Anda di halaman 1dari 23

ABSTRAK

Pengenalan alat gelas dilakukan dengan cara memperkenalkan langsung


(melihat dan menggunakannya) sesuai fungsi masing-masing alat. Selain itu juga
dipraktikan prinsip-prinsip dasar dari beberapa proses yang sering dilakukan pada
praktikum kimia, seperti penimbangan, pengovenan, penyaringan, pembacaan
miniskus, dan titrasi.
Percobaan ini dilakukan untuk memperkenalkan alat–alat gelas serta
fungsinya dalam praktikum kimia. Alat gelas sering digunakan dalam praktikum
khususnya pada praktikum kimia. Alat gelas disini pada dasarnya terbuat dari
gelas/kaca dan tak berwarna atau bening yang berfungsi agar mudah mengamati
terjadinya perubahan pada saat reaksi berlangsung.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, praktikan telah mengenal alat-alat
gelas dan dapat menggunakannya sesuai fungsi masing-masing. Selain itu,
melalui simulasi beberapa prinsip yang digunakan dalam praktikum kimia,
praktikan telah memahami betul cara mempraktikannya dan teliti dalam setiap
perhitungan maupun pengamatan.

Kata kunci : alat gelas, prinsip titrasi, miniskus, penimbangan, pengovenan,


penyaringan

I-1
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT–ALAT LABORATORIUM

1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat–alat gelas
serta fungsinya dalam praktikum kimia.

1.1.2 Latar Belakang


Seperti yang diketahui, sebuah praktikum itu tentunya harus menggunakan
alat–alat laboratorium guna mendukung jalannya kegiatan praktikum tersebut.
Alat laboratorium kimia merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di
laboratorium kimia yang dapat dipergunakan berulang–ulang. Sebelum memulai
melakukan praktikum dilaboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami
cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium
kimia.
Pengenalan alat–alat laboratorium oleh praktikan sangat penting agar
sebuah praktikum dapat berjalan sebagaimana semestinya. Tidak hanya mengenal
alat–alat dan fungsinya namun juga memahami bagaimana cara menggunakan
alat–alat laboratorium tersebut. Dan praktikan harus mengetahui cara
membersihkan peralatan serta menyimpan pada tempatnya.
Percobaan pengenalan alat–alat laboratorium ini juga berguna saat
dilapangan kerja nanti. Contohnya saja seperti industri makanan, industri kimia
dan lain–lain. Sangat penting bagi setiap mahasiswa teknik lingkungan untuk
mengikuti percobaan ini, sehingga diharapkan saat bekerja nanti, para praktikan
tidak akan bingung dalam menggunakan alat–alat laboratorium.

I-2
1.2 DASAR TEORI

Dalam praktikum, analisis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian,
serta tertib ketika berada dimeja praktikum. Tentunya kerapian tersebut
hendaknya juga mencakup pemeliharaan perabotan laboratorium permanen seperti
oven, lemari, rak meja, dan sebagainya. Penting bahwa saluran pembuangan
disterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air [Day and
Underwood, 1998 : 1].
Eksperimen dan praktik laboratorium merupakan bagian dari pengajaran
sains. Bekerja dilaboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata
dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika sains bergerak melampaui
pengalaman menujugeneralisasi yang lebih abstak yang memungkinkan
penjelasan dan peramalan. Pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk
generisasi ilmiah dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam
pengajaran sains sebagai produk ini [𝐴𝑛𝑜𝑛𝑖𝑚 1 , 2011].
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan suatu zat
menjadi zat lain, baik secara spontan maupun dipengaruhi faktor luar. Setiap zat
memiliki komposisi dan struktur tertentu. Oleh sebab itu, masalah ilmu adalah
mengetahui komposisi dan stuktur zat serta kaitannnya dengan sifat–sifat tersebut
[Syukri, 1999 : 1].
Ilmu kimia mengembangkan metode ilmiah, maka pembelajaran kimia tak
hanya terbatas pada pembelajaran, melalui eksperimen didalam laboratorium
kimia yang sangat mutlak diperlukan. Oleh sebab itu, langkah pertama dalam
metode ilmiah dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan
eksperimen yang dibuat dilboratorium dimana sifat–sifat dapat diteliti dalam
keadaaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau ditiru kembali
[Brady , 1999 : 5].
Dilaboratorium dibutuhkan bermacam–macam alat. Alat–alat kimia :
1. Gelas kimia (bekker)
Berupa gelas tinggi berdiamater besar dengan skala sepanjang dindingnya. Gelas
kimia bukan merupakan alat ukur meskipun memiliki ukuran tandanya. Fungsinya

I-3
untuk mengukur volume yang tidak memerlukan ketelitian tinggi, menampung zat
kimia, memanaskan cairan dan media pemanasan cairan. Gelas kimia tersebut
terbuat dari kaca borosilikat sehingga tahan terhadap panas dengan suhu 200º C.
2. Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil dengan skala
sepanjan dindingnya. Fungsinya untuk menyimpan dan memanaskan larutan,
menampung filtrate hasil penyaringan, dan menampung titrasi hasil proses titrasi.
3. Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disamping dindingnya. Terbuat dari kaca atau
plastik yang tidak tahan panas. Fungsinya mengatur dan mengukur volume larutan
yang tidakmemerlukan ketelitian tinggi dalam jumlah tertentu.
4. Pengaduk gelas
Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia pada waktu
melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu
menuangkan atau mendekati cairan dalam proses penyaringan.
5. Rak tabung kimia
Terbuat dari kayu. Digunakan untuk tempat meletakkan tabung reaksi.
6. Botol pencuci
Bahannya terbuat dari plastik. Merupakan botol tempat akuades yang digunakan
untuk membantu pada saat pengenceran.
7. Corong
Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik. Digunakan
untuk memasukkan cairan kedalam suatu wadah dengan mulut sempit seperti
botol, labu ukur, dan lain lain.
8. Labu takar
Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentk cair pada proses
peparasi larutan. Alat ini tersedia dalam bebrbagai macam ukuran.
9. Tabung reaksi
Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan dan digunakan untuk mereaksikan zat–zat
kimia dalam jumlah sedikit.

I-4
10. Kuvet
Bentuk serupa dengan tabung reaksi., namun ukurannya lebih kecil. Digunakan
sebagai tempat sampel untuk analisis dengan spektrofotometer. Kuvet tidak boleh
dipanaskan.
11. Penjepit/gegep
Biasanya terbuat dari kayu. Digunakan untuk perantara mengambil benda yang
panas.
12. Kawat kasa
Terbuat dari logam dan digunakan sebagai alas memanaskan alat gelas dengan
alat pemanas.
13. Spatula
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat bantu mengambil bahan
padat atau Kristal.
14. Gelas arloji
Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang.
15. Cawan porselin
Digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan pemanasan.
16. Sikat pembersih
Digunakan untuk membersihkan tabung reaksi.
17. Pipet tetes
Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang kecil.
18. Pipet ukur
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu.
19. Pipet gondok
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepar sesuai dengan label
yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada tengah pipet.
20. Buret
Digunakan untuk titrasi. Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar
suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.

I-5
21. Pembakar spiritus
Kapasitas 100 mL, tertutup untuk mencegah penguapan. Digunakan untuk
membakar suatu zat atau memanaskan.
22. Desikator
Desikator adalah alat yang berbentuk sebuah bejana biasanya terbuat dari kaca
namun kadang–kadang dari logam yang digunakan untuk menyeimbangkan objek
dengan atmosfer terkontrol.
23. Kaki tiga
Besi yang menyangga dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam
pemanasan.
24. Corong pisah
Digunakan untuk memisahkan larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda.
Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.
25. Klem universal
Digunakan untuk menjepit erlenmeyer dan lain–lain.
26. Pinggan porselin
Digunakan untuk menguapkan cairan sehingga lebih pekat atau menjadikering
serta untuk mengkristalkan zat.
27. Kertas saring
Tebuat dari kertas selulosa murni. Digunakan untuk menyaring larutan yang
bersifat heterogen.
28. Oven
Untuk menghisap larutan dari botol larutan. Untuk larutan selain air sebaiknya
digunakan karet pengiap yang telah disambungkan pada pipet ukur [Day and
Underwood, 1999 : 581 – 589].
Penyaringan merupakan salah satu prinsip unit operasi yang biasanya
digunakan pada pengolahan air minum dan memindahkan padatan tersuspensi dari
buangan . pengolahan secara biologis atau buang–buangan pengolahan secara
koagulasi. Media saringan sangat penting dalam penyaringan. Faktor yang
mempengaruhi penyarigan adalah kekeruhan. Adapun alat yang digunakan
didalam penyaringan adalah kertas saring, penyaringan asbes murni, lempeng

I-6
berpori dari kaca berbahan seperti pyrex (krus penyaring kasa pasir) [𝐴𝑛𝑜𝑛𝑖𝑚 2 ,
2011].
Berikut ini hal apa saja yang harus diperhatikan seorang praktikan agar
terhindar dari kecelakaan didalam laboratorium, antara lain :
1. Mencuci alat–alat gelas yang telah digunakan. Mencuci dapat meggunakan
detergen.
2. Mengeringkan alat–alat gelas yang sudah dicuci dengan meletakkannya
secara terbalik dan mengelap hanya bagian dalam peralatan gelas dapat
dipanaskan sedikit demi sedikit diatas atau didalam oven.
3. Meja harus dijaga kerapiannya dan kebersihannya dan selalu sediakan lap
bersih agar dipanaskan ceceran bahan kimia dapat segera dibuang.
4. Dalam mencium isi botol ada cara tertentu, yaitu dengan mengibaskan
tangan diatas mulut botol menuju arah hidung.Jangan mencium secara
langsung karena dikhawatirkan uap larutan tersebut masuk terlalu banyak
dalam paru–paru dan menyebabkan kesulitan pernapasan.
5. Menimbang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
penimbangan, yaitu :
 Penimbangan dilakukan didalam ruangan tertutup.
 Zat yang ditimbang harus diletakkan dalam gelas arloji jika padat dan
botol timbang jika cair.
 Sebelum menimbang zat, terlebih dahulu menimbang berat wadah karena
dikhawatirkan terjadi kesalahan dalam pemahaman berat apabila zat
direaksikan dalam wadah.
 Meletakkan dan mengambil anak timbangan atau anting–anting dengan
menggunakan pinset.
 Jangan menimbang zat dalam keadaan panas, sebaliknya didinginkan
terlebih dahulu.
6. Miniskus adalah melengkungnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler.
Dan miniskus ini punya dua macam jenis yang berbeda, yaitu miniskus
cekung dan miniskus cembung. Mniskus cekung yaitu suatu keadaan
dimana permukaan zat cair berada dalam tabung atau bejana sempit yang

I-7
tampak melengkung kebawah. Sedangkan miniskus cembung yaitu suatu
keadaan dimana permukaan zat cair berada dalam tabung atau bejana
sempit yang tampak melengkung keatas [Tim Dosen Teknik Kimia, 2011 :
11].

I-8
1.3 METODOLOGI PERCOBAAN

1.3.1 Alat Dan Deskripsi Alat


1.3.1.1 Alat
- Pipet mohr - Neraca analitik
- Pipet gondok - Gelas bekker
- Erlenmeyer 250 mL - Botol semprot
- Kertas saring - Buret
- Propipet - Statif
- Cawan porselin

1.3.1.2 Rangkaian Alat

Gambar 1.1 Rangkaian Alat Titrimetri


Keterangan:
1. Statif
2. Buret
3. Erlenmeyer

1.3.2 Bahan
- Akuades
- KMn𝑂4
- HCl 0,1 N
- AgN𝑂3

I-9
1.3.3 Prosedur Kerja
1. Dicuci 1 tabung reaksi, 1 pipet gondok, 1 pipet mohr, 1 gelas bekker, 1
buret dan 2 erlenmeyer.
2. Dimasukkan 25 mL akuades ke dalam erlenmeyer 250 mL dengan
menggunakan pipet mohr (dilakukan oleh semua praktikan secara
bergantian). Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan pipet gondok.
Dibaca miniskusnya pada saat melakukan dengan kedua pipet tersebut.
3. Diisi buret dengan akuades sampai penuh, dibaca miniskusnya dikeluarkan
dengan lambat ke erlenmeyer sampai beberapa angka millimeter dilihat
miniskusnya lagi. Dilakukan secara bergantian pleh seluruh praktikan.
Dikeluarkan dengan cepat dan lambat, dibaca miniskusnya apakah ada
perbedaan penurunan dengan cepat dan lambat.
4. Diidi buret dengan larutan KMn𝑂4 0,1 N. dibasa miniskus awalnya.
Dilihat apakah ada perbedaan dengan pembacaan miniskus pada akuades.
1.3.3.2 Penyaringan
1. Diambil 2 mL AgN𝑂3 0,1 N dalam tabung reaksi, ditambahkan 2 mL
larutan HCl 0,1 N. diamati endapan yang terjadi, dicatat warna endapan.
2. Diambil kertas saring, ditimbang dengan neraca analitik, dilipat menjadi ¼
lingkaran. Kemudian dilipat lagi 2-3 lipatan.
3. Dimasukkan kertas saring yang sudah dilipat pada corong. Dibasahi
sedikit dengan akuades hingga melekat pada dinding gelas.
4. Dipasang corong yang berkertas saring diatas erlenmeyer untuk
menampung filtrat atau cairan cucian.
5. Dituangkan larutan yang dilakukan pada langkah 1 kedalam corong yang
sudah berkertas saring tadi, oven kertas saring dan endapannya sampai
kering. Ditimbang kembali kertas saring dan endapan

I-10
1.4 HASIL DAN PENGAMATAN

1.4.1 Hasil Pengamatan


Table 1.1 Hasil Pengamatan Alat–alat Laboratorium
No Gambar Keterangan
1. Gelas ukur : Digunakan untuk
mengukur volume cairan kimia.
Terbuat dari kaca tahan panas.

2. Erlenmeyer : Digunakan sebagai


tempat mentitrasi zat, juga bisa
digunakan sebagai penyimpan zat
sementara. Terbuat dari kaca tahan
panas

3. Gelas bekker : Digunakan untuk


menympan zat sementara atau
untuk memanaskan zat.

4. Tabung reaksi : Digunakan untuk


mereaksikan zat dalam jumlah
sedikit.

I-11
5. Labu takar : Digunakan untuk
mebuat larutan standard an
digunak untuk pengenceran larutan
dan volume setepat- tepatnya.

6. Gelas arloji : Digunakan untuk


membantu dalam menimbang
padatan yang akan digunakan
dalam praktikum.

7. Piknometer : Berguna untuk


mengukur nilai massa jenis atau
densitas fluida.

8. Pipet tetes : Digunakan untuk


memindahkan cairan dalam jumlah
sedikit.

9. Pipet gondok : Digunakan untuk


mengambil larutan dengan volume
tertentu sesuai dengan label yang
tertera pada bagiang yang
mengelembung.

I-12
10. Pipet mohr : Untuk mengambil
larutan dengan volume tertentu dan
mempunyai ketelitian lebih tinggi
dari gelas ukur.

11. Labu didih : Digunakan untuk


mendidihkan suatu larutan.

12. Labu leher tiga : Wadah untuk


mendidihkan zat atau pemanasan.
Biasanya digunakan pada proses
destilasi.

13. Corong : Digunakan untuk


memasukkan larutan dalam botol
yang memiliki mulut kecil.

14. Cawan porselin : Digunakan untuk


mereaksikan zat dalam suhu tinggi.

15. Kaki tiga : Digunakan sebagai


tungku.

I-13
16. Botol semprot : Membersihkan
bejana dari sisa endapan,
mengeluarkan cairan /air dalam
jumlah tebatas dan sebagai tempat
menyimpan air.

17. Indikator pH : Untuk identifikasi


pH larutan atau zat.

18. Kertas saring : Digunakan Untuk


penyaring larutan.

19. Propipet : Untuk menghisap


larutan yang akan dari botol.
Untuk larutan selain air sabaiknya
digunakan karet pengisap yang
telah disambungkan pada pipet
ukur.

20. Statif : Digunakan untuk


menyangga buret pada saat titrasi
yaitu dengan cara dijepit.

I-14
21. Buret : Digunakan untuk titrasi
dengan variable volume titran yang
dapat diubah – ubah. Pembacaan
tersebut disebut miniskus.
Berbentuk seperti cekungan.

22. Kondensor : Untuk destilasi


larutan. Lubang bawah tempat air
masuk, lubang atau tempat air
keluar.

23. Separator funnel : Digunakan


untuk memisahkan suatu larutan
dalam proses ekstraksi.

24. Bunsen : Berguna untuk membakar


atau reaksi dengan pemanasan.

I-15
25. Vigreux : Digunakan untuk
destilasi.

26. Termometer : Digunakan untuk


mengatur suhu.

27. Sentrifuge : Digunakan sebagai


alat pemisah koloid dengan
suspensinya.

28. Soxhlet biasa : Digunakan untuk


memisahkan ekstrak padatan suatu
bahan alam dengan pelarut organic
dan digunakan pada proses
ekstraksi.

29. Neraca analitik : Digunaka untuk


menimbang suatu alat atau bahan.

I-16
30. Soxhlet spiral : Digunakan sebagai
pengekstrak suatu senyawa yang
kelarutannya terbatas dalam suatu
pelarut tertentu. Maka biasanya
metode filtrasi (
penyaringan/pemisahan).

31. Kasa : Digunakan sebagai alat


perata panas, sehingga pemanasan
zat – zat dalam gelas piala akan
menyuruh.

32. Gegep : Digunakan untuk


pengambilan alat – alat yang tidak
bisa diambil dengan tangan, alat –
alat panas dan sebagainya.

33. Pengaduk gelas : Digunakan untuk


mengaduk larutan, serta membantu
penuangan larutan dalam proses
titrasi.

34. Sudip : Digunakan untuk


mengambil zat dari wadahnya.

35. Pemanas listrik : Digunakan


sebagai pemanas.

I-17
36. Botol gelap : Digunakan untuk
menyimpan zat yang peka tehadap
cahaya, ,mudah teroksidasi, dan
lain – lain.

37. Botol terang : Digunakan untuk


menyimpan zat yang tahan terhada
cahaya.

1.4.2 Pembahasan
1.4.2.1 Pengenalan dan Penanganan Alat–alat Laboratorium
Hal pertama yang perlu kita lakukan sebelum melakukan perrcobaaan
adalah melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap alat–alat gelas seperti
tabung reaksi, erlenmeyer, gelas bekker, dan buret. Sebaiknya tidak menggunakan
alat–alat gelas yang pecah atau retak untuk suhu yang terlalu panas. Untuk
mencegah kontaminasi saat melakukan proses pereaksian, sebaiknya kotoran pada
alat–alat gelas dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan perlatan gelas bisa
dilakukan pembilasan menggunakan akuades. Untuk alat–alat reaksi agar
mencegah tertinggalnya zat–zat yang terkandung didalam air kran maupun sabun.
Pengeringan alat–alat gelas bisa menggunakan lap halus atau dengan cara
menggunakan oven (pemanasan) serta pendinginan menggunakan desikator untuk
mengurangi kadar air yang tersisa pada alat–alat gelas.

1.4.2.2 Pembacaan Miniskus


Pada kegiatan menetuan volume suatu larutan perlu diperhatikan
miniskusnya. Miniskus adalah bentuk permukaaan cairan saat terjadi kohesi dan
adhesi. Ada dua miniskus yaitu :

I-18
1. Miniskus cekung, bila cairan tersebut memliki adhesi yang lebih besar
daripada kohesi. Pada percobaaan ini digunakan saat pembacaan volume
akuades didalam buret.
2. Miniskus cembung, bila cairan tersebut memiliki adhesi yang lebih besar
daripada kosehi. Pada percobaan ini digunakan saat pembacaan volume
KMn𝑂4 didalam buret.
Cara pembacaan miniskus, skala dan pandangan mata harus sejajar. Jika
larutan berwarna seperti KMn𝑂4, maka baca bagian atas miniskus. Jika larutan
bening, baca miniskus bawah untuk mengetahui volumnya. Gaya yang
mempengaruhi adanya miniskus cekung atau miniskus cembung adalah gaya
kohesi dan adhesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik–menarik antar molekul yang
terjadi antara benda–benda yang bersentuhan, missal miniskus bawah
(cekung), disebabkan oleh gaya adhesi molekul zat cair yang dengan wadah
lebih besar dari gaya kohesi antarmolekul zat cair. Sedangkan gaya kohesi
adalah tarik–menarik antar molekul yang sama.

1.4.2.3 Titrasi
Titrasi disebut juga volumetrik, merupakan metode analisi kimia yang
cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suhu larutan. Prinsip
titrasi adalah kadar suatu larutan A ditentukan dengan menggunakan larutan B dan
begitu juga sebaliknya. Titrasi ditambah titer sedikit demi sedikit sampai keadaan
ekuivalen, keadaan ini disebut titik ekuivalen. Pada titik ini titrasi dihentikan
kemudian dicatat volume liter yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut
dengan menggunakan data volume titran. Dengan volume dan konsentrasi titer
maka prakikan bisa menghitung kadar titran. Pada pembacaan volume akhir dan
awal pada titrasi akuades menggunakan miniskus bawah sedangkan KMnO4
menggunakan miniskus atas.

I-19
1.4.2.4 Penyaringan, Pengovenan, dan Penimbangan
1.4.2.4.1 Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan suatu endapan dari larutan.
Dalam percobaan ini AgNO3 ditambahkan HCl 0,1 N yang digunakan untuk
penyaringan. Prinsip penyaringan
adalah menahan partikel yang lebih besar dibanding zat cair melalui sebuah
media. Media yang digunakan adalah kertas saring. Pasang kertas saring pada
corong kemudian ditambahkan sedikit akuades pada kertas saring. Tujuan
ditanbahkan akuades pada kertas saring adalah agar kertas saring menempel pada
corong sehingga proses menyaringan bisa sempurna. Disaring larutan tadi,
terbentuk andapan berwarna putih susu. Reaksi yang terjadi adalah :
Ag + Cl¯ → AgCl(putih) ... (1.1)
Endapan tersebut dapat dibentuk karena hasil kali kelarutan dari larutan
tersebut telah terlampaui dari hasil kali konsentrasi ion–ion yang terlibat atau
dapat ditulis Qc|>|Ksp. Ksp dari AgCl yaitu sebesar 1x10−2. Larutan tersebut
dapat dikatakan telah jenuh karena apabila larutan telah jenuh dengan zat
bersangkutan maka endapan dapat terbentuk. Dan terbentuklah endapan putih
susu dari reaksi tersebut. Endapan AgN𝑂3 dan HCl 0,1 N akan tersangkut pada
kertas saring. Gerakan yang benar pada saat menuang larutan adalah gerakan
memutar agar endapan AgN𝑂3 dan HCl 0,1 N tidak menumpuk disatu titik saja
dan merobek kertas saring. Hasil penyaringan adalah endapam basah AgN𝑂3 dan
HCl 0,1 N.

1.4.2.4.2 Pengovenan
Pada proses pengeringan/pengovenan, lakkan pemijaran cawan kosong
terlebih dahulu. Fungsinya untuk mengkonstankan cawan tersebut sehingga
didapat berat murni dari cawan tersebut. Kemudian kertas saring hasil
penyaringan AgN𝑂3 dan HCl 0,1 N diletakkan cawan porselin dan dioven pada
suhu 100º C selama 15 menit. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan edapan
AgN𝑂3 dan HCl 0,1 N kering dan massa cairan hilang. Kertas saring dan endapan
dikeluarkan dan dibiarkan selama 5 menit. Diruang terbuka dan dimasukkan

I-20
kedesikator. Desikator berfungsi untuk mendinginkan dan mengurangi kadar air
yang tersisa.
Prinsip pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara
stimulant untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan yang dikeringkan. Secara garis besar, pengeringan adalah transfer panas
dan pemecahan molekul–molekul air. Dari proses ini didapatkan endapan kering
AgN𝑂3 dan HCl 0,1 N berwarna putih susu.

1.4.2.4.3 Penimbangan
Pada kegiatan penimbangan, semua alat seperti gelas arloji harus dicuci
bersih dan dikeringkan. Hal ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat
penimbangan karena alat yang bersih dipastikan penimbangan dilakukan secermat
mungkin dan tidak berhambura. Adapun prinsip penimbangan zat adalah
menimbang zat pada maraca analitik dan mengkalibrasikan neraca analitik
terlebih dahulu. Adapun cara mengalibrasikan neraca analitik adalah pertama
perhatikan apakah betul-betul neraca diletakkan mendatar dan melihat waterpass
pada neraca. Kemudian neraca harus selalu berada dalam posisi terkuni sebelum
digunakan, lalu piring neraca bersih dan posisi tombol pengontrol dan micrometer
beratnya harus berada dalam posisi nol. Dalam percobaan kali ini terdapat
menimbangan endapan AgN𝑂3 ditambah HCl 0,1 N.
Hasil yang didapat adalah kertas saring 0,7 gram dan cawan porselin 80,2 gram.
Masa total keduanya adalah 80,9 gram. Kemudian ditimbang endapan kering
AgN𝑂3 ditambah HCl 0,1 N yang telah didiamkan selam 1 malam. Masa endapan
kering tersebut adalah 0,1 gram. Pastikan penimbangan dilakukan secermat
mungkin. Dengan begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal.

I-21
1.5 PENUTUP
1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Pengenalan alat–alat praktikum diperlukan agar pada saat praktikum
tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya,
2. Sebelum memulai praktikum, siapkan terlebih dahulu serta bersihkan
alat yang akan digunakan,
3. Alat–alat laboratorium kimia umumnya terbuat dari kaca dan mudah
pecah, sehingga diperlukan ketelitian dan kehati–hatian dalam
penggunaannya,
4. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat. Dalam
percobaan ini, massa endapan yang didapat sebesar 0,1 gram,
5. Pengeringan dimaksudkan untuk mendapatkan filtrat (cairan cucian).
Hasil penyaringan yang didapat dari percobaan ini adalah endapan larutan
HCl dan AgNO3 berwarna putih keruh,
6. Pembacaan miniskus pada buret adalah miniskus cembung untuk larutan
berwarna gelap, seperti KMnO4 dan miniskus cekung untuk larutan
berwarna terang seperti akuades,
7. Titrasi dilakukan untuk mengetahui banyaknya zat dengan konsentrasi
yang ditentukan untuk mencapai titik akhir,
8. Pengovenan berfungsi untuk memanaskan atau mengeringkan alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum dan dapat pula digunakan untuk
mengukur kadar air,

1.5.2 Saran
Saran yang diberikan pada percobaan ini adalah :
Agar praktikum dilaboratorium dapat berjalan dengan lancar, sebaiknya praktikan
sudah terlebih dahulu menguasai materi percobaan, dan saat dilaboratorium
mengerjakan percobaan dengan cermat serta teliti.

I-22
I-23

Anda mungkin juga menyukai