Anda di halaman 1dari 25

1

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GANJIL

KOEFISIEN GESEK BAHAN

Nama Praktikan : Diaz Syafril Dwi Anggi

NIM : 211810201080

Fakultas/ Jurusan : MIPA/FISIKA

Hari/Tanggal : 08 November 2021

Nama Asisten : Izha Sepdianti

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
2

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
2.1 Sejarah......................................................................................................3
2.2 Definisi......................................................................................................3
2.3 Formula....................................................................................................5
BAB 3 METODE PRAKTIKUM.........................................................................8
3.1 Alat dan Bahan........................................................................................8
3.2 Desain Eksperimen..................................................................................8
3.3 Metode Analisis Data............................................................................12
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................15
4.1 Hasil........................................................................................................15
4.2 Pembahasan...........................................................................................19
BAB 5. PENUTUP...............................................................................................21
5.1 Kesimpulan............................................................................................21
5.2 Saran.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
LAMPIRAN..........................................................................................................23
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika merupakan salah satu dasar dari ilmu rekayasa dan teknologi yang
dapat mempengaruhi cara berpikir dalam menyelesaikan persoalan yang
berkaitan dengan fenomena-fenomena alam. Hal terpenting yang harus
diperhatikan dalam melakukan eksperimen fisika adalah set eksperimen yang
digunakan. Set eksperimen sangat menentukan hasil yang didapatkan pada suatu
penelitian salah satunya adalah set eksperimen di bidang miring untuk
menentukan kofisien gesek kinetis. Salah satu yang sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari adalah fenomena gesekan. Gaya gesek merupakan salah
satu topik yang menarik untuk dikaji dalam pembelajaran fisika . Gaya gesek
timbul akibat gerakan relatif antar dua permukaan yang bersinggungan sehingga
gerakan yang satu terhadap gerakan yang lain menjadi tidak leluasa dan
mengalami hambatan. Semakin besar gaya geseknya maka semakin lekat atau
kuat persinggungan tersebut . Gaya gesek dibedakan menjadi 2, yaitu gaya gesek
statis dan gaya gesek kinetis (Winingsih dan Hidayati, 2017).
Prinsip kerja “Koefisien Gesek Bahan” yaitu Pada percobaan ini dihitung
waktu yang diperlukan suatu balok untuk menempuh suatu lintasan. Hal tersebut
dilakukan untuk mendapatkan besar gaya gesek kinetis dengan menggunakan
variasi beban dan variasi sudut. Sedangkan untuk mendapatkan besar gaya gesek
statis dilakukan dengan mengubah-ubah sudut pada N percobaan.
Penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari-sehari seringkali dilakukan.
Dalam penerapan gaya gesek, tentu bukan hanya aspek yang menguntungkan
saja, tetapi besar kemungkinan gaya gesek juga menimbulkan aspek yang
merugikan. Gesekan selalu terjadi di kehidupan sehari-hari arena akan selalu ada
gesekan atau sentuhan baik dengan benda hidup maupun benda mati setiap
harinya. Saat berjalan terjadi gaya gesek antara sol sepatu dengan permukaan
jalan atau tanah. Apabila tidak ada gesekan antara kaki dengan tanah, maka besar
kemungkinan kita akan tergelincir saat berjalan.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada Praktikum Koefisien Gesek Bahan adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh permukaan balok terhadap semua percobaan ?
2. Bagaimana pengaruh penambah beban pada koefisien gesek statis dan
koeisien gesek kinetis pada masing masing percobaan ?
3. Bagaimana pengaruh sudut terhadap bidang miring terhadap koefisien
gesek bahan ?
1.3 Tujuan
Tujuan pada Praktikum Koefisien Gesek Bahan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh permukaan balok terhadap semua percobaan
2. Mengetahui pengaruh penambah beban pada koefisien gesek statis dan
koeisien gesek kinetis pada masing masing percobaan
3. Mengetahui pengaruh sudut terhadap bidang miring terhadap koefisien
gesek bahan
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum Praktikum Koefisien Gesek Bahan yang telah
dilakukan yaitu dapat menghitung pemuaian panjang suatu benda dan dapat
dijadikan kajian untuk penelitian penelitian selanjutnya. Adapun manfaat dari
praktikum “Koefisien Gesek Bahan” ini adalah pada kehidupan sehari-hari
dengan adanya gaya gesek mempermudah kita untuk melakukan berbagai
kegiatan, seperti berjalan atau bergerak, membakar kayu, mengendarai
kendaraan, dan lain sebagainya.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
Gesekan adalah gaya yang menahan gerakan relatif dan dapat terjadi pada
antarmuka antara benda, tetapi juga dapat terjadi di dalam benda. Konsep
koefisien gesekan pertama kali dirumuskan oleh Leonardo da Vinci. Guillaume
Amontons (1663-1705) dan Charles-Augustin Coulomb (1736-1806)
merumuskan hukum gesekan:
1. Gaya gesekan sebanding dengan beban normal (hukum Amonton
pertama)
2. Gaya gesekan tidak bergantung pada bidang kontak yang tampak (hukum
Amonton kedua)
3. Gesekan kinetik tidak bergantung pada kecepatan geser (hukum
Coulomb)
Menurut hukum Amonton kedua, koefisien gesekan adalah konstan untuk
sepasang bahan tertentu. Hukum yang diamati secara eksperimental ini dianggap
mendasar, namun baru-baru ini ditunjukkan bahwa hukum ini tidak selalu
dipatuhi dalam berbagai situasi. Hal ini terutama berlaku untuk kontak skala
nano, di mana ketiga hukum dapat dilanggar. Misalnya, gesekan graphene dapat
menunjukkan gaya gesekan terbalik - perilaku beban normal melanggar hukum
Amonton pertama. Hukum Amonton Kedua dan Coulomb tidak dipatuhi dalam
kontak ujung Atomic Force Microscope (AFM). Ditunjukkan bahwa dalam
kontak ujung AFM baik kecepatan geser dan area kontak nyata mempengaruhi
gaya gesekan (Halling, 1978).
2.2 Definisi
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi diantara dua benda yang yang saling
bersentuhan. Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau
arah kecenderungan benda akan bergerak. Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa gaya gesek adalah gaya yang disebabkan karena adanya gaya

3
4

yang berarah melawan gerak benda akibat sentuhan antara dua benda (Riyadi,
2019:8).
Secara mikroskopis, gaya gesek disebabkan oleh interaksi melalui
terbangunnya gaya ikat antara molekul-molekul yang berada dipermukaan suatu
benda dengan molekul-molekul pada permukaan benda yang lain ketika
keduanya saling bersentuhan. Benda yang dapat bersentuhan atau bergesekan ini
dapat berupa benda padat, cair, dan gas. Gaya gesek antar benda padat yang
dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah gesekan antara tanah dengan
sepatu yang kita pakai. Antara benda cair dan padat juga dapat terjadi gaya
gesek, misalya saat kita berenang, maka akan terjadi gaya gesek antara sang
perenang dengan air. Begitu pula gaya gesek antara benda padat dengan gas.
Misalnya gaya gesek yang terjadi pada pesawat terbang dan udara. Gaya gesek
memliki arah gerak yang berlawanan dengan kecenderungan benda yang
bergerak (Salim, 2017:51).
Gaya gesek dapat terjadi pada benda yang memiliki permukaan halus maupun
kasar. Semakin halus permukaan benda, maka semakin kecil gaya geseknya.
Sebaliknya, semakin kasar permukaan benda maka semakin besar gaya geseknya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya gaya dapat disebabkan oleh halus
atau kasarnya permukaan benda. Pada benda yang memiliki permukaan licin
tetap dapat terjadi gaya gesek meskipun sangat kecil (Sumarjono, 2005:70).

Gambar 2.1 Gaya Gesek


(sumber : Fitrianto dkk., 2015)
Menurut Lohat dan Alexander (2008:389), bahwa gaya gesek tentunya masih
dapat terbagi lagi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kondisi atau perbedaan
faktor yang ada di dalam gaya tersebut. Gaya gesek yang terjadi antara dua benda
padat dapat dibedakan menjadi dua macam gaya, yaitu:
5

a. Gaya Gesek Statis


Gaya gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan,
ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek statik. Dapat
dikatakan bahwa gaya gesek merupakan gaya yang timbul sejak benda
diberi gaya hingga sesaat sebelum benda mulai bergerak. Lambang
dari gaya gesek ini adalah fs. Gaya gesek statis yang maksimum sama
dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda dapat mulai
bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesek antara dua
permukaan akan berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil
agar benda bergerak dengan laju tetap.
b. Gaya Gesek Kinetis
Gaya gesek kinetik adalah gaya yang bekerja pada dua permukaan
benda yang bersentuhan ketika benda tersebut bergerak. Gaya gesek
kinetic memiliki lambing fk. Ketika sebuah benda bergerak pada
permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah
terhadap kecepatan benda.
2.3 Formula

Gambar 2.2 Diagram gaya pada bidang miring


(sumber : Humairo dkk., 2018)
Koefisien gesek statis
Ilustrasi pada gambar 2.2 menunjukkan bahwa ketika suatu benda yang
diletakkan pada bidang dengan kemiringan berada dalam keadaan diam, maka
pada kondisi tersebut gaya gesek statis (μs) yang bekerja pada benda sebanding
6

dengan komponen gaya berat benda pada arah sumbu . Jika sudut kemiringan
bidang diperbesar hingga mencapai tertentu dan benda tepat akan bergerak, maka
gaya gesek statis antar permukaan benda dan bidang mencapai nilai maksimum.
Perbandingan antara gaya gesek statis terhadap gaya normalnya ini merupakan
koefisien gesek statis (μs).
⃗f ⃗ 2.1
s max =μs N

Dengan ⃗
N adalah gaya normal yang diberikan permukaan bidang terhadap benda.
Dengan berdasarkan hukum I Newton untuk komponen pada arah diperoleh,
∑ F y =0
N=mgcos θ 2.2
dan komponen gaya pada arah x ,
∑ F y =0
mg sin θ−f s =0
mg sin θ=¿ μ s N ¿
mg sin θ=¿ μ s mg cos θ ¿ 2.3
Dengan demikian, diperoleh persamaan untuk menentukan koefisien gesek statis
(μs) yaitu,
μs =tan θ 2.4
Koefisien Gesek Kinetis
Ketika benda (gambar 2.2) kemudian meluncur dengan percepatan
sebesar , maka gaya gesek antara permukaan benda dan bidang berubah
menjadi gaya gesek kinetis. Perbandingan antara gaya gesek kinetis
dengan gaya normal mempunyai nilai yang relatif konstan dan disebut
sebagai koefisien gesek kinetis (μk). Dari hukum II Newton, komponen
gaya pada arah dapat diuraikan menjadi:
∑ F x=ma
mg sin θ−f k =ma
mg sin θ−¿ μ s mg cos θ=ma ¿
7

g¿ 2.5
Jika a adalah dv/dt maka diperoleh persamaan kecepatan, yaitu:

∫ dv=∫ g ¿
v=¿ 2.6
Persamaan (2.6) dapat didekati dengan regresi linear untuk grafik kecepatan benda
tiap satuan waktu, dengan gradien kemiringan A.
v= At +B 2.7

dimana
A=¿ 2.8
Maka nilai koefisien gesek kinetis (μk) dapat ditentukan dari persamaan,
A
μk =tan θ− 2.9
g cos θ
BAB 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Gambar 3.1 Desain alat percobaan praktikum koefisien gesek bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum Koefisien Gesek Benda
adalah sebagai berikut:
1. Benda dan bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya 1 buah
Berfungsi sebgaia bahan uji
2. Set alat bidang miring 1 set
Berfungsi untuk mempermudah melakukan percobaan
3. Neraca 1 buah
Menghitung berat benda yang diuji
4. Stopwacth 1 buah
Berfungsi untuk menghitung waktu benda dari titik awal ke titik acuan
5. Mistar 1 buah
Mengukur
6. Busur derajat 1 buah
Untuk mengukur besar sudut yang akan digunakan
7. Benang bol 1 buah
Berfungsi menghubungkan benda dengan pusat beban
3.2 Desain Eksperimen
Desain eksperimen pada praktikum Praktikum Pemuaian Panjang adalah
sebagai berikut:

8
9

1. Diagram Alir
Menentukan Koefisien Gesek Statis

START

Persiapan alat dan bahan uji

Ditimbang bahan yang diuji


dan dicatat massanya

Ditaruh diatas set alat pada kemiringan


awal 0o dan catat kemiringan yang
diperoleh disaat bahan yang diuji tepat
akan bergerak

Diulangi langakah diatast


sebanyak 5 kali

Diulangi 3
dengan
massa yang
berbeda.

Analisa data
10

Diberi beban 2 (dicatat


Kesimpulan
massanya) sehingga
sehingga system bergerak
Menentukan Koefisien
danGesek
dicatatKinetis
waktunya

START

diulangi langkah diatas


dengan beban yang berbeda

Persiapan alat dan bahan uji


(disusun seperti gambar 3.1)

Ditimbang beban 1 dan dicatat setelah itu


diletakkan pada posisi tertentu dan
dicatat 2 titik acuan pada jarak tertentu

Semua Langkah
diulangi untuk
beban, sudut dan
landasan yang
berbeda
11

Analisa data

Kesimpulan
2. Prosedur Percobaan
a. Menentukan Koefisien Gesek Statis
Bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya ditimbang, lalu
diatat massanya. Bahan diletakkan di atas bidang miring berlandasan
kayu dengan kemiringan awal 0°. perlahan-lahan kemiringan sudut
bidang miring diperbesar hingga bahan tepat akan meluncur turun.
Sudut bidang miring diukur. Langkah di atas dilakukan dan diulang
hingga mendapat 5 data pengamatan untuk massa pertama. Beban
yang telah diketahui massanya ditambahkan di atas bahan, kemudian
diulangi langkah-langkah sebelumnya untuk 3 kali penambahan
beban. Semua langkah tersebut diulangi untuk landasan bahan yang
berbeda.
b. Menentukan Koefisien Gesek Kinetis
Beban 1 ditimbang. Peralatan disusun seperti pada gambar 3.1
dengan kemiringan sudut 15°. benda 1 diletakkan dengan posisi
tertentu, lalu dicatat 2 titik acuan pada landasan, titik awal benda 1
dan titik lain pada jarak tertentu. Beban 2 diberi sedimikian rupa
sehingga system bergerak dipercepat. Waktu yang diperlukan benda
1 untuk bergerak dari titik awal ke titik acuan yang telah ditentukan
dicatat. Beban 2 ditikmbang dan dicatat massanya. Langkah-langkah
di atas diulang untuk beban yang berbeda. Semua langkah diulangi
untuk sudut kemiringan yang berbeda. Langkah-langkah tersebut
diulang ntuk beban landasan yang berbeda.
3. Variabel Eksperimen
Berikut adalah variabel eksperimen yang terdapat pada praktikum
Praktikum Pemuaian Panjang:
12

a. Variabel bebas
- Koefisien gesek statis = beban/massa dan permukaan balok
- Koefisien gesek kinetis = kemiringan sudut
b. Variabel terikat
- Koefisien gesek statis = nilai koefisien gesek statis
- Koefisien gesek kinetis = nilai koefisien gesek kinetis
c. Variabel kontrol
- Koefisien gesek statis = kemiringan sudut
- Koefisien gesek kinetis = beban dan landasan

3.3 Metode Analisis Data


1. Menentukan gaya normal
N=m. g .cos θ
2. Menentukan Koefisien gesek statis
μs =tan θ
3. Menentukan koefisien gesek kinetis

μk =
( 1
cos θ (( )( ) ))
m2
m2
a
+1 1− −1 −tan θ
g

Bila sudut θ=0o maka

μk = ( )( )
m2
m2
a
+1 1− −1
g
4. Menentukan gaya gesek statis
f s=μ s . N
5. Menentukan gaya gesek kinetis
f k =μk . N
6. Menentukan ∆ μs

7. Menentukan ∆ μk
μs=
√ ∑ (cos2 θ−sin2 θ)2
cos2 θ
13

μk=¿
√ ∑ (μk −μk )2
n−1

8. Menentukan ∆ f s

∆ f s=
√ ∑ (f s−f s )2
n−1

9. Menentukan ∆ f k

∆ f k=
√ ∑ (f k −f k )2
n−1

10. Menentukan kecepatan dan percepatan


v
a=
t
s
Vt =
t
11. Untuk merumuskan I, K dan AP gunakan persamaan berikut
∆ μs ∆ μk
I= × 100 % dan I = ×100 %
μs μk
K=100 %−I
∆ μs ∆ μk
AP=1−log( ) dan AP=1−log ( )
μs μk
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1 koefisien gesek statis permukaan kasar


Mb (kg) θo μs ± ∆ μs fs± ∆ fs
0,15663 30,6 0,5916± 0,0268 0,7820±0,0263
0,20663 33,6 0,6647± 0,0286 1,1215±0,0336
0,25663 37,2 0,7592± 0,0229 1,5219±0,0293
0,30663 41,4 0,8821± 0,0051 1,9889±0,0448
Tabel 4.2 koefisien gesek statis permukaan licin
Mb (kg) θo μs ± ∆ μs fs± ∆ fs
0,15663 30,6 0.5683± 0.0262 0.7588±0.0266
0,20663 33,6 0.7006± 0.0323 1.1624±0.0353
0,25663 37,2 0.8228± 0.0592 1.5971±0.0713
0,30663 41,4 0.9526± 0.0301 2.0742±0.0338
Tabel 4.3 koefisien gesek kinetis permukaan kasar
Landasan θo M2 (kg) ∆ μk μk ± ∆ μk fk ± ∆ fk
Kasar 15o 1,48280±
1,17161± 0,01375
0,0174
1,50182±
1,18664± 0,01375
0,0174
1,52499±
0,2 0,01375 1,20494± 0,01375
0,0174
1,51140±
1,19421± 0,01375
0,0174
1,48695±
1,17489± 0,01375
0,0174
0,25 0,24025 1,53061±
1,20938± 0,24025
0,30406
0,57280± 0,24025 0,72494±

14
15

0,30406
1,15567±
0,91314± 0,24025
0,30406
0,89622±
0,70814± 0,24025
0,30406
1,03761±
0,81985± 0,24025
0,30406
1,16760±
0,92256± 0,26788
0,33904
0,70537±
0,55733± 0,26788
0,33904
0,26788
0,50059±
0,3 0,39554± 0,26788
0,33904
0,26075±
0,20603± 0,26788
0,33904
0,79671±
0,62951± 0,26788
0,33904
20 o
1,33220±
1,08200± 0,02795
0,16287
1,31334±
1,06668± 0,02795
0,16287
1,39158±
0,2 0,02795 1,13023± 0,02795
0,16287
1,38365±
1,12378± 0,02795
0,16287
1,37524±
1,11696± 0,02795
0,16287
0,25 0,01329 1,74785±
1,41959± 0,01329
0,78089
1,43617± 0,01329 1,76826±
16

0,78089
1,78087±
1,44640± 0,01329
0,78089
1,75405±
1,42462± 0,01329
0,78089
1,78551±
1,45018± 0,01329
0,78089
1,79230±
1,45569± 0,12789
1,28231
1,95101±
1,58459± 0,12789
1,28231
1,56443±
0,3 0,12789 1,27062± 0,12789
1,28231
1,88749±
1,53300± 0,12789
1,28231
1,92706±
1,56514± 0,12789
1,28231
Tabel 4.4 koefisien gesek kinetis permukaan licin
Landasan θo M2 (kg) ∆ μk μk ± ∆ μk fk ± ∆ fk
Licin 15o 1,27383±
1,00649± 0,04257
0,25672
1,20603±
0,95292± 0,04257
0,25672
1,31954±
0,2 0,04257 1,04261± 0,04257
0,25672
1,33908±
1,05805± 0,04257
0,25672
1,24697±
0,98527± 0,04257
0,25672
0,25 0,09731 1,31941± 0,09731 1,66986±
0,54632
17

1,59329±
1.25891± 0,09731
0,54632
1,36555±
1,07897± 0,09731
0,54632
1,47581±
1,16608± 0,09731
0,54632
1,62089±
1,28072± 0,09731
0,54632
1,99925±
1,57967± 0,16007
1,3291
1,75843±
1,38939± 0,16007
1,3291
0,16007
2,06171±
0,3 1,62902± 0,16007
1,3291
1,56082±
1,23325± 0,16007
1,3291
1,92527±
1,52122± 0,16007
1,3291
20 o
1,32834±
1,07887± 0,01192
0,17206
1,35066±
1,09699± 0,01192
0,17206
1,34281±
0,2 0,01192 1,09061± 0,01192
0,17206
1,36883±
1,11175± 0,01192
0,17206
1,35066±
1,09699± 0,01192
0,17206
0,25 0,01682 1,77600±
1,44245± 0,01682
0,77916
1,45552± 0,01682 1,79210±
18

0,77916
1,73795±
1,41154± 0,01682
0,77916
1,75405±
1,42462± 0,01682
0,77916
1,76826±
1,43617± 0,01682
0,77916
1,77394±
1,44078± 0,44138
1,0774
1,56443±
1,27062± 0,44138
1,0774
1,82673±
0,3 0,44138 1,48365± 0,44138
1,0774
1,85836±
1,50934± 0,44138
1,0774
0,56799±
0,46132± 0,44138
1,0774

4.2 Pembahasan
Dalam Praktikum “Koefisien Gesek Bahan” ini praktikan berupaya untuk 
mengetahui koefisien Dan hal ini terbukti dalam percobaan yang telah dilakukan
meskipun terdapat sedikit perbedaan data yang saya dapat dari literatur
dibandingkan dengan hasil praktikum yang kami lakukan, hal tersebut bisa terjadi
karena faktor eksternal maupun internal berikut kami paparkan penjelasan
mengenai praktikum ini. Gaya gesek adalah gaya yang menahan gerak benda agar
benda itu dapat berhenti bergerak. Besar kecilnya gaya gesek sangat dipengaruhi
oleh permukaan benda yang bergesekan (kasar/ licin). Semakin licin permukaan
gaya gesek semakin kecil, dan begitu pula dengan permukaan yang kasar.
Semakin kasar permukaan gaya gesek semakin besar.
Pada praktikum “Koefisien Gesek Bahan” dipelajari cara mengukur koefisien
gesek statis (μs) dan koefisien gesek kinetis (μk) pada balok kayu. Diperoleh data
19

seperti pada tabel 4.1 dan 4.2 dari data pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa massa
beban yang bertambah tidak berpengaruh terhadap nilai koefisien gesek statis.
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa massa beban dan massa yang ditambahkan
berpengaruh pada nilai koefisien gesek kinetisnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa massa beban tidak berpengaruh pada nilai koefisien gesek statis suatu
bahan, tetapi berpengaruh terhadap nilai koefisien gerak kinetis bahan baik massa
bahan maupun massa beban yang diberikan.
Dari data yang diperoleh pada tabel 4.3 dan 4.4 , dapat dilihat bahwa variasi
sudut yang diberikan pada setiak percobaan menghasilkan nilai koefisien gesek
statis yang berbeda-beda. Semakin besar sudut bidang miring yang diberikan pada
percobaan, maka semakin besar pula nilai koefisien gesek statis yang diperoleh.
Sehingga dapat dikatakan bahwa besar sudut bidang miring sebanding dengan
nilai koefisien gesek statis. Hal ini membuktikan bahwa variasi sudut berpengaruh
terhadap nilai koefisien gesek statis dan menunjukkan bahwa besar sudut bidang
sebanding dengan nilai koefisien gesek statis.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah

1. Semakin licin permukaan gaya gesek semakin kecil, dan begitu pula
dengan permukaan yang kasar. Semakin kasar permukaan gaya gesek
semakin besar.
2. Massa beban tidak berpengaruh pada nilai koefisien gesek statis suatu
bahan, tetapi berpengaruh terhadap nilai koefisien gerak kinetis bahan baik
massa bahan maupun massa beban yang diberikan. Pada koefisien gesek
kinetis, massa beban sebanding dengan nilai koefisien gesek kinetis
sedangkan massa behan berbanding tebalik dengan nilai koefisien gesek
kinetis.
3. Variasi sudut berpengaruh pada nilai koefisien gesek statis. Semakin besar
sudutnya maka semakin besar pula nilai kofisien gesek statisnya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa besar sudut bidang sebanding dengan nilai
koefisien gesek statis.

5.2 Saran
Praktikum kali ini secara keseluruhan berjalan dengan baik dan
menyenangkan tanpa adanya suatu kendala apapun, namun untuk
mendapatkan hasil percobaan sesuai dengan harapan maka harus
dilakukan dengan teliti dan hati-hati, serta sebelum melakukan percobaan,
praktikan terlebih dahulu harus memahami dan mengetahui fungsi dari alat
dan bahan yang digunakan pada percobaan tersebut supaya mendapatkan
hasil yang maksimal.

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Fitrianto, M. B., Darmanto, dan S. Imam. 2015. PENGUJIAN KOEFISIEN


GESEK PERMUKAAN PLAT BAJA ST 37 PADA BIDANG MIRING
TERHADAP VISKOSITAS PELUMAS DAN KEKASARAN
PERMUKAAN. Momentum. 11(1):13–18.

Halliday, Resnick dan Walker. 2010. Fisika Dasar Jilid 1 Edisi 7. Jakarta:
Erlangga.

Halling, J. 1978. Friction Theories. Dalam Principles of Tribology. Editor J.


Halling. London: Macmillan Education UK.

Humairo, S., R. B. Astro, D. Amirudin, D. H. Mufida, dan S. Viridi. 2018.


Permukaan bahan pada bidang miring menggunakan aplikasi analisis video
tracker. Seminar Nasional Quantum. 25:132–138.

Lohat dan S. Alexander. 2008. Gaya Gesekan Gesekan Statis dan Kinetis. Jakarta:
Yudistira.

Riyadi dan Agus. 2019. Gaya dan Gerak. Semarang: Alprin

Salim, Astuti dan T. Suryani. 2017. Fisika Dasar 1. Yogyakarta: Deepublish

Sumarjono,dkk. 2005. Fisika Dasar 1. Malang: Universitas Negeri Malang

Winingsih, P. H. dan Hidayati. 2017. Eksperimen Gaya Gesek Untuk Menguji


Nilai Koefisien Gesekan Statis Kayu Pada Kayu Dengan Program Matlab.
Jurnal Science Tech. 3(2): 121–126.
LAMPIRAN

22
23

Anda mungkin juga menyukai