Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


GERAK PROYEKTIL

Disusun oleh:
Juakem kemong
Kelompok 3
Anggota Kelompok : Juakem Kemong (231450029)
Ishak Maulana (231450062)
Maia Nurita Saridevi (231450028)
Nazwa Amanda Putri (231450022)
Kelas : Logistik 1
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas
Asisten Laboratorium : Muhammad Arya Rizky Pradana
Dosen Pengampu : Ferro Aji, M.Eng.
Agus Setiyono, M.Kom.

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI
DAN SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS

Cepu, Agustus 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rah
mat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan awal
mengenai “Gerak Lurus Berubah Beraturan”. Adapun tujuan dari disusunnya lapo
ran awal ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktik
um “Fisika Dasar”. Dalam penulisan laporan awal praktikum ini penulis mendapat
banyak sekali bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan ini, penulis
mengucapkan terima kasih pada:
1. “Ferro Aji, M.Eng.”, selaku dosen pada mata kuliah “Praktikum Fisika
Dasar”
2. “Agus Setiyono, M.Kom.”, selaku dosen pada mata kuliah “Praktikum
Fisika Dasar”
3. “Muhammad Arya Rizky Pradana”, selaku asisten laboratorium.
4. Rekan – rekan kelompok 3 dan semua pihak yang tidak dapat penulis se
butkan satu-persatu
Demikian laporan Awal Praktikum ini telah dibuat. Tentunya terdapat banyak keku
rangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adany
a kritik maupun saran yang membangun agar laporan akhir ini dapat menjadi lebih baik la
gi kedepannya.

Kelompok 3

(Juakem Kemong)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...........................................................................................2
1.3 Manfaat Praktikum.........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori.....................................................................................................3
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat..........................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................8
3.3 Prosedur Percobaan........................................................................................8
3.4 Rumus Perhitungan.........................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...................................................................................................16
5.2 Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1. Jarak Tembakan Tekanan Bola Satu Kali.........................................................8


Tabel 4. 2.Jarak Tembakan Bola Dua kali........................................................................10
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Grafik pada gerak proyektil..........................................................................3


Gambar 2. 2.Grafik pada GLB...........................................................................................4

1
BAB I
PENDAHULUAN

3.1 Latar Belakang


Dalam melakukan kegiatan pengukuran, kemampuan mata setiap individu memi
liki keterbatasan dalam melakukan pengukuran secara tepat. Hal itu mengakibatkan
banyak pengukuran mendapatkan hasil yang kurang akurat. Selain itu pengukuran G
erak Lurus Beraturan (GLB) secara manual cenderung lebih lambat dibandingkan m
engukur secara digital. Salah satu alat yang dapat membantu proses pencatatan wakt
u adalah stopwatch. Tetapi hasil dari pencatatan waktu menggunakan stopwatch mas
ih kurang akurat. Hal itu mengakibatkan beberapa individu yang tidak teliti cenderun
g melakukan pembulatan angka yang salah guna mempermudah pembacaan hasil pe
ngukuran. Pembuatan alat pencacah Digital Gerak Lurus Beraturan (GLB) ini hanya
sebatas membantu Praktikum Fisika untuk mendapatkan hasil yang akurat. Dengan
mengembangkan hasil tersebut, diharapkan alat yang akan peneliti buat dapat pula b
erfungsi dalam kehidupan sehari–hari. Hal itu dapat memanfaatkan hasil dari penguk
uran Gerak Lurus Beraturan (GLB). Dengan tujuan agar kita bisa melakukan penguk
uran secara digital dengan hasil yang akurat
3.2 Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Untuk meningkatkan kemampuan praktik mahasiswa
2. Mahasiswa dapat memahami Gerak Lurus Beraturan (GLBB) pada
Praktikum Fisika Dasar.
3. Mahasiswa dapat memahami grafik hasil praktikum Gerak. proyektil
3.3 Manfaat Praktikum
1. Dapat mengerti mengenai Gerak Proyektil
2. Dapat mempelajari grafik hasil praktikum mengenai Gerak proyektil
3. Dapat memahami maaf gerak prokyektil dalam kehdupan sehari-hari

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Gerak didefinisikan sebagai perubahan tempat atau kedudukan baik
hanya sekali maupun berkali-kali. Di dunia sains, gerak memiliki nilai
besaran skalar dan vektor. Kombinasi dari kedua besaran tersebut dapat
menjadi besaran baru yang disebut kecepatan dan percepatan. Gerakan pada
sebuah benda umumnya dipengaruhi oleh dua jenis energi, yakni energi
potensial dan energi kinetik.
Gerak lurus dapat dikelompokkan menjadi gerak lurus beraturan dan
gerak lurus berubah beraturan yang dibedakan dengan ada dan tidaknya
percepatan. Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek,
dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan,
dirumuskan : Vx = V0x = V0 cos α
Jika jarak dalam arah sumbu x dapat diperoleh dengan rumus
X = V.t
Keterangan:
Vx= Kecepatan ke arah sumbu X (m/s)
V0=Kecepatan awal (v0)
X=Jarak dalam arah sumbu X (m)
t= waktu (s)

Gambar 2. 1. Grafik pada gerak proyektil

3
Dalam fisika, kita mengenal istilah kecepatan dan kelajuan. Secara rumus
empiris kedua hal ini adalah sama, namun ada pengertian mendasar yang
membedakan. Kecepatan partikel adalah laju perubahan posisi terhadap waktu
( besaran vektor ). Sedangkan kelajuan adalah besar kecepatan atau harga
mutlak dari kecepatan (besaran scalar). Kelajuan rata-rata partikel didefinisikan
sebagai perbandingan jarak total yang ditempuh terhadap waktu total yang
dibutuhkan.

2.2 Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana
kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang
tetap,dirumuskan:
V=S/t
Keterangan:
V=Kecepatan sesaat (m/s)
S=Jarak perpindahan benda(m)
t=Waktu perpndahan benda(s)

Gambar 2. 2.Grafik pada GLB


Akibat
adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan
kuadratik. Percepatan sebuah partikel adalah laju perubahan terhadap waktu
(besaran vektor). Akibat percepatan yang timbul,dihasilkan rumusan baru
untuk jarak (s), kecepatan awal (vo) an kecepatan akhir (vt)

2.1 Mekanika klasik

4
mekanika klasik adalah teori tentang gerak yang didasarkan pada konsep massa dan g
aya serta hukum-hukum yang menghubungkan konsep fisis dengan besaran kinematika (p
erpindahan, kecepatan, dan percepatan). Semua gejala dalam mekanika klasik dapat diga
mbarkan hanya dengan tiga hukum sederhana yang dinamakan hukum Newton tentang ge
rak (Tipler, 1998: 89). Galileo menyimpulkan jika tidak ada gaya yang diberikan pada be
nda yang bergerak, benda itu akan terus bergerak dengan laju konstan pada lintasan yang
lurus, dan benda akan melambat hanya jika ada benda yang diberikan padanya. Berdasark
an penemuan ini, Isaac Newton (1642-1727) membangun teori geraknya yang terkenal da
n dirangkum dalam “Tiga Hukum Gerak” (Giancoli, 2001: 92)

∑𝐹 =0

Kecenderungan dari keadaan ini digambarkan dengan mengatakan


bahwa benda mempunyai kelembaman. Sehubungan dengan itu, hukum
pertama Newton seringkali dinamakan hukum kelembaman. Hukum
pertama dan kedua Newton dapat dianggap sebagai definisi gaya. Gaya
adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda
mengubah kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah
percepatan yang disebabkannya jika gaya itu adalah gaya satu-satunya
gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali
massa benda dengan besarnya percepatan. Sedangkan massa adalah sifat
instrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya terhadap percepatan
(Tipler, 1998: 91).

∑𝐹=𝑚.𝑎

Hukum ketiga Newton menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul


di alam semesta ini, tanpa keberadaan gaya lain yang sama dan
berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja pada
sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang
sama besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain
gaya selalu muncul berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang
muncul sendirian.

5
Faksi = -Faksi

Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran


suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama di setiap
titiknya. Jadi sebuah benda dapat dikatakan melakukan gerak
translasi (pergeseran) apabila setiap titik pada benda itu
menempuh lintasan yang bentuk dan panjangnya sama (Tipler,
1998: 13). Gerak translasi dibagi tiga yaitu gerak lurus, gerak
melingkar, dan gerak parabola. Berdasarkan kecepatannya gerak
lurus dibagi 2 yaitu:

Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda


yang lintasannya lurus dan kecepatannya tetap atau konstan
sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah
kelajuan kali waktu (Halliday, 2010: 19).

𝑠 = 𝑣. 𝑡
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda
pada lintasan lurus dengan kecepatannya berubah secara teratur tiap
detik. Perubahan kecepatan tiap detik disebut juga dengan
percepatan. Akibat adanya percepatan tetap, maka jumlah jarak
yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik (Giancoli,
2001: 31)

𝐼 = ∑ 𝑚𝑟2

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Tanggal : 24 Agustus 2023
Waktu : 07.30 s.d 10.00
Tempat : Laboratorium Fisika Fundamental PEM Akamigas
3.2 Alat dan Bahan
1. Pelontar bola
2. Bola
3. Penanda sudut
4. chrono sensors
5. spidol untuk warna bola
6. Sterofoam
7.Gelas
3.3 Prosedur Percobaan
1. Memasukan bola kedalam pelontar bola
2. Tekan bola sekali menggunakan batang penekan
3. Atur sudut pelontar bola
4. Lontarkan bola dengan menarik tuas penembak.
5. Ulangi penembakan untuk sudut yang sama sebanyak tiga kali.
6. Lakukan kembali penembakan untuk sudut
θ=200,250,300,350,400,450,500,550,600
7. Lakukan kembali praktikum untuk tekanan bola dua kali

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Tabel 4. 1. Jarak Tembakan Tekanan Bola Satu Kali

1 klik X 1 X 2 x3 X rata-

20 82 88 84
rata
84,67
V O=
√ x .g
2. sin θ .cos θ
35,92
25 93 97 102 97,33
35,92
30 109 109 110 109,33 35,17
35 144 144 116 114,67
34,58
40 144 116 116 115,33 33,87
45 120 114 114 116
33,71
50 144 113 110 112,33 33,43
55 105 105 104 104,67
33,03
60 86 87 86 86,33
31,25

A. Perhitungan pertama

1. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 84,67 . 9,8
2 .sin 20 ° . cos 20°
V 0=35,92

2. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 97,33 . 9,8
2 .sin 25 ° . cos 25°
V 0=35,28

8
3. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 109,33 . g
2 .sin 30 ° .cos 30°
V 0=35,17

4. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 114,67 . 9,8
2 .sin 35 ° .cos 35°
V 0=34,58

5. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 115,33. 9,8
2 .sin 40° . cos 40°
V 0=33,87

6. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 116 .9,8
2 .sin 45° . cos 45°
V 0=33,71

7. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 112,33 . 9,8
2 .sin 50 ° .cos 50°
V 0=33,43

8. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

9
V 0=
√ 104,67 . 9,8
2 .sin 55 ° .cos 55°
V 0=33,03

9. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 86,33 . 9,8
2 .sin 60 ° . cos 60 °
V 0=31,25

Tabel 4. 2.Jarak Tembakan Bola Dua kali

1 klk
X 1 X 2 X3
X rata-rata
V O=
√ x .g
2. sin θ .cos θ

20 136 133 133 134 45,19


25 159 152 152 154,33
44,11
30 174 174 175 174,33 43,52
35 183 180 182 181,67
43,52
40 188 187 188 187,67 43,21
45 188 191 188 189
43,03
50 183 186 187 185,33 42,94
55 179 180 181 180
43,32
60 161 160 160 160,33 42,59
B. perhtungan kedua

1. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 134 . 9,8
2 .sin 20 ° . cos 20°
V 0=45,19

2. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 154,33 . 9,8
2 .sin 25 ° . cos 25°

10
V 0=44,43

3. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 174,33 . g
2 .sin 30 ° .cos 30°
V 0=44,1

4. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 181,67 . 9,8
2 .sin 35 ° .cos 35°
V 0=43,52

5. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 187,67 .9,8
2 .sin 40° . cos 40°
V 0=43,21

6. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 189. 9,8
2 .sin 45° . cos 45°
V 0=43,03

7. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 185,33 . 9,8
2 .sin 50 ° .cos 50°
V 0=42,94

8. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

V 0=
√ 180 . 9,8
2 .sin 55 ° .cos 55°
V 0=43,32

9. V 0=
√ x .g
2 .sin θ . cos θ

11
V 0=
√ 860,33 . 9,8
2 .sin 60 ° . cos 60 °
V 0=42,59

4.2 Pembahasan
Tabel 4.1 (Jarak Tembakan Tekanan Bola Satu Kali):

 Data ini mencakup pengukuran jarak tembakan bola dengan satu kali klik
pada berbagai sudut tembakan.

 Setiap baris mewakili pengukuran pada sudut tembakan tertentu.

 Rata-rata jarak tembakan (X rata-rata) dihitung dari tiga pengukuran pada


setiap sudut.

 Nilai V₀ dihitung menggunakan rumus yang diberikan, dengan


menggunakan rata-rata jarak dan sudut tembakan.

Tabel 4.2 (Jarak Tembakan Bola Dua Kali):

 Data ini mencakup pengukuran jarak tembakan bola dengan dua kali klik
pada berbagai sudut tembakan yang sama dengan tabel sebelumnya.

 Seperti sebelumnya, rata-rata jarak tembakan (X rata-rata) dihitung dari


tiga pengukuran pada setiap sudut.

 Nilai V₀ dihitung ulang menggunakan rumus yang diberikan, dengan


menggunakan rata-rata jarak dan sudut tembakan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari data dan perhitungan yang telah Anda berikan, beberapa kesimpulan dapat
diambil:

12
1. Nilai rata-rata jarak tembakan (X rata-rata) pada umumnya meningkat seiring
dengan peningkatan sudut tembakan.
2. Nilai V₀ pada kedua tabel cenderung bervariasi, namun tidak terlihat ada pola
tertentu dalam hubungannya dengan sudut tembakan.

5.2 Saran
Pastikan bahwa semua pengukuran telah dilakukan dengan konsisten dan akurat.
Variabel seperti kekuatan tembakan, kondisi bola, dan lainnya harus dijaga konsis
tensinya.

13
DAFTAR PUSTAKA
I. Giancolli, Dauglas C.2001.Fisika Edisi v jilid II. Jakarta: Erlangga
II. Halliday dan Resnick dkk.1997. Fisika jilid 2 Edisi 3.Jakarta : Erlangga
III. Ahmad.2006. Fisika Until SMA/MA.Bandung: CV.YRAMAWIDYA
IV. Karim, Abd. Rahman, dkk. 2000. Fisika Dasar I. Makassar: Jurusa
n Fisika,
V. FMIPA
VI. UNM.Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 1 Ed
isi Ketiga Jakarta: Erlangga.
VII. Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Ji
lid 1 Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

(foto tugas dan pertanyaan*jika ada*)


(foto kegiatan saat praktikum)

Anda mungkin juga menyukai