Anda di halaman 1dari 22

lOMoARcPSD|17135051

Laporan Kalorimeter tahun 2021-2022

Fisika Dasar II (Universitas Jember)

StuDocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)
lOMoARcPSD|17135051

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GANJIL

KALORIMETER

Nama Praktikan : Diaz Syafril Dwi Anggi

NIM : 211810201080

Fakultas/ Jurusan : MIPA/FISIKA

Hari/Tanggal : 24 Oktober 2021

Nama Asisten : Izha Sepdianti

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3


1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 4
1.4 Manfaat .............................................................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 5
2.1 Sejarah ............................................................................................................... 5
2.2 Definisi ............................................................................................................... 6
2.3 Formula.............................................................................................................. 9
BAB 3 METODE PRAKTIKUM .................................................................................. 12
3.1 Alat dan Bahan ................................................................................................ 12
3.2 Desain Eksperimen ......................................................................................... 12
3.3 Metode Analisis Data ...................................................................................... 15
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 17
4.1 Hasil.................................................................................................................. 17
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 17
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 19
5.2 Saran ................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 20
LAMPIRAN..................................................................................................................... 21

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam aktivitas keseharian, apa yang menjadi kegiatan kita tidak terlepas dari
konsep kalor. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu
zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut, jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung sedikit. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu
benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis) dan
perubahan suhu. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan
pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Sedangkan alat
yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan
adalah kalorimeter (Muhsin, 2019).
Joseph Black mengukur kalor jenis suatu benda dengan meletakkan sebuah
benda pada keadaan kontak termal dengan benda lain yang kalor jenisnya sudah
diketahui. Misalnya benda yang akan diukur kalor jenisnya bermassa m1 dan
memilkik suhu awal T1. Suatu zat cair yang bermassa m2 yang suhu awalnya T2
ditempatkan dalam sebuah gelas, dan ditempatkan dalam suatu sistem tertutup
yaitu kalorimeter. Benda m1 dicelupkan ke dalam zat cair dan suhu campuran Tf
keduanya dicatat. Kalorimeter merupakan sistem tertutup. Tidak ada kalor yang
masuk maupun yang keluar dari dan ke dalam sistem . Banyaknya kalor yang
diserap oleh benda yang dingin yaitu benda m1 sama dengan banyaknya kalor
yang dilepas oleh benda yang panas m2.
Menurut Giancoli (1997)bahwa berdasarkan prinsip perpindahan kalor, banyak
sekali manfaat didalam bidang pangan diaplikasikan sebagai pengering suatu
bahan makanan karena dengan pengeringan mikroba pada makanan akan mati dan
tidak tumbuh, dan sebagai penggoreng bahana makanan. Oleh karena banyaknya
kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan perpindahan kalor maka

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

percobaan ini penting untuk dipahami,sehingga dapat mengaplikasikannya dalam


kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Praktikum Kalorimeter adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis?
2. Bagaimana perbandingan antara suhu awal dan suhu akhir dari kedua
percobaan pada praktikum kalorimeter ini? Jelaskan hal-hal yang
mempengaruhi suhu awal dan suhu akhir tersebut!
3. Bagaimanakah kesesuaian antara hasil praktikum ini dengan Azas Black?

1.3 Tujuan
Tujuan pada Praktikum Kalorimeter adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis
2. Mengetahui perbandingan antara suhu awal dan suhu akhir dari kedua
percobaan pada praktikum kalori meter ini dan hal-hal yang
mempengaruhi suhu awal dan suhu akhir tersebut
3. Mengetahui kesesuaian antara hasil praktikum ini dengan Azas Black
1.4 Manfaat
Manfaat dari laporan hasil praktikum ini adalah dapat membantu praktikan
dan pembaca dalam menyelesaikan masalah didalam kehidupan sehari hari
yang berhubungan dengan prinsip kerja alat kalorimeter . Adapun manfaat dari
kalorimeter yang merupakan alat untuk mengukur kalor adalah dengan adanya
kalorimeter kita dapat mengetahui bahwa benda dapat berubah bentuk karena
adanya kalor yang mempengaruhi. Aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
misalnya setrika listrik dan rice cooker. Alat tersebut mempunyai prinsip kerja
yaitu energi listrik diubah menjadi kalor.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
Joseph muda dikirim ke Ketika berumur 12 tahun, Josep muda dikirim ke
sekolah di Belfast untuk mempelajari bahasa Latin d lah di Belfast untuk
mempelajari bahasa Latin dan Yunani. Empat tahun kemudian, dia masuk
Glasgow Empat tahun kemudian, dia masuk Glasgow University University pada
tahun 1744 untuk mempelajari seni. pada tahun 1744 untuk mempelajari seni.
Setelah empat Setelah empat tahun mempelajari seni, ayahnya menyarankan pada
Joseph untuk mempelajari sesuatu yang lebih berguna, dan karena itu dia memilih
kedokteran. Dia menjadi Asisten William Cullen, Profesor Kedokteran yang pada
tahun 1747 memiliki institusi yang mengajarkan kimia. Joseph Black pindah ke
Edinburg pada tahun 1752 untuk melanjutkan pendidikan dokternya dan pada
bulan Juni 1754 mempresentasikan disertasinya, On the Acid Humour Arising
from Food and Magnesia alba. Tesisnya berurusan dengan prinsip magnesia
sebagai antasid. Dua tahun kemudian, dia kembali ke Glasgow sebagai Profesor
Anatomi dan Botani memberikan kuliah Kimia ketika William Cullen ditunjuk
sebagai Profesor Kedokteran di Edinburg. Beberapa tahun berikutnya, dia
memulai penelitian mengenai sifat kimia magnesia alba (magnesium karbonat)
dan menemukan sesuatu yang disebutnya dengan fixed air (karbondioksida).
Eksperimen ini melibatkan pengukuran gravimetrik pertama yang dilakukan
dengan sangat hati-hati pada suatu perubahan ketika magnesia alba (dengan
melepaskan CO2) dan bereaksi menghasilkan produk berupa asam atau basa. Hal
ini memberikan pertanda pada penelitian Lavoisier dan membuat pondasi pada
kimia modern. Sekembalinya ke Glasgow, sebagai profesor pada tahun 1756, dia
bertemu James Watt (penemu mesin uap) dan memulai bekerja mengembangkan
kalor laten, dan bagian pertama dari kalorimetri. Sekali lagi, penel an pertama dari
kalorimetri. Sekali lagi, penelitiannya melibatkan aspek kuantitatif, yang
menjadikannya jalan untuk lan untuk penemuannya, terutama pengukuran kalor.
Karena dia arena dia tinggal di Glasgow, dia melakukan eksperimen pada proses
pembekuan dan pendidihan air dan campuran -alkohol yang mengawalinya pada

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

konsep kalor laten leburan. Dia melakukan penelitian yang sama untuk kalor kalor
laten penguapan, yang merupakan awal dari konsep kapasitas kalor atau kalor
spesifik. Dia merupakan seorang guru yang terkenal. Sebagian besar muridnya di
Glasgow mengikuti dia ke Edinburg ketika pindah pada tahun 1766. Dia banyak
melakukan penelitian pada magnesia alba dan efek dari kalor. Dia juga merupakan
seorang fisikawan selama hidupnya. Kesehatannya tidak selalu baik, dia
menderita masalah pada paru-paru yang dideritanya dari semasa kanak-kanak k-
kanak dan rematik pada akhir masa hidupnya. Dia menjadi seorang vegetarian
pada akhir masa hidupnya dan meng hidupnya dan mengalami kekurangan
vitamin D sejak dia pindah negara. Dia tidak pernah menikah dan meninggal di
Edinburg pada 6 Desember 1799 (Pudjaatmaka, 2002).
Orang-orang masih menyamakan pengertian suhu dan kalor sampai pada
pertengahan abad 18. Baru pada tahun 1760, Joseph Black membedakan kedua
pengertian ini.. Suhu adalah sesuatu yang diukur pada termometerdan kalor adalah
sesuatu yang mengalir dari benda yang panas ke benda yang dingin untuk
mencapai keadaan t ke benda yang dingin untuk mencapai keadaan termal. Pada
tahun 1798, seorang ilmuwan amerika,Benjamin Thompson menyasingkan
definisi kalor sebagai fluida kalorik. Ia yang merupakan seorang anggota militer
mengamati bahwa ketika meriam menembakkan peluru, ada kalor yang dihasilkan
pada meriam. Berdasarkan pengamatannya, thompson menyimpulkan bahwa
kalor bukanlah fluida, tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang dilakukan usaha
yang dilakukan oleh kerja mekanis misalkan gesekan. Satu kalori didefinikan
mekanis misalkan gesekan. Satu kalori didefinisikan sebagai kan sebagai
banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 C
(Kholifudin, 2017).
2.2 Definisi
Kalorimeter merupakan sebuah alat yang didesain bisa mengisolasi sistem di
dalamnya sebagai akibatnya panas yg keluar berasal benda sama dengan panas yg
masuk ke air dan wadahnya. ada dua jenis kalorimeter, yaitu kalorimeter larutan
dan kalorimeter bom. Kalorimeter larutan merupakan alat yg dipergunakan untuk

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

mengukur jumlah kalor yg terlibat di reaksi kimia dalam sistem larutan (Keenan,
1988).

Gambar 2.1 Kalorimeter Larutan


(sumber : dosenpendidikan)
Kalorimeter bom menurut adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor yang dibebaskan pada pembakaran sempurna dalam oksigen berlebih suatu
materi atau sampel tertentu. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung
beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan
sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam yang terpasang dalam
tabung. Kalorimeter jenis ini masih sulit dijumpai, bahkan di universitas
disebabkan harganya yang relatif mahal (Chang, 2004).

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Gambar 2.1 Kalorimeter Bom


(sumber : Indigo Morie)
Pada proses pertukaran kalor dalam suatu sistem yang tersekat berlaku Azas
Black. Azas Black menyatakan “Jika dua benda dengan suhu yang berbeda
dicampur, maka benda yang suhunya lebih tinggi akan memberikan kalor pada
benda yang suhunya lebih rendah sehingga suhu akhir keduanya menjadi sama”.
Hal ini terjadi, karena jumlah kalor yang diserap (𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝) oleh benda yang
suhunya lebih rendah sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan (𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠) benda
bersuhu lebih tinggi , sehingga
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠=𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 (1)
Kalor yang berkaitan dengan perubahan suhu, besarnya adalah
𝑄=𝑚 𝑐 Δ𝑇 (2)
dengan m adalah massa benda, c adalah kalor jenis benda, dan ΔT adalah
perubahan suhu yang terjadi. Pernyataan suhu lebih tinggi atau lebih rendah
menyiratkan pengertian besar atau kecilnya kandungan energi di dalam benda,
sekaligus mengandung pengertian wujud benda gas, cair, atau padat. Pada titik
suhu dan tekanan perubahan wujud, kalor yang diserap atau dilepaskan akan

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

digunakan untuk mengubah wujud benda. Besarnya kalor yang berhubungan


dengan perubahan wujud bergantung pada massa benda (𝑚𝑒) dan nilai kalor
transformasi atau kalor laten:
𝑄=𝑚𝑒𝐿 (3)
dengan 𝐿 menyatakan kalor laten yang dapat berupa kalor peleburan, kalor
penguapan, atau kalor sublimasi.
Untuk memahami konsep konversi energi secara utuh, maka perlu dilakukan
pengujian percobaan, baik untuk menentukan besarnya kalor yang diserap
maupun yang dilepaskan. Pada saat menentukan besar kalor, perlu dihitung secara
pasti, besar perubahan suhu benda. Perubahan suhu benda yang dimaksud bukan
hanya perubahan suhu yang terukur, karena suhu benda berbeda dengan suhu
lingkungan. Suhu yang terukur tidak otomatis menyatakan suhu fisik kalorimeter,
karena suhu terukur merupakan resultan suhu kalorimeter dengan pengaruh laju
pendinginan atau pemanasan oleh lingkungan yang suhunya lebih rendah atau
lebih tinggi dari pada suhu kalorimeter (Yuningsih dkk., 2021).

2.3 Formula
Kenaikan suhu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor
yang diserap oleh benda. Jika sejumlah kalor [∆Q] menghasilkan perubahan suhu
benda sebesar [∆T], kapasitas kalor [C] didefinisikan sebagai :
∆𝑄
𝐶= (2.1)
∆𝑇

Satuan kapasitas kalor adalah J/K Banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menghasilkan perubahan suhu [∆T] ternyata sebanding dengan massa benda [m]
dan perubahan suhunya, banyaknya kalor tergantung pada jenis benda yang
dipanaskan atau didinginkan.
𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇 (2.2)
dimana besaran [c] adalah kalor jenis benda. Kalor jenis benda merupakan
karakteristik termal suatu benda yaitu kapasitas kalor per satuan massa dengan
satuan J/kg.K
𝑐
𝑐= (2.3)
𝑚

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Joseph Black mengukur kalor jenis suatu benda dengan meletakkan sebuah
benda pada keadaan kontak termal dengan benda lain yang kalor jenisnya sudah
diketahui. Misalnya benda yang akan diukur kalor jenisnya bermassa m1 dan
memilkik suhu awal T1. Suatu zat cair yang bermassa m2 yang suhu awalnya T2
ditempatkan dalam sebuah gelas, dan ditempatkan dalam suatu sistem tertutup
yaitu kalorimeter. Benda m1 dicelupkan ke dalam zat cair dan suhu campuran Tf
keduanya dicatat. Kalorimeter merupakan sistem tertutup. Tidak ada kalor yang
masuk maupun yang keluar dari dan ke dalam sistem . Banyaknya kalor yang
diserap oleh benda yang dingin yaitu benda m1 sama dengan banyaknya kalor
yang dilepas oleh benda yang panas m2 diperoleh persamaan
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∆𝑄1 = ∆𝑄2 (2.4)

Persamaan (4) disebut hukum kekelalan energi kalor atau azaz black yang
menyatakan bahwa kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepaskan
dengan persamaan;
𝑚2 𝑐2 ∆𝑇2 = 𝑚1 𝑐1 ∆𝑇1 (2.5)

𝑚2 𝑐2 (𝑇2 − 𝑇𝑓 ) = 𝑚1 𝑐1 (𝑇𝑓 − 𝑇1 )

Pada gambar 1 digambarkan grafik hubungan antara kalor [Q] dengan suhu [t],
jika suatu zat es pada suhu – diberi kalor akan mengalami kenaikan suhu (A),
kemudian mengalami perubahan wujud melebur (B), mengalami kenaikan suhu
pada bentuk air (C), mengalami perubahan wujud menguap (D), mengalami
kenaikan suhu pada uap air (E) (Banawi, 2013).
Nilai kapasitas panasnya/kalor kalorimeter dapat dihitung sebagai:
𝐻𝑘 = (𝑚𝑘 𝑐𝑘 − 𝑚𝑝 𝑐𝑝 ) (2.6)

Menurut Yuningsih dkk.,( 2021) bahwa Ketika panas ditambahkan pada suatu
zat, atau diambil dari zat tersebut, terdapat dua kemungkinan yang terjadi pada zat
tersebut. Pertama terjadi perubahan suhu, dan kedua terjadi perubahan wujud.
Pada saat terjadi perubahan wujud, suhu zat akan konstan. Dalam penelitian ini,
es dengan massa e, yang diasumsikan berada pada suhu leburnya yakni 0 oC
(tekanan 70 cmHg) dicampurkan dengan air cair yang bermassa m dan bersuhu
𝑇0 . Pencampuran terjadi dalam kalorimeter seperti yang disebutkan di atas.
Setelah semua es melebur menjadi air, suhu sistem menjadi 𝑇𝐴, yang dalam
pengamatan suhu 𝑇𝐴 ini merupakan suhu terendah selama proses percobaan.
Kalor yang dilepaskan oleh air dan kalorimeter adalah
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑚𝑐(𝑇𝑜 − 𝑇𝑎 ) + 𝐻𝑘 (𝑇𝑜 − 𝑇𝑎 ) (2.7)

Sedang, kalor yang diterima oleh es adalah


𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 = 𝑒𝐿 + 𝑒𝑐(𝑇𝐴 − 0) = 𝑒𝐿 + 𝑒𝑐𝑇𝐴 (2.8)

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

dan jika persamaan (2.7) dan (2.8) disamakan, maka diperoleh kalor peleburan
es besarnya
𝐿 = {(𝑚𝑐 + 𝐻𝑘 )(𝑇𝑜 − 𝑇𝑎 )/𝑒} − 𝑐𝑇𝐴 (2.9)

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

BAB 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan Pada Praktikum Kalorimeter adalah sebagai
berikut:
1. Kalorimeter dan pengaduknya 1 buah
berfungsi untuk mengukur kalor jenis bahan dan kalor lebur es
2. Termometer 1000C 1 buah
berfungsi untuk mengukur perubahan suhu yang terjadi
3. Pemanas listrik 1 buah
berfungsi untuk memanaskan bahan yang akandimasukkan ke
kalorimeter
4. Kubus logam 1 buah
berfungsi sebagai bahan yang diukur untuk menentukan kalor jenis
bahan
5. Neraca 1 buah
Menghitung berat bahan yang dipakai
6. Es 1 buah
berfungsi sebagai bahan yang diukur untuk menentukan kalor lebur
7. Air 1 buah
Berfungsi sebagai media
3.2 Desain Eksperimen
Desain eksperimen pada praktikum Praktikum Getaran Selaras Pada Pegas
Dan Ayunan Sederhana adalah sebagai berikut:
1. Diagram Alir
Menentukan Kalor Jenis Bahan

Timbang kalorimeter dan pengaduk (mk) secara bersama-sama,


Timbanglah bahan (balok tembaga dan kuningan) yang akan ditentukan
kalor jenisnya sebagai mb

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Isilah kalorimeter dengan air, kemudian timbang dan


catat sebagai mak maka ma= mak-mk

Masukkan kalorimeter ke dalam bejana pelindung, kemudian


tutuplah. Pasang termometer dan bacalah suhu awal air sebagai Ta.

Panaskan bahan tersebut di dalam pemanas hingga mencapai suhu tertentu


(minimal 750C). Catat suhu benda sebagai Tb, kemudian dengan cepat
masukkan ke dalam kalorimeter dan ditutup rapat-rapat.

Melalui pengaduk yang telah diberi isolasi, aduklah perlahan-lahan.


Suhu air perlahan-lahan akan naik kemudian turun lagi. Catat suhu
tertinggi yang diperoleh (Tc)

Ulangi percobaan di atas


(langkah 1 – 7) sebanyak 3 kali

Menentukan Kalor Lebur Es

Timbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat


sebagai mk.

Isilah kalorimeter dengan sejumlah air (± 2/3 volume


kalorimeter), kemudian timbang dan catat sebagai mak, maka
ma = mak – mk.

Panaskan air bersama kalorimeter tsb. Hingga


suhunya sekitar 700C. Catat sebagai Ta.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Timbang massa air, kalorimeter dan es tersebut (mc) sehingga


diperoleh massa es mes= mc – mak.

Angkat kalorimeter dengan cepat dan masukkan ke dalam


bejana pelindung. Masukkan sepotong es yang telah disiapkan
ke dalam kalorimeter, tutup rapat-rapat dan aduk pelan-
pelan.Catat suhu seimbang yang diperoleh sebagai Tc.

Ulangi langkah di atas untuk mendapatkan 3 kali pengulangan.

2. Prosedur Percobaan
Berikut adalah prosedur percobaan pada Kalorimeter :
a. Menentukan Kalor Jenis Bahan
Ditimbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat sebagai
mk. Diisi kalorimeter dengan air, kemudian timbang dan catat sebagai mak
maka ma= mak-mk.Dimasukkan kalorimeter ke dalam bejana pelindung,
kemudian tutuplah. Pasang termometer dan bacalah suhu awal air sebagai
Ta.Ditimbanglah bahan (balok tembaga) yang akan ditentukan kalor
jenisnya sebagai mb. Dipanaskan bahan tersebut di dalam pemanas hingga
mencapai suhu tertentu (minimal 750C). Dicatat suhu benda sebagai Tb,
kemudian dengan cepat masukkan ke dalam kalorimeter dan ditutup rapat-
rapat. Melalui pengaduk yang telah diberi isolasi, aduklah perlahan-lahan.
Suhu air perlahan-lahan akan naik kemudian turun lagi. Catat suhu
tertinggi yang diperoleh (Tc). Diulangi percobaan di atas sebanyak 3
kali.Diulangi untuk jenis bahan yang berbeda (balok kuningan).
b. Menentukan Kalor Lebur Es

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Ditimbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat


sebagai mk. Diisi kalorimeter dengan sejumlah air (± 2/3 volume
kalorimeter), kemudian timbang dan catat sebagai mak, maka ma = mak –
mk. Dipanaskan air bersama kalorimeter tsb. Hingga suhunya sekitar
700C. Catat sebagai Ta. Diangkat kalorimeter dengan cepat dan masukkan
ke dalam bejana pelindung Dimasukkan sepotong es yang telah disiapkan
ke dalam kalorimeter, tutup rapat-rapat dan aduk pelan-pelan. Dicatat
suhu seimbang yang diperoleh sebagai Tc. Ditimbang massa air,
kalorimeter dan es tersebut (mc) sehingga diperoleh massa es mes= mc –
mak. Diulangi langkah di atas untuk mendapatkan 3 kali pengulangan.
3. Variabel Eksperimen
Berikut adalah variabel eksperimen yang terdapat pada praktikum
Praktikum Getaran Selaras Pada Pegas Dan Ayunan Sederhana :
a. Variabel bebas
- Massa bahan, massa air, dan massa es
b. Variabel terikat
- Kalor jenis air dan Kalorimeter, kalor lebur es, massa benda dan
campuran
c. Variabel kontrol
- Suhu air panas dan dingin serta suhu campuran
3.3 Metode Analisis Data
1. Massa air dalam kalorimeter pada praktikum 1
𝑚𝑎 = 𝑚𝑎𝑘 − 𝑚𝑘
2. Massa es yang telah lebur pada praktikum 2 :
𝑚𝑒𝑠 = 𝑚𝑘 − 𝑚𝑎𝑘
3. Menentukan kalor jenis bahan (logam) :
(𝑚𝑘 𝑐𝑘 +𝑚𝑎 𝑐𝑎 )(𝑇𝑐 −𝑇𝑎 ) 𝑘𝑎𝑙 0 𝑘𝑎𝑙 0
𝑐𝑏 = , 𝑐𝑘 = 0,21 𝐶, 𝑐𝑎 = 1 𝐶
𝑚𝑏 (𝑇𝑐 −𝑇𝑎 ) 𝑔𝑟 𝑔𝑟

∑(𝑐𝑏 − 𝑐̅𝑏 )2
∆𝑐𝑏 = √
(𝑁 − 1)

4. Menentukan kalor lebur es dan ralatnya :

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

(𝑚𝑘 𝑐𝑘 + 𝑚𝑎 𝑐𝑎 )(𝑇𝑎 − 𝑇𝑐 ) − 𝑚𝑒𝑠 𝑐𝑎 𝑇𝑐


𝑐𝑏 =
𝑚𝑒𝑠

∑(𝐿 − 𝐿̅)2
∆𝐿 = √
(𝑁 − 1)

5. Untuk merumuskan I, K dan AP gunakan persamaan berikut


∆𝑐𝑏
𝐼= × 100%
𝑐𝑏
𝐾 = 100% − I
∆𝑇
𝐴𝑃 = 1 − log( )
𝑇

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Kalor jenis logam


No Nama Bahan Kalor Jenis 𝑐𝑏 dan ∆𝑐𝑏 (kal/oC)
1. Tembaga 0,0932±0,0015
2. Kuningan 0,0767±0,0129
3. Besi 0,1152±0,0059

Tabel 4.2 Kalor Lebur Es


No Nama Bahan Kalor Lebur L dan ∆𝐿 (kal/oC)
1 Es (0,188600±0,016956). 104

4.2 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan dan dituliskan hasilnya dalam bentuk
tabel di atas, maka dapat diketahui jenis bahan berpengaruh terhadap kalor jenis
yang dihasilkan nantinya. Seperti yang dapat dilihat ditabel. Setiap bahan yang
berbeda menghasilkan besar kalor jenis yang bervariasi. Bahkan 1 bahan yang
sama juga memberikan perbedaan besar kalor jenis jika suhunya berbeda. Dari
tabel dapat dilihat yang memberikan hasil kalor jenis yang paling besar adalah
Besi, disusul kuningan dan terakhir tembaga.
Pada percobaan menentukan kalor jenis bahan suhu akhir mencapai hampir
setengah dari suhu awal, di mana suhu awalnya adalah 75oC . Dan suhu akhirnya
dari semua bahan hampir semuanya menunjukkan kisaran antar 34oC sampai
paling besar 38oC. Suhu akhir yang paling besar dalam percobaan ini adalah suhu
dari besi pada pengulangan kedua yaitu 38oC. Sedangkan untuk menentukan kalor
lebur es, suhu akhirnya berkisar antara 50oC sampai 53oC dengan suhu awalnya
70oC. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu pada benda akibat kalor,
sebagai berikut:
1. Faktor kalor terhadap massa benda.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Semakin besar massa benda , maka semakin besar pula kalor yang diberikan
pada benda untuk menaikkan suhunya.
2. Faktor kalor terhadap jenis benda.
Untuk menaikkan suhu benda dilakukan dengan melihat dahulu jenis
bendanya, agar diketahui berapa suhu yang akan diberikan pada benda tersebut.
3. Faktor kalor pada suhu benda.
Kalor yang diberikan pada benda sama dengan kenaikkan suhu benda. Semakin
besar kalor yang diberikan pada benda tersebut maka semakin besar pula
kenaikan suhu pada benda tersebut. Kalor yang diberikan pada suatu benda untuk
menaikkan suhu bergantung pada massa benda, kalor jenis benda, dan perubahan
suhu benda.
Hasil praktikum ini bisa dibilang telah sesuai dengan Azas Black yangberbunyi
: “Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan.” Di
mana jumlah kalor yang dilepas oleh bahan baik besi, kuningan, tembaga dan juga
es sama dengan jumlah kaloryang diterima oleh air. Sehingga akhirnya mencapai
suhu tetap yangtidak berubah naik atau turun lagi.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, Maka dalam Laporan Praktikum
Kalorimeter ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin mudah bahan mengahantarkan panas, maka kalor jenis bahan
tersebut semakin besar.
2. Perbandingan kalor jenis dengan tiga bahan berbeda hasilnya konstan,
kecuali pada tembaga yang selisihnya cenderung besar pada percobaan
pertama dan kedua.Hampir semua suhu akhir baik pada percobaan
menentukan kalor jenis maupun kalor lebur menghasilkan hampir setengah
dari suhu awal.
3. Praktikum kali ini, tentang kalor dapat dibilang telah sesuai dengan Azas
Black
5.2 Saran
Adapun saran yang didapat dari percobaan ini adalah:
1. Dalam melakukan pengukuran, dibutuhkan ketelitian yang lebih. Agar dalam
menentukan suatu hasil mendapatkan hasil yang hampir sama atau mendekati
dengan teori yang ada.
2. Pemeriksaan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan, dikarenakan
dapat memengaruhi hasil atau data yang akan didapat.
3. Praktikan harus teliti dalam memahami langkah-langkah yang ada dalam
percobaan ini seperti penentuan suhu campuran, pengontrolan massa air panas
agar mendapatkan hasil yang sesuai

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

DAFTAR PUSTAKA
Banawi, A. 2013. BUKU Fisika dasar 1.Makassar : DUA SATU PRESS
Chang, R. 2004. Kimia Dasar Jilid 2. edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Giancoli dan C. Douglas.1997. Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Keenan. 1980.Fisika untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kholifudin, M. Y. 2017. Metode grafik; solusi problematika azaz black. Jurnal
Riset dan Kajian Pendidikan Fisika. 4(2):54.
Muhsin, M. 2019. Application of talking stick learning model to improve
students’ positive attitude and learning achievement in the subject of heat.
Jurnal Pendidikan Fisika. 7(1):32–48.
Pudjaatmaka, A.H., 2002. Kamus kimia. PT Balai Pustaka.
Yuningsih, N., T. Refrigerasi, dan P. N. Bandung. 2021. Aplikasi koreksi newton
pada kondisi suhu lingkungan lebih besar daripada suhu kalorimeter ( kasus
penentuan kalor lebur es ). 4–5.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

LAMPIRAN

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai