IKATAN KIMIA
Oleh :
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Akuades (H2O)
Akuades memiliki rumus kimia yaitu H2O. Akuades biasa disebut
sebagai air murni. Akuades memiliki sifat fisik berupa cairan dengan
memiliki pH sebesar 7, berat molekul sebesar 18 g/mol, berat jenis sebesar
0,99823 g/ml, dan kepedatan relatif sebesar 1. Titik beku air yaitu pada suhu
0oC, sedangkan untuk titik didih air yaitu pada suhu 100oC. Ciri-ciri air
yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Salah satu
fungsi dari akuades yaitu dapat digunakan untuk membersihkan kotoran
yang menempel pada alat-alat yang ada di laboratorium (Labchem, 2021).
3.2.3 Kepolaran
Ikatan polar dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan ion
maupun ikatan kovalen. Selain keelektronegatifan, terdapat beberapa faktor
lain yang menyebabkan suatu molekul bersifat polar seperti momen dipol,
momen ikatan, kation, anion, dan konfigurasi elektron. Faktor-faktor
tersebut yaitu faktor yang disebabkan karena keberadaan molekul itu
sendiri. Selain itu, ternyata keberadaan molekul tetangga dapat
menyebabkan timbulnya sifat polar. Hal ini dikemukakan melewati gaya
antarmolekul yang terjadi dalam molekul tersebut (Effendy, 2008).
4.1.2 Bahan
- Akuades
- NaCl
- CHCl3
- Pb(NO3)2
- Serbuk CaO
- HNO3
- Benzena
- Spiritus
- Asam oksalat
- Etanol
- Paku
- Asam benzoat
- MgCl2
- Petroleum eter
- NaOH 2M
- Kloroform
- Aseton
- HCl 2M
NaCl dan CHCl3 - Diambil 2 buah tabung reaksi, diberi tanda I dan II.
- Diisi tabung reaksi I dengan 1 mL Akuades dan 5
tetes larutan NaCl.
- Diisi tabung II dengan 5 tetes CHCl3
- Ditambah Pb(NO3)2 pada masing-masing tabung.
Asam Benzoat,
MgCl2, dan - Dibersihkan plate tetes dengan sabun dan air dan
Petroleum Eter dikeringkan.
- Ditempatkan satu ujung spatula asam benzoat pada
kolom pertama sebanyak 3 baris.
- Diulangi langkah kedua untuk sampel MgCl2 pada
Serbuk CaO
V. Data
Larutan NaCl : tidak berwarna
Larutan NaCl + aquadest : tidak berwarna
Larutan NaCl + aquadest + Pb(NO3)2 : tidak berwarna
Larutan CHCl3 : tidak berwarna
Larutan CHCl3 + aquadest : tidak berwarna
Larutan CHCl3 + aquadest + Pb(NO3)2 : putih keruh
Padatan Asam benzoat : serbuk putih
Asam benzoat + aquadest : tidak larut, konduktivitas 0,032 V
Asam benzoat + etanol : larut membentuk larutan putih,
konduktivitas 0,176V
Asam benzoat + aquadest + etanol : larut sebagian, larutan putih dengan sisa
padatan, konduktivitas 0,056 V.
Padatan MgCl2 : lelehan putih kekuningan
Padatan MgCl2+ aquadest : larut membentuk larutan kuning pudar,
konduktivitas 5,66 V
Padatan MgCl2+ etanol : larut membentuk larutan kuning pudar,
konduktivitas 4,54 V
Padatan MgCl2+ aquadest + etanol : larut membentuk larutan kuning pudar,
konduktivitas 5,06 V
Petroleum : larutan tidak berwarna
Petroleum + aquadest : tidak larut, konduktivitas 2,84 V
Petroleum + etanol : larut membentuk larutan tidak berwarna,
konduktivitas 3,76 V
Petroleum + aquadest + etanol : tidak larut, konduktivitas 3,76 V
Padatan CaO : serbuk putih
Padatan CaO yang dipanaskan : padatan putih yang lengket
Padatan CaO + 2 tetas CHCl3 + dipanaskan 1 : dihasilkan gelembung dan
uap
Padatan CaO + 1 tetes CHCl3 + dipanaskan 2 : dihasilkan gelembung dan
uap
Campuran + HNO3 pekat : dihasilkan banyak gelembung putih, larutan
putih keruh dengan endapan putih
Campuran + HNO3 pekat + dipanaskan : Larutan putih keruh tanpa endapan
dan tanpa gelembung
Campuran + HNO3 pekat + Pb(NO3)2 : larutan putih keruh
CaO + HNO3 pekat + Pb(NO3)2 : larutan putih
Benzena : larutan tidak berwarna
Benzena dibakar : api merah-oranye, awal terjadi ledakan dan api seketika
redup setelah ledakan
Etanol : larutan tidak berwarna
Etanol dibakar : api biru pada dasar cawan. Api stabil dan tidak meninggi,
tanpa ledakan
Aseton : larutan tidak berwarna
Aseton dibakar : api merah dengan pangkal api biru, tanpa ada ledakan,
besar api sedang tapi meninggi
Kloroform : larutan tidak berwarna
Kloroform dibakar : tidak muncul api
Kristal asam oksalat : serbuk putih
Kristal asam oksalat dipanaskan : mengeluarkan banyak asap putih, larutan
tidak berwarna
Kristal gula tebu : kristal putih kekuningan
Kristal gula tebu dipanaskan : cairan coklat lengket
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil
6.1.1 Tabel Hasil Percobaan
No. Hasil
Perlakuan
1. sebelum sesudah
a. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion
Larutan NaCl Larutan tidak
-
berwarna
Larutan NaCl + aquadest Larutan tidak
-
berwarna
Larutan NaCl + aquadest + Larutan tidak
-
Pb(NO3)2 berwarna
Larutan CHCl3 Larutan tidak
-
berwarna
Larutan CHCl3 + aquadest Larutan tidak
-
berwarna
Larutan CHCl3 + aquadest + Larutan putih keruh
-
Pb(NO3)2
2. b. Perdedaan kelarutan dan konduktivitas senyawa ionik dan kovalen
Padatan Asam benzoat Serbuk putih
Asam benzoat + aquadest Tidak larut dengan
- sisa padatan
Konduktivitas=
Asam benzoat + etanol Larut membentuk
- larutan putih
Konduktivitas=
Asam benzoat + aquadest + Larut sebagian
etanol
Larutan putih dengan
-
sisa padatan
Konduktivitas=
Padatan MgCl2 Lelehan putih-
-
kekuningan
Padatan MgCl2+ aquadest Larut membentuk
- larutan kuning pudar
Konduktivitas=
Padatan MgCl2+ etanol Larut membentuk
- larutan kuning pudar
Konduktivitas=
Padatan MgCl2+ aquadest + Larut membentuk
etanol
- larutan kuning pudar
Konduktivitas=
Petroleum Larutan tidak
-
berwarna
Petroleum + aquadest Tidak larut
-
Konduktivitas=
Petroleum + etanol Larut membentuk
- larutan tidak berwarna
Konduktivitas=
Petroleum + aquadest + Tidak larut
etanol -
Konduktivitas=
3. c. Perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Padatan CaO Serbuk putih -
Padatan CaO yang Padatan putih yang
-
dipanaskan lengket
Padatan CaO + 2 tetas Dihasilkan gelembung
-
CHCl3 + dipanaskan 1 dan uap
Padatan CaO + 1 tetes Dihasilkan gelembung
-
CHCl3 + dipanaskan 2 dan uap
Campuran + HNO3 pekat Dihasilkan banyak
gelembung putih
-
Larutan putih keruh
dengan endapan putih
Campuran + HNO3 pekat + Larutan putih keruh
dipanaskan - tanpa endapan dan
tanpa gelembung
Campuran + HNO3 pekat + Larutan putih keruh
-
Pb(NO3)2
CaO + HNO3 pekat + Larutan putih
-
Pb(NO3)2 keruh
4. d. Reaksi Pembakaran Senyawa Organik
Benzena Larutan tidak
-
berwarna
Benzena dibakar Api merah-oranye
6.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang ikatan kimia. Ikatan kimia adalah
ikatan yang disebabkan karena adanya gaya tarik antar atom dan molekul.
Ikatan kimia bersifat abstrak. Hal ini dikarenakan tidak dapat terlihat
prosesnya tetapi dapat mengidentifikasi sifat dari senyawanya.
Pembelajaran tentang ikatan kimia meliputi kondisi stabil dari suatu atom,
ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam
(Wahdan dkk, 2017).
Percobaan pertama yaitu membandingkan ikatan kovalen dengan
ikatan ion dalam dua senyawa yang berbeda, terdapat berberapa
perlakuan yang dilakukan. Senyawa yang digunakan yaitu NaCL dan
CHCl3. Percobaan dilakukan menggunakan dua tabung reaksi yang sudah
diberi label I dan II. Hal pertama yang dilakukan adalah mengambil dua
tabung reaksi yang telah diberi tanda I dan tanda II.
