Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM KIMIA

PENGENALAN ALAT DAN K3

Oleh:

IRENE KANO
L13123074
KHT C
KELOMPOK 2

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi

(yang tersusun oleh senyawa-senyawa) serta perubahannya, bagaimana senyawa-

senyawa itu bereaksi atau berkombinasi membentuk senyawa lain. Ilmu kimia

bersama ilmu-ilmu lain telah memberikan banyak manfaat kepada manusia, baik

dalam bidang kesehatan, teknik, pertanian, pangan, dan kosmetika. Ilmu kimia

juga telah berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi (Tri Wahyuni

Maharani, E., Kimia, P.2019).

Kimia merupakan bagian dari ilmu sains yang diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan percobaan untuk mencari jawaban atas pertanyaan

apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala-gejala alam khususnya yang

berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, transformasi, dinamika, dan energitika

zat .

Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen, artinya bahwa

tidak mungkin belajar kimia tanpa laboratorium. Laboratorium akan membantu

mahasiswa memahami konsep-konsep kimia, membuktikan berbagai konsep dan

melakukan penelitian sederhana (Ambarwati & Prodjosantoso, 2018). Bahan

kimia yang digunakan di laboratorium kimia umumnya tergolong bahan kimia

bersifat mudah terbakar (flammable), racun (toxic), mudah meledak (explosive),

korosif (corrosive), dan bahan kimia yang bersifat oksidator (oxidation) (Rosada,

2017).
Sedangkan, peralatan yang banyak digunakan di laboratorium kimia

umumnya tergolong peralatan yang terbuat dari gelas. Peralatan kimia yang

digunakan pada kegiatan di laboratorium membutuhkan perlakukan tersendiri

sesuai kharakteristik dan sifatnya masing-masing (Rosada, 2017).

Selain pengenalan alat laboratorium, kesehatan dan keselamatan kerja juga

penting untuk praktikan ketahui sebelum melakukan praktikum di laboratorium.

Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat

yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial

yang mempengaruhi kesehatan pekerja (Rosada, 2017).

1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum

Adapun tujuan pengenalan alat laboratorium dari praktikum ini adalah untuk

mengenal alat-alat yang akan digunakan pada saat praktikum dengan mengetahui

fungsinya dan tata cara menggunakannya.

Adapun kegunaan dari K3 adalah untuk memberikan kepada mahasiswa

pemahaman yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sistem

manajemen K3 dan penerapan konsep-konsepnya dalam praktikum untuk

mencegah terjadinya kecelakaan pada saat praktikum.


II.TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Laboratorium

Laboratorium adalah sumber belajar yang efektif untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan bagi para praktikan. Maka dari itu laboratorium

harus dikelola dengan baik dan benar. Laboratorium dan peralatan yang terdapat

didalammya merupakan hal yang sangat berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, ini

menjadi pelengkap dalam melaksanakan praktikum agar tercipta kenyamaan.

Suatu laboratorium yang baik memerlukan staf yang terampil, dan peralatan yang

memadai.

Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan,

berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola

secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam

skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode

keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau

pengabdian kepada masyarakat (Raharjo, 2017). Laboratorium membuat

perkuliahan lebih bermakna, karena mahasiswa bertindak langsung dalam

melakukan pengamatan atas percobaannya. Selain itu, keberadaan laboratorium di

kampus merupakan keharusan pada pendidikan sains modern, salah satunya

laboratorium kimia sebagai bagian dari sains (Sari et al., 2018).


2.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Secara filosofis K3 dapat juga diartikan sebagai suatu pemikiran atau

upaya untuk menjamin keutuhan dan kemampuan jasmani maupun rohani.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi

pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat

kecelakaan kerja. Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia

dan menjadi naluri dari setiap makhluk hidup. Kondisi perburuhan yang buruk

dan angka kecelakaan yang tinggi mendorong berbagai kalangan untuk berupaya

meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja (Fitriana dan Anik, 2017).

Dapat disimpulkan, keselamatan dan kesehatan kerja adalah rangkaian usaha dan

upaya menciptakan suasana kerja yang aman dari risiko kecelakaan kecelakaan

baik fisik, mental maupun emosional sehingga memberikan perlindungan kepada

tenaga kerja, yang menyangkut aspek keselamatan, kesehatan, pemeliharaan

moral kerja, perlakuan sesuai martabat manusia dan moral agama (Fitriana dan

Anik, 2017).
III.METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun praktikum tentang pengenalan alat dan K3 ini dilaksanakan pada

hari selasa, 4 Oktober 2023 pada pukul 13.00 – selesai. Bertempat di Aula

Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kimia adalah

sebagai berikut:

1. Pipet volume 10. Spatula

2. Gelas piala 11. Batang pengaduk

3. Kaki tiga 12. Buret

4. Labu ukur 13. Statif

5. Tabung reaksi 14. Tabung bengkok

6. Corong 15. Pipet ukur

7. Erlenmeyer 16. Botol semprot

8. Rak tabung reaksi

9. Penjepit tabung reaksi

Beberapa simbol Kesehatan dan keselamatan kerja:

a) Explosive

b) Oxidizing

c) Flammable
d) Toxic

e) Harmful

f) Corrosive

g) Very Toxic

h) Irritan

3.3 Prosedur Kerja

Pertama-tama kita mengambil alat yang akan diperkenalkan dan dijelaskan

penggunaan alat-alat laboratorium serta fungsinya oleh asisten dosen pada saat

praktikum. Lalu praktikan dan catatlah nama alat dan fungsi dari alat-alat

laboratorium tersebut. Memperkenalkan keselamatan kerja di laboratorium serta

menggambar lambang dan spesifikasi bahan kimia yang ada di laboratorium. Lalu

mencatat hal-hal yang mendukung keselamatan kerja di Laboratorium serta

menjelaskannya kembali.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil dari pengenalan dan penggunaan alat dan K3 sebagai

berikut:

4.1.1 Tabel Alat-Alat Laboratorium

No Nama Alat Gambar

1. Pipet Volume

2. Gelas piala

3. Kaki Tiga
4. Labu ukur

5. Tabung reaksi

6. Corong

7. Erlenmeyer

8. Rak tabung reaksi


9. Penjepit tabung reaksi

10. Spatula

11. Batang pengaduk

12. Buret

13 Statif
14 Tabung bengkok

15 Pipet ukur

16 Botol semprot
4.1.2 Tabel Simbol Keselamatan Kerja

No Nama Gambar

1. Explosive(mudah

meledak)

2. Oxidizing(mudah

teroksidasi)

3. Toxic(beracun)

4. Harmful
5. Corrosive

(korosif)

6. Very Toxic

7. Irritant
4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengenalan alat-alat Laboratorium

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum kimia sangat banyak

sekali dan berbeda-beda jenisnya. Setiap jenis alat memiliki fungsi yang berbeda

dengan alat yang lainnya. Adapun alat yang diperkenalkan saat praktikum ini

berupa pipet volume, pipet ukur, pipet tetes, labu ukur, gelas ukur, erlenmeyer,

tabung reaksi, corong, neraca analitik, rak tabung dan gegep, batang pengaduk,

spatula, buret, klem, statif, tabung bengkok, gelas arloji, botol semprot, sentrifuge

dan tabung sentrifuge.

Labu Erlenmeyer, cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi,

lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu

dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu Erlenmeyer-nya. Fungsinya untuk

mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada

bagian pada bagian yang menggembung.

Buret.,cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu

dikeringkan dengan batang pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa

keadaan kerannya dan tetesannya apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan

larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada gelembung

atau tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya. Berfungsi untuk

titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut volume

suatu larutan.
Pipet volume, cara menggunakannya dengan memasukkan sedikit cairan

yang akan dipindahkan ke dalam tabung kemudian posisikan pipet secara horizontal.

Lalu putar sedemikian rupa agar cairan menyentuh semua permukaan dalam pipet.

Buang cairan tersebut ke tempat pembuangan. Berfungsi untuk mengambil larutan

dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian

yang menggembung.

Pipet ukur, cara menggunakannya pasang pipet ukur dengan rubber

bulb/elektronik pipet kontroler, pastikan terpasang dengan benar. Lalu, ambil larutan

yang ingin dipindahkan, sesuaikan volumenya dan pindahkan ke wadah yang

diinginkan. Berfungsi juga untuk mengukur volume larutan dengan jumlah

tertentu.

Pipet tetes, caranya menggunakannya pipet tetes dipencet dan tahan

kemudian dimasukkan ke dalam cairan. Saat pipet dimasukkan bola karet dipencet

lalu lepaskan dan angkat pipet dari cairan lalu pindahkan ke wadah lain. Berfungsi

untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.

Tabung Reaksi, cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu

lalu dikalibrasi dengan aquades setelah itu lap dengan lap atau kertas isap.

Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Berfungsi untuk mereaksikan dua atau lebih zat.

Corong, letakkan corong di atas mulut Erlenmeyer atau buret, masukkan

perlahan lahan ke dalam mulut corong. Berfungsi sebagai alat bantu untuk

memindah / memasukkan larutan ke wadah atau tempat yang mempunyaai


dimensi pemasukkan sampel bahan kecil. Sebagai alat bantu dalam melakukan

suatu penyaringan, yaitu sebagai tempat meletakkan kertas saring.

Spatula, ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula,

kemudian letakkan di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji.

Batang pengaduk, aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan

batang pengaduk, lalu amati.

Labu Ukur, cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu

dibersihkan dengan kain lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan

atau masukkan zat dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada

dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk melarutkannya. Lalu

paskan dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan.

Rak Tabung Reaksi, cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi

kedalam lubang – lubang yang ada dalam rak tabung reaksi

Neraca analitik, Prinsip kerja timbangan neraca analitik adalah mengukur

tekanan (gaya tolak) yang dibutuhkan untuk menghitung massa, bukan mengukur

massa real. Prinsip kerja ini didukung dengan penerapan teknologi elektromagnetik

pada alat agar dapat menghasilkan gaya tolak pada bahan yang ditimbang.

