Anda di halaman 1dari 25

lOMoARcPSD|17135051

Laporan PERBANDINGAN JUMLAH MOL ZAT-ZAT YANG


TERLIBAT DALAM REAKSI
Kimia Dasar II (Universitas Jember)

StuDocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)
lOMoARcPSD|17135051

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERBANDINGAN JUMLAH MOL ZAT-ZAT YANG


TERLIBAT DALAM REAKSI

Oleh:

Nama : Diaz Syafril Dwi Anggi

NIM : 211810201080

Kelas/Kelompok : E/8

Asisten : Risa Anggraini

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2021

I. Judul : Perbandingan Jumlah Mol Zat-Zat yang Terlibat dalam Reaksi


II. Tujuan
2.1 Menggunakan konsep mol untuk menyatakan hubungan jumlah mol
antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi
2.2 Menentukan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam
reaksi penguraian soda kue berdasarkan beratnya.
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Barium Klorida 2 M (BaCl2 2 M)
Barium klorida atau bahan yang memiliki nama kimia BaCl2
merupakan bahan kimia yang mempunyai sifat fisik berbentuk padat
seperti bubuk kristal, berwarna putih dan tidak memiliki bau. Barium
klorida memiliki berat molekul sebesar 244,28 g/mol. titik didih yang
dimiliki bahan ini adalah sebesar 1560 oC dan titik leburnya sebesar 963
o
C. Barium klorida memiliki pH sebesar 5-8 dan dentitas yang dimiliki
yaitu 3100 kg/m3. Efek yang ditimbulkan bila barium klorida terkena
mata adalah kemerahan pada jaringan mata. Pertolongan pertama yang
dapat dilakuakan ketika bahan terkena mata adalah bilas mata dengan
air yang banyak dan lepaskan lensa kontak mata kemudian lanjutkan
membilas dengan air bersih. Efek yang ditimbulkan bila bahan terkena
kulit adalah terjadinya iritasi ringan. Pertolongan pertama yang dapat
dilakukan ketika bahan terkena kulit yaitu dengan menanggalkan semua
pakaian yang terkontaminasi dan membilas bagian kulit yang terkena
barium klorida dengan air yang mengalir. Barium klorida bila terhirup

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

dapat menyebabkan batuk hingga radang tenggorokan. Pertolongan


pertama yang dapat dilakukan ketika bahan terhirup adalah dengan
segera memberikan udara segar keapda korban. Efek yang ditimbulkan
bahan ini bila tertelan adalah dapat menyebabkan mual, muntah, sakit
perut hingga gangguan detak jantung. Pertolongan pertama yang dapat
dilakukan adalah bilas mulut dengan air dan jangan beriminum, jika
korban masih dalam keadaan sadar segera rangsang untuk muntah
dengan memberikan larutan garam 0,9%. Resiko-resiko tersebut dapat
dihindari dengan memakai masker, pelindung wajah, sarung tangan
pelidung, kacamata pelindung dan jas laboratorium (Labchem, 2020).
3.1.2 Natrium Sulfat 2 M (Na2SO4 2 M)
Natrium sulfat atau yang memiliki nama kimia Na2SO4
merupakan bahan kimia organic yang memiliki sifat fisik berbentuk
padat seperti krital padat atau bubuk kristal, berwarna putih dan tidak
berbau. Natrium sulfat ini memiliki rasa seperti pahit dan memiliki
berat molekul sebesar142,04 g/mol serta memiliki pH sebesar 5,2 – 9,2.
Natrium sulfat memiliki titik didih sebesar 1100 oC dan titik leburnya
sekitar 888 oC. Bahan ini termasuk katergori bahan yang beracun bagi
kehidupan air. Natrium sulfat apabila terkena kulit dapat menyebabkan
iritasi yang bersifat ringan. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan
adalah dengan segera melepas pakaian yang terkontaminasi dengan
bahan dan mencucu kulit denngan air yang mengalir. Efek yang
ditimbulkan bila natrium sulfat terkena mata dapat menyebabkan iritasi
mata. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan ktika bahan terkena
mata adalah dengans egera membilas mata dengan air mengalir dan
lepas kontak mata. Efek yang dapat ditimbulkan ketika bahan terhirup
adalah batuk hingga sesak nafas. Pertolongan pertama yang dapat
dilakuakan adalah segera cari udara segar untuk korban dan biarkan
berstirahat sebentar. Natrium sulfat ini bila tertelan dapat menyebabkan
mual dan muntah. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah
segera bilas mulut dengan air mengalir dan jangan paksa untuk muntah.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Resiko-resiko tersebut dapat dihindari dengan memakai peralatan


