Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kimia Dasar tentang Kesetimbangan Kimia.
Laporan Praktek Kimia Dasar ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan ini.
Terlepas dari itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan, baik dalam
segi susunan kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik agar penulis dapat memperbaiki Laporan Praktek Kimia Dasar
ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktek Kimia Dasar tentang Kesetimbangan Kimia
ini dapat bermanfaat untuk orang lain.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................... 1


BAB I Pendahuluan ........................................... 3
A. Dasar Teori ........................................... 3
B. Tujuan ........................................... 4
BAB II Landasan Teori ........................................... 4
BAB III Metode Kerja ........................................... 6
A. Alat ............................................ 6
B. Bahan ............................................ 6
C. Cara Kerja ............................................ 6
1. Praktikum I ........................................... 6
2. Praktikum II ........................................... 7
BAB IV Data dan Pembahasan ............................................ 7
A. Praktikum I ............................................. 7
B. Praktikum II ............................................. 7
BAB V Penutup ............................................. 12
A. Kesimpulan ............................................. 12
B. Saran ............................................. 12
Daftar Pustaka ............................................. 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

Kesetimbangan kimia adalah proses dinamis ketika reaksi kedepan dan reaksi balik terjadi
pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada setiap zat tinggal
tetap pada suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir dan mencapai satu
titik ketika konsentrasi zat-zat bereaksi dan produk tidak lagi berubah dengan berubahnya
waktu. Molekul-molekul tetap berubah dari pereaksi menjadi produk dan dari produk
berubah menjadai pereaksi, tetapi tanpa perubahan konsentrasinya (Stephen, 2002).

Salah satu fakta yang paling penting tentang reaksi kimia adalah bahwa semua reaksi kimia
vreversibel (dapat balik). Bilamana suatu reaksi kimia dimulai, hasil-hasil reaksi mulai
menimbun dan seterusnya akan bereaksi satu sama lain memulai suatu reaksi yang
kebalikannya. Setelah beberapa lama tercapailah kesetimbangan dinamis, yakni jumlah
molekul (atau ion) dari setiapzat yang terurai sama banyaknya dengan jumlah yang
terbentuk dalam satu satuan waktu.

Kondisi kesetimbangan kimia dapat diturunkan dari hukum aksi massa. Hukum ini mula-
mula dinyatakan oleh Guldberg dan Waage pada tahun 1867 dalam bentuk berikut :
“kecepatan suatu reaksi kimia pada suhu konstan adalah sebanding dengan hasil
konsentrasi za-zat yang bereaksi”.
A + B C + D

Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem kesetimbangan


homogen dan sistem kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen merupakan
kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai kesamaan fase. Sedangkan
kesetimbangan heterogen merupakan suatu kesetimbangan yang anggota sistemnya
mempunyai lebih dari satu fase (Keenan, 1991).

Dalam kesetimbangan, tanda panah rangkap ( ) mempertegas sifat dinamis dari


kesetimbangan fase. Gambaran dinamis yang sama digunakan untuk kesetimbangan kimia,
dimana ikatan-ikatan akan terputus atau terbentuk seiring dengan maju mundurnya atom-
atom diantara molekul-molekul reaktan dan prduk. Jika konsentrasi awal reaktan besar,
tumbukan antara molekul-molekulnya akan membentuk molekul-molekul produk. Sesudah
konsentrasi prosuk cukup banyak, reaksi kebalikannya (pembentukan reaktan dari produk)
mulai berlangsung. Saat mendekati keadaan kesetimbangan, reaksi maju dan balik akan
sama dan praktis tidak terjadi lagi perubahan konsentrasi dari reaktan atau produk (Oxtoby,
2001).

3
B. Tujuan

Untuk mengetahui pergeseran arah kesetimbangan.

BAB II
A. LANDASAN TEORI

Kesetimbangan kimia adalah proses dinamis ketika reaksi kedepan dan reaksi balik
terjadi pada laju yang sama tetaoi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada
setiap zat tinggal tetap pada suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir,
dan mencapai satu titik ketika konsentrasi zat-zat bereaksi dan prosuk tidak lagi
berubah dengan berubahnya waktu. Molekuk-molekul tetap berubah dari pereaksi
menjadi produk, dan dari produk menjadi pereaksi, tetapi tanpa perubahan netto
konsentrasinya.

Kebanyakan reaksi kimia berlangsung cesara reversible (dua arah). Ketika reaksi itu
baru mulai, proses reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun
ketika molekul produk telah terbentuk maka proses sebaiknya yaitu pembentukan
molekul reaktan dari molekul produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai
bila kecepatan reaksi tekanan (molekul produk) telah sama dengan kecepatan reaksi
ke kiri (pembentukan molekul reaktan) dan konsentrasi reaktan maupun konsentrasi
prosuk tidak berubah-ubah lagi (konstan). Jadi, kesetimbangan merupakan proses
yang dinamis (Purwoko, 2006 : 169).

Tetapan kesetimbangan Kp dan tetapan kesetimbangan Kc diberi harga dalam


konsentrasi-konsentrasi yang dinyatakan dalam mol per liter. Untuk suatu sistem
kesetimbangan yang melibatkan gas, pengukuran biasanya dilakukan terhadap
tekanan bukan konsentrasi. Dalam hal ini tetapan kesetimbangan dapat dihitung dari
tekanan parsial gas-gas. Tetapan yang dihitung dengan cara ini disebut Kp.(Nana,
2012).

Keadaan setimbang ini dapat dioengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :


1. Pengaruh Perubahan Suhu
Secara kualitatif pengaruh suhu dalam kesetimbangan kimia terikat langsung
dengan jenis reaksi eksoterm atau reaksi endoterm. Reaksi eksothermis adalah
reaksi bersifat spontan, tidak memerlukan energi melainkan justru menghasilkan
energi (H reaksi negatif), sedangkan endothermis adalah reaksi yang
membutuhkan energi/kalor untuk bisa bereaksi (H positif). Sistem kesetimbangan
yang bersifat eksothermis ke arah kanan dan endothermis ke arah kiri.

4
Jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan bergeser ke kiri, yaitu reaksi yang bersifat
endothermis. Sebaliknya bila suhu reaksi diturunkan maka reaksi akan bergeser
ke kanan yaitu reaksi yang bersifat eksothermis. Menaikkan suhu, sama artinya
kita meningkatkan kalor ataumenambah energi ke dalam sistem, konsdisi ini
memaksa kalor yang diterima sistem akan dipergunakan, oleh sebab itu reaksi
semakin bergerak menuju arah reaksi endoterm. Begitu juga sebaliknya.

2. Pengaruh Perubahan Tekanan atau Volume


Pada proses Haber reaksi terjadi dalam ruangan tertutup dan semua spesi adalah
gas. Sehingga perubahan tekanan dan volume hanya berpengaruh pada sistem
kesetimbangan antara fase gas dan gas. Sedang sistem kesetimbangan yang
melibatkan fase cair atau padat, perubahan tekanan dan volume dianggap tidak
ada.
Menurut hukum gas ideal, bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol
gas dan berbanding terbalik dengan volume. Jika tekanan diperbesar maka jumlah
mol juga bertambah, dan volume akan mengecil maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih kecil. Begitu juga sebaliknya
jika tekanan diperkecil maka jumlah mol juka akan kecil, dan volume akan besar
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih
besar (Anonim).

3. Apabila dalam sistem kesetimbangan homolog, konsentrasi salah satu zat di


perbesar, maka kesetimbangan akan bergeser kearah yang berlawanan dari zat
tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka
kesetimbangan akan bergeser ke pihak tersebut. Jika diencerkan dengan
perubahan air pada sistem, maka kesetimbangan bergeser pada jumlah molekul
terbanyak. (Maulana, 2013).

5
BAB III

METODE KERJA

1. ALAT DAN BAHAN

a. Alat-Alat Praktikum

1. Beaker Glass 200 ml


2. Beaker Glass 25 ml
3. Tabung Reaksi
4. Penjepit Tabung
5. Spirtus
6. Kaki 3
7. Kawat Kasa
8. Pipet Tetes
9. Gelas ukur 25 ml

b. Bahan

1. Larutan NaOH 2 M
2. Larutan K2Cr2O4 0.2 M
3. Larutan HCL 2 M
4. Aquadest
5. HCL Pekat
6. Larutan CoCL 0.2 M

2. Cara Kerja
PRAKTIKUM I
Kesetimbangan Kobalt (II) dan Klorida (Untuk mengetahui pengaruh suhu dan volume
terhadap kesetimbangan).
1. Memasukkan 1 ml larutan CoCL 0.2 M kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 1.5 ml larutan HCL Pekat
3. Menambahkan 1 ml Aquadest
4. Memanaskan larutan dalam pemanas air selama ± 3 menit
5. Mendinginkan larutan dalam air selama ± 3 menit.

6
PRAKTIKUM II
Kesetimbangan Kromat dan Dikromat (untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
terhadap sistem kesetimbangan)
1. Memasukkan 3 tetes larutan K2CrO4 0.2 M ke dalam tabung reaksi
2. Menambahkan 3 tetes HCL 2 M
3. Menambahkan 10-15 tetes NaOH 2 M

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

PRAKTIKUM I
A. Pengaruh Suhu dan Volume (Kobalt (II) dan Klorida)

Perlakuan Warna Arah Co2+ Cl- CoCl2 CoCl4


Pergeseran
Penambahan Pink –
Cl- ungu → ↓ ↑ - +
terang
Penambahan Pink
H2O Bening ← ↑ ↓ + -

Peningkatan Pink -
Suhu Ungu → ↓ ↑ - +
Muda
Penurunan Ungu
Suhu Muda – ← ↑ ↑ + -
Pink
Muda

 KETERANGAN (PRAKTIKUM I)

1. 1 ml CoCL2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi,lalu ditambahkan dengan larutan


HCL pekat sebanyak 1.5 ml. Kemudian kedua larutan ini bereaksi dan berubah warna
menjadi ungu pekat. Dari awal pewarnaan larutan CoCl2 berwarna pink muda bening,
dan HCL pekat berwarna bening.

7
2. Larutan campuran tersebut ditambahkan dengan aquadest sebanyak 1 ml, lalu warna
larutan kembali menjadi warna pink muda bening.
3. Memanaskan air didalam beaker glass, lalu memasukkan tabung reaksi sampai batas
larutan didalamya terendam air. ±2.5 menit, larutan berubah warna menjadi ungu
muda.
4. Lalu mendinginkan larutan tersebut kedalam air yang ada didalam beaker glass, dan
berubah warna menjadi pink muda bening kembali.

PRAKTIKUM II
B. Pengaruh Konsentrasi (Kromat dan Dikromat)

PERLAKUAN WARNA ARAH CrCu2 Cr2072

K2CrO4 Kuning ← ↑ ↓

K2CrO4 +
HCL Orange → ↓ ↑

K2CrO4 +
HCL + NaOH Kuning ← ↑ ↓

8
 Gambar Reaksi Praktikum I

1. warna larutan CoCl2

2. warna larutan HCL pekat

9
3. CoCl2 dan HCLpekat ditambahkan menjadi
warna ungu terang

4. larutan
ditambahkan dengan aquadest

10
5. larutan dipanaskan

6. larutan setelah mengalami pemanasan, kembali


menjadi warna ungu bening

7. larutan setelah dimasukan kedalam air untuk melewati


penurunan suhu

11
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penambahan konsentrasi pada larutan menyebabkan adanya pergeseran kesetimbangan.


Bila ke dalam reaksi suatu sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu komponennya
ditambah maa kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan ini, dan bila salah satu
komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.

B. Saran

 Agar lebih teliti lagi dalam penelitian atau pengamatan eksperimen praktikum
kimia
 Saling menjaga kebersihan ruangan lab maupun alat-alat praktek

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hajarfisika.com/2017/09/laporan-praktikum-kesetimbangan-kimia.html

13

Anda mungkin juga menyukai