Oleh :
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023/2024
I. PENDAHULUAN
sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berrbagai macam disiplin ilmu.
Secara fisik laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu ruangan tertutup,
ditunjukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman
keselamatan serta kesehatan kerja (K3) ialah sesuatu proteksi kerja terhadap
semacam musibah kerja ataupun penyakit akibat kerja, serta supaya terciptanya
area kerja yang nyaman serta aman sehingga bisa tingkatkan produktivitas kerja
karyawan.
Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori
dan praktik ,Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari
memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta didik,
mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan lainnya) untuk mencari hakikat
kebenaan ilmiah dari suatu objek keilmuan dalam lingkungan alam dan
dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset ataupun
eksperimentasi yang akan dilakukan, memupuk rasa ingin tahu kepada para
peneliti mengenai berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong mereka
untuk selalu mengkaji dan mencari kebebaran ilmiah dengan cara penelitian,
laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti
dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam
untuk memecahkan barbagai masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah
laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen,
aktivis, peneliti dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang
masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata
akibat kerja serta penyakit akibat kerja dengan cara mengetahui hal yang
antisipatif jika terjadi kecelakaan serta penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah
untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman dan sehat sehingga dapat menekan
Noor, 2016).
III. METODE PRAKTIKUM
Adapun alat yang di gunakan pada saat praktikum atau percobaan ini
berlangsung, yaitu berupa pipet ukur, pipet tetes, labu ukur, gelas ukur,
erlenmeyer, tabung reaksi, corong, neraca analitik, rak tabung reaksi, gegep,
batang pengaduk, spatula, buret, klem, statif, gelas kimia, desikator, hotplate,
tabung bengkok, gelas arloji, botol semprot, sentrifuge, dan tabung sentrifuge.
Adapun prosedur kerja yang digunan di praktikum kali ini yaitu, Penjelasan
labolatorium.
IV. HASIL PRAKTIKUM
4.1. Hasil
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Erlenmeyer
5. Gelas ukur
6. Pinset
7. Gelas kimia
8. Sendok/spatula
9. Labu takar
11. Gegep/penjepit
17. Buret
2. Mudah teroksidasi
3. Mudah terbakar
4. Bahaya korosif
8. Beracun
9. Iritasi
mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan berbagai alat
yang ada dilaboratorium. Dan diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung
lagi di laboratorium.
Adapun alat laboratorium yang digunakan pada saat praktikum kimia yaitu ;
tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, erlenmeyer, gelas ukur, pinset, gelas kimia,
pipet ukur, corong gelas, pipet volume, buret, kaca arloji, dan botol semprot.
Pengenalan alat secara umum mencakup spesifikasi alat, prinsip kerja dan
kegunaanalat.
Alat-alat pemanasan terdiri atas gelas beker, tabung reaksi, penjepit. Untuk
alat-alat penimbangan terdiri atas labu ukur, erlemeyer, pipet volume, gelas beker.
Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statif, buret, erlenmeyer dan corong.
Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif,
yaitu, Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif).
Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari buret, labu ukur, pipet.
Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur,
erlenmeyer.
menyimpan media, Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang – lubang
seukuran tabung reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara
ada dalam rak tabung reaksi, Pipet tetes berfungsi mengambil bahan dalam
jumlah/volume sedikit, Erlenmeyer adalah alat yang dipakai sebagai tempat zat –
zat yang dititrasi dan dipakai juga untuk memanaskan larutan. Setelah cairan diisi
titik akhir tercapai. Erlenmeyer berbentuk kerucut dengan leher silinder dan alas
yang datar. Ukuran erlenmeyer bervariasi antara 50 mL hingga 500 mL, Gelas
ukur berfungsi sebagai alat ukur volume, untuk sampel bahan cair dengan
berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai
untuk mengaduk larutan, Labu takar berfungsi untuk tempat menyimpan bahan
cair (zat cair), Timbangan analitik berfungsi untuk mengukur massa kecil dalam
pemasukkan sampel bahan kecil, Pipet volume sebagai alat pengambil larutan,
pipet volume terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas. dan
bagian tengahnya membesar serta ujungnya, Buret adalah alat untuk mengukur
volume zat yang memiliki keran untuk mengontrol laju cairan, Kegunaan buret
dalam pengujian adalah sebagai wadah penampung reagen yang akan digunakan
pada saat titrasi, Kaca arloji berfungsi untuk mengeringkan padatan dalam
desikator, sebagai tempat saat menimbang bahan kimia dan sebagai penutup
gelas kimia saat memanaskan sampel, Botol semprot yang berfungsi ebagai
listrik, racun, dan hal-hal lain. Penggunaan simbol-simbol bahaya sering diatur
oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi standar. Simbol bahaya mungkin
muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan informasi
Bahan Berbahaya.
Adapun simbol dan lambang dari K3 adalah sebagai berikut; explosive
(mudah meledak), (E), bahan kimia yang mudah meledak dengan adamya
titik nyala rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukan metal panas,
atau loncatan bunga api, corrosive (bahaya korosif), (C), dapat merusak jaringan
bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen linkungan, dapat
tubuh bila kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi, highly (sangat
bahan yang bersifat beracun , bahan kimia ini apabila terhirup, tertelan, atau
dengan selaput lendir atau kulit, very tocix ( amat sangat beracun),(T+),
5.1. Kesimpulan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya
5.2. Saran
Saran yang dapat saya berikan, untuk sarana dan prasarana laboratorium
yang kurang atau belum lengkap,agar segera di lengkapi, agar mahasiwa tidak
Education, 3(1).