keselamatan kerja seperti memakai masker, kacamata pelindung,
sarung tangan pelindung dan pakaian pelidung (Labchem, 2020).
3.1.3 Soda Kue (Kristal NaHCO3)
Soda kue atau yang memiiki nama kimia Natrium Bikarbonat
(NaHCO3) merupakan bahan kimia organic yang mimiliki sifat fisik
berbentuk padat seperti serbuk, berwarna putih dan tidak berbau. Soda
kue ini memiliki massa molekul sebesar 84,01 g/mol dan pH sebesar
kurang lebih 8,6. Bahan ini memiliki titik lebur 270 oC dan densitasnya
2,22 g/cm3 pada 20 oC serta suhu penguraiannya kurang dari 50 oC.
bahan ini apabila terkena kulit dapat menimbulkan iritasi ringa.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila bahan terkena kulit
adalah dengan segera bilas kulit yang terkena bahan dan tanggalkan
pakaian yang terkontaminasi. soda kue atau baking soda ini apabila
terkena mata dapat menyebabkan iritasi mata yang bersifat ringan.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan segea
membilas mata dengan air mengalir dan lepas kontak mata kemudian
lanjutkan membilas mata dengan air mengalir. resiko yang dapat
ditimbukan ketika baking soda terhirup adalah iritasi mukosa ringan.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila baking soda terhirup
adalah segera cari udara segar. Resiko yang dapat ditimbulkan apabila
bahan tertelan adalah dapat menyebabkan mual dan muntah.
Pertolongan pertama yang dapdat dilakukan apabila bahan tertelan
adalah segera beri korban minum dengan paling banyak dua gelas.
Resiko- resiko tersebut dapat dihindari dengan memakai peralatan
keselatan laboratorium seperti memakai masker, kacamata pelindung,
sarung tangan pelindung dan jas laboratorium serta masker (labchem,
2020).
3.2 Tinjauan Pustaka
Hubungan antara jumlah zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia
dapat dilihat dari koefisien reaksi dari persamaan kimianya. Dalam suatu

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

reaksi kimia, bahwa perbandingan jumlah mol yang bereaksi sangat


menentukan jumlah mol hasil reaksi (Lindra,2016).
3.2.1 Konsep Mol
Dalam kimia hampir semua persoalan kimia menggunakan
konsep mol. Mol adalah satuan pengukuran pada system satuan
internasional (SI) untu jumlah zat (Michael, 2006).
Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung partikel-partikel
elementer, sebanyak jumlah atom yang terdapat dalam 0,012 kg atau
setara dengan 12 gram (karbon-12) dalam keadaan tidak terikat, diam,
dan dalam keadaan dasarnya (ground state) (Michael,2006).
Jumlah partikel (atom, molekul, ion) yang terdapat dalam 0,012
kg atau setara dengan 12 gram karbon-12 dikenal sebagai tetapan
Avogadro (the avogadro constant), dengan lambang L dan jumlah
partikel itu ditentukan secara aksperimen. Harga tetapan Avogadro
yang telah diterima adalah sebesar 6,022 x 1023 partikel mol-1
(Michael,2006).
a. Hubungan Mol Dengan Jumlah Partikel
Jumlah partikel dalam 1 mol adalah 6,02 x 1023 (tetapan Avogadro)
dan dinyatakan dengan L. Sehingga dapat dirumuskan :
1 mol zat =L
= 6,022x1023 partikel (Ben,2019)
b. Hubungan Mol Dengan Massa
Massa molar (mm) menyatakan massa (gram) untuk setiap 1 mol zat,
sehingga satuannya adalah gram mol-1 (Ardra, 2007). Untuk
senyawa dengan rumus molekul tertentu, massa molar = massa
molekul relative dengan satuan gram mol-1. Untuk unsur
monoatomic massa molar massa atom relative dengan satuan gram
mol-1. Dapat dinyatakansebagai berikut :
Massa molar (mm) = Ar atau Mr
Dengan demikian, diperoleh hubungan sebagai berikut :

