Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERAIRAN

Fidelia Fiona, 230110190078

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.


Jln. Raya Sumedang KM 32 Jatinangor Sumedang 45363, Jawa Barat. www.fpik.ac.id

E-mail: fideliafiona4@gmail.com

ABSTRAK

Laboratorium merupakan ruangan yang dirancang dan digunakan sesuai dengan kebutuhan
untuk meneliti dan melakukan pembelajaran. Dalam laboratorium, terdapat alat dan bahan yang
mendukung terjadinya pembelajaran dan penelitian. Praktikum dirancang agar praktikan dapat
mengenali alat dan bahan sehingga kegiatan pembelajaran dan penelitian dapat dilakukan
dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik pula. Ketika hendak menggunakan alat dan
bahan yang dipakai, praktikan harus terlebih dahulu menggunakan dan mengetahui fungsi dari
alat tersebut dengan baik. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu showcase,
Tabung reaksi, beaker glass, labu erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri, water bath, hot plate,
spatula, dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya
adalah asam asetat (CH3COOH), gliserin, asam sulfat(H2SO4), akuades, natrium hidroksida
(NaOH), ekstrak papaya, alfa amilase, ninhydrin, glukosa, dan pH indikator.

Kata Kunci: Alat dan Bahan, Fungsi, Laboratorium

ABSTRACT

Laboratory is a place that designed and used according to our need to do education and
research. In laboratory, there are variety tools and materials that can support our education and
research. Practical purposes so that we are able to recognize the tools and materials so that the
practical will be done so well. When we want to use the tools and materials, we should know
what are we going to use first and know what its function. The tools that are used in this
laboratory is showcase, test tubes, glass beaker, erlenmeyer flask, measuring cup, petri dish,
water bath, hot plate, spatula, and pipette. The materials that are used in this laboratory is
acetic acid (CH3COOH), glycerin, sulfuric acid (H2SO4), aquades, sodium hydroxide (NaOH),
enzyme papain, alpha amylase, glucose, and pH indicator.

Keyword: Equipment and Materials, Function, Laboratory

PENDAHULUAN

Biokimia, berasal dari dua kata, yaitu bio (artinya kehidupan) dan kimia. Biokimia dapat
diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang dasar-dasar kimia dari kehidupan.
Biokimia juga dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang zat-zat kimia
penyusun tubuh makhluk hidup, serta reaksi-reaksi dan proses kimia, yang
berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi dan proses kimia yang
berlangsung didalam tubuh makhluk hidup atau didalam sel, kita namakan
metabolisme. Dengan definisi ini dapat dipahami bahwa biokimia mencakup atau
bersinggungan dengan sebagian bahasan dalam biologi sel dan biologi molekuler.
[ CITATION Pro12 \l 1033 ]
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat
dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur
biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan
spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis,
biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph. Sterilisasi peralatan
yang terbuat dari gelas seperti erlenmeyer, test tube, petri dish disterilkan dengan
autoclave. Sebelum digunakan peralatan dicuci dan disikat dengan detergen kemudian
dibilas air tawar, tunggu kering, setelah itu ditutup rapat dengan alumunium foil dan
plastik, sedangkan tabung reaksi dan pipet ditutup kapas, dibungkus alumunium foil
dan plastik (Sari 2012).

Tujuan praktikum pengenalan alat dan bahan yang terdapat di laboratorium biokimia ini
yaitu agar praktikan dapat memahami fungsi, cara kerja, dan standar operasional
prosedur (SOP) dari alat yang akan digunakan serta mengetahui sifat dan karakteristik
bahan yang digunakan berdasarkan MSDS (Material Safety Data Sheet) sehingga
praktikan dapat mengetahui bahan yang akan digunakan terutama jika bahan yang
hendak digunakan merupakan bahan kimia yang berbahaya.

