berbahaya,


mencegah kecelakaan kerja yang fatal,
2 Sepatu Tertutup melindungi dari panas, melindungi kaki dari
tumpahan cairan kimia, melindungi diri dari
lantai yang licin.
Melindungi mata dari fragmen atau partikel
3 Google/Kacamata beterbangan dan percikan larutan kimia atau
padatan bahan kimia.

Melindungi seluruh wajah dari paparan bahaya di


4 Pelindung Muka laboratorium seperti percikan bahan kimia atau
dari panas saat membuka tanur.

Melindungi hidung dan mulut dari bahan kimia


5 Masker
berbahaya agar tidak terhirup.

Melindungi tangan dari bahan berbahaya dan


6 Sarung Tangan mencegah terkontaminasi pada saat melakukan
praktikum.

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum hari ini kita dapat mengetahui betapa pentingnya
menggunakan alat pelindung diri ketika praktikum. Karena dapat mencegah
terjadinya hal-hal negatif yyang dapat tejadi pada diri sendir atau orang lain
ketika praktikum. Adapun alat pelindung diri yang harus dikenakan ketika
memasuki kawasan laboratorium adalah jas lab, masker, sepatu tertutup, baju
lengan panjang, google/kacamata, pelindung muka dan juga sarung tangan
lateks. Alat pelindung diri ini akan melindungi tubuh dari bahan kimia berbahaya
ketika melakukan praktikum.

Ketika memasuki laboratorium sebaiknya telah memiliki pengetahuan


mengenai simbol-simbol bahan kimia. Dengan begitu ketik melihat simbol-
simbol bahan kimia kita dapat mengetahui apa saja yang perlakuan yang dapat
dilakukan pada bahan kimia tersebut. Kemudian kita juga dapat mencegah
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan ketika menggunakan bahan kimia
tersebut. Terdapat pula MSDS atau Material Safety Data Sheet yang sangat
penting untuk dibaca agar kita dapat mengetahui bagaimana cara menyimpan
dan membuang limbah bahan kimia tersebut. Kemudian penting mengetahui
Peta Penyimpanan Raw Material agar kita mengetahui bahan kimia apa saja yang
tidak boleh diletakkan berdekatan atau bahan kimia apa saja yang tidak boleh
diletakkan dalam ruangan penyimpanan yang sama berdasarkan simbol-simbol
bahan kimianya.

C. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Memahami prinsip-prinsip keselamatan kerja di laboratorium kimia serta
mengetahui dampak dari bahan-bahan berbahaya yang ada di dalam
laboratorium maupun lingkungan laboratorium sangat penting untuk
meminimalisir kecelakaan yang bisa saja terjadi.
2. Penguasaan dan pemahaman tentang penggunaan alat alat laboratorium
sangat membantu dalam setiap proses praktikum agar tidak salah dalam
menggunakan alat untuk percobaan sehingga dapat menghindari kegagalan
dalam proses praktikum.

Makassar, 23 September 2021


Asisten, Praktikan,

( Nurhaini ) ( Teresia Galla )


KEGIATAN 2
KETERAMPILAN LABORATORIUM

Nama Praktikan : Teresia Galla (D131211053) Nilai : 93


Nama Teman Kerja : 1. Ramdini Ardiyanti Sahabuddin (D131211043)
2. Desifa Widyanengsi (D131211045)
3. Naila Nurul Aisyah (D131211047)
4. Andi Muhammad Nooralif (D131211049)
5. Azzahra Diva (D131211051)
Asisten Dosen : Nurhaini

I. PENGAMATAN
1. Pengenalan alat-alat laboratorium kimia

No. Nama Alat Kegunaan

Untuk mencampur, mengukur dan menyimpan


1 Erlenmeyer
cairan.

Sebagai penampung larutan kimia ataupun padatan


2 Gelas Kimia
bahan kimia.

Sebagai alat untuk mengukur volume larutan, mulai


3 Gelas Ukur
dari volume 10mL hingga 2L.

Untuk memindahkan volume cairan yang telah


4 Pipet Tetes
terukur.

Untuk memindahkan larutan secara terukur sesuai


5 Pipet Skala
dengan volume yang diinginkan.
Untuk mengambil larutan dengan volume yang
6 Pipet Volume tepat dan sesuai dengan label yang tertera pada
bagian yang menggelembung tersebut.

Untuk mengencerkan larutan hingga mencapai


7 Labu Ukur
volume tertentu.

Sebagai tempat menumbuhkan sel dengan


menyediakan ruang penyimpanan yang luas dan
8 Cawan Petri mencegahnya terkontaminasi dengan spesi lain dan
juga sebagai tempat penyimpanan beberapa jenis
bahan kimia.

Untuk membantu mengambil larutan kimia yang


9 Bulb berbahaya dengan cara disambungkan dengan pipet
ukur atau pipet volume.

Sebagai alat bantu untuk memindah / memasukkan


larutan ke wadah / tempat yang mempunyaai
10 Corong dimensi pemasukkan sampel bahan kecil dan ebagai
alat bantu dalam melakukan penyaringan, yaitu
sebagai tempat meletakkan kertas saring.

11 Termometer Untuk mengukur suhu.

12 Botol Semprot Sebagai tempat untuk menyimpan aquades.

Untuk memanasi larutan atau membakar zat proses


13 Lampu Spritus
percobaan kimia.
Sebagai penahan kawat kasa dan penyangga ketika
14 Kaki Tiga
proses pemanasan.

Untuk menahan beaker atau labu ketika proses


15 Kasa Asbes pemanasan menggunakan pemanas bunsen atau
pemanas spiritus.

Untuk mencampur, menampung dan memanaskan


16 Tabung Reaksi bahan-bahan kimia cair atau padat, utamanya untuk
uji kualitatif.

Sebagai tempat menyimpan tabung reaksi,


Rak Tabung
17 mengeringkan dan menjaga tabung reaksi agar tidak
Reaksi
berjamur.

Sikat Tabung Untuk membersihkan tabung reaksi, gelas ukur,


18
Reaksi labu ukur dan lain-lain setelah digunakan.

Penjepit Untuk menjepit tabung reaksi disaat proses


19
Tabung pemanasan.

Batang Untuk mencampur cairan dengan bahan kimia


20
Pengaduk untuk keperluan praktek di laboratorium.

21 Spatula Besi Untuk mengambil bahan kimia padat.

Untuk mengambil sample serbuk kimia. Sendok ini


terbuat dari bahan yang sesuai dengan namanya
Sendok
22 yaitu berbahan tanduk. dibuat dari bahan tanaduk
Tanduk
agar tidak terkontaminsi dengan zat kimia yang
memiliki kadar tinggi.
Untuk menjepit benda-benda berukuran kecil
23 Pinset
seperti kertas lakmus.

2. Pembuatan larutan

Bobot/volume Volume
Zat terlarut Pelarut Keterangan
No. (g/mL) larutan (mL)

1 NaCl 10 g Akuades 100 1,71 M

2 H2SO4 1 mL Akuades 100 0,1 M

3 Na2SO4 1,4 g Akuades 100 0,095 M

4 HCl 5 mL Akuades 100 0,05 M

5 Etanol 26 mL Akuades 100 25 %

6 CuSO4.5H2O 4,15 mL Akuades 500 0,033 M

II. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


 Perhitungan
1. NaCl
o Mencari M1

m n
M= ×
Mr v

10 1000
M= ×
58,5 50

M = 1,14 M
o Mencari M2

M1 × V1 = M2 × V2

1,14 M × 150 mL = M2 × 100

𝟏𝟕𝟏
M2 = 𝟏𝟎𝟎 = 1,71 M
2. H2SO4
o Mencari M1

ρ ×% ×1000
M=
Mr

1,8×97⁄100 ×1000
M= = 18,21 M
98

o Mencari M2

M1 × V1 = M2 × V2

18,21 M × 1 mL = M2 × 100

𝟏𝟖,𝟐𝟏
M2 = = 0,1 M
𝟏𝟎𝟎

3. Na2SO4
o Mencari M1

m n
M= ×
Mr v

1,4 1000
M= ×
142 50

M = 0,19 M
o Mencari M2

M1 × V1 = M2 × V2

0,19 M × 50 mL = M2 × 100

𝟗,𝟓
M2 = = 0,095 M
𝟏𝟎𝟎

4. HCl
o Mencari M2

M1 × V1 = M2 × V2

0,19 M × 50 mL = M2 × 100

9,5
M2 = 100 = 0,095 M
5. Etanol (96%)
o Mencari %2

%1 × V1 = %2 × V2

96 M × 26 mL = M2 × 100

2496
M2 = = 25 %
100

6. Na2SO4
o Mencari M1

m n
M= ×
Mr v

4,15 1000
M= ×
249,5 50

M = 0,33 M
o Mencari M2

M1 × V1 = M2 × V2

0,33 M × 50 mL = M2 × 500

16,5
M2 = 500
= 0,095 M

 Pembahasan
Pada praktikum hari ini kita dapat mengetahui bahwa agar suatu
percobaan di laboratorium dapat dilakukan dengan lancar dan terkendali,
maka dibutuhkan alat-alat laboratorium yang lengkap dan berstandar. Alat-
alat laboratorium ini mempunyai fungsi yang berbeda satu dengan lainnya.
Contohnya erlenmeyer, gelas kimia, pipet tetes, labu ukur ,cawan petri,
corong, botol semprot, dan gelas ukur. Percobaan atau penelitian di
laboratorium kimia pada umumnya dalam sistem larutan, sehingga
pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan larutan bahan kimia mutlak
diperlukan. Contoh percobaan larutan kimia yaitu NaCl, H2SO4 97 %,
Na2SO4, HCl, Etanol 96%, CuSO4.5H2O. Untuk menghitung konsentrasi
larutan dalam molar (M) dari bahan kimia cair maka dapat menggunakan
rumus:

ρ × % × 1000
M=
Mr

Bila pengenceran yang dimaksud untuk mendapatkan larutan dengan


konsentrasi yang lebih rendah (C2) dengan volume V2 dari konsentrasi yang
ada (C1), maka kita dapat menggunakan rumus dengan V1 sebagai volume
larutan yang diencerkan :

C1 × V1 = C2 × V2
III. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Mengetahui peralatan yang umum digunakan di laboratorium kimia serta
cara menggunakannya adalah hal utama yang harus diketahui pada saat
ingin melakukan suatu percobaan dilaboratorium.
2. Mengetahui cara menimbang bahan kimia, menyaring padatan dari
campuran heterogen serta cara membuat larutan dalam air untuk zat kimia
padat dan cair juga merupakan suatu keterampilan dasar yang harus
diketahui seorang praktikan yang akan melakukan percobaan di
laboratorium.

Makassar, 23 September 2021


Asisten, Praktikan,

( Nurhaini ) ( Teresia Galla )


KEGIATAN 4
PERCOBAAN IKATAN KIMIA

Nama Praktikan : Teresia Galla (D131211053) Nilai :


ACC+
Nama Teman Kerja : 1. Ramdini Ardiyanti Sahabuddin (D131211043)
2. Desifa Widyanengsi (D131211045)
3. Naila Nurul Aisyah (D131211047)
4. Andi Muhammad Nooralif (D131211049)
5. Azzahra Diva (D131211051)
Asisten Dosen : Siti Fatima Amalia

A. PENGAMATAN
1. Pengendapan garam sulfat

Larutan Ditambah AgNO3 Keterangan

Pada saat tabung reaksi


yang berisi NaCl
ditambahkan dengan
AgNO3 terjadi perubahan
NaCl Terdapat Endapan.
warna dari larutan tak
berwarna menjadi larutan
berwarna putih karena
terbentuk endapan putih.
Pada saat tabung reaksi
yang berisi CCl4
ditambahkan dengan Tidak Terdapat
CCl4
AgNO3 tidak terjadi Endapan.
perubahan warna dari
larutan.
Pada saat tabung reaksi
yang berisi CHCl3
ditambahkan dengan
Tidak Terdapat
CHCl3 AgNO3 tak terjadi
Endapan.
perubahan warna dan
tidak terbentuk endapan
apapun.
2. Reaksi dengan indikator metil orange (MO)

Larutan Ditambah MO Keterangan

Pada saat tabung reaksi yang


berisi HCl ditambahkan
dengan MO terjadi perubahan Terjadi Perubahan
HCl
warna dari larutan tak Warna.
berwarna menjadi larutan
merah.

Pada saat tabung reaksi yang


berisi CH3COOH
ditambahkan dengan MO Terjadi
CH3COOH Perubahan
terjadi perubahan warna dari Warna.
larutan tak berwarna menjadi
larutan merah.

Pada saat tabung reaksi yang


berisi CH3CH2OH
ditambahkan dengan MO Terjadi
CH3CH2OH Perubahan
terjadi perubahan warna dari Warna.
larutan tak berwarna menjadi
larutan jingga.
3. Pengendapan garam hidroksida

Ditambah pereaksi
Larutan BaCl2 K4Fe(CN)6 Keterangan

Pada saat tabung


Pada saat tabung reaksi yang berisi
reaksi yang larutan CuSO4
berisi larutan dan
CuSO4 dan NH4OH sedikit
NH4OH sedikit berwarna biru
CuSO4 + berwarna biru muda
Terdapat
NH4OH muda ditambahkan
Endapan.
sedikit ditambahkan K4Fe(CN)6 terjadi
BaCl2 terjadi pembentukan
pembentukan endapan berwarna
endapan merah bata
berwarna biru dengan warna
muda. larutan menjadi
tak berwarna.

Pada saat tabung Pada saat tabung


reaksi yang reaksi yang berisi
berisi larutan larutan CuSO4
CuSO4 dan dan

CuSO4 + NH4OH berlebih NH4OH sedikit


Terdapat
NH4OH berwarna biru berwarna biru
Endapan.
berlebih muda muda
ditambahkan ditambahkan
BaCl2 terjadi K4Fe(CN)6 terjadi
pembentukan pembentukan
endapan endapan berwarna
berwarna biru merah bata
muda. dengan warna
larutan menjadi
tak berwarna.

Pada saat tabung


Pada saat tabung reaksi yang berisi
reaksi yang larutan CuSO4
berisi hanya dan
berisi larutan NH4OH sedikit
CuSO4 berwarna biru
berwarna biru muda Terdapat
CuSO4 muda ditambahkan Endapan.
ditambahkan K4Fe(CN)6 terjadi
BaCl2 terjadi pembentukan
pembentukan endapan berwarna
endapan merah bata
berwarna biru dengan warna
muda. larutan menjadi
tak berwarna.
4. Pengendapan garam hidroksida

Larutan Ditambah KCNS Keterangan

Pada saat tabung reaksi yang


berisi larutan FeCl3 berwarna
kuning muda ditambahkan Tidak Terdapat
FeCl3
KCNS terjadi perubahan Endapan.

warna larutan menjadi merah


bata.

Pada saat tabung reaksi yang


berisi larutan K4Fe(CN)6 Tidak Terdapat
K4Fe(CN)6
berwarna kuning muda Endapan.
ditambahkan KCNS tidak
terjadi perubahan warna pada
larutan.

B. REAKSI
1. NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

CCl4 + AgNO3 Tidak Bereaksi

C2H5Br + AgNO3 Tidak Bereaksi

2. Tidak perlu.

3. a. CuSO4 + NH4OH (sedikit) Cu(OH)2 + (NH4)2SO4

CuSO4 + NH4OH (berlebih) (X) Cu(NH3)4 SO4 +4H2O

(X) + BaCl2 Cu(NH3)4Cl2 + BaSO4

(X) + K4Fe(CN)6 [Cu(NH3)4]2[Fe(CN)6] + 2K2SO4

b. CuSO4 + BaCl2 CuCl2 + BaSO4

CuSO4 + K4Fe(CN)6 Cu2[Fe(CN)6] + 2K2SO4

4. FeCl3 + KCNS Fe(CNS)3 + 3KCl

K4 Fe(CN)6 + CNS Tidak Bereaksi

C. PEMBAHASAN
Pada pengendapan garam sulfat kedalam tabung reaksi yang berisi NaCl
kemudian ditambahkan dengan AgNO3. Ion klorida bereaksi dengan larutan
perak nitrat (AgNO3) membentuk suatu endapan perak klorida (AgCl) berwarna
putih (Parwatha, 2010). Kemudian pada reaksi HCl, CH3COOH, dan
CH3CH2OH dengan Metil Orange (MO) akan membuat larutan mengalami
perubahan warna. Ini karena Metil jingga yang sering digunakan sebagai
indicator dalam titrasi asam basa mempunyai trayek pH 3,1 – 4,4 dan berwarna
merah dalam keadaan asam dan berwarna kuning dalam keadaan basa
(Budevsky, 1979).
Pada pengendapan garam hidroksida, dua tabung reaksi yang masing-
masing berisi larutan CuSO4 yang telah ditambahkan NH4OH. Larutan berwarna
biru muda salah satu ditambahkan BaCl2 dan tabung yang lain ditambahkan
K4Fe(CN)6. Pada penambahan dengan BaCl2 terbentuk endapan biru garam
sulfat basa. Endapan larut dalam reagensia berlebihan membentuk garam
komplek yang berwarna biru tua tetra amine kupri sulfat [Cu(NH3)4]SO4.
Dengan penambahan larutan K4[Fe(CN)6] (dalam suasana netral atau asam)
terbentuk endapan coklat kemerahan Cu2[Fe(CN)6]. Tidak larut dalam asam-
asam encer, tapi larut dalam larutan ammonia membentuk larutan berwarna biru
tua (Pramata dkk, 2019). Kemudian pada dua tabung berbeda ditambahkan
masing-masing FeCl3 dan K4Fe(CN)6 lalu tiap tabung ditambahkan KCNS. Pada
tabung berisi FeCl3 terbentuk larutan warna merah tua atau merah bata ferri
tiosianat (Pramata dkk, 2019).

D. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan didapatkan kesimpulan bahwa :
1. Pada pengendapan garam sulfat : Larutan NaCl yang ditambahkan dengan
AgNO3 terdapat endapan yang terbentuk tetapi pada CHCl3 tidak terbentuk
endapan.
2. Pada reaksi dengan indikator rmetil orange (MO) : Semua larutan yang
ditambahkan metil orange (MO) terjadi perubahan warna.
3. Pada pengendapan garam hidroksida : Semua larutan yang ditambahkan
dengan BaCl2 dan K4Fe(CN)6 terjadi pembentukan endapan tetapi pada larutan
dengan penambahan KCNS tidak terjadi pembentukan endapan.

Makassar, 30 September 2021


Asisten, Praktikan,

( Siti Fatima Amalia ) ( Teresia Galla )


KEGIATAN 5
PERCOBAAN KECEPATAN REAKSI

Nama Praktikan : Teresia Galla (D131211053) Nilai :


Nama Teman Kerja : 1. Ramdini Ardiyanti Sahabuddin (D131211043)
2. Desifa Widyanengsi (D131211045)
3. Naila Nurul Aisyah (D131211047)
4. Andi Muhammad Nooralif (D131211049)
5. Azzahra Diva (D131211051)
Asisten Dosen : Charmelia Asma Sukmastuty

A. PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


1. Pengamatan

a. Pengaruh konsentrasi Na2S2O3


Reaksi berlangsung pada suhu 28OC

Konsentrasi Konsentrasi Waktu 1/waktu


Na2S2O3 (M) H2SO4 (M) (detik) (detik-1)

0,1 0,1 38,38 0,0260

0,08 0,1 55,11 0,0181

0,06 0,1 67,38 0,0148

0,04 0,1 119,48 0,0084

0,02 0,1 225,21 0,0044


b. Pengaruh konsentrasi H2SO4
Reaksi berlangsung pada suhu 28OC

Konsentrasi Konsentrasi Waktu 1/waktu


Na2S2O3 (M) H2SO4 (M) (detik) (detik-1)

0,1 0,1 38,38 0,0261

0,1 0,08 43,49 0,0229

0,1 0,06 48,1 0,0208

0,1 0,04 52,24 0,0190

0,1 0,02 56,31 0,0177

c. Pengaruh suhu
Konsentrasi Konsentrasi 1/waktu
Suhu (OC)
Na2S2O3 (M) H2SO4 (M) (detik-1)

0,1 0,1 80 2,33

0,1 0,1 28 38,38

0,1 0,1 12 152,48

Konsentrasi yang digunakan :

H2SO4 = 0,1 M Na2S2O3 = 0,1 M


2. Perhitungan:
2.1 Pengaruh Konsentrasi H2SO4

[H2SO4] Log Y
No. v (M/s) Log v
(M) [Na2S2O3] regresi

1. 0.1 0.0013 -1 -2.8861 –1.6659

2. 0.08 0.0009 -1.0969 -3.0458 –1.6888

3. 0.06 0.0006 -1.2218 -3.2218 –1.7118

4. 0.04 0.0004 -1.3979 -3.3979 –1.7347

5. 0.02 0.0002 -1.6990 -3,6990 –1,7577

Konsentrasi H2SO4
0
-1.8 -1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0
-0.5

-1

-1.5
Log V

y = 1,137x - 1,791 -2
R² = 0,988
-2.5

-3

-3.5

-4
Log [H2SO4]
2.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4

[H2SO4] Log Y
No. v (M/s) Log v
(M) [Na2S2O3] regresi

1. 0.1 0.0013 -1 -2.8861 –1.6659

2. 0.08 0.0009 -1.0969 -3.0458 –1.6888

3. 0.06 0.0006 -1.2218 -3.2218 –1.7118

4. 0.04 0.0004 -1.3979 -3.3979 –1.7347

5. 0.02 0.0002 -1.6990 -3,6990 –1,7577

Konsentrasi H2SO4
0
-1.8 -1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0
-0.5

-1

-1.5
Log V

y = 1,137x - 1,791 -2
R² = 0,988
-2.5

-3

-3.5

-4
Log [H2SO4]
2.3 Pengaruh Suhu

Y
No. v (M/s) T(oC) ln v 1/T
regresi

1. 0.0216 80 -3.8351 0.0125 -4.3927

2. 0.0013 28 -6.6454 0.0357 -5.7322

3. 0.0003 12 -8.1117 0.0833 -8.4805

Pengaruh Suhu
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
-2 y = -56,00x - 3,742
-4 R² = 0,865
ln v

-6

-8

-10
1/T

B. REAKSI

Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + SO2(g) + S(s) + H2O(l)


C. PEMBAHASAN
Efek konsentrasi antara dua zat tidak mungkin bereaksi satu sama lain
kecuali partikel penyusunnya (molekul, atom, atau ion) bersentuhan. Jika tidak
ada kontak, laju reaksi akan menjadi nol. Sebaliknya, semakin banyak partikel
reaktan yang bertabrakan per satuan waktu, semakin sering reaksi di antara
mereka dapat terjadi. Maka, jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju
reaksinya semakin besar pula dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil
maka laju reaksinya semakin kecil pula. Pada percobaan pertama berdasarkan
tabel pengamatan terlihat bahwa bila konsentrasi Na2S2O3 semakin rendah,
maka kecepatan reaksi yang terjadi akan semakin lambat. Hal ini disebabkan
karena partikel-partikel Na2S2O3 pada konsentrasi yang lebih tinggi akan
semakin banyak sehingga tumbukan antar partikel akan terjadi lebih sering dan
cepat, sehingga kecepatan reaksinya meningkat seiring dengan meningkatnya
konsentrasi. Jika partikel-partikenya memiliki konsentasi yang rendah, maka
laju reaksinya juga akan melambat.

Pada percobaan kedua, berdasarkan tabel pengamatan, hasilnya hampir


sama dengan percobaan pertama yaitu dimana konsentrasi H2SO4 yang semakin
tinggi, maka kecepatan reaksi meningkat. Akan tetapi, pada percobaan kedua
ini, kecepatan reaksi H2SO4 lebih cepat dibandingkan dengan Na2S2O3, karena
hal ini dipengaruhi oleh jenis zat dimana H2SO4 lebih mudah bereaksi daripada
Na2S2O3. Suhu dapat mempengaruhi laju reaksi, apabila suhu dinaikkan dari
suhu awal maka laju reaksi semakin besar. Hal ini disebabkan karena dengan
menaikkan suhu reaksi akan meningkatkan energi kinetik dari partikel zat
reaktan yang bertumbukan sehingga menghasilkan zat produk yang makin
besar, berarti laju reaksi makin besar. Bahwa dengan menaikkan suhu reaksi
sama dengan meningkatkan fraksi partikel yang memiliki energi melebihi
energi aktivasi.
Pada percobaan ketiga, seperti pada tabel pengamatan terlihat bahwa
kecepatan reaksi pada air dingin lebih lambat dibandingkan suhu ruangan dan
saat larutan dipanaskan. Hal ini dikarenakan suhu larutan yang meningkat akan
menyebabkan energi kinetik dari partikel-partikel dalam larutan meningkat dan
membuat kecepatan reaksinya meningkat. Pada suhu rendah dimana suhunya
diturunkan maka, energi kinetiknya juga ikut menurun dan menyebabkan
kecepatan reaksi yang juga ikut melambat. Pada hasil keseluruhan praktikum
yang dilakukan, terlihat bahwa hasil praktikum yang dilakukan sudah sesuai
dengan teori-teori dimana pada teori, semakin meningkatnya konsentrasi dan
semakin meningkatnya suhu, maka kecepatan reaksi semakin cepat begitupula
sebaliknya, semakin menurunnya konsentrasi dan semakin menurunnya suhu,
maka kecepatan reaksinya semakin lambat.

Pada tabel pengaruh konsentrasi Na2S2O3, terlihat bahwa konsentrasi


Na2S2O3 yang semakin rendah maka kecepatan reaksi yang terjadi semakin
lambat. Hal ini disebabkan karena partikel-partikel Na2S2O3 pada konsentrasi
yang lebih tinggi akan semakin banyak sehingga tumbukan antar partikel akan
terjadi lebih sering dan cepat, sehingga kecepatan reaksinya meningkat seiring
dengan meningkatnya konsentrasi. Pada tabel pengaruh konsentrasi H2SO4
yang semakin tinggi akan menyebabkan kecepatan reaksi mengkat. Namun,
terdapat perbedaan dimana kecepatan reaksi H2SO4 lebih cepat dibandingkan
dengan Na2S2O3. Hal ini dipengaruhi oleh jenis zat dimana H2SO4 lebih mudah
bereaksi daripada Na2S2O3.

Pada tabel pengaruh suhu, terlihat bahwa kecepatan reaksi pada air dingin
lebih lambat dibandingkan suhu ruangan dan saat larutan dipanaskan. Hal ini
dikarenakan suhu larutan yang meningkat akan menyebabkan energi kinetik
dari partikel-partikel dalam larutan meningkat dan membuat kecepatan
reaksinya meningkat. Pada suhu rendah dimana suhunya diturunkan maka,
energi kinetiknya juga ikut menurun dan menyebabkan kecepatan reaksi yang
melambat.

D. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Semakin besar konsentrasi pada suatu zat maka semakin cepat pula laju

reaksinya.

2. Bila suhu dinaikkan pada suatu zat maka akan semakin cepat laju reaksi.

Makassar, 30 Oktober 2021


Asisten, Praktikan,

(Charmelia Asma Sukmastuty) ( Teresia Galla )


KEGIATAN 6
PERCOBAAN KESETIMBANGAN ASAM-BASA

Nama Praktikan : Teresia Galla (D131211053) Nilai :


ACC+
Nama Teman Kerja : 1. Ramdini Ardiyanti Sahabuddin (D131211043)
2. Desifa Widyanengsi (D131211045)
3. Naila Nurul Aisyah (D131211047)
4. Andi Muhammad Nooralif (D131211049)
5. Azzahra Diva (D131211051)
Asisten Dosen : Rika Pandin

A. PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


 Pengamatan :

Asam Asetat (CH3COOH) pH Suhu (oC)

0,1 M 3 31

0,01 M 4 31

0,001 M 5 31

0,0001 M 6 31

0,00001 M 6 31

Asam Formiat (HCOOH) pH Suhu (oC)

0,1 M 2 31

0,01 M 3 31

0,001 M 5 31

0,0001 M 6 31

0,00001 M 6 31
 Perhitungan :
a. Menentukan Konstanta Asam Lemah (Ka).

 Asam Asetat (CH3COOH)


o Untuk Konsentrasi 0,1 M dengan pH = 3
[10−pH ]2
Ka1 =
[M]

[10−3 ]2
Ka1 =
[0,1]

[10−6 ]
Ka1 =
[0,1]

Ka1 = 10−5
o Untuk Konsentrasi 0,01 M dengan pH = 4
[10−pH]2
Ka2 =
[M]

[10−4 ]2
Ka2 =
[0,01]

[10−8 ]
Ka2 =
[0,01]

Ka2 = 10−6
o Untuk Konsentrasi 0,001 M dengan pH = 5
[10−pH]2
Ka3 =
[M]

[10−5 ]2
Ka3 =
[0,001]

[10−10]
Ka3 =
[0,001]

Ka3 = 10−7
o Untuk Konsentrasi 0,0001 M dengan pH = 6
[10−pH]2
Ka4 =
[M]
[10−6]2
Ka4 =
[0,0001]

[10−12]
Ka4 =
[0,0001]

Ka4 = 10−8
o Untuk Konsentrasi 0,00001 M dengan pH = 6
[10−pH]2
Ka5 =
[M]

[10−6 ]2
Ka5 =
[0,00001]

[10−12]
Ka5 =
[0,00001]

Ka5 = 10−7
o ∑Ka = 10−5 + 10−6 + 10−7 + 10−8 + 10−7

= 1,12 × 10−5

 Asam Formiat (HCOOH)


o Untuk Konsentrasi 0,1 M dengan pH = 2
[10−pH]2
Ka1 =
[M]

[10−2 ]2
Ka1 =
[0,1]

[10−4 ]
Ka1 =
[0,1]

Ka1 = 10−3
o Untuk Konsentrasi 0,01 M dengan pH = 3
[10−pH]2
Ka2 =
[M]

[10−3 ]2
Ka2 =
[0,01]
[10−6 ]
Ka2 =
[0,01]

Ka2 = 10−4
o Untuk Konsentrasi 0,001 M dengan pH = 5
[10−pH]2
Ka3 =
[M]

[10−5 ]2
Ka3 =
[0,001]

[10−10]
Ka3 =
[0,001]

Ka3 = 10−7
o Untuk Konsentrasi 0,0001 M dengan pH = 6
[10−pH]2
Ka4 =
[M]

[10−6]2
Ka4 =
[0,0001]

[10−12]
Ka4 =
[0,0001]

Ka4 = 10−8
o Untuk Konsentrasi 0,00001 M dengan pH = 6
[10−pH]2
Ka5 =
[M]

[10−6 ]2
Ka5 =
[0,00001]

[10−12]
Ka5 =
[0,00001]

Ka5 = 10−7

o ∑ Ka = 10−3 + 10−4 + 10−7 + 10−8 + 10−7

= 1,10 × 10−3
b. Menentukan Derajat Ionisasi.

 Asam Asetat (CH3COOH)


o Untuk Konsentrasi 0,1 M dengan pH = 3
[10−pH ]
α1 = × 100 %
[M]

[10−3 ]
α1 = × 100 %
[0,1]

α1 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,01 M dengan pH = 4
[10−pH ]
α2 = × 100 %
[M]

[10−4 ]
α2 = × 100 %
[0,01]

α2 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,001 M dengan pH = 5
[10−pH ]
α3 = × 100 %
[M]

[10−5 ]
α3 = × 100 %
[0,001]

α3 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,0001 M dengan pH = 6
[10−pH ]
α4 = × 100 %
[M]

[10−6]
α4 = × 100 %
[0,0001]

α4 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,00001 M dengan pH = 6
[10−pH ]
α5 = × 100 %
[M]

[10−6]
α5 = × 100 %
[0,00001]
α5 = 10 %

o ∑α = 1 % + 1 % + 1 % + 1 % + 10 %

= 14 %

 Asam Formiat (HCOOH)


o Untuk Konsentrasi 0,1 M dengan pH = 2
[10−pH ]
α1 = × 100 %
[M]

[10−2 ]
α1 = × 100 %
[0,1]

α1 = 10 %
o Untuk Konsentrasi 0,01 M dengan pH = 3
[10−pH ]
α2 = × 100 %
[M]

[10−3 ]
α2 = × 100 %
[0,01]

α2 = 10 %
o Untuk Konsentrasi 0,001 M dengan pH = 5
[10−pH ]
α3 = × 100 %
[M]

[10−5 ]
α3 = × 100 %
[0,001]

α3 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,0001 M dengan pH = 6
[10−pH ]
α4 = × 100 %
[M]

[10−6]
α4 = × 100 %
[0,0001]

α4 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,00001 M dengan pH = 6
[10−pH ]
α5 = × 100 %
[M]

[10−6]
α5 = × 100 %
[0,00001]

α5 = 10 %

o ∑ α = 10 % + 10 % + 1 % + 1 % + 10 %

= 32 %

B. PEMBAHASAN
Asam mempunyai sifat-sifat antara lain mempunyai rasa masam,

menyebabkan perubahan warna lakmus biru menjadi merah, dapat

bersifat korosif dan merupakan larutan elektrolit. Asam dikatakan

bersifat korosif karena mempunyai tingkat keasaman yang tinggi dan

bereaksi dengan logam-logam tertentu sepeti Magnesium (Mg) dan Besi

(Fe) dan menghasilkan gas hidrogen. Pengukuran tingkat keasaman atau

kondisi pH dapat di gunakan pH meter dan kertas pH universal.

Nilai pH larutan dapat diketahui dengan menggunakan kertas pH

universal ataupun kertas lakmus yang dicelupkan ke dalam larutan

selama sekian detik dan akan terjadi perubahan warna, setelah terjadi

perubahan warna kertas lakmus diangkat dan dicocokkan dengan tabel

warna yang ada di kotak, dari kesamaan warna dari kertas lakmus dan

warna pada table warna dapat memberikan keterangan nilai pH suatu

asam lemah. pH asam lemah dipengaruhi oleh pengencerannya, pada

percobaan dapat di buktikan dengan melihat tabel hasil pengukuran pH,

penurunan nilai pH ini disebabkan pada pengenceran terjadi penurunan

konsentrasi dari asam lemah, penurunan konsentrasi diikuti penurunan


tingkat keasaman suatu asam lemah, dengan kata lain semakin rendah

konsentrasi semakin rendah tingkat keasamannya yang berarti pH-nya

semakin besar, dan sebaliknya.

Tetapan kesetimbangan asam lemah juga di pengaruhi oleh

pengenceran, dari data hasil percobaan diperlihatkan bahwa jika kita

bandingkan nilai kesetimbangan dari asam lemah yang mempunyai

konsentrasi 0,1 M dan yang mempunyai konsentrasi 0,00001 M akan

terlihat jelas bahwa nilai kesetimbangan dari asam lemah yang

berkonsentrasi 0,1 M lebih besar dari pada konsentrasi asam lemah yang

hanya 0,00001 M. Hubungan nilai pH dan pengenceran adalah semakin

tinggi konsentrasi suatu asam lemah maka kesetimbangannya juga akan

bernilai besar dan sebaliknya jika konsentrasi suatu asam lemah rendah

maka kesetimbangannya juga akan bernilai kecil.

Pengenceran dan derajat ionisasi juga mempunyai hubungan, yang

pada umumnya ketika suatu asam lemah mempunyai konsentrasi yang

tinggi maka derajat ionisasinya juga akan besar, begitu pun sebaliknya.

Pengenceran dapat mempengaruhi pH, ketetapan kesetimbangan, dan

derajat ionisasi karena dalam mengukur besar pH, ketetapan

kesetimbangan, dan derajat ionisasi digunakan molaritas (M) sebagai

salah satu faktor penentu nilai dari ketiga hal tersebut.

C. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :

1. pH larutan asam lemah dapat ditentukan dengan menggunakan

kertas pH universal.
2. Semakin banyak pengenceran yang dilakukan maka semakin besar

pula nilai dari pH, nilai Ka dan derajat ionisasi suatu larutan.

3. Derajat ionisasi suatu asam lemah dapat ditentukan berdasarkan nilai

pH.

Makassar, 14 Oktober 2021


Asisten, Praktikan,

( Rika Pandin ) ( Teresia Galla )


KEGIATAN 67
PERCOBAAN SIFAT-SIFAT SENYAWA ORGANIK

Nama Praktikan : Teresia Galla (D131211053) 90


Nilai :
Nama Teman Kerja : 1. Ramdini Ardiyanti Sahabuddin (D131211043)
2. Desifa Widyanengsi (D131211045)
3. Naila Nurul Aisyah (D131211047)
4. Andi Muhammad Nooralif (D131211049)
5. Azzahra Diva (D131211051)
Asisten Dosen : Andi Nur Annisa

A. PENGAMATAN
1. Kelarutan senyawa organik

Jumlah fase Jumlah fase


Zat dalam
dalam campuran Keterangan
terlarut
Air dietil eter
Senyawa
n-heksana 2 Fase 1 Fase
Non Polar

Senyawa
Klorofom 2 Fase 1 Fase
Non Polar

Senyawa
Etanol 1 Fase 1 Fase
Semi Polar
Senyawa
Etil asetat 1 Fase 1 Fase
Semi Polar

2. Reaksi-reaksi senyawa organik

Perubahan yang terjadi

Zat Keterangan
Fehling
KMnO4 Aseton
A+B

Tidak
Tidak
n-Heksana terjadi X X
Bereaksi
perubahan
warna (2
fase).

Tidak
terjadi
perubahan
Etanol warna X X Bereaksi
(terdapat
endapan
cokelat).

Terjadi
Tidak
Aseton perubahan X X
Bereaksi
warna.

Tidak
terjadi Tidak
Kloroform X X
perubahan Bereaksi
warna.

Tidak
terjadi
perubahan
warna
Glukosa X X Bereaksi
(terdapat
endapan
merah
bata).

B. PEMBAHASAN
1. Kelarutan senyawa organik
Pada percobaan ini kami menggunakan 8 tabung reaksi, yang setiap 4
tabung reaksi berisi air dan dietil eter. Pada 4 tabung reaksi yang berisi air,
setiap tabungnya diisi dengan pereaksi berbeda-beda begitupun pada 4
tabung reaksi lainnya yang berisi masing-masing dietil eter. Pada
penambahan n-heksana, ternyata tidak terjadi reaksi yang ditandai dengan
larutan dalam tabung reaksi yang terbagi menjadi 2 fase.
Hal ini telah sesuai dengan teori karena air merupakan pelarut polar dan
heksana adalah nonpolar. Air dapat melarutkan zat terlarut polar dan
beberapa senyawa ionik, tetapi tidak dapat melarutkan zat terlarut nonpolar.
Heksana dapat melarutkan zat nonpolar, tetapi tidak dapat melarutkan zat
polar. Oleh karena itu pada tabung reaksi yang berisi dietil eter yang
ditambahkan n-heksana terlihat bahwa larutan hanya terdiri dari satu fase,
yang berarti n-heksana larut dalam dietil eter karena dietil eter merupakan
pelarut untuk senyawa non polar.
Kemudian pada tabung reaksi yang berisi air dengan penambahan dengan
klororform. Dari percobaan diketahui bahwa kloroform merupakan senyawa
non polar walaupun sebenarnya sedikit polar. Tapi itu tidak bisa membuat
ikatan yang kuat (seperti ikatan hidrogen) dengan air. Karena kurangnya
interaksi yang kuat dengan air, kelarutannya dalam air sangat kurang.
Namun kloroform larut dalam dietil eter karena dietil eter adalah pelarut
untuk senyawa non polar.
Lalu pada tabung reaksi yang berisi air dengan penambahan etanol dapat
diketahui bahwa etanol larut dalam air. Begitupun pada tabung reaksi berisi
dietil eter dengan penambahan etanol dapat diketahui bahwa etanol juga
larut. Maka dapat etanol merupakan senyawa semi polar. Walaupun
sebenarnya etanol juga termasuk senyawa non polar karena adanya gugus
C-H. Etanol larut dalam air dikarenakan adanya gugus hidroksil (−OH)
dalam etanol yang mampu membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air
(H2O).
Ikatan hidrogen berarti interaksi dipol-dipol antara dua molekul dan
dapat bersifat intramolekul dan antarmolekul. Oleh karena itu etanol dapat
larut di dalam pelarut polar dan non polar sekaligus. Dan pada tabung reaksi
yang masing-masing berisi air dan dietil eter lalu ditambahkan dengan
masing-masing etil asetat. Dari percobaan dapat diketahui bahwa etil asetat
larut pada air dan juga dietil eter. Etil asetat merupakan pelarut yang bersifat
semi polar sehingga dapat menarik senyawa yang bersifat polar maupun
nonpolar. Hal ini yang menyebabkan pada percobaan dimana kedua larutan
tersebut sama sama dapat larut dalam aquades maupun dietil eter.

2. Reaksi-reaksi senyawa organik


Pada percobaan reaksi-reaksi senyawa organik terdapat 5 tabung berisi
masing-masing n-hekasana, etanol, aseton, kloroform dan glukosa yang
ditambahkan pereaksi yang berbeda ditiap tabungnya. Pada tabung reaksi
pertama terdapat larutan n-heksana yang direaksikan dengan KMnO4.
Tetapi tidak terjadi reaksi pada saat KMnO 4 ditambahkan kedalam tabung
reaksi.

C6H6 + KMnO4 → Tidak Bereaksi

Hal ini terjadi karena Heksana merupakan sebuah senyawa hidrokarbon


alkana dengan rumus kimia C6H14 ( dengan isomer utama n-heksana yang
mempunyai rumus kimia CH3(CH2)4CH3. Alkana disebut hidrokarbon jenuh
karena setiap karbon terikat dengan atom hidrogen sebanyak mungkin. Oleh
karena itu Kalium permanganat tidak akan bereaksi dengan alkana karena
mereka jenuh.

Kemudian pada tabung reaksi kedua terdapat larutan etanol yang


direaksikan dengan KMnO4. Tidak terjadi perubahan warna namun terdapat
endapan cokelat.

C2H5OH + 4 KMnO4 → C2H5 + KOH + MnO4

Hal ini karena KMnO4 yang merupakan oksidator kuat kemudian akan
mengoksidasi etil alkohol menjadi asam asetat. Dan KMnO4 kemudian ter-
reduksi yang membentuk endapan berwarna cokelat.

Kemudian pada tabung reaksi ketiga terdapat larutan aseton yang


direaksikan dengan KMnO4. Namun tidak terjadi perubahan warna ataupun
pembentukan endapan, yang artinya kedua senyawa tersebut tidak bereaksi.
CH3-CO-CH3 + KMnO4 → Tidak Bereaksi
Pada percobaan ini telah sesuai dengan teori, dimana dikatakan bahwa
zat pengoksidasi yang sangat kuat seperti larutan KMnO4 memang dapat
mengoksidasi aseton yang merupakan golongan keton simetris. Namun,
jenis oksidasi kuat ini dapat terjadi jika menggunakan H2SO4 untuk
mengaktifkan reaksi. Karena reaksi ini terjadi dengan pembelahan,
pemutusan ikatan karbon-karbon dan membentuk dua asam karboksilat.
Adapun fungsi dari penambahan KMnO4 pada tabung pertama, kedua dan
ketiga adalah untuk melihat reaksi reduksioksidasi pada senyawa organik.

Kemudian pada tabung reaksi keempat terdapat larutan aseton yang


direaksikan dengan kloroform. Tidak terjadi perubahan warna pada larutan
dalam tabung reaksi yang berarti larutan tidak bereaksi.

CHCl3 + CH3-CO-CH3 → Tidak Bereaksi

Hal ini terjadi karena ketika aseton dan kloroform dicampur bersama,
reaksi menjadi eksoterm karena pembentukan ikatan hidrogen antara
kloroform dan aseton. Campuran ini kemudian membentuk larutan non-
ideal.

Kemudian pada tabung reaksi kelima terdapat larutan glukosa yang


direaksikan dengan pereaksi fehling A + B. Larutan dalam tabung tidak
berubah warna dan terbentuk endapan berwarna merah bata setelah
dipanaskan. Karbohidrat terdiri dari dua jenis yaitu gula pereduksi dan
nonpereduksi. Gula pereduksi, bila diolah dengan larutan Fehling,
membentuk endapan. Hal ini karena gula pereduksi memiliki gugus aldehid
atau keton bebas. Larutan Fehling adalah larutan basa dari CuSO 4 yang
mengandung beberapa garam Rochelle, yaitu natrium kalium tartrat dan
dibuat dengan menambahkan larutan basa garam Rochelle (disebut larutan
Fehling 'B') ke dalam larutan larutan CuSO4 (disebut larutan Fehling 'A')
sampai berwarna biru. Cu(OH)2 yang pertama kali terbentuk hanya larut
kembali untuk membentuk larutan biru tua yang jernih. Ketika aldehida atau
keton alifatik dipanaskan dengan larutan Fehling, larutan tersebut direduksi
menjadi endapan Cu2O berwarna merah bata atau merah kecoklatan. Hal
inilah yang menyebabkan endapan merah bata pada saat melakukan
percobaan.
C. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :


1. Senyawa organik dapat dibedakan berdasarkan kepolarannya, yaitu pelarut
polar, non polar dan semi polar.
2. Reaksi yang terjadi pada senyawa organik dapat berupa reaksi redoks
(misalnya dengan mereaksikan senyawa organik dengan KMnO 4 dan pada
glukosa dengan pereaksi fehling) dan reaksi subtitusi(misalnya pada aseton
dengan kloroform).

Makassar, 7 Oktober 2021


Asisten, Praktikan,

( Andi Nur Annisa ) ( Teresia Galla )


KARTU KONTROL
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

Nama Mahasiswa : Teresia Galla Gol : ...................................................


NIM : D131211053
Prodi/Fakultas : Lingkungan/Teknik

PRAKTIKUM JURNAL/ LAPORAN


No. PERCOBAAN NILAI
Tgl. Paraf Asist. Tgl. Paraf Asist.

Keselamatan Kerja di 93
1. Laboratorium Kimia & 23/09/21 12/10/21
Keterampilan Laboratorium

2. Sifat-Sifat Unsur 21/10/21 29/10/21


88

3. Ikatan Kimia 30/09/21 02/10/21 ACC+

4. Kecepatan Reaksi 28/10/21

5. Kesetimbangan Asam-Basa 14/10/21 19/10/21 ACC+

6. Sifat-Sifat Senyawa Organik 07/10/21 25/10/21 90

Makassar, 2021
Koordinator Praktikum
Kimia Dasar UPT-MKU Unhas,
Dosen Pengawas: ............................................

M. Ilham Adi Putra


Koord. Asisten: .............................................

Dr. Syahruddin Kasim, S.Si. M.Si.

Anda mungkin juga menyukai