Oleh:
NIM : 211810201080
Kelas/Kelompok : E/8
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS JEMBER
2021
þÿĀĀÿ (�㕔ÿÿþ)
Mol = �㕔�㕟�㕎þ
þÿĀĀÿ þĀýÿÿ ( )
þ�㕜ý
þÿĀĀÿ (�㕔ÿÿþ)
Mol = �㔴�㕟 �㕔�㕟�㕎þ (Ben, 2019)
( )
�㕀�㕟 þ�㕜ý
d. Hukum Boyle
Hukum boyle dicetuskan oleh ilmuwan asal inggris pada tahun 1662,
mengacu kepada hasil eksperimennya yang berhasil mengemukakan
hukum gas pertama ini (Michael,2006). Dimana, hukum boyle ini
merupakan hukum yang menjelaskan bagaimana kaitannya antara
tekanan dan volume suatu gas. Pada hukum boyle tercetuslah mengenai
teori tekanan gas pada ruang tertutup yang disimpulkan <bahwa hasil
kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup akan selalu tetap jika
suhu tidak berubah=. Adapun hukum boyle ini memiliki persamaan
sebagai berikut :
Pa. Va = Pb. Vb 3.5
dengan :
Pa = tekanan udara awal
Pb = tekanan udara akhir Va = volume udara awalVb = volume udara
akhir (Ben,2019).
e. Hukum Boyle – Gay Lussac
Hukum gabungan ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut
�㕃�㕉
�㕇
Karena perkalian tekanan- volume dibagi temperature adalah tetap pada
kondisi apapun, maka untuk keadaan gas yang berbeda juga berharga
tetap (Ben,2019). Sehingaa ada hubungan antara kedua keadaan gas
yang kondisinya berbeda menghasilkan persamaan keadaan gas yaitu :
�㕃ÿ�㕉ÿ �㕃Ā�㕉Ā
=
�㕇ÿ �㕇Ā
Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan salah satu
variable gas pada keadaan yang berbeda, dengan syarat semua variable
gas yang lain diketahui (Ben,2019).
3.2.2 Pereaksi Pembatas
Zat-zat yang habis terlebih dahulu dalam suatu reaksi kimia disebut
pereaksi pembatas (Valerie,2019). Hal ini disebabkan zat-zat yang
4.1.2 Bahan
- Soda Kue (Kristal NaHCO3)
- Barium Klorida 2 M (BaCl2 2 M)
- Natrium Sulfat 2 M (Na2SO4 2 M)
4.2 Diagram Alir
4.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
Barium klorida
dan Natrium sulfat
- Dimasukkan 10 ml larutan BaCl2 2 M kedalam
gelas kimia 50 ml dan ditambah 5 ml natrium
sulfat 2 M
- Diaduk perlahan dengan spatula sampai
terbentuk endapan
- Dikeringkan kertas saring dengan oven selama 5
menit
- Didiamkan sebentar dan ditimbang kertas saring
tersebut
Hasil
Soda Kue
- Ditimbang cawan porselin untuk ditentukan
massanya
- Ditimbang 2,5 sampai 3 gr NaHCO3
menggunakan cawan
- Dicatat massa tepatnya dalam tabel pengamatan
- Dipanaskan dalam cawan tersebut selama
kurang lebih 12 menit
- Diangat cawan dan didiamkan sampai dingin
- Ditimbang cawan porselin beserta isinya dan
ditentukan massa Na2CO3 yang dihasilkan
- Dipanaskan sekali lagi dalam cawan yang berisi
analit selama 10 menit
- Diangkat cawan dan didiamkan sampai dingin
Hasil
4.3 Prosedur Kerja
4.3.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
Dimasukkan Barium klorida 2M ke dalam gelas kimia 50 ml
sebanyak 10 ml, kemudian natrium sulfat ditambahkan
sebanyak 5 ml. Diaduk campuran tersebut menggunakan spatula
10 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring 2 = 1,10 gram
Massa kertas saring + sampel (10 mL Na2SO4) = 3 gram
15 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring = 1,10 gram
Massa kertas saring + sampel (15 mL Na2SO4) = 3,19 gram
5.1.2 Reaksi Penguraian Soda Kue
Massa cawan + NaHCO3 = 34,67 gram
Massa cawan (kosong) = 31,67 gram
Massa NaHCO3 = 3 gram
Massa cawan + padatan = 33,59 gram
Massa cawan + padatan (pemanasan kedua) = 33,58 gram
5.2 Perhitungan
5.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
Volume BaCl2 2M = 10mL = 0,01 L
Mol BaCl2 = M x V
= 2M x 0,01 L
= 0,02 mol
Massa BaCl2
Massa BaCl2 = n x Mr
= 0,02 mol x 208 g/mol
= 4,16 gram
Reaksi saat penambahan Na2SO4 5Ml
Volume Na2SO4 = 5mL = 0,005 L
Mol Na2SO4 = M x V
= 2M x 0,005 L
