Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERBANDINGAN JUMLAH MOL ZAT-ZAT

YANG TERLIBAT DALAM REAKSI

Oleh:

Nama : Permata Dian Pertiwi


NIM : 201910801055
Kelas/Kelompok: Teknik Perminyakan/5
Asisten : Millatie Afrih Rozana

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul

Perbandingan Jumlah Mol Zat-Zat Yang Terlibat Dalam Reaksi

II. Tujuan Penulisan

- Menggunakan konsep mol untuk menyatakan hubungan jumlah mol antara zat-
zat yang terlibat dalam reaksi

- Menentukan perbandingan jumlah mol antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi
penguraian soda kue berdasar beratnya

III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)

3.1.1 Barium Choride

Barium chloride memiliki sifat fisika berbentuk padatan berbentuk kristal


dengan warna putih. Barium chloride memiliki pH 5-8. Barium chloride
memiliki titik lebur 963°C dan titik didih 1560°C. Barium chloride
memberikan efek ketika terhirup yaitu, kering atau radang tenggorokan dan
batuk. Efek ketika kena mata adalah merusak jaringan mata dan ketika apabila
terkonsumsi bisa menyebabkan muntah, pendarahan pada saluran pencernaan,
myasthenia, bahkan menyebabkan kelumpuhan. Pencegahan dan pertolongan
adalah dengan memeriksa alat vital apabila terjadi hal yang membahayakan
segera hubungi dokter dan rumah sakit. Untuk pencegahan apabila terkena
kulit adalah dengan membilas dengan air dan sabun ( Labchem,2020).

3.1.2 Natrium Sulfat

Natrium sulfat berbentuk padatan dengan warna putih dan memiliki pH


sekitar 5-9. Memiliki efek gejala yang tidak menimbulkan bahaya yang
signifikan. Pertolongan pertama dan umum adalah dengan segera menelepon
medis. Tindakan utama saat terhirup adalah biarkan korban menerima udara
bebas dan segar. Tindakan utama saat terkena kulit adalah dengan membuka
pakaian korban dan cuci semua area kulit dengan sabun dan air dengan lembut
dan bilas dengan air hangat. Tindakan apabila terkena mata adalah segera bilas
dengan air dan apabila masih berlanjut segera hubungi medis. Tindakan apabila
tertelan adalah bilas mulut dan jangan dipaksa untuk memuntahkannya
kemudian segera telepon medis ( Labchem,2020)
3.1.3 Soda Kue

Soda kue memiliki sifat yang berbentuk padatan dan memiliki tampilan
sebagai bubuk dengan warna putih. Soda kue memiliki titik lebur 270°C. Soda
kue memiliki efek menyebabkan iritasi pada mata dan selebihnya tidak ada.
Pertolongan umum yang terjadi apabila tidak enak badan adalah dengan
menghubungi medis. Tindakan apabila terkena mata adalah dengan bilas secara
hati-hati selama beberapa menit ( Labchem,2020 ).

3.2 Tinjauan Pustaka

3.2.1 Hukum-hukum Dasar Ilmu Kimia

Hukum kimia disebut juga hukum alam karena hukum ini adalah hukum
yang relevan dengan bidang kimia. Hukum konversi massa adalah hukum yang
paling fundamental, menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan kuantitas
materi sewaktu reaksi kimia biasa. Kimia modern meninjau dalam kimia nuklir
energi dan massa saling berhubungan membentuk suatu konsep penting.
Konsep-konsep penting mengenai kesetimbangan, termodinamika, dan kinetika
dijelaskan melalui konservasi energi (Alfian, 2009).

Menurut bahasa kimia tiap zat murni yang diketahui, baik senyawa atau
unsur, memiliki rumus dan nama khas . Rumus untuk tiap zat yang terlibat
ditulis dalam bentuk suatu persamaan kimia adalah cara untuk memberikan
suatu reaksi kimia. Sejumlah besar informasi meringkaskan mengenai zat – zat
yang terlibat dalam reaksi adalah yang dimaksud dengan persamaan kimia.
Persamaan kimia tidak hanya memuat pernyataan kualitatif yang menguraikan
zat – zat yang terlibat, tetapi juga berisikan pernyataan kuantitatif, yang
menjelaskan banyaknya pereaksi dan hasil reaksi terlibat. Perhitungan yang
dibuat berdasarkan rumus serta persamaan yang berkaitan dengan stoikiometri
(Respati, 2002).
3.2.2 Stoikiometri

Ilmu kimia yang mempelajari serta menghitung hubungan kuantitatif


antara reaktan dan produk dalam reaksi kimia yang berdasarkan pada hukum
hukum dasar dan persamaan reaksi adalah stoikiometri. Stoikiometri termasuk
kedalam pokok bahasan dalam ilmu kimia yang paling sering dibahas. Zat yang
diperoleh sebagai hasil reaksi kimia disebut dengan reaktan (Chang, 2005).

Konsep stoikiometri dapat diketahui bahwa unsur bergerak dengan cara


yang diprediksi dan materi tidak dapat diciptakan maupun tidak dapat
dihancurkan. Unsur kimia ketika digabungkan dapat menghasilkan suatu reaksi
kimia. Berdasarkan unsur-unsur yang terlibat hasil reaksi kimia dapat
diprediksi. Unsur-unsur dan komponen yang diencerkan dalam larutan yang
konsentrasinya diketahui, bereaksi dalam kondisi eksperimen dapat diketahui
dengan stoikiometri (Syukri,1999).

Stoikiometri beberapa reaksi dapat kita pelajari dengan cara yang mudah,
salah satunya dengan cara JOB atau biasa disebut Variasi Kontinu,memiliki
mekanisme yaitu dengan melakukan kegiatan pengamatan terhadap kuantitas
molar pereaksi yang dapat berubah-ubah, namun kuantitas molar totalnya
sama. Diperoleh titik maksimal maupun minimal yang sesuai titik stoikiometri
sistem, yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa,
ditinjau dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi (Muhrudin,
2011).

3.2.3 Reaksi Kimia

Reaksi kimia biasanya antara dua campuran zat. Reaksi kimia telah
mempengaruhi kehidupan kita. Reaksi berlangsung dalam larutan air. Banyak
contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan reaksi kimia seperti,
makanan yang setiap hari kita konsumsi setiap saat setelah dicerna dalam tubuh
diubah menjadi energi. Nitrogen dan hidrogen saling bergabung untuk
membentuk amoniak yang dapat digunakan sebagai pupuk yang berguna bagi
kehidupan sehari-hari. Bahan bakar serta plastik yang dihasilkan oleh minyak
bumi, pati tanaman dalam daun disintesis dan oleh pengaruh sinar matahari
(Yustita, 2014).
Suatu larutan berbeda jika dicampurkan biasanya dapat merubah sifat
fisik dari larutan, seperti perubahan warna, suhu, bentuk, dan lain – lain. Suhu
terendah dari campuran disebut titik minimum nya sedangkan suhu tertinggi
dari suatu campuran larutan disebut titik maksimum. Titik maksimum didapat
jika reaksi tersebut memuat konsep-konsep dari stoikiometri (Reza, 2014).

Saat unsur disatukan dan kemudian menghasilkan reaksi kimia, sesuatu


yang dikenal dan juga spesifik akan terjadi. Hasil reaksi dapat diprediksi
berdasarkan unsur-unsur dan juga jumlah yang terlibat. Stoikiometri ialah
konsep matematika yang ada di dalam ilmu kimia (Zahra, 2012).

Reaksi kimia secara umum dibagi menjadi 2 bagian besar, ialah reaksi
asam-basa dan juga reaksi redoks. Secara umum, terdapat perbedaan antara
kedua jenis reaksi tersebut, yaitu pada reaksi redoks terjadi perubahan bilangan
oksidasi atau yang dikenal dengan biloks, sedangkan pada reaksi asam-basa
tidak ada perubahan bilangan oksidasi. Reaksi kimia keduanya dapat
dikelompokkan ke dalam 4 jenis reaksi diantaranya ialah sintesis,penggantian
tunggal,penggantian ganda,dan dekomposisi (Yusuf.2011).

3.2.4 Larutan dan Konsentrasi Larutan

Suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang
bercampur dalam homogen disebut larutan. Larutan dapat disebut juga
campuran secara homogen dari dua jenis zat atau lebih. Zat yang memiliki
jumlah zat lebih sedikit didalam larutan itu disebut sebagai zat terlarut,
sedangkan zat yang memiliki jumlah zat lebih banyak dibandingkan zat-zat lain
dalam larutan juga disebu dengan solven atau pelarut . Konsentrasi larutan
adalah pernyataan dari komposisi zat terlarut serta pelarut dalam sebuah
larutan, sedangkan pelarutan (solvasi) adalah proses campuran zat terlarut dan
pelarut . Adapun contohnya larutan seperti gula atau garam yang dilarutkan
dalam air (Wolke, 2003).

Komposisi yang menunjukkan dengan jelas perbandingan jumlah zat


terlarut terhadap pelarut disebut dengan konsentrasi larutan. Konsentrasi
larutan akan tinggi (pekat) bila zat terlarutnya lebih banyak dibandingkan
dengan zat pelarutnya. Konsentrasi larutan akan rendah (encer) bila zat
terlarutnya lebih sedikit dibandingkan dengan zat pelarutnya (Adha, 2015).
3.2.5 Konsep Mol

Mol ialah satuan pengukur yang standar saat mereaksikan zat-zat tertentu.
Zat-zat bereaksi dengan perbandingan mol yang bulat dan sederhana, mol tidak
dapat mengukur jumlah zat tersebut secara langsung menggunakan neraca
karena neraca hanya bisa dibaca dalam satuan massa tidak dalam satuan mol.
Konsep mol digunakan untuk menyederhanakan jumlah partikel yang sangat
kecil. Satuan jumlah zat dinyatakan dengan mol, satuan jumlah zat memiliki
konsep yang sama dengan menyederhanakan jumlah suatu barang. Kata mol
muncul setelah dicetuskan oleh seorang yang bernama William Ostwald, pada
tahun 1896 yang diambil dari kata ‘tumpukan’. Satuan isi mol tersusun dari
6,022×1023molekul. Spesifikasi untuk mol dapat menggunakan seperti ib mol
(ib mol dari6,022×1023×453,6 molekul) dan sebagainya kita dapat
menggunakan mol untuk SI. (Tupamahu.MS, 2001).

Rumus molekul kimia yaitu sesuatu yang menunjukkan perbandingan


jumlah atom yang terdapat dalam suatu senyawa. Rumus Senyawa berguna
dalam menentukan persen komposisi unsur secara experimen. Hal tersebut
ditentukan dengan menggunakan rumus empiris dan rumus molekul senyawa
tersebut. Rumus yang paling sederhana yang menyatakan perbandingan atom-
atom dari berbagai unsur dari senyawa disebut juga dengan rumus empiris.
Rumus empiris digunakan untuk zat-zat yang tidak terdiri dari molekul-
molekul distift, misalnya NaCl untuk natrium klorida MgO untuk magnesium
oksida dan CaCO3 untuk kalsium karbonat (Underwood,1986).

Penentuan rumus empiris senyawa dapat diketahui dalam tahap-tahap :

a. Massa dalam setiap unsur ditentukan dalam senyawa massa


tertentu, senyawa atau persen massa setiap unsur-unsur dari data ini
dapat diperoleh massa relatif unsur yang terdapat dalam senyawa.

b. Massa setiap unsur dibagi dengan massa atom relatif unsur,


sehingga diperoleh perbandingan mol setiap unsur atau
perbandingan atom.
c. Perbandingan yang diperoleh diatas diubah dengan menjadi
bilangan sederhana dengan cara membaginya dengan bilangan
bulat.

Rumus molekul digunakan untuk mengetahui jumlah molekul.


Komponen yang diperlukan untuk menentukan rumus molekul, yaitu:

a. Rumus Empiris suatu senyawa

b. Massa Molekul Relatif suatu senyawa

(Keenan,1990).

Rumus kimia menentukan perbandingan atom unsur-unsur yang menyusun


suatu zat. Dengan kita mengetahui dari reaksi kimia zat tersebut, kita dapat
mereaksikan pereaksi-pereaksi sedemikian rupa. Zat-zat yang terbentuk
memiliki perbandingan atom unsur-unsur penyusun yang sesuai dengan rumus
kimianya. Sebagai contoh, karbon monoksida (CO) mempunyai perbandingan
antara atom C dengan atom O sama dengan (=) yang berarti perbandingan
atom-atom dalam rumus kimianya.Rumus molekul merupakan kelipatan bulat
dari rumus empiris. Oleh karena itu, rumus molekul suatu senyawa dapat
dituliskan sebagai (RE)x dengan RE sebagai rumus empiris dan x sebagai
bilangan bulat .Suatu mol unsur mempunyai massa yang besarnya sama dengan
massa atom unsur tersebut dalam gram. Massa molar adalah massa 1 mol suatu
unsur. Massa molekul relatif dan rumus relatif suatu senyawa dapat diketahui
dari penjumlahan massa atom relatif unsur-unsur penyusun senyawanya
(Keenan,1990).
IV. Metode Penelitian

4.1 Alat dan Bahan

4.1.1 Alat

- Cawan Porselen

- Pemanas ( Spiritus atau Bunsen )

- Gelas Kimia 50 ml

- Spatula

- Corong

4.1.2 Bahan

- Soda kue

- Barium Klorida 2M

- Natrium Sulfat 2M
4.2 Skema Kerja

4.2.1 Reaksi pembentukan barium sulfat

BaCl2 + Na2SO4

- Dimasukkan sebanyak 10 mL BaCl2 2M ke dalam gelas kimia


50 mL
- Ditambahkan Natrium Sulfat 2M sebanyak 5 mL
- Diaduk dengan spatula hingga terbentuk endapan
- Dikeringkan kertas saring di dalam oven kurang lebih 5 menit
- Diamkan sejenak dan kertas saring ditimbang untuk
mengetahui massa
- Disaring padatan menggunakan kertas penyaring
- Dikeringkan di dalam oven selama 15 menit
- Percobaan diulang dengan menggunakan Natrium Sulfat 2M
untuk volume 10 mL dan 15 mL.

Hasil

4.2.2 Reaksi penguraian soda kue

NaHCO3

- Ditimbang cawan porselen untuk menentukan massa


- Ditambahkan 2,5-3gram NaHCO3 dan dicatat massa tersebut
- Dipanaskan kurang lebih selama 12 menit
- Diangkat cawan dan didiamkan hingga dingin
- Ditimbang cawan porselen beserta isinya jika sudah dingin
- Dicatat massa Na2CO3 yang dihasilkan dari percobaan
- Dipanaskan kembali cawan yang berisi analit selama 10 menit
- Diangkat cawan lalu didiamkan dan catat massa senyawa tersebut

NaCO3
4.3 Prosedur Percobaan

4.3.1 Reaksi pembentukan Barium Sulfat

Langkah pertama adalah larutan BaCl2 2M sebanyak 10 mL dimasukkan


ke dalam gelas kimia yang berukuran 50 mL. Ditambahkan Natrium Sulfat 2M
sebanyak 5 mL yang kemudian diaduk dengan spatula hingga terbentuk
endapan. Kertas saring selanjutnya dikeringkan di dalam oven kurang lebih
selama 5 menit. Diamkan sejenak dan kertas saring tersebut ditimbang untuk
mengetahui massanya. Kertas saring tersebut digunakan untuk menyaring
padatan dari percobaan sebelumnya kemudian dikeringkan di dalam oven
selama 15 menit dan hitung massa padatan tersebut. Percobaan diulang dengan
menggunakan Natrium Sulfat 2M untuk volume 10 mL dan 15 mL.

4.3.2 Reaksi penguraian Soda Kue

Langkah pertama adalah cawan porselen ditimbang guna menentukan


massa nya jika sudah dihitung massa dari cawan tersebut kemudian
ditambahkan 2,5 hingga 3gram NaHCO3 dan dicatat massa senyawa tersebut.
Cawan selanjutnya dipanaskan kurang lebih selama 12 menit. Angkat cawan
dan diamkan hingga dingin. Ditimbang cawan porselen beserta isinya jika
sudah dingin dan catat massa Na2CO3 yang dihasilkan dari reaksi percobaan di
atas. Dipanaskan kembali cawan yang di dalamnya berisi analit selama 10
menit kemudian angkat cawan lalu diamkan dan catat massa tersebut.

V. Data dan Perhitungan


V.1 Data
5.1.1 Reaksi pembentukan Barium Sulfat
Na2SO4 5 Na2SO4 10 Na2SO4 15
ml ml ml
Massa Kertas saring 0,703 g 0,706 g 0,704 g
bersih
Massa Kertas saring 5,392 g 5,732 g 6,046 g
+ padatan

5.1.1 Reaksi Penguraian Soda Kue


Massa cawan porselin 40,612 g
Massa NaHCO3 2,5 g
Massa cawan porselin + 42,178 g
Na2CO3 setelah dipanaskan
12 menit
Massa cawan porselin + 41,897 g
Na2CO3 setelah dipanaskan
10 menit

V.2 Perhitungan
V.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat
 5mL
BaCl2 + Na2SO4 → BaSO4 + 2 NaCl
M 0,048 0.037 - -
R 0.037 0.037 0.037 0.074
S 0.011 0 0.037 0.074

Massa BaSO4 = mol x Mr


=0.011x233
=2,563 gram
Pereaksi pembatas: Na2SO4
Pereaksi sisa: BaCl2

 10mL
 BaCl2 + Na2SO4 → BaSO4 + 2 NaCl
M 0,048 0.048 - -
R 0.048 0.048 0.048 0.096
S 0.00 0,00 0.048 0.096

Massa BaSO4 = mol x Mr


=0.048x233
=11,184gram
Pereaksi pembatas: -
Pereaksi sisa: -
 15 mL

 BaCl2 + Na2SO4 → BaSO4 + 2 NaCl


M 0,048 0.043 - -
R 0.043 0.043 0.043 0.086
S 0.005 0,000 0.043 0.086

Massa BaSO4 = mol x Mr


=0.043x233
=10,019gram
Pereaksi pembatas: BaCl2
Pereaksi sisa: Na2SO4

V.2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue

2NaHCO3 → Na2CO3 + H2O + CO2


M 0,030 - - -
R 0,030 0.015 0.030 0.030
S 0 0,015 0.015 0.015

massa NaHCO3 = 2,5gram ; mol NaHCO3 = 0,030 mol


massa Na2CO3 = 1,566gram ; mol Na2CO3 = 0,015 mol

 Pada pemanasan kedua


massa Na2CO3 = 1,285gram ; mol Na2CO3 = 0.015 mol
Perbandingan mol
Berdasarkan hasil pemanasan kedua:
 mol NaHCO3 : mol Na2CO3 = 3,0:1,5
perbandingan yang tersederhana adalah
 mol NaHCO3 : mol Na2CO3 = 2: 1

Berdasarkan hasil pemanasan kedua:


 mol NaHCO3 : mol Na2CO3 = 3,0 : 1,5
perbandingan yang tersederhana adalah
 mol NaHCO3 : mol Na2CO3 = 2 : 1
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil
VI.1.1 Reaksi pembentukan Barium sulfat
Persamaan Reaksi Mass Volume Massa BaSO4
a Na2SO4
BaCl2
BaCl2+Na2SO4→BaSO4+ 10 5 mL 2,563 gram
2NaCl gram
BaCl2+Na2SO4→BaSO4+ 10 10 mL 11,184 gram
2NaCl gram
BaCl2+Na2SO4→BaSO4+ 10 15 mL 10,019gram
2NaCl gram

6.1.2 Reaksi Penguraian Soda Kue


Persamaan Reaksi Massa Massa Massa
NaHCO Na2CO3 Na2CO3
3
2NaHCO3→Na2CO3+H2O 2,5 1,566 gram 1,285 gram
+CO2 gram

6.2 Pembahasan
Perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi dinyatakan
da;am koefisien reaksi. Koefisien reaksi adalah perbandingan jumlah partikel
dari zat yang terlibat dalam reaksi. Setiap zat mengandung jumlah partikel
yang sama dalam 1 mol. Rasio bilangan bulat paling sederhana dari jumlah mol
masing-masing unsur dalam suatu senyawa. Rumus molekuler identik dengan
rumus empiris,merupakan kelipatan bilangan bulat dari rumus empiris. Semua
zat yang bereaksi disebut pereaksi/reaktan,ditempatkan di sebelah kiri tanda
panah yang arah panahnya ke kanan menunjuk pada produk,yakni semua zat
yang dihasilkan dari reaksi.
Praktikum kimia kali ini membahas mengenai perbandingan jumlah mol
zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Praktikum dilakukan dengan 2 percobaan
yang berbeda-beda. Pada percobaan pertama dilakukan dengan percobaan
mengenai reaksi pembentukan barium sulfat dan percobaan kedua dilakukan
percobaan mengenai reaksi penguraian soda kue. Percobaan pertama dilakukan
untuk menentukan massa dari hasil reaksi,pereaksi pembatas dan pereaksi sisa.
Percobaan kedua dilakukan untuk menentukan massa setiap unsur dari suatu
reaksi yang nanti nya akan dibandingkan mol nya dengan tahap pemanasan
yang berbeda.
Percobaan pertama adalah reaksi pembentukan BaSO4. BaSO4 didapat
dengan mereaksikan BaCl2 dengan Na2SO4. Na2SO4 volume dibuat menjadi 3
variasi yaitu 5 ml, 100 ml, 15 ml. Berdasarkan tabel pengamatan didapati jika
massa BaSO4 hasil dari reaksi sebanyak 3 kali berbeda massa BaSO 4 ketika
volume Na2SO4 5M lebih kecil dibanding saat menggunakan volume 10 ml,
dan 15 ml. Proses nya dilakukan dengan cara memasukkan BaCl2 2M sebanyak
10mL dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berukuran 50 mL. Setelah itu,
ditambahkan dengan natrium sulfat 2M sebanyak 5 mL kemudian diaduk
hingga terbentuk endapan. Endapan tersebut berbentuk halus dan berwarna
putih. Endapan tersebut adalah endapan BaSO4 yang berasal natrium sulfat
yang diendapkan dengan BaCl2. Mekanisme reaksi adalah sebagai berikut.

BaCl2+Na2SO4→BaSO4+ 2NaCl.

Tahap selanjutnya adalah mengeringkan kertas saring di dalam


oven selama kurang lebih selama 5 menit. Kertas saring sebelum
digunakan didalam oven bertujuan untuk mendapatkan hasil filtrat yang
respresentatif serta mempunyai akurasi dan presisi yang tinggi. Setelah
itu,kertas saring tersebut digunakan untuk menyaring padatan. Padatan
disaring dengan kertas saring bertujuan agar padatan bebas dari zat
cair,kotoran,dan residu yang terdapat di dalam padatan. Menunggu
semua air cairan turun betujuan untuk memastikan tidak ada cairan
tersisa dalam endapan sedikitpun. Sebelum ditimbang,padatan
dipanaskan di dalam oven selama 15 menit bertujuan agar tidak
terdapat kandungan air di dalam padatan sehingga saat ditimbang
hanya terukur massa sampel dan kertas saring nya saja.

Percobaan diulang dengan menggunakan Na2SO4 2M dengan


volume 5 mL,10 mL,dan 15mL. Hasil padatan dengan menggunakan
volume 5 mL Na2SO4 2M didapatkan massa endapan 2,563
gram,dengan menggunakan volume 10 mL Na2SO4 2M didapatkan
massa endapan 11,184 gram,dan dengan menggunakan volume 15 mL
Na2SO4 2M didapatkan massa endapan 10,019 gram. Hasil antara massa
teoritis dan mass dari hasil percobaan jauh berbeda. Hal ini terjadi dikarenakan
pada saat melakukan percobaan terdapat beberapa bagian filtrat yang
tumpah.mungkin juga terjadi karena pada saat pengambilan larutan tidak tepat
5mL,10mL,dan 15 mL sehingga mempengaruhi hasil yang diperoleh.

Percobaan kedua adalah reaksi penguraian NaHCO3(soda kue). Penguraian


ini dilakukan dengan memanaskan NaHCO3 dan didapatkan kristal Na2CO3
serta gas CO2 dan H2O. Proses nya dilakukan dengan menimbang cawan
porselen terlebih dahulu agar mengetahui massa nya bertujuan agar mengetahui
massa porselen yang konstan. Selanjutnya,dengan dipanaskan 2,5-3 gram
NaHCO3 dalam cawan tersebut selama 12 menit. Setelah dipanaskan,diamkan
lalu ditimbang kembali cawan beserta isinya. Setelah itu, dipaskan kembali
cawan beserta isinya selama 10 menit. Pada pemanasan kedua ini berfungsi
untuk mendekomposisi thermal karbonat dan untuk menguapkan air serta pada
proses pemanasan ini pula menyebabkan NaHCO 3 terurai menjadi
Na2CO3,H2O,dan gas CO2. Oleh karena proses ini NaHCO3 berubah menjadi
Na2CO3. Mekanisme reaksi adalah sebagai berikut.

2NaHCO3→Na2CO3+H2O+CO2

Jika dipanaskan,kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi


membentuk oksida logam dan karbon dioksida. Hidrogen karbonat merupakan
golongan 1 cukup stabil dalam wujud padat maka akan mudah terdekomposisi
menjadi Na2CO3. Dimana pada saat pemanasan NaHCO 3 akan terurai
membentuk Na2CO3 dan akan melepaskan gas CO2 dan air (H2O)
(Shevla,1985).

Pemanasan pertama selama 12 menit didapatkan hasil massa seberat


42,178 gram. Pemanasan kedua selama 10 menit didapatkan hasil
massa seberat 41,897 gram. Pemansan pertama dan kedua
mendapatkan massa yang berbeda disebabkan karena pada saat
pemanasan molekul-molekul air yang ada pada NaHCO3 terlepas ke udara
sehingga menyebabkan massa nya berkurang. Berdasarkan persamaan reaksi
jumlah mol Na2CO3 yang dihasilkan pada persamaan pertama dan kedua
nilainya sama dan untuk perbandingannya mol Na2CO3 dengan NaHCO3
adalah 1:2 massa Na2CO3 berdasarkan teori dan praktikum yang telah
dilakukan juga hampir mendekati kebenaran.
VII. Kesimpulan
6.1 Konsep mol untuk menyatakan hubungan jumlah mol antara zat-zat yang
terlibat dalam reaksi.

Jumlah mol antara zat-zat yang terlibat pada reaksi dimana jumlah mol
reaktan sama dengan jumlah mol pereaksi. Jumlah mol antara zat-zat yang
terlibat dalam reaksi didapatkan dengan menggunakan konsep mol yang ada.
Konsep mol digunakan untuk menghitung mol yang terlibat dalam reaksi serta
menentukan massa mol seperti pada perhitungan diatas, kemudian hasil yang
didapat dari perhitungan dibandingkan antara pereaksi dan hasil reaksi untuk
mendapatkan massa dan mol yang bereaksi. Konsep mol adalah cara paling
mudah dan sederhana untuk menentukan massa mol dan mol yang bereaksi.

