Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GANJIL

KALORIMETER

Nama Praktikan : Diaz Syafril Dwi Anggi

NIM : 211810201080

Fakultas/ Jurusan : MIPA/FISIKA

Hari/Tanggal : 24 Oktober 2021

Nama Asisten : Izha Sepdianti

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4

1.3 Tujuan...............................................................................................................4

1.4 Manfaat.............................................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................5

2.1 Sejarah..............................................................................................................5

2.2 Definisi..............................................................................................................6

2.3 Formula.............................................................................................................9

BAB 3 METODE PRAKTIKUM..................................................................................12

3.1 Alat dan Bahan...............................................................................................12

3.2 Desain Eksperimen.........................................................................................12

3.3 Metode Analisis Data.....................................................................................15

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................17

4.1 Hasil.................................................................................................................17

4.2 Pembahasan....................................................................................................17

BAB 5 PENUTUP...........................................................................................................19

5.1 Kesimpulan.....................................................................................................19

5.2 Saran...............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................20

LAMPIRAN...................................................................................................................21
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam aktivitas keseharian, apa yang menjadi kegiatan kita tidak terlepas dari
konsep kalor. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu
zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut, jika suhunya tinggi maka kalor
yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Besar kecilnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat
(kalor jenis) dan perubahan suhu. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap
atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri.
Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang
dibebaskan adalah kalorimeter (Muhsin, 2019).
Joseph Black mengukur kalor jenis suatu benda dengan meletakkan sebuah
benda pada keadaan kontak termal dengan benda lain yang kalor jenisnya sudah
diketahui. Misalnya benda yang akan diukur kalor jenisnya bermassa m1 dan
memilkik suhu awal T1. Suatu zat cair yang bermassa m2 yang suhu awalnya T2
ditempatkan dalam sebuah gelas, dan ditempatkan dalam suatu sistem tertutup
yaitu kalorimeter. Benda m1 dicelupkan ke dalam zat cair dan suhu campuran Tf
keduanya dicatat. Kalorimeter merupakan sistem tertutup. Tidak ada kalor yang
masuk maupun yang keluar dari dan ke dalam sistem . Banyaknya kalor yang
diserap oleh benda yang dingin yaitu benda m1 sama dengan banyaknya kalor
yang dilepas oleh benda yang panas m2.
Menurut Giancoli (1997)bahwa berdasarkan prinsip perpindahan kalor,
banyak sekali manfaat didalam bidang pangan diaplikasikan sebagai pengering
suatu bahan makanan karena dengan pengeringan mikroba pada makanan akan
mati dan tidak tumbuh, dan sebagai penggoreng bahana makanan. Oleh karena
banyaknya kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan perpindahan
kalor maka percobaan ini penting untuk dipahami,sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Praktikum Kalorimeter adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis?
2. Bagaimana perbandingan antara suhu awal dan suhu akhir dari kedua
percobaan pada praktikum kalorimeter ini? Jelaskan hal-hal yang
mempengaruhi suhu awal dan suhu akhir tersebut!
3. Bagaimanakah kesesuaian antara hasil praktikum ini dengan Azas Black?

