Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN 1
Pengenalan alat, budaya k3 dan sImbol bahaya

Nama Anggota
Isrenna Ratu Rezky Suci 1157040029
Helmi Fauzi 1157040025
Imas Siti Syarah 1157040028

KIMIA - 1A

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

2015

BAB I
TUJUAN

Mampu mengidentifikasi beberapa macam alat dan menggunakannya dengan benar.


Mampu mengetahui fungsi alat-alat kimia dan cara kerja alat-alat tersebut.
Mengenalkan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium.
Mampu menggunakan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium dengan
benar.
Mampu mengenali simbol-simbol berbahaya yang terdapat dalam label bahan kimia.
Mampu mengenali nama senyawa, rumus, ciri fisik dan kegunaan senyawa kimia.

BAB II
TEORI DASAR

Alat-alat laboratorium adalah suatu benda yang digunakan dan kita butuhkan dalam
melakukan penelitian ataupun praktikum. Dalam praktikum pengenalan alat-alat kimia
diperkenalkan berbagai macam alat-alat yang sering digunakan dalam melakukan praktikum,
cara kerja dan fungsi dari alat-alat tersebut. Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan
dari alat yang digunakan. Sebelum dan sesudah melakukan praktikum disarankan agar
membersihkan atau mensterilisasikan terlebih dahulu alat yang akan digunakan agar terhidar
dan terbebas dari suatu bahan atau mikroba yang tidak diinginkan karena Kebersihan alat
praktikum dapat mengganggu hasil praktikum. Contohnya jika pada alat alat tersebut masih
tersisa zat-zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan
sesudahnya maka dapat mengakibatkan hasil akhir yang tidak akurat dan mengakibatkan
kegagalan dalam pratikum. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta
bahan harus benar-benar dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di
laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam laboratorium
karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat alat dan bahan yang dilakukan
dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu,
pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak
saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi Praktikan, tetapi juga dapat
mengganggu proses Praktikum secara menyeluruh. Telah terjadi banyak kecelakaan seperti
luka ringan, luka permanen maupun gangguan kesehatan karena kecerobohan dalam
melakukan praktikum dan kerusakan terhadap alat-alat praktikum yang harganya sangat
mahal Oleh karena itu Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium maupun
dunia kerja adalah hal yang sanggat penting diketahui oleh praktikan dalam melakukan
kegiatan praktikum.
Di dalam kegiatan pratikum kimia, bahan kimia merupakan bahan utama, oleh karena
itu kita perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia khususnya yang sering
digunakan di dalam pratikum. Diharapkan kita dapat mengetahui nama senyawa, rumus, ciri
fisik dan kegunaan dari bahan kimia tersebut. Pengetahuan tentang bahan kimia yang dimiliki
diantaranya dimaksudkan agar kita mampu menangani bahan kimia secara baik. Dengan
demikian kegiatan pratikum akan berjalan lancar dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat
dihindarkan.
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya Seperti yang telah
kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium kimia banyak yang
bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar. Ada yang bersifat mudah
terbakar, beracun, berbau tajam yang berdampak pada kesehatan, merusak benda-benda di
sekitarnya bahkan dapat mematikan makhluk hidup. Keselamatan kerja di laboratorium
sangatlah penting. Oleh karena itu, pada wadah atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi
simbol-simbol yang bertujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya zat
tersebut. Diharapkan kita dapat berhati-hati dalam penggunaan bahan-bahan kimia tersebut
demi keselamatan bersama. Untuk itu, sebelum kita memasuki laboratorium kimia perlu kita
pahami simbol-simbol tanda bahaya tersebut untuk menghindari kesalahan-kesalahan dan
bahaya yang tidak kita inginkan.
BAB III
ALAT DAN BAHAN

ALAT:
1. Gelas Beker
2. Gelas ukur
3. Spatula
4. Pipet tetes
5. Batang pengaduk
6. Pipet volume
7. Pipet ukur
8. Labu ukur
9. Buret
10. Tabung reaksi
11. Mortal dan Alu
12. Gelas arloji
13. Corong
14. Erlenmeyer
15. Hothands
16. Penjepit
17. Spirtus
18. Labu destilasi
19. Filler (karet penghisap)
20. Kaki tiga

BAB IV
PROSEDUR KERJA

Pengenalan alat-alat laboratorium


Mula-mula diperkenalkan macam- macam alat kimia. Kemudian, mahasiswa mencatat
nama, kegunaan, dan cara pakai alat tersebut. Terakhir mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui alat mana yang bisa dipakai mengukur larutan, volume dan alat mana yang
bisa digunakan sebagai penangas.