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

þÿĀĀÿ (�㕔ÿÿþ)
Mol = �㕔�㕟�㕎þ
þÿĀĀÿ þĀýÿÿ ( )
þ�㕜ý

þÿĀĀÿ (�㕔ÿÿþ)
Mol = �㔴�㕟 �㕔�㕟�㕎þ (Ben, 2019)
( )
�㕀�㕟 þ�㕜ý

c. Hubungan Mol dengan Volume


Volume molar gas (Vm) adalah volume 1 mol gas pada suhu dan
tekanan tertentu (Ardra,2007).
Keadaan Standar
Pada kondisi STP (Standart Temperature and Pressure) dimana suhu
0derajat celcius atau 273 K dan tekanan 1 atm (76 cmHg) berlaku :
Volume 1 mol gas = 22,4 liter (22,4 dm3) (Ben,2019).
Keadaan ruang
Pada kondisi RTP (Room Temperature and Pressure) dimana suhu 25
derajat celcius atau 298 K dan tekanan 1 atm (76 cmHg) berlaku :
Volume 1 mol gas = 24 liter (24 dm3) (Ben,2019).
Keadaan tidak standar
Berlaku persamaan gas ideal untuk gas dalam setiap keadaan :
PV = nRT.
dengan :
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (dm3 atau liter)n = mol gas (mol)
R = tetapan gas (liter.atm/K.mol) = 0,08205T = suhu absolut (K) = C.
+ 273 (Ben,2019)
Keadaan yang mengacu pada keadaan gas lain Pada keadaan ini
berlaku :
ÿ �㕔ÿĀ ý ăĀýĂþ�㕒 �㕔ÿĀ ý
= (Ben, 2019)
ÿ �㕔ÿĀ þ ăĀýĂþ�㕒 �㕔ÿĀ þ

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

d. Hukum Boyle
Hukum boyle dicetuskan oleh ilmuwan asal inggris pada tahun 1662,
mengacu kepada hasil eksperimennya yang berhasil mengemukakan
hukum gas pertama ini (Michael,2006). Dimana, hukum boyle ini
merupakan hukum yang menjelaskan bagaimana kaitannya antara
tekanan dan volume suatu gas. Pada hukum boyle tercetuslah mengenai
teori tekanan gas pada ruang tertutup yang disimpulkan <bahwa hasil
kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup akan selalu tetap jika
suhu tidak berubah=. Adapun hukum boyle ini memiliki persamaan
sebagai berikut :
Pa. Va = Pb. Vb 3.5
dengan :
Pa = tekanan udara awal
Pb = tekanan udara akhir Va = volume udara awalVb = volume udara
akhir (Ben,2019).
e. Hukum Boyle – Gay Lussac
Hukum gabungan ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut
�㕃�㕉
�㕇
Karena perkalian tekanan- volume dibagi temperature adalah tetap pada
kondisi apapun, maka untuk keadaan gas yang berbeda juga berharga
tetap (Ben,2019). Sehingaa ada hubungan antara kedua keadaan gas
yang kondisinya berbeda menghasilkan persamaan keadaan gas yaitu :
�㕃ÿ�㕉ÿ �㕃Ā�㕉Ā
=
�㕇ÿ �㕇Ā
Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan salah satu
variable gas pada keadaan yang berbeda, dengan syarat semua variable
gas yang lain diketahui (Ben,2019).
3.2.2 Pereaksi Pembatas
Zat-zat yang habis terlebih dahulu dalam suatu reaksi kimia disebut
pereaksi pembatas (Valerie,2019). Hal ini disebabkan zat-zat yang

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

akan diireaksikan tidak sesuai dengan perbandingan koefisien


reaksinya, sehingga reakan tertentu habis terlebih dahulu, sementara
reaktan yang lain masih tersisa. Cara menentukan pereaksi pembatas
:
1. Persamaan kimia yang terjadi telah setarakan
2. Konversikan semua reaktan ke dalam mol (massa zat dibagi
dengan Ar atau Mr)
3. Bagilah jumlah mol masing-masing zat pereaksi dengan
koefisiennya
4. Pereaksi yang hasil pembagiannya paling kecil merupakan
pereaksi pembatas.
Dengan adanya salah satu pereaksi yang habis terlebih dahulu, maka
jumlah produk yang dihasilkan tergantung pada banyaknya zat yang
habis terlebih dahulu (Valerie,2019).
3.2.3 Massa Atom Relative Dan Massa Molekul Relatif
a. Massa Atom Relative (Ar)
Massa atom relative (Ar) adalah perbandingan massa 1 atom
tertentu dengan massa 1 atom standar. Satuan massa untuk massa
atom standar adalah satuan massa atom (sma) (Ardra, 2007).Mulai
tahun 1960, yang ditetapkan sebagai standar adalah karbon-12
atau C-12 dengan massa = 12 sma, sehingga :
ÿÿĀĀÿ 1 ÿāāÿ �㕋
ýÿ �㕋 =
1
ÿÿĀĀÿ 1 ÿāāÿ ā 2 12
12
ÿÿĀĀÿ 1 ÿāāÿ �㕋
=
1
(12 Āÿÿ)
12
ÿÿĀĀÿ 1 ÿāāÿ �㕋
=
1 Āÿÿ
Di alam, suatu unsur bisa didapatkan dalam 2 jenis atau lebih
isotop. Oleh karena itu, kita dapat menentukan massa atom
relatifnya dengan rumus :

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

%ý�㕒þÿÿĂÿ/ÿĀ �㕋1. ýÿ �㕋1 + %ý�㕒þÿÿĂÿ/ÿĀ �㕋2. ýÿ �㕋2


ýÿ �㕋 =
100%
(Ben, 2019)

b. Massa Molekul Relative (Mr)


Massa molekul relative (Mr) adalah perbandingan massa molekul
dengan massa atom standar (Michael, 2006). Massa molekul
relative disebut juga bobot molekul suatu senyawa, yaitu massa
satu molekul senyawa tersebut dibagi dengan massa satu atom
isotope karbon 12.
ÿÿĀĀÿ 1 ÿāþ�㕒ýĂþ Ā�㕒Āÿÿýÿ ýþ
�㕀ÿ Ā�㕒Āÿÿýÿ ýþ =
1
ÿÿĀĀÿ 1 ÿāāÿ ā 2 12
12
Karena molekul adalah gabungan dari atom-atom maka
Mr = ∑ ýÿ dari semua atom penyusun suatu molekul
(Michael,2006).
3.2.4 Rumus Molekul dan Rumus Empiris
a. Rumus Molekul
Rumus molekul merupakan rumus sebenarnya dalam suatu
senyawa (Ardra,2007). Dalam istilah lain perbandingan antar
atom sebenarnya dalam suatu senyawa. Dapat dirumuskan :
Rumus molekul = (mol zat A : mol zat B : mol zat C)n
Dengan n sebagai :
Mr rumus molekul = n. Mr rumus empiris
Mr rumus molekul = n (mol zat A. Ar zat A : mol zat B. Ar zat B
: mol zat C. Ar zat C) (Ben,2019)
b. Rumus Empiris
Rumus empiris merupakan rumus paling sederhana dalam suatu
senyawa (Ardra,2007). Dalam istilah lain perbandingan antar
atom paling sederhana dalam suatu senyawa. Dikarenakan untuk
mencari perbandingan antar atom paling sederhana maka terlebih

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

dahulu diketahui massa atau persentase massa dalam senyawa.


Dapat dirumuskan seperti berikut :
Rumus empiris = mol zat A : mol zat B : mol zat C
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Cawan porselin
- Pemanas (spiritus atau Bunsen)
- Gelas Kimia 50 mL
- Spatula

4.1.2 Bahan
- Soda Kue (Kristal NaHCO3)
- Barium Klorida 2 M (BaCl2 2 M)
- Natrium Sulfat 2 M (Na2SO4 2 M)
4.2 Diagram Alir
4.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)

Barium klorida
dan Natrium sulfat
- Dimasukkan 10 ml larutan BaCl2 2 M kedalam
gelas kimia 50 ml dan ditambah 5 ml natrium
sulfat 2 M
- Diaduk perlahan dengan spatula sampai
terbentuk endapan
- Dikeringkan kertas saring dengan oven selama 5
menit
- Didiamkan sebentar dan ditimbang kertas saring
tersebut

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

- Disaring padatan menggunakan kertas saring


- Dikeringkan dalam oven selama 15menit
- Ditimbang dan ditentukan massa padatan yang
diperoleh
- Diulang perlakuan dengan merubah volume

Hasil

4.2.2 Reaksi penguraian soda kue

Soda Kue
- Ditimbang cawan porselin untuk ditentukan
massanya
- Ditimbang 2,5 sampai 3 gr NaHCO3
menggunakan cawan
- Dicatat massa tepatnya dalam tabel pengamatan
- Dipanaskan dalam cawan tersebut selama
kurang lebih 12 menit
- Diangat cawan dan didiamkan sampai dingin
- Ditimbang cawan porselin beserta isinya dan
ditentukan massa Na2CO3 yang dihasilkan
- Dipanaskan sekali lagi dalam cawan yang berisi
analit selama 10 menit
- Diangkat cawan dan didiamkan sampai dingin

Hasil
4.3 Prosedur Kerja
4.3.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
Dimasukkan Barium klorida 2M ke dalam gelas kimia 50 ml
sebanyak 10 ml, kemudian natrium sulfat ditambahkan
sebanyak 5 ml. Diaduk campuran tersebut menggunakan spatula

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

sampai terbentuk endapan. Disiapkan kertas saring dan


kemudian dikeringkan selama 5 menit menggunakan oven.
Didiamkan kertas saring yang telah dioven hingga dingin dan
ditimbang massanya. Disaring Padatan yang terbentuk
menggunakan kertas saring dan dikeringkan menggunakan oven
selama 15 menit. Ditimbang padatan yang telah dikeringkan
selanjutnya ditentukan massanya.
4.3.2 Reaksi penguraian soda kue
Ditimbang cawan porselin untuk mengetahui massanya.
Soda kue sebanyak 2,5 sampai 3 gram ditimbang menggunakan
cawan porselin yang telah dientukan massanya dan massa
tepatnya dicatat didalam tabel pengamatan. Dipanaskan cawan
porselin yang berisi soda kue selama kurang lebih 12 menit
kemudian cawan diangkat dan didiamkan sampai cawan
menjadi dingin. Ditimbang cawan porselin beserta isinya dan
ditentukan massa Na2CO3 yang dihasilkan setelah dingin.
Dipanaskan lagi Cawan yang berisi analit selama 10 menit.
Setelah dilakukan pemanasan cawan kemudian diangkat dan
didiamkan sampai cawan menjadi dingin dan massanya
selanjutnya ditimbang.
V. Data dan Perhitungan
5.1 Data
5.1.1 Reaksi pembentukan BaSO4
Volume BaSO4 2M = 10 mL
5 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring 1 = 1,10 gram
Massa kertas saring + sampel (5 mL Na2SO4) = 2,13 gram

10 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring 2 = 1,10 gram
Massa kertas saring + sampel (10 mL Na2SO4) = 3 gram

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

15 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring = 1,10 gram
Massa kertas saring + sampel (15 mL Na2SO4) = 3,19 gram
5.1.2 Reaksi Penguraian Soda Kue
Massa cawan + NaHCO3 = 34,67 gram
Massa cawan (kosong) = 31,67 gram
Massa NaHCO3 = 3 gram
Massa cawan + padatan = 33,59 gram
Massa cawan + padatan (pemanasan kedua) = 33,58 gram
5.2 Perhitungan
5.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
Volume BaCl2 2M = 10mL = 0,01 L
Mol BaCl2 = M x V
= 2M x 0,01 L
= 0,02 mol

Massa BaCl2
Massa BaCl2 = n x Mr
= 0,02 mol x 208 g/mol
= 4,16 gram
Reaksi saat penambahan Na2SO4 5Ml
Volume Na2SO4 = 5mL = 0,005 L
Mol Na2SO4 = M x V
= 2M x 0,005 L
= 0,01 mol
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)
m 0,02 mol 0,01 mol - -
r 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol
s 0,01 mol - 0,01 mol 0,02 mol
Reaksi pembatas = Na2SO4

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Pereaksi sisa = BaCl2


Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4
= 0,01 mol x 233 g/mol
= 2,33 gram
Massa endapan yang diperoleh
BaSO4 = massa total – massa kertas saring
= 2,13 – 1,10
= 1,03 gram
Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa
endapan teori
Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori
= 1,03 gram : 2,33 gram
þÿĀĀÿ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ BaSO4
%yield = þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖 BaSO4
þ 100%
1,03
=
2,33
× 100%

= 44,2%
þ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ−þ ā�㕒Āÿ�㕖
% Kesalahan = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
1,03−2,33
= × 100%
2,33

= -55,7%
Reaksi saat penambahan Na2SO4 10mL
Volume Na2SO4 = 10 mL = 0,01 L
Mol Na2SO4 = M x V
= 2M x 0,01 L
= 0,02 mol
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)
m 0,02 mol 0,02 mol - -
r 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol 0, 04 mol
s - - 0,02 mol 0,04 mol
Reaksi pembatas = Na2SO4 atau BaCl2
Pereaksi sisa = tidak ada pereaksi sisa

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4


= 0,02 x 233
= 4,66 gram
Massa endapan yang diperoleh
BaSO4 = massa total – massa kertas saring
= 3 – 1,10
= 1,9 gram
Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa
endapan teori
Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori
= 1,9 gram : 4,66 gram
þÿĀĀÿ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ BaSO4
%yield = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖 BaSO4
1,9
= × 100%
4,66

= 40,7%
þ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ−þ ā�㕒Āÿ�㕖
% Kesalahan = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
1,9−4,66
=
4,66
× 100%

= -59,2%
Reaksi saat penambahan Na2SO4 15 mL
Volume Na2SO4 = 15 mL = 0,015 L
Mol Na2SO4 = M x V
= 2 x 0,015
= 0,03 mol
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)
m 0,02 mol 0,03 mol - -
r 0,02 mol 0,02 mol 0,02mol 0,04 mol
s - 0,01mol 0,02 mol 0,04. mol
Reaksi pembatas = BaCl2
Pereaksi sisa = Na2SO4
Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

= 0,02 x 233
= 4,66 gram
Massa endapan yang diperoleh
BaSO4 = massa total – massa kertas saring
= 3,19 – 1,10
= 2,09 gram
Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa
endapan teori
Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori
= 2,09 gram : 4,66gram
þÿĀĀÿ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ BaSO4
%yield = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖 BaSO4
2,09
=
4,66
þ 100%

= 44,8%
þ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ−þ ā�㕒Āÿ�㕖
% Kesalahan = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
2,09−4,66
= þ 100%
4,66

=-55,1%
5.2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue
Massa NaHCO3 = 3 gram
þÿĀĀÿ
Mol NaHCO3 =
�㕀ÿ
3
=
84

= 0,035 mol
Reaksi penguraian soda kue
2NaHCO3 (s) → Na2CO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)
m 0,035 mol - - -
r 0,035 mol 0,0175 mol 0,0175 mol 0,0175 mol
s - 0,0175 mol 0,0175 mol 0,0175 mol
Jadi mol Na2CO3 adalah 0,0175 mol
Massa teoritis Na2CO3 = mol x Mr
= 0,0175 x 106

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

= 1,855 gram
Massa H2O = mol x Mr
= 0,0175 x 18
= 0,315 gram
Massa Na2CO3 pemanasan pertama = massa total – massa cawan
porselin
= 33,59 – 31,67
= 1,92 gram
þÿĀĀÿ
Mol Na2CO3 =
�㕀ÿ
1,92
=
106

= 0,0181 mol
Perbandingan mol NaHCO3 dan mol Na2CO3 pemanasan
pertama
Mol NaHCO3 : mol Na2CO3
0,035 mol : 0,0181 mol
þÿĀĀÿ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ
%yield =
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
þ 100%
1,92
= x 100%
1,855

= 103,5%
þ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ−þ ā�㕒Āÿ�㕖
% Kesalahan = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
1,92−1,855
= x 100%
1,855

= 3,5%
Massa Na2CO3 pemanasan kedua = massa total – massa cawan
porselin
= 33,58 – 31,67
= 1,91 gram
þÿĀĀÿ
Mol Na2CO3 pemanasan kedua =
�㕀ÿ
1,91
=
106

= 0,0180 mol

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Perbandingan mol NaHCO3 dan mol Na2CO3 pemanasan kedua


Mol NaHCO3 : mol Na2CO3
= 0,035 : 0,0181
þÿĀĀÿ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ
%yield = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
1,91
= þ 100%
1,855

= 102,9%
þ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ−þ ā�㕒Āÿ�㕖
% Kesalahan =
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
þ 100%
1,91−1,855
= þ 100%
1,855

= 2,9%

VI. Hasil dan pembahasan


6.1 Hasil
6.1.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat
Persamaan Reaksi Massa Volume Massa
BaCl2 Na2SO4 BaSO4
Na2SO4(aq) + BaCl2(aq) 5 ml 1,03
gram
→2NaCL(s) + BaSO4(aq) 10 ml 10 ml 1,9 gram
15 ml 2,93

6.1.2 Reaksi Penguraian Soda Kue


Persamaan Reaksi Massa Massa Massa
NaHCO3 Na2CO3 Na2CO3
2NaHCO3(s) ⇆ 3 gram 1,92 gram 1,91 gram
Na2CO3(s)+CO2+H2O

6.1 Pembahasan
Praktikum kali ini, kita mempelajari tentang perbandingan jumlah mol
zat- zat yang terlibat dalam reaksi. Hubungan antara jumlah zat-zat yang

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

terlibat dalam suatu reaksi kimia dapat dilihat dari koefisien reaksi dari
persamaan kimianya. Jumlah mol yang sama dari sembarang zat mengandung
jumlah molekul atau jumlah atom yang sama, maka koefisien reaksi juga
menyatakan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Percobaan pertama adalah reaksi pembentukan BaSO4.
Percobaan pembentukan BaSO4 diperoleh dengan mereaksikan BaCl2
2M dengan Na2SO4 2M. Volume Na2SO4 diubah-ubah dengan mengulangi
perlakuan yang sama, masing-masing yaitu 5ml, 10ml, dan 15ml. Langkah
selanjutnya setelah pencampuran BaCl2 2M dengan Na2SO4 2M dengan
diaduk perlahan hingga tercampur rata. Pencampuran BaCl2 2M dengan
Na2SO4 2M terbentuk endapan berwarna putih. Hasil endapan menunjukkan
telah terjadinya suatu reaksi kimia diantara kedua larutan tersebut sehingga
terbentuklah suatu endapan berwarna putih sebagai hasil reaksi.
Endapan putih tersebut kemudian disaring menggunakan kertas saring
yang sudah dikeringkan dalam oven selama 5 menit. Kertas saring didiamkan
sebentar dan ditimbang sebelum digunakan untuk menyaring padatan.
Pengeringan kertas saring dalam oven bertujuan untuk mengurangi massa
kertas saring dan dengan adanya kenaikan suhu dari kertas saring kelarutan
endapan akan bertambah besar. Kertas saring sendiri berfungsi untuk
memisahkan antara cairan dengan partikel suspense atau memisahkan antara
padatan dengan zat terlarut.
Penyaringan dilakukan dengan menggunakan kertas saring yang
diletakkan diatas corong untuk menyaring padatan ditunggu hingga tidak ada
cairan yang tersisa. Penyaringan yang dilakukan adalah penyaringan filtrasi
dengan menyaring molekul-molekul padatan yang tercampur dalam suatu
larutan. Hasil padatan yang telah disaring tersebut dikeringkan dalam oven
selama 15 menit. Pengeringan dalam oven ini bertujuan untuk mengurangi
atau menghilangkan kadar air yang masih terdapat pada padatan yang telah
disaring tadi.
Padatan pada kertas saring yang telah dikeringkan dalam oven kemudian
ditimbang untuk mengetahui massa akhir padatan yang diperoleh. Perlakuan

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

yang sama dilakukan pada perubahan masing-masing volume pada Na2SO4.


Berdasarkan data hasil percobaan reaksi pembentukan BaSO4 diatas massa
kertas saring bersih yaitu 1,10 g. Massa kertas saring dengan padatan yaitu
2,13 gram sehingga dapat diperoleh berat bersih padatannya yaitu 1,03 g
untuk percobaan menggunakan volume 5 ml Na2SO4. Percobaan dengan
volume 10 ml Na2SO4 diperoleh berat kertas saring 1,10 g dan berat bersih
padatan adalah 3 gram. Persamaan reaksi dari percobaan reaksi pembentukan
BaSO4 yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) + 2NaCl(aq)

Endapan yang dihasilkan dari penambahan volume Na2SO4 dapat


diketahi bahwa semakin banyak volume larutan Na2SO4 yang ditambahkan
pada pencampuran dengan larutan BaCl2 yang volumenya tetap, semakin
banyak juga massa endapan yang terbentuk.
Percobaan kedua pada praktikum perbandingan jumlah mol zat-zat
yangterlibat dalam reaksi adalah reaksi penguraian soda kue (NaHCO3).
Percobaan penguraian soda kue dilakukan dengan menimbang cawan
porselin yang akan digunakan terlebih dahulu untuk menentukan
massanya. Massa dari cawan porselin yang diperoleh adalah 31,67 g.
NaHCO3 sebanyak 3 gram ditambahkan pada cawan porselin dan
ditimbang kembali.
NaHCO3 dalam cawan porselin tersebut dipanaskan selama 12
menit. Cawan kemudian diangkat dan didiamkan hingga dingin. Cawan
didinginkan bertujuan agar suhunya menyamai suhu neraca sebelum
ditimbang karena perbedaan suhu yang terlelu besar dapat menyebabkan
kerusakan neraca ataupun tingkat ketelitiannya akibat adanya arus
konveksi udara. Massa yang diperoleh dari penimbangan tersebut yaitu
33,59 g. cawan porselin dengan NaHCO3 yang sudah ditimbang
dipanaskan kembali selama 10 menit dengan diaduk sehingga
pemanasannya merata. Cawan porselin didiamkan hingga dngin dan
ditimbang kembali sehingga diperoleh massa pemanasan kedua yaitu

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

sebesar 33,58 g.
Pemanasan dilakukan bertujuan agar NaHCO3 dapat terurau
menjadi Na2CO3, CO2, dan H2O (air) sehingga larutan dapat diamati
perubahannya. Pemanasan juga memiliki fungsi lainnya yaitu untuk
mempercepat proses reaksi kimia, memperbesar hasil kali ion ion, serta
memperkecil nilai kspnya. Proses pemansan juga dapat merestruksikan
zat-zat yang sudah berbentuk endapan agar padatan kristal lebih jelas.
Pemanasan ini juga memisahkan antara campuran agar mudah untuk
diamati. Pemanasan dilakukan sebanyak dua kali dengan tujuan agar
reaksi penguraian yang diperoleh semakin sempurna. Cawan porselin
didiamkan hingga dngin dan ditimbang kembali sehingga diperoleh massa
pemanasan kedua yaitu sebesar 33,58 g.
Data yang diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan untuk
perbandingan mol NaHCO3 dengan mol Na2CO3 pada pemanasan
pertama dan kedua yakni sebagai berikut:
Pemanasan 1 = mol NaHCO3 : mol Na2CO3

2 : 1

Pemanasan 2 = mol NaHCO3 : mol Na2CO3

3 : 1

Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan diketahui bahwa


semakin tinggi suhu suatu senyawa maka massa yang dihasilkan senyawa
tersebut semakin berkurang karena terjadi peguapan air. Perhitungan
secara teori pada reaksi penguraian yaitu dengan membandingkan mol
pereaksi dengan mol yang sudah terurai menjadi Na2 CO3 , CO2, dan H 2
O . Perbandingan jumlah mol antar senyawa tersebut didasarkan pada
koefisein senyawa pada reaksi penguraian.Reaksi penguraian Soda Kue
dapat dilihat dengan persamaan Reaksi seperti berikut :
2NaHCO3(s) Na2CO3(aq) + CO2(s) + H2O(s) (6.2)

Massa Na2CO3 secara teori yaitu sebesar 1,59 g sedangkan massa H2O

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

secara teori adalah 0,27 g. Persen kesalahan pada reaksi pertama


pembentukan BaSO4 yaitu -55,7%, reaksi kedua sebesar -59,2%, dan
reaksi ketiga sebesar -55,1%. Persen kesalahan pada reaksi penguraian
soda kue adalah pada pemanasan pertama sebesar 3,5% dan pemanasan
kedua sebesar 2,9%. Nilai negatif dalam perhitungan disebabkannya
karena nilai massa teoritis lebih besar dibandingkan massa percobaan.
Penguraian soda kue ( NaHCO3 ) dengan cara dipanaskan akan
menghasilkan senyawa yang berbeda dan terjadi penguapan. Terjadinya
penguapan pada senyawa karbondioksida dan air dalam fase gas.
Perbandingan mol yang terdapat pada penguraian praktikum kali ini yaitu
juga didasari hukum Proust yang menyatakan perbandingan tetapnya.
Mol yang beraksi akan dapat dicari massa akhirnya dengan cara
membandingkan mol yang ada dengan koefisien reaksinya. Perbandingan
mol-mol tersebut akan menghasilkan massa yang hampir sama dengan
massa percobaan, sehingga didapatkan masa teoritis yang sesuai.

7 Kesimpulan

Kesimpulan dari dilakukannya praktikum kali tentang


perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi adalah
sebagai berikut:

1. Pada praktikum perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam


reaksi menggunakan konsep mol untuk menyatakan hubungan
jumlah mol antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi yang dapat
dilakukan dengan reaksi pembentukan barium sulfat (BaSO4),
didapat persamaan reaksi dari praktikum yaitu sebagai berikut:
Na2SO4 + BaCl2 => 2NaCl + BaSO4

2. Menentukan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam


reaksi penguraian soda kue berdasarkan beratnya. Maka berdasarkan
hasil praktikum NaHCO3 atau soda kue jika dipanaskan akan terurai
menjadi Na2CO3, air dan gas CO2, sesuai dengan persamaan kimia:

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

2NaHCO3 Na2CO3 + H2O + CO2

Perbandingan mol berdasarkan hasil pemanasan pertama Mol


NaHCO3 : mol Na2CO3 = 0,035 mol : 0,0181 mol = 1 : 5 Perbandingan
mol berdasarkan hasil pemanasan kedua

Mol NaHCO3 : mol Na2CO3 = 0,035 mol : 0,0181 mol = 2 = 1: 5


3. Endapan yang dihasilkan dari penambahan volume Na2SO4 dapat
diketahi bahwa semakin banyak volume larutan Na2SO4 yang
ditambahkan pada pencampuran dengan larutan BaCl2 yang
volumenya tetap, semakin banyak juga massa endapan yang
terbentuk. Semakin tinggi suhu suatu senyawa maka massa yang
dihasilkan senyawa tersebut semakin berkurang.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

DAFTAR PUSTAKA

Ardra. 2007. Konsep Mol. Bandung : Grafindo.

Lindra dan Nasari. 2016. Penentuan Perbandingan Jumlah Mol. Jurnal Kimia
Dasar.

LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Barium Chloride. [Serial Online]
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC11560.pdf/ (diakses pada
tanggal 6 November 2021)

LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Sodium Sulfate. [Serial Online]
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC24880.pdf/ (diakses pada
tanggal 6 November 2021)

LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Sodium Bicarbonate . [Serial


Online] http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC22943.pdf/ (diakses
pada tanggal 6 November 2021)

LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Oxalic Acid. [Serial Online]
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC18040.pdf/ (diakses pada
tanggal 22 Oktober 2021)

Purba dan Michael. 2006. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Sagala dan Ben. 2019. Stokiometri. Medan : Quantum Creative.

Valentie dan Ike. 2019. Pemahaman Konsep Pereaksi Pembatas Hasil Pembelajaran
Kimia Menggunakan LKS-Induktif Pada Siswa Kelas X. Jurnal Ilmiah
Kanderang Tingang 10.1 (2019): 12-26. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang,

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai