Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM

DASAR – DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRATIKUM

Oleh :

Zhuan Anses Armytha (2205901020018)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2023

1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris [1] pembelajaran merupakan proses
yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu : belajar tertuju kepada segala sesuatu
yang harus dilakukan Siswa / Mahasiswa, mengajar berorientasi pada segala
sesuatu yang harus dilakukan oleh Guru / Dosen sebagai pemberi pelajaran.
Pokok dari pembelajaran adalah semua upaya yang dilakukan oleh guru
(pengajar) agar dapat berlangsungnya suatu proses belajar pada diri peserta didik.
Di dalam pembelajaran banyak terjadi kegiatan untuk mencapai hasil yang
diinginkan seperti halnya memilih, mengembangkan dan menetapkan metode,
dimana pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan
dengan cara mengorganisasikan, menyampaikan materi serta mengelola jalannya
pembelajaran. oleh sebab itu diperlukan adanya upaya-upaya guna mempermudah
peserta didik untuk mempelajarinya. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu
diadakannya praktikum ( Ambarwati, S., & Prodjosantoso, A. K., 2018).

Melalui praktikum seorang peserta didik terlatih menggunakan alat - alat


pratikum dengan baik, mengenal bahan-bahan pratikum dan memahami konsep-
konsep pembelajaran. Melalui kegiatan praktikum daya ingat peserta didik akan
bertahan lebih lama dibandingkan dengan jika hanya mendengarkan atau melihat
saja. Hal ini disebabkan peserta didik menggunakan sarana-sarana yang tersedia,
melakukan percobaan, mengamati hasil percobaan, mencatat hasil percobaan,
sehingga pengalaman Analisis Kelengkapan Alat dan Bahan tersebut akan
meningkatkan keterampilan berpikir. Kegiatan praktikum memberikan pengaruh
terhadap keberhasilan para pelajar dalam suatu pembelajaran, mengamati secara
langsung gejala ataupun proses pratikum, melatih keterampilan berpikir ilmiah,
serta menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah. Melalui kegiatan
praktikum, pelajar juga dapat diajak lebih mudah memahami konsep dan
menjadikan pembelajaran lebih mudah untuk diingat, serta dapat menjadi sarana
untuk mengembangkan keterampilan proses dan memupuk sikap ilmiah (Dewi, D.
A. K. D. S., Sastrawidana, D. K., & Wiratini, N. M. 2019).

2
1.2 Tujuan Pratikum

Tujuan dari pratikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengenal dan
mengetahui alat – alat yang di gunakan di laboraturium pada pratikum dasar –
dasar perlindungan tanaman beserta fungsinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Praktikum merupakan bagian dari kegiatan akademik untuk


mengaplikasikan atau menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan saat
perkuliahan. Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dapat dilakukan di
laboratorium ataupun di lapangan.

Laboratorium merupakan suatu tempat yang dilengkapi dengan


peralatan untuk mengadakan eksperimen, investigasi, Pemanfaatan
laboratorium secara efektif merupakan salah satu syarat dalam
pembelajaran ,khususnya pada materi praktikum (Liswardani, S., Sulistyo, S.,
& Anam, C. 2022).

Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada
keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan
melancarkan berlangsungnya praktikum pengetahuan mengenai penggunaan alat
sangat diperlukan. Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk
keselamatan kerja. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan
berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur (Andriani, R..,
2016).
Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat
diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga
kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin
(Prayitno, T. A. 2017).

3
III METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat
Adapun beberapa macam alat yang di gunakan dalam Praktikum Dasar-
Dasar Perlindungan Tanaman di laboratorium Universitas Teuku Umar, antara
lain :
a) ATK j) Lampu bunsen
b) Erlemenyer k) Cawan petri
c) Gelas ukur l) Vortex
d) Tabung reaksi m) Oven
e) Glass beker n) Pinset
f) Pipet tetes o) Hot plate
g) Jarum ose p) LAFC
h) Batang pengaduk q) Timbangan
i) Spatula analitic

3.2 Bahan

Alat yang di gunakan dalam pratikum ini ialah :

a) Chlorine b) Spirtus c) alkohol

Cara kerja

1. Menyiapkan ATK dan dokumentasi untuk mencatat setiap data dan kegiatan
yang di lakukan untuk di paparkan ke dalam sebuah laporan.
2. Setelah selesai mencatat dan mendokumentasi seluruh alat yang berhubungan
dengan pengujian benih di laboraturium benih, pratikan diharusakan
membuat laporan mengenai pratikum pengenalan alat – alat yang terdapat di
laboratorium tersebut.

1V. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

4
Adapun hasil yang didapat dari kegiatan pratikum yang telah dilakuakan
ialah:

4.1.1 Tabel 1Alat


No
Nama Alat Dokumentasi
.

1. Autoclave

Batang Pengaduk
2.

3. Cawan Petri

4. Erlemenyer

5. Gelas Ukur

Glass Beker
6.

5
Hot Plate
7.

Jarum Ose
8.

9. LAFC

10. Lampu Bunsen

11. Oven

Pinset
12.

Pipet Tetes
13.

6
Spatula
14.

Tabung Reaksi
15.

Timbangan
16.
Analitic

Vortex
17.

4.1.2 Tabel 2 Bahan


No Nama Bahan Dokumentasi

1. Alkohol

2. chlorine

7
3. spirtus

4.2. Pembahasan
Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang
berjudul pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratorium ini
adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara
penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium. Dan
diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di laboratorium.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat,
berikut akan diuraikan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkan kemampuan
yang dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam proses
kegiatan pratikum.

1) Autoclave
Menstrilisasi alat dan media tanam degtan tekanan uap tertentu.
2) Batang Pengaduk
Untuk mencampur bahan kimia dan cairan untuk keperluan laboraturim,
selain untuk mencampurkan larutan, fungsi batang pengaduk juga untuk
membantu dekantasi larutan, menginduksi kristalisasi dan
memecahkan emulsi pada suatu ekstrasi.

3) Cawan Petri
Membiakkan (kultivasi) mikroorganisme dan menumbuhkan benih,
selain itu juga cawan petri dapat di jadikan sbagai wadah bahan pada benih.

4) Erlemenyer
Menjadi wadah dari bahan kimia cair. Gelas ini juga sering digunakan untuk
proses titrasi, dan sebsgai wadah pemsak dan pelarut bahan media tanam pada
suatu budidaya perbanyakan tanaman (kuljar) khususnya.

8
5) Glass Ukur
Mengukur volume larutan atau zat cair dengan tepat.
6) Glaas Beker
Sebagai wadah penampung, yang di gunakan untuk mengaduk,
mencampur, dan memeansakan cairanyang biasanya di gunakan didalam
laboratorium.

7) Hot Plate
Untuk memanaskan atau mengahangatkan sekaligus mencampurkan atau
menghomogenkan larutan kimia.
8) Jarum Ose
Untuk mengambil mikroba atau suatu objek lainnya, biasanya jarum ose ini
di gunakan pada saat repotting (pindah tanam)
9) LAFC
Sebagai tempat perlakuan kegaiatan mulai dari persiapan abahan tanam,
inokulasi, atau penanaman dan pemindahan tanaman dari suatu tempat ke tempat
lain dalam satu kultur.
10) Lampu Bunsen
Untuk pemanasan, , pembakaran dan sterilisasi pada alat dan bahan tanam.
11) Oven
Memanaskan atau mengeringkan peralatan laboratorium atau objek-
objek lainnya.
12) Pinset
Mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram
antibiotik
13) Pipet Tetes
untuk mengambil bahan suatu larutan dengan skala (ukuran kecil).
14) Spatula
Pengambilan bahan dengan jumlah yang sedikit dan berukuran kecil
15) Tabung Reaksi
Tempat mereaksikan dua larutan/bahan kimia atau lebih, serta sebagai
tempat mengembangbiakan mikroba dalam media cair.
16) Timbangan Analitic

9
Fungsi timbangan analitik pada dasarnya sama seperti timbangan pada
umumnya, yakni untuk mengukur massa benda, hanya saja timbangan
analitic ini mencantumkan beberapa angka di belakang koma (,), sehingga
timbangan ini menjadi suatu alat penimbang yang lebih akurat dari pada
timbangan lainnya.

17) Vortex
Fungsi vortex umumnya hampir sama dengan hot plate, hanya saja vortex
ini hanya bisa digunakan untuk tabung reaksi.

Pada tabel 4.1.2 Bahan , tabel ini menjelaskan tentang bahan – abhan apa
saja yang diperluakn dalam partikum dasar – dasar perlindungan tanaman ini,
berikut akan di paparkan penjelasan fungsi dari bahan - bahah tersebut.

1). Alkohol

Alkohol merupakan cairan yang digunakan sebagai antiseptik (membunuh


atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme), dan untuk pembersih alat-alat ,
biasanya sering di gunakan pada saat penanaman.

2) Chlorine

fungsi utama klorin adalah menghambat pertumbuhan serta membasmi


bakteri dan berbagai jenis mikroba, biasanya sering digunakan untuk sterilisai
bahan (ex: benih,dll)

3) Spirtus

Spirtus di gunakan sebagai bahan bakar lampu bunsen, tanpa adanya spirtus
maka lampu buntes tidak akan dapat menyala.

Dari bahan - bahan di atas, sebetulnya memiliki fungsi dan tujuan yang
sama yaitu untuk tetap dapat menajaga suatu kesterilan dan dapat mencegah
terjadinya kontaminasi pada suatu obejek yang telah di tentukan.

V. KESIMPULAN

10
Berdasarkan dari pengenalan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Masing-masing alat laboratorium memiliki prosedur tersendiri sesuai

dengan guna dan fungsinya.

2. Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing

bagian dari alat tersebut serta cara pengoprasian atau penggunaan alat-

alat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian yang

dilakukan .

3. Pengenalan alat-alat laboratorium sangat penting dilakukan, guna

untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian.

4. Bahan - bahan yang digunakan pada pratikum dasar –dasar perlindungan


tanaman ini, sebetulnya memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu untuk
tetap dapat menajaga suatu kesterilan dan dapat mencegah terjadinya
kontaminasi pada suatu obejek yang telah di tentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Aruan, R. B., Nyana, I. D. N., Siadi, I. K., & Raka, I. G. N. (2018). Toleransi
penundaan prosesing terhadap mutu fisik dan mutu fisiologis benih kedelai
(Glycine max L. Merril). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 7(2), 264-
2749.

Fatiqin, A., Lestari, D., Apriani, I., Irohmi, M., Sunarti, R. N., Suroto, S., ... &
Irawan, Y. (2019). Uji Mutu Fisik Dan Fisiologi Benih Flamboyan
(Delonix regia), Mangium (Acacia mangium Wild.), Sengon (Falcataria
moluccana), Krasi (Acacia crassicarpa) Di Balai Perbenihan Tanaman
Hutan (BPTH) Wilayah I. In Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi Terapan (Vol. 2).

Imansyah, A. A., & Andreyuni, F. D. A. (2020). Identifikasi Morfologi Benih


Padi Sawah Varietas Pandanwangi Di Lima Lokas Kecamatan. Pro-
STek, 2(1), 33-48.

11
Ningsih, M. K., Biantary, M. P., & Jumani, J. (2015). Uji Mutu Fisik dan
Fisiologis Benih Pohon Penghasil Gaharu (Aquilaria Microcarpa Baill.)
Berdasarkan Fenotipe Pohon Induk di Khdtk Samboja Kabupaten Kutai
Kartanegara. Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan, 14(2), 221-
238.

Ningsih, N. N. D. R., Raka, I. G. N., Siadi, I. K., & Wirya, G. N. A. S. (2018).


Pengujian mutu benih beberapa jenis tanaman hortikultura yang beredar di
Bali. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 7(1), 64-72.

DOKUMENTASI PRATIKUM

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai