Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM II

A. Judul Praktikum
Inventarisasi alat-alat gelas
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengenal alat-alat laboratorium yang terbuat dari gelas
C. Dasar Teori
Inventarisasi Alat-Alat Laboratorium
1. Alat
Laboratorium merupakan tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Secara garis besar fungsi laboratorium dalam proses
pendidikan sebagai berikut:
a) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan.
b) Mengembangkan keterampilan motorik mahasiswa, menambah keterampilan dalam
mempergunakan alat – alat laboratorium, c). Memberikan dan memupuk keberanian
untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari suatu objek dalam lingkungan alam dan
sosial.
Alat-alat kimia dibedakan menjadi:
1. Alat ukur yaitu alat yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui volume,
keasaman larutan, panas dan lain sebagainy macam-macam alat ukur diantaranya labu
ukur, erlenmeyer, pipet ukur, gelas ukur, pH universal dan timbangan analitik.
2. Alat pemanas yaitu alat yang digunakan untuk memanaskan bahan atau larutan
sebelum diteliti. Contoh alat pemanas adalah lampu busen dan hot plate.
3. Alat gelas yaitu peralatan laboratorium yang terbuat dari kaca yang digunakan dalam
percobaan ilmiah beberapa alat gelas yang biasa digunakan adalah gelas arloji, corong,
pipet volume, tabung reaksi, dan buret.
4. Alat bantu lainnya yaitu alat yang digunakan untuk menunjang alat lainnya seperti
spatula, statif, kaki tiga, dan bola karet (Andi, 2007).

Berikut akan dibicarakan mengenai beberapa alat yang akan digunakan dalam
Laboratorium:

1
1. Labu ukur (labu takar), digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk
cair pada proses preparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran.

2. Gelas Ukur, digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk
mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat
pembacaan skala.

3. Gelas Beker, Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya
cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan
larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.

4. Erlenmeyer, Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas
tersebut (ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-
kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.

2
5. Tabung reaksi. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, dalam skala kecil
dan dapat digunakan sebagai wadah untuk perkembangbiakkan mikroba.

6. Corong, Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik.
Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah
dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.

7. Pipet tetes. Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya
meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam
skala tetesan kecil.

3
8. Pengaduk gelas, digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau mendekantir
(memisahkan larutan dari padatan).

Menurut James (1994), prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan
bahan di laboratorium :
1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah
dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci.
Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya
berkurang.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi
tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak
atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,
rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat : .

4
1) Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti :
logam, kaca, porselen, plastik dan karet
2) Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3) Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan
beaker glass.
4) Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
5) Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu
sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil.
Menurut Mardani (2007), hal – hal yang Perlu Diperhatikan :
1. Bahan Dasar pembuatan alat
2. Bobot alat
3. Kepekaan alat terhadap lingkungan
4. Pengaruh alat yang lain
5. Kelengkapan perangkat alt dalam suatu set
Menurut Riadi (1990), hal – hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyimpan Bahan :
1. Wujud Zat : Padat Disimpan terpisah dari cair
2. Konsentrasi Zat : Konsentrasi yang pekat disimpat terpisah dan khusus , misalnya
HCl pekat
3. Bahaya dari zat : Zat yang berbahaya tidak disimpan diatas ( lebih tinggi dari badan)
4. Label : Semua wadah yang berisi bahan / zat kimia harus diberi label
5. Kepekaan Zat terhadap cahaya : zat yang peka terhadap cahaya disimpan dalam botol
cokelat
6. Kemudahan Menguap : zat yang mudah menguap disimpan ditempat yang dingin dan
sejuk serta hindarkan dari cahaya langsung
7. Larutan Indikator disimpan dalan botol tetes (botol kecil yang dilengkapi dengan
pipet tetes pada sumbatnya.)
Menurut Ramli (2002), langkah – langkah Penyimpanan :
1. Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat dan Bahan
2. Periksa data ulang alat dan bahan yang ada

5
3. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan di
atas
4. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas Laboratorium,
keadaan alat dan bahan diatas
Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di
laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan
kode dan jumlah (Moningka, 2008)

6
2. Alat dan Bahan
1. Alat tulis menulis
2. Camera

7
3. Prosedur Kerja

Laboratorium

Mengidentifikasi alat-alat yang terbuat dari


gelas meliputi nama dan fungsinya

Mengambil gambar pada masing-masing alat


yang di identifikasi dan digunakan sebagai
hasil pengamatan

Hasil pengamatan

8
4. Hasil Pengamatan

No Jumlah
Nama Alat Gambar Baik Rusak

1. Erlenmeyer 45 3

2. Gelas Kimia 49 3

3. Gelas Ukur 8 1

4. Labu ukur 115 1

9
5. Tabung reaksi 145 5

6. Pipet tetes 27 3

7. Corong 6 -

8. Kaca Preparat 65 3

9. Batang
pengaduk 2

10
5. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat diketahui bahwa dalam laboratorium


mikrobiologi terdapat beberapa alat-alat seperti yang diatas, masing-masing alat dapat
digunakan dengan cara :

1. Erlenmeyer : Fungsi labu erlenmeyer adalah untuk mencampur, mengukur dan


menyimpan cairan. Umumnya erlenmeyer terbuat dari kaca borosilikat sehingga tahan
ketika dipanaskan. Ukuran labu erlenmeyer bervariasi mulai dari 50 – 500 ml.
2. Gelas kimia : Gelas yang sering disebut gelas piala dan gelas kimia ini adalah alat
laboratorium yang berfungsi sebagai penampung. Alat berbentuk silinder dengan alas
datar ini, biasa digunakan untuk bahan kimia dengan sifat korosif yang terbuat dari PPTE.
Dan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau hilangnya cairan, gelas ini biasa
dipasangkan dengan gelas arloji sebagai penutup.
3. Gelas ukur : Fungsi gelas ukur adalah sebagai alat untuk mengukur volume larutan, mulai
dari volume 10mL hingga 2L. Gelas ukur berbentuk pipa dan umumnya terbuat dari
bahan plastik (polipropilen) yang dilengkapi dengan bagian bawah yang lebar, sebagai
kaki untuk menjaga kestabilan gelas ukur.
4. Labu ukur : Labu ukur (Volumetric Flask) atau labu takar adalah alat kimia, yang
digunakan untuk mengencerkan larutan hingga mencapai volume tertentu. Alat yang
terbuat dari kaca berbentuk labu ini juga bisa digunakan untuk menyisakan larutan kimia
analitik dengan konsentrasi dan jumlah yang berakurasi tinggi.
5. Tabung reaksi : Fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat menyimpan tabung reaksi,
mengeringkan dan menjaga tabung reaksi agar tidak berjamur.
6. Pipet tetes : Pipet digunakan untuk memindahkan volume cairan yang telah terukur. Alat
ini terdiri dari beberapa jenis dengan bentuk, fungsi, dan tingkat ketelitian yang berbeda.
Macam-macam pipet diantaranya yaitu; Pipet tetes, pipet ukur dan pipet volume
7. Corong : Corong terdiri atas mulut dan batang corong yang berfungsi untuk proses
penyaringan. Panjang sesuai dengan diameter atas corong, ukuran diameter 50, 75, 100,
150, dan 200 mm
8. Kaca preparat : berfungsi guna menjadi tempat objek atau preparat yang akan diamati
sehingga objek akan lebih jelas ketika diamati

11
9. Batang pengaduk : Batang pengaduk digunakan untuk mencampur cairan dengan bahan
kimia untuk keperluan praktek di laboratorium. Batang pengaduk umumnya terbuat dari
kaca pejal, borosilikat (pyrex). Ukurannya hampir sama dengan sedotan minuman.
Namun sedikit pandang dengan ujung membulat.

12
6. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat ditari kesimpulan bahwa pada
setiap alat yang digunakan dalam praktikum memiliki nama dan fungsinya masing-masing,
sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat-alat yang digunakan. Penguasaan dan
pemahaman dalam penggunaan alat akan sangat membantu dan menghindari kegagalan
dalam praktikum.

13
DAFTAR PUSTAKA

Braddy, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta.


Mardani, 2007. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Buku kedokteran EGC
Jakarta.
Moningka, 2008. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta.
Ramli, 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga: Jakarta.
Riadi, 1990. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif. Buku Kedokteran EGC
Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai