Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENGETAHUAN POKOK DAN TEKNIK LABORATORIUM

Oleh
Nama : Aisyalathifa Widayanti
NIM : 201910801032
Kelas/Kelompok : Teknik Perminyakan/3
Asisten : Millatie Afrih Roza

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul
Pengetahuan Pokok dan Teknik Laboratorium
II. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Memperkenalkan peralatan laboratorium kimia dasar dan penggunaannya
2. Mempelajari teknik-teknik laboratorium dan petunjuk keselamatan
laboratorium
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Asam Sulfat (H₂SO₄)
Asam sulfat merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia H₂SO₄.
Sifat fisik dan sifat kimia senyawa ini diantaranya merupakan senyawa asam
dengan pH<1, berwujud cair, berwarna kuning kecoklatan, hampir tidak
berbau, memiliki titik didih sebesar 288°C dan titik leleh sebesar 10°C, serta
memiliki densitas sebesar 1840kg/m³. Asam sulfat berbahaya jika mengenai
mata dan kulit karena dapat menyebabkan kulit terbakar dan kerusakan pada
mata. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terjadi kontak dengan
kulit yaitu segera mencuci dengan air mengalir selama 15 menit, menghindari
penggunaan agen penetral kimiawi, jangan melepaskan pakaian jika
menempel dengan kulit, menutup luka dengan perban steril, segera
menghubungi tim medis jika ditemukan luka bakar>10%. pertolongan
pertama jika terjadi kontak dengan mata yaitu membilas mata dengan air
mengalir selama 15 menit, menghindari penggunaan agen penetral, melepas
lensa kontak jika menggunakannya, menghubungi dokter mata (LabChem,
2020).
3.1.2 Akuades
Akuades atau yang biasa disebut air murni dengan rumus kimia H₂O.
Sifat fisik dan sifat kimia senyawa ini diantaranya merupakan senyawa
dengan pH netral pada suhu 20°C, memiliki wujud cair, tidak berwarna, tidak
berbau, memiliki titik didih sebesar 100°C dan titik beku sebesar 0°C, serta
memiliki densitas 1,00 g/cm³ pada suhu 20°C. Akuades tidak mengandung
bahan berbahaya menurut Peraturan (EC) No. 1907/2006. (Smartlab, 2020)
3.2 Tinjauan Pustaka
3.2.1 Pengertian Laboratoirum dan Teknik Laboratorium
Laboratorium adalah suatu bangunan dapat beruba ruang tertutup
atau terbuka yang bersifat permanen atau bergerak. Laboratorium
dikelola secara sistematis yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan
dan bahan-bahan yang sesuai dengan bidang keilmuwan
tertentu.Laboratorium berfungsi untuk melakukan percobaan ilmiah,
penelitian, praktik pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, serta
produksi bahan tertentu. (Wardiyah, 2016)
3.2.2 Penggunaan Peralatan di Laboratorium
Peralatan dasar yang digunakan di laboratorium meliputi peralatan
gelas (glass ware equipment), peralatan bukan gelas (non glass
equipment), dan peralatan pemanas (heating equipment). Peralatan gelas
dibagi menjadi tiga yaitu peralatan gelas dasar, peralatan pengukuran,
dan peralatan analisis. Berdasarkan ketahanan terhadap panas, peralatan
gelas dibedakan menjadi dua kelompok yaitu peralatan gelas tahan panas
pada suhu tinggi dan peralatan gelas tidak tahan pada suhu tinggi. (Dr.
Sahirman, 2007)
Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas
dipilih sebagai bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat
yang menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang menguntungkan antara lain
yaitu tembus cahaya atau tembus pandang (opaque), kaku (rigid), tidak
mudah bereaksi dengan bahan kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga
tidak mudah meleleh, terutama pada pemanasan biasa dibawah 100°C,
dan mudah dilas jika retak dan pecah. (Wardiyah, 2016)
Untuk mempermudah proses pengukuran dalam praktikum
diperlukan alat-alat penunjuang kegiatan praktikum. Diantaranya yaitu :
1. Tabung Reaksi
Tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan dua atau lebih larutan
atau bahan kimia dan sebagai tempat pengembangbiakan mikroba.
Misalnya pada pengujian penentuan jumlah bakteri. Tabung reaksi dalam
penggunaannya biasanya dibantu dengan penjepit kayu untuk
memudahkanpemanasan bahan yang direaksikan dan untuk menghindari
yang ditimbulkan dari reaksi.
2. Tabung Sentrifugal
Tabung sentrifugal mempunyai bentuk tabung yang salah satu
ujungnya menyerupai kerucut. Tabung sentrifugal biasanya terbuat dari
gelas walaupun ada juga yang terbuat dari bahan plastik atau kimia.
Tabung ini digunakan sebagai tempat bahan yang diendapkan dengan alat
