Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FISIKA DASAR

DINAMIKA PARTIKEL
Dosen : ICHWAN NUGROHO SE., MM

Disusun Oleh :
MUHAMMAD NAUFAL BILAL SYAM

Kelas : 01TPLP032
Semester : 01 (satu)
Ruang : V. 324

Fakultas Teknik Informatika S1


Universitas Pamulang
Jalan Puspitek, Buaran, Kec. Pamulang, kota Tangerang Selatan, Banten
15310
Tahun Ajaran 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.

Dan taklupa juga kami sampaikan atas rasa terimakasih kepada orang tua
kita yang sudah mendukung dan menyemangati putra/putri nya dalam menuntut
ilmu serta dengan tulus ikhlas memberikan dorongan dan doa sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Fisika Dasar yang diamanatkan oleh dosen penulis. Yaitu Bapak Dosen
Ichwan Nughroho SE., MM. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun
dalam isi.

Pada kesempatan ini, Penulis juga ingin menyampaikan rasa terimakasih


kepada teman-teman maupun semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas ini, baik secara langsung maupun secara tidak langsung,

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis


yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini yang berjudul
Dinamika Partikel.

Penulis

8 Desember 2022
DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Metode Penulisan................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Dinamika : Gerak dan Gaya..................................................................................6
2.2 Hukum Newton Pertama......................................................................................7
2.3 Hukum Newton Kedua.........................................................................................8
2.4 Hukum Newton Ketiga.......................................................................................10
2.5 Berat Dan Massa................................................................................................12
2.6 Sistem Satuan Mekanika....................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................15
PENUTUP......................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................15
3.2 Saran..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membicarakan tentang Dinamika, sekarang kita berhubungan dengan


pertanyaan mengapa benda-benda bergerak sebegitu rupa. apa yang membuat
benda yang pada mulanya diam mulai bergerak? Apa yang mempercepat
atau memperlambat benda? Apa yang terlibat ketika benda bergerak
membentuk lingkaran? Kita dapat menjawab setiap pertanyaan tersebut
dengan mengatakan bahwa diperlukan sebuah gaya.

Berdasarkan intuisi, kita menggambarkan gaya sebagai semcam dorongan


atau tarikan terhadap sebuah benda. Ketika mendorong kereta belanja atau
mobil yang mogok. Kita memberikan gaya pada kereta atau mobil itu.
Ketika martil memukul paku, atau angin meniup daun-daun pada sebuah
pohon, berarti sebuah gaya sedang di berikan. Kita katakan sebuah bendah
jatuh karena gaya gravitasi.

1.2 Metode Penulisan

a) Metode internet, yaitu mengakses informasi melalui media


internet.
b) Metode pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data-data
berdasarkan pengetahuan, mencari beberapa masalah yang
berhubungan dengan materi ini sehingga terkumpul informasi
yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah ini.

1.3 Tujuan

a) Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menambah


wawasan dan pengetahuan kita tentang teori dinamika.
b) Untuk lebih memahami materi dinamika lebih dalam.
c) Untuk memenuhi tugas makalah yang di berikan.

1.4 Rumusan Masalah

Yang menjadi pokok masalah yang di kemukakan penulis sebagai

Sub Bab dalam masalah ini adalah:

1. Dinamika (Gerak Dan Gaya).


2. Hukum newton pertama.
3. Hukum newton kedua.
4. Hukum newton ketiga.
5. Berat dan massa.
6. Sistem satuan mekanika.
7. Hukum-hukum gaya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dinamika : Gerak dan Gaya

Gaya kita gambarkan sebagai tarikan dan dorongan contohnya ketika kita
mendorong mobil mogok, kita memberikan gaya pada mobil tersebut. Atau ketika
sebuah mesin mengangkat lift berarti sebuah gaya telah di berikan. Kita katakan
bahwa sebuah benda jatuh karena gaya gravitasi. Gaya tidak selalu menyebabkan
gerak. Sebagai contoh, anda bisa saja mendorong sebuah meja sekuat tenaga tetapi
meja tersebut tetap tidak bergerak.

Salah satu cara untuk mengukur besar (atau kekuatan) gaya ialah dengan
mengunakan neraca pegas. Biasanya nerca di gunakan untuk menimbang berat
sebuah benda, dengan istilah berat, yang dimaksud adalah gaya gravitasi yang
bekerja pada benda tersebut . neraca pegas, jika telah dikalibrasi dapat juga di
gunakan untuk mengukur jenis gaya yang lain. Sebuah gaya memiliki arah dan
besar, sehingga merupakan vektor. Kita dapat menyatakan gaya apapun pada
sebuah diagram dengan sebuah tanda panah, seperti yang kita lakukan dengan
kecepatan. Arah tanda panah tersebut merupakan dorongan atau tarikan, dan
panjangnya di gambarkan sebanding dengan besar gaya.

gaya yang berpengaruh di alam yaitu Gaya Elektromagnetik


(Electromagnetic Force), Gaya Gravitasi (Gravitation Force), Gaya Interaksi Kuat
(Strongth Force), Gaya Interaksi Lemah (Weak Force), Gara interaksi : gaya yang
ditimbulkan oleh suatu benda pada benda lain walaupun letaknya berjauhan. Gaya
gravitasi, gaya listrik, gaya magnet, Gaya kontak : gaya yang terjadi hanya pada
benda-benda yang bersentuhan. Gaya normal, gaya gesek dan gaya tegang tali

Gerak dinyatakan dalam besaran vektor r, v dan a, tanpa mempersoalkan


apa yang “menyebabkan” gerak tersebut. Sebagian besar pembahasan bersifat
geometris semata. Dalam pasal ini dan pasal berikut akan di bahas penyebab
gerak, pembahasan ini termasuk bagian mekanika yang disebut dinamika. Gerak
dari suatu partikel tertentu ditentukan oleh sifat dan susunan benda-benda lain
yang merupakan lingkungannya.

2.2 Hukum Newton Pertama

Isaac Newton dilahirkan di inggris dalam tahun kematian Galileo adalah


bangunan prinsip dari mekanika klasik. Beliau memberikan hasil dari ide Galileo
dan pendahulunya yang lain kepada buah nyata yang di ungkapkan dalam tahun
1686 dalam bukunya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, yang biasa di
kenal sebagai

Hukum Newton pertama sangat dekat dengan kesimpulan Galileo, hukum


tersebut menyatakan bahwa: “Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau
bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika di beri gaya total
yang tidak nol” Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan
diam atau gerak tetapnya pada garis lurus di sebut inersia. Dengan demikian
hukum Newton pertama sering disebut hukum inersia. Hukum Newton pertama
tidak berlaku pada setiap kerangka acuan. Sebagai contoh, jika kerangka acuan
anda tetap di dalam mobil yang dipercepat, sebuah benda seperti cangkir yang
diletakkan diatas dashboard mungkin bergerak kearah anda (cangkir tersebut tetap
diam selama kecepatan mobil konstan).

Kerangka acuan yang dimana hukum Newton pertama berlaku disebut


kerangka acuan inersia ( hukum inersia berlaku pada kerangka-kerangka acuan
trersebut ). Untuk sebagian besar masalah, kita biasanya dapat menganggap
bahwa krangka acuan yang terletak tetap di bumi adalah kerangka inersia. (hal ini
tidak tepat benar, karena disebabkan rotasi bumi, tetapi cukup mendekati).
Kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan relative terhadap
kerangka inersia juga merupakan kerangka acuan inersia. Kerangka acuan dimana
hukum inwersia tidak berlaku, seperti kerangtka acuan yang dipercepat di atas,
disebut kerangka acuan noninersia. Bagaimana kita bisa yakin bahwa sebuah
kerangka acuan adalh inersia atau tidak? Dengan memeriksa apakah hukum
Newton pertama berlaku. Dengan demikian hukum Newton pertama berperan
sebagai definisi kerangka acuan inersia.

Sebuah benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus
beraturan apabila resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol´. (Jika
∑ F = 0 Maka V = Tetap)

2.3 Hukum Newton Kedua

Newton mengunakan istilah massa sebagai sinonim jumlah zat. Pandangan


intuitif mengenai massa benda ini tidak terlalu tepat karena konsep “jumlah zat”
tidak terdefinisi dengan baik. Lebih tepat lagi, dapat kita katakana bahwa massa
adalah ukuran inersia suatu benda. Makin besar massa yang dimiliki sebuah
benda, makin sulit merubah keadaan geraknya. Lebih sulit menggerakkannya dari
keadaan diam, atau menghentikannya ketika sedang bergerak.

Untuk menyatakan ukuran secara luas dari konsep massa, kita harus
mendefinisikan suatu standar. Dalam SI satuan massa adalah kilogr4am (kg).
Istilah massa dan berat sering di kacaukan antara satu dengan yang lainnya, tetapi
adalah penting untuk membedakan keduanya. Massa adalah sifat dari benda itu
sendiri (yaitu ukuran inersia benda tersebut atau jumlah zatnya). Berat adalah
gaya,gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda. Untuk melihat
perbedaannya, misalkan kita membawa sebuah benda ke bulan. Benda itu hanya
akan mempunyai berat seperenam dari beratnya di bumi, karena gaya gravitasi
lebih lemah,tetapi massa akan tetap sama. Benda tersebut akan tetap memiliki
jumlah zat yang sama dan inersia yang sama karena tidak adanya gesekan.

Hukum Newton pertama menyatakan bahwa jika tidak ada gaya total yang
bekerja pada sebuah benda, benda tersebut akan tetap diam, atau jika sedang
bergerak akan tetap bergerak dengan laju konstan dalam garis lurus. Tetapi apa
yang terjadi jika sebuah gaya total diberiakan pada benda tersebut? Newton
berpendapat bahwa kecepatan akan berubah, suatu gaya total yang diberikan pada
sebuah benda mungkin menyebabkan lajunya bertamba. Atau, jika gaya total itu
mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak , gaya tersebut akan memperkecil
laju benda itu. Jika arah gaya total yang bergerak, maka arah kecepatannya akan
berubah (dan mungkin besarnya juga).

Karena perubahan laju atau kecepatan merupakan percepatan, dapat kita


katakan gaya total menyebabkan percepatan. Bagaimana sebenarnya hubungan
antara percepatan dan gaya? Pengalaman sehari-hari dapat menjawab pertanyaan
ini. Bayangkan gaya yang diperlukan untuk mendorong sebuah gerobak yang
gesekannya minimal . sekarang jika anda mendorong dengan pelan tetapi dengan
gaya yang konstan selama selang waktu tertentu, anda mempercepat gerobak
tersebut dari keadaan diam sampai laju tertentu, katakanlah 3 km/jam jika anda
mendorong dengan gaya dua kali lipat, anda akan mendapatkan bahwa gerobak
tersebut mencapai 3 km/jam dalam waktu setenga kali sebelumnya. Berarti
percepatan akan dua kali lipat lebih besar. Jika menggandakan gaya, percepatan
akan menjadi dua kali lipat pula. Jika melipat tigakan gaya percepatan juga
menjadi tiga kali lipat dan seterusnya.

Dengan demikian percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya


total yang di berikan. Tetapi percepatan juga bergantung pada massa benda. Jika
anda mendorong gerobak kosong dengan gaya yang sama seperti ketika anda
mendorong gerobak yang penuh, anda akan menemukan bahwa gerobak yang
penuh mempunyai percepatan yang lebih lambat makin besar massa makin kecil
percepatan, walaupun gayanya sama.

Hubungan matematisnya, seperti dikemukakan Newton, adalah percepatan


sebuah benda berbanding 5 terbalik dengan massanya. Hubungan ini ternyata
berlaku secara umum dan dapat dirangkum menjadi: “percepatan sebuah benda
berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik
dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja
padanya”. Ini adalah hukum gerak Newton kedua, bentuk persamaannya dapat di
tuliskan a = F ∑ m dimana a adalah percepatan, m adalah massa dan F merupakan
∑ gaya total. Symbol (huruf yunani “sigma”) berarti “jumlah ∑ dari”, F adalah
gaya, sehingga F ∑ berarti jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada
benda tersebut, yang kita definisikan sebagai gaya total.

Kita susun kembali persamaan ini untuk mendapatkan pernyataan yang


lebih kenal untuk hukum newton kedua: F = ma ∑ Hukum neweton kedua
menghubungkan antara deskripsi gerak dengan penyebabnya. Hukum ini
merupakan hubungan yang paling dasar pada fisika. Dari hukum Newton kedua
kita dapat membuat definisi yang lebih tepat mengenai gaya sebagai sebuah aksi
yang bisa mempercepat benda. Setiap gaya F adalah vektor yang memiliki besar
dan arah. Persamaan di atas merupakan persamaan vektor yang berlaku pada
semua kerangka acuan inersia.

Persamaan ini dapat di tuliskan dalzm bentuk komponen pada koordinat


persegi panjang sebagai berikut: F ∑ x = max, F ∑ ỵ = maỵ, F ∑ ź = maź, jika
gerak tersebut sepanjang satu garis(satu dimensi), kita bisa menghilangkan
indeks-indeks dan hanya menuliskan F = ma. ∑

2.4 Hukum Newton Ketiga

Hukum Newton kedua menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-


gaya memp[engaruhi gerak. Tetapi kita mungkin bertanya, darimana gaya-gaya
itu datang? Beberapa pengamatan membuktikan bahwa gaya yang diberikan
kesebuah benda selalu diberikan oleh benda lain.pada sebuah contoh ini, gaya
diberikan pada sebuah benda, dan gaya tersebut diberikan oleh benda lain.
Misalnya, gaya yang diberikan pada paku diberikan oleh martil. Tetapi Newton
menyadari bahwa hal ini tidak sepenuhnya seperti itu. Memang benar martil
memberikan gaya pada paku. Tetapi paku tersebut jelas memberikan gaya kembali
kepada martil, karena kecepatan martil tersebut dengan cepat di perkecil sampai
nol setelah terjadi kontak. Hanya gaya yang besarlah yang menyebabkan
perubahan kecepatan martil yang begitu cepat.

Dengan demikian kata Newton, kedua benda tersebut harus dipandang


sama. Martil memberikan gaya pada paku, dan paku memberikan gaya balik
terhadap martil. Ini merupakan inti dari hukum gerak Newton yang ketiga: “ketika
suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang
pertama”.

Hukum ini kadang kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap


aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. pernyataan ini memang benar.
Tetapi untuk menghindari kesalah pahaman, sangat penting untuk mengingat
bahwa gaya “aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda. Sebagai
bukti validitas hukum Newton ketiga, perhatikan bentuk tangan anda ketika
mendorong ujung meja. Bentuk tangan anda menjadi berubah, bukti nyata bahwa
sebuah gaya bekerja padanya. Kita bisa melihat sisi meja menekan tangan kita.
Mungkin bsa merasakan bahwa meja tersebut memberikan gaya pada tangan kita.
Makin kuat mendorong meja itu, makin kuat pula meja tersebut mendorong balik.

Bayangkan bagaimana kita berjalan. Seseorang mulai berjalan dengan


mendorong lantai dengan kakinya. Lantai kemudian memberikan gaya balik yang
sama dan berlawanan arah pada orang tersebut. dan gaya inilah yang
menggerakan orang tersebut kedepan. (jika meragukan akan hal ini, cobalah
berjalan pada permukaan es yang sangat licin). Dari contoh-contoh yang dibahas
di atas, jelas bahwa adalah sangat penting untuk mengingat pada benda yang mana
sebuah gaya diberikan dan oleh benda mana gaya tersaebut diberikan.

Intinya adalah bahwa gaya mempengaruhi gerak benda hanya jika


diberikan kepada benda tersebut. Gaya yang diberiakan oleh sebuah benda tidak
mempengaruhi benda tersebut, melainkan mempengaruhi benda lain yang diberi
gaya itu. Dengan demikian, untuk menghindari kebingungan, kedua kata kepada
dan oleh harus selalu digunakan dan digunakan secara hati-hati. Satu cara agar
tetap jelas mengenai gaya apa yang bekerja pada benda yang mana adalah dengan
mengunakan indeks ganda. Sebagai contoh, gaya yang diberikan pada Orang oleh
Lantai dapat di beri label Fol dan gaya yang diberikan pada lantai oleh orang
tersebut adalah Flo sebagaimana ditunjukan.dari hukum Newton ketiga: Fol = -
Flo Fol dan Flo memiliki besar yang sama, dan tanda minus mengingatkan kita
bahwa kedua gaya tersebut berlawanan arah.

Jika sebuah benda pertama memberikan memberikan gaya pada benda


kedua, maka pada saat yang sama benda kedua ini juga memberikan gaya pada
benda pertama dengan gaya yang sama besar tapi berlawanan arah. Menurut
bahasa yang dipermudah F aksi = -F reaksi. Sebuah buku terletak di atas meja.
Pada buku tersebut bekerja gaya Gravitasi dan gaya yang normal yang besar nya
sama tetapi arah nya berlawanan.

2.5 Berat Dan Massa

Berat sebuah benda adalah gaya gravitasi yang dilakukan oleh bumi
padanya. Berat termasuk gaya, karena itu ia merupakan besaran vektor. Arah dari
vektor ini adalah arah dari gaya gravitasi, yaitu menuju pusat bumi, besar berat
dinyatakan dengan satuan gaya, seperti misalnya pon atau Newton. Jika sebuah
benda bermassa m dibiarkan jatuh bebas, percepatannya adalah percepatan
gravitasi g dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat W. jika hukum
Newton kedua, F = ma, diterapkan pada benda yang sedang jatuh bebas, maka
diperoleh W = mg. baik W maupun g, keduanya adalah vektor yang mengarah ke
pusat bumi, karena itu dapat dituliskan : W = mg Dengan W dan g adalah besar
vektor berat dan vektor percepatan.

Telah kita lihat bahwa berat benda, yaitu tarikan kebawah oleh bumi pada
benda, adalah besaran vektor, sedangkan massa benda adalah besaran scalar.
Hubungan kuantitatif antara dan massa diberikan oleh W = mg. karena g berbed-
beda dari satu titik lain di bumi, maka W yaitu berat benda bermassa m, berbeda
juga untuk tempat yang berbeda. Jadi berat benda bermassa satu kilogram di
tempat yang memiliki g = 9,80m/s 2 adalah 9.80 N, di tempat dengan g = 9,78 m/s
2 , benda yang sama beratnya hanya 9.78 N.

Seringkali yang diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya.


Percepatan a yang dihasilkan oleh gaya F yang bekerja pada benda yang besar
beratnya W dapat diperoleh dengan menggabungkan persamaan. Jadi dari F = ma
dan W = mg. diperoleh: m = W/g sehingga F = (W/g)a besaran W/g memegang
peranan seperti m dalam persamaan F = ma dan sesungguhnya tidak lain daripada
massa benda yang beratnya sebesar W. sebagai contoh, orang yang beratnya 160
pon di tempat yang memiliki g = 32,0 kaki/s 2 memiliki massa m = W/g = (160
pon)/(32,0 kaki/s 2 )= 5,00 slug. Beratnya ditempat lain yang memiliki g = 32,2
kaki/s 2 adalah W = mg = (5,00 slugs) (32,2 kaki/s 2 ) = 161 pon.

2.6 Sistem Satuan Mekanika

Satuan gaya didefinisikan sebagai sebuah gaya yang menimbulkan satu


satuan percepatan bila dikerjakan pada stu satuan massa. Dalam bahasa SI, satuan
gaya adalah gaya yang akan mempercepat massa satu kg sebesar satu m/s 2 dan
seperti yang telah kita lihat, satuan ini disebut Newton (N). dalam sistem cgs
(centimeter, gram, sekon) satuan gaya adalah gaya yang mempercepat massa satu
g sebesar satu cm/s 2 satuan ini disebut dyne. Karena 1 kg = 10 3 g dan 1 m/s 2 =
10 2 cm/s 2 , maka diperoleh bahwa 1 N = 10 5 dyne.

Benda standar pon dapat dibandingkan dengan kilogram dan ternyata


massanya adalah 0,45359237 kg. percepatan gravitasi ditempat tertentu tersebut
besarnya 32.1740 kaki/s 2 . pon gaya dapat ditentukan dari F = ma sebagai gaya
yang mempercepat massa sebesar 0,45359237 kg dengan percepatan sebesar
32,1740 kaki/s 2 . Cara ini memungkinkan kita untuk membandingkan pon-gaya
dengan Newton.

Dengan mengingat bahwa 32,1740 kaki/s 2 sama dengan 9,8066 m/s 2 ,


kita peroleh: 1 pon = (0,45359237 kg)(32,1740 kaki/s 2 ) = (0,45359237 kg)
(9,8066 m/s 2 ) = 4,45 N. Satuan massa dalam sistem British engineering dapat
pula diturunkan, yaitu didefinisikan sebagai massa sebuah benda yang akan
mendapat percepatan 1 kaki/s 2 bila dikerjakan gaya 1 pon padanya. Satuan massa
ini disebut slug. Jadi dalam sistem ini: F [pon] = m [slug] x a [kaki/s 2 ]
Pon gaya adalah gaya yang menimbulkan percepatan gravitasi standar,
32,1740 kaki/s 2 pada standar pon. Nanti akan kita lihat bahwa percepatan
gravitasi berbeda-bed, teregantung kepada jarak dari pusat bumi, Karen itu
“perdepatan standar” diatas adalah harga pada jarak tertentu dari pusat bumi.
Satuan-satuan dalam F = ma (Sistem satuan adalah SI, cgs, BE) (Gaya : Newton
(N), dyne, pound (lb)) (Massa : kilogram (kg), gram (g), slug) (Perdebatan : m/ s2,
cm/ s2, kaki/ s2) Dimensi gaya sama dengan dimensi massa kali percepatan. Dalam
sistem yang menggunakan massa, panjang, dan waktu sebagai besaran dasar,
dimensi gaya adalah massa x panjang/waktu 2. atau MLT -2 disini kita akan
senantiasa menggunakan massa, panjang dan waktu, sebagai besaran dasar
mekanika.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a). Gaya kita gambarkan sebagai tarikan dan dorongan contohnya ketika kita
mendorong mobil mogok, kita memberikan gaya pada mobil tersebut. Atau ketika
sebuah mesin mengangkat lift berarti sebuah gaya telah di berikan. Kita katakan
bahwa sebuah benda jatuh karena gaya gravitasi. Gaya tidak selalu menyebabkan
gerak. Sebagai contoh, anda bisa saja mendorong sebuah meja sekuat tenaga tetapi
meja tersebut tetap tidak bergerak.

b). Gerak dinyatakan dalam besaran vektor r, v dan a, tanpa mempersoalkan apa
yang “menyebabkan” gerak tersebut. Sebagian besar pembahasan bersifat
geometris semata. pasal ini dan pasal berikut akan di bahas penyebab gerak,
pembahasan ini termasuk bagian mekanika yang disebut dinamika.

c). Gerak dari suatu partikel tertentu ditentukan oleh sifat dan susunan benda-
benda lain yang merupakan lingkungannya.

d). Hukum Newton pertama sangat dekat dengan kesimpulan Galileo,


hukum tersebut menyatakan bahwa: “Setiap benda tetap berada dalam keadaan
diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika di
beri gaya total yang tidak nol”

e). Hukum Newton kedua adalah : “percepatan sebuah denda berbanding lurus
dengan gaya totsl usng bekerja padanya dan berbanding terbalik
dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya”.

f). Hukum Newton yang ketiga: “ketika suatu benda memberikan gaya pada
benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar
tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama”. Hukum ini kadang
kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada reaksi yang
sama dan berlawanan arah”. pernyataan ini memang benar. Tetapi untuk
menghindari kesalah pahaman, sangat penting untuk mengingat bahwa
gaya “aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda.

g). Newton mengunakan istilah massa sebagai sinonim jumlah zat. Pandangan
intuitif mengenai massa benda ini tidak terlalu tepat karena konsep “jumlah zat”
tidak terdefinisi dengan baik. Lebih tepat lagi, dapat kita katakana bahwa massa
adalah ukuran inersia suatu benda. Makin besar massa yang dimiliki sebuah
benda, makin sulit merubah keadaan geraknya. Lebih sulit menggerakkannya dari
keadaan diam, atau menghentikannya ketika sedang bergerak.

3.2 Saran

Materi dinamika ini perlu dikaji lebih mendalam lagi, hal ini agar materi
tentang dinamika ini dapat dikuasai dengan sempurna oleh mahasiswa
sehingga mahasiswa dapat dengan mudah mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Finn, Edward J. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.


Alonso, Marcello. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
Giancoli, Douglas C. Fisika edisi 5. Jakarta: Erlangga
http://id.wikimedia.org/fisika/dinamika/09/dinamika
http://id.dinamika_partikel/fisika/09/
www.google.com/dinamika/2009

Anda mungkin juga menyukai