6.2 Perbandingan jumlah mol antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi penguraian
soda kue berdasar beratnya.
Jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi penguraian soda kue dapat
dilihat dari perbandingan koefisiennya. Jumlah mol antara zat-zat yang terlibat
dalam reaksi didapatkan dengan menggunakan konsep mol yang ada. Konsep
mol digunakan untuk menghitung mol yang terlibat dalam reaksi berdasarkan
dari massa zat yang telah ditentukan. Mol zat yang telah ditentukan selanjutnya
dibandingan dengan reaksi penguraian soda kue setelah dipanaskan.
Perbandingan mol akan didapat perbandingan koefisien. Dari perhitungan
percobaan reaksi penguraian soda kue diatas didapat perbandingan koefisien 2:1.
Perbandingan koefisien ini menyatakan jumlah mol antara zat-zat yang terlibat
dalam reaksi penguraian soda kue berdasar beratnya.

VIII. Saran

Pada kegiatan praktikum kali ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan
digunakan di persiapkan terlebih dahulu, agar praktikum dapat berjalan dengan
baik dan .Praktikan sebelumnya harus mempelajari materi dan tata cara
praktikum di modul dan mempersiapkan diri materi-materi yang akan
dipraktekkan, agar dalam kegiatan praktikum tidak terhambat dan sesuai
prosedur praktikum. Praktikan juga harus bekerja sesuai intruksi dari asisten
praktikum agar praktikum berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

A.L.Underwood,R.A.Day.JR.1986.Analisa Kimia
Kuantitatif.Edisi:5.Jakarta:Erlangga

Adha. S. D. 2015. Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO3 dan Waktu


KontakTerhadap Desorpsi Kadmium (II) yang Terikat Pada Biomassa Azolla
Micropylla-Sitrat . Kimia Student Journal. Vol.1 (1) : 636-642

Djojodiharjo,Harijono.1987. Termodinamika Teknik Aplikasi danTermodinamika


Statistik .Jakarta:PT. Gramedia

Djojodiharjo,Harijono.1987.Termodinamika Teknik Aplikasi danTermodinamika


Statistik .Jakarta:PT. Gramedia

Keenan, Charles W.1990.Kimia Untuk universitas.Jilid I,Ed:6.Jakarta:Erlangga

Labchem. 2020. Matery Safety Data Sheet Barium Chloride. [Serial Online]
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC11560.pdf (Diakses pada 12
Desember 2020)

Labchem. 2020. Matery Safety Data Sheet Na2SO4. . [Serial Online]


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC24880.pdf (Diakses pada 12
Desember 2020)

Labchem. 2020. Matery Safety Data Sheet NaHCO3. . [Serial Online]


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC11560.pdf (Diakses pada 12
Desember 2020)

Reza, G.A. 2014. Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 Stoikiometri Reaksi.

Wolke, 2003. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Jakarta
:Gramedia. Vol.1 (1) : 613-615

Yustita, V. 2014. Laporan Stokiometri. Jakarta

Yusuf.2011.Stoikiometri.Jakarta:PT.Gramedia
Zahra. 2012. Stokiometri.

LAMPIRAN

Memasukkan 10 mL larutan BaCl2 2M dan 5 mL Na2SO4 ke dalam gelas kimia


50mL

Menambahkan 5 mL Na2SO4 kedalam gelas kimia yang berisi BaCl2

Mengaduk perlahan dengan spatula sampai terbentuk endapan


Mengeringkan kertas saring kke dalam oven selama 5 menit sebelum digunakan

Mengeringkan kertas saring berisi padatan di dalam oven selama 15 menit

Menimbang padatan dan menentukkan massa

Menimbang cawan porselen terlebih dahulu


Memanaskan 2,5 gram NaHCO3 dalam cawan tersebut selama 12 menit

Memanaskan sekali lagi cawan beserta isinya selama 10 menit

Menimbang cawan beserta isinya

Anda mungkin juga menyukai