Oleh :
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Garam Dapur (NaCl)
NaCl atau Natrium Klorida biasanya dikenal dengan sebutan garam dapur.
NaCl merupakan senyawa yang bentuknya padatan atau solid dengan berwarna
putih. NaCl mempunyai sifat fisik dan kimia yaitu sedikit berbau, bewarna putih,
PH 7, rasanya garam, dan titik didihnya 1413℃ sedangkan titik lelahnya adalah
801℃. NaCl bisa berbahaya jika berkontak langsung dengan mata telanjang dan
kulit. Pencegahan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan adalah dengan
menggunakan lateks, lengan panjang dan juga menggunakan pelindung untuk
mata. NaCl memiliki PH netral yaitu 7. (Labchem, 2021)
3.1.2 Naftalene (C10H8)
Naftalene atau yang biasa disebut dengan kapur barus adalah zat yang
mudah terbakar. Naftalene memiliki rumus molekul C10H8. Naftalene berbentuk
padatan putih yang solid tapi sangat mudah menguap. Naftalene harus disimpan
dalam tempat yang tertutup rapat agar tidak mudah menguap. Naftalene memiliki
titik didih 218℃ dan titik lebur 80,3℃. Naftalene relatif aman untuk digunakan
sehari-hari. (Sciencelab, 2021)
3.1.3 Serbuk Kapur
Serbuk Kapur biasanya dikenal dengan sebutan Kalsium Hidrosida.
Serbuk kapur memiliki nama kimia Ca(OH)2. Ciri-ciri dari serbuk kapur ialah
berwarna putih, tidak berbau, dan berbentuk padat. Serbuk kapur sangat
berbahaya apabila terjadi kontak kulit (iritasi), kontak dengan mata, menelan, dan
inhalasi atau terhirup. Berbahaya juga dalam kasus kontak kulit (kososif), kontak
mata (kososif). Jumlah kerusakan jaringan tergantung pada panjang kontak-
kontak mata dapat mengakibatkan kerusakan kornea atau kebutaan. Kontak kulit
menyebabkan pada peradangan. (Labchem, 2021).
3.1.4 Timbal (II) Nitrat (Pb(N03)2)
Timbal (II) nitrat atau Pb(No3)2 merupakan senyawa padat tidak berwarna
dan tidak berbau. Senyawa ini tidak menyala dan tidak mudah terbakar, pH nya
berkisar antara 3-4. Pb(No3)2 merupakan zat oksidasi yang mempunyai toksisitas
akut pada reproduksi dan pada organ sasaran spesifik. Selain itu, bisa
menyebabkan kerusakan mata yang serius dan merusak kesuburan janin. Senyawa
ini berbahaya jika ditelan atau tertiup. (Pubchem, 2021)
Beaker
Hasil
4.2.2. Diagram Alir Distilasi
Filtrat
Hasil
4.2.3. Diagram Alir Sentrifugasi Versus Dekantasi
Bubuk
Kapur
− Dimasukkan sebanyak 2-3 sendok kedalam gelas kimia 50
mL, ditambahkan 30 mL air dan diaduk
− Diambil 10 mL larutan kedalam tabung sentrifugal
− Dipisahkan sentrat dan endapan dengan diputar dengan
pemusingan 2 menit, diambil filtrat dengan pipet tetes
− Diambil kembali 10 ml campuran air dengan kapur, disaring
menggunakan kertas saring ambil filtratnya
− Dibandingkan sentrat dan filtrat
Hasil
Hasil
5.2 Perhitungan
1. Massa kaca arloji 1 (x1) = 21,87 gram
Massa kaca arloji 2 (x2) = 21,85 gram
Massa kaca arloji 3 (x3) = 21,89 gram
x́ = x1 + x2 + x3
x́ = 21,87 gram
Note: x́ yang diperoleh adalah Mkc0
( x 1− x́ )2+ ( x 2− x́ )2 + ( x 3− x́ )2
Standart deviasi = S =
√ 3−1
S = 0,02 gram
2. Massa gelas beaker 1 (x1) = 62,83 gram
Massa gelas beaker 2 (x2) = 62,82 gram
Massa gelas beaker 3 (x3) = 62,84 gram
x́ = x1 + x2 + x3
x́ = 62,83 gram
( x 1− x́ )2+ ( x 2− x́ )2 + ( x 3− x́ )2
Standart deviasi = S =
√ 3−1
S = 0,01 gram
3. Massa cawan porselen 1 (x1) = 31,67 gram
Massa cawan porselen 2 (x2) = 31,65 gram
Massa cawan poselen 3 (x3) = 31,69 gram
x́ = x1 + x2 + x3
x́ = 31,67 gram
Note: x́ yang diperoleh adalah Mcp0
( x 1− x́ )2+ ( x 2− x́ )2 + ( x 3− x́ )2
Standart deviasi = S =
√ 3−1
S = 0,02 gram
4. Massa kaca arloji + kristal hasil sublimasi (Mkc2) = 22,08 gram
Massa cawan porselen + padatan hasil sublimasi (Mcp2)= 31,74 gram
Sehingga massa padatan kristal total = (Mkc2 – Mkc1) + (Mcp2 – Mcp1)
= (22,08-21,87) + (31,74-31,67)
= 0,28 gram
5. Massa garam setelah rekristalisasi
Massa garam sebelum rekristalisasi
Massa cawan porselen + garam (M1) = 32,67 gram
Massa cawan porselen awal (Mcp1) = 31,67 gram
Massa garam sebelum rekristalisasi = M1 – Mcp1
= 32,67 – 31,67
= 1 gram
Massa garam setelah rekristalisasi
Massa garam + cawan porselen setelah rekristalisasi (M2) = 32,33 gram
Massa garam setelah rekristalisasi = M2 – Mcp1
= 32,33 – 31,67
= 0,66 gram
VI. Pembahsan
6.1 Pemisahan Campuran
Proseses pemisahan campuran menggunakan campuran naftalen,
pasir, garam dengan berat masing – masing 0.5 gram. Naftalen mempunyai sifat
yang mudah menguap meskipun dalam bentuk padat dan uap yang dihasilkan
mudah terbakar. Pasir yang memiliki sifat tidak larut dalam air dan tidak mudah
terbakar. Garam memiliki sifat yang mudah larut dalam air.
Campuran naftalen, pasir, dan garam diletakkan didalam gelas beaker,
disiapkan jarring kawat, pembakar spiritus kaki tiga untuk proses pemanasan.
Letakkan gelas beaker diatas jarring kawat dan kakitiga, nyalakan pembakar
spiritus tutup gelas beaker dengan cawan porselen yang beri es batu, pemberian es
batu bermaksud untuk mempercepat proses pengkristalan, pemanasan
berlangsung 10 menit hingga naftalen berubah dari bentuk padat menjadi gas dan
mengkristal dibagian bawah permukaan cawan porselen proses terbentuknya
kristal ini disebut kristalisasi. Proses perubahan dari padatan naftalen menjadi gas
disebut sublimasi. Proses kristalisasi yaitu perubahan wujud zat dari gas menjadi
padat. Keruk padatan yang naflaten mengunakan sepatula yang berada dibagian
permukaan cawan porselen, lakukan pemanasan kembali pada sisa campuran,
diaduk mengunakan batang pengaduk dan ditutup dengan cawan porselen hingga
tidak terbentuk kristal dibawah cawan porselen. Sisa campuran yang berupa
garam dan pasir ditambahkan akudes sebanyak 25 ml hal ini bertujuan untuk
memisahkan garam dengan pasir karena sifat garam yang mudah larut dalam air,
lakukan pengadukan selama 5 menit agar garam benar – benar larut dalam air.
Diapkan kertas saring, dilakukan penyaringan pada campuran hasil dari proses
penyaringan disebut filtrat dan endapan yang berada pada kertas saring disebut
residu. Kertas saring dikerigkan pada suhu 105ᵒC, Ditimbang residu yang
terbentuk adalah pasir seberat 0.95 gram.
6.2 Destilasi
Percobaan kedua adalah proses distilasi. Distilasi adalah metode
pemisahan campuran za cair dan larutannya berdesarkan perbedaan titik didih.
Proses distilasi pada percobaan ini adalah memisahkan memisahkan filtrat dan
ditambahkan 2 batu didih pada percobaan pemisahan campuran dipanaskan diatas
spirtus. Proses pemanasan ini disebut dengan penguapan (evaporasi). Hasil
akhirnya adalah air murni dan bersih yang sudah berpisah dari larutan garam.
Ujung labu yang digunakan untuk memanaskan filtrate diolesi dengan vaselin
supaya tidak ada udara yang masuk. Suhu larutan garam sebelum dipanaskan
adalah 27 derajat clalu setelah dipanaskan terjadi penguapan air pada suhu 101
derajat c, kemudian dengan kondensasi pada kondensor uap air berubah menjadi
tetesan air. Proses destilasi dilakukan hingga larutan pada tabung destilat tersisa
setengah dan tetesan air yang terkumpul pada labu penampung sebanyak 1 ml
liter. Setelah proses destilasi selesai, ambil sebanyak 2 ml masing masing dari
tabung reaksi yang terpisah.kemudian diteteskan sebnayak 3 tetes Pb(NO3)2
dengan konsentasi masing masing 0,01 M pada setiap tabung reaksi. Setelah
diaamtai Pb(NO3)2 + 2H20 >Pb(OH)2 + 2HNO3. Setelah diamati perubahan
yang terjadi pada hasil destilasi adalah jernih. sisa destilasi merupakan caian
garam. NaCl+Pb(NO3)2 >NaNO3+PbCl2. setelah diamati perubahan adalag
keruh.
6.3 Sentrifugasi dan Dekantasi
Menurut Anwar dan Salima (2016), Sentrifugasi merupakan pemisahan
campuran yang memanfaatkan gaya sentrifugal untuk mengendapkan campuran
menggunakan alat atau mesin sentrifugal. Endapan yang terbentuk berasal dari
komponen yang lebih tepat dan bergerak menjauhi sentrifugal. Pemisahan dengan
proses sentrifugasi dilakukan dengan tabung sentrifugal yang diputar. Prosesnya
yaitu menggunakan bubuk kapur yang dilarutkan dengan air, perbandingannya
adalah 2-3 sendok bubuk kapur dalam 30 mL air. Bahan tersebut diaduk hingga
tercampur menggunakan batang pengaduk. Hasil pencampuran tersebut diambil
10 mL untuk dimasukkan kedalam tabung sentrifugal dan dilakukan proses
sentrifugasi. Dilakukan pemutaran selama 2 menit dan menyebabkan
terbentuknya endapan di bagian bawah tabung sentrifugal. Hal tersebut
dikarenakan sentifugasi yang cepat menghasilkan gaya sentrifugal lebih besar
sehingga partikel tersuspensi mengendap di dasar tabung. Endapan yang
terbentuk berasal dari komponen yang lebih tepat dan bergerak menjauhi
sentrifugal. Percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan teori.
Proses filtrasi dilakukan dengan larutan bubuk kapur yang dicampurkan di
awal percobaan sentrifugasi. Larutan disaring menggunakan kertas saring yang
diletakkan diatas corong. Hasilnya adalah filtrat hasil dari proses filtrasi lebih
jernih daripada filtrat hasil proses sentrifugasi. Hal tersebut dikarenakan dalam
proses filtrasi terdapat media penyaringan yaitu kertas tisu untuk menyaring dan
membatasi secara langsung filtrat dan residu sehingga residunya dapat ditampung
dan menghasilkan filtrat yang jernih, sedangkan pada proses sentrifugasi tidak
6.4 Kristalisasi
Percobaan terakhir pemisahan campuran menggunakan metode
Rekristalisasi. Proses rektalisasi adalah suatu metode yang digunakan untuk
pemurnian suatu senyawa padatan yang dihasilkan dari reaksi-reaksi organic.
Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan larutan zat pengotornya akibat pelepasan
pelarut dan zat terlarutnya. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut
tertentu saat suhu ditingkatkan. (Baskoro, 2015)
Pemisahan campuran ini menggunakan 1gram garam dapur. Garam dapur
dilarutkan kedalam gelas kimia 50mL dengan air secukupnya, kemudian di saring
dan ditampung filtratnya menggunakan metode filtrasi. Filtrat larutan garam
diuapkan dalam cawan porselen diatas nyala pembakar spirtus. Ditunggu hingga
semua air dalam cawan habis menguap, setelah menguap maka pemanasan selesai
dilakukan. Endapan yang tersisa dalam cawan dipindah ke kaca arloji, endapan
ini adalah hasil dari pemisahan campuran metode rekristalisasi. Perbedaan
keadaann fisik yang awalnya berupa larutan berubah menjadi bubuk kristal
garam. Perubahan fisik disebabkan proses metode rekristalisasi yaitu teknik
pemurnian suatu zat padat dari campuran atau pengotornya yang dilakukan
dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut
yang cocok atau sesuai..
VII Kesimpulan
Campuran adalah suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa ayau memurnikan kelompok senyawa yang
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
laboratorium maupun skala industry. Pemisahan campuran dilakukan berdasarkan
sifat fisika dan kimia. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara deestilasi,
sentrifugasi, dekantasi, evaporasi, sublimasi, rekristalisasi, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
b. Garam dapur
c. Naftalene
NO PERLAKUAN GAMBAR
1. Memasang set alat distilasi sesuai
dengan instruksi dari instruktur. Pada
setiap sambungan alat gelas diolesi
vaselin.
6. Memasukkan masing-masing
sebanyak 2mL cairan sisa pada labu
distilasi dan cairan pada labu distilasi
dan cairan pada labu penampung
dislat pada tabung reaksi.
NO PERLAKUAN GAMBAR
1. Menggunakan labu ukur, diukur 30
mL air
NO PERLAKUAN GAMBAR
1. Menimbang 100 gram garam dapur