Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM KIMIA

PENGENALAN ALAT DAN K3

Oleh :

RATU MAYLANI CATARINE FERDY


L131 23 227
KHT D
Kelompok 5

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023/2024
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai

macam kegiatan penelitian (riset), pengamatan, pelatihan dan pengujan ilmiah

sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berrbagai macam disiplin ilmu.

Secara fisik laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu ruangan tertutup,

kamar atau ruangan terbuka (Amna Emda, 2017).

Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang

ditunjukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan

selamat dan sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman

dan efisien (Tannady, 2017).

Bersumber pada sebagian penafsiran, hingga dapat disimpulkan bahwa

keselamatan serta kesehatan kerja (K3) ialah sesuatu proteksi kerja terhadap

karyawan dalam melaksanakan pekerjaan supaya bebas dari keadaan beresiko

semacam musibah kerja ataupun penyakit akibat kerja, serta supaya terciptanya

area kerja yang nyaman serta aman sehingga bisa tingkatkan produktivitas kerja

karyawan.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk mengidentifikasi beberapa

macam alat dan mengetahui fungsi serta penggunaanya dengan benar,

mengenalkan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan mampu

menggunakan peralatan K3 di laboratorium dengan benar.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Laboratorium

Laboratorium merupakan sebuah sarana tempat yang digunakan dalam

melakukan aktivitas ilmiah. Aktivitas ilmiah yang di maksud adalah kegiatan

ekperimen untuk melakukan penyelidikan atau sebuah penelitan. Kegiatan

laboratorium yang berupa praktikum akan berjalan dengan baik apabila di

imbangi dengan pengelolaan serta upaya management laboratorium yang baik

(Hellen Dinda Tamara, 2022).

2.2. Fungsi Laboratorium

Laboratorium harus dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana untuk

kebutuhan percobaan. Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian,

percobaan, pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi, yaitu :

Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori

dan praktik ,Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari

kalangan siswa, mahasiswa, dosen, atau peneliti lainnya, memberikan dan

memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta didik,

mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan lainnya) untuk mencari hakikat

kebenaan ilmiah dari suatu objek keilmuan dalam lingkungan alam dan

lingkungan social, Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam

mempergunakan alat media yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari

dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset ataupun

eksperimentasi yang akan dilakukan, memupuk rasa ingin tahu kepada para
peneliti mengenai berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong mereka

untuk selalu mengkaji dan mencari kebebaran ilmiah dengan cara penelitian,

ujicoba, maupun eksperimentasi,.

laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti

dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam

proses kegiatan kerja di laboratorium, laboratoriun dapat menjadi sumber belajar

untuk memecahkan barbagai masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah

dalam pembelajaran, masalah akademik, maupun masalah yang terjadi ditengah

masyarakat yamg membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium,,

laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen,

aktivis, peneliti dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang

masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata

(Amna Emda, 2017).

2.3. kesehatan dan keselamatan kerja

Kesehatandan keselamatan kerja (K3) meurpakan sebuah program yang dibuat

pekerja ataupun pengusaha sebagai upaya mengantisipasi adanya kecelakaan

akibat kerja serta penyakit akibat kerja dengan cara mengetahui hal yang

berpotensi menimbulkan kecelakaan serta penyakit akibat kerja serta tindakan

antisipatif jika terjadi kecelakaan serta penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah

untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman dan sehat sehingga dapat menekan

serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit (Komarudin, Kuswana, &

Noor, 2016).
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum pengenalan alat dan k3 ini dilaksanakan pada hari/tanggal Kamis,

05 Oktober 2023 , pukul 08:00 WITA -selesai. Bertempat di laboratorium ilmu

kehutanan universitas Tadulako.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat yang di gunakan pada saat praktikum atau percobaan ini

berlangsung, yaitu berupa pipet ukur, pipet tetes, labu ukur, gelas ukur,

erlenmeyer, tabung reaksi, corong, neraca analitik, rak tabung reaksi, gegep,

batang pengaduk, spatula, buret, klem, statif, gelas kimia, desikator, hotplate,

tabung bengkok, gelas arloji, botol semprot, sentrifuge, dan tabung sentrifuge.