METODOLOGI
Metode
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Maret 2020 pada pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 09.30 WIB di Laboratorium THP (Teknologi Hasil Perikanan)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

Prosedur
Pada praktikum ini dibahas mengenai beberapa alat dan bahan yang akan digunakan
di laboratorium selama praktikum biokimia berlangsung, penjelasan tersebut terdiri dari
penjelasan beberapa alat, yaitu showcase yang berfungsi untuk membuat suatu bahan
atau sampel mendapat perlakuan suhu yang dingin, tabung reaksi yang berfungsi
sebagai tempat mereaksikan suatu zat, beaker glass yang berfungsi sebagai tempat
untuk membuat larutan, labu erlenmeyer yang berfungsi sebagai wadah menampung
cairan/bahan kimia, gelas ukur yang berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan,
cawan petri yang berfungsi untuk membiakkan mikroba/inkubasi bakteri, water bath
yang berfungsi untuk menciptakan suhu yang konstan dan untuk inkubasi pada analisis
mikrobiologi, hot plate yang berfungsi untuk memanaskan campuran/sampel, spatula
yang berfungsi untuk mengambil bahan atau obyek untuk praktikum, dan pipet tetes
yang berfungsi untuk memindahkan suatu larutan atau cairan ke wadah lainnya.
Penjelasan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu asam asetat (CH3COOH),
gliserin, asam sulfat(H2SO4), akuades, natrium hidroksida (NaOH), ekstrak papaya, alfa
amilase, ninhydrin, glukosa, dan pH indikator.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SHOWCASE
Showcase merupakan alat atau lemari yang berfungsi untuk membuat suatu bahan
atau sampel mendapat perlakuan suhu yang dingin (rendah) agar kesegaran bahan
yang terdapat didalamnya tetap terjaga.
Gambar 1. Showcase.
(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

Prinsip kerja lemari pendingin yaitu mengubah energi listrik menjadi energi dingin. Cara
untuk menggunakan alat ini yaitu dengan cara menyambungkan kabel dengan stop
kontak lalu menyalakan lemari pedingin yang akan digunakan untuk menyimpan bahan
atau sampel, setelah itu atur suhu yang akan digunakan setelah itu masukkan sampel
yang akan disimpan (antara 2-8oC) lalu tutup kembali pintu lemari pendingin dengan
rapat. Standar operasional alat ini yaitu jika ada cairan atau bahan yang tumpah,
segera cuci atau bersihkan cairan atau bahan tersebut.

Tabung Reaksi
Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik yang
dapat menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia.

Gambar 2. Tabung reaksi dan rak tabung reaksi.


(Sumber: dokumen pribadi 2020)

Fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia
dalam laboratorium. Alat ini terbuat dari bahan kaca bening sehingga proses reaksi
kimia didalam tabung ini dapat terlihat jelas oleh analis. Tabung ini juga mempunyai
sifat tahan terhadap panas / api, karena seperti kita ketahui beberapa proses reaksi
kimia berjalan dengan membutuhkan panas. Beberapa macam reaksi yang biasanya
menggunakan tabung ini adalah reaksi oksidasi/reaksi reduksi. Tabung reaksi juga
berfungsi untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil, dan sebagai tempat
perkembangbiakan mikroba dalam media cair. Standar operasional tabung reaksi ini
yaitu dengan memastikan tabung reaksi dalam keadaan yang bersih dan steril
kemudian baru tuangkan cairan atau larutan yang akan direaksikan.

Beaker Glass
Beaker glass/gelas beker atau biasa disebut dengan gelas piala adalah alat gelas kimia
berbentuk silinder dengan dasar yang rata. Beaker glass ini umumnya terbuat dari
kaca borosilikat yang tahan panas hingga 20 0C. Beaker glass ini memiliki takaran tapi
tidak digunakan untuk mengukur volume suatu zat cair, karena alat ini hanya memiliki
tingkat ketelitian dengan akurasi 10%. Ukuran beaker glass ini bervariasi yaitu 25 ml,
50 ml, 100 ml, 150 ml, 200 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, 2000 ml.

Gambar 3. Beaker glass.


(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

Fungsi beaker glass yaitu sebagai tempat untuk membuat larutan seperti larutan HCl,
H2SO4, NaOH, NaCl, dan bahan kimia lainnya. Beaker glass juga berfungsi untuk
mengukur volume larutan yang tidak membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi,
sebagai tempat untuk memanaskan larutan, mencampur dan mereaksikan bahan atau
larutan kimia, dan untuk menampung bahan kimia berupa larutan, padatan, pasta atau
tepung.[ CITATION Jag17 \l 1033 ]. Standar operasional alat ini yaitu dengan
memastikan beaker glass bersih terlebih dahulu, setelah itu baru tuangkan larutan atau
sampel yang diinginkan

Labu Erlenmeyer
Labu erlenmeyer adalah sebuah alat gelas di laboratorium kimia yang digunakan dalam
bekerja, penelitan maupun praktik di laboratorium kimia. Bentuk labu erlenmeyer
seperti labu yang berbentuk kerucut dan memiliki leher dibagian atasnya. Sama seperti
gelas kimia, labu erlenmeyer ini merupakan alat yang paling umum digunakan di
laboratorium untuk kegiatan praktikum.

Gambar 4. Labu erlenmeyer.


(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

Fungsi dari labu erlenmeyer ini sendiri yaitu sebagai wadah untuk menampung
cairan/bahan kimia, memanaskan cairan kimia, dan untuk mereaksikan/mencampurkan
berbagai bahan kimia. Standar operasional labu erlenmeyer ini yaitu dengan
memastikan alat ini dalam keadaan bersih dan steril kemudian isi dengan larutan atau
sampel yang akan digunakan
Gelas Ukur
Gelas ukur memiliki ketahanan kimia dan transparansi yang baik. Gelas ukur terbuat
dari bahan yang membuatnya menjadi lebih ringan namun lebih rapuh dari kaca. Gelas
ukur terdiri dari berbagai ukuran.

Gambar 5. Gelas ukur.


(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

Gelas ukur memiliki fungsi untuk mengukur volume suatu cairan seperti labu
erlenmeyer. Gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada
saat mengukur volume larutan, kita harus mengukur volume tersebut berdasarkan
meniskus cekung larutan. Prinsip kerja gelas ukur ini hanya mengukurnya dengan teliti.
Cara kerjanya yaitu membaca skala yang tertera (dibaca berdasarkan meniscus
cekung larutan) yang tertera. Standar operasional alat ini yaitu dengan memastikan
gelas ukur sudah bersih terlebih dahulu kemudian baru masukan cairan yang hendak
diukur.

Cawan Petri
Cawan petri adalah alat yang berbentuk lingkaran yang berfungsi untuk membiakkan
mikroba/inkubasi bakteri. Bakteri atau mikroba dituangkan ke dalam cawan petri bagian
bawah kemudian ditutup dengan cawan petri bagian atas. Cawan petri tersedia dalam
berbagai macam ukuran.

Gambar 6. Cawan petri.


(Sumber: https://www.tokopedia.com/labglasswear/cawan-petri-100mm)

Prinsip kerja cawan petri ini yaitu sebagai wadah sampel yang diperlukan. Cara kerja
menggunakan alat ini yaitu dengan meletakkan media pada cawan petri bagian bawah
lalu ditutup dengan cawan petri bagian atas. Standar operasional cawan petri ini yaitu
dengan memastikan cawan petri sudah bersih dan steril, kemudian baru tuangkan
bakteri atau mikroba yang akan dibiakkan/diinkubasi.
Water Bath
Water Bath merupakan peralatan yang berisi air/cairan khusus yang bisa
mempertahankan suhu pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan.
Fungsi utama dari water bath adalah untuk menciptakan suhu yang konstan dan
digunakan untuk inkubasi pada analisis mikrobiologi. Water bath juga digunakan untuk
melebur basis, menguapkan ekstrak. Pemanasan digunakan untuk mempercepat
kelarutan. Water bath juga termasuk ke dalam kategori alat laboratorium. Fungsi
lainnya dari water bath adalah untuk mereaksikan zat diatas suhu ruangan dan aktifitas
enzim.

Gambar 7. Water bath.


(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

Pada shaking water bath ditambahkan fungsi penggerak yang bisa diatur
kecepatannya, sehingga bahan / sample dapat bergerak horizontal (bergoyang) secara
teratur sesuai keinginan.[ CITATION PTT13 \l 1033 ]. Standar operasional alat ini yaitu
memastikan alat sudah tercuci bersih kemudian baru digunakan.

Hot Plate
Hot plate adalah alat di laboratorium kimia yang digunakan untuk memanaskan
campuran/sampel. Sampel yang akan dipanaskan ditempatkan ke dalam erlenmeyer
atau gelas kimia. Kemudian pada hot plate terdapat tombol yang diputar untuk
menghidupkan dan mematikannya. Biasanya hot plate ini terdiri dari pemanas dan
magnetic stirer/pengaduk yang berfungsi untuk mengaduk, dan memiliki tombol
pengatur tersendiri agar kegiatan praktikum yang dilakukan lebih efisien.

Gambar 8. Hot plate.


(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

Prinsip kerja hot plate didasarkan pada proses perubahan energi listrik menjadi energi
panas yang terjadi pada alas hot plate yang merupakan sebuah konduktor. Jadi, energi
listrik yang berasal dari listrik yang mengalir ke hot plate, diubah menjadi energi panas
pada alas/lempeng hot plate. Cara kerja dan standar operasional alat ini cukup
sederhana kita tinggal menyalakan kemudian menempatkan sampel diatas hot plate,
kemudian diatur suhunya sesuai yang diinginkan. Setelah selesai matikan alat tersebut
kemudian setelah alat sudah selesai digunakan, bersihkan hot plate dari debu dan
bekas pemanasan sampel baik pada bagian hot plate maupun pada lempeng pemanas
dan usahakan menggunakan alat setiap harinya agar mesin berfungsi dengan normal. [
CITATION Ari16 \l 1033 ]

Spatula
Spatula adalah alat yang terbuat baik dari stainless steel, alumunium, ataupun kayu.

Gambar 9. Spatula.
(Sumber: https://anmindonesia.wordpress.com/2017/12/15/spatula-laboratorium/)

Spatula berfungsi untuk mengambil bahan atau obyek untuk praktikum, atau bisa juga
digunakan untuk mengaduk larutan atau bahan yang diinginkan. Prinsip kerja spatula
yaitu sebagai alat pengambil atau pengaduk objek. Cara kerja dan standar
operasionalnya adalah mengambil objek menggunakan ujung spatula kemudian ujung
spatula lainnya dipegang oleh tangan praktikan. Setelah selesai digunakan, spatula
dicuci dengan air bersih dan sabun, kemudian di keringkan dan taruh di lemari
penyimpanan alat praktikum.

Pipet Tetes
Pipet tetes adalah salah satu alat laboratorium yang paling umum dan sering
digunakan dalam kegiatan praktikum. Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan
sejumlah larutan atau cairan dari suatu wadah ke wadah yang lainnya.

Gambar 10. Pipet tetes.


(Sumber: https://www.tokopedia.com/qianolab/dropping-pippete-pendek-pipet-
tetes-pendek-dot-merah)

Prinsip kerja pipet tetes adalah dengan meneteskan atau memindahkan suatu larutan
atau cairan sedikit demi sedikit. Cara kerja dan standar operasional yaitu
menggunakan pipet tetes dalam keadaan yang bersih, kemudian masukan ke larutan
atau cairan yang akan dipindahkan. Setelah itu, tekan bagian karet yang ada di bagian
atas pipet tetes kemudian cairan akan terhisap ke dalam pipet tersebut. Lalu
pindahkan ke tempat lain kemudian tekan karet bagian atas pipet tersebut. Cairan
akan turun ke tempat lain tersebut. Setelah selesai digunakan, buka bagian karet pada
atas pipet tetes tersebut kemudian bersihkan pipet tetes dengan air mengalir dan
menggunakan sabun dengan kawat pembersih alat praktikum. Setelah selesai, pipet
dikeringkan kemudian ditaruh di lemari penyimpanan alat praktikum.

Asam Asetat (CH3COOH)


Asam asetat atau yang sering disebut juga asam etanoat atau asam cuka adalah
senyawa kimia asam organik yang memiliki rasa asam dan berbau menyengat dan
digunakan sebagai pemberi rasa asam serta aroma pada makanan. Asam asetat yang
pekat atau disebut juga asam asetat glasial ialah cairan higroskopis yang tak berwarna
dan memiliki titik beku 16,7°C. Asam asetat memiliki fungsi sebagai perekasi kimia,
untuk memroduksi polimer, sebagai pengatur keasaman, pelunak air, minuman
fungsional, dan bahan baku pembuatan bahan kimia (Murjana, 2020).

Gambar 11. Asam asetat.


(Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020)

Asam asetat memiliki sifat korosif terhadap berbagai macam logam seperti besi, serta
seng dan magnesium, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat atau disebut
juga logam asetat. Asam asetat termasuk zat yang berbahaya karena dapat
menyebabkan kerusakan organ, beracun, membahayakan janin. Jika zat ini tersentuh,
bisa menyebabkan luka bakar. Jika zat ini terhirup, bisa menyebabkan iritasi pada
saluran pernafasan yang ditandai dengan batu, tersedak, atau sesak napas
[ CITATION Ang20 \l 1033 ]. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan apabila asam
asetat terkena mata atau kulit adalah basuh mata atau kulit dengan air bersih dan
hubungi tim medis. Apabila zat tersebut terhirup, cari udara segar atau beri oksigen.

Gliserin
Gliserin adalah cairan yang berwarna bening yang seringkali digunakan untuk
pembuatan makanan, obat-obatan, sabun dan lain sebagainya. Gliserin adalah cairan
yang kental dan cenderung tidak berwarna atau bening, dan memiliki rasa yang manis.
Gliserin memiliki titik didih yang tinggi dan dapat membeku dalam bentuk pasta.
Gliserin yang paling banyak digunakan, terdapat dalam bahan pembuatan sabun atau
produk kecantikan lainnya misalnya lotion. Gliserin juga bisa digunakan untuk
membuat dinamit, yang berbentuk nitrogliserin. Gliserin bisa dilarutkan dengan mudah
menjadi alkohol dan air, namun tidak
akan berubah menjadi minyak
[ CITATION Ich19 \l 1033 ].
Gambar 12. Gliserin.
(Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020)

Gliserin berfungsi sebagai humektan, pelarut dan juga pemanis, berperan juga dalam
mengawetkan makanan. Gliserin juga dapat dijadikan sebagai bahan pengemulsi
makanan, berperan dalam pelunakan permen, kue, dan penutup daging serta keju.
Gliserin juga dapat dimanfaatkan sebagai pelembut pada sabun, campuran shampoo,
sebagai zat pelembab pada industri, pelumas dan sebagai ukuran pada pelunakan
benang dan kain. Bahaya jika terkena gliserin biasanya yaitu terjadi iritan baik pada
mata maupun pada kulit, jika terhirup dapat membuat kesulitan bernapas. Jika zat
tersebut mengenai bagian mata ataupun kulit, bilas segera dengan air mengalir dan
segera cari pertolongan medis. Jika terhirup, segera cari udara segar namun jika masih
tetap terasa sesak, beri oksigen dengan segera (Yurissa, 2019).

Asam Sulfat (H2SO4)


Asam sulfat adalah asam mineral (zat anorganik) yang sangat kuat. Zat ini larut di
dalam air. Asam Sulfat memiliki rumusan kimia H 2SO4, dan memiliki massa molar
sebesar 98,08 g/mol. Asam sulfat berpenampilan seperti cairan Higroskopis,
berminyak, tak bewarna, dan tak berbau. Asam Sulfat ini kerap pula dipanggil minyak
vitriol. Asam Sulfat memiliki titik lebur sebesar 10°C (283 K) serta titik didih sebesar
337°C (610 K) [ CITATION Dos19 \l 1033 ].

Gambar 13. Asam sulfat.


(Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020)

Asam sulfat memiliki fungsi sebagai pupuk, kilang minyak, plastik, baterai, bahan ledak,
serabut buatan, dan bahan kimia industri. Asam sulfat bereaksi dengan air, basa,
logam, berperan sebagai agen sulfonasi, dehidrator, dan sebagai oksidator. Asam
sulfat atau sulphuric acid adalah asam mineral kuat tak berwarna dengan sifat korosif
yang tinggi. Asam sulfat dapat larut dalam air dalam berbagai perbandingan. Asam
sulfat sangat berbahaya bila terkena jaringan kulit karena sifatnya yang korosif, dan
dengan sifatnya sebagai penarik air yang kuat (pendehidrasi) akan menimbulkan luka
seperti luka bakar pada jaringan kulit. Risiko utama asam sulfat adalah kontak dengan
kulit yang menyebabkan luka bakar dan penghirupan aerosol asap (Pendidikan, 2019).

Langkah yang harus dilakukan jika terkena asam sulfat adalah, guyur bagian tubuh
yang terpapar asam sulfat dengan air yang mengalir selama 10-15 menit. Hal ini
bertujuan untuk mendinginkan jaringan disekitar luka bakar asam, dan untuk
mencegah adanya kerusakan sekunder. Pakaian yang terkena asam sulfat pun juga
harus segera di lepas, dan guyur dengan air kulit yang terkena asam sulfat lewat
pakaian tersebut. Jika terpapar asam sulfat pada mata, segera guyur mata dengan air
hangat selama 20 menit, dan segera pergi ke dokter (Pendidikan, 2019).

Akuades
Akuades adalah air mineral yang sudah mengalami proses penyulingan (destilasi)
sehingga diperoleh H2O atau air murni yang bebas mineral.

Gambar 14. Akuades.


(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

Akuades berbentuk cair, tidak berwarna, dan tidak berbau. Akuades memiliki titik beku
0oC dan titik didih 100oC. Akuades tidak memiliki bahaya, tidak beracun, dan tidak
mudah terbakar. Sehingga apabila terjadi kontak fisik tidak memerlukan penanganan
khusus karena tidak akan mengakibatkan bahaya apapun.

Natrium hidroksida (NaOH)


NaOH merupakan basa yang umum digunakan dalam kegiatan laboratorium. NaOH
biasanya berbentuk larutan dalam air dengan konsentrasi 48%, atau dalam bentuk
padatan berwarna putih. NaOH memiliki berbagai fungsi, yaitu sebagai pengendali
tingkat keasaman atau pH, salah satu bahan baku pembuatan natrium hipoklorit dalam
skala industri. NaOH juga digunakan sebagai bahan kimia terpenting dalam industri
kertas, minyak, dan gas. NaOH juga dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai macam
obat [ CITATION Luk17 \l 1033 ].
Gambar 15. Natrium hidroksida.
(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

Namun NaOH atau sering disebut caustic soda, termasuk dalam kelompok bahan kimia
yang berbahaya dan beracun. NAOH memiliki sifat yang sangat korosi. NaOH dapat
menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. Penanganan pertama jika terkena NaOH
adalah jika terkena mata atau kulit, cepat segera basuh mata atau kulit dengan air
mengalir dan segera hubungi tim medis (Lukman, 2017).

Ekstrak Pepaya
Ekstrak papaya adalah salah satu bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
laboratorium. Ekstrak pepaya ini memang termasuk yang sangat jarang digunakan.
Ekstrak pepaya didapat dari getah buah papaya. Ekstrak pepaya ini mampu memecah
molekul protein [ CITATION Ram18 \l 1033 ].

Gambar 16. Ekstrak papaya.


(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

Aktivitas ekstrak ini termasuk cukup spesifik karena ekstrak pepaya ini hanya mampu
mengkatalis proses hidrolisis dengan baik pada kondisi pH serta suhu tertentu. Suhu
optimal ekstrak pepaya ini adalah 500C-60oC. Ekstrak ini tidak memiliki dampak
buruk/bahaya jika tersentuh atau dilakukan kontak fisik secara langsung. Jadi, tidak
ada penanganan khusus jika terkena kontak fisik secara langsung (Nurbela, 2018).

Alfa-amilase
Alfa-amilase juga merupakan salah satu bahan laboratorium yang termasuk jarang
digunakan.

Gambar 17. Alfa-amilase.


(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

Alfa-amilase merupakan salah satu enzim yang berperan dalam proses degradasi pati,
sejenis makromolekul karbohidrat. Alfa amilase aktif bekerja pada kisaran suhu 25 oC-
95oC. Alfa amilase tidak termasuk zat yang berbahaya sehingga jika terkena kulit atau
mata atau terhidup, tidak akan menyebabkan bahaya apapun.

Ninhydrin
Ninhydrin adalah suatu reagen yang berfungsi untuk mendeteksi asam amino dan
menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon
siklik, dan bila bereaksi dengan asam amino akan menghasilkan zat yang berwarna
ungu (Rosiyani 2017).

Gambar 18. Ninhydrin.


(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

Reaksi ninhydrin digunakan untuk mendeteksi dan meduga asam amino secara
kuantitatif dalam jumlah kecil. Pemanasan dengan ninhydrin berlebih akan
menghasilkan produk berwarna ungu pada semua asam amino yang memiliki gugus
alfa amino bebas. Ninhydrin bisa berbahaya jika tersentuh kulit, terkena mata, tertelan
atau terhidup. Jika hal ini terjadi, penanganan pertama jika tersentuh kulit atau terkena
mata yaitu basuh dengan air mengalir dan segera hubungi tim medis. Jika terhirup,
segera cari udara segar dan jika tertelan, segera minum air putih dan segera
menghubungi tim medis (Rosiyani 2017).

Glukosa
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan
4 kalori (17 kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati)
menghasilkan mono- dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis, glukosa
segera terlibat dalam produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat
penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf
pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.

Gambar 19. Glukosa.


(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa)

Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian


glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya
menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel
lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi
cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih
banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi
cadangan, lemak tak pernak secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa
dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung
diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.

pH indikator
pH indikator adalah suatu bahan yang berbentuk kertas dengan beberapa warna yang
tertera pada kertas pH indikator tersebut.

Gambar 20. pH indikator.


(Sumber: dokumentasi pribadi 2020)

pH indikator berfungsi untuk menentukan kekuatan asam atau basa dari suatu larutan.
Cara untuk menentukan asam atau basa suatu larutan yaitu dengan mencelupkan pH
indikator ke dalam larutan yang ingin ditentukan. Kemudian warna yang tertera di
kertas pH indikator tersebut akan berubah. Setelah itu, samakan warna yang sudah
berubah tersebut ke alat penentu pH. pH indikator bukan merupakan bahan yang
membahayakan sehingga jika terkena kontak langsung dengan bahan ini tidak akan
menyebabkan iritasi dan sebagainya.
KESIMPULAN
Praktikum mengenai Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum ini memberi kesimpulan
yaitu bahwa pengenalan alat dan bahan ini merupakan dasar untuk pelaksanaan
praktikum Biokimia Perairan selanjutnya, karena praktikum ini merupakan praktikum
dasar, sehingga pada saat praktikum selanjutnya, praktikan dapat menggunakan
peralatan dengan prosedur yang telah dipelajari sebelumnya dipraktikum Pengenalan
Bahan dan Peralatan Praktikum ini. Pengenalan alat dan bahan laboratorium ini
berguna untuk meminimalisir tingkat kecelakaan yang terjadi di laboratorium pada saat
praktikum berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Indoinstrument, P. T. (2013). Fungsi serta Kegunaan Water Bath / Shaking Water Bath.
[online]. (blogtrikarsa.blogspot.com/2013/11/fungsi-serta-kegunaan-water-
bath.html, diakses 12 November 2013)
Kimia, J. (2017). BEAKER GLASS : Fungsi Gelas Beker. [online].
(www.jagadkimia.com/2017/08/beaker-glass-fungsi-gelas-beker.html, diakses 9
Agustus 2017)
Lukman. (2017). 10 Kegunaan NaOH(Natrium Hidroksida) Dalam Kehidupan Sehari-
hari. [online]. (https://www.prosesproduksi.com/kegunaan-naoh/, diakses 12
Desember 2017)
Murjana, A. (2020). Pengertian, Sifat, Manfaat, dan Rumus Asam Asetat. [online].
(https://rumusrumus.com/rumus-asam-asetat/, diakses 24 Februari 2020)
Nurbela, R. I. (2018). Pengaruh Konsentrasi Enzim Papain dan Lama Fermentasi yang
Berbeda Terhadap Kualitas Kecap Ikan Kuniran (Upeneus sp.). Universitas
Brawijaya.
Pendidikan, D. (2019). Asam Sulfat - Pengertian, Sifat, Rumus, Bahaya dan Proses.
[online]. (https://www.dosenpendidikan.co.id/asam-sulfat/, diakses 18
November 2019)
Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M. A. (2012). Biokimia Dasar. Jakarta Barat: PT. ISFI
Penerbitan.
Rosiyani, R. (2017). Protein I (Uji Ninhydrin). Laboratorium Biokimia Pangan.
Surahman, A. (2016). Hotplate, pemanas dalam laboratorium kimia. [online].
(www.kimiapost.net/2016/11/hotplate-pemanas-dalam-laboratorium.html,
diakses 6 November 2016)
Yurissa, I. (2019). Pengertian Dan Kegunaan Gliserin Lengkap. [online].
(https://essay.co.id/pengertian-dan-kegunaan-gliserin-lengkap/, diakses 21
Februari 2019)

Anda mungkin juga menyukai