sentrifuge.
3. Buret (Burette)
Buret adalah alat laboratorium berbahan gelas yang berbentuk
silinder. Buret memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian
bawahnya. Buret digunakan dalam percobaan yang memerlukan presisi
seperti pada eksperimen titrasi dengan cara meneteskan sejumlah reagen
cairan ke dalam obyek dalam wadah gelas di bawahnya. Pembacaan skala
buret harus dilakukan secara seksama pada permukaan meniskus zat cair.
Ukuran skala Buret : Buret Makro (50 ml), Buret semi makro (25 ml) dan
buret mikro (10 ml).
4. Corong
Corong adalah alat laboratorium yang berbentuk kerucut dan
terdapat bagian seperti tabung yang sempit. Corong berfungsi untuk
memindahkan larutan dan atau menyaring dengan menggunakan kertas
saring.
5. Corong Buchner
Corong buchner adalah alat laboratorium yang terbuat dari porselen,
gelas, atau plastik yang digunakan untuk penyaringan vakum. Pada
bagian atas corong buchner terdapat sebuah silinder dengan dasar yang
berpori. Corong buchner digunakan untuk menyaring dengan cara
dipasangkan pada labu penyaring dan pompa penghisap (vacum pump).
Keuntungan menyaring dengan menggunakan corong buchner adalah
lebih cepat jika dibandingkan dengan penyaringan menggunakan corong
piala.
6. Corong Pemisah
Corong pemisah adalah peralatan laboratorium dari gelas yang
digunakan dalam proses pemisahan cairan dari dua fase yang tidak dapat
bercampur. Corong pemisah biasanya ditempatkan pada ring besi yang
dipasangkan pada statif.
7. Pipet Tetes
Pipet tetes merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari gelas
yang dilengkapi karet. Pipet tetes digunakan untuk mengambil larutan
dalam jumlah kecil dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam
jumlah yang sangat kecil.
8. Batang Pengaduk
Batang pengaduk merupakan peralatan laboratorium yang terbuat
dari gelas. Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan atau
untuk membantu memindahkan larutan dari satu wadah ke dalam wadah
lain, mengaduk padatan dalam pembuatan larutan, serta membersihkan
alat gelas seperti tabung reaksi dengan dilapisi ketas tisu terlebih dahulu.
9. Desikator
Desikator merupakan peralatan laboratorium yang berbentuk seperti
panci bersusun dengan pembatas dibagian tengah. Desikator berisi silica
gel sebagai pengering dibagian bawahnya. Desikator digunakan untuk
pengeringan bahan kimia. Pada penutupnya dilapisi dengan vaselin untuk
menjaga tetap kedap udara.
10. Gelas Beaker
Gelas beaker umumnya terbuat dari bahan borosilikat dengan skala
pada dindingnya. Gelas beaker digunakan untuk menuang, membuat dan
mendidihkan larutan. Gelas beaker juga digunakan untuk mengukur
volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
11. Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask/ Conical Flask)
Erlenmeyer merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari
gelas borosilikat. Enlenmeyer digunakan ditempat larutan yang dititrasi
dalam analisa volumetri. Bentuk mirip beaker glass memiliki leher yang
sempit, dengan keuntungan mengurangi penguapan zat cair dalam
pemanasan dan menghindari tumpah ketika dalam proses pengadukan.
Pada sisi luar terdapat skala yang menunjukan perkiraan.
12. Kaca Arloji (Watch Glass)
Kaca arloji merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari
bahan gelas. Kaca arloji berfungsi sebagai penutup dan menimbang
bahan kimia yang berwujud padat atau kristal.
13. Labu ukur (Volumetric flask)
Labu ukur merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari
bahan gelas atau dari bahan borosilikat dengan volume sampai dengan 2
liter. Labu ukur digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi
tertentu dan mengencerkan larutan dengan akurasi yang tinggi.
14. Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari
bahan gelas biasa dan tidak tahan pemanasan. Gelas ukur digunakan
untuk mengukur volume cairan atau larutan.
15. Pipet Ukur
Pipet ukur merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari
bahan gelas biasa, kadang-kadang terbuat dari bahan borosilikat. Pipet
ukur digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan dari satu wadah ke
wadah lainnya dengan berbagai ukuran volume.
16. Pipet Volume
Pipet volume merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari
bahan gelas biasa, kadang-kadang terbuat dari bahan borosilikat. Pipet
olume berfungsi untuk mengukur volume larutan hanya satu skala atau
ukuran dengan ketelitian tinggi.

17. Timbangan Analitik (Neraca Analitik)


Timbangan atau neraca analitik berfungsi untuk menimbang padatan
kimia. Neraca analitik memiliki beberapa model, diantaranya neraca
analitis dengan tiga buah lengan ayun berskala, neraca analitis dengan
tiga buah lengan ayun untuk masing-masing skala (10g, 1g, 0,01g, dan
0,0001g), neraca analitis digital dengan penutup, dan neraca analitis
digital model kompak.
18. Kawat Kassa
Kawat merupakan peralatan laboratorium yang dilapisi dengan asbes.
Kawat kasa digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal
dari suatu pembakar.
19. Besi Penyangga
Besi penyangga merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi
menyangga ring untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.
20. Klemp (clamp)
Klem buret merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari besi
atau baja. Klem berfungsi untuk memegang buret yang digunakan untuk
titrasi.
21. Pembakar Spiritus
Pembakar spiritus merupakan peralatan laboratorium yang berfungsi
untuk memanaskan bahan baik berupa padat maupun cair.
22. Statif
Statif merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari besi atau
baja. Statif berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan
peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.
23. Pro Pipet atau Ball Pipet (pipet filler)
Ball pipet merupakan peralatan laboratorium yang digunakan untuk
membantu proses pengambilan cairan. Ball pipet terbuat dari karet yang
disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara
(aspirate), dan mengosongkan (empty).
24. Water Bath
Water bath merupakan peralatan laboratorium yang memiliki fungsi
utamauntuk menciptakan suhu yang konstan dan digunakan untuk
pemanasan, inkubasi dan penguapan.
3.2.3 Teknik Dasar Laboratorium
a. Teknik Pengenceran Asam Pekat
Menurut Brady (2000) proses pengenceran adalah suatu kegiatan
pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi
tertentu dengan menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir
yang lebih besar. Jika suatularutan senyawa kimia yang pekat
diencerkan, terkadang akan menghasilkan panas yang dilepaskan. Agar
panas tersebut dapat dihilangkan, maka larutan tersebut harus
ditambahkan dengan air atau akuades.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengencerkan asam pekat
adalah :
1. Menggunakan sarung tangan lateks;
2. Memasukkan akuades ke dalam gelas ukur sejulah volume yang
diperlukan hingga tanda meniscus;
3. Memasukkan akuades yang telah diukur ke dalam gelas beaker;
4. Mengambil asam pekat sejumlah volume yang diperlukan
menggunakan pipet volume hingga tanda meniscus;
5. Memasukkan asam pekat ke dalam gelas beaker berisikan
akuades tadi dan mengaduknya.
b. Teknik Pengukuran Volume Cairan
Peralatan yang digunakan untuk mengukur volume cairan,
diantaranya yaitu pipet ukur, pipet volume, gelas ukur, buret, dan lain-
lain. Peralatan yang digunakan untuk mengukur volume cairan harus
dalam kondisi bersih, oleh karena itu harus dilakukan pencucian terlebih
dahulu. (Sahirman, 2007)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur volume cairan
adalah sebagai berikut:
1. Alat harus dalam kondisi bersih dan kering;
2. Sebelum digunakan, pastikan bahwa alat dalam kondisi baik
terutama ujung atas dan bawah serta skala penunjukannya terlihat
jelas;
3. Pilih alat pengukur volume cairan yang akan digunakan sesuai
dengan tingkat ketelitian yang diperlukan;
4. Untuk mengisi cairan yang tidak berbahaya ke dalam alat, dapat
menggunakan mulut namun hindarkan cairan masuk ke dalam mulut
kita;
5. Jangan menghisap larutan berbahaya dengan menggunakan mulut.
Gunakanlah alat bantu untuk menghisap cairan seperti misalnya ball
pipet;
6. Pembacaan skala harus datar antara permukaan lengkung cairan
(meniskus) dengan mata;
7. Saat membaca skala usahakan larutan tidak bergerak;
8. Pastikan tidak ada gelembung udara di dalam alat pengukur volume
larutan;
9. Saat mengeluarkan cairan pada pipet jangan ditiup, biarkan cairan
keluar dengan sendirinya;
10. Bila melakukan pengukuran volume cairan dengan buret maka
harus dipastikan buret tidak bocor dan skala penunjukan buret terlihat
jelas serta satuan skala pembacaan (0,1 ml, 0,05 ml atau 0,01 ml )
sesuai ketelitian yang diharapkan.
c. Teknik Memanaskan Tabung Reaksi
Menurut Nia (2013) langkah-langkah yang dilakukan untuk
memanaskan tabung reaksi adalah :
1. Menyalakan bunsen spiritus dengan baik (api kecil dan biru);
2. Menjepit tabung reaksi dengan penjepit;
3. Memanaskan tabung reaksi dan menghadapkan tabung reaksi
dengan posisi berlawanan dari wajah praktikan;
4. Menggerakkan tabung reaksi selama proses pemanasan;
5. Memadamkan api bunsen spiritus setelah digunakan.
d. Teknik Penanganan Reaksi dan Bahan yang Menimbulkan Gas
Menurut Kancono (2010) teknik penanganan reaksi dan bahan
yang menimbulkan gas percobaannya dilakukan di ruang asam.
Ruangan ini digunakan pula untuk percobaan kimia dengan zat
eksplosif. Ruang asam juga berfungsi sebagai ruangan yang digunakan
ketika melakukan percobaan yang bila larutannya terkena air maka akan
menimbulkan gas beracun.

e. Teknik Pemasangan Termometer


Menurut Khamidinal (2009) teknik pemasangan termometer
yaitu membasahi termometer dengan akuades lalu memasukkan
termometer ke dalam gelas beaker yang berisikan larutan yang ingin
diukur suhunya.
f. Teknik Penanganan Kebocoran Buret
Menurut Khamidinal (2009) teknik penanganan kebocoran
buret yang dapat kita lakukan yaitu mengeluarkan larutan yang ada di
dalam buret lalu membuka kran buret, mengoleskan vaselin secara
merata dan pasang kembali krannya.
g. Teknik Menimbang
Menurut Nia (2013) langkah-langkah yang dilakukan untuk
menimbang yaitu sebagai berikut :
1. Menggunakan kertas alas (weighing paper), beaker, kaca arloji
atau alas lainnya sebagai tempat menampung bahan agar bahan
tidak jatuh atau tumpah pada pan timbangan;
2. Mengkaalibrasi alat terlebih dahulu sebelum menimbang bahan;
3. Meletakkan bahan kimia yang ingin ditimbang ke atas kaca arloji;
4. Mengangkat kaca arloji apabila massa yang diingikan telah
didapat;
5. Membersihkan pan neraca dari sisa bahan setelah selesai
menimbang.
h. Teknik Mengambil Cairan Menggunakan Pipet
Menurut Yuliana (2013) teknik mengambil cairan menggunakan
pipet dilakukan dengan cara :
1. Menekan karet penghisap lalu memasukkan pipet ke dalam
larutan:
2. Memastikan hingga tanda meniscus;
3. Melepaskan karet penghisapag agar larutan masuk ke dalam pipet.
3.2.4 Keselamatan Kerja di Laboratorium
Laboratorium kimia di dalamnya pastilah banyak terdapat bahan-
bahan kimia. Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang
membutuhkan penangangan tertentu. Sifat bahan kimia umumnya
berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah terbakar. Sebisa mungkin kita
harus menghindari kontak dengan bahan kimia. Bahaya kontaminasi
bahan kimia dapat dihindari dengan menerapkan pemahaman kita
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Pemahaman tentang K3
mutlak harus dimiliki oleh semua pihak yang terlibat pada kegiatan
praktikum kimia yaitu praktikan, laboran, dan instruktur. (Wardiyah,
2016)
Sumber-sumber bahaya yang perlu diwaspadai selama berada di
laboratorium kimia meliputi :
1. Bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak,
dan karsinogenik;
2. Alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan
listrik seperti kompor, alat pemanas, oven, lampu, dan sebagainya;
3. Alat-alat gelas yang mudah pecah dan berpotensi melukai tubuh; dan
4. Pemanas air atau minyak yang dapat memercik dan melukai tubuh.
Peralatan keselamatan kerja diperlukan untuk keselamatan saat
melakukan praktikum di laboratorium dan meminimalisir terjadinya
cedera baik ringan maupun berat jika terjadi kecelakaan kerja. Peralatan
keselamatan kerja saat di laboratorium diantaranya sebagai berikut :
1. Jas laboratorium
Jas laboratorium merupakan pakaian kerja untuk melindungi tubuh
dari percikan bahan kimia. Jas laboratorium berwarna putih agar
memudahkan sensitivitas warna bila ada tumpahan bahan kimia.
2. Sepatu
Sepatu untuk melindungi kaki dari resiko tumpahan bahan kimia.
Sepatu yang digunakan haruslah terbuat dari bahan yang tidak mudah
terbakar. Jangan menggunakan sandal atau sepatu sandal yang terbuka
karena akan beresiko terkena tumpahan bahan kimia.
3. Kacamata pelindung (googles)
Kacamata digunakan untuk melindungi mata dan wajah dari paparan
bahan kimia. Pada saat bekerja di laboratorium kimia hindari
menggunakan lensa kontak karena asap atau uap dapat menumpuk
dibawah kontak lensa yang dapat menimbulkan kerusakan mata.
4. Sarung tangan (gloves)
Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari kontak
langsung dengan bahan kimia atau panas. Bahan yang digunakan untuk
sarung tangan bisa berasal dari karet alam, karet neopran, karet nitril,
asbes dan lain-lain dengan mutu dan ketebalan yang beragam.
5. Masker
Masker digunakan untuk menghindari terhirupnya partikel-partikel
bahan kimia. Masker wajib digunakan pada saat bekerja dengan asam
kuat dan basa kuat.
6. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Alat pemadam api ringan merupakan peralatan pertolongan pertama
dalam menangani bahaya kebakaran. APAR memiliki beberapa tipe,
diantaranya yaitu cairan, busa, serbuk kimia, karbon dioksida kering,
cairan dalam uap, dan bahan kimia basah.
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Sarung tangan lateks
- Gelas ukur
- Gelas beaker
- Pipet volume
- Bunsen spiritus
- Tabung reaksi
- Penjepit kayu
- Termometer
- Buret
- Ball pipet
- Neraca
- Kaca arloji
- Pipet tetes
- Timbangan triple beam
- Timbangan digital

4.1.2 Bahan
- Akuades
- Asam sulfat (H₂SO₄)
- Vaselin
- Spiritus
4.2 Skema Kerja
4.2.1 Pengukuran volume akuades
Akuades

- Ditambahkan akuades ke dalam gelas ukur 10mL


hingga mendekati 5mL
- Ditambahkan akuades secara perlahan menggunakan
pipet tetes
Hasil

4.2.2 Pengukuran massa menggunakan timbangan triple beam


Timbangan triple beam

- Dipastikan kedua garis setara sebelum menimbang


- Diletakkan logam ditempat beban
- Disetarakan kedua garis dengan mengatur beban geser
timbangan dengan mengaturnya dari skala besar ke skala
kecil

Hasil

4.2.3 Pengukuran massa menggunakan timbangan digital


Timbangan digital

- Ditekan tombol “0/T” sebelum menimbang agar


timbangan menjadi 0
- Diletakkan beban pada pan timbangan
- Ditunggu hingga tidak ada lagi pergeseran angka

Hasil

4.2.4 Penentuan massa jenis cairan


Akuades

- Ditimbang gelas ukur kering pada timbangan yang telah


di 0 kan, lalu dicatat masanya
- Ditambahkan akuades ke dalam gelas ukur kering
sebanyak 10mL

Hasil
- Diamati posisi meniscusnya
- Ditimbang gelas ukur dengan akuades di dalamnya dan
dicatat massanya
4.2.5 Pengenceran asam pekat
Asam sulfat

- Digunakan sarung tangan lateks


- Dimasukkan aluades ke dalam helas ukur sejumlah
volume yang diperlukan hingga tanda meniscus
- Dimasukkan akuades yang telah diukur ke dalam gelas
beaker
- Diambil asam sulfat sejumlah volume yang diperlukan
menggunakan pipa volume hingga tanda meniscus
- Dimasukka asam pekat ke dalam gelas beaker berisikan
akuades tadi dan diaduk
Hasil

4.2.6 Pemanasan tabung reaksi


Tabung reaksi

- Dinyalakan bunsen spiritus


- Dipanaskan tabung reaksi menggunakan penjepit kayu
- Dihadapkan mulut tabung reaksi ke ruang terbuka atau
jendela
- Dipadamkan api pada bunsen spiritus
Hasil

4.2.7 Pemasangan termometer

Termometer
- Dibasahi termometer menggunakan akuades sebelum
digunakan
- Dimasukkan termometer ke dalam gelas bealer yang
berisi larutan yang ingin diukur suhunya
- Dipastikan termometer benar-benar tercelup
Hasil -
4.2.8 Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Buret
Akuades

- Ditimbang botol dan tutupnya, lalu dicatat massanya


- Diisikan 50mL akuades ke dalam buret sampai
meniscus
- Ditambahkan akuades ke dalam botol sebanyak 5mL
- Ditimbang botol yang berisi akuades
- Ditambahkan lagi 1mL akuades ke dalam botol hingga
botol berisi 6mL akuades
- Ditimbang botol yang berisi akuades
- Ditambahkan lagi 2mL akuades ke dalam botol hingga
botol berisi 8mL akuades
- Ditimbang botol yang berisi akuades
Hasil

4.3 Prosedur Kerja


Akuades dimasukkan kedalam gelas ukur 10mL hingga mendekati 5mL,
ditambahkan akuades secara perlahan hingga mencapai meniscus. Dinyalakan
bunsen spiritus. Dipanaskan tabung reaksi menggunakan penjepit kayu.
Dihadapkan mulut tabung reaksi ke ruang terbuka atau jendela. Dibasahi
termometer menggunakan akuades sebelum digunakan. Dimasukkan termometer
ke dalam gelas bealer yang berisi larutan yang ingin diukur suhunya. Dipastikan
termometer benar-benar tercelup
Kedua garis pada timbangan triple beam dipastikan setara sebelum
menimbang. Diletakkan logam ditempat beban. Disetarakan kedua garis dengan
mengatur beban geser timbangan dengan mengaturnya dari skala besar ke skala
keci dan diperoleh massa sebesar 36,63 gram. Pada timbangan digital tombol
“0/T” ditekan sebelum menimbang agar timbangan menjadi 0. Diletakkan beban
pada pan timbangan. Ditunggu hingga tidak ada lagi pergeseran angka dan
diperoleh massa sebesar 36,628 gram.
Gelas ukur kering ditimbang pada timbangan yang telah di 0 kan dan
diperoleh massa sebesar 46,08 gram. Ditambahkan akuades ke dalam gelas ukur
kering sebanyak 10mL. Diamati posisi meniscusnya. Ditimbang gelas ukur
dengan akuades di dalamnya dan diperoleh massa sebesar 55,954 gram.
Ditimbang botol dan tutupnya dan diperoleh massa sebesar 19,133 gram. Diisikan
50mL akuades ke dalam buret sampai meniscus. Ditambahkan akuades ke dalam
botol sebanyak 5mL. Ditimbang botol yang berisi akuades dan diperoleh massa
sebesar 23,645 gram. Ditambahkan lagi 1mL akuades ke dalam botol hingga botol
berisi 6mL akuades. Ditimbang lagi botol yang berisi akuades dan diperoleh
massa sebesar 24,600 gram. Ditambahkan lagi 2mL akuades ke dalam botol
hingga botol berisi 8mL akuades. Ditimbang botol yang berisi akuades dan
diperoleh massa sebesar 26,159 gram.
V. Data dan Perhitungan
5.1 Data dan perhitungan 1
a) Massa gelas ukur kosong = 46,08 gram
b) Massa gelas ukur kosong + 10mL akuades = 55,954 gram
5.2 Data dan perhitungan 2
a) Massa botol kosong = 19,133 gram
b) Massa botol kosong + 5mL akuades = 23,645 gram
c) Massa botol kosong + 6mL akuades = 24,600 gram
d) Massa botol kosong + 8mL akuades = 26,159 gram
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil
6.1.1 Tabel Hasil Pengukuran Massa Menggunakan Timbangan Triple Beam
No Benda Massa
.
1. Logam 36,63 gram

6.1.2 Tabel Hasil Pengukuran Massa Menggunakan Timbangan Digital


No Benda Massa
.
1. Logam 36,628 gram

6.1.3 Tabel Hasil Perhitungan Massa Jenis Cairan


No Benda Volume Akuades Massa
.
1. Gelas ukur kosong 0mL 46,08 gram
2. Gelas ukur kosong + akuades 5mL 55,954 gram

6.1.4 Tabel Hasil Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan
Buret
No Benda Volume Akuades Massa
.
1. Botol kosong 0mL 19,133 gram
2. Botol kosong + akuades 5mL 23,645 gram
3. Botol kosong + akuades 6mL 24,600 gram
4. Botol kosong + akuades 8mL 26,159 gram

6.2 Pembahasan
Praktikum kimia dasar yang berjudul “Pengetahuan Pokok dan
Teknik Laboratorium” ini mempelajari tentang peralatan laboratorium
dan teknik-teknik dasar laboratorium. Diperkenalkan berbagai macam
peralatan laboratorium, mulai dari peralatan laboatorium gelas hingga
peralatan laboratorium non gelas. Diperkenalkan pula teknik-teknik
laboratorium seperti : teknik pengenceran asam pekat, teknik pemanasan
tabung reaksi, teknik penanganan reaksi dan bahan yang menimbulkan
gas, teknik penanganan kebocoran buret, teknik penentuan massa jenis
cairan, teknik pemasangan termometer, hingga teknik menimbang
menggunakan timbangan triple beam dan timbangan digital.

Proses pengenceran asam sulfat dilakukan dengan mencampurkan


sejumlah volume asam sulfat yang diperlukan dengan akuades sesuai
dengan takaran berbandingannya, lalu mengaduk hingga tercampur
sempurna. Ketika mencampurkan senyawa kimia yang berbahaya dengan
akuades, bisa jadi senyawa tersebut melepaskan panas dan mengeluarkan
gas yang berbahaya bagi mata dan kulit praktikan. Maka dari itu
dianjurkan untuk menggunakan sarung tangan lateks dan kaca mata
pelindung ketika mencampurkan senyawa kimia berbahaya.

Proses pemanasan tabung reaksi diawali dengan menyalakan bunsen


spiritus, kemudian memanaskan tabung reaksi menggunakan penjepit kayu.
Pada saat memanaskan, mulut tabung reaksi diarahkan ke ruang terbuka atau
jendela. Hal itu dimaksudkan jika tiba-tiba muncul gas dari zat yang
dipanaskan dalam tabung reaksi, gas tersebut tidak langsung mengenai
praktikan karena bisa jadi mengiritasi mata dan kulit praktikan.

Proses pemasangan termometer diawali dengan membasahi termometer


dengan akuades sebelum digunakan, lalu memasukkan termometer ke dalam
gelas beaker berisi larutan yang akan diukur suhunya. Pastikan termometer
benar-benar tercelup dalam larutan. Air raksa atau merkuri yang ada di dalam
termometer akan bergerak sesuai dengan perubahan suhu di sekitar
termometer tersebut.
Proses penanganan kebocoran pada buret dilakukan dengan cara
melepaskan kran buret lalu mengoleskan vaselin secara merata, dan tutup
kembali kran buret tersebut. Buret dapat digunakan kembali dan kebocoran
teratasi setelah melakukan langkah-langkah tersebut. Buret memiliki tingkat
ketelitian tinggi, maka dari itu buret sangat dibutuhkan terutama untuk proses
titrasi.

Proses pengambilan cairan dengan pipet menggunakan pipet dibantu


dengan ball pipet diawali dengan cara menekan bagian karet dengan huruf
timbul A dan bagian tengah ball pipet secara bersamaan. Untuk menghisap
larutan, tekan huruf timbul S sampai larutan terlihat naik dan mencapai
meniscus. Larutan dapat dituangkan ke wada lainnya dengan menekan huruf
timbu E. Ball pipet ini digunakan untuk mengukur volume cairan dengan
tingkat akurasi lebih tinggi daripada menggunakan pipet biasa.

Timbangan triple beam memiliki keunggulan yaitu memiliki tingkat


akurasinya yang lebih tinggi dari timbangan biasa.
Timbangan digital memiliki keunggulan yaitu proses kalibrasinya cepat
dan cara pengoperasiannya yang lebih mudah dibandingkan timbangan
analog.

Proses penentuan massa jenis cairan dilakukan menggunakan timbangan


digital dan gelas ukur kering.

Proses penentuan massa jenis cairan dan padatan menggunakan buret


dilakukan menggunakan timbangan digital dan botol kosong. Percobaan ini
dilakukan sebanya 3 kali dengan variasi volume akuades yaitu 5mL, 6mL,
dan 8mL.

VII. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum fisika dasar yang berjudul
“Pengetahuan Pokok dan Teknik Laboratorium” adalah sebagai berikut :
1. Peralatan laboratorium kimia dibedakan menjadi dua yaitu peralatan gelas
dan peralatan bukan gelas. Peralatan gelas dapat dibedakan lagi menjadi
peralatan gelas tahan panas tinggi dan peralatan gelas tidak tahan panas. Alat
ukur di laboratorium kimia pun memiliki tingkat akurasi dan kalibrasi yang
berbeda-beda.
2. Teknik laboratorium yang dipelajari dalam praktikum ini cukup banyak,
diantaranya yaitu teknik pengenceran asam pekat, teknik pemanasan tabung
reaksi, teknik penanganan reaksi dan bahan yang menimbulkan gas, teknik
penanganan kebocoran buret, teknik penentuan massa jenis cairan, teknik
pemasangan termometer, hingga teknik menimbang menggunakan timbangan
triple beam dan timbangan digital. Saat melakukan percobaan di laboratorium
kita perlu memperhatikan K3, dengan menerapkan K3 diharapkan dapat
mencegah dan menghindari kerugian material dan jiwa apabila terjadi
kecelakaan kerja di laboratorium. Hal paling mendasar yang dapat dilakukan
yaitu mengenakan jas laboratorium, menggunakan kacamata pelindung, dan
menggunakan sarung tangan lateks atau berbahan serat ketika berinteraksi
dengan sneyawa kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Gamal, Mahmoud. 2014. Pembuatan, Pengenceran, dan Pencampuran Larutan.


www.academia.edu. [diakses pada 21 Oktober 2020]
Kancono. 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu : Unit Penerbit FKIP
UNIB.
Sahirman, Dr. 2007. Pengoperasia Alat Gelas. Cianjur : PPPPTK Pertanian
Cianjur.
Tim Kimia Dasar Jurusan FMIPA-FKIP. 2012. Penuntun Praktikum Kimia
Dasar Jurusan Pendidikan MIPA. : Jurnal Unej
Widyarsih, Nia. 2013. Laporan Pratikum Teknik Laboratorium.
www.academia.edu. [diakses pada 21 Oktober 2020]
Yuliana. 2013. Tugas Teknik Laboratorium. www.academia.edu.
[diakses pada 21 Oktober 2020]
Wardiyah. 2016. Praktikum Kimia Dasar. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan.
Labchem.2012.Material Safety Data Sheet Sulfuric Acid [secara online].
www.labchem.com diakses pada 19 Oktober 2020.
Labchem.2012.Material Safety Data Sheet Aquades [serial online].
www.labchem.com diakses pada 21 Oktober 2020.
Lampiran
No Perlakuan Hasil Perhitungan
.
1. Pengukuran volume :
- Gelas ukur 10mL + akuades 5mL Volume akuades dalam
- Apabila volume akuades mendekati 5mL, gelas ukur
tambahkan akuades secara perlahan
menggunakan pipet tetes
2. Pengukuran massa

Menggunakan timbangan triple beam :


- Sebelum menimbang pastikan kedua garis Massa logam yang
setara diperoleh = 36,63 gram
- Setelah kedua garis seimbang, letakkan
logam di tempat beban
- Setaraka kedua garis dengan mengatur
bebam geser timbangan dengan
mengaturnya dari skala besar ke skala kecil
- Catat masanya
Menggunakan timbangan digital :
- Sebelum menimbang tekan tombol “0/T”
agar timbangan menjadi 0 Massa logam yang
- Letakkan beban pada pan timbangan diperoleh = 36,628 gram
- Tunggu hingga tidak ada lagi pergeseran
angka
- Catat massanya
3. Penentuan Massa Jenis Cairan :
- Timbangan di 0 kan, lalu gelas ukur kering
ditimbang Massa gelas ukur kosong
- Catat massa gelas ukur kering = 40,08 gram
- Akuades ditambahkan di dalam gelas ukur Massa gelas ukur+10mL
kering sebanyak 10mL akuades = 55,954 gram
- Amati posisi meniscusnya
- Kemudian gelas ukur + akuades ditimbang
- Catat masanya
4. Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Massa botol kosong =
Menggunakan Buret : 19,133 gram
- Botol dan tutup ditimbang (catat masanya) Massa botol+5mL
- Buret ukuran 50mL diisi dengan akuades akuades = 23,645 gram
sampai penuh 50mL Massa botol+6mL
- Akuades ditambahkan ke dalam botol akuades = 24,600 gram
sebanyak 5mL Massa botol+8mL
- Botol yang berisi akuades lalu ditimbang akuades = 26,159 gram

Anda mungkin juga menyukai