3.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang digunan di praktikum kali ini yaitu, Penjelasan

penggunaan alat labolatorium oleh asisten, menggambar alat-alat labolatorium

yang ditunjukkan oleh asisten, mengamati dan mencatat fungsi alat-alat

labolatorium.
IV. HASIL PRAKTIKUM

4.1. Hasil

4.1.1. Alat-alat Laboratorium

Adapun hasil pengenalan alat laboratorium dan simbol K3 (Kesehatan dan

Keselamatan Kerja) dalam bentuk tabel, sebagai berikut :

Tabel 1.Gambar dan Nama Alat Laboratorium

NO Nama Alat Gambar


1. Tabung reaksi

2. Rak tabung

3. Pipet tetes
4. Erlenmeyer

5. Gelas ukur

6. Pinset

7. Gelas kimia

8. Sendok/spatula
9. Labu takar

10. Timbangan analitik/Neraca analitik

11. Gegep/penjepit

13. Pipet ukur

14. Corong gelas


15. Pipet volume

17. Buret

15. Kaca arloj

17. Botol semprot


4.1.2. Simbol-Simbol K3

Tabel 2. Gambar dan Nama Simbol K3


No. Nama Gambar
1. Mudah meledak

2. Mudah teroksidasi

3. Mudah terbakar

4. Bahaya korosif

5. Berbahaya bagi lingkungan


6. Berbahaya

7. Sangat mudah terbakar

8. Beracun

9. Iritasi

10. Sangat beracun


4.2. Pembahasan

Tujuan diadakannya laboratorium ini adalah agar setiap praktikan mampu

mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan berbagai alat

yang ada dilaboratorium. Dan diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung

lagi di laboratorium.

Bekerja di laboratorium dengan menggunakan peralatan laboratorium

memerlukan keterampilan, kecermatan, dan ketelitian. Alat-alat yang terdapat di

dalam laboratorium mempunyai fungsi dan kegunaan masing-masing yang harus

diketahui oleh setiap praktikan.

Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat,

berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di

laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung

berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini.

Adapun alat laboratorium yang digunakan pada saat praktikum kimia yaitu ;

tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, erlenmeyer, gelas ukur, pinset, gelas kimia,

sendok/spatula, labu takar, timbangan analitik/neraca analiik, gegep/penjepit,

pipet ukur, corong gelas, pipet volume, buret, kaca arloji, dan botol semprot.

Pengenalan alat secara umum mencakup spesifikasi alat, prinsip kerja dan

kegunaanalat.

Alat-alat pemanasan terdiri atas gelas beker, tabung reaksi, penjepit. Untuk

alat-alat penimbangan terdiri atas labu ukur, erlemeyer, pipet volume, gelas beker.

Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statif, buret, erlenmeyer dan corong.

Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif,
yaitu, Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif).

Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari buret, labu ukur, pipet.

Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur,

erlenmeyer.

Adapun fungsi dari tiap alat-alat laboratorium adalah sebagai berikut,

Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat pengenceran atau digunakan tempat

menyimpan media, Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang – lubang

seukuran tabung reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara

menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang – lubang yang

ada dalam rak tabung reaksi, Pipet tetes berfungsi mengambil bahan dalam

jumlah/volume sedikit, Erlenmeyer adalah alat yang dipakai sebagai tempat zat –

zat yang dititrasi dan dipakai juga untuk memanaskan larutan. Setelah cairan diisi

ke erlenmeyer, erlenmeyer digoyang – goyangkan agar larutan tercampur sampai

titik akhir tercapai. Erlenmeyer berbentuk kerucut dengan leher silinder dan alas

yang datar. Ukuran erlenmeyer bervariasi antara 50 mL hingga 500 mL, Gelas

ukur berfungsi sebagai alat ukur volume, untuk sampel bahan cair dengan

ketelitian rendah, Pinset berfungsi untuk menjepit benda-benda berukuran kecil

atau jaringan, Gelas kimia berfungsi sebagai penampung sample/bahan

sementara,atau bisa digunakan sebagai penyimpan zat sementara, sendok/spatula

berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai

untuk mengaduk larutan, Labu takar berfungsi untuk tempat menyimpan bahan

cair (zat cair), Timbangan analitik berfungsi untuk mengukur massa kecil dalam

rentang sub- milligram, Penjepit/gegep berfungsi untuk menjepit tabung reaksi


disaat proses pemanasan, pipet ukur berfungsi memindahkan cairan atau larutan

ke dalam wadah dengan berbagai ukuran volume.

Selanjutnya,Corong gelas berfungsi sebagai alat bantu untuk

memindah/memasukkan larutan ke wadah/tempat yang mempunyai dimensi

pemasukkan sampel bahan kecil, Pipet volume sebagai alat pengambil larutan,

pipet volume terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas. dan

bagian tengahnya membesar serta ujungnya, Buret adalah alat untuk mengukur

volume zat yang memiliki keran untuk mengontrol laju cairan, Kegunaan buret

dalam pengujian adalah sebagai wadah penampung reagen yang akan digunakan

pada saat titrasi, Kaca arloji berfungsi untuk mengeringkan padatan dalam

desikator, sebagai tempat saat menimbang bahan kimia dan sebagai penutup

gelas kimia saat memanaskan sampel, Botol semprot yang berfungsi ebagai

tempat peyimpanan aquadest dan biasanya juga digunakan untuk mencuci

ataupun membilas bahan-bahan kimia yang tidak larut dalam air.

Di dalam laboratorium juga terdapat Simbol yang dirancang untuk

memperingatkan tentang bahan berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus

listrik, racun, dan hal-hal lain. Penggunaan simbol-simbol bahaya sering diatur

oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi standar. Simbol bahaya mungkin

muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan informasi

tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya. Simbol bahaya

digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang

Bahan Berbahaya.
Adapun simbol dan lambang dari K3 adalah sebagai berikut; explosive

(mudah meledak), (E), bahan kimia yang mudah meledak dengan adamya

panasatau percikan api, gesekan, atau benturan, oxidizing (mudah

teroksidasi),(O), baham kimia yang bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan

kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organikdan

bahan pereduksi, flammable (mudah terbakar), bahan kimia yang memounyai

titik nyala rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukan metal panas,

atau loncatan bunga api, corrosive (bahaya korosif), (C), dapat merusak jaringan

hidup, dapat menyebabkan irtasi kulit, gatal-gatal, dan dapatmembuat kulit

mengelupas, dangerous for the envoronment (berbahay bagi lingkungan),(N),

bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen linkungan, dapat

merusak lapisan ozon, persistent di lingkugan dan menyebabkan kematian pada

ikan danrganisme air lainnya.

Selanjutnya,harmful (berbahaya),(Xn), bahan yang dapat merusak kesehatan

tubuh bila kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi, highly (sangat

mudah terbakar), bahan tersebut sangat mudah terbakar, toxic (beracun),(T),

bahan yang bersifat beracun , bahan kimia ini apabila terhirup, tertelan, atau

mengenai kulit, dapat menyebabkan cedera, kanker, bahkan hingga kematian,

irritant (iritasi),(Xi), dapat menyebabkan inflamasi apabila kontak langsung

dengan selaput lendir atau kulit, very tocix ( amat sangat beracun),(T+),

menunjukan bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatab dan dapat

menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.


V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing alat

laboratorium memiliki prosedur tersendiri sesuai dengan guna dan

fungsinya.Peralatan yang digunakan di laboratorium. Jadi, alat-alat yang ada di

laboratorium harus digunakan sebagaimana mestinya.

Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium sangat

perlu diperhatikan, agar para peraktikan dalam laboratorium dapat menciptakan

keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun laboratorium adalah tempat riset

ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.

Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-

kegiatan tersebut secara terkendali (Raharjo, 2017).

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga

kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya

menuju masyarakat adil dan makmur (Putra et al., 2021).

5.2. Saran

Saran yang dapat saya berikan, untuk sarana dan prasarana laboratorium

yang kurang atau belum lengkap,agar segera di lengkapi, agar mahasiwa tidak

mengalami kendala karena fasilitas laboratorium yang kurang lengkap.


DAFTAR PUSTAKA

Emda, A. (2017). Laboratorium sebagai sarana pembelajaran kimia dalam

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja ilmu

Lantanida journal, 5(1),83-92.

HELLEN, D. T. (2022). KAJIAN LABORATORY MANAGEMENT (Doctoral

dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).

Komarudin, D., Kuswana, W. S., & Noor, R. A. (2016). Kesehatan dan

keselamatan kerja di SMK. Journal of Mechanical Engineering

Education, 3(1).

Putra, A. D., Syamsuir, E., & Wahyuni, F. I. (2021). ANALISIS PENERAPAN

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI

PERUSAHAAJN ASA KONSTRUKSI KOTA PAYAKUMBUH.

Rang Teknik Journal, 4(1).

Raharjo, R. (2017). Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal

Kimia Sains Dan Aplikasi, 20(2).

Tannady, H. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia (I). Exper.

Anda mungkin juga menyukai