1.3 Tujuan
Tujuan pada Praktikum Kalorimeter adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis
2. Mengetahui perbandingan antara suhu awal dan suhu akhir dari kedua
percobaan pada praktikum kalori meter ini dan hal-hal yang
mempengaruhi suhu awal dan suhu akhir tersebut
3. Mengetahui kesesuaian antara hasil praktikum ini dengan Azas Black
1.4 Manfaat
Manfaat dari laporan hasil praktikum ini adalah dapat membantu praktikan
dan pembaca dalam menyelesaikan masalah didalam kehidupan sehari hari
yang berhubungan dengan prinsip kerja alat kalorimeter . Adapun manfaat
dari kalorimeter yang merupakan alat untuk mengukur kalor adalah dengan
adanya kalorimeter kita dapat mengetahui bahwa benda dapat berubah bentuk
karena adanya kalor yang mempengaruhi. Aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari misalnya setrika listrik dan rice cooker. Alat tersebut mempunyai
prinsip kerja yaitu energi listrik diubah menjadi kalor.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
Joseph muda dikirim ke Ketika berumur 12 tahun, Josep muda dikirim ke
sekolah di Belfast untuk mempelajari bahasa Latin d lah di Belfast untuk
mempelajari bahasa Latin dan Yunani. Empat tahun kemudian, dia masuk
Glasgow Empat tahun kemudian, dia masuk Glasgow University University
pada tahun 1744 untuk mempelajari seni. pada tahun 1744 untuk mempelajari
seni. Setelah empat Setelah empat tahun mempelajari seni, ayahnya
menyarankan pada Joseph untuk mempelajari sesuatu yang lebih berguna, dan
karena itu dia memilih kedokteran. Dia menjadi Asisten William Cullen,
Profesor Kedokteran yang pada tahun 1747 memiliki institusi yang mengajarkan
kimia. Joseph Black pindah ke Edinburg pada tahun 1752 untuk melanjutkan
pendidikan dokternya dan pada bulan Juni 1754 mempresentasikan disertasinya,
On the Acid Humour Arising from Food and Magnesia alba. Tesisnya berurusan
dengan prinsip magnesia sebagai antasid. Dua tahun kemudian, dia kembali ke
Glasgow sebagai Profesor Anatomi dan Botani memberikan kuliah Kimia ketika
William Cullen ditunjuk sebagai Profesor Kedokteran di Edinburg. Beberapa
tahun berikutnya, dia memulai penelitian mengenai sifat kimia magnesia alba
(magnesium karbonat) dan menemukan sesuatu yang disebutnya dengan fixed
air (karbondioksida). Eksperimen ini melibatkan pengukuran gravimetrik
pertama yang dilakukan dengan sangat hati-hati pada suatu perubahan ketika
magnesia alba (dengan melepaskan CO2) dan bereaksi menghasilkan produk
berupa asam atau basa. Hal ini memberikan pertanda pada penelitian Lavoisier
dan membuat pondasi pada kimia modern. Sekembalinya ke Glasgow, sebagai
profesor pada tahun 1756, dia bertemu James Watt (penemu mesin uap) dan
memulai bekerja mengembangkan kalor laten, dan bagian pertama dari
kalorimetri. Sekali lagi, penel an pertama dari kalorimetri. Sekali lagi,
penelitiannya melibatkan aspek kuantitatif, yang menjadikannya jalan untuk lan
untuk penemuannya, terutama pengukuran kalor. Karena dia arena dia tinggal di
Glasgow, dia melakukan eksperimen pada proses pembekuan dan pendidihan air
dan campuran -alkohol yang mengawalinya pada konsep kalor laten leburan. Dia
melakukan penelitian yang sama untuk kalor kalor laten penguapan, yang
merupakan awal dari konsep kapasitas kalor atau kalor spesifik. Dia merupakan
seorang guru yang terkenal. Sebagian besar muridnya di Glasgow mengikuti dia
ke Edinburg ketika pindah pada tahun 1766. Dia banyak melakukan penelitian
pada magnesia alba dan efek dari kalor. Dia juga merupakan seorang fisikawan
selama hidupnya. Kesehatannya tidak selalu baik, dia menderita masalah pada
paru-paru yang dideritanya dari semasa kanak-kanak k-kanak dan rematik pada
akhir masa hidupnya. Dia menjadi seorang vegetarian pada akhir masa hidupnya
dan meng hidupnya dan mengalami kekurangan vitamin D sejak dia pindah
negara. Dia tidak pernah menikah dan meninggal di Edinburg pada 6 Desember
1799 (Pudjaatmaka, 2002).
Orang-orang masih menyamakan pengertian suhu dan kalor sampai pada
pertengahan abad 18. Baru pada tahun 1760,  Joseph Black membedakan kedua
pengertian ini.. Suhu adalah sesuatu yang diukur pada termometerdan kalor
adalah sesuatu yang mengalir dari benda yang panas ke benda yang dingin untuk
mencapai keadaan t ke benda yang dingin untuk mencapai keadaan termal. Pada
tahun 1798, seorang ilmuwan amerika,Benjamin Thompson menyasingkan
definisi kalor sebagai fluida kalorik. Ia yang merupakan seorang anggota militer
mengamati bahwa ketika meriam menembakkan peluru, ada kalor yang
dihasilkan pada meriam. Berdasarkan pengamatannya, thompson menyimpulkan
bahwa kalor bukanlah fluida, tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang dilakukan
usaha yang dilakukan oleh kerja mekanis misalkan gesekan. Satu kalori
didefinikan mekanis misalkan gesekan. Satu kalori didefinisikan sebagai kan
sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 C
(Kholifudin, 2017).
2.2 Definisi
Kalorimeter merupakan sebuah alat yang didesain bisa mengisolasi sistem di
dalamnya sebagai akibatnya panas yg keluar berasal benda sama dengan panas
yg masuk ke air dan wadahnya. ada dua jenis kalorimeter, yaitu kalorimeter
larutan dan kalorimeter bom. Kalorimeter larutan merupakan alat yg
dipergunakan untuk mengukur jumlah kalor yg terlibat di reaksi kimia dalam
sistem larutan (Keenan, 1988).

Gambar 2.1 Kalorimeter Larutan


(sumber : dosenpendidikan)
Kalorimeter bom menurut adalah alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran sempurna dalam oksigen
berlebih suatu materi atau sampel tertentu. Sejumlah sampel ditempatkan pada
tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter),
dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam yang terpasang dalam
tabung. Kalorimeter jenis ini masih sulit dijumpai, bahkan di universitas
disebabkan harganya yang relatif mahal (Chang, 2004).
Gambar 2.1 Kalorimeter Bom
(sumber : Indigo Morie)
Pada proses pertukaran kalor dalam suatu sistem yang tersekat berlaku Azas
Black. Azas Black menyatakan “Jika dua benda dengan suhu yang berbeda
dicampur, maka benda yang suhunya lebih tinggi akan memberikan kalor pada
benda yang suhunya lebih rendah sehingga suhu akhir keduanya menjadi sama”.
Hal ini terjadi, karena jumlah kalor yang diserap (𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝) oleh benda yang
suhunya lebih rendah sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan (𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠)
benda bersuhu lebih tinggi , sehingga
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠=𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 (1)
Kalor yang berkaitan dengan perubahan suhu, besarnya adalah
𝑄=𝑚 𝑐 Δ𝑇 (2)
dengan m adalah massa benda, c adalah kalor jenis benda, dan ΔT adalah
perubahan suhu yang terjadi. Pernyataan suhu lebih tinggi atau lebih rendah
menyiratkan pengertian besar atau kecilnya kandungan energi di dalam benda,
sekaligus mengandung pengertian wujud benda gas, cair, atau padat. Pada titik
suhu dan tekanan perubahan wujud, kalor yang diserap atau dilepaskan akan
digunakan untuk mengubah wujud benda. Besarnya kalor yang berhubungan
dengan perubahan wujud bergantung pada massa benda (𝑚𝑒) dan nilai kalor
transformasi atau kalor laten:
𝑄=𝑚𝑒𝐿 (3)
dengan 𝐿 menyatakan kalor laten yang dapat berupa kalor peleburan, kalor
penguapan, atau kalor sublimasi.
Untuk memahami konsep konversi energi secara utuh, maka perlu dilakukan
pengujian percobaan, baik untuk menentukan besarnya kalor yang diserap
maupun yang dilepaskan. Pada saat menentukan besar kalor, perlu dihitung
secara pasti, besar perubahan suhu benda. Perubahan suhu benda yang dimaksud
bukan hanya perubahan suhu yang terukur, karena suhu benda berbeda dengan
suhu lingkungan. Suhu yang terukur tidak otomatis menyatakan suhu fisik
kalorimeter, karena suhu terukur merupakan resultan suhu kalorimeter dengan
pengaruh laju pendinginan atau pemanasan oleh lingkungan yang suhunya lebih
rendah atau lebih tinggi dari pada suhu kalorimeter (Yuningsih dkk., 2021).

2.3 Formula
Kenaikan suhu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor
yang diserap oleh benda. Jika sejumlah kalor [∆Q] menghasilkan perubahan
suhu benda sebesar [∆T], kapasitas kalor [C] didefinisikan sebagai :
∆Q
C= (2.1)
∆T
Satuan kapasitas kalor adalah J/K Banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menghasilkan perubahan suhu [∆T] ternyata sebanding dengan massa benda [m]
dan perubahan suhunya, banyaknya kalor tergantung pada jenis benda yang
dipanaskan atau didinginkan.
Q=mc ∆ T (2.2)
dimana besaran [c] adalah kalor jenis benda. Kalor jenis benda merupakan
karakteristik termal suatu benda yaitu kapasitas kalor per satuan massa dengan
satuan J/kg.K
c
c= (2.3)
m

Joseph Black mengukur kalor jenis suatu benda dengan meletakkan sebuah
benda pada keadaan kontak termal dengan benda lain yang kalor jenisnya sudah
diketahui. Misalnya benda yang akan diukur kalor jenisnya bermassa m1 dan
memilkik suhu awal T1. Suatu zat cair yang bermassa m2 yang suhu awalnya T2
ditempatkan dalam sebuah gelas, dan ditempatkan dalam suatu sistem tertutup
yaitu kalorimeter. Benda m1 dicelupkan ke dalam zat cair dan suhu campuran Tf
keduanya dicatat. Kalorimeter merupakan sistem tertutup. Tidak ada kalor yang
masuk maupun yang keluar dari dan ke dalam sistem . Banyaknya kalor yang
diserap oleh benda yang dingin yaitu benda m1 sama dengan banyaknya kalor
yang dilepas oleh benda yang panas m2 diperoleh persamaan

Qlepas =Qterima atau ∆Q 1=∆ Q2 (2.4)

Persamaan (4) disebut hukum kekelalan energi kalor atau azaz black yang
menyatakan bahwa kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepaskan
dengan persamaan;

m2 c2 ∆ T 2=m1 c1 ∆ T 1 (2.5)

m2 c2 ( T 2−T f ) =m 1 c 1 ( T f −T 1 )

Pada gambar 1 digambarkan grafik hubungan antara kalor [Q] dengan suhu [t],
jika suatu zat es pada suhu – diberi kalor akan mengalami kenaikan suhu (A),
kemudian mengalami perubahan wujud melebur (B), mengalami kenaikan suhu
pada bentuk air (C), mengalami perubahan wujud menguap (D), mengalami
kenaikan suhu pada uap air (E) (Banawi, 2013).

Nilai kapasitas panasnya/kalor kalorimeter dapat dihitung sebagai:

H k =(mk c k −m p c p) (2.6)

Menurut Yuningsih dkk.,( 2021) bahwa Ketika panas ditambahkan pada suatu
zat, atau diambil dari zat tersebut, terdapat dua kemungkinan yang terjadi pada
zat tersebut. Pertama terjadi perubahan suhu, dan kedua terjadi perubahan
wujud. Pada saat terjadi perubahan wujud, suhu zat akan konstan. Dalam
penelitian ini, es dengan massa e, yang diasumsikan berada pada suhu leburnya
yakni 0 oC (tekanan 70 cmHg) dicampurkan dengan air cair yang bermassa m
dan bersuhu 𝑇0 . Pencampuran terjadi dalam kalorimeter seperti yang disebutkan
di atas. Setelah semua es melebur menjadi air, suhu sistem menjadi 𝑇𝐴, yang
dalam pengamatan suhu 𝑇𝐴 ini merupakan suhu terendah selama proses
percobaan. Kalor yang dilepaskan oleh air dan kalorimeter adalah

Qlepas =mc ( T o−T a ) + H k ( T o−T a ) (2.7)

Sedang, kalor yang diterima oleh es adalah

Qserap =eL+ ec ( T A −0 ) =eL+ec T A (2.8)

dan jika persamaan (2.7) dan (2.8) disamakan, maka diperoleh kalor
peleburan es besarnya

L= {(mc+ H k )(T o−T a )/ e }−c T A (2.9)


BAB 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan Pada Praktikum Kalorimeter adalah sebagai
berikut:
1. Kalorimeter dan pengaduknya 1 buah
berfungsi untuk mengukur kalor jenis bahan dan kalor lebur es
2. Termometer 1000C 1 buah
berfungsi untuk mengukur perubahan suhu yang terjadi
3. Pemanas listrik 1 buah
berfungsi untuk memanaskan bahan yang akandimasukkan ke
kalorimeter
4. Kubus logam 1 buah
berfungsi sebagai bahan yang diukur untuk menentukan kalor jenis
bahan
5. Neraca 1 buah
Menghitung berat bahan yang dipakai
6. Es 1 buah
berfungsi sebagai bahan yang diukur untuk menentukan kalor lebur
7. Air 1 buah
Berfungsi sebagai media
3.2 Desain Eksperimen
Desain eksperimen pada praktikum Praktikum Getaran Selaras Pada Pegas
Dan Ayunan Sederhana adalah sebagai berikut:
1. Diagram Alir
Menentukan Kalor Jenis Bahan

Timbang kalorimeter dan pengaduk (mk) secara bersama-sama,


Timbanglah bahan (balok tembaga dan kuningan) yang akan ditentukan
kalor jenisnya sebagai mb
Isilah kalorimeter dengan air, kemudian timbang dan
catat sebagai mak maka ma= mak-mk

Masukkan kalorimeter ke dalam bejana pelindung, kemudian


tutuplah. Pasang termometer dan bacalah suhu awal air sebagai Ta.

Panaskan bahan tersebut di dalam pemanas hingga mencapai suhu tertentu


(minimal 750C). Catat suhu benda sebagai Tb, kemudian dengan cepat
masukkan ke dalam kalorimeter dan ditutup rapat-rapat.

Melalui pengaduk yang telah diberi isolasi, aduklah perlahan-lahan.


Suhu air perlahan-lahan akan naik kemudian turun lagi. Catat suhu
tertinggi yang diperoleh (Tc)

Ulangi percobaan di atas


(langkah 1 – 7) sebanyak 3 kali

Menentukan Kalor Lebur Es

Timbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat


sebagai mk.

Isilah kalorimeter dengan sejumlah air (± 2/3 volume


kalorimeter), kemudian timbang dan catat sebagai mak, maka
ma = mak – mk.
Panaskan air bersama kalorimeter tsb. Hingga
suhunya sekitar 700C. Catat sebagai Ta.

Timbang massa air, kalorimeter dan es tersebut (mc) sehingga


diperoleh massa es mes= mc – mak.

Angkat kalorimeter dengan cepat dan masukkan ke dalam


bejana pelindung. Masukkan sepotong es yang telah disiapkan
ke dalam kalorimeter, tutup rapat-rapat dan aduk pelan-
pelan.Catat suhu seimbang yang diperoleh sebagai Tc.

Ulangi langkah di atas untuk mendapatkan 3 kali pengulangan.

2. Prosedur Percobaan
Berikut adalah prosedur percobaan pada Kalorimeter :
a. Menentukan Kalor Jenis Bahan
Ditimbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat sebagai
mk. Diisi kalorimeter dengan air, kemudian timbang dan catat sebagai
mak maka ma= mak-mk.Dimasukkan kalorimeter ke dalam bejana
pelindung, kemudian tutuplah. Pasang termometer dan bacalah suhu
awal air sebagai Ta.Ditimbanglah bahan (balok tembaga) yang akan
ditentukan kalor jenisnya sebagai mb. Dipanaskan bahan tersebut di
dalam pemanas hingga mencapai suhu tertentu (minimal 750C). Dicatat
suhu benda sebagai Tb, kemudian dengan cepat masukkan ke dalam
kalorimeter dan ditutup rapat-rapat. Melalui pengaduk yang telah diberi
isolasi, aduklah perlahan-lahan. Suhu air perlahan-lahan akan naik
kemudian turun lagi. Catat suhu tertinggi yang diperoleh (Tc). Diulangi
percobaan di atas sebanyak 3 kali.Diulangi untuk jenis bahan yang
berbeda (balok kuningan).
b. Menentukan Kalor Lebur Es
Ditimbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat
sebagai mk. Diisi kalorimeter dengan sejumlah air (± 2/3 volume
kalorimeter), kemudian timbang dan catat sebagai mak, maka ma = mak –
mk. Dipanaskan air bersama kalorimeter tsb. Hingga suhunya sekitar
700C. Catat sebagai Ta. Diangkat kalorimeter dengan cepat dan
masukkan ke dalam bejana pelindung Dimasukkan sepotong es yang
telah disiapkan ke dalam kalorimeter, tutup rapat-rapat dan aduk pelan-
pelan. Dicatat suhu seimbang yang diperoleh sebagai Tc. Ditimbang
massa air, kalorimeter dan es tersebut (mc) sehingga diperoleh massa es
mes= mc – mak. Diulangi langkah di atas untuk mendapatkan 3 kali
pengulangan.
3. Variabel Eksperimen
Berikut adalah variabel eksperimen yang terdapat pada praktikum
Praktikum Getaran Selaras Pada Pegas Dan Ayunan Sederhana :
a. Variabel bebas
- Massa bahan, massa air, dan massa es
b. Variabel terikat
- Kalor jenis air dan Kalorimeter, kalor lebur es, massa benda dan
campuran
c. Variabel kontrol
- Suhu air panas dan dingin serta suhu campuran
3.3 Metode Analisis Data
1. Massa air dalam kalorimeter pada praktikum 1
ma=mak −mk
2. Massa es yang telah lebur pada praktikum 2 :
mes =mk −mak
3. Menentukan kalor jenis bahan (logam) :
(mk c k +ma c a )(T c −T a ) kal 0 kal 0
c b= , c k =0,21 ❑C , ca =1 C
mb (T c −T a ) gr gr ❑

∆ cb =

4. Menentukan kalor lebur es dan ralatnya :


√ ∑ (c b−c b)2
(N −1)

( mk c k +ma c a )( T a −T c ) −mes c a T c
c b=
mes

∆ L=
√ ∑ (L−L)2
(N−1)
5. Untuk merumuskan I, K dan AP gunakan persamaan berikut
∆ cb
I= × 100 %
cb
K=100 %−I
∆T
AP=1−log ( )
T
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Kalor jenis logam

No Nama Bahan Kalor Jenis c b dan ∆ cb (kal/oC)


1. Tembaga 0,0932±0,0015
2. Kuningan 0,0767±0,0129
3. Besi 0,1152±0,0059

Tabel 4.2 Kalor Lebur Es

No Nama Bahan Kalor Lebur L dan ∆ L (kal/oC)


1 Es (0,188600±0,016956). 104

4.2 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan dan dituliskan hasilnya dalam bentuk
tabel di atas, maka dapat diketahui jenis bahan berpengaruh terhadap kalor jenis
yang dihasilkan nantinya. Seperti yang dapat dilihat ditabel. Setiap bahan yang
berbeda menghasilkan besar kalor jenis yang bervariasi. Bahkan 1 bahan yang
sama juga memberikan perbedaan besar kalor jenis jika suhunya berbeda. Dari
tabel dapat dilihat yang memberikan hasil kalor jenis yang paling besar adalah
Besi, disusul kuningan dan terakhir tembaga.
Pada percobaan menentukan kalor jenis bahan suhu akhir mencapai hampir
setengah dari suhu awal, di mana suhu awalnya adalah 75oC . Dan suhu
akhirnya dari semua bahan hampir semuanya menunjukkan kisaran antar 34 oC
sampai paling besar 38oC. Suhu akhir yang paling besar dalam percobaan ini
adalah suhu dari besi pada pengulangan kedua yaitu 38oC. Sedangkan untuk
menentukan kalor lebur es, suhu akhirnya berkisar antara 50 oC sampai 53oC
dengan suhu awalnya 70oC. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu
pada benda akibat kalor, sebagai berikut:
1. Faktor kalor terhadap massa benda.
Semakin besar massa benda , maka semakin besar pula kalor yang diberikan
pada benda untuk menaikkan suhunya.
2. Faktor kalor terhadap jenis benda.
Untuk menaikkan suhu benda dilakukan dengan melihat dahulu jenis
bendanya, agar diketahui berapa suhu yang akan diberikan pada benda tersebut.
3. Faktor kalor pada suhu benda.
Kalor yang diberikan pada benda sama dengan kenaikkan suhu benda.
Semakin besar kalor yang diberikan pada benda tersebut maka semakin besar
pula kenaikan suhu pada benda tersebut. Kalor yang diberikan pada suatu benda
untuk menaikkan suhu bergantung pada massa benda, kalor jenis benda, dan
perubahan suhu benda.
Hasil praktikum ini bisa dibilang telah sesuai dengan Azas Black
yangberbunyi : “Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang
dilepaskan.” Di mana jumlah kalor yang dilepas oleh bahan baik besi, kuningan,
tembaga dan juga es sama dengan jumlah kaloryang diterima oleh air. Sehingga
akhirnya mencapai suhu tetap yangtidak berubah naik atau turun lagi.
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, Maka dalam Laporan Praktikum
Kalorimeter ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin mudah bahan mengahantarkan panas, maka kalor jenis bahan
tersebut semakin besar.
2. Perbandingan kalor jenis dengan tiga bahan berbeda hasilnya konstan,
kecuali pada tembaga yang selisihnya cenderung besar pada percobaan
pertama dan kedua.Hampir semua suhu akhir baik pada percobaan
menentukan kalor jenis maupun kalor lebur menghasilkan hampir
setengah dari suhu awal.
3. Praktikum kali ini, tentang kalor dapat dibilang telah sesuai dengan Azas
Black
5.2 Saran
Adapun saran yang didapat dari percobaan ini adalah:
1. Dalam melakukan pengukuran, dibutuhkan ketelitian yang lebih. Agar dalam
menentukan suatu hasil mendapatkan hasil yang hampir sama atau mendekati
dengan teori yang ada.
2. Pemeriksaan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan,
dikarenakan dapat memengaruhi hasil atau data yang akan didapat.
3. Praktikan harus teliti dalam memahami langkah-langkah yang ada dalam
percobaan ini seperti penentuan suhu campuran, pengontrolan massa air
panas agar mendapatkan hasil yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Banawi, A. 2013. BUKU Fisika dasar 1.Makassar : DUA SATU PRESS

Chang, R. 2004. Kimia Dasar Jilid 2. edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Giancoli dan C. Douglas.1997. Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Keenan. 1980.Fisika untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Kholifudin, M. Y. 2017. Metode grafik; solusi problematika azaz black. Jurnal


Riset dan Kajian Pendidikan Fisika. 4(2):54.

Muhsin, M. 2019. Application of talking stick learning model to improve


students’ positive attitude and learning achievement in the subject of heat.
Jurnal Pendidikan Fisika. 7(1):32–48.

Pudjaatmaka, A.H., 2002. Kamus kimia. PT Balai Pustaka.

Yuningsih, N., T. Refrigerasi, dan P. N. Bandung. 2021. Aplikasi koreksi newton


pada kondisi suhu lingkungan lebih besar daripada suhu kalorimeter ( kasus
penentuan kalor lebur es ). 4–5.

 
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai