NIM : D131211053
KELOMPOK :4
NIM : D131211053
KELOMPOK : 4
A. PENGAMATAN
Bahan Kimia :
Turpentine oil
1 Flammable (F)
(C10H16).
Sodium Hidroxide
(NaOH), Phenol
2 Harmful Irritant
(C6H5OH),
Dichlorine (Cl2)
Potassium Chlorat
(KCIO3),
Ammonium Nitrate
3 Explosive (E)
(NH4NO3), Trinitro
Toluene
(TNT/C7H5N3O6).
Arsenic (As2O3),
Cyanide (CN),
4 Toxic (T)
Methanol (CH3OH),
Benzene (C6H6).
Hydrochloric Acid
(HCl) , Sulfuric
6 Acid (H2SO4) , Corrosive (C)
Sodium Hydroxide
(NaOH) (>2%).
Hydrogen Peroxide
7 (H2O2), Potassium Oxidizing (O)
Perchlorat (KCIO4)
Racun, Virus,
Bakteri, Parasit,
8 Biohazard
Jamur, Protein
Prion.
Uranium, 90Co,
9 Radioactive
Tritium.
Benzene (C6H6),
Senyawa Nikel, Carcinogen
10
Chloride (Cl)
Alat-alat keselamatan :
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum hari ini kita dapat mengetahui betapa pentingnya
menggunakan alat pelindung diri ketika praktikum. Karena dapat mencegah
terjadinya hal-hal negatif yyang dapat tejadi pada diri sendir atau orang lain
ketika praktikum. Adapun alat pelindung diri yang harus dikenakan ketika
memasuki kawasan laboratorium adalah jas lab, masker, sepatu tertutup, baju
lengan panjang, google/kacamata, pelindung muka dan juga sarung tangan
lateks. Alat pelindung diri ini akan melindungi tubuh dari bahan kimia berbahaya
ketika melakukan praktikum.
C. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Memahami prinsip-prinsip keselamatan kerja di laboratorium kimia serta
mengetahui dampak dari bahan-bahan berbahaya yang ada di dalam
laboratorium maupun lingkungan laboratorium sangat penting untuk
meminimalisir kecelakaan yang bisa saja terjadi.
2. Penguasaan dan pemahaman tentang penggunaan alat alat laboratorium
sangat membantu dalam setiap proses praktikum agar tidak salah dalam
menggunakan alat untuk percobaan sehingga dapat menghindari kegagalan
dalam proses praktikum.
I. PENGAMATAN
1. Pengenalan alat-alat laboratorium kimia
2. Pembuatan larutan
Bobot/volume Volume
Zat terlarut Pelarut Keterangan
No. (g/mL) larutan (mL)
m n
M= ×
Mr v
10 1000
M= ×
58,5 50
M = 1,14 M
o Mencari M2
M1 × V1 = M2 × V2
𝟏𝟕𝟏
M2 = 𝟏𝟎𝟎 = 1,71 M
2. H2SO4
o Mencari M1
ρ ×% ×1000
M=
Mr
1,8×97⁄100 ×1000
M= = 18,21 M
98
o Mencari M2
M1 × V1 = M2 × V2
18,21 M × 1 mL = M2 × 100
𝟏𝟖,𝟐𝟏
M2 = = 0,1 M
𝟏𝟎𝟎
3. Na2SO4
o Mencari M1
m n
M= ×
Mr v
1,4 1000
M= ×
142 50
M = 0,19 M
o Mencari M2
M1 × V1 = M2 × V2
0,19 M × 50 mL = M2 × 100
𝟗,𝟓
M2 = = 0,095 M
𝟏𝟎𝟎
4. HCl
o Mencari M2
M1 × V1 = M2 × V2
0,19 M × 50 mL = M2 × 100
9,5
M2 = 100 = 0,095 M
5. Etanol (96%)
o Mencari %2
%1 × V1 = %2 × V2
96 M × 26 mL = M2 × 100
2496
M2 = = 25 %
100
6. Na2SO4
o Mencari M1
m n
M= ×
Mr v
4,15 1000
M= ×
249,5 50
M = 0,33 M
o Mencari M2
M1 × V1 = M2 × V2
0,33 M × 50 mL = M2 × 500
16,5
M2 = 500
= 0,095 M
Pembahasan
Pada praktikum hari ini kita dapat mengetahui bahwa agar suatu
percobaan di laboratorium dapat dilakukan dengan lancar dan terkendali,
maka dibutuhkan alat-alat laboratorium yang lengkap dan berstandar. Alat-
alat laboratorium ini mempunyai fungsi yang berbeda satu dengan lainnya.
Contohnya erlenmeyer, gelas kimia, pipet tetes, labu ukur ,cawan petri,
corong, botol semprot, dan gelas ukur. Percobaan atau penelitian di
laboratorium kimia pada umumnya dalam sistem larutan, sehingga
pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan larutan bahan kimia mutlak
diperlukan. Contoh percobaan larutan kimia yaitu NaCl, H2SO4 97 %,
Na2SO4, HCl, Etanol 96%, CuSO4.5H2O. Untuk menghitung konsentrasi
larutan dalam molar (M) dari bahan kimia cair maka dapat menggunakan
rumus:
ρ × % × 1000
M=
Mr
C1 × V1 = C2 × V2
III. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Mengetahui peralatan yang umum digunakan di laboratorium kimia serta
cara menggunakannya adalah hal utama yang harus diketahui pada saat
ingin melakukan suatu percobaan dilaboratorium.
2. Mengetahui cara menimbang bahan kimia, menyaring padatan dari
campuran heterogen serta cara membuat larutan dalam air untuk zat kimia
padat dan cair juga merupakan suatu keterampilan dasar yang harus
diketahui seorang praktikan yang akan melakukan percobaan di
laboratorium.
A. PENGAMATAN
1. Pengendapan garam sulfat
Ditambah pereaksi
Larutan BaCl2 K4Fe(CN)6 Keterangan
B. REAKSI
1. NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
2. Tidak perlu.
C. PEMBAHASAN
Pada pengendapan garam sulfat kedalam tabung reaksi yang berisi NaCl
kemudian ditambahkan dengan AgNO3. Ion klorida bereaksi dengan larutan
perak nitrat (AgNO3) membentuk suatu endapan perak klorida (AgCl) berwarna
putih (Parwatha, 2010). Kemudian pada reaksi HCl, CH3COOH, dan
CH3CH2OH dengan Metil Orange (MO) akan membuat larutan mengalami
perubahan warna. Ini karena Metil jingga yang sering digunakan sebagai
indicator dalam titrasi asam basa mempunyai trayek pH 3,1 – 4,4 dan berwarna
merah dalam keadaan asam dan berwarna kuning dalam keadaan basa
(Budevsky, 1979).
Pada pengendapan garam hidroksida, dua tabung reaksi yang masing-
masing berisi larutan CuSO4 yang telah ditambahkan NH4OH. Larutan berwarna
biru muda salah satu ditambahkan BaCl2 dan tabung yang lain ditambahkan
K4Fe(CN)6. Pada penambahan dengan BaCl2 terbentuk endapan biru garam
sulfat basa. Endapan larut dalam reagensia berlebihan membentuk garam
komplek yang berwarna biru tua tetra amine kupri sulfat [Cu(NH3)4]SO4.
Dengan penambahan larutan K4[Fe(CN)6] (dalam suasana netral atau asam)
terbentuk endapan coklat kemerahan Cu2[Fe(CN)6]. Tidak larut dalam asam-
asam encer, tapi larut dalam larutan ammonia membentuk larutan berwarna biru
tua (Pramata dkk, 2019). Kemudian pada dua tabung berbeda ditambahkan
masing-masing FeCl3 dan K4Fe(CN)6 lalu tiap tabung ditambahkan KCNS. Pada
tabung berisi FeCl3 terbentuk larutan warna merah tua atau merah bata ferri
tiosianat (Pramata dkk, 2019).
D. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan didapatkan kesimpulan bahwa :
1. Pada pengendapan garam sulfat : Larutan NaCl yang ditambahkan dengan
AgNO3 terdapat endapan yang terbentuk tetapi pada CHCl3 tidak terbentuk
endapan.
2. Pada reaksi dengan indikator rmetil orange (MO) : Semua larutan yang
ditambahkan metil orange (MO) terjadi perubahan warna.
3. Pada pengendapan garam hidroksida : Semua larutan yang ditambahkan
dengan BaCl2 dan K4Fe(CN)6 terjadi pembentukan endapan tetapi pada larutan
dengan penambahan KCNS tidak terjadi pembentukan endapan.
c. Pengaruh suhu
Konsentrasi Konsentrasi 1/waktu
Suhu (OC)
Na2S2O3 (M) H2SO4 (M) (detik-1)
[H2SO4] Log Y
No. v (M/s) Log v
(M) [Na2S2O3] regresi
Konsentrasi H2SO4
0
-1.8 -1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0
-0.5
-1
-1.5
Log V
y = 1,137x - 1,791 -2
R² = 0,988
-2.5
-3
-3.5
-4
Log [H2SO4]
2.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4
[H2SO4] Log Y
No. v (M/s) Log v
(M) [Na2S2O3] regresi
Konsentrasi H2SO4
0
-1.8 -1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0
-0.5
-1
-1.5
Log V
y = 1,137x - 1,791 -2
R² = 0,988
-2.5
-3
-3.5
-4
Log [H2SO4]
2.3 Pengaruh Suhu
Y
No. v (M/s) T(oC) ln v 1/T
regresi
Pengaruh Suhu
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
-2 y = -56,00x - 3,742
-4 R² = 0,865
ln v
-6
-8
-10
1/T
B. REAKSI
Pada tabel pengaruh suhu, terlihat bahwa kecepatan reaksi pada air dingin
lebih lambat dibandingkan suhu ruangan dan saat larutan dipanaskan. Hal ini
dikarenakan suhu larutan yang meningkat akan menyebabkan energi kinetik
dari partikel-partikel dalam larutan meningkat dan membuat kecepatan
reaksinya meningkat. Pada suhu rendah dimana suhunya diturunkan maka,
energi kinetiknya juga ikut menurun dan menyebabkan kecepatan reaksi yang
melambat.
D. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin besar konsentrasi pada suatu zat maka semakin cepat pula laju
reaksinya.
2. Bila suhu dinaikkan pada suatu zat maka akan semakin cepat laju reaksi.
0,1 M 3 31
0,01 M 4 31
0,001 M 5 31
0,0001 M 6 31
0,00001 M 6 31
0,1 M 2 31
0,01 M 3 31
0,001 M 5 31
0,0001 M 6 31
0,00001 M 6 31
Perhitungan :
a. Menentukan Konstanta Asam Lemah (Ka).
[10−3 ]2
Ka1 =
[0,1]
[10−6 ]
Ka1 =
[0,1]
Ka1 = 10−5
o Untuk Konsentrasi 0,01 M dengan pH = 4
[10−pH]2
Ka2 =
[M]
[10−4 ]2
Ka2 =
[0,01]
[10−8 ]
Ka2 =
[0,01]
Ka2 = 10−6
o Untuk Konsentrasi 0,001 M dengan pH = 5
[10−pH]2
Ka3 =
[M]
[10−5 ]2
Ka3 =
[0,001]
[10−10]
Ka3 =
[0,001]
Ka3 = 10−7
o Untuk Konsentrasi 0,0001 M dengan pH = 6
[10−pH]2
Ka4 =
[M]
[10−6]2
Ka4 =
[0,0001]
[10−12]
Ka4 =
[0,0001]
Ka4 = 10−8
o Untuk Konsentrasi 0,00001 M dengan pH = 6
[10−pH]2
Ka5 =
[M]
[10−6 ]2
Ka5 =
[0,00001]
[10−12]
Ka5 =
[0,00001]
Ka5 = 10−7
o ∑Ka = 10−5 + 10−6 + 10−7 + 10−8 + 10−7
= 1,12 × 10−5
[10−2 ]2
Ka1 =
[0,1]
[10−4 ]
Ka1 =
[0,1]
Ka1 = 10−3
o Untuk Konsentrasi 0,01 M dengan pH = 3
[10−pH]2
Ka2 =
[M]
[10−3 ]2
Ka2 =
[0,01]
[10−6 ]
Ka2 =
[0,01]
Ka2 = 10−4
o Untuk Konsentrasi 0,001 M dengan pH = 5
[10−pH]2
Ka3 =
[M]
[10−5 ]2
Ka3 =
[0,001]
[10−10]
Ka3 =
[0,001]
Ka3 = 10−7
o Untuk Konsentrasi 0,0001 M dengan pH = 6
[10−pH]2
Ka4 =
[M]
[10−6]2
Ka4 =
[0,0001]
[10−12]
Ka4 =
[0,0001]
Ka4 = 10−8
o Untuk Konsentrasi 0,00001 M dengan pH = 6
[10−pH]2
Ka5 =
[M]
[10−6 ]2
Ka5 =
[0,00001]
[10−12]
Ka5 =
[0,00001]
Ka5 = 10−7
= 1,10 × 10−3
b. Menentukan Derajat Ionisasi.
