Anda di halaman 1dari 23

KOEFISIEN GESEK BAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Oleh:

Nama / NIM : Nufusul A’ilah


Fakultas / Jurusan : MIPA / Fisika
Kelompok : 8
Asisten : Iffani De Seftiani
Koordinator Asisten : Andin Dwi Pertiwi
Tanggal Praktikum / Jam : 09 November / 14:20 – 17:00

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................i


BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
1.4 Manfaat ................................................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4
BAB 3. METODE EKSPERIMEN ...............................................................................6
3.1 Alat dan Bahan ....................................................................................................6
3.2 Desain Eksperimen ..............................................................................................6
3.3 Variabel Eksperimen ...........................................................................................7
3.4 Flowchart .............................................................................................................8
3.5 Metode Kerja ..................................................................................................... 10
3.6 Metode Analisis Data ......................................................................................... 12
3.7 Ralat ................................................................................................................... 14
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 15
4.1 Hasil ................................................................................................................... 15
4.2 Pembahasan ....................................................................................................... 16
BAB 5 KESIMPULAN................................................................................................ 18
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 18
5.2 Saran .................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 19
LAMPIRAN .............................................................................................................21

i
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika adalah ilmu tentang zat dan energi. Seperti panas, cahaya dan bunyi.
Fisika termasuk ke dalam ilmu pengetahuan alam yang mempelajari hal-hal yang
berkaitang dengan alam atau disebut fenomena alam. Fisika mempelajari gejala
alam yang tidak hidup atau materi dalam ruang dan waktu. Materi yang dapat
dipelajari dalam fisika ada banyak. Fenomena yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari adalah fenomena adanya gaya gesek. Gaya gesek sangat menarik
untuk dikaji. Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang diberikan pada
suatu benda sehingga mengalami perubahan kedudukan (Hardiansyah, 2021).
Gaya gesek dapat dinyatakan sebagai mekanisme gesekan antar dua permukaan
bersentuhan (Humairo, 2018).

Gaya gesek merupakan total vektor dari beberapa gaya yang bekerja antara
pemukaan atom suatu benda dengan permukaan atom dari benda yang lainnya.
Gaya gesek statis adalah suatu gaya yang bekerja untuk menyeimbangkan
posisi benda agar tidak bergerak. Benda yang diam jika diberikan gaya yang
besarnya magnitudonya lebih kecil daripada magnitude gaya gesek statis maka
benda kan tetap diam. Benda akan mulai bergerak ketika melampaui magnitudo
tertentu yang melebihi magnitudo gaya gesek statis. Gaya gesek yang arahnya
melawan arah gerak benda inilah yang disebut sebagai gaya gerak kinetis
(Halliday, 2015).

Fisika sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Fisika


sangat berguna bagi kehidupan apabila diwujudkan dalam bentuk hasil
teknnologi. Ilmu fisika menjadikan semua pekerjaan menjadi ringan karena
penerapan ilmu fisika yang diimplikasikan dalam teknologi yang canggih. Gaya
gesek merupakan kajian ilmu fisika yang pastinya memiliki manfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Pengereman kendaraan bermotor menggunakan prinsip
gaya gesek. Gaya gesek dalam sendi manusia yangmempengaruhi massa badan

1
manusia. Gaya gesek pada kayu lontar dengan batu mempengaruhi desain
rumah tradisional Ammu Hawu (Kurniawan, 2018).

Fisika dibutuhkan sebuah eksperimen. Eksperimen fisika berperan sangat


penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu
fisika. Pengembangan set eksperimen fisika banyak sekali baik secara analog
maupun digital. Set eksperimen yang banyak dijumpai salah satunya adalah
set eksperimen bidang miring untuk menentukan koefisien gesek bahan yang
dapat mempengaruhi gaya gesek. Penentuan keofisien gesek bahan dapat
dilakukan dengan tiga cara, pertama menggunakan balok yang ditarik dengan
katrol pada bidang datar, kedua balok yang meluncur pada bidang miring, ketiga
balok yang ditarik dengan katrol pada bidang miring (Abdullah, 2016).
Praktikum kali ini akan dilakukan percobaan menggunakan cara kedua dan ketiga,
yaitu menentukan keofisien gesek bahan dengan balok yang meluncur pada
bidang miring dan balok yang ditarik dengan katrol pada bidang miring.
Tujuannya agar praktikan dapat semakin paham mengenai gaya gesek.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah untuk praktikum kali ini yaitu, sebagai berikut:
1.1.1 Bagaimana menghitung koefisien gesek static bahan (𝜇𝑠 ) berdasarkan
persamaan (8.3) untuk setiapmassa beban yang berbeda dan bagaimana
ralatnya?
1.1.2 Bagaimana menghitung koefisien gesek statis bahan untuk landasan yang
berbeda berikut juga ralatnya?
1.1.3 Bagaimana membandingkan dan memberi interpretasi anda tentang hasil
pada point (1) diatas?
1.1.4 Bagaimana menghitung koefisien gesek kinetic bahan (𝜇𝑘 ) berdasarkan
persamaan (8.4) untuk semua perlakuan

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum koefisien gesek bahan yaitu, sebagai berikut:

2
1.1.5 Mampu menghitung koefisien gesek static bahan (𝜇𝑠 ) berdasarkan
persamaan (8.3) untuk setiap massa beban yang berbeda dan mampu
memberi ralatnya.
1.1.6 Mampu menghitung koefisien gesek statis bahan untuk landasan yang
berbeda berikut ralatnya.
1.1.7 Mampu membandingkan dan memberi interpretasi anda tentang hasil pada
point (1) diatas.
1.1.8 Mampu menghitung koefisien gesek kinetic bahan (𝜇𝑘 ) berdasarkan
persamaan (8.4) untuk semua perlakuan.

1.4 Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari laporan praktikum koefisien gesek bahan
adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman penulis.
Praktikan mampu menjelaskan pengaruh permukaan pada semua percobaan,
pengaruh beban yang digunakan terhadap koefisien gesek statis dan kinetis
pada praktikum kali ini, dan perbandingan hasil koefisien gesek kinetis.
Laporan ini juga diharapkan dapat membantu memcahkan masalah-masalah
yang berhubungan dengan koefisien gesek bahan. Laporan ini juga
diharapkan dapat membantu dalam perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Gaya gesek merupakan total vektor dari beberapa gaya yang bekerja antara
pemukaan atom suatu benda dengan permukaan atom dari benda yang lainnya.
Gaya gesek statis adalah suatu gaya yang bekerja untuk menyeimbangkan
posisi benda agar tidak bergerak. Jika sebuah benda yang diam diberikan gaya
yang besarnya magnitudonya lebih kecil daripada magnitude gaya gesek statis
maka benda kan tetap diam. Benda akan mulai bergerak ketika melampaui
magnitudo tertentu yang melebihi magnitudo gaya gesek statis. Gaya gesek
yang arahnya melawan arah gerak benda inilah yang disebut sebagai gaya gerak
kinetis (Halliday, 2015).

Menurut Hardiansyah (2021), gaya gesek dapat terjadi pada benda


yang memiliki permukaan halus maupun kasar. Tekstur permukaan semakin halus
permukaan benda, maka semakin kecil gaya geseknya, berlaku juga sebaliknya,
semakin kasar permukaan benda maka semakin besar gaya geseknya.
Kesimpulan, bahwa gaya gesek dipengaruhi oleh permukaan benda. Benda yang
memiliki permukaan licin tetap dapat mengalami gaya gesek meskipun sangat kecil.
Gaya gesek dapat terjadi pada zat padat, cair maupun gas. Gaya gesek pada benda
padat dibedakan menjadi dua berdasarkan perbedaan kondisi atau perbedaan faktor
yang ada dalam gaya tersebut. Macam gaya gesek pada benda padat ada dua yaitu,
sebagai berikut :

 Gaya gesek statis, merupakan gaya yang timbul sejak benda diberi
gaya hingga sesaat sebelum benda mulai bergerak. Gaya gesek statis
maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda
dapat mulai bergerak (Hardiansyah, 2021).
 Gaya gesek kinetis, merupakan gaya yang bekerja pada dua permukaan
benda yang saling bersentuhan ketika benda tersebut bergerak. Ketika
sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya esekan bekerja
berlawanan arah terhadap kecepatan benda (Hardiansyah, 2021).

4
Penentuan koefisien gesek dapat dilakukan dengan tiga cara. Benda yang
ditarik dengan katrol pada bidang datar, kedua benda yang meluncur pada bidang
miring, ketiga benda yang ditarik dengan katrol pada bidang miring. Cara kedua
cara kerja alat analog untuk menentukan koefisien gesek statis adalah dengan
mengangkat bidang luncur perlahan-lahan secara manual. Kemiringan tertentu,
benda yang terdapat di atas bidang akan meluncur. Benda meluncur, bidang luncur
berhenti bergerak. Tangen dari sudut ketika benda tepat akan bergerak adalah
koefisien gesek statis dua permukaan benda yang bersentuhan (Fitri, 2014).

5
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum koefisien gesek bahan
yaitu, sebagai berikut:

1. Benda dan bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya (1 buah) :


Digunakan sebagai sempel praktikum yang akan ditentukan koefisien
geseknya.
2. Set Alat bidang miring (1 buah) : Digunakan untuk mengukur koefisien
gesek bahan pada bidang miring .
3. Neraca (1 buah) : Digunakan untuk menimbang beban yang akan
diguanakn .
4. Stopwatch (1 buah) : Digunakan untuk menghitung waktu benda dari titik
awal menuju titik acuan .
5. Mistar (1 buah) : digunakan untuk mengukur jarak titik acuan .
6. Busur Derajat (1 buah) : Digunakan untuk mengukur sudut dari
kemiringan set alat bidang miring .
7. Benang Bol (1 buah) : Digunakan untuk menghubungkan beban dan
benda yang diukur koefisiennya melalui katrol.

3.2 Desain Eksperimen


Desain eksperimen praktikum koefisian gesek bahan yaitu, sebagai berikut :

Gambar 3.2-1 desain eksperimen praktikum koefisien gesek bahan

6
3.3 Variabel Eksperimen
Variable eksperimen praktikum koefisien gesek bahan yaitu, sebagai berikut :
a. Variabel Bebas
- Percobaan koefisien gesek statis : sudut (𝜃) dan tekstur
landasan bahan
- Percobaan koefisien gesek kinestis : sudut (𝜃), massa benda 2
(m2) dan tekstur landasan benda 2
b. Variabel Terikat
- Percobaan koefisien gesek statis : koefisien gesek statis (𝜇𝑠 )
- Percobaan koefisien gesek kinetis : waktu (t) dan koefisien gesek
statis (𝜇𝑘 ).
c. Variabel Kontrol
- Percobaan koefisien gesek statis : massa bahan (mb).
- Percobaan koefisien gesek kinetis : massa katrol (M), massa
benda 1 (m1) dan panjang lintasan bidang miring (S).

7
3.4 Flowchart
a. Menentukan Koefisien Gesek Statis

Mulai

Ditimbang bahan yang akan di tentukan koefisiennya dan dicatat massanya.

Diletakkan bahan diatas bidang miring berlandasan kayu dengan kemiringan


awal 0 .

Diperbesar sudut kemiringan bidang miring perlahan-lahan hingga bahan tepat


mulai meluncur turun. Diukur sudut yang dibentuk bidang miring dengan
horizontal pada saat itu.

Dilakukan langkah 2 dan 4 hingga mendapatkan 5 data pengamatan untuk


massa pertama

Ditambahkan beban pada bahan yang telah diketahui massanya, diulangi


langkah 2 sampai dengan 5 untuk 3 kali penambahan beban

Diulangi langkah 1 sampai dengan 6 untuk bahan landasan yang berbeda

Hasil

8
b. Menentukan Koefisien Gesek Kinetis

Mulai

Ditimbang beban 1

Disusun peralatan seperti gambar 3.2 dengan kemiringan sudut tertentu

Diletakkan benda 1 pada posisi tertentu, dicatat 2 buah titik acuan pada
landasan, titik awal benda 1 dan titik lain pada jarak tertentu

Diberi beban pada benda 2 sedemikian rupa sehingga sistem bergerak


dipercepat

Dicatat waktu yang diperlukan benda 1 untuk bergerak dari tiik awal ke titik
acuan yang telah ditentukan

Ditimbang benda 2 dan dicatat massanya

Diulangi langkah 1 sampai dengan 6 untuk beban yang berbeda

Diulangi langkah 1 sampai dengan 7 untuk sudut kemiringan yang berbeda

Diulangi langkah 1 sampai dengan 8 untuk beban landasan yang berbeda

Hasil

9
3.5 Metode Kerja
3.5.1 Menentukan koefisien gesek statis (𝜇𝑠 ).
1. Ditimbang bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya dan dicatat
massanya.
2. Diletakkan bahan di atas bidang miring berlandaskan kayu dengan
kemiringan awal 0°.
3. Diperbesar sudut kemiringan bidang miring secara perlahan-lahan
hingga bahan tepat mulai turun.
4. Diukur sudut yang dibentuk bidang miring dengan horizontal pada saat
bahan tepat mulai turun.
5. Diulangi langkah 2 sampai 4 sampai mendapatkan 5 data pengamatan untuk
massa pertama.
6. Ditambahkan beban yang telah diketahui massanya di atas bahan,
kemudian diulangi langkah 2 sampai 5 untuk 3 kali penambahan beban.
7. Diulangi langkah 1 sampai dengan 6 untuk bahan dengan landasan
yang berbeda.
3.5.2 Menentukan koefisien gesek kinetis (𝜇𝑘 ).
1. Ditimbang beban 1
2. Disusun peralatan seperti pada Gambar 3.2-1 , dengan kemiringan sudut
15°.
3. Diletakkan benda 1 pada posisi tertentu
4. Dicatat dua buah titik acuan pada landasan, dengan titik pertama
sebagai titik awal benda 1 dan titik lain pada jarak tertentu.
5. Diberi beban benda 2 (Gambar 3.2-1) sedemikian rupa sehingga sistem
bergerak dipercepat.
6. Dicatat waktu yang diperlukan benda 1 untuk bergerak dari titik awal ke
titik acuan yang telah ditentukan pada langkah 4.
7. Ditimbang beban benda 2 dan dicatat massanya
8. Diulangi langkah 1 sampai dengan 7 untuk beban benda 2 yang
berbeda.
9. Diulangi langkah 1 sampai dengan 8 untuk sudut kemiringan 20°.

10
10. Diulangi langkah 1 sampai 9 untuk beban dengan landasan yang
berbeda.

11
3.6 Metode Analisis Data
1. Table percobaan menetukan Koefisien Gesek Statis (μs).

12
2. Table percobaan menentukan Koefisien Gesek Kinetis (μk)

13
3.7 Ralat
Ralat yang digunakan untuk praktikum koefisien gesek bahan adalah:
a. Penulisan hasil ukur yang tepat
𝑥 = (𝑥̅± ∆𝑥) satuan atau 𝑥 = (𝑥̅satuan ± ∆𝑥 %)
∆𝑥
dengan ∆𝑥 % = [ ] 𝑥 100% (3.1)
𝑥̅

dimana 𝑥̅= hasil ukur dan ∆𝑥 = ralat


b. Nilai skala terkecil
Jika pengulangan hanya sekali
1
∆x = 2 nst (3.2)

Jika pengukuran sebanyak n kali, maka ∆𝑥 dicari dengan Standart Deviasi

1. Bila n ≤ 10
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
∆𝑥 = √ (3.3)
(𝑛 − 1)

√∑(xi−x̅)2
2. Bila 𝑛 ≤ 10 ∆x = n

c. Ralat relatif/Ralat nisbi (I)


∆x
I = [ ] x 100% (3.4)

d. Ralat mutlak
∑(x − x̅)2
∆x = √ (n − 1)
; dimana n=jumlah pengukuran (3.5)

e. Keseksamaan (K)
K = 100% - I (3.6)
f. Jumlah angka penting (AP)
∆𝑥
AP = 1 − log (3.7)
𝑥

g. Ralat pada pengukuran langsung dengan standar deviasi


𝑥1+𝑥2+𝑥3+⋯+𝑥𝑛
𝑥̅ = (3.8)
𝑛

14
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut :

a. Menentukan koifisien gaya gesek statis

Permukaan kasar Permukaan licin

Mb (kg) µs ± ∆µs Mb (kg) µs ± ∆µs

168,59 0.996±0.083 168,59 168,59

218,59 1.007±0.030 218,59 0.627±0.068

268,59 0.904±0.094 268,59 0.664±0.014

318,59 1.175±0.208 318,59 0.706±0.034

b. Menentukan koifisien gaya gesek kinetis

Permukaan kasar 15° Permukaan kasar 20°

Mb(kg) M2 µs ± ∆µs Mb(kg) M2 µs ± ∆µs

50 0.463±0.007 50 0.318±0.029

0,12828 100 0.931±0.080 0,12828 100 0.674±0.149

150 1.131±0.409 150 1.036±0.123

Permukaan licin 15° Permukaan licin 20°

Mb(kg) M2 µs ± ∆µs Mb(kg) M2 µs ± ∆µs

50 0.515±0.013 50 0.440±0.039

0,16859 100 1.129±0.090 0,16859 100 0.935±0.312

150 1.857±0.121 150 1.904±0.165

15
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan pengukuran koefisien gesek statis dan
koefisien gesek kinetic dari suatu bahan menggunakan bantuan set alat bidang
miring. Percobaan pertama adalah percobaan menentukan koefisisen statis bahan
dan percobaan kedua adalah percobaan menentukan koefisien kinetis bahan. Pada
percobaan pertama dan kedua diberi 2 perlakuan yang sama yaitu benda
diluncurkan dengan penampang/permukaan kasar dan licin. Hasil dari percobaan
menentukan koefisien gesek statis menunjukkan bawasannya semakin berat beban
yang diberikan maka nilai koefisien gesek statisya juga semakin besar. Begitu juga
percobaan menetukan koefisien gesek kinetik, semakin besar sudut yang diberikan
maka nilai koefisien gesek kinetiknya juga semakin besar. Perbandingan antara
nilai koefisien gesek statis pada bidang licin dan kasar menunjukkann bahwa nilai
koefisien gesek statis pada bisang licin lebih besar. Gaya gesek statis merupakan
gaya yang mempertahankan posisi benda sehingga agar benda tidak mudah
tergelincir pada bidang yang licin. Melihat dari nilai standar deviasinya yang kecil
menunjukkan bahwa percobaan sudah benar dan memang hasilnya sesuai dengan
teori.

Percobaan menentukan koefisien gesek kinetik menujukkan bahwa pada


bidang licin nilai koefisien gesek kinetiknya lebih besar. Benda yang berada pada
bidang licin lebih mudah menggelincir disbanding beda yang berada pada bidang,
hal ini sesuai dengan teori. Guratan-guratan kasar dapat menghambat pergerakan
dan mengurangi energi dari benda yang bergerak.

Tabel hasil menunjukkan bahwa semakin besar sudut yang diberikan


maka nilai koefisien baik statis maupun kinetiknya akan semakin besar pula. Nilai
koefisien bertambah seiring dengan kecuraman bidang miring yang terbentuk.
Gaya gesek statis akan semakin besar untuk mempertahankan posisinya dan gaya
gesek kinetis juga akan semakin besar karena lebih mudah meluncur.

Gaya gesek dapat terjadi pada benda yang memiliki permukaan halus
maupun kasar, semakin halus permukaan benda, maka semakin kecil gaya
geseknya. Berlaku juga sebaliknya, semakin kasar permukaan benda maka

16
semakin besar gaya geseknya. Dismpulkan bahwa gaya gesek dipengaruhi oleh
permukaan benda. Benda yang memiliki permukaan licin tetap dapat mengalami
gaya gesek meskipun sangat kecil.

Pada praktikum ini kita mengguakan benda yang meluncur pada bidang
miring sebagai cara untuk menentukan koefisien gesek kinetis bahan. Massa tidak
mempengaruhi karena hanya dipengaruhi oleh sudut yang dibentuk bidang miring
selama benda meluncur. Penentuan koefisien gesek dapat dilakukan dengan
tiga cara. Benda yang ditarik dengan katrol pada bidang datar. Benda yang
meluncur pada bidang miring. Benda yang ditarik dengan katrol pada bidang
miring. Ilustrasi dari ketiga cara tersebut adalah. Percobaan kali ini kita
menggunakan cara kedua untuk menentukan koefisien gesek statis bahan dan
cara ketiga untuk menentukan koefisien gesek kinetis bahan. Cara kedua cara kerja
alat analog untuk menentukan koefisien gesek statis adalah dengan mengangkat
bidang luncur perlahan-lahan secara manual. Kemiringan tertentu, benda yang
terdapat di atas bidang akan meluncur. Benda saat meluncur, bidang luncur
berhenti bergerak. Tangen dari sudut ketika benda tepat akan bergerak adalah
koefisien gesek statis dua permukaan benda yang bersentuhan.

17
BAB 5 KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat berdasarkan praktikum Koefisien Gesek Bahan
yaitu, sebagai berikut :

1. Gaya gesek adalaha gaya yang bekerja ketika ada benda yang saling
bersentuhan. Gaya gesek terbagi 2 yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek
kinetik.
2. Koefisein Gesek statis lebih besar pada bidang licin karena benda
berusaha mempertahankan posisinya agar tidak tergelincir.
3. Koefisien gesek kinetik juga semakin besar pada bidang licin karena
benda semakin mudah bergerak dan tidak ada yang menghalangi dna
mengurangi energi benda.
4. Koefisien gesek juga dipengaruhi oleh kemiringan atau sudut yang
dibentuk oleh bidang miring, semakin besar sudut yang dibentuk bidang
miring maka semakin besar pula nilai koefisien gesek benda.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum Koefisien Gesek Bahan ini yaitu, sebelum praktikum
dimulai alangkah lebih baik jika mempelajari dulu materi yang akan
dipraktikkan. Praktikan harus memahami dan mengetahui apa yang harus
dilakukan sebelum melakukan percobaan untuk mengurangi dan megantisipasi
kemungkinan kesalahan yang akan terjadi saat praktikum dilaksanakan.
Praktikum ini dilakukan beberapa kali pengulangan sehingga harus teliti dalam
menghitung pertmabhan panjang dan koefisien muai panajng. Saran yang terakhir
adalah bawasannya penulisan laporan harus sesuai data yang ada, berapapun
hasilnya harus ditulis tanpa memanipualsi data.

18
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. 2016. Fisika dasar 1. Bandung : Institus Teknologi Bandung.

Fitri, M., Hufri, dan Yohandri. 2014. Pembuatan sistem penentuan koefisien gesek

statis benda pada bidang miring secara digital berbasis mikrokontroler.

Pillar of Physics. 2:9–16.

Giancoli, D. C. 2019. PHYSICS : Principles with Application. New Jersey :Prentice

hall. Terjemahan oleh I. Hardiansyah. 2014. Fisika edisi ketujuh. Jilid 1.

Jakarta : Penerbit Erlangga.

Halliday. 2018. Physics, 7th Extended Editon. John Wiley and Sons, Inc.

Terjemahan oleh E. Sustini, S. Viridi, F. Iskandar dan F. A. Noor. 2018.

Fisika Dasar, Edisi Ketujuh Jilid I. Edisi 7. Jakarta : Erlangga.

Hardiansyah, I. W. 2021. Penerapan gaya gesek pada kehidupan manusia.

INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA. 10(1):67–70.

Humairo, S., R. B. Astro, D. Amirudin, D. H. Mufida, dan S. Viridi. 2018.

Analisis koefisien gesek statis dan kinetis berbagai pasangan permukaan

bahan pada bidang miring menggunakan aplikasi analisis video tracker.

25:132–138.

Kurniawan, W. dan D. E. Handayani. 2018. Pengembangan alat peraga fisika

padamateri gaya gesek berbasis sensor ultrasonik. Jurnal Ilmu Fisika Dan

Pembelajarannya (JIFP). 2(2):49–52.

19
LAMPIRAN

No M1 M2 t Ө° v a (m/s2) µk ∆µk I (%) K (%) AP µk ± ∆µk µ̄k w1 w2


1 128,28 50 0,85 15 0,824 0,969 -0,0067 1257,14 490
2 128,28 50 0,56 15 1,250 2,232 -0,1921 1257,14 490
3 128,28 50 0,99 15 0,707 0,714 0,0307 0,08666 ####### 233,02% #NUM! 0.463±0.007 -0,0651 1257,14 490
4 128,28 50 0,66 15 1,061 1,607 -0,1004 1257,14 490
5 128,28 50 0,73 15 0,959 1,314 -0,0573 1257,14 490
1 128,28 100 0,92 15 0,761 0,827 0,3836 1257,14 980
2 128,28 100 0,88 15 0,795 0,904 0,3692 1257,14 980
3 128,28 100 0,8 15 0,875 1,094 0,3335 0,0847 27,41% 72,59% 1,56209 0.931±0.080 0,30901 1257,14 980
4 128,28 100 0,6 15 1,167 1,944 0,1736 1257,14 980
5 128,28 100 0,72 15 0,972 1,350 0,2852 1257,14 980
1 128,28 150 0,63 15 1,111 1,764 0,5384 1257,14 1470
2 128,28 150 0,5 15 1,400 2,800 0,3009 1257,14 1470
3 128,28 150 0,56 15 1,250 2,232 0,4311 0,09532 21,92% 78,08% 1,65919 1.131±0.409 0,43489 1257,14 1470
4 128,28 150 0,61 15 1,148 1,881 0,5115 1257,14 1470
5 128,28 150 0,54 15 1,296 2,401 0,3925 1257,14 1470

s (m) 0,7

No M1 M2 t Ө° v a (m/s2) µk ∆µk I (%) K (%) AP µk ± ∆µk µ̄k w1 w2


1 128,28 50 0,68 20 1,029 1,514 -0,1776 1257,14 490
2 128,28 50 0,79 20 0,886 1,122 -0,1185 1257,14 490
3 128,28 50 0,8 20 0,875 1,094 -0,1142 0,03601 -28,12% 128,12% #NUM! 0.318±0.029 -0,1281 1257,14 490
4 128,28 50 0,73 20 0,959 1,314 -0,1474 1257,14 490
5 128,28 50 0,89 20 0,787 0,884 -0,0826 1257,14 490
1 128,28 100 0,7 20 1,000 1,429 0,1895 1257,14 980
2 128,28 100 0,79 20 0,886 1,122 0,2489 1257,14 980
3 128,28 100 0,78 20 0,897 1,151 0,2433 0,02327 10,17% 89,83% 1,99282 0.674±0.149 0,2289 1257,14 980
4 128,28 100 0,76 20 0,921 1,212 0,2314 1257,14 980
5 128,28 100 0,76 20 0,921 1,212 0,2314 1257,14 980
1 128,28 150 0,76 20 0,921 1,212 0,5949 1257,14 1470
2 128,28 150 0,74 20 0,946 1,278 0,5793 1257,14 1470
3 128,28 150 0,7 20 1,000 1,429 0,5439 0,03521 6,39% 93,61% 2,19451 1.036±0.123 0,55098 1257,14 1470
4 128,28 150 0,68 20 1,029 1,514 0,5238 1257,14 1470
5 128,28 150 0,67 20 1,045 1,559 0,5131 1257,14 1470

s (m) 0,7

No M1 M2 t Ө° v a (m/s2) µk ∆µk I (%) K (%) AP µk ± ∆µk µ̄k w1 w2


1 168,59 50 0,98 15 0,714 0,729 -0,0607 1652,18 490
2 168,59 50 1,05 15 0,667 0,635 -0,0479 1652,18 490
3 168,59 50 0,8 15 0,875 1,094 -0,1107 0,04023 -80,35% 180,35% #NUM! 0.515±0.013 -0,0501 1652,18 490
4 168,59 50 1,2 15 0,583 0,486 -0,0275 1652,18 490
5 168,59 50 1,5 15 0,467 0,311 -0,0035 1652,18 490
1 168,59 100 1,04 15 0,673 0,647 0,2372 1652,18 980
2 168,59 100 0,88 15 0,795 0,904 0,1940 1652,18 980
3 168,59 100 1 15 0,700 0,700 0,2283 0,02912 13,53% 86,47% 1,86857 1.129±0.090 0,21518 1652,18 980
4 168,59 100 1,06 15 0,660 0,623 0,2413 1652,18 980
5 168,59 100 0,83 15 0,843 1,016 0,1751 1652,18 980
1 168,59 150 0,78 15 0,897 1,151 0,4235 1652,18 1470
2 168,59 150 0,76 15 0,921 1,212 0,4112 1652,18 1470
3 168,59 150 0,7 15 1,000 1,429 0,3680 0,02839 6,92% 93,08% 2,16019 1.857±0.121 0,41056 1652,18 1470
4 168,59 150 0,82 15 0,854 1,041 0,4453 1652,18 1470
5 168,59 150 0,75 15 0,933 1,244 0,4047 1652,18 1470

s (m) 0,7

20
No M1 M2 t Ө° v a (m/s2) µk ∆µk I (%) K (%) AP µk ± ∆µk µ̄k w1 w2
1 168,59 50 1,36 20 0,515 0,378 -0,1016 1652,18 490
2 168,59 50 1,15 20 0,609 0,529 -0,1229 1652,18 490
3 168,59 50 1,35 20 0,519 0,384 -0,1024 0,01161 -11,25% 111,25% #NUM! 0.440±0.039 -0,1032 1652,18 490
4 168,59 50 1,45 20 0,483 0,333 -0,0952 1652,18 490
5 168,59 50 1,47 20 0,476 0,324 -0,0940 1652,18 490
1 168,59 100 1,15 20 0,609 0,529 0,1757 1652,18 980
2 168,59 100 1,05 20 0,667 0,635 0,1574 1652,18 980
3 168,59 100 1,5 20 0,467 0,311 0,2134 0,03076 16,92% 83,08% 1,77169 0.935±0.312 0,18184 1652,18 980
4 168,59 100 1,51 20 0,464 0,307 0,2141 1652,18 980
5 168,59 100 1,01 20 0,693 0,686 0,1485 1652,18 980
1 168,59 150 1,05 20 0,667 0,635 0,4526 1652,18 1470
2 168,59 150 0,97 20 0,722 0,744 0,4302 1652,18 1470
3 168,59 150 1,04 20 0,673 0,647 0,4501 0,01306 2,99% 97,01% 2,52501 1.904±0.165 0,43735 1652,18 1470
4 168,59 150 0,97 20 0,722 0,744 0,4302 1652,18 1470
5 168,59 150 0,95 20 0,737 0,776 0,4237 1652,18 1470

s (m) 0,7

21

Anda mungkin juga menyukai