Simbol-simbol berbahaya
Mula-mula diperkenalkan macam-macam simbol berbahaya pada label bahan kimia.
Kemudian mahasiswa mencatat nama simbol, kode huruf, pengertian dan pencegahan bila
terkena bahan kimia yang berlabel simbol tersebut. Terakhir mahasiswa diharapkan dapat
memahami gambar dari simbol tersebut.

Nama-nama zat kimia


Mula-mula Mahasiswa diperkenalkan dengan berbagai macam zat kimia. Kemudian,
mahasiswa mencatat nama dan rumus senyawa kimia tersebut.terakhir, mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui ciri fisik, ciri kimia dan kegunaan dari zat kimia tersebut.

Pengenalan budaya Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)


Mula-mula mahasiswa diberikan penjelasan tentang pengertian dan tujuan budaya K3.
Kemudian, mahasiswa diberikan penjelasan apa saja yang termasuk alat pelindung diri
saat akan melakukan praktikum. Terakhir, mahasiswa diharapakan dapat mengetahui
betapa pentingnya budaya K3

BAB V
HASIL PENGAMATAN

Nama Alat Fungsi dan cara kerja Keterangan


1 Gelas Beker Sebagai penangas, digunakan Terbuat dari
untuk tempat larutan dan menguapkan borosilikat
pelarut atau untuk memekatkan. Cara yang tahan
menggunakannya dengan dibersihkan, terhadap panas
dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan hingga suhu
lap. Simpan larutan didalamnya. 200
2 Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan. pada saat
Cara menggunakannya yaitu larutan praktikum
dimasukkan kedalam gelas ukur. dengan
Sesuaikan dengan volume yang ketelitian
diperlukan. Baca ketepatan volume tinggi gelas
dengan melihat meniscus ke bawah. ukur tidak
diperbolehkan
untuk
mengukur

3 Spatula Digunakan untuk mengambil terbuat dari


bahan. Cara menggunakannya Ambil stainless atau
bahan atau zat yang berupa padatan alumunium
dengan spatula, kemudian letakkan di
tempat menyimpan bahan seperti kaca
arloji.

4 Pipet tetes untuk meneteskan atau terbuat dari


mengambil larutan dalam kaca atau
jumlah kecil. Cara plastik
menggunakannya celupkan
ke dalam larutan. Tekan
pilernya lalu longgarkan

5 Pengaduk untuk mengaduk sesuatu saat terbuat dari


akan direaksikan maupun saat reaksi kaca tahan
sementara berlangsung. Cara panas
menggunakannya Aduk larutan yang
ada di dalam gelas kimia dengan
batang pengaduk, lalu amati.
6 pipet volume untuk mengambil larutan dengan terbuat dari
volume tepat sesuai dengan label yang kaca
tertera pada bagian menggelembung. Cara
menggunakannya celupkan ke dalam
larutan. Tekan pilernya lalu
longgarkan.

7 Pipet ukur untuk mengambil larutan dengan terbuat dari


volume tertentu. Cara plastik atau
menggunakannya celupkan ke dalam kaca
larutan. Tekan pilernya lalu
longgarkan.

8 Labu ukur menakar volume zat kimia dalam terbuat dari


bentuk cair pada proses preparasi kaca tidak boleh
larutan, mengencerkan larutan dengan terkena panas
karena dapat
ketelitian tinggi. Cara
memuai
menggunakannya dimasukkan larutan
yang akan diencerkan atau masukkan
zat dengan bantuan kertas isap, agar
zat tidak menempel pada dinding
diatas batas atas. Lalu dimasukkan
aquadest untuk melarutkannya. Lalu
paskan dengan batas bawah. Tutup
lalu homogenkan.

9 Buret untuk melakukan titrasi terbuat dari


(sebagai tempat titran). Cara kaca dengan
menggunakannya Periksa skala dan kran
keadaan kerannya dan pada bagian
tetesannya apakah bocor bawah
atau tidak. Lalu dikalibrasi
dengan larutan yang akan
dimasukkan ke dalam buret,
periksa apakah ada
gelembung atau tidak. Buka
keran perlahan untuk
mengeluarkan larutannya
10 Tabung reaksi untuk mereaksikan bahan kimia. terbuat dari
Cara menggunakannya dibersihkan kaca bersilikat
terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan tahan panas
aqua DM setelah itu lap dengan lap
atau kertas isap. Kemudian sampel
yang akan direaksikan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi.

11 Mortal & Alu untuk menghaluskan terbuat dari


zat yang bersifat padat atau porselen kaca
kristal. Cara atau batu
menggunakannya masukkan granit
bahan kimia berupa padatan
ke dalam lumpang (mortar)
dan gerus hingga halus
menggunakan alu (pastle)
12 Gelas arloji untuk menimbang bahan terbuat dari
kimia, mengeringkan suatu kaca bening
bahan dalam desikator. Cara
menggunakannya letakkan
bahan kimia yang akan
ditimbang diatas arloji
tersebut.
13 corong untuk memasukan cairan ke ada yang
dalam suatu wadah dengan mulut terbuat dari
sempit. Cara menggunakannya plastik dan
Letakkan corong di atas mulut kaca gelas.
Erlenmeyer atau buret, masukkan
perlahan lahan ke dalam mulut corong.

14 Erlenmeyer untuk tempat zat yang akan walaupun


dititrasi, kadang boleh digunakan terdapat skala
untuk memanaskan larutan, tempat pada alat gelas
membuat larutan. Cara tetapi
menggunakannya suatu larutan erlenmeyer
dimasukkan lalu dititrasi, kemudian bukan alat
digoyangkan memutar labu ukur
erlenmeyernya.

15 hothands untuk memegang peralatan terbuat dari


gelas yang masih dalam karet
kondisi panas

16 Penjepit Untuk menjepit tabung terbuat dari


reaksi. Cara kayu
menggunakannya tekang
bagian tengah penjepit
sampai terbuka lalu
lepaskan saat barang sudah
terjepit
17 Spirtus untuk membakar zat atau berbahan kaca
memanaskan larutan. Cara untuk
menggunakannya isikan mencegah
cairan spirtus atau alkohol penguapan
beri sumbu dan bakar. spirtus

18 Labu destilasi Untuk destilasi larutan. pada bagian


Cara menggunakannya atas terdapat
larutan sampel dimasukkan karet penutup
ke dalam labu melalui bibir dengan sebuah
atas isi zat dalam labu lubang sebagai
paling banyak 2/3 bagian tempat
labu, setelah selesai termometer
memasukkan sampel tutup
dengan karet penutup yang
disertai thermometer di
sebuah lubang di atas tutup.
Lalu hubungkan dengan alat
destilasi.

19 Filler untuk menghisap larutan terbuat dari


dari botol larutan. Cara karet tebal
menggunakannya
sambungkan dengan pipet
volume tekan tanda untuk
menghisap() dan untuk
mengeluarkan larutan().
20 Kaki tiga sebagai penyangga terbuat dari
pembakar spirtus. Cara besi
menggunakannya
diletakkan di antara Bunsen
dan kawat kasa.

SIMBOL BAHAYA
N Nama & gambar Kode Kegunaan &
o huruf Pencegahan
1 Corrosive C bahan kimia yang bersifat
korosif dapat merusak
jaringan hidup, dapat
menyebabkan iritasi pada
kulit, gatal, mengelupas.
Pencegahannya
menghindari kontak
langsung dengan kulit dan
hindari dari benda yang
bersifat logam
contoh: HCl, H2SO4

2 Irritant Xi Bahan yang dapat


menyebabkan iritasi, gatal-
gatal, dan dapat
menyebabkan luka bakar
pada kulit. Pencegahannya
hindari kontak langsung
dengan kulit.

contoh: NaOH, Cl2


3 Flammable - Bahan kimia yang
mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar
dengan api bunsen.
Pencegahannya jauhkan
dari benda-benda berpotensi
mengeluarkan api.

contoh: Minyak
terpentin
4 Highly Flammable F mudah terbakar dibawah
kondisi atmosferik biasa
atau mempunyai titik nyala
rendah <21C dan mudah
terbakar dikelembapan.
Pencegahannya dengan
menghindari sumber api,
api terbuka dan loncatan api
serta pengaruh pada
contoh: Aseton dan kelembapan.
logam Natrium
5 Explosive E bahan kimia yang mudah
meledak dengan adanya
panas atau percikan bunga
api, gesekan atau benturan.
Pencegahannya hindari
pukulan atau benturan,
gesekan, pemanasan api dan
nyala sumber lain bahkan
contoh: KClO3 tanpa oksigen atmosferik
6 Oxidizing O bahan kimia bersifat
pengoksidasi dapat
menyebabkan kebakaran
dengan menghasilkan
panas. Pencegahannya
hindari panas dan reduktor

contoh: Hidrogen
Peroksida
7 Dangerous For The N berbahaya bagi satu atau
Enviroment beberapa komponen
lingkungan. Dapat
menyebabkan kerusakan
ekosistem. Pencegahannya
hindari kontak atau
percampuran dengan
lingkungan yang dapat
contoh: membahayakan makhluk
Tetraklorometan hidup.
8 Extremely Flammable F+ bahan yang amat sangat
mudah terbakar berupa gas
dan udara yang membentuk
suatu campuran yang
bersifat mudah meledak
dibawah kondisi normal.
Pencegahannya jauhkan
contoh: Dietil eter
dari campuran udara dan
(cairan)
sumber api
9 Toxic T bahan yang bersifat racun
dapat menyebabkan sakit
serius bahkan kematian bila
terkena atau terhirup.
Pencegahannya jangan
ditelan dan jangan dihirup
c
hindari kontak langsung
ontoh: Metanol,
dengan kulit.
Benzena
10 Very Toxic T+ bahan yang bersifat sangat
beracun dan lebih sangat
berbahaya bagi kesehatan
dapat menyebabkan sakit
kronis dan kematian.
Pencegahannya hindari
kontak langsung dengan
tubuh dan sistem
contoh: Kalium pernapasan.
sianida, Nitrobenzene
11 Flammable solid - padatan yang mudah
terbakar. Pencegahannya
Hindari panas atau bahan
mudah terbakar dan
reduktor, serta hindari
kontak dengan air apabila
bereaksi dengan air dan
menimbulkan panas serta
contoh: Sulfur, Picric api.
acid, Magnesium
12 Harmful - bahan yang dapat merusak
kesehatan tubuh bila kontak
langsung dengan tubuh
melalui inhalasi.
Pencegahannya jangan
dihirup jangan ditelan dan
hindari kontak langsung
dengan kulit.
contoh: Etilen glikol
13 Flammable liquid - cairan yang mudah terbakar.
Pencegahannya Hindari
panas atau bahan mudah
terbakar dan reduktor, serta
hindari kontak dengan air
apabila bereaksi dengan air
dan menimbulkan panas
contoh: Petrol,
serta api.
Acetone, Benzene.
14 Flammable gas - Simbol pengaman yang
digunakan pada tempat
penyimpanan material gas
yang mudah terbakar.
Pencegahannya jauhkan dari
panas atau percikan api.

contoh: Acetelyne,
LPG, Hydrogen.
15 Spontaneously - Material yang dapat secara
Combustible spontan mudah terbakar.
Substances Pencegahannya Simpan di
tempat yang jauh dari
sumber panas atau sumber
api.

contoh: Carbon,
Charcoal-non-activated,
Carbon black.
NAMA, RUMUS, DAN CIRI FISIK, CIRI KIMIA BEBERAPA ZAT KIMIA YANG
UMUM
N Nama Rumus Ciri Fisik & Keterangan
o Senyawa Kimia Ciri Kimia
1 Asam HCl Ciri Fisik digunakan
klorida bentuk: cairan untuk
warna: tidak pemersih
berwarna lantai
menyala
kuning
Bau: pedas
Ciri Kimia
pH: asam
titik didih:
108,58C
titik lebur:
-65,25C
tekanan uap:
16 kPa
kelarutan:
laruta dalam
air dingin, air
panas, dietil
eter.
2 Natrium NaCl Ciri Fisik digunakan
klorida bentuk: kristal untuk garam
padat dapur
warna: putih
bau: sedikit
berbau
Ciri Kimia
pH: netral
titik didih:
1413C
kelarutan:
Mudah larut
dalam air
dingin, air
panas. Larut
dalam gliserol,
dan amonia.
Sangat sedikit
larut dalam
alkohol. Dan
tidak larutan
dalam asam
klorida
3 Asam HNO3 Ciri Fisik untuk
nitrat bentuk: cairan memproduks
warna: tidak i bahan
berwarna bahan
bau: tidak meledak
berbau seperti
Ciri Kimia Trinitro
pH: asam Toluena
titik didih: (TNT)
121C/249,8F
titik leleh:-
41,6C/-
42,9F
kelarutan:
mudah larut
dalam air
dingin, air
hangat, dan
dietil eter.
4 Asam H2SO4 Ciri Fisik digunakan
sulfat bentuk: Cairan untuk pengisi
berminyak aki (accu)
tebal
warna: tidak
berwarna
bau: Berbau
Ciri Kimia
pH: asam
titik didih:
270C
titik leleh:-
35C
tekanan uap:
tidak tersedia
kelarutan:
mudah larut
dalam air
dingin.
5 Besi FeCl2 Ciri Fisik digunakan
klorida bentuk: serbuk untuk
warna: coklat membuat
bau: tidak baja
berbau
Ciri Kimia
Besi(III)
klorida
bereaksi
dengan cepat
terhadap
oksalat
membentuk
kompleks
[Fe(C2O4)3]3
6 Seng ZnSO4 Ciri Fisik digunakan
Sulfat bentuk: serbuk untuk
warna: putih mengontrol
bau: tidak pertumbuhan
berbau lumut di atap
Ciri Kimia
tidak mudah
terbakar,
merupakan
reduktor kuat
7 Perak AgNO3 Ciri Fisik digunakan
nitrat bentuk: dalam
padatan fotografi
warna: tidak
berwarna
bau: tidak
berbau
Ciri Kimia
pH: 6
titik didih:
444C/831F
titik leleh:
212C/414F
merupakan
oksidator dan
tidak mudah
terbakar
8 Amoniak/ NH4OH Ciri Fisik digunakan
Amonium bentuk: cairan untuk
hidroksida warna: tidak pengganti
berwarna freon atau
bau: berbau pengisi
tidak sedap mesin
Ciri Kimia pendingin
merupakan
bahan yang
korosif.
pH: 11,6
titik didih:
36C
titik beku:
-72C
9 Asam CH3COOH Ciri Fisik digunakan
asetat bentuk: cairan sebagai cuka
higroskopis makanan
warna: tidak
berwarna
bau: asam
Ciri Kimia
pH: 2,5
titik didih:
116-118C
titik nyala:
39C
10 Natrium Na2CO3 Ciri Fisik digunakan
karbonat bentuk: untuk bahan
padatan pembuat
warna: putih kaca
bau: tidak
berbau
Ciri Kimia
pH: 11,6
titik didih:
400C
titik beku:
851C
kelarutan: larut
dalam air
11 Asam C6H8O6 Ciri Fisik digunakan
askorbat bentuk: bubuk dalam
kristal pembuatan
warna: kuning vitamin-C
keputihan
Ciri Kimia
titik lebur:
dekomposisi
larutan: tak
larut dalam
dietil eter,
kloroform,
benzena,
minyak, lemak
12 Kalium K2CrO4 Ciri Fisik digunakan
dikromat bentuk: cairan untuk
warna: kuning mencuci alat-
bau: tidak alat gelas
berbau
Ciri Kimia
pH: 3,6
titik lebur:
398C
titik didih:
>500C
sifat oksidator:
pengoksidasi
13 Natrium NaHCO3 Ciri Fisik digunakan
bikarbona bentuk: serbuk untuk
t warna: putih membuat kue
bau: tidak (soda kue)
berbau
Ciri Kimia
memiliki titik
lebur yang
tinggi,
merupakan
senyawa ionik
dengan ikatan
kuat, dalam
bentuk leburan
bisa
menghantarka
n listrik, Sifat
larutannya
dapat berupa
asam, basa,
atau netral.
Sifat ini
tergantung dari
jenis
asam/basa kuat
pembentuknya
.
14 Barium BaCl2 Ciri Fisik digunakan
klorida bentuk: kristal untuk
padat pengeras
warna: tidak baja,
berwarna pembuatan
bau: tidak garam
berbau barium.
Ciri Kimia
titik didih:
1560C
titik lebur:
962C
15 Natrium NaOH Ciri Fisik digunakan
hidroksida bentuk: untuk proses
padatan produksi
warna: putih bubur kayu,
bau: berbau ketas, tekstil,
Ciri Kimia air minum,
pH: 14 sabun,
titik didih: detergen.
139C
titik lebur:
318C
kelarutan: larut
PENGENALAN BUDAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Dalam melakukan praktikum atau bekerja di laboratorium ada kemungkinan bahaya yang terjadi
seperti adanya bahan kimia yang karsinogenik, bahaya kebakaran, keracunan, sengatan listrik dalam
penggunaan alat listrik (kompor, oven, dll). Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dilaboratorium hal
yang harus di lakukan pada saat bekerja dilaboratorium antara lain:
1) Tahap Persiapan
Mengetahui secara pasti cara kerja pelaksanaan praktikum serta hal yang harus dihindari
selama praktikum dengan membaca petunjuk praktikum.
Mengetahui sifat bahan yang akan digunakan, sifat bahan dapat diketahui dari Material Safety
Data Sheet (MSDS)
Mengetahui peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan cara penggunaanya.
Mempersiapkan Alat Pelindung Diri
Berikut ini yang merupakan Alat Pelindung Diri:
Jas Laboratorium

merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan


sebelum memasuki laboratorium. Jas laboratorium
umumnya terbuat dari katun dan bahan sintetik. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika Anda
menggunakan jas laboratorium diantaranya :

o Kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam


kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jaslaboratorium
pas dengan ukuran badan pemakainya. Jas laboratorium
merupakan pelindung badan Anda dari tumpahan bahan
kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya.

o Jas laboratorium harus berlengan panjang, Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi oleh
tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.

Kacamata goggle

Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan


yang mutlak yang harusdikenakan oleh pemakai
dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini
dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari
kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan
kimia, uap kimia, dan radiasi.
Sarung Tangan Karet
Tidak hanya melindungi tangan terhadap
karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung
tangan juga dapat memberi perlindungan dari
peralatan gelas yang pecah atau rusak, permukaan
benda yang kasar atau tajam, dan material yang
panas atau dingin.

Sepatu

kita harus selektif dan menggunakan sepatu yang


mempunyai ujung yang sangat keras dan alas yang tebal
itu dimaksudkan agar kaki saat praktikum telindungi dari
kecelakaan yang akan terjadi seperti halnya benda tajam
yang dapat menciderai kaki praktikan, tumpahan bahan
kimia yang mengenai kaki, dan lain sebagainya.
M
Masker
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke
dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali
partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan
salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang
memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu,
para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau
yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai.

2) Tahap Pelaksanaan
Mengenakan Alat Pelindung Diri.
Mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan.
Menggunakan bahan kimia seperlunya
Menggunakan peralatan percobaan dengan benar
Membuang limbah percobaan pada tempat yang sesuai dengan kategori limbahnya.
Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, catat data yang diperlukan.
3) Tahap Pasca Pelaksanaan
Cuci peralatan yang sudah digunakan, keringkan dan simpan ke tempatnya
Matikan listrik, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat
Bersihkan tempat atau meja kerja praktikum
Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar laboratorium.
Tujuan kesehatan kerja adalah:

Memelihara kesehatan masyarakat pekerja dilaboratorium baik fisik, mental maupun kesehatan
sosial.

Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh


tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.

Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang
disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :

1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:

Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain

Lingkungan kerja

Proses kerja

Sifat pekerjaan

Cara kerja

2. Perbuatan berbahaya dari manusia, yangdapat terjadi antara lain karena:

Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana

Terlalu terburu-buru dalam bekerja

Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

Tidak berhati-hati dalam berkerja

Sumber Kecelakaan

Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan kimia

Petunjuk kegiatan laboratorium tidak jelas

Kurangnya bimbingan terhadap siswa/ mahasiswa yang sedang bekerja di laboratorium

Tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan pelindung untuk kegiatan

Tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang seharusnya ditaati

Tidak menggunakan perlengkapan pelindung atau menggunakan peralatan/ bahan tidak sesuai

Tidak berhati-hati dalam kegiatan

Setiap laboratorium hendaknya memiliki utility untuk:

Kebakaran (Detektor Asap, Sprinkle, Alarm)


Kebocoran Gas (Detektor Gas)

Pertolongan Pertama Pada Kecelakanan

BAB VI
KESIMPULAN

Jadi, setelah melakukan praktikum tentang pengenalan alat-alat laboratorium praktikan dapat

mengetahui nama-nama alat kimia dan fungsi dari alat-alat kimia tersebut. Selain itu, praktikan

juga dapat mengetahui cara kerja dan cara menggunakan alat-alat laboratorium yang mempunyai

fungsi dan cara penggunaan berbeda. Praktikan juga dapat mengetahui berbagai macam simbol

bahaya mulai dari gambar, kode huruf, pengertian, dan pencegahan dari zat kimia yang terdapat

label simbol-simbol berbahaya tersebut. Praktikan juga dapat mengetahui nama zat kimia, rumus,

ciri fisik, ciri kimia dan kegunaan dari zat kimia umum dan praktikan dapat memahami tentang

kesehatan keselamatan kerja (K3) di laboratorium mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan,

tahap pasca pelaksanaan, apa saja yang harus digunakan saat bekerja dilaboratorium dan apa saja

yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan di laboratorium.


BAB VII
LAMPIRAN

TUGAS
1. Berilah masing-masing 2 contoh bahan kimia pada simbol berbahaya?
2. Carilah MSDS pada masing masing bahan kimia yang anda sebutkan pada no.1!
3. Apa fungsi lemari asam dalam laboratorium kimia?

Jawaban:
1. - H2SO4 dan HCl pada simbol berbahaya Corrosive
- KclO3 pada simbol berbahaya Explosive
2.
BAGIAN IDENTIFIKASI
Produk Nomor: C2782
Nama Produk: Asam Sulfat Reagen ACS
Rumus: H2SO4
RTECS: WS5600000
CAS: CAS # 7664-93-9
Kesehatan: 3
Mudah terbakar: 0
Reaktivitas: 2

IDENTIFIKASI BAHAYA
Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. berbahaya jika tertelan. Hindari menghirup uap atau debu. Gunakan
dengan ventilasi yang memadai. Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci sampai bersih setelah
menangani. Simpan wadah tertutup.

TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA


PERTOLONGAN PERTAMA:
KULIT: Cuci daerah yang terkena dengan sabun dan air. Jika terjadi iritasi, dapatkan bantuan medis.
MATA: Cuci mata dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit, angkat tutup sesekali. Mencari Bantuan Medis.
TERHISAP: Hapus untuk udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen
Tertelan: Berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi secara spontan, tapi TIDAK
MENYEBABKAN! Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.

Sifat Fisik dan Kimia


Melting Point: Tidak tersedia informasi Berat jenis 1.84 Titik Didih: 534-590 C Volatile oleh Volume Persen: <5
Tekanan Uap: Tidak tersedia informasi Tingkat Penguapan: Tidak Berlaku Kepadatan uap: Tidak tersedia informasi
Penguapan Standar: Tidak Berlaku Kelarutan dalam Air: Larut Auto pengapian Suhu: Tidak Berlaku Penampilan
dan Bau: Tidak berwarna keruh menjadi cair sedikit kuning Turunkan Flamm. Batasi di Udara: Tidak Berlaku Titik
Nyala: Tidak mudah terbakar Atas Flamm. Batasi di Udara: Tidak Berlaku

IDENTITAS PRODUK DAN PERUSAHAAN

Nama Produk : Asam Hydrochloric

Rumus Kimia : HCl

Code produksi : -

Synonim : Asam chloride, asam muriat, Hydroge chloride

KOMPOSISI BAHAN

Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0

Batas pemaparan : 5ppm ( 7,5 mg/m3 ) ( TLV-C )

IDENTIFIKASI BAHAYA
Ringkasan bahaya yang penting : Asam chloride sangat korosif dan toksik serta iritatif bila kontak dengan kulit,
mata atau terhirup.

Akibatnya terhadap kesehatan :

MATA : Menyebabkan iritasi bahkan dapat menyebabkan kebutaan

KULIT : Menyebabkan luka bakar dan dermatitis


TERTELAN : Menyebabkan luka bakar membrane mukosa di mulut, Esophagus dan mulut

TERHIRUP : Menyebabkan bronchitis kronis

Karsinogenik : Tidak ada efek

Teratogenik : Tidak ada efek

Reproduksi : Tidak ada efek

TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Terkena pada :

MATA : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit


KULIT : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
TERTELAN : Bila sadar, beri minum 1 2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis buatan.
TERHIRUP : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen
korban segera bawa ke dokter.

IDENTIFIKASI PRODUK
Sinonim: garam Berthollet, Garam Tarter, asam klor, garam kalium, Potash klorat.
CAS No : 3811-04-9
Berat Molekul : 122,55
Rumus Kimia : KClO3
Kode Produksi : JT Baker: 3024, 3028, Mallinckrodt: 6834
Kode Katalog : SLP2533, SLP1525

KOMPOSISI DAN INFORMASI PADA BAHAN

INFORMASI BAHAN CAS NO PERSEN BAHAYA


Kalium klorat 3811-04-9 90-100% ada

IDENTIFIKASI BAHAYA
Bahaya! Oksidator kuat.
Kontak dengan bahan lainnya dapat menyebabkan kebakaran. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan.
Mungkin berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit.
Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan dengan mual, muntah, dan diare. Dapat menyebabkan sianosis
dengan kulit kebiruan. Kemungkinan menyebabkan kelainan darah. Target Organ: Darah, ginjal.
Inhalasi:
Menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Gejala dapat termasuk batuk, sesak napas. Dapat menyebabkan
methemoglobinemia, sianosis, kejang, takikardi, dispnea, dan kematian.
Ingesti :
Dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare. Dapat menyebabkan sakit perut,
hemolisis, methemoglobinemia, sianosis, anuria, koma, kejang, dan kematian. Methemoglobinemia ditandai dengan
pusing, mengantuk, sakit kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan darah
berwarna coklat-coklat. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Kematian mungkin terjadi dari gagal ginjal,
umumnya dalam 4 hari gram Taksiran mematikan. Dosis 15-30.
Kontak dengan kulit:
Kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan mungkin luka bakar , terutama jika kulit basah atau lembab.
Termasuk gejala kemerahan, gatal, dan nyeri.
Kontak dengan mata:
Dapat menyebabkan iritasi mata, kemerahan, dan nyeri. Pada mata menyebabkan luka bakar.
Chronic Exposure:
Kontak kulit berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan
ginjal. menelan berulang dalam jumlah kecil dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat
badan.

TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA


Inhalasi:
Hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
Segera mendapatkan perhatian medis.
Ingesti:
Jika muntah segera mendapatkan perhatian dari petugas medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut
kepada orang yang tidak sadar.
Kontak dengan Kulit:
Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi
sambil menghilangkan kontaminasinya. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum
digunakan kembali. Atau segera meminta pertolongan medis jika iritasi berkembang.
Kontak dengan Mata:
Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata ke atas ke
bawah (dikedip-kedipkan). Mendapatkan perhatian medis segera jika berkelanjutan.

SIFAT-SIFAT KIMIA DAN FISIKA


Keadaan fisik atau penampilan: padat berupa kristal atau bubuk (serbuk)
Warna: Putih
Bau / Rasanya: Tanpa bau
Berat Molekul: 122,55 g / mol
Kelarutan: Larut dalam aseton , cairan ammonia, air.
Nilai Kelarutan: 7.19 g/100 ml (20 C) 57 g/100 ml (100 C)
Berat jenis cairan: 2,34 g/cm3(Air = 1 g/cm3)
Titik Leleh : 368 C (694F)
Titik didih: 400 C (752F)
Struktur Kristal: monoklinik
Kelarutan dalam air 7.19 g/100 ml (20 C) 57 g/100 mL (100 C)
% Volatiles pada 21 C (70F): 0

3. Menyimpan larutan yang bersifat asam tinggi


Perantara pemindahan bahan kimia asam konsentrasi tinggi
Melindungi personil dari bahaya terhirup gas beracun selama proses pengujian, riset
mau pun pembelajaran di laboratorium

DAFTAR PUSTAKA
Kurniasih, Nunung. 2014. Modul Praktikum Kimia Dasar I. Laboratorium Terpadu Sains dan
Teknologi UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
HAM, Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara.
Brady, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
http://qualitycontrol-07.blogspot.com/2010/04/simbol-bahaya-digunakan-untuk-
pelabelan.html
www.wikipedia.com
https://reenzchemdu9.wordpress.com/2012/12/18/material-safety-data-sheet-msds-kalium-klorat-
kclo3/
http://mbingboo29.blogspot.co.id/2013/01/msds-asam-sulfat-h2so4.html

Anda mungkin juga menyukai