= 0,01 mol
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)
m 0,02 mol 0,01 mol - -
r 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol
s 0,01 mol - 0,01 mol 0,02 mol
Reaksi pembatas = Na2SO4
= 44,2%
þ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ−þ ā�㕒Āÿ�㕖
% Kesalahan = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
1,03−2,33
= × 100%
2,33
= -55,7%
Reaksi saat penambahan Na2SO4 10mL
Volume Na2SO4 = 10 mL = 0,01 L
Mol Na2SO4 = M x V
= 2M x 0,01 L
= 0,02 mol
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)
m 0,02 mol 0,02 mol - -
r 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol 0, 04 mol
s - - 0,02 mol 0,04 mol
Reaksi pembatas = Na2SO4 atau BaCl2
Pereaksi sisa = tidak ada pereaksi sisa
= 40,7%
þ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ−þ ā�㕒Āÿ�㕖
% Kesalahan = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
1,9−4,66
=
4,66
× 100%
= -59,2%
Reaksi saat penambahan Na2SO4 15 mL
Volume Na2SO4 = 15 mL = 0,015 L
Mol Na2SO4 = M x V
= 2 x 0,015
= 0,03 mol
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)
m 0,02 mol 0,03 mol - -
r 0,02 mol 0,02 mol 0,02mol 0,04 mol
s - 0,01mol 0,02 mol 0,04. mol
Reaksi pembatas = BaCl2
Pereaksi sisa = Na2SO4
Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4
= 0,02 x 233
= 4,66 gram
Massa endapan yang diperoleh
BaSO4 = massa total – massa kertas saring
= 3,19 – 1,10
= 2,09 gram
Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa
endapan teori
Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori
= 2,09 gram : 4,66gram
þÿĀĀÿ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ BaSO4
%yield = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖 BaSO4
2,09
=
4,66
þ 100%
= 44,8%
þ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ−þ ā�㕒Āÿ�㕖
% Kesalahan = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
2,09−4,66
= þ 100%
4,66
=-55,1%
5.2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue
Massa NaHCO3 = 3 gram
þÿĀĀÿ
Mol NaHCO3 =
�㕀ÿ
3
=
84
= 0,035 mol
Reaksi penguraian soda kue
2NaHCO3 (s) → Na2CO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)
m 0,035 mol - - -
r 0,035 mol 0,0175 mol 0,0175 mol 0,0175 mol
s - 0,0175 mol 0,0175 mol 0,0175 mol
Jadi mol Na2CO3 adalah 0,0175 mol
Massa teoritis Na2CO3 = mol x Mr
= 0,0175 x 106
= 1,855 gram
Massa H2O = mol x Mr
= 0,0175 x 18
= 0,315 gram
Massa Na2CO3 pemanasan pertama = massa total – massa cawan
porselin
= 33,59 – 31,67
= 1,92 gram
þÿĀĀÿ
Mol Na2CO3 =
�㕀ÿ
1,92
=
106
= 0,0181 mol
Perbandingan mol NaHCO3 dan mol Na2CO3 pemanasan
pertama
Mol NaHCO3 : mol Na2CO3
0,035 mol : 0,0181 mol
þÿĀĀÿ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ
%yield =
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
þ 100%
1,92
= x 100%
1,855
= 103,5%
þ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ−þ ā�㕒Āÿ�㕖
% Kesalahan = þ 100%
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
1,92−1,855
= x 100%
1,855
= 3,5%
Massa Na2CO3 pemanasan kedua = massa total – massa cawan
porselin
= 33,58 – 31,67
= 1,91 gram
þÿĀĀÿ
Mol Na2CO3 pemanasan kedua =
�㕀ÿ
1,91
=
106
= 0,0180 mol
= 102,9%
þ Ā�㕒Ā�㕒ÿÿÿÿ�㕦ÿ−þ ā�㕒Āÿ�㕖
% Kesalahan =
þÿĀĀÿ ā�㕒Āÿ�㕖
þ 100%
1,91−1,855
= þ 100%
1,855
= 2,9%
6.1 Pembahasan
Praktikum kali ini, kita mempelajari tentang perbandingan jumlah mol
zat- zat yang terlibat dalam reaksi. Hubungan antara jumlah zat-zat yang
terlibat dalam suatu reaksi kimia dapat dilihat dari koefisien reaksi dari
persamaan kimianya. Jumlah mol yang sama dari sembarang zat mengandung
jumlah molekul atau jumlah atom yang sama, maka koefisien reaksi juga
menyatakan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Percobaan pertama adalah reaksi pembentukan BaSO4.
Percobaan pembentukan BaSO4 diperoleh dengan mereaksikan BaCl2
2M dengan Na2SO4 2M. Volume Na2SO4 diubah-ubah dengan mengulangi
perlakuan yang sama, masing-masing yaitu 5ml, 10ml, dan 15ml. Langkah
selanjutnya setelah pencampuran BaCl2 2M dengan Na2SO4 2M dengan
diaduk perlahan hingga tercampur rata. Pencampuran BaCl2 2M dengan
Na2SO4 2M terbentuk endapan berwarna putih. Hasil endapan menunjukkan
telah terjadinya suatu reaksi kimia diantara kedua larutan tersebut sehingga
terbentuklah suatu endapan berwarna putih sebagai hasil reaksi.
Endapan putih tersebut kemudian disaring menggunakan kertas saring
yang sudah dikeringkan dalam oven selama 5 menit. Kertas saring didiamkan
sebentar dan ditimbang sebelum digunakan untuk menyaring padatan.
Pengeringan kertas saring dalam oven bertujuan untuk mengurangi massa
kertas saring dan dengan adanya kenaikan suhu dari kertas saring kelarutan
endapan akan bertambah besar. Kertas saring sendiri berfungsi untuk
memisahkan antara cairan dengan partikel suspense atau memisahkan antara
padatan dengan zat terlarut.
Penyaringan dilakukan dengan menggunakan kertas saring yang
diletakkan diatas corong untuk menyaring padatan ditunggu hingga tidak ada
cairan yang tersisa. Penyaringan yang dilakukan adalah penyaringan filtrasi
dengan menyaring molekul-molekul padatan yang tercampur dalam suatu
larutan. Hasil padatan yang telah disaring tersebut dikeringkan dalam oven
selama 15 menit. Pengeringan dalam oven ini bertujuan untuk mengurangi
atau menghilangkan kadar air yang masih terdapat pada padatan yang telah
disaring tadi.
Padatan pada kertas saring yang telah dikeringkan dalam oven kemudian
ditimbang untuk mengetahui massa akhir padatan yang diperoleh. Perlakuan
sebesar 33,58 g.
Pemanasan dilakukan bertujuan agar NaHCO3 dapat terurau
menjadi Na2CO3, CO2, dan H2O (air) sehingga larutan dapat diamati
perubahannya. Pemanasan juga memiliki fungsi lainnya yaitu untuk
mempercepat proses reaksi kimia, memperbesar hasil kali ion ion, serta
memperkecil nilai kspnya. Proses pemansan juga dapat merestruksikan
zat-zat yang sudah berbentuk endapan agar padatan kristal lebih jelas.
Pemanasan ini juga memisahkan antara campuran agar mudah untuk
diamati. Pemanasan dilakukan sebanyak dua kali dengan tujuan agar
reaksi penguraian yang diperoleh semakin sempurna. Cawan porselin
didiamkan hingga dngin dan ditimbang kembali sehingga diperoleh massa
pemanasan kedua yaitu sebesar 33,58 g.
Data yang diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan untuk
perbandingan mol NaHCO3 dengan mol Na2CO3 pada pemanasan
pertama dan kedua yakni sebagai berikut:
Pemanasan 1 = mol NaHCO3 : mol Na2CO3
2 : 1
3 : 1
Massa Na2CO3 secara teori yaitu sebesar 1,59 g sedangkan massa H2O
7 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Lindra dan Nasari. 2016. Penentuan Perbandingan Jumlah Mol. Jurnal Kimia
Dasar.
LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Barium Chloride. [Serial Online]
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC11560.pdf/ (diakses pada
tanggal 6 November 2021)
LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Sodium Sulfate. [Serial Online]
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC24880.pdf/ (diakses pada
tanggal 6 November 2021)
LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Oxalic Acid. [Serial Online]
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC18040.pdf/ (diakses pada
tanggal 22 Oktober 2021)
Valentie dan Ike. 2019. Pemahaman Konsep Pereaksi Pembatas Hasil Pembelajaran
Kimia Menggunakan LKS-Induktif Pada Siswa Kelas X. Jurnal Ilmiah
Kanderang Tingang 10.1 (2019): 12-26. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang,