SEMESTER GENAP
PENDAHULUAN
Pada era moderen ini listrik memiliki nilai vital bagi setiap manusia.
Penggunaan listrik sangat erat dengan manusia, hal ini didasari bahwa setiap alat
yang membantu tugas manusia memerlukan listrik untuk dapat digunakan. Contoh
penggunaan listrik pada lampu, setrika, kulka, kipas angin ataupun AC dan masih
banyak lagi. (Cahya dkk, 2017)
Hukum ohm merupakan hasil laboratorium dari George Simon Ohm. Beliau
mempelajari tentang hubungan antara arus dan tegangan yang kemudian pada era
ini dikenal dengan hukum Ohm. Hukum Ohm merupakan hasil analisis matematis
dari rangkaian galvanic yang didasarkan pada analogi antara aliran listrik dengan
aliran panas. Formulasi Fourier untuk aliran panas adalah
𝑑𝑄 𝑑𝑇
= −𝑘𝐴
𝑑𝑡 𝑑𝑙
Disini konduktor mempunyai luas penampang A yang merata maka dari situlah
persamaan arus menjadi
𝐴𝑉 𝑉 𝜌𝑙
I= 𝜌 𝑙 = 𝑅 dengan R = 𝐴
a. Rangkaian Seri
Rangkaian disusun seperti pada Gambar 7a. Resistor 4,7 Ω
dan 47 Ω digunakan dalam rangkaian ini. Saklar dipastikan dalam
keadaan terbuka. Rangkaian dihubungkan dengan amperemeter
dengan batas ukur 1A pada posisi a. Rangkaian juga dihubungkan
dengan catu daya pada skala 9 VDC. Saklar ditutup dan dibaca nilai
kuat arus listrik (Ia) yang ditunjukkan pada amperemeter,
kemudian dicatat hasilnya. Saklar dibuka dan dipindahkan
amperemeter pada posisi b, ditutup saklar dan dibaca nilai kuat arus
listrik (Ib) pada amperemeter, lalu dicatat pada tabel pengamatan.
Saklar dibuka dan dipindahkan amperemeter pada posisi c, dibaca
nilai kuat arus listrik yang terukur pada amperemeter dan dicatat
hasilnya. Saklar dibuka dan diubah rangkaian menjadi seperti
Gambar 4b pada modul 2. Meter dasar diubah menjadi voltmeter
dengan batas ukur 10 VDC. Voltmeter dipasang pada posisi a
sesuai yang ditunjukkan Gambar 4b. Kemudian, saklar ditutup dan
dibaca nilai tegangan Va dan dicatat pada tabel pengamatan. Saklar
dibuka dan diulangi kembali langkah 7 dan 8 untuk posisi
voltmeter di b dan c, kemudian dicatat hasilnya. Jika masih ada
waktu, dilakukan langkah-langkah di atas untuk kombinasi seri
dari resistor 47Ω, 56Ω, dan 100Ω.
b. Rangkaian Paralel
Rangkaian disusun seperti pada Gambar 8a. resistor
R1=4,7Ω dan R2=47 Ω digunakan dalam rangkaian ini. Saklar
dipastikan dalam keadaan terbuka. Rangkaian dihubungkan
dengan amperemeter dengan batas ukur 100mA pada posisi a.
Rangkaian juga dihubungkan dengan catu daya pada skala 3 VDC.
Saklar ditutup dan dibaca nilai kuat arus listrik (I) yang
ditunjukkan pada amperemeter, kemudian dicatat hasilnya. Saklar
dibuka dan dipindahkan amperemeter pada posisi a, ditutup saklar
dan dibaca nilai kuat arus listrik (Ia) pada amperemeter. Dicatat
pada tabel pengamatan. Saklar dibuka dan pindahkan amperemeter
pada posisi b, dibaca nilai kuat arus listrik yang terukur pada
amperemeter dan dicatat hasilnya. Saklar dibuka dan diubah
rangkaian menjadi seperti pada Gambar 8b. Meter dasar diubah
menjadi voltmeter dengan batas ukur 10 VDC. Voltmeter
kemudian dipasang pada posisi V sesuai yang ditunjukkan Gambar
8b. Saklar ditutup, dibaca nilai tegangan V dan dicatat pada tabel
pengamatan. Saklar dibuka dan diulangi kembali langkah 7 dan 8
untuk posisi voltmeter di a dan b, kemudian dicatat hasilnya. Jika
masih ada waktu, dilakukan langkah-langkah di atas untuk
kombinasi paralel dari resistor 47 Ω, 56 Ω dan 100 Ω.
𝑉 = 𝐼. 𝑅
𝑉
𝐼=𝑅
Keterangan:
V = tegangan listrik (V)
I = kuat arus listrik (A)
R = hambatan listrik (Ω)
3.3.2 Penyelidikkan Karakteristik Hukum Ohm
Hukum Ohm didefinisikan sebagai hukum yang menyatakan bahwa
besarnya hambatan listrik (resistansi) berbanding lurus dengan tegangan
listrik dan berbanding terbalik dengan kuat arus listrik. Semakin besar
nilai tegangan, maka semakin besar nilai hambatan (resistansi), begitu
pun sebaliknya. Semakin besar nilai kuat arus, maka semakin kecil
hambatan (resistansinya), begitu pun sebaliknya. Berikut persamaan
hukum Ohm.
𝑉 𝑉
𝑅= atau 𝐼=𝑅
𝐼
3.3.3 Penyelidikkan Kuat Arus dan Tegangan Listrik dari Rangkaian
Bercabang dan Tak Bercabang
Kuat arus dan tegangan pada suatu rangkaian, besar kecilnya ditentukan
oleh jenis apakah rangkaian yang dipasang, bercabang atau tak
bercabang. Rangkaian bercabang biasa disebut sebagai rangkaian
paralel, sedangkan rangkaian tak bercabang biasa disebut rangkaian seri.
Rangkaian paralel didefinisikan sebagai sigma se-per resistansi masing-
1
masing rangkaian ( ). Adapun rangkaian seri didefinisikan sebagai
𝑅𝑝
𝑅𝑠 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ + 𝑅𝑛
1 1 1 1 1
= 𝑅 +𝑅 + 𝑅 + ⋯+𝑅
𝑅𝑝 1 2 3 𝑛
Keterangan:
Rp = resistansi paralel (Ω)
Rs = resistansi seri (Ω)
BAB 4
4.1 HASIL
Percobaan 1
Catu Daya (E) I V
3 0,8 3
6 0,12 6
Percobaan 2
R =V/I
Resistor Catu Daya (E) I V
Percobaan 3
SERI
4.2 PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saefullah, A., Fakhturrohman, M., Oktarisa, Y., Arsy, R., Rosdiana, H., Gustiono,
V., dan Indriyanto, S. 2018. Rancang Bangun Alat Praktikum Hukum Ohm
Untuk Memfasilitasi Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi (Higher Order
Thinking Skills). Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika.
4(2):81-90
Muallifah, F. 2009. Perancangan dan Pembuatan Alat ukur Resistivitas Tanah.
Jurnal Neutrino. 1(2):179-196
Wahyudi. 2015. Analisis Hasil belajar Mahasiswa pada Pokok Bahasan Hukum
Ohm dan Hukum Kirchoff dalam Mata Kuliah Elektronika Dasar I. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Teknologi. 1(2):129-135
Molla, G., M. 2011. Pelaksanaan Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan
Metode Inkuiri Terbimbing pada Pokok Bahasan Hukum Ohm dan
Rangkaian Seri-Paralel, Efektivitas dalam hal Hasil Belajarnya,
Keterlibatan dan Kendala-Kendala. Skripsi. Yogyakarta: Program Sarjana
Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Rosman, A., Risdayana., Yuliani, E., dan Vovi. 2019. Karateristik Arus dan
Tegangan pada Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel dengan Mengunakan
Resistor. Jurnal Ilmiah d’Computare. 9:40-43
Charles K.Alexander, Matthew N. O. Sadiku,. ”Fundamental of Electric Circuit”,
New York : McGraw-Hill Companies, 2009
Miller, Franklin, Jr, “College Physics”, New York : Harcourt, Brace, and Company,
1959
LAMPIRAN
Percobaan 1
Catu Daya (E) I V
3 0,8 3
6 0,12 6
Percobaan 2
R =V/I
Resistor Catu Daya (E) I V
Percobaan 3
SERI