[10−3 ]
α1 = × 100 %
[0,1]
α1 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,01 M dengan pH = 4
[10−pH ]
α2 = × 100 %
[M]
[10−4 ]
α2 = × 100 %
[0,01]
α2 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,001 M dengan pH = 5
[10−pH ]
α3 = × 100 %
[M]
[10−5 ]
α3 = × 100 %
[0,001]
α3 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,0001 M dengan pH = 6
[10−pH ]
α4 = × 100 %
[M]
[10−6]
α4 = × 100 %
[0,0001]
α4 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,00001 M dengan pH = 6
[10−pH ]
α5 = × 100 %
[M]
[10−6]
α5 = × 100 %
[0,00001]
α5 = 10 %
o ∑α = 1 % + 1 % + 1 % + 1 % + 10 %
= 14 %
[10−2 ]
α1 = × 100 %
[0,1]
α1 = 10 %
o Untuk Konsentrasi 0,01 M dengan pH = 3
[10−pH ]
α2 = × 100 %
[M]
[10−3 ]
α2 = × 100 %
[0,01]
α2 = 10 %
o Untuk Konsentrasi 0,001 M dengan pH = 5
[10−pH ]
α3 = × 100 %
[M]
[10−5 ]
α3 = × 100 %
[0,001]
α3 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,0001 M dengan pH = 6
[10−pH ]
α4 = × 100 %
[M]
[10−6]
α4 = × 100 %
[0,0001]
α4 = 1 %
o Untuk Konsentrasi 0,00001 M dengan pH = 6
[10−pH ]
α5 = × 100 %
[M]
[10−6]
α5 = × 100 %
[0,00001]
α5 = 10 %
o ∑ α = 10 % + 10 % + 1 % + 1 % + 10 %
= 32 %
B. PEMBAHASAN
Asam mempunyai sifat-sifat antara lain mempunyai rasa masam,
selama sekian detik dan akan terjadi perubahan warna, setelah terjadi
warna yang ada di kotak, dari kesamaan warna dari kertas lakmus dan
berkonsentrasi 0,1 M lebih besar dari pada konsentrasi asam lemah yang
bernilai besar dan sebaliknya jika konsentrasi suatu asam lemah rendah
tinggi maka derajat ionisasinya juga akan besar, begitu pun sebaliknya.
C. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
kertas pH universal.
2. Semakin banyak pengenceran yang dilakukan maka semakin besar
pula nilai dari pH, nilai Ka dan derajat ionisasi suatu larutan.
pH.
A. PENGAMATAN
1. Kelarutan senyawa organik
Senyawa
Klorofom 2 Fase 1 Fase
Non Polar
Senyawa
Etanol 1 Fase 1 Fase
Semi Polar
Senyawa
Etil asetat 1 Fase 1 Fase
Semi Polar
Zat Keterangan
Fehling
KMnO4 Aseton
A+B
Tidak
Tidak
n-Heksana terjadi X X
Bereaksi
perubahan
warna (2
fase).
Tidak
terjadi
perubahan
Etanol warna X X Bereaksi
(terdapat
endapan
cokelat).
Terjadi
Tidak
Aseton perubahan X X
Bereaksi
warna.
Tidak
terjadi Tidak
Kloroform X X
perubahan Bereaksi
warna.
Tidak
terjadi
perubahan
warna
Glukosa X X Bereaksi
(terdapat
endapan
merah
bata).
B. PEMBAHASAN
1. Kelarutan senyawa organik
Pada percobaan ini kami menggunakan 8 tabung reaksi, yang setiap 4
tabung reaksi berisi air dan dietil eter. Pada 4 tabung reaksi yang berisi air,
setiap tabungnya diisi dengan pereaksi berbeda-beda begitupun pada 4
tabung reaksi lainnya yang berisi masing-masing dietil eter. Pada
penambahan n-heksana, ternyata tidak terjadi reaksi yang ditandai dengan
larutan dalam tabung reaksi yang terbagi menjadi 2 fase.
Hal ini telah sesuai dengan teori karena air merupakan pelarut polar dan
heksana adalah nonpolar. Air dapat melarutkan zat terlarut polar dan
beberapa senyawa ionik, tetapi tidak dapat melarutkan zat terlarut nonpolar.
Heksana dapat melarutkan zat nonpolar, tetapi tidak dapat melarutkan zat
polar. Oleh karena itu pada tabung reaksi yang berisi dietil eter yang
ditambahkan n-heksana terlihat bahwa larutan hanya terdiri dari satu fase,
yang berarti n-heksana larut dalam dietil eter karena dietil eter merupakan
pelarut untuk senyawa non polar.
Kemudian pada tabung reaksi yang berisi air dengan penambahan dengan
klororform. Dari percobaan diketahui bahwa kloroform merupakan senyawa
non polar walaupun sebenarnya sedikit polar. Tapi itu tidak bisa membuat
ikatan yang kuat (seperti ikatan hidrogen) dengan air. Karena kurangnya
interaksi yang kuat dengan air, kelarutannya dalam air sangat kurang.
Namun kloroform larut dalam dietil eter karena dietil eter adalah pelarut
untuk senyawa non polar.
Lalu pada tabung reaksi yang berisi air dengan penambahan etanol dapat
diketahui bahwa etanol larut dalam air. Begitupun pada tabung reaksi berisi
dietil eter dengan penambahan etanol dapat diketahui bahwa etanol juga
larut. Maka dapat etanol merupakan senyawa semi polar. Walaupun
sebenarnya etanol juga termasuk senyawa non polar karena adanya gugus
C-H. Etanol larut dalam air dikarenakan adanya gugus hidroksil (−OH)
dalam etanol yang mampu membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air
(H2O).
Ikatan hidrogen berarti interaksi dipol-dipol antara dua molekul dan
dapat bersifat intramolekul dan antarmolekul. Oleh karena itu etanol dapat
larut di dalam pelarut polar dan non polar sekaligus. Dan pada tabung reaksi
yang masing-masing berisi air dan dietil eter lalu ditambahkan dengan
masing-masing etil asetat. Dari percobaan dapat diketahui bahwa etil asetat
larut pada air dan juga dietil eter. Etil asetat merupakan pelarut yang bersifat
semi polar sehingga dapat menarik senyawa yang bersifat polar maupun
nonpolar. Hal ini yang menyebabkan pada percobaan dimana kedua larutan
tersebut sama sama dapat larut dalam aquades maupun dietil eter.
Hal ini karena KMnO4 yang merupakan oksidator kuat kemudian akan
mengoksidasi etil alkohol menjadi asam asetat. Dan KMnO4 kemudian ter-
reduksi yang membentuk endapan berwarna cokelat.
Hal ini terjadi karena ketika aseton dan kloroform dicampur bersama,
reaksi menjadi eksoterm karena pembentukan ikatan hidrogen antara
kloroform dan aseton. Campuran ini kemudian membentuk larutan non-
ideal.
Keselamatan Kerja di 93
1. Laboratorium Kimia & 23/09/21 12/10/21
Keterampilan Laboratorium
Makassar, 2021
Koordinator Praktikum
Kimia Dasar UPT-MKU Unhas,
Dosen Pengawas: ............................................