Gegep atau penjepit, dipakai untuk menjepit tabung reaksi atau alat lain.

Klem, berfungsi untuk menjepit peralatan laboratorium.

Statif, digunakan sebagai pendukung dalam berbagai proses kimia, termasuk

menjepit peralatan gelas seperti buret dalam proses filtrasi, perlengkapan soxhlet, atau

penjepit kondensor pada proses pemanasan dengan pendingin balik.


Tabung Sentrifuge dan sentrifuge berfungsi untuk memutar sampel pada

kecepatan tinggi, memaksa partikel yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung

centrifuge

4.2.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Bahan kimia beracun didefinisikan sebagai bahan kimia dalam jumlah kecil

menimbulkan keracuan pada manusia atau makhluk hidup lainnya. Pada

umumnya zat toxic masuk melalui permafasan kemudian beredar ke seluruh tubuh

atau menuju organ-organ tubuh tertetu yang dapat mengganggu organ tersebut,

seperti hati, paru-paru dan lain-lain. Tetapi juga berakumulasi dalam tulang,

darah, hati, ginjal, atau cairan limfa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka

panjang. Pengeluaran zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran

pencernaan, sel epitel dan keringat.

Toxic (beracun), bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya

TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan

kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui

inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Very toxic (sangat beracun), bahan ini dapat menyebabkan kematian atau

dakit serius bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, pencernaan atau

melalui kulit

Explosive (bersifat mudah meledak), bahan ini mudah meledak dengan

adanya panas,percikan bunga api,guncangan atau gesekan.

Corrosive (korosif), bahan ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan

iritasi kulit dan gatal.


Oxidizing (pengoksidasi), bahan ini dapat menyebabkan kebakaran. Bahan

ini menghasilkan panas jika kontak dengan bahan organik,bahan pereduksi dan

roduktor.

Harmful (berbahaya), bahan ini menyebabkan luka bakar pada kulit,

berlendir dan mengganggu pernapasan.

Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar), bahan amat sangat

mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran

bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.


V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perlunya pengetahuan terhadap peralatan laboratorium agar tidak terjadi

kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan dalam bekerja sehingga kita dapat

meminimalisir kecelakaan yang terjadi dan menjadikan suasana kerja yang aman.

Dalam bekerja kita harus mematuhi peraturan yang telah ada atau yang telah

ditetapkan apalagi berkaitan dengan bahan yang belum kita kenali dan berbahaya.

Dalam bahan kimia terdapat beberapa logo yang harus kita ketahui agar

dapat terhindar dari bahaya pada saat menggunakan bahan kimia tersebut. Kita

dapat mengetahui bahwa setiap bahan kimia memiliki bahaya dan cara

penyimpanan yang berbeda-beda. Setiap bahan kimia memiliki cara penyimpanan

yang berbeda tergantung dari sifat-sifat bahan tersebut.

5.2 Saran

Sesuai dengan K3, maka para peserta praktikum dan laboratorium harus

mengikuti segala ketentuan dan persyaratan K3 selama berada dalam

laboratorium, baik dalam keadaan tidak melaksanakan praktikum maupun saat

sedang melaksanakan praktikum.Untuk dapat terlaksananya hal ini maka para

praktikan: haru memahami Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) di


dalam laboratorium.agar dapat tercapai keselamatan dan kerja di laboratorium

selama menjalankan pratikum maka semua perserta wajib megikuti ketentuan

yaitu.

Perseta pratikum wajip megikuti aturan untuk keselamatan diri ketika menangani

pengambilan bahan pratikum setiap perseta harus selalu hati-hati dan saling peduli

terkait kesehatan dan keselamatan kerja sesama pratikum


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, S. dan A.K. Prodjosantoso. 2018. Analisis Kelengkapan Alat, Bahan

Laboratorium, dan Keterlaksanaan Praktikum Kimia di SMA Negeri 2

Yogyakarta. Jurnal Pembelajaran Kimia, 7(1), 9-18. Dari:

http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/pkimia/article/view/

1335 6/12899.

Fitriana, L. & Anik Setyo Wahyuningsih, 2017. Penerapan Sistem Manajemen

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) di PT. Ahmadaris, Higeia:

Journal of Public Health Research and Development, 1(1), Hal. 29–35.

Raharjo, R. 2017. Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal

Kimia Sains dan Aplikasi,20(2), 99-104. DOI: 10.14710/jksa.20.2.99-

104.

Rosada, D., dkk. 2017. Panduan Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tri Wahyuni Maharani, E., Kimia, P., & Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, F. (2019). Urgensi Materi Instrumentasi Kimia Bagi Mahasiswa

Analis Kesehatan.Jurnal Pendidikan Sains(JPS),7(2),188.

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA

Anda mungkin juga menyukai