Oleh :
Nama : Maya Riska Amelia
NIM : 201910901047
Kelompok/ Kelas : 7 / Teknik Pertambangan
Asisten : Elsha Dwi Herdasari
II. TUJUAN
III. PENDAHULUAN
Aquadest memiliki sifat fisik antara lain,yaitu berbentuk cair, tidak berbau,
tidak ada rasa, dan tidak berwarna. Aquadest memiliki sifat kimia antara lain, yaitu
pH netral, titik didih pada 100°C, tekanan uap 23 hPa pada 20 °C, kelarutan dalam air
larut sepenuhnya, dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai (undecomposed) pada
tekanan normal, viskositas dinamis 0,952 mPa.s pada 20 °C. Aquades
diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak mudah meledak, sifat oksidator tidak ada.
Akuades tidak berbahaya, dan juga tidak ada cara penanganannya (Labchem, 2020).
Asam klorida memiliki sifat fisik antara lain, yaitu berbentuk cair, tidak
berwarna, tidak berbau. Sifat kimia pH 1,2 pada 20℃, densitas 1,00 g/cm3 pada 20℃,
kelarutan dalam air pada 20℃. Bahayanya menyebabkan gangguan pada kulit dan
gangguan mata berat. Cara penanganannya pakailah sarung tangan pelindung dan
pelindung mata, jika terkena kulit cuci dengan banyak sabun dan air, jika terkena
mata bilas dengan hati-hati dengan air selama beberapa menit, jika terjadi iritasi pada
kulit dapatkan saran medis, jika iritasi mata berlanjut dapatkan saran medis, lepaskan
pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan kembali (Labchem, 2020).
3.2.1 Termokimia
Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap.
Perubahan entalpi (ΔH) pada reaksi endoterm merupakan selisih anatara entalpi
produk dengan entalpi pereaksi (Hp - Hr) sehinggga ΔH bernilai positif. Sebaliknya,
pada reaksi eksoterm entalpi produk lebih kecil dari pada entalpi pereaksi, oleh
karena itu perubahan entalpi (ΔH) merupakan selisih antara entalpi pereaksi dengan
entalpi produk (Hr – Hp) sehingga ΔH bernilai negatif. (Justiana
Muchtardi,Sandri.2009:44)
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara
sempurna. Pembakaran merupakan reaksi suatu zat dengan oksigen, dengan demikian
bila suatu zat dibakar sempurna dan zat itu mengandung:
- C à CO2
- H à H2O
- S à SO2 (Susanto.2003:46).
Hubungan antara kapasitas panas dan kalor jenis dapat dinyatakan dalam
rumus : C = m x c. Panas reaksi pada suatu sistem dapat diukur dengan menggunakan
rumus : q = m x c x ΔT . (Justiana Muchtardi,Sandri.2009:4)
ΔH = Hproduk - Hreaktan
Q = m. c. Δt
zat, jenis zat (kalor jenis), danperubahan suhu. Secara matematis dapat dirumuskan :
Dimana :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
M adalah massa benda (kg)
C adalah kalor jenis (s (J/kg°C)
Δt adalah perubahan suhu (°C)
IV. Metodologi Percobaan
Aquadest
Hasil
4.2.2 Kalor pelarutan NaOH
NaOH
- Diisi kalorimeter dengan 100 ml aquades
- Didiamkan aquades beberapa saat dan dicatat suhunya
dengan tepat (t1)
- Ditimbang NaOH padat sekitar 2 gr dengan cepat
- Dicatat berat tepatnya (dititip botol tempat NaOH sesegera
mungkin)
- Dimasukkan NaOH ke dalam calorimeter dan diaduk
dengan cepat sehingga semua NaOH larut
- Diperhatikan perubahan suhunya dan dicatat suhu
tertingginya
Hasil
Hasil
4.2.4 Kalor reaksi antara larutan HCl dengan NaOH padat
HCl
HCl
Percobaan ke empat yaitu kalor reaksi antara larutan HCl dengan NaOH
padat. Pertama-tama larutan HCl 0,5 M sebanyak 100 ml dimasukkan kedalam
kalorimeter. Larutan HCl didalam kalorimeter didiamkan terlebih dahulu selama
beberapa saat dan perubahan suhu yang terjadi dicatat dengan tepat. Langkah
selanjutnya yaitu NaOH padat diambil dan ditimbang sekitar kurang lebih 2 gram
dengan cepat kemudian berat NaOH yang telah ditimbang dicatat dengan tepat. Boto;
tempat NaOH ditutup sesegera mungkin. NaOH yang telah ditimbang dan dicatat
beratnya dimasukkan ke dalam kalorimeter yang selanjutnya diaduk dengan cepat.
Perubahan suhu yang terjadi diperhatikan dan suhu tertinggi yang dihasilkan dicatat
dengan teliti.
5.1 Data
5.1.4 Data Kalor Reaksi Antara Larutan HCl dengan NaOH Padat
5.2 Perhitungan
= 4704 joule
Kalor yang diterima akuades dingin
= 2940 joule
Q3 = q 1 - q2
= 4704 - 2940
= 1764 joule
q3
Cp =
∆ t4
1764
=
14
= 126 joule/°C
∆t = t2 - t1
= 32,6°C - 27,6°C
= 5°C
Volume air = 100 mL; massa air = 100 gram
Jumlah kalor yang dihasilkan oleh pelarutan 0,05 mol NaOH adalah
= 2730 joule
q1
∆H1 =
mol NaOH
2730
=
0,05
= 54600 joule/mol
= 1092 joule
0,5 mol/l
Mol NaOH = 50 mL ×
1000 mL/l
= 0,025 mol
Kalor sebesar q1 dihasilkan oleh reaksi antara 0,025 mol NaOH dengan HCl
q1
∆H2 =
0,025 mol
1092 joule
=
0,025 mol
= 43680 joule/mol
5.2.4 Perhitungan Kalor Reaksi Antara Larutan HCl dengan NaOH Padat
= 34,3°C - 26,6°C
= 7,7°C
Besarnya kalor yang dihasilkan oleh reaksi 0,05 mol NaOH adalah
= 3234+ 970,2
= 4204,2 joule
Besarnya kalor yang menyertai reaksi 1 mol NaOH dengan HCl adalah
q3
∆H3 =
mol NaOH
4204,2 jouleule
=
0,05 mol
= 84084 joule/mol
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil
6.1.1 Menentukan Kalor Jenis Kalorimeter
6.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah melakukan percobaan mengenai
penentuan tetapan kalorimetri dengan menggunakan kalorimeter. Penentuan
yang ditentukan ini mengenai kalor tetapan kalorimeter
Termokimia berkaitan erat dengan penentuan kualitas kalor, melalui
pengukuran maupun perhitungan. Perhitungan ini memungkinkan untuk
menemukan secara tidak langsung, kualitas kalor yang mungkin sulit untuk
diukur secara langsung. Semakin keras gerakan molekul dalam suatu sistem,
semakin panas sampel dan besar energi termalnya. Energi termal sisem
sangat bergantung pada jumlah partikel yang ada sehingga sedikit sampel
pada suhu yang tinggi, dapat memiliki energi termal yang lebih kecil
dibandingkan dengan sampel yang lebih besar pada suhu yang lebih rendah.
Suhu dan energi termal harus benar-benar dibedakan.
Praktikum kimia kali ini mencari perubahan ∆H pada suatu reaksi
yang menggunakan kalorimeter sederhana. Praktikum dilakukan dengan 4
percobaan yang berbeda-beda. Pada percobaan pertama dilakukan dengan
percobaan mengenai menentukan kalor jenis kalorimeter. Percobaan kedua
dilakukan percobaan kalor pelarutan NaOH. Percobaan ketiga dilakukan
dengan percobaan mengenai kalor reaksi antara larutan HCl dan larutan
NaOH. Percobaan keempat dilakukan dengan percobaan mengenai kalor
reaksi antara larutan HCl dengan NaOH padat. Percobaan pertama dilakukan
untuk menentukan kapasitas kalor kalorimeter. Percobaan kedua,ketiga,dan
keempat dilakukan untuk mendapatkan nilai ∆H1, ∆H2, ∆H3.
Percobaan pertama yaitu percobaan mengenai menentukan kalor jenis
kalorimeter yang dilakukan dengan cara kalorimeter diisi dengan 50 ml
akuades, diamkan selama 5 detik dan catat suhunya sebagai t1 (28,6°C).
Didiamkan selama 5 detik bertujuan agar mengetahui perubahan kalor dari
aquades. Langkah selanjutnya yaitu 50 ml aquades dipanaskan dalam gelas
kimia 200 ml sampai suhu sekitar 65 °C. Suhu tepatnya dicatat untuk
menentukan tetapan kalorimeternya sebagai t2 (65°C). Setelah dipanaskan
segera tuangkan ke dalam kalorimeter. Tujuan penggunaan air panas dan air
dingin biasa adalh untuk menentukan harga penurunan air panas dan kenaikan
temperatur air dingin.
Campuran air panas dan dingin yang berada dalam kalorimeter diaduk
dengan baik dan catat suhu tertingginya sebagai t3 (42,6°C). Pengadukan dari
kedua campuran dalam kalorimeter tersebut bertujuan untuk menentukan
tetapan kalorimeter. Setelah dilakukan percobaan, dilakukan beberapa
perhitungan sehingga menghasilkan ∆t4 = 14°C dan ∆t5 = 22,4°C.
Didapatkan hasil perhitungan kalor seperti berikut q1 = 4704 J, q2 = 2940 J
dan q3 = 1764 J. Dari data perhitungan yang diperoleh kita dapat menentukan
tetapan kalorimeter sebesar 126 J/°C.
Percobaan kedua yaitu percobaan mengenai menentukan kalor
pelarutan NaOH yang dilakukan dengan cara alat dan bahan yang dibutuhkan
pada percobaan kedua ini disapkan terlebih dahulu. Bahan-bahan yang
digunakan dalam percobaan kedua ini yaitu NaOH padat dan akuades untuk
alat yang diperlukan yaitu kalorimeter, gelas ukur, timbangan dan termometer.
Kalorimeter diisi dengan 100 ml akuades, selanjutnya diamkan beberapa saat
dan catat suhu dengan tepat sebagai t1 (27,6°C). Langkah selanjutnya yaitu 2
g NaOH padat ditimbang dan dicatat massanya. NaOH dimasukkan ke dalam
kalorimeter dan diaduk dengan cepat sampai NaOH semua terlarut. Amati
perubahan suhu yang terjadi dan catat suhunya sebagai t3 (32,6°C). Dari
percobaan ini didapat q1 sebesar 632,1 joule. Dari q1 tersebut digunakan
untuk mencari perubahan entalpi atau ∆H1 dan didapat hasil sebesar 12642
joule/mol.
Percobaan ketiga yaitu percobaan mengenai kalor reaksi antara larutan
HCl dan larutan NaOH yang dilakukan dengan cara 50 ml larutan HCl 0,5 M
dimasukkan ke dalam kalorimeter. Langkah selanjutnya larutan HCl 0,5 M
didiamkan beberapa saat dan dicatat suhunya dengan tepat sebagai t1
(26,6°C). 50 ml larutan NaOH 0,5 M dipindahkan ke dalam gelas kimia dan
didiamkan beberapa saat, ukur dan catat suhunya dengan tepat. 50 ml NaOH
tersebut dituangkan ke dalam kalorimeter dan diaduk dengan cepat, amati
perubahan suhu yang terjadi dan catat suhunya sebagai t2 (26,6°C).
Pengadukan dengan cepat bertujuan agar larutan tercampur rata. Persamaan
reaksi dari HCl dan NaOH sebagai berikut :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Percobaan ketiga ini digunakaan bahan yaitu larutan HCl dan larutan
NaOH. Penggunaan HCl dan NaOH bertujuan untuk menentukan kalor
penetralan dari reaksi antara asam kuat dan basa kuat. Penggunan NaOH pada
percobaan ini berbentuk cairan bertujuan untuk mempercepat reaksi sehingga
dapat menentukan kalor penetralan. Dari perhitungan di atas didapat q1
sebesar 1092 J. Dari q1 tersebut digunakan untuk mencari perubahan entalpi
atau ∆H2 dan didapat hasil sebesar 43,680 kj/mol.
Percobaan keempat yaitu percobaan mengenai kalor reaksi antara larutan HCl
dengan NaOH padat yang dilakukan dengan cara 100 ml larutan HCl 0,5 M
dimasukkan ke dalam kalorimeter. Langkah selanjutnya larutan HCl 0,5 M
didiamkan beberapa saat dan dicatat suhunya dengan tepat sebagai t1.
(26,6°C). 2 g NaOH padat ditimbang dengan cepat. Massanya dicatat sebagai
t2 (26,6°C) dan segera tutup botol tempat NaOH. NaOH dimasukkan ke
dalam kalorimeter dan diaduk dengan cepat NaOH sampai semua terlarut.
Amati perubahan suhu yang terjadi dan catat suhunya sebagai t3 (34,6°C).
Pencampuran NaOH yang merupakan basa kuat dengan HCl yang
merupakan asam kuat akan menghasilkan garam (NaCl) dan air (H2O)
sebagai produk reaksi. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
NaOH(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Dari perhitungan di atas didapat q1 sebesar 4204,2 J. Dari q1 tersebut
digunakan untuk mencari perubahan entalpi atau ∆H3 dan didapat hasil
sebesar 84,084 kj/mol.
Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada
kumparan kawat penghantar yang dimasukan ke dalam air suling. Pada
waktu bergerak dalam kawat penghantar (akibat perbedaan potenial)
pembawa muatan bertumbukan dengan atom logam dan kehilangan energi.
Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan kecepatan konstan yang
sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan
akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu
energi kalor/panas.
Diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan listrik dan arus listrik
pada suatu bahan maka tara panas listrik yang dimiliki oleh bahan itu semakin
kecil. Kita dapat melihat seolah pengukuran dengan menggunakan arus kecil
menghasilkan nilai yang kecil. Hal ini merupakan suatu anggapan yang salah
karena dalam pengukuran pertama perubahan suhu yang digunakan sangatlah
kecil berbeda dengan data yang menggunakan arus besar. Tapi jika perubahan
suhu itu sama besarnya maka yang berarus kecil yang mempunyai tara panas
listrik yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
LabChem. 2020. Material safety Data Sheet of Sodium Hydroxide. [Serial Online]
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sodium-hydroxide (Diakses
pada 23 Desember 2020).
LabChem. 2020. Material safety Data Sheet of Sodium Chloride. [Serial Online]
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.lab
chem.com/tools/msds/msds/
LC23420.pdf&ved=2ahUKEwif34DlsO7tAhWYSH0KHXJwB78QFjAEeg
QIERAB&usg=AOvVaw0HoJQIZlFhdDmkmPCoEGX6 (Diakses pada
23 Desember 2020).