Tabung reaksi I kemudian diisi dengan 1 mL akuades dan 5 tetes larutan
NaCl. Tujuan dari penambahan akuades adalah untuk melarutkan NaCl agar
dapat terionisasi. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
NaCl(aq) + H2O(l) → Na+ (aq) + Cl-(aq)
Setelah itu campuran dari NaCl dan akuades tersebut ditambah dengan
Pb(NO3)2 sebanyak satu tetes yang bertujuan sebagai indikator keberadaan
ikatan ion dengan ditandai dengan adanya endapan. Hasil dari perlakuan
tersebut yaitu larutan tak berwarna dan adanya endapan PbCl2. Dalam air,
NaCl hanya dapat terionisasi menjadi ion-ionnya yaitu Na+ dan Cl-. Molekul
H2O yang terdapat pada larutan akan mengelilingi atom Na dan Cl sehingga
keduanya terpisah secara ionik dan membentuk ion Na+ dan Cl-. Pada
tabung reaksi II, diisi dengan larutan CHCl3. Selanjutnya, larutan NaCl
ditambahkan dengan Pb(NO3)2 dan dikocok sehingga menghasilkan larutan
tidak berwarna. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
2NaCl(aq) + Pb(NO3)2(l) → PbCl2(aq) + 2NaNO3(aq)
Dari hasil yang didapatkan dari tabung I, menandakan bahwa adanya
ikatan kimia yaitu ikatan ion. Pb2+ bereaksi dengan Cl- dan menghasilkan
larutan yang keruh dikarenakan Pb merupakan logam transisi sehingga
dapat mengikat unsur Cl (Pranowo, 2020). Pada tabung kedua diisi dengan
5 tetes CHCl3 dan ditambahkan satu tetes Pb(NO3)2. Penambahan Pb(NO3)2
sebanyak satu tetes yang bertujuan sebagai indikator keberadaan ikatan ion
dengan ditandai dengan adanya endapan. Hasil yang didapat adalah larutan
putih keruh tanpa endapan. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
CHCl3(aq) + 3Pb(NO3)2(aq) → 6NO3(aq) + 3PbCl(aq) +CH(aq)
Berdasarkan hasil yang didapat, menandakan bahwa CHCl3 pada tabung II
adalah ikatan kovalen. Hal ini dibuktikan saat CHCl3 direaksikan dengan
Pb(NO3)2 tidak menghasilkan endapan namun larutan menjadi putih keruh.
Pb(NO3)2 sendiri adalah indikator ikatan ion dengan adanya endapan. Hal
itu tidak terjadi pada CHCl3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa CHCl3
adalah ikatan kovalen.
Percobaan kedua yaitu mengamati perbedaan kelarutan dan
konduktivitas senyawa ionik dan kovalen. Bahan yang digunakan dalam
percobaaan ini yaitu asam benzoat, metanol, MgCl2 dan petroleum ether.
Hal pertama yang dilakukan adalah menempatkan satu ujung spatula asam
benzoat yang ditempatkan pada kolom pertama plate tetes sebanyak 3 baris.
Pada masing-masing baris, ditambahkan akuades, etanol dan campuran
akuades dan etanol. Setelah itu, aduk menggunakan tusuk gigi dan diamati
kelarutannya. Hal yang sama juga dilakukan pada MgCl2 dan petroleum
ether. Letakkan satu ujung spatula MgCl2 pada kolom kedua sebanyak 3
baris dan 5 tetes petroleum ether pada kolom ketiga sebanyak 3 baris. Pada
setiap baris jugaditambhakan akuades, etanol, dan campuran akuades dan
etanol.
Pada kolom pertama baris pertama, terdapat asam benzoat yang
dilarutkan dengan akuades. Fungsi penambahan akuades adalah untuk
melarutkan asam benzoat. Hasil yang didapat adalah asam benzoat tidak
larut dalam air. Pada kolom pertama baris kedua, terdapat asam benzoat
yang dilarutkan dengan lima tetes etanol. Hasil yang didapat adalah asam
benzoat dapat larut dalam senyawa organik dan menghasilkan larutan
berwarna putih. Pada kolom pertama baris kedua, terdapat asam benzoat
yang dilarutkan dengan campuran akuades dan etanol perbandingan 1:1.
Hasil yang didapat adalah asam benzoat larut sebagian dengan
menghasilkan larutan berwarna putih namun masih ada padatan sisa. Setelah
itu, ketiga sampel tersebut diuji konduktivitasnya dan didapatkan hasil
0,032 V untuk asam benzoat + akuades, 0,176 V untuk asam benzoat +
etanol, dan 0,056 V untuk asam benzoat + akuades + etanol. Dari kelarutan
dan konduktivitas yang diperoleh, disimpulkan bahwa asam benzoat
merupakan ikatan kovalen. Hal ini dibuktikan bahwa asam benzoat tidak
dapat larut dalam air sebagaimana ikatan ion tetapi dapat larut dalam
senyawa organik. Konduktivitasnya juga relatif kecil sehingga tidak sesuai
dengan sifat dari ikatan ion yang merupakan konduktor baik.
Pada kolom kedua baris pertama, terdapat MgCl2 yang dilarutkan
dengan akuades. Hasil yang didapat adalah MgCl2 dapat larut dalam
akuades dan menghasilkan larutan berwarna kuning pudar. Pada kolom
kedua baris kedua, terdapat MgCl2 yang dilarutkan dengan etanol. Hasil
yang didapat adalah MgCl2 larut dalam etanol dan menghasilkan larutan
berwarna kuning pudar. Pada kolom kedua baris ketiga, terdapat MgCl2
yang dilarutkan dengan campuran etanol dan akuades dengan perbandingan
1:1. Hasil yang didapat adalah MgCl2 larut dalam campuran tersebut dan
menghasilkan larutan berwarna kuning pudar. Ketiga sampel tersebut
kemudian diuji konduktivitasnya sehingga didapatkan data 5,66 V untuk
MgCl2 + akuades, 4,54 V untuk MgCl2 + etanol, dan 5,06 V untuk MgCl2 +
akuades + etanol. Dari hasil kelarutan dan uji konduktivitas, dapat
disimpulkan MgCl2 dapat larut dalam etanol maupun akuades sehingga
dapat dikatakan bahwa MgCl2 merupakan ikatan ion. Dari konduktivitas
yang dihasilkan menunjukkan bahwa MgCl2 memiliki kemungkinan dapat
menghantarkan listrik.
Pada kolom ketiga baris pertama, terdapat petroleum ether yang
dilarutkan dengan akuades. Fungsi penambahan akuades adalah untuk
melarutkan petroleum ether. Hasil yang di dapat adalah petroleum ether
tidak larut dalam air. Pada kolom ketiga baris kedua, terdapat petroleum
ether yang dilarutkan dengan lima tetes etanol. Hasil yang didapat adalah
petroleum ether dapat larut dalam senyawa organik dan menghasilkan
larutan tak berwarna. Pada kolom ketiga baris ketiga, terdapat petroleum
ether yang dilarutkan dengan campuran akuades dan etanol perbandingan
1:1. Hasil yang didapat adalah petroleum ether tidak dapat larut. Setelah itu,
ketiga sampel tersebut diuji konduktivitasnya dan didapatkan hasil 2,84 V
untuk petroleum ether + akuades, 3,76 V untuk petroleum ether + etanol,
dan 3,76 V untuk petroleum ether + akuades + etanol. Dari kelarutan dan
konduktivitas yang diperoleh, disimpulkan bahwa petroleum ether
merupakan ikatan kovalen. Hal ini dibuktikan bahwa petroleum ether tidak
dapat larut dalam air sebagaimana ikatan ion tetapi dapat larut dalam
senyawa organik. Konduktivitasnya juga relatif kecil sehingga tidak sesuai
dengan sifat dari ikatan ion yang merupakan konduktor yang baik.
Percobaan ketiga yaitu mengenai perubahan ikatan kovalen menjadi
ikatan ion. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah CaO, CHCl3
dan HNO3 pekat. Hal pertama yang dilakukan yaitu memanaskan padatan
CaO pada tabung reaksi yang bertujuan untuk mempercepat laju reaksi.
Hasil yang didapat adalah padatan berwarna putih yang lengket. Hal
selanjutnya yang dilakukan adalah menambahkan 2 tetes CHCl3 kedalam
tabung reaksi yang berisi padatan CaO yang telah dipanaskan sebelumnya.
Persamaan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
3CaO(s) + 2CHCl3(aq) → 3CaCl2(aq) + 2CO(g) + H2O(l)
Hasil yang didapat adalah gas CO yang ditandai dengan munculnya
gelembung. Setelah itu, tambahkan kembali 1 tetes CHCl3 pada tabung
reaksi dan panaskan kembali. Hasil yang didapat yaitu endapan CaCl2 yang
berwarna putih serta masih adanya gas CO yang ditandai dengan adanya
gelembung. Setelah itu ditambahkan HNO3 pekat ke dalam tabung reaksi.
Hasil yang diperoleh yaitu larutan berwarna putih keruh dengan endapan
CaCl2 berwarna putih (Pranowo, 2020). Persamaan reaksi yang dihasilkan
adalah sebagai berikut:
2HNO3(aq) + CaCl2(aq) → 2HCl(aq) + Ca(NO3)2(aq)
Langkah selanjutnya yaitu memanaskan kembali tabung reaksi hingga
gas-gas yang terbentuk hilang dan endapan yang terbentuk larut. Hasil yang
diperoleh adalah larutan putih keruh tanpa endapan tanpa gelembung gas.
Setelah larutan tersebut dingin, ditambahkan tiga tetes Pb(NO3)2 yang
merupakan indikator adanya ikatan ion dengan ditandai adanya endapan.
Hasilnya adalah larutan putih keruh dengan endapan putih. Dapat
dibandingkan dengan larutan sampel atau larutan pembanding yaitu CaO +
HNO3 + Pb(NO3)2 tanpa pemanasan. Dapat dilihat ada kesamaan warna dari
kedua larutan tersebut. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan
yang semula ikatan kovalen menjadi ikatan ion.
Percobaan keempat yaitu reaksi pembakaran senyawa organik.
Pembakaran senyawa organik memiliki tujuan untuk mengetahui apakah
pembakaran senyawa organik merupakan pembakaran yang sempurna.
Bahan yang digunakan adalah benzen, etanol dan kloroform.
Hal pertama yang dilakukan yaitu membakar senyawa benzena
menggunakan cawan porselin. Hasilnya adalah nyala api berwarna orange
yang diawali dengan ledakan dan api seketika redup setelah adanya ledakan.
Kedua, membakar senyawa etanol menggunakan cawan porselin dan
menghasilkan nyala api berwarna biru pada pangkal atau pada dasar cawan
serta api tampak stabil, tidak meninggi, dan tidak ada ledakan. Ketiga,
membakar senyawa kloroform menggunakan cawan porselin dan dapat
dilihat bahwa saat dibakar kloroform tidak menghasilkan api. Dari ketiga
percobaan yang telah dilakukan menggunakan bahan yang berbeda-beda,
dapat disimpulkan bahwa semua perlakuan yang telah dilakukan
mengalami pembakaran sempurna terkecuali pada kloroform.
Percobaan kelima yaitu reaksi pemanasan senyawa organik bahan yang
digunakan asam oksalat dan gula tebu. Langkah pertama adalah
memasukkan kristal asam oksalat pada cawan porselin dan dipanaskan di
atas kaki tiga. Persamaan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
2H2C2O4(s) + O2(g) → 2H2O(l) + 2C2O4(aq)
Hasil yang didapatkan adalah lelehan asam oksalat yang berbau
menyengat dan adanya kepulan asap putih. Langkah kedua adalah
memasukkan kristal gula tebu yang berwarna putih kekuningan dan
dipanaskan diatas kaki tiga. Hasil yang didapatkan adalah lelehan gula tebu
berwarna coklat dengan bau tidak sedap atau bau gosong. Persamaan yang
dihasilkan adalah sebagai berikut:
C12H22O11(s) → H2O(l) + C(g) + CO2(g)
VII. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ikatan kimia yang
telah dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Senyawa kovalen tidak larut dalam pelarut polar, namun larut dalam
pelarut organik, sedangkan senyawa ion tidak dapat menghantarkan
listrik ketika dalam keadaan padatan, namun bisa menghantarkan listrik
jika dilarutkan dalam pelarut polar.
2. Atom klor (Cl) pada senyawa CHCl3 yang awalnya berikatan kovalen
dapat diubah menjadi ikatan ion dengan mengganti atom C dan H yang
berikatan bersama klor (Cl) menjadi atom Ca dari senyawa CaO yang
berikatan ion.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 12. Langkah percobaan perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Gambar 13. Langkah percobaan perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Gambar 14. Langkah percobaan perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Gambar 15. Langkah percobaan perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Gambar 16. Langkah percobaan perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Gambar 17. Langkah percobaan perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Gambar 18. Langkah percobaan perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Gambar 19. Langkah percobaan perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Gambar 20. Langkah percobaan perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Gambar 21. Langkah percobaan perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion