LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
UNIVERSITAS JEMBER
2022
i
DAFTAR ISI
i
BAB 1. PENDAHULUAN
Gaya gesek merupakan total vektor dari beberapa gaya yang bekerja antara
pemukaan atom suatu benda dengan permukaan atom dari benda yang lainnya.
Gaya gesek statis adalah suatu gaya yang bekerja untuk menyeimbangkan
posisi benda agar tidak bergerak. Benda yang diam jika diberikan gaya yang
besarnya magnitudonya lebih kecil daripada magnitude gaya gesek statis maka
benda kan tetap diam. Benda akan mulai bergerak ketika melampaui magnitudo
tertentu yang melebihi magnitudo gaya gesek statis. Gaya gesek yang arahnya
melawan arah gerak benda inilah yang disebut sebagai gaya gerak kinetis
(Halliday, 2015).
1
manusia. Gaya gesek pada kayu lontar dengan batu mempengaruhi desain
rumah tradisional Ammu Hawu (Kurniawan, 2018).
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum koefisien gesek bahan yaitu, sebagai berikut:
2
1.1.5 Mampu menghitung koefisien gesek static bahan (𝜇𝑠 ) berdasarkan
persamaan (8.3) untuk setiap massa beban yang berbeda dan mampu
memberi ralatnya.
1.1.6 Mampu menghitung koefisien gesek statis bahan untuk landasan yang
berbeda berikut ralatnya.
1.1.7 Mampu membandingkan dan memberi interpretasi anda tentang hasil pada
point (1) diatas.
1.1.8 Mampu menghitung koefisien gesek kinetic bahan (𝜇𝑘 ) berdasarkan
persamaan (8.4) untuk semua perlakuan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari laporan praktikum koefisien gesek bahan
adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman penulis.
Praktikan mampu menjelaskan pengaruh permukaan pada semua percobaan,
pengaruh beban yang digunakan terhadap koefisien gesek statis dan kinetis
pada praktikum kali ini, dan perbandingan hasil koefisien gesek kinetis.
Laporan ini juga diharapkan dapat membantu memcahkan masalah-masalah
yang berhubungan dengan koefisien gesek bahan. Laporan ini juga
diharapkan dapat membantu dalam perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Gaya gesek merupakan total vektor dari beberapa gaya yang bekerja antara
pemukaan atom suatu benda dengan permukaan atom dari benda yang lainnya.
Gaya gesek statis adalah suatu gaya yang bekerja untuk menyeimbangkan
posisi benda agar tidak bergerak. Jika sebuah benda yang diam diberikan gaya
yang besarnya magnitudonya lebih kecil daripada magnitude gaya gesek statis
maka benda kan tetap diam. Benda akan mulai bergerak ketika melampaui
magnitudo tertentu yang melebihi magnitudo gaya gesek statis. Gaya gesek
yang arahnya melawan arah gerak benda inilah yang disebut sebagai gaya gerak
kinetis (Halliday, 2015).
Gaya gesek statis, merupakan gaya yang timbul sejak benda diberi
gaya hingga sesaat sebelum benda mulai bergerak. Gaya gesek statis
maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda
dapat mulai bergerak (Hardiansyah, 2021).
Gaya gesek kinetis, merupakan gaya yang bekerja pada dua permukaan
benda yang saling bersentuhan ketika benda tersebut bergerak. Ketika
sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya esekan bekerja
berlawanan arah terhadap kecepatan benda (Hardiansyah, 2021).
4
Penentuan koefisien gesek dapat dilakukan dengan tiga cara. Benda yang
ditarik dengan katrol pada bidang datar, kedua benda yang meluncur pada bidang
miring, ketiga benda yang ditarik dengan katrol pada bidang miring. Cara kedua
cara kerja alat analog untuk menentukan koefisien gesek statis adalah dengan
mengangkat bidang luncur perlahan-lahan secara manual. Kemiringan tertentu,
benda yang terdapat di atas bidang akan meluncur. Benda meluncur, bidang luncur
berhenti bergerak. Tangen dari sudut ketika benda tepat akan bergerak adalah
koefisien gesek statis dua permukaan benda yang bersentuhan (Fitri, 2014).
5
BAB 3. METODE EKSPERIMEN
6
3.3 Variabel Eksperimen
Variable eksperimen praktikum koefisien gesek bahan yaitu, sebagai berikut :
a. Variabel Bebas
- Percobaan koefisien gesek statis : sudut (𝜃) dan tekstur
landasan bahan
- Percobaan koefisien gesek kinestis : sudut (𝜃), massa benda 2
(m2) dan tekstur landasan benda 2
b. Variabel Terikat
- Percobaan koefisien gesek statis : koefisien gesek statis (𝜇𝑠 )
- Percobaan koefisien gesek kinetis : waktu (t) dan koefisien gesek
statis (𝜇𝑘 ).
c. Variabel Kontrol
- Percobaan koefisien gesek statis : massa bahan (mb).
- Percobaan koefisien gesek kinetis : massa katrol (M), massa
benda 1 (m1) dan panjang lintasan bidang miring (S).
7
3.4 Flowchart
a. Menentukan Koefisien Gesek Statis
Mulai
Hasil
8
b. Menentukan Koefisien Gesek Kinetis
Mulai
Ditimbang beban 1
Diletakkan benda 1 pada posisi tertentu, dicatat 2 buah titik acuan pada
landasan, titik awal benda 1 dan titik lain pada jarak tertentu
Dicatat waktu yang diperlukan benda 1 untuk bergerak dari tiik awal ke titik
acuan yang telah ditentukan
Hasil
9
3.5 Metode Kerja
3.5.1 Menentukan koefisien gesek statis (𝜇𝑠 ).
1. Ditimbang bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya dan dicatat
massanya.
2. Diletakkan bahan di atas bidang miring berlandaskan kayu dengan
kemiringan awal 0°.
3. Diperbesar sudut kemiringan bidang miring secara perlahan-lahan
hingga bahan tepat mulai turun.
4. Diukur sudut yang dibentuk bidang miring dengan horizontal pada saat
bahan tepat mulai turun.
5. Diulangi langkah 2 sampai 4 sampai mendapatkan 5 data pengamatan untuk
massa pertama.
6. Ditambahkan beban yang telah diketahui massanya di atas bahan,
kemudian diulangi langkah 2 sampai 5 untuk 3 kali penambahan beban.
7. Diulangi langkah 1 sampai dengan 6 untuk bahan dengan landasan
yang berbeda.
3.5.2 Menentukan koefisien gesek kinetis (𝜇𝑘 ).
1. Ditimbang beban 1
2. Disusun peralatan seperti pada Gambar 3.2-1 , dengan kemiringan sudut
15°.
3. Diletakkan benda 1 pada posisi tertentu
4. Dicatat dua buah titik acuan pada landasan, dengan titik pertama
sebagai titik awal benda 1 dan titik lain pada jarak tertentu.
5. Diberi beban benda 2 (Gambar 3.2-1) sedemikian rupa sehingga sistem
bergerak dipercepat.
6. Dicatat waktu yang diperlukan benda 1 untuk bergerak dari titik awal ke
titik acuan yang telah ditentukan pada langkah 4.
7. Ditimbang beban benda 2 dan dicatat massanya
8. Diulangi langkah 1 sampai dengan 7 untuk beban benda 2 yang
berbeda.
9. Diulangi langkah 1 sampai dengan 8 untuk sudut kemiringan 20°.
10
10. Diulangi langkah 1 sampai 9 untuk beban dengan landasan yang
berbeda.
11
3.6 Metode Analisis Data
1. Table percobaan menetukan Koefisien Gesek Statis (μs).
12
2. Table percobaan menentukan Koefisien Gesek Kinetis (μk)
13
3.7 Ralat
Ralat yang digunakan untuk praktikum koefisien gesek bahan adalah:
a. Penulisan hasil ukur yang tepat
𝑥 = (𝑥̅± ∆𝑥) satuan atau 𝑥 = (𝑥̅satuan ± ∆𝑥 %)
∆𝑥
dengan ∆𝑥 % = [ ] 𝑥 100% (3.1)
𝑥̅
1. Bila n ≤ 10
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
∆𝑥 = √ (3.3)
(𝑛 − 1)
√∑(xi−x̅)2
2. Bila 𝑛 ≤ 10 ∆x = n
d. Ralat mutlak
∑(x − x̅)2
∆x = √ (n − 1)
; dimana n=jumlah pengukuran (3.5)
e. Keseksamaan (K)
K = 100% - I (3.6)
f. Jumlah angka penting (AP)
∆𝑥
AP = 1 − log (3.7)
𝑥
14
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut :
50 0.463±0.007 50 0.318±0.029
50 0.515±0.013 50 0.440±0.039
15
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan pengukuran koefisien gesek statis dan
koefisien gesek kinetic dari suatu bahan menggunakan bantuan set alat bidang
miring. Percobaan pertama adalah percobaan menentukan koefisisen statis bahan
dan percobaan kedua adalah percobaan menentukan koefisien kinetis bahan. Pada
percobaan pertama dan kedua diberi 2 perlakuan yang sama yaitu benda
diluncurkan dengan penampang/permukaan kasar dan licin. Hasil dari percobaan
menentukan koefisien gesek statis menunjukkan bawasannya semakin berat beban
yang diberikan maka nilai koefisien gesek statisya juga semakin besar. Begitu juga
percobaan menetukan koefisien gesek kinetik, semakin besar sudut yang diberikan
maka nilai koefisien gesek kinetiknya juga semakin besar. Perbandingan antara
nilai koefisien gesek statis pada bidang licin dan kasar menunjukkann bahwa nilai
koefisien gesek statis pada bisang licin lebih besar. Gaya gesek statis merupakan
gaya yang mempertahankan posisi benda sehingga agar benda tidak mudah
tergelincir pada bidang yang licin. Melihat dari nilai standar deviasinya yang kecil
menunjukkan bahwa percobaan sudah benar dan memang hasilnya sesuai dengan
teori.
Gaya gesek dapat terjadi pada benda yang memiliki permukaan halus
maupun kasar, semakin halus permukaan benda, maka semakin kecil gaya
geseknya. Berlaku juga sebaliknya, semakin kasar permukaan benda maka
16
semakin besar gaya geseknya. Dismpulkan bahwa gaya gesek dipengaruhi oleh
permukaan benda. Benda yang memiliki permukaan licin tetap dapat mengalami
gaya gesek meskipun sangat kecil.
Pada praktikum ini kita mengguakan benda yang meluncur pada bidang
miring sebagai cara untuk menentukan koefisien gesek kinetis bahan. Massa tidak
mempengaruhi karena hanya dipengaruhi oleh sudut yang dibentuk bidang miring
selama benda meluncur. Penentuan koefisien gesek dapat dilakukan dengan
tiga cara. Benda yang ditarik dengan katrol pada bidang datar. Benda yang
meluncur pada bidang miring. Benda yang ditarik dengan katrol pada bidang
miring. Ilustrasi dari ketiga cara tersebut adalah. Percobaan kali ini kita
menggunakan cara kedua untuk menentukan koefisien gesek statis bahan dan
cara ketiga untuk menentukan koefisien gesek kinetis bahan. Cara kedua cara kerja
alat analog untuk menentukan koefisien gesek statis adalah dengan mengangkat
bidang luncur perlahan-lahan secara manual. Kemiringan tertentu, benda yang
terdapat di atas bidang akan meluncur. Benda saat meluncur, bidang luncur
berhenti bergerak. Tangen dari sudut ketika benda tepat akan bergerak adalah
koefisien gesek statis dua permukaan benda yang bersentuhan.
17
BAB 5 KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat berdasarkan praktikum Koefisien Gesek Bahan
yaitu, sebagai berikut :
1. Gaya gesek adalaha gaya yang bekerja ketika ada benda yang saling
bersentuhan. Gaya gesek terbagi 2 yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek
kinetik.
2. Koefisein Gesek statis lebih besar pada bidang licin karena benda
berusaha mempertahankan posisinya agar tidak tergelincir.
3. Koefisien gesek kinetik juga semakin besar pada bidang licin karena
benda semakin mudah bergerak dan tidak ada yang menghalangi dna
mengurangi energi benda.
4. Koefisien gesek juga dipengaruhi oleh kemiringan atau sudut yang
dibentuk oleh bidang miring, semakin besar sudut yang dibentuk bidang
miring maka semakin besar pula nilai koefisien gesek benda.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum Koefisien Gesek Bahan ini yaitu, sebelum praktikum
dimulai alangkah lebih baik jika mempelajari dulu materi yang akan
dipraktikkan. Praktikan harus memahami dan mengetahui apa yang harus
dilakukan sebelum melakukan percobaan untuk mengurangi dan megantisipasi
kemungkinan kesalahan yang akan terjadi saat praktikum dilaksanakan.
Praktikum ini dilakukan beberapa kali pengulangan sehingga harus teliti dalam
menghitung pertmabhan panjang dan koefisien muai panajng. Saran yang terakhir
adalah bawasannya penulisan laporan harus sesuai data yang ada, berapapun
hasilnya harus ditulis tanpa memanipualsi data.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. 2016. Fisika dasar 1. Bandung : Institus Teknologi Bandung.
Fitri, M., Hufri, dan Yohandri. 2014. Pembuatan sistem penentuan koefisien gesek
Halliday. 2018. Physics, 7th Extended Editon. John Wiley and Sons, Inc.
25:132–138.
padamateri gaya gesek berbasis sensor ultrasonik. Jurnal Ilmu Fisika Dan
19
LAMPIRAN
s (m) 0,7
s (m) 0,7
s (m) 0,7
20
No M1 M2 t Ө° v a (m/s2) µk ∆µk I (%) K (%) AP µk ± ∆µk µ̄k w1 w2
1 168,59 50 1,36 20 0,515 0,378 -0,1016 1652,18 490
2 168,59 50 1,15 20 0,609 0,529 -0,1229 1652,18 490
3 168,59 50 1,35 20 0,519 0,384 -0,1024 0,01161 -11,25% 111,25% #NUM! 0.440±0.039 -0,1032 1652,18 490
4 168,59 50 1,45 20 0,483 0,333 -0,0952 1652,18 490
5 168,59 50 1,47 20 0,476 0,324 -0,0940 1652,18 490
1 168,59 100 1,15 20 0,609 0,529 0,1757 1652,18 980
2 168,59 100 1,05 20 0,667 0,635 0,1574 1652,18 980
3 168,59 100 1,5 20 0,467 0,311 0,2134 0,03076 16,92% 83,08% 1,77169 0.935±0.312 0,18184 1652,18 980
4 168,59 100 1,51 20 0,464 0,307 0,2141 1652,18 980
5 168,59 100 1,01 20 0,693 0,686 0,1485 1652,18 980
1 168,59 150 1,05 20 0,667 0,635 0,4526 1652,18 1470
2 168,59 150 0,97 20 0,722 0,744 0,4302 1652,18 1470
3 168,59 150 1,04 20 0,673 0,647 0,4501 0,01306 2,99% 97,01% 2,52501 1.904±0.165 0,43735 1652,18 1470
4 168,59 150 0,97 20 0,722 0,744 0,4302 1652,18 1470
5 168,59 150 0,95 20 0,737 0,776 0,4237 1652,18 1470
